TUGAS TERSTRUKTUR KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK
Disusun oleh : Nama : Iin Solihati NIM
: G1F011013
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO
2014
PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK
I.
LATAR BELAKANG
Apotek merupakan suatu bentuk usaha yang mempunyai dua fungsi, fungsi sosial (pelayanan kesehatan)
dan fungsi ekonomi (instansi bisnis). Dalam
fungsinya sebagai unit pelayanan, fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, apoteker mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien dalam pengobatan yang rasional. Sedangkan fungsinya yang kedua sebagai instansi bisnis, apotek selayaknya mendapatkan keuntungan mengingat investasi yang ditanam pada pendirian operasionalnya juga tidak sedikit. Namun apotek bukan hanya suatu badan usaha yang hanya ingin mengejar
keuntungan
saja
tetapi
juga
mempunyai
fungsi
sosial
yang
menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik serta terjamin kualitasnya (Yuliana,2013). Adapun motivasi pendirian apotek “Sehat Farma” di daerah Kesenden, Cirebon yaitu melihat adanya peluang bisnis karena belum adanya apotek di daerah tersebut. Selain itu letaknya yang tergolong strategis yaitu dekat dengan sekolah, swalayan, balai pengobatan dan rumah makan yang memungkinkan untuk memperoleh keuntungan yang besar. Dengan adanya apotek tersebut juga dapat membantu masyarakat untuk memperoleh obat dengan jarak yang lebih dekat dan masyarakat akan memperoleh informasi yang tepat mengenai obat yang mereka gunakan. II.
NAMA DAN ALAMAT APOTEK
Nama Apotek Alamat
: Apotek Sehat Farma :Jalan Diponegoro , Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Cirebon.
III. TUJUAN PENDIRIAN APOTEK 1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat demgam menjalankan fungsi
sebagai tempat pelayanan informasi kesehatan dan meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional dalam praktek pengobatan sendiri (swamedikasi) 2. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat pada umumnya 3. Memperkenalkan profesi apoteker kepada masyarakat dengan menerapkan Pharmaceutical Care 4. Menerapkan nila-nilai enterpreneurship dalam bidang kefarmasian 5. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan berupaya meningkatkan kesejahteraan karyawan\
IV.
VISI DAN MISI
Visi : menjadi pilihan utama masyarakat sekitar apotek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan melalui penerapan pelayanan kefarmasian yang berkualitas dan terpercaya serta menguntungkan bagi konsumen dan karyawan Misi apotek meliputi : 1. Menyediakan obat yang bermutu, asli serta tidak ilegal dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat 2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, dan informatif dengan konsep mengutamakan konsumen 3. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja apotek dan pemilik modal
V.
PENGELOLAAN DAN FUNGSI APOTEK
Faktor yang harus diperhatikan dalam pendirian suatu apotek meliputi : 1. Pemilihan lokasi
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi apotek : a. Letaknya strategis b. Penduduk yang cukup padat c. Daerah yang ramai d. Dekat dengan tempat praktek dokter e. Keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. 2. Syarat pendirian apotek berdasar Kepmenkes meliputi:
a. Fotokopi SIK atau SP
b. Fotokopi KTP dan surat Pernyataan tempat tinggal secara nyata c. Fotokopi denah bangunan surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik d. Daftar Asisten Apoteker (AA) dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan SIK e. Asli dan fotokopi daftar terperinci alat perlengkapan apotek f. Surat Pernyataan APA tidak bekerja pada perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di Apotek lain g. Asli dan fotokopi Surat Izin atas bagi PNS, anggota ABRI dan pegawai instansi pemerintah lainnya h. Akte Perjanjian kerjasama APA dan PSA i. Pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran PerUndang-Undangan farmasi. (Kumanireng, 2012) Menurut KepMenKes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan bahwa persyaratan-persyaratan apotek adalah sebagai berikut: a) Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerjasama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain. b) Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain di luar se c) Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar
sediaan farmasi. Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian apotek adalah: a)Lokasi dan Tempat, Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun
sebaiknya tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli penduduk di sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan. b).Bangunan dan Kelengkapan , Bangunan apotek harus mempunyai luas
dan memenuhi persyaratan yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Bangunan
apotek sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang tunggu, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan obat, ruang peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian obat, kamar mandi dan toilet. Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan : Sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang baik, Alat pemadam kebakaran yang befungsi baik, Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis, Papan nama yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat apotek, nomor telepon apotek. c) Perlengkapan Apotek , Apotek harus memiliki perlengkapan, antara lain:
Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas
ukur dll. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti lemari
obat dan lemari pendingin. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.
Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun.
Buku standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan
peraturan per-UU yang berhubungan dengan apotek. Alat administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep
dan lain-lain VI.
STRATEGI
Strategi yang pertama kali dilakukan adalah strategi pemasaran apotek agar masyarakat luas tahu tentang berdirinya apotek ini dengan cara menyebarkan brosur, memasang iklan, dan spanduk. Kemudian dilakukan strategi khusus, seperti: 1. Menyediakan jasa konseling secara gratis oleh apoteker pengelola apotek (APA) 2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan pasien. Jika obat yang dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain. 3. Monitoring pasien, bisa dilakukan via telpon maupun sms, terutama untuk pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakuuntuk mengontrol keadaan pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap apotek.
4. Fasilitas yang menarik, seperti ruang tunggu yang nyaman, TV, tempat duduk nyaman, bahan bacaan (koran, majalah), serta tempat parkir yang luas. 5. Kerjasama dengan praktek dokter dan apotek lain 6. Menerima pelayanan resep dengan sistem antar jemput ( dengan catatan masih dalam wilayah sekitar apotek) 7. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat pasien yang diberikan merupakan terapi yang rasional dan nyaman bagi pasien 8. Merancang SOP (Standard Operating Procedure) dan standar organisasi kerja 9. Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat 10. Memberlakukan sistem reward and punishment bagi karyawan apotek
VII.
ASPEK LOKASI
Apotek Sehat Farma yang akan didirikan terletak di lokasi Jl P.Diponegoro Kel. Kesenden Kec.Kejaksan, Kota Cirebon. Lokasi apotek tergolong sangat strategis yang dapat mendorong keberhasilan dan penghasilan dari apotek nantinya. 1. Denah Lokasi
= Apotek Sehat Farma
Denah ruang apotek
2. Data-data pendukung a. Kepadatan penduduk Apotek Sehat Farma berada di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dekat dengan perumahan warga, sekolah, pasar, rumah makan, serta tempat perbelanjaan.\ b. Tingkat sosial dan ekonomi Tingkat kesadaran akan kesehatan masyarakat di sekitar apotek yang akan didirikan ini cukup tinggi. Tingkat ekonomi dan konsumsi penduduk secara umum cenderung menengah kebawah. c. Pelayanan kesehatan lain Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yaitu terdapat 2 tempat praktek dokter umum dan 1 dokter spesialis jantung.
d. Jumlah apotek Di jalan p. Diponegoro sendiri belum ada apotek yang didirikan, makan jika akan didirikan apotek sehat farma ini maka apotek ini adalah apotek satu satunya yang ada di jalan diponegoro. Jumlah apotek terdekat sebagai mitra adalah 3 yaitu Apotek Samadikun (± 1 km) , Apotek Siliwangi (± 1 km) dan Apotek Garuda (± 1 km). Dengan melihat lokasi yang strategis maka diharapkan apotek dapat bersaing dengan apotek lainnya. e. Aman Lingkungan apotek sehat farma relatif aman karena berada dekat dengan kantor polisi air. f. Mudah dijangkau Lokasi apotek mudah dijangkau karena terletak dipinggir jalan , dan memiliki area parkir yang luas.
VIII. PELUANG/ PROSPEK PEMASARAN
Melihat lokasi apotek yang strategis dan memperhatikan cara pengobatan mandiri masyarakat (swamedikasi), maka pendirian apotek sehat farma mempunyai prospek pemasaran ke depan yang cuku bagus, karena: 1. Kepadatan penduduk yang tinggi di sekitar wilayah apotek (dekat dengan pasar) 2. Tingkat pendidikan masyarakat yang baik 3. Letak apotek yang strategis dekat dengan jalan raya dan merupakan jalur alternatif yang mudah dijangkau oleh berbagai kendaraan 4. Lingkungan sekitar relatif aman 5. Strategi pemasaran apotek yang mengedepankan citra apotek yang lebih ekonomis,
informatif,
pelayanan
ramah,
lengkap
dan
memberikan
kenyamanan bagi konsumen yang didukung dengan sarana dan prasarana yang ada di apotek.
IX.
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 1. Potensi pasar
Letak atau lokasi apotek strategis dan mudah dijangkau karena dekat pemukiman penduduk. 2. Perkiraan konsumen: a. Resep b. Konsumen yang membeli obat bebas dan komoditi lain 3. Market share Jumlah pesaing di sekitar apotek sehat farma : 3 apotek Jumlah perkiraan pasien di sekitar apotek bahagia farma setiap hari sebanyak 3 pembelian resep, 10 pembelian OWA, dan 100 obat bebas. X.
RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN
a. Tingkat pelayanan Dalam pelayanan penjualan obat kami memberikan layanan yang memuaskan melalui adanya pemberian informasi obat, kenyamanan ruang tunggu, dan keramahan pelayanan. b. Penetapan harga Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga berdasarkan
tingkat
keberlangsungan
usaha,
dimana
kami
mencari
keuntungan yang relatif sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar. Juga didasarkan pada persaingan harga dengan usaha apotek yang lain. c. Kegiatan promosi Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui promosi di media masa cetak, leaflet dan spanduk, serta siaran di beberapa stasiun radio lokal, maupun sebagai sponsor kegiatan masyarakat ataupun instansi pemerintah/swasta. d. Kelengkapan barang Kelengkapan barang dapat menentukan perkembangan usaha mendatang. Ketersediaan
semua
kebutuhan
produk
obat
dari
masyarakat
dapat
meningkatkan kepercayaan, pendapatan, dan tingkat pemasaran yang lebih luas.
XI.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan sumber daya manusia yang baik, yang memiliki komunikasi efektif dan elegan dalam menangani semua kegiatan yang berhubungan dengan apotek baik administratif maupun pelayanan di apotek. Kebutuhan pegawai di apotek ini disesuaikan dengan jumlah pengunjung dan penjualan obat. Apotek sehat farma ini akan merekrut 3 orang karyawan yang terdiri dari:
XII.
a. Apoteker pengelola apotek
: 1 orang
b. Apoteker pendamping
: 1 orang
c. Administrasi umum
: 1 orang
ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN
1. Bangunan Bangunan apotek terdiri dari ruang pelayanan resep, ruang peracikan, kasir, ruang kerja apoteker dan konsultasi obat, ruang tunggu pasien, tempat parkir, dan toilet. Bangunan dilengkapi dengan kipas angin, penerangan, sumber air yang memenuhi persyaratan, ventilasi dan sanitasi yang mendukung dan tempat sampah. Juga dibutuhkan papan nama yang terdiri dari papan nama apotek dan papan nama apoteker dengan SIA terpampang jelas.
2. Perbekalan Farmasi Perbekalan farmasi yang diperlukan adalah: a. Obat keras ( Obat dengan Resep dan Obat wajib apotek) b. Obat bebas dan bebas terbatas c. Alat kesehatan, meliputi : timbangan badan, pispot, masker, tutup kepala, sarung tangan, termometer, perban, kateter, spuit, dll. d. Kosmetik, produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan bayi (bedak, botol susu bayi, sabun, susu, madu, energy drink, dll) e. Bahan baku obat 3. Perlengkapan 4. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan 5. Alat perbekalan farmasi
6. Wadah pembungkus dan pengemas untuk penyerahan obat 7. Alat administrasi
XIII. ASPEK MODAL DAN BIAYA
.
Permodalan
a.
Modal awal
b.
Alokasi Modal
Rp.
70.227.000
1) Sewa gedung 1 tahun @ Rp 10.000.000
Rp. 10.000.000
2) Perlengkapan apotek
Rp. 3.477.000
1.
Gelas ukur 50 ml
Rp.
50.000
2.
Gelas ukur 100 ml
Rp.
60.000
3.
Erlemeyer 100 ml
Rp.
30.000
4.
Gelas piala 100 ml
Rp.
20.000
5.
Gelas piala 500 ml
Rp.
35.000
6.
Corong diameter 7,5 c
Rp.
18.000
7.
Thermometer skala 100OC
Rp.
15.000
8.
Mortir diameter 8 cm dan alu
Rp.
20.000
9.
Spatel logam dan porselen
Rp.
8.000
10.
Cawan penguap porselen
Rp.
15.000
11.
Batang pengaduk
Rp.
6.000
12.
Timbangan gram (anak timbangan)
Rp. 1.600.000
13.
Timbangan mg(anak timbangan)
Rp. 1.600.000
3) Perlengkapan penunjang
Rp. 12.625.000
1.
Etalase 200 x 50 x 110 cm
Rp. 1.000.000
2.
Etalase 100 x 50 x 250 cm
Rp. 1.500.000
3.
Meja Penyerahan dan kasir 2 buah
Rp. 420.000
4.
Meja kerja Apoteker
Rp. 500.000
5.
Meja Racik 100 x 200 cm
Rp. 300.000
7.
Kursi kayu panjang 2x0,6 m 2 bh
Rp. 3.500.000
8.
Lemari Narkotika 40x80x100 cm
Rp. 300.000
9.
Lemari es
10. Dispenser + gallon air 11. lampu 8 watt 5 buah
Rp. 1.000.000 Rp.
150.000
Rp.
115.000
12. Kabel Rol 2 buah
Rp.
40.000
13. Komputer + printer 1 set
Rp. 3.500.000
14. Kipas angin 2 buah
Rp.
250.000
15. Timbangan badan
Rp.
50.000
4) Perlengakapan administrasi
Rp.
1.
Blangko salinan resep 2 set
Rp.
100.000
2.
Balngko kwitansi 2 set
Rp.
100.000
3.
Pesawat Telepon
Rp.
150.000
4.
Pembungkus obat dan etiket
Rp.
250.000
5.
Alat tulis dan buku
Rp.
100.000
750.000
5) Perizinan
Rp.
1.
Biaya Rekomendasi SP dan ISFI
Rp.
100.000
2.
Biaya Rekomendasi SIA
Rp.
200.000
3.
Bayar Iuran anggota ISFI 1 tahun
Rp.
300.000
4.
Bayar administrasi apoteker 2 orang Rp. 600.000
5.
Akta Notaris APA dan APING
6.
SIA
7.
SP
Rp.
750.000
8.
FI edisi terbaru
Rp.
330.000
9.
MIMS
Rp.
30.000
3.375.000
Rp. 1.000.000 Rp.
65.000
6) Pembelian obat
Rp. Jumlah
c.
Perencanaan Anggaran dan Pendapatan Tahun I
1.
Biaya operasional 1) APA Rp. 1.000.000/bulan
Rp. 12.000.000
2) APING Rp. 800.000/bulan
Rp. 9.600.000
3) Administrasi umum Rp. 500.000/bulan 4) Sewa bangunan/tahun
Rp.
70.227.000
Rp.
40.600.000
Rp. 6.000.000 Rp. 10.000.000
5) Rekening Listrik Rp. 150.000/bulan
Rp. 1.800.000
6) Rekening air Rp. 50.000/bulan
Rp
600.000
40.000.000
7) Rekening Telepon Rp. 50.000/bulan
Rp.
600.000
Biaya Tetap (Fix cost) Biaya Tetap = Rp.40.600.000/tahun = Rp. 3.383.333/bulan
2.
Proyeksi Pendapatan tahun I Jenis Obat
Keuntungan
Indeks penjualan
Resep OWA Obat bebas
30% 25% 25%
1,3 1,2 1,1
Rata-rata
Jumlah
1,2
Pada tahun ke- 1 diproyeksikan resep yang masuk 3 lembar per hari dengan perkiraan harga rata-rata Rp. 85.000/lembar, omset OWA per hari Rp. 100.000, dan omset obat bebas per hari Rp. 250.000. 1.
Penjualan obat resep 3 lembar x 30 x Rp. 85.000
2.
Penjualan OWA 30 x Rp. 100.000
3.
= Rp. 7.650.000
= Rp
3.000.000
Penjualan obat bebas 30 x Rp. 250.000 Total Penjualan
= Rp. 7.500.000 = Rp. 18.150.000 (per bulan)
Keuntungan dari penjualan per bulan 1. Penjualan obat resep 30% x Rp 7.650.000 = Rp 2.295.000 2. Penjualan OWA 25% x Rp 3.000.000 = Rp 750.000
3. Penjualan obat bebas 25% x Rp 7.500.000 = Rp 1.875.000 Total keuntungan/bulan = 2.295.000 + 750.000 + 1.875.000 = Rp 4.920.000
Biaya Variabel/tahun a. Obat resep
= 70% x Rp 7.650.000 x 12 = Rp 64.260.000
b. OWA
= 75% x Rp 3.000.000 x 12 = Rp 27.000.000
c. Obat bebas
= 75% x Rp 7.500.000 x 12 = Rp 67.500.000 Jumlah biaya variabel = Rp 158.760.000
4.
d. Biaya tetap
= Rp 40.600.000
Laba bersih
= Total penjualan – Biaya operasional = 18.150.000 – 13.230.000 – 3.383.300 = Rp 1.536.700 / bulan
5.
Keuntungan per tahun
= laba x 12 = Rp 1.536.700 x 12 = Rp 18.440.400
BEP (Break event point)
1. Pay Back Periode Pay Back Periode = =
= 3,80 ( 3 tahun 8 bulan)
2. Return of Investement (ROI) ROI = =
= 26,25 %
x 100 %
x 100 %
3. Break Event Point (BEP) BEP =
=
x Biaya tetap
x Rp 40.600.000
= Rp 149.774.390 / tahun
4.
Presentase BEP = =
x 100%
x 100%
= 69,35 %
5. Kapasitas BEP Kapasitas BEP
= Presentase BEP x (jumlah lembar resep per tahun) = 69,35 % x (3 lembar x 30 hari x 12 bulan) = 749 lembar/tahun atau 63 lembar/bulan
IX. PEMBAHASAN
Apotek yang akan didirikan bernama Apotek Sehat Farma. Tujuan didirikannya apotek ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tentang pelayanan informasi obat terutama dalam hal swamedikasi, untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat serta untuk membuka lapangan pekerjaan yang baru. Apotek terserbut akan didirikan di Jalan Diponegoro Cirebon. Letak apotek ini dapat dikatakan strategis karena jalan tersebut ramai dan juga lokasinya dekat dengan pasar, sekolah, perumahan warga, tempat praktek dokter, dan masih banyak lainnya. Selain itu, lingkungan tempat berdirinya apotek ini bisa dibilang aman dan mudah dijangkau dengan kendaraan karena berada di pinggir jalan besar. Modal yang digunakan untuk mendirikan apotek sehat farma merupakan modal pribadi yaitu sebesar Rp 70.227.000 . biaya tersebut digunakan untuk menyewa tempat, membeli alat dan barang-barang untuk keperluan pendirian apotek, membeli obat-obatan, serta untuk pengurusan perijinan pendirian apotek, dan lain sebagainya. Tenaga kerja yang bekerja di apotek ini ada 3
yaitu sebagai Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping, dan Administrasi umum. Dari analisis Kondisi BEP adalah keadaan dimana total cost sama dengan total revenue, yaitu jumlah penjualan tepat dapat menyamai jumlah
fixed cost,
biaya produksi dan depresiasi yang harus dibayarkan.
Break even point apotek
dicapai pada jumlah konsumen 749 dengan
nilai Rp. 85.000,-. Payback periode menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi total. Pay Back Period dicapai pada 3,8 tahun. ROI yang diperoleh dengan perolehan laba sebesar Rp. 18.440.000 per tahun adalah 26,25%
X. PENUTUP
Kesimpulan 1.
BEP (Break Event Point) dicapai pada jumlah konsumen konsumen
749
dengan nilai Rp. 85.000,-. 2. Pay Back Period dicapai pada 3,8 tahun. 3. ROI yang diperoleh dengan perolehan laba sebesar Rp. 18.440.000 per tahun adalah 26,25%. Berdasarkan
analisa
situasi
dan
dengan
memperhatikan
studi
kelayakannya, maka pendirian Apotek Sehat Farma di Jalan Diponegoro Cirebon mempunyai prospek baik, baik ditinjau dari segi pelayanan maupun usaha.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Studi Kelayakan Apotek. http://jendelafarmasi.blogspot.com Diakses tanggal 10 Januari 2014 Kumanireng,
Maria,
L.
2012.
Pendirian
Apotek.
http://rynchumanireng.wordpress.com diakses tanggal 10 Januari 2014 Yuliana. 2013. Pendirian Apotek. tanggal 10 Januari 2014
http://yetty2013.wordpress.com Diakses
Ayat Al-Qur’an tentang Kewirausahaan Surat As-Shaf ayat 10 dan 11
(
)
10.Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
( ) 11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di j alan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui.