PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR
ANALISIS PROSES PEMISAHAN MINERAL BERHARGA DENGAN PENGAPUNGAN ATAU FLOTASI UNTUK MEMENUHI MEMENUHI TARGET PRODUKSI BIJIH TEMBAGA DAN EMAS DI PABRIK PENGOLAHAN PT. NEWMONT NUSA TENGGGARA
Di aju kan Sebag Sebagai ai Salah Satu Satu Syar Syar at Un tuk Penyus Penyusun un an Tu gas Ak hi r Pada Pada Faku lt as Tekni k Ju r usan usan Tekni k Per Per tambangan tambangan Un i ver ver si tas Cenderawas Cenderawasii h
FELICE DEGLARDINI WOPARI 009 064 0058 UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MINERAL/PERTAM MINERAL/PERTAMBANGAN BANGAN JAYAPURA 2013
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR MAHASISWA 1.
Rencana Judul :
Analisis Proses Pemisahan Mineral Berharga Dengan Pangapungan atau Flotasi Untuk memenuhi Target Produksi Bijih Tembaga Tembaga dan Emas Di Pabrik Pengolahan PT.Newmont Nusa Tenggara
2.
Pengusul
:
a. Nama
:Felice Deglardini Wopari
b. Jenis Kelamin
:Perempuan
c. Nim
:009 064 0058
d. Semester
:VIII (Delapan)
e. Fakultas/Jurusan :Teknik/ Teknik Pertambangan
3.
f. Institusi
:Universitas Cenderawasih
Lokasi Penelitian
: PT. Newmont Nusa Tenggara Jayapura, Agustus 2013 Pengusul,
Felice Deglardini Wopari Nim.009 064 0058
Mengetahui: Ketua Jurusan Teknik Mineral/Pertambangan
ENDANG HARTININGSIH,ST.M HARTININGSIH,ST.MT T NIP. 1974 0117 2000 12 2001
LEMBAR PERSETUJUAN Proposal Penelitian Tugas Akhir
ANALISIS PROSES PEMISAHAN MINERAL BERHARGA DENGAN PENGAPUNGAN ATAU FLOTASI UNTUK MEMENUHI MEMENUHI TARGET PRODUKSI BIJIH TEMBAGA DAN EMAS DI PABRIK PENGOLAHAN PT. NEWMONT NUSA TENGGGARA
Yang diajukan oleh: FELICE DEGLARDINI WOPARI 009 064 0058 Telah disetujui oleh Jurusan Teknik Mineral/Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Jayapura
Jayapura, tanggal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Ketua Jurusan Teknik Mineral/Pertambangan
ENDANG HARTININGSIH,ST.M HARTININGSIH,ST.MT T NIP. 1974 0117 2000 12 2001
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Negara Republik Indonesia memiliki jumlah sumberdaya mineral mi neral yang cukup c ukup besar dan terdiri dari berbagai macam jenis. Bijih Tembaga dan Emas merupakan bagian dari sumberdaya mineral yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Beberapa provinsi di Indonesia
memiliki cadangan
tembaga dan emas yang cukup besar sehingga banyak
perusahaan besar tertarik dan bersain untuk melakukan investasi di dunia pertambangan. PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan saalah s aalah satu perusahaan terdepan dikawasan Indonesia yang terus berpacu meningkatkan kualitas diri agar mampu bertahan dalam persaingan ini. Pengolahan Bijih tembaga dan emas yang berlangsung di PT.Newmont Nusa Tenggara menggunakan teknologi yang tinggi dan tenaga terampil dengan mengembangkan berbagai macam inovasi teknologi demi pencapaian target produksi produksi secara aman dan optimal. Dengan
melihat pentingnya
pengolahan bijih temabaga dan emas dengan
pengapungan (flotasi), sehingga inilah yang melatar belakangi penulis untuk memilih judul ini, agar dapat memberikan pemahaman yang tepat dan secara langsung melihat proses pemisahan mineral
yang dilakukan pada PT.Newmont Nusa Tenggara sehingga dapat
menghasilkan ide, gagasan dan pengetahuan yang bersifat profesional. Pengambilan Tugas Akhir (TA) merupakan persyaratan untuk mengakhiri studi akhir pada Fakultas Teknik Jurusan Mineral Program Studi Teknik Pertambangan Strata Str ata I Uncen. Yang Pada hakikatnya bermanfaat bagi mahasiswa, karena dengan program ini mahasiswa berkesempatan untuk mengamati, mempelajari dan mengaplikasikan secara langsung terori yang didapat saat kuliah, misalnya teknologi yang digunakan dalam kegiatan pengolahan pada proses pemisahan bijih tembaga dan emas. diharapkan mendapat
Dalam kegiatan penelitian ini tentunya
bimbingan dari pembimbing di lapangan. Selain itu juga diharapkan
Pengambilan Tugas Akhir ini juga dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi mahasiswa mahasiswa untuk menciptakan atau menghasilkan sarjana yang handal dan mampu bersaing di dunia kerja sesuai dengan disiplin ilmu i lmu yang telah didapat di jurusan Teknik Mineral/Program Studi Pertambangan. 1.2.
Perumusan Masalah
Ruang lingkup permasalahan pada kerja skripsi ini di batasi pada studi mengenai bagaimana “Proses Pemisahan Pemisahan Mineral Mineral Berharga Berharga Dengan Pangapungan atau Flotasi Flotasi
Untuk memenuhi Target Produksi Bijih Tembaga dan Emas Di Pabrik Pengolahan PT. Newmont Nusa Tenggara
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai pengambilan Tugas Akhir adalah: 1.
Mengamati secara langsung proses kegiatan Pengolahan Bijih tembaga dan emas di Pabrik Pengolahan PT.Newmont Nusa Tenggara
2.
Mengamati teknologi teknologi yang yang digunakan untuk kegiatan pengolahan bijih tembaga dan emas pada PT.Newmont Nusa Tenggara
3.
Menganalisis dan Membuat Suatu kesimpulan mengenai studi Proses Pemisahan Mineral Berharga Dengan Pangapungan atau Flotasi Produksi Bijih Tembaga dan Emas Di Pabrik
Untuk memenuhi
Pengolahan
Target
PT.Newmont Nusa
Tenggara
1.4
Manfaat Dari Hasil Kerja Skripsi
Manfaat dari hasil kerja skripsi ini adalah akan memberikan informasi yang dapat dijadikan
acuan
dalam
menganilisi
Proses
Pemisahan
Mineral
Berharga
Dengan
Pangapungan atau Flotasi Untuk memenuhi Target Produksi Produksi Bijih Tembaga dan Emas Di Pabrik Pengolahan PT.Newmont Nusa Nusa Tenggara
1.5
METODOLOGI PENELITIAN
Ada dua (2) macam metode yang di gunakan oleh penulis dalam pengambilan data guna penulisan: 1. Tahap pertama adalah proses penelitian atau pengumpulam data primer. 2. Tahap kedua yaitu penulisan atau penyusunan data sekunder yang berdasarkan pada literatur yang ada, yaitu proses study kepustakaan yang mendukung dalam penyusunan tugas akhir akhir ini.
1.5.1. Tahap pengumpulan data primer
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data dengan beberapa cara diantaranya: a. Metode Observasi
Metode observasi adalah, suatu proses pengumpulan data ( informasi) awal mengenai data perusahaan, lokasi sasaran penulis yang di perolah melalui s umber atau pihak pihak yang berkompoten berkompoten informasi-informasi yang penulis dapat. b. Metode Wawancara Dalam metode ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak Perusahaan. c. Metode Analisis Pada tahap ini penulis penulis menganalisis tentang proses proses Pemisahan Mineral Berharga Dengan Pangapungan atau Flotasi.
1.5.2. Tahap Pengumupulan Pengumupulan Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang ada termuat dalam suatu studi kepustakaan. Study kepustakaan kepustakaan adalah
proses pengumpulan pengumpulan
berbagai jenis dan macam informasi yang mempunyai keterkaitan dengan topik topi k pembahasan yang penulis angakat sebagai bahan dalam penulisan ini, dimana data tersebut diperoleh dari beberapa referensi ilmiah yang ada seperti buku pengatar pengolahan dan Ekstraksi Bijih Emas, naskah ilmiah lainnya yang berkaitan dengan permasalah tersebut.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Proses Pengolahan
Pengolahan bijih adalah proses dimana bijih diolah sedemikan rupa dengan mempergunakan sifat fisik dan kimia sehingga menghasilkan produk yang dapat dijual (konsentrat) dan produk yang tidak berharga (tailing) dengan tidak mengubah sifat fisika atau sifat kimia mineral yang diolah. Konsentrasi/ pemisahan adalah suatu proses untuk memisahkan mineral berharga dan tidak berharga. Konsentrasi merupakan tahap lanjutan setelah dilakukan preparasi terhadap bijih. Produk yang dihasilkan dari suatu proses konsentrasi bijih dinamakan konsentrat, sedangkan tailing tidak mengandung mineral berharga di dalam proses konsentrasi istilah middling dipergunakan untuk buangan yang masih mengandung mineral berharga, sehingga terhadap middling ini masih dapat dilakukan kembali proses konsentrasi. Beberapa proses konsentrasi antara lain konsentrasi gravitasi, flotasi, pemisahan elektrostatik dan pemisahan magnetik.
2.2
Konsentrasi Flotasi
Flotation (flotasi) berasal dari kata float yang berarti mengapung atau mengambang. Flotasi dapat diartikan sebagai suatu pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu cairan/larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat yang akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap berada fasa air sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung udara dan akan terbawa ke permukaan larutan dan membentuk buih yang kemudian dapat dipisahkan dari cairan tersebut. Secara umum flotation melibatkan 3 fase yaitu cair (sebagai media), padat (partikel yang terkandung dalam cairan) dan gas (gelembung udara).
Flotasi merupakan suatu cara konsentrasi kimia fisika untuk memisahkan mineral berharga dari yang tidak berharga, dengan mendasarkan mendasarkan atas sifat permukaan mineral yaitu senang tidaknya terhadap udara.
Flotasi dilakukan dalam media air sehingga terdapat t iga fase, yaitu :
Fase padat
Fase cair
Fase udara
Flotability adalah sifat kimia dari mineral yaitu kekuatan mengapung mineral yang tergantung pada senang tidaknya terhadap udara. Terdapat dua macam jenis mineral, yaitu :
Polar, senang pada air (hydrofillic/aerophobic) Non polar, senang pada udara udara (hydrophobic/aerofillic)
Dengan mendasarkan sifat mineral tersebut maka mineral yang satu dengan lainnya dapat dipisahkan dengan gelembung udara.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam flotasi adalah : 1.
Diameter partikel harus disesuaikan dengan butiran mineral
2.
Persen solid yang baik 25% - 45% (pryor), 15% - 30% (gaudin)
3.
Sudut kontak yang baik sekitar 60 o – 90o, berarti usaha adhesinya besar sehingga udara dapat menempel pada permukaan mineral yang mengakibatkan mineral dapat mengapung. Sudut kontak merupakan sudut yan dibentuk antara gelembung udara
dengan mineral pada suatu titik singgung. Sudut kontak mempengaruhi daya kontak antara bijih dengan gelembung udara. Untuk melepaskan gelembung dan mineral dibutuhkan usaha adhesi (Wum). 4.
pH Kritis pH kritis merupakan pH larutan yang mempengaruhi konsentrasi kolektor yang digunakan dalam pengapungan mineral. Pada gambar dibawah menunjukkan hubungan antara konsentrasi sodium diethyl dithiophosphate dan pH kritis. Mineral yang digunakan adalah pyrite, galena dan chalcophyrite. Konsentrasi kolektor tersebut dapat mengapungkan chalcophyrite dari galena pada pH 7 – 9, – 9, galena dari pyrite pada pH 4 – 4 – 6 6 dan chalcophyrite dari pyrite pada pH 4 – 4 – 9. 9.
2.3
Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Flotasi
Agar operasi flotasi dapat berlangsung dengan baik artinya penempelan partikel ke gelembung udara
berlangsung sampai ke tepi atas sel flotasi (bibiratas) maka perlu di
perhatikan:
1.
Ukuran Partikel Jika ukuran partikel terlalu besar maka partikel sulit untuk tertempel dan terbawa ke
atas oleh gelembung udara sehingga susah untuk terflotasi, sedangkan kalau partikel terlalu halus maka sifat permukaan memberikan efek atau pengaruh yang hampir sama antara partikel yang akan diapungkan dan partikel yang tidak diapungkan. Dengan demikian jika ukuran partikel mineral terlalu besar atau terlalu kecil maka recovery (perolehan) akan lebih kecil. Ukuran Ukuran partikel harus cukup kecil biasanya biasanya lebih dari 65 # (205 µm), kecuali untuk flotasi batubara ukuran terkecilnya. 2.
Kekentalan Lumpur (Persen Padatan) Kekentalan lumpur dalam flotasi biasanya berkisar antara 25 % sampai 45 % padatan.
Kekentalan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan gelembung sulit untuk untuk terangkat keatas, keatas, tetapi kekentalan yang terlalu kecil akan memperkecil kapasitas.
3.
Gelumbung Udara Gelembung udara harus cukup besardan stabil sehingga mampu mengangkat partikel
sampai ke bibir atas sel. Kestabilan gelembung, artinya tidak mudah pecah sangat tergantung pada jenis dan jumlah frother yang dipakai. dipakai.
4.
Permukaan Partikel Permukaan Partikel yang diapungkan harus bersifat hidrofobi sedangkan yang tidak
akan diapungkan harus bersifat hidrofil. Sifat ini dapat dicapai dengan menambah reagen yang tepat.
5.
pH pulp Dan Karakteristik Air Secara umum nilai pH pulp dan jumlah garam terlarut dalam air yang digunakan pada
proses flotasi merupakan faktor yang penting. Sifat permukaan mineral bisa berbeda pada harga pH yang berbeda sehingga sangat mempengaruhi perolehan dari proses flotasi. Adanya lempung atau slimes dalam air dapat mencegah pengapungan mineral. Hal ini dapat dikendalikan dengan penggunaan reagen kimia yang cocok sehingga slime tersebut dapat digumpalkan kemudian dikeluarkan, atau dengan penggunaan air bersih dalam sirkit flotasi.
6.
Reagen flotasi Reagen flotasi baik jenis maupun jumlah (dosisnya) seperti telah dijelaskan
sebelumnya akan sangat mempengaruhi keberhasilan proses flotasi. Jenis maupun jumlah reagen flotasi baik itu kolektor, frother, maupun modifier harus betul-betul sesuai penggunaannya untuk untuk mendapatkan hasil yang optimal.
7.
Kecepatan putaran pengaduk dan laju pengaliran udara Kecepatan putaran pengaduk dan laju pengaliran udara pada proses flotasi akan
optimal pada harga-harga tertentu.
2.4.
Reagen Kimia
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa syarat utama berlangsungnya flotasi dengan baik adalah adanya partikel yang bersifat hidrofobik (suka udara) dan partikel lainnya bersifat hidrofilik (suka air). Mineral-mineral yang bersifat suka udara (tidak dibasahi) terdapat di alam dalam jumlah yang sangat terbatas, misalnya S (sulfur) dan batubara. Hampir semua mineral di alam ini dapat dibasahi sehingga untuk memperoleh mineral yang tidak dapat dibasahi maka perlu ditambahkan reagen kimia. Reagen kimia digunakan dalam proses flotasi untuk menciptakan suatu kondisi agar proses flotasi berlangsung dengan baik. Setiap reagen kimia yang ditambahkan mempunyai
fungsi yang spesifik. Ada tiga kelompok utama reagen kimia yang biasa digunakan dalam proses flotasi yaitu kolektor, frother kolektor, frother (pembuih), (pembuih), dan modifier . 2.4.1. Kolektor
Kolektor merupakan reagen kimia yang dapat mengubah permukaan mineral yang semula hidrofilik (dapat dibasahi) menjadi hidrofobik hidrofobik (tidak dapat dibasahi). Banyaknya pemakaian (dosis) kolektor yang dipakai tergantung pada faktor-faktor berikut : 1.
Total luas permukaan partikel yang akan diselimuti (merupakan fungsi dari kadar dan ukuran partikel). Semakin besar kadar maka pemakaian akan semakin banyak dan semakin halus ukuran partikel maka pemakaian juga semakin banyak.
2.
Ion-ion yang ada dalam pulp yang berinteraksi dengan kolektor. Ion-ion ini mengganggu sehingga perlu dihilangkan terlebih dulu sebelum penambahan kolektor. Ion-ion ini disebut ion-ion pengganggu.
3.
Tingkat oksidasi permukaan mineral. Jika seluruh permukaan mineral teroksidasi maka kolektor tidak lagi bekerja dengan baik (tidak berfungsi). Jadi bijih sulfida yang masih segar harus disimpan dengan baik agar tidak teroksidasi.
2.4.2. Frother (Pembuih)
Frother merupakan Frother merupakan reagen kimia yang digunakan dalam proses flotasi yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga mudah membentuk gelembung yang relatif stabil. Selama masa pengapungan, gelembung yang terbentuk harus stabil/ tidak pecah dan setelah keluar dari sel flotasi gelembung tersebut pecah sehingga partikel-partikel yang menempel pada gelembung tersebut bisa ditampung. Jika setelah keluar dari sel flotasi gelembung masih tetap stabil atau gelembung belum pecah maka akan menyulitkan dalam penanganan material yang diapungkan maupun penanganan untuk proses berikutnya seperti drying (pengeringan), filtering, dan lain-lain. Disamping dapat menstabilkan gelembung, frother yang baik harus dapat larut dalam air (mempunyai daya larut yang tinggi). 2.4.3. Modifier
Modifier atau regulator merupakan reagen kimia lain (selain kolektor dan frother ) yang ditambahkan dalam proses flotasi yang berfungsi mengatur lingkungan yang sesuai dengan lingkungan flotasi sehingga selektifitas kolektor menjadi bertambah baik dan dengan
demikian dapat memperbaiki recovery (perolehan) proses flotasi. Modifier terdiri dari macam-macam reagen, reagen, yaitu: pH regulator , depresant, activator, dan dispersant.
pH Regulator
pH Regulaor yaitu
reagen kimia yang berfungsi untuk mengatur pH lingkungan
flotasi. pH regulator perlu ditambahkan dalam proses flotasi karena mineral mengapung dengan baik pada pH tertentu, reagen lebih stabil pada pH tertentu, dan kolektor juga bekerja dengan baik pada pH tertentu. pH dimana mineral-mineral dapat mengapung dengan baik disebut pH kritis. pH kritis dari suatu mineral tergantung pada macam kolektor yang dipakai dan konsentrasi (jumlah pemakaian) dari kolektor. Ada dua jenis pH regulator , yaitu: 1.
pH regulator asam, asam, yaitu pH regulator dalam regulator dalam lingkungan asam. Contoh: H 2SO4
2.
pH regulator basa, basa, yaitu pH regulator dalam lingkungan basa. Contoh: lime (CaO), soda abu (Na2CO3), NaOH
Depresant
Depresant yaitu reagen kimia yang berfungsi untuk mencegah interaksi kolektor terhadap mineral tertentu sehingga mineral tersebut tetap bersifat hidrofilik agar tidak terapungkan. Beberapa contoh depresant adalah: depresant adalah: 1.
ZnSO4 → untuk mendepress sphalerit (ZnS) pada pH cukup tinggi (sekitar pH = 911)
2.
NaCN → untuk mendepress mendepress sphalerit sphalerit , pirit, Au, Ag
Activator
Activator yaitu reagen yang berfungsi membantu kolektor agar interaksi kolektor dengan mineral tersebut bekerja dengan baik. Contoh activator adalah: 1.
CuSO4 → ion-ion ion -ion Cu++ diadsorpsi (diserap) oleh permukaan mineral yang sebelumnya bekerja kurang baik dengan kolektor. Dengan diserapnya ion-ion Cu++ pada permukaan mineral akhirnya mineral tersebut menjadi hidrofobik (suka udara)
2.
Na2S.9H2O → ion-ion ion -ion S2- diadsorp oleh permukaan mineral sulfida yang berubah menjadi oksida sehingga permukaan mineral menjadi sulfida lagi.
Dispersant
Dispersant yaitu reagen kimia yang berfungsi untuk melepas penempelan partikel partikel halus ( slimes slimes coating ) pada permukaan mineral yang akan diapungkan. Contoh: sodium silikat (mNa2O.nSiO2) → penambahan pen ambahan sodium silikat tidak boleh
berlebihan karena mempunyai efek terhadap gelembung udara (gelembung udara cepat pecah).
2.5.
Jenis-jenis Proses Flotasi
Adapun proses flotasi terdiri dari beberapa jenis diantanya adalah: 1.
Flotasi ruah (bulk (bulk flotation) flotation) Flotasi ruah merupakan proses flotasi yang mengapungkan sekelompok mineral.
Produkta berupa konsentrat dan tailing. Sebagai contoh adalah bijih kompleks Pb-Cu-Zn. Jika pada bijih biji h kompleks ini dilakukan flotasi ruah maka akan didapatkan konsentrat dan tailing. t ailing. Konsentrat tetap mengandung Pb-Cu-Zn tetapi dengan kadar yang lebih tinggi.
2.
Differential flotation Pada differential flotation, dilakukan proses flotasi secara bertahap terhadap
konsentrat dari flotasi ruah. Flotasi tahap pertama akan dihasilkan apungan berupa misalnya konsentrat Pb dan endapan yang masih banyak mengandung Cu dan Zn. Pada tahap kedua, endapan diolah (dilakukan proses flotasi) untuk menghasilkan apungan berupa konsentrat Cu dan endapan yang masih banyak mengandung Zn. Pada tahap ketiga dilakukan proses flotasi pada endapan yang masih banyakmengandung Zn, dihasilkan apungan berupa konsentrat Zn dan endapan yang merupakan tailing akhir. 3.
Selective flotation Pada selective flotation, dilakukan proses flotasi seperti pada proses differential
flotation tetapi tanpa dilakukan proses flotasi ruah terlebih dahulu. Berbeda dengan differential flotation, pada selective flotation pada setiap tahapnya dilakukan dalam jumlah yang besar sehingga peralatan yang dipakai juga lebih banyak.
2.6.
Proses Flotasi
Untuk mengoptimalkan tingkat perolehan dan kadar mineral berharga, maka proses flotasi terdiri dari tiga (3) tahap yaitu: 1.
Tahap rougher bertujuan untuk mengambil sebanyak mungkin mineral berharga, artinya perolehan harus setinggi mungkin dan kadar mineral harganya tidak perlu terlalu tinggi
2.
Tahap cleaner bertujuan untuk meningkatkan kadar mineral berharga, artinya perolehan dapat dibuat menjadi rendah, tetapi kadar mineral berharga harus
diusahakan tinggi. Pada tahap ini dapat dilakuan beberapa kali sehingga bias disebut Cleaner I, Cleaner II, dan seterunya. 3.
Tahap Svavenger bertujuan untuk memperoleh kembali mineral berharga yang terbawa bersma tailing.
2.7.
Mekanisme Proses Flotasi
Mekanisme Proses Flotasi secara umum adalah sebagai berikut: 1.
Penghancuran dan pelembutan bijih (wet griding) > maximum 35-48 mesh, rata-rata 100-150 mesh, minimal < 200 mesh, tergantung pada sifat bijih.
2.
3.
Pulp preparation > pulp density optimum 15-35 % solid :
Sifat alami bijih
Tipe mesin flotasi
Faktor pengalaman
Penambahan reagen kimia pada pulp: a.
Conditiong agent/ Conditioner/ Modifer Zat organic yang segera larut dalam air, berfungsi untuk mengubah keadaan permukaan mineral dalam air daripada pulp. Waktu conditioning tergantung pada reagent dan sifat mineral Activator berfungsi membantu bekerjanya collector Depressant berfungsi menghalangi bekerjanya collector
b.
Penambahan collector Zat-zat organik, dan dalam beberapa hal hanya sebagian yang larut dalam air, mengubaha permukaan mineral dalam pulp yang mengakibatkan permukaan mineral idak dapat di temple dengan air sedangkan bagian lainnya dapat.
4.
Aeration Menghantarkan udara tekanan rendah faktor penting dalam pemisahan
5.
2.8.
Pemisahan busa-busa bermuatan mineral dari Pulp Concentrate
Prisip Flotasi
Flotasi gelembung udara menggunakan perbedaan sifat kimia dan fisika permukan mineral. Setelah mengalami pengolahan dengan sejumlah reagent, maka ada kecenderungan sifat fisik permukaan antara pulp flotasi dengn mineral, dimana pada keadaan ini floatsi akan
terbentuk, gelembung udara harus mampu mengikat partikel dan mengangkatnya ke permukaan. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini
MINERAL PROCESSING TECHNOLOGY
Picture.. Principle of froth flotation. Picture
2.9.
Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Permukaan Mineral
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada permukaaan mineral adalah sebagai berikut:
1.
Keaktipan permukaan mineral dengan adanya “ flotation reagent” dalam air tergantung dari gaya yang bekerja pada permukaan mineral tersebut. Kecenderungan gaya tersebut untuk memisahkan sebuah partikel dengan gelembung udara
2.
Gaya tensile akan sangat berperan dalam hubungan terbentuknya sudat antara permukaan mieral dan permukaan gelembung gelembung
2.10.
Termodimamika Flotasi
Termodinamika flotasi yang sering juga disebut termodinamika pembasahan adalah kontak antra gelembung udara, air dan permukaan partikel padat merupakan faktor penting dalam mengendalikan proses flotasi. Secara umum kesetimbngan tiga fase didefinisikan oleh persamaan Young untuk system sperti gambar di bawah bawah
FROTH FLOTA FLOTATION TION
Dalam keadaan setimbang
Ts/a = Ts/w + Tw/a cos θ Dimana: Ts/a
= energi permukaan antara padat -udara
Ts/w
= energi permukaan antara padat - air
Tw/a
= energi permukaan antara air-udara
θ
= sudut kontak, kontak, antara antara peermukaan mendatar dan gelembung gelembung udara
Gaya yang diperlukan untuk melepas ikatan gelembung udara dengan partikel disebut “work adhesion” ( W s/a ). Besar work adhesion ini akan sama dengan energi yang diperlukan untuk memisah ikatan solid dan udara dan akan menghasilkan pemisahan ikatan udara-air dan solid-air. Ws/a = Tw/a +
Ts/w
- Ts/a digabung dengan persamaan diatas
Ws/a = Tw/a ( 1 - cos θ ) (1 - cos θ) disebut floability factor Bila θ = 0→mineral non flotable. Floatibility darimineral bertambah atau berkurang dengan perubahan sudut θ. 2.11.
Kinetik Fotasi
Kinetik Flotasi berhubungan erat dengan kecepatan reaksi yang terjadi. Ada dua hal yang menentukkan kecepatan reaksi yaitu transfer massa dan adsorpsi. Selama reaksi reduksi dan oksidasi untuk pada elektro kimia proses terjadi pad antarmuka elektrodda larutan, moekull yag terlarut akan tertarik ke elektroda agarproses elektrokimia terjadi. Sehingga perpindahan molekul
dari larutan ke permukaan elektroda adalah aspek elektokimia.
Pergerakan dari material dalam sel elektrokimia disebut perpindahan masa. Tiga model perpindahan material adalah hidrodinamik, migras dan adsorpsi. 2.12.
Rumus Perhitungan Flotasi
Untuk melihat keberhasilan dari proses flotasi yang telah dilakukan dapat dilihat dari kadar dan perolehan mieral tertinggi. Rumus-rumus perhitungan yang digunakan pada percobaaan flotasi adalah: a.
Material Balance
F=C+T
b.
Metallurgical Balance
F.f=C.c+T.t
c.
Perhitungan Persen Perolehan (Recovery)
Keterangan: C= Berat Konsentrat (gram) c = Kadar konsentrat (%) F= Berat Feed (gram)
f = Kadar Feed (%)
T= Berat tailing (gram)
t = Kadar Tailing (%)
III.
R= Recovery (%)
JADWAL DAN RENCANA PELAKSANAAN
Rencana pelaksanaan magang (TA) kerja skripsi adalah mulai Bulan Oktober 2013 sampai dengan Bulan November 2013.
Bulan Kegiatan
Agustus
September
1 2 3 4 1
Persiapan Kajian Pustaka
2
Oktober
November
3 4 1 2 3 4 1
2 3
4
Kegiatan Lapangan (Pengambilan Data) Pengolahan dan Analisis Data Penyusunan Laporan dan Presentasi Catatan : Jadwal dapat disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan pihak PT. Newmont Nusa Tenggara IV.
PENUTUP
Demikianlah proposal Tugas Akhir (Skripsi) saya ini, sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak/ Ibu agar dapat menerima saya untuk melaksanakan Kerja Skripsi di PT. Newmont Nusa Tenggara. Dan untuk selanjutnya, mohon bimbingan dan arahan dari Bapak/Ibu dalam pelaksanaannya pelaksanaannya nanti.
BIODATA Nama Lengkap
: Felice Deglardini Wopari
Nim
: 009 064 0058
Fakultas / Jurusan
: Teknik / Teknik Pertambangan
Universitas
: Universitas Cenderawasih
Tempat & Tanggal Lahir : Serui, 02 Januari 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Belum Menikah
Agama
: Kristen
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat di Jayapura
: Perumanas 1 Waena Jayapura Provinsi Papua,Indonesia
Nomor Handphone
: 085254660483
Alamat E-mail
:
[email protected]
Nomor KTP
: 474.4/459/DWB/2010
Kesehatan
: Baik
Hobi
: Membaca, Nonton.
RIWAYAT PENDIDIKAN Tingkat
Universitas
Nama Sekolah
Jurusan
Universitas
Teknik
Cenderawasih
Pertambangan
IPK/ Predikat
Waktu
Kelulusan
2009-2013
3.23
IPA
2006-2009
Baik
-
2003-2006
Baik
-
1997-2003
Baik
SMAN 3 SLTA Jayapura SLTPN 1 SLTP Waren SDN INPES SD Waren
KURSUS/SEMINAR/PELATIHAN Nama Kegiatan
Pelaksana
Waktu
Tempat Pelaksanaan
Keikutsertaan dalam Program Menuju Olimpiade Sains Indonesia Bidang Studi
SMA N 3 Jayapura
Desember’06Februari’07
SMA N.3 Jayapura
Fisika Seminar Nasional Mitigasi
IAGI & HAGI Wilayah
Bencana Geologi
Papua
Seminar Good Mining
HMJTP-UNCEN
05 Desember
Practice
PAPUA
2011
Seminar Seismic Refraction and Seismic Reflection : an
09 Juli 2011
Hotel La Premiere Jayapura Prov. Papua Aula Fakultas Teknik Uncen
15 Oktober 2011
Hotel
6 Juni 2012
Aula Fakultas Teknik Uncen
HAGI Wilayah Papua
Interpreter View Seminar Nasional Geofisika”
Rock Physics dan Aplikasi
HAGI Wilayah Papua
dalam Migas Geothermal
Panitia Kulap Kuliah Lapangn Tambang
15-21 Januari
Daerah Abepura-Skylan Kota
2012
Jayapura Papua
American Association of Petroleum Geologist (AAPG) 2012 Internasioanal
AAPG
Conference & Exhibition.
Sebagai Moderator Dalam Kegiatan Seminar Nasional Teknik Pertambangan Uncen
Hotel
Marina
Bay
16 September
Expo
and
2012-19
Center Singapore
Sands
Convention
September 2012
HMJTP-UNCEN
11-12 Februari
PAPUA
2013
Aula Fakultas Teknik Uncen
PENGALAMAN ORGANISASI Jenis Kegiatan Sekretaris PMK Sub. Fakultas Teknik Ketua Panitia Kuliah Lapangan Tambang Sekertaris 1 HMJTP Uncen Ketua Bidang Ilmiah
Waktu
Tempat Pelaksanaan
Periode 2010-2011
Fakultas Teknik Uncen
15-21 Januari 2012
Wilayah Jayapura & Sekitarnya
Periode 2011-2012
Fakultas Teknik
Perode 2012-2013
Fakultas Teknik
Demikian Daftar Riwayat Hidup yang saya buat dengan sebenarnya.
Jayapura,
Agustus 2013
Felice Deglardini Wopari