OPTIMASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA SEL SURYA MENGGUNAKAN METODA INCREMENTAL CONDUCTANCE BERBASIS MIKROKONTROLER
Optimizing of Maximum Power Point Tracker (MPPT) on Solar Cell By Using Incremental Conductance Method Based On Microcontroller
Proposal Tugas Akhir Mahasiswa Diploma III
Diajukan oleh : Banu Luthfan Aziz 131711039
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2015
OPTIMASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA SEL SURYA MENGGUNAKAN METODA INCREMENTAL CONDUCTANCE BERBASIS MIKROKONTROLER
Optimizing of Maximum Power Point Tracker (MPPT) on Solar Cell By Using Incremental Conductance Method Based On Microcontroller
Diajukan oleh : Banu Luthfan Aziz 131711039
Telah disetujui oleh :
Calon pembimbing I,
Agoeng Harjatmo Rahardjo, ST., MT
NIP.19661119 199903 1 001
Tanggal :
Calon pembimbing II,
Sri Utami, SST.,MT. NIP.19820226 201012 2 005
Tanggal :
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..................................................................................................... i DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv PENDAHULUAN ............................................................................ 1 I.1
Latar Belakang ...................................................................................1
I.2
Rumusan Masalah ..............................................................................2
I.3
Tujuan ................................................................................................2
I.4
Batasan Masalah.................................................................................2 LANDASAN TEORI .................................................................... 3
II.1
Sel Surya (Photovoltaic) ....................................................................3 Prinsip Kerja ...............................................................................3 Karakteristik sel surya ................................................................5 Modul sel surya ...........................................................................6
II.2
Maximum Power Point Tracking .......................................................7 MPPT statik ................................................................................7 Metoda Incremental Conductance ........................................ 8 Buck Converter ..................................................................... 9 Kendali PI ........................................................................... 11 Arduino ............................................................................... 12 METODOLOGI .......................................................................... 15
III.1
Studi Literatur ..................................................................................15
III.2
Diskusi dan Bimbingan ....................................................................15
III.3
Perancangan dan Pembuatan ............................................................15 Desain rancangan sistem kontrol : ............................................16 Skematik Sistem Kontrol ..........................................................17
Cara Kerja Sistem Kontrol ........................................................17 Rangkaian MPPT ......................................................................18 III.4
Simulasi Program .............................................................................18
III.5
Penerapan Algoritma ........................................................................18
III.6
Pengujian ..........................................................................................18
III.7
Tahap akhir.......................................................................................19
III.8
Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir .....................................................19
III.9
Lokasi Objek Tugas Akhir ...............................................................20
III.10 Rencana Anggaran Biaya .................................................................20 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21
ii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron) ................................................................................................ 4 Gambar 2 Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction ............... 5 Gambar 3 Grafik arus terhadap tegangan pada sel surya ................................. 5 Gambar 4 Grafik daya terhadap tegangan pada sel surya ................................ 6 Gambar 5 Flowchart algoritma INC ................................................................ 9 Gambar 6 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck ........................................ 10 Gambar 7 Mikrokontroller arduino ................................................................ 13 Gambar 8 Skematik MPPT ............................................................................ 17 Gambar 9 Rangkaian MPPT .......................................................................... 18
DAFTAR TABEL Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir...................................................... 19 Tabel 2 Tabel Rencana Anggaran Biaya........................................................ 20
iv
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Cahaya matahari merupakan energi yang sangat bermanfaat untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan manusia, selain pemanfaatan kalor dari cahaya matahari, sumber energi jenis ini juga berpotensi sangat besar untuk menjadi pembangkit listrik yang meninggalkan jejak karbon (carbon footprint) sangat rendah. Hal inilah yang menjadi alasan semakin gencarnya penelitian mengenai pengembangan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Permasalahan yang timbul pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah fluktuatifnya radiasi cahaya matahari yang menyinari panel surya, hal ini tentu berdampak pada daya keluaran panel surya. Panel surya memiliki karakteristik yang dapat kita amati melalui kurva I-V, bentuk dari kurva ini tidaklah linier dan memiliki daya maksimum pada titik tertentu yaitu Maximum Power Point (MPP). Maximum Power Point (MPP) merupakan koordinat dari Vmpp dan Impp (tegangan dan arus keluaran panel surya). Dengan memanfaatkan karakteristik dari sel surya inilah penulis bermaksud untuk mengoptimalkan fungsi Maximum Power Point Tracker (MPPT) statis untuk menghindari penggunaan daya yang cukup besar dibandingkan menggunakan MPPT dinamis. Algoritma yang penulis gunakan untuk mengoptimalkan kinerja adalah algorithma Incremental Conductance (IC) yang mencari MPP dengan memanfaatkan pembacaan tegangan dan arus keluaran panel surya sehingga panel surya dapat selalu menghasilkan daya keluaran maksimal pada nilai iradiasi serendah apapun selama terdapat cahaya matahari yang menyinari panel surya. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk memilih judul OPTIMASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA SEL SURYA MENGGUNAKAN
METODA
INCREMENTAL
CONDUCTANCE
BERBASIS MIKROKONTROLER
1
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam optimasi MPPT menggunakan metoda Incremental Conductance berbasis mikrokontroler ini adalah : 1. Menerjemahkan algoritma Incremental Conductance (INC) kepada bahasa yang digunakan oleh Mikrokontroler.
I.3
Tujuan
Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah : 1. Menerapkan algoritma INC pada rangkaian MPPT untuk panel surya. 2. Melakukan pengujian untuk Algortima MPPT yang telah diterapkan.
I.4
Batasan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis membatasi masalah yang dibahas, yaitu: 1. Rangkaian MPPT yang digunakan adalah rangkaian MPPT Tugas Akhir tahun 2015 2. Metode penjejak yang digunakan adalah metode Incremental Conductance 3. Kendali PI digunakan sebagai pengatur Duty Cycle PWM 4. DC-DC Converter yang digunakan adalah Buck Converter 5. Posisi panel surya statis. 6. Pembebanan menggunakan beban resistif. 7. Alat ini mengatur tegangan keluaran panel surya sehingga daya panel surya berada pada daya maksimumnya.
2
LANDASAN TEORI
II.1 Sel Surya (Photovoltaic) Sel surya adalah suatu perangkat yang mampu mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan mengikuti prinsip fotovoltaik, yaitu adanya energi foton pada panjang gelombang tertentu akan mengeksitasi sebagian elektron pada suatu material ke pita energi yang lebih luar. Panel surya adalah perangkat rakitan sel-sel fotovoltaik yang mengkonversi sinar matahari menjadi listrik. Selama bahan semikonduktor pada sel surya terpapar oleh cahaya, maka sel akan selalu menghasilkan energi listrik, dan ketika tidak dipaparkan oleh cahaya, sel surya berhenti menghasilkan energi listrik (Hegedus & Luque, 2003).
Prinsip Kerja Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan dasar.
atom
yang
Semikonduktor
dimana tipe-n
terdapat
mempunyai
elektron kelebihan
sebagai elektron
penyusun (muatan
negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
3
Gambar 1 Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron)
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipep. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana
ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan
mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.
4
Gambar 2 Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction
Karakteristik sel surya Sel surya memiliki karakteristik yang unik pada daya keluarannya. Ini terlihat pada grafik arus terhadap tegangan.
Gambar 3 Grafik arus terhadap tegangan pada sel surya
5
Gambar 4 Grafik daya terhadap tegangan pada sel surya
Gambar 3 menjelaskan terdapatnya titik daya maksimum yang disebut sebagai MPP.
Mengacu pada persamaan, daya merupakan perkalian antara tegangan dan arus. Apabila meninjau pada gambar 3 luasan dibawah kurva merupakan daya keluaran sel surya. Apabila tegangan sama dengan tenganan Voc, arus bernilai nol. Itu artinya daya yang dihasilkan adalah nol. Titik MPP merupakan titik dimana hasil perkalian tegangan dan arus memiliki nilai yang terbesar diantara titik lainnya. Pada Gambar 4 terlihat bahwa panel surya juga memiliki karakteristik P-V. Nilai daya pada karakateristik P-V didapat dari hasil kali tegangan dan arus panel surya pada setiap kondisi tegangan, karakteristik ini adalah yang dapat kita manfaatkan sebagai penjejak daya maksimum, tegangan operasi maksimum untuk mendapatkan nilai daya tertinggi dipengaruhi oleh insolasi matahari dan temperatur panel surya. Kenaikan insolasi matahari membuat daya keluaran sel surya meningkat dan membuat tegangan operasi maksimum sedikit bergeser ke arah kanan (mengalami kenaikan), sedangkan kenaikan temperatur panel surya membuat daya keluaran sel surya dan tegangan operasi maksimum mengalami penurunan.
Modul sel surya Satu sel surya menghasilkan tegangan yang cukup kecil. Tengangan tersebut berkisar 0,5 hingga 0,8 volt. Hal ini bergantung kepada teknologi yang digunakan pada sel surya tersebut. Tegangan yang kecil tersebut tidak cukup apabila 6
digunakan untuk keperluan komersial. Oleh karena itu, sejumlah sel surya dirangkai dalam satu modul. Setidaknya rangkaian tersebut dapat menghasilkan tegangan untuk mengisi batere 12 volt. Modul sel surya adalah sejumlah sel surya yang terhubung dalam bentuk yang lebih besar (Alireza Khalig & Omer C.Onar,2010).
II.2 Maximum Power Point Tracking
Maximum Power Point Traking digunakan untuk mengkondisikan sel surya berada pada titik daya maksimumnya. Salah satu metode yang digunakan adalah Incremental Conductance. MPPT sendiri terdiri dari DC-DC Converter dan mikrokontroler. Terdapat dua jenis MPPT, dinamik dan statik. MPPT dinamik adalah MPPT yang menggunakan motor untuk memposisikan permukaan panel surya agar tegak lurus arah datangnya cahaya matahari yang diharapkan mampu meningkatkan daya keluaran panel surya, tetapi motor penggerak MPPT dinamik sendiri memerlukan energi untuk bergerak. Sedangkan MPPT statik adalah kebalikan dari MPPT dinamik. MPPT statik MPPT statik tidak seperti MPPT dinamik dalam operasinya. Jika MPPT dinamik menggunakan motor sebagai penggerak sel surya untuk mencari daya maksimum, MPPT statik memanfaatkan kurva karakteristik arus terhdap tegangan yang didalamnya terdapat titik daya maksimum. Didalam MPPT statik terdapat DC-DC Converter sebagai pengkondisi tegangan keluaran pada terminal sel surya. Dengan digunakannya DC-DC Converter diharapkan mampu menggeser tegangan kerja dari sel surya sehingga tegangan kerja bisa berada pada daya maksimumnya.
7
Metoda Incremental Conductance
Metode Incremental Conductance (ICM) bekerja berdasarkan gradien kurva P-V atau kurva P-I karakteristik sel surya (Esram & Chapman, 2007). Titik kerja maksimum sel surya terletak pada nilai tegangan yang berbeda untuk setiap kondisi lingkungan yang berbeda, disebut VMPP. MPPT memberikan Vref agar titik kerja sel surya terdapat di nilai VMPP tersebut. Flowchart dari algoritma ICM ditunjukkan oleh Gambar 5. Karakteristik P-V sel surya merupakan fungsi daya terhadap tegangan, mencapai titik maksimum ketika gradien-nya bernilai nol. ππ =0 ππ Karena π = π. πΌ , maka : π(π. πΌ) π. ππΌ + ππ. πΌ = ππ ππ
π
ππΌ +πΌ =0 ππ
ππΌ βπΌ = ππ π Perubahan Vref yang diberikan algoritma INC tetap untuk setiap iterasi. Besar perubahan Vref tersebut dipertimbangkan dari waktu penjajakan menuju nilai maksimum dan osilasi pada nilai maksimum. Kedua parameter tersebut memiliki hubungan terbalik, sehingga selalu terdapat kompensasi untuk setiap parameter yang ingin diperbaiki. Perubahan Vref yang besar akan mempercepat waktu penjajakan, namun sulit mencapai VMPP dan menyebabkan osilasi di sekitar MPP. Oleh karena itu, modifikasi dari algoritma INC yang telah berkembang adalah dengan membuat besar perubahan Vref bervariasi.
8
Mulai
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Naikan tegangan operasi
Turunkan tegangan operasi
Naikan tegangan operasi
Turunkan tegangan operasi
Kembali
Gambar 5 Flowchart algoritma INC
Buck Converter Konverter jenis buck merupakan konverter penurun tegangan yang mengkonversikan tegangan masukan DC menjadi tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar 2, rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif (diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis keluarannya.
9
Gambar 6 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar aktif (MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila menggunakan 2 saklar aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap periode penyaklarannya. Biasanya nilai faktor daya ini tidak lebih kecil dari 0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter turun. Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC-DC yang terisolasi atau topologi yang dilengkapi dengan trafo. Tegangan rata-rata buck converter :
10
Persamaan tegangan buck converter
Analisis riak arus keluaran diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter keluaran konverter DC-DC.Dari persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus keluran konverter buck yang kecil, diperlukan tapis induktor (L) yang nilainya akan semakin kecil dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran. Riak arus keluaran konverter DC-DC akan bernilai maksimum apabila konverter bekerja pada duty cycle (d) = 0,5. Kendali PI Pengendali adalah tentang membuat karakteristik keluaran proses sesuai dengan yang dikehendaki dengan memanipulasi masukan proses secara otomatis (Sung, Lee, & Lee, 2009). Kendali Proportional dan Integral (PI) digunakan untuk mengendalikan sinyal PWM. Berikut ini adalah struktur dari pengendali PI, ο·
Proportional ο
Up = output keluaran pengendalian proportional Kp = gain proportional e(t) = selisih antara setpoint dengan process variable (error)
11
UI = output keluaran pengendalian integral Kc = gain proporsional e(t) = selisih antara setpoint dengan process variable (error) Ti = waktu integral
Memperbesar
nilai
proportional
akan
mempercepat
respon,
tetapi
memperbesar nilai overshoot. Pengendali jenis ini meninggalkan offset pada process variable. Pengendali jenis integral mampu menghilangkan offset pada process variable. Akan tetapi semakin besar nilai konstanta integral, proses menjadi berjalan lambat. Kendali PI ini akan digunakan sebagai pengatur besaran nilai duty cycle pada gelombang PWM. Penalaan masing-masing parameter pengendali menggunakan metode osilasi.
Nilai dari parameter yang menyebabkan osilasi, diolah dengan persamaan tersebut dan hasilnya ekuasi tersebut merupakan nilai parameter yang akan digunakan pada sistem pengendali ketika dioperasikan. Arduino Arduino adalah platform mikrokontroler yang popular dan banyak digunakan dalam bidang elektronika dan juga kontrol. Arduino adalah mikrokontroler yang bersifat open source, artinya dapat dikembangkan secara perorangan tanpa harus meminta lisensi asli dari arduino. Arduino memiliki 28 pin dalam bentuk female.
Arduino memiliki catudaya 5V untuk bisa beroperasi.
12
Gambar 7 Mikrokontroller arduino
Microcontroller Operating Voltage Input Voltage (recommended) Input Voltage (limits) Digital I/O Pins Analog Input Pins Current per I/O pin Current for 3.3V Flash Memory SRAM EEPROM Clock Speed Length Width Weight
ATmega328 5V 7-12V 6-20V 14 (of which 6 provide PWM output) 6 40 mA 50 mA 32 KB (ATmega328) of which 0.5 used by bootloader 2 KB (ATmega328) 1 KB (ATmega328) 16 MHz 68.6 mm 53.4 mm 25 g
Arduino memiliki 6 masukan ADC (Analog to Digital Converter) yang mana masukan tersebut diberi nama A0, A1, A2, A3, A4, A5. Untuk A4 dan A5, bisa digunakan sebagai komunikasi wire atau yang lebih dikenal dengan istilah Serial clock and Serial Data. Untuk A0 hingga A3 hanya bisa digunakan sebagai masukan ADC saja. ADC arduino memiliki resolusi sebesar 10 bit (0-1023).
13
Artinya, untuk masukan tegangan sebesar 0V maka ADC menghasilkan bilangan 0 dan untuk masukan sebesar 5V akan menghasilkan bilangan 1023
Vinput = Tegangan masukan (0V β 5V) Vreff = Tegangan referensi (Vreff arduino = 5V)
Sebagai
contoh
perhitungan
ADC
adalah
sebagai
berikut,
Saat sensor memberikan tegangan masukan sebesar 4V, maka arduino memberikan nilai sebesar 818.
Menurut perhitungan, seharusnya nilai ADC adalah 818,4 akan tetapi ADC memiliki tipe sebagai bilangan integer atau bilangan bulat. Sehingga nilai 818,4 akan menjadi 818. Jika masukan pada ADC lebih dari 5V, maka terjadi overflow pada count ADC yang mana ADC tidak sanggup lagi membaca. Nilai yang dihasilkan ADC saat tegangan masukan lebih dari 5V, tetap berada pada 1023. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, fitur ADC pada arduino akan mengalami kerusakan.
14
METODOLOGI Metodologi yang akan dilakukan :
III.1 Studi Literatur Studi Literatur dilakukan untuk mendapatkan referensi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek tugas akhir.
III.2 Diskusi dan Bimbingan Melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing atau staff pengajar maupun teman yang berkaitan dengan penyusunan Tugas Akhir.
III.3 Perancangan dan Pembuatan Berikut merupakan diagram alir (Flow Chart) dalam melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir.
15
Mulai
Melakukan Studi Desain Sistem Simulasi Sistem pada Matlab
Penerapan Algoritma Pengujian Pengambilan Data
Pengolahan
Analisa
Desain rancangan sistem kontrol : ο· Sistem control yang digunakan adalah Algoritma Incremental Conductance berbasis Mikrokontroler ο· Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega328 ο· DC-DC Konverter yang digunakan adalah Buck Konverter ο· Sensor yang digunakan untuk mendeteksi arus dan tegangan keluaran panel surya adalah modul sensor arus dan tegangan ACS712 ο· MOSFET driver yang digunakan adalah IR2104
16
Skematik Sistem Kontrol
Gambar 8 Skematik MPPT
Cara Kerja Sistem Kontrol ο· Pada kondisi awal, tegangan output dan arus output panel surya dibaca oleh sensor arus dan tegangan pada rangkaian MPPT. ο· Tegangan dan arus yang terbaca kemudian diolah oleh Mikrokontroler menggunakan algoritma Incremental Inductance ο· Didapatkan nilai D (Duty Cycle) pada PWM yang menentukan tegangan output dari Buck Konverter ο· Tegangan output Buck Konverter digunakan untuk menambahkan atau mengurangi tegangan operasi panel surya ο· Proses penambahan dan pengurangan tegangan operasi sel surya dilakukan sampai tegangan dan arus panel surya berada pada titik daya maksimumnya (MPP)
17
Rangkaian MPPT
Gambar 9 Rangkaian MPPT
III.4 Simulasi Program Rancangan yang telah dibuat kemudian akan disimulasikan untuk memastikan apakah program tersebut sudah dapat bekerja dengan baik. Simulasi yang dilakukan adalah mencoba rangkaian MPPT dengan algoritma INC pada Matlab untuk memberikan gambaran respon sistem pada saat MPPT diuji di lapangan.
III.5 Penerapan Algoritma Selanjutnya jika rangkaian MPPT telah dipastikan berjalan dengan baik maka dilakukan penerapan algoritma dengan menerjemahkan algoritma INC kepada bahasa yang digunakan mikrokontroler.
III.6 Pengujian Setelah tahapan simulasi berhasil dan maka selanjutnya memasang komponen yang berisikan algoritma INC (Mikrokontroler) pada rangkaian yang telah ada dan
18
dilakukan pengujian untuk memperoleh data yang menjadi bahan analisa berdasarkan pengujian tersebut.
III.7 Tahap akhir Tahapan terakhir adalah membuat laporan berdasarkan pengujian dari sistem yang telah dibuat.
III.8 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir
Rencana Kegiatan Minggu (Ke-) Pengajuan Proposal Sidang Proposal Revisi Proposal Pembuatan Alat Pengujian Alat
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2 3 1 2 3 4 1 1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengambilan Data
Pengolahan Data Penyusunan Laporan
19
III.9 Lokasi Objek Tugas Akhir
Pelaksanaan tugas akhir akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik dan Laboratorium Surya jurusan Teknik Konversi Energi.
III.10 Rencana Anggaran Biaya
Tabel 2 Tabel Rencana Anggaran Biaya
No. 1
Bahan yang digunakan ATMEGA328P with UNO Bootloader Total
Jumlah
Harga (Rp.)
1
75.000,75.000,-
20
DAFTAR PUSTAKA Editiya, Mochammad Dimas. Pengembangan Maximum Power Point Tracker (MPPT) Pada Sel Surya Berbasis Metode Perturb & Observation Dan Mikrokontroller. Bandung, 2015. Harmini dan Titik Nurhayati. βOptimasi MPPT (Maximum Power Point Tracker) Pada Sistem Sel Surya.β proceeding-of-citacee2013 (2013): 292-296. Zaghba, L., et al. βBuck-boost converter system modelling and incremental inductance.β sienr2014_9 (2014): 1-8.
21