28
PROYEK
SYSTEM INFORMATION PROJECT MANAGEMENT
"PROYEK MANAJEMEN PADA APLIKASI JUAL-BELI ELEKTRONIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN AKAD MURABAHAH PADA KSU SRI LIMO"
DISUSUN OLEH:
Nama : 1. Hafizh Andika Pitoyo
2. Mega Ayu Silvianingsih
Kelas : 4 TIPS 2
Study : SPM
Faculty : Faiq Miftakhul,M.KOM
Semester : 4
CEP-CCIT FTUI BEKERJASAMA DENGAN
PUSBANGSITEK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 – 2015
KATA PENGANTAR
Assalammu 'alaikum wr. wb.
Puji syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek SPM ini dengan judul "PROYEK MANAGEMENT PADA APLIKASI JUAL-BELI ELEKTRONIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN AKAD MURABAHAH PADA KSU SRI LIMO" tepat pada waktunya. Makalah ini berisi bagaimana aplikasi bisnis dikembangkan dalam bidang jual-beli,khususnya pembiayaan,penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua, dan teman-teman yang sudah memberi dukungan dan membantu menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bpk Faiq Miftakhul,M.KOM selaku faculty yang sudah membimbing kami dalam menyusun dan menyelesaikan dokumentasi ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan proyek ini. Semoga Tuhan meridhoi segala usaha kita. Amin
Depok, 15 Juni 2015
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar v
Daftar Tabel vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Batasan Masalah 2
1.5 Metodologi Penulisan 2
1.6 Sistematika Penulisan 2
BAB II LANDASAN TEORI 4
2.1 Definisi Proyek 4
2.2 Manajemen Proyek 4
2.3 Manajer Proyek 5
2.4 Peranan Manajer Proyek 5
2.5 Stake Holder 6
2.6 Area Pengetahuan Management Project 7
2.6.1 Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management) 8
2.6.2 Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management) 8
2.6.3 Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management) 9
2.6.4 Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project Human Resource Management) 10
2.6.5 Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Management) 11
2.6.6 Manajemen Kualitas Proyek (Project Quality Management) 12
2.6.7 Manajemen Pengadaan Material Proyek (Project Procurement Management) 13
2.6.8 Manajemen Integrasi Proyek (Project Integration Management) 13
2.7 Fase-Fase Manajemen Proyek 14
BAB III ANALISA MASALAH 15
3.1 AON 15
3.2 Diagram PERT 15
3.3 Critical Path Method (CPM) 17
3.4 Durasi 18
3.5 Work Breakdown Structure 19
3.6 Gantt Chart 20
3.7 Resource Sheet 22
3.8 Risk Manajemen 24
BAB IV Penutup 28
4.1 Kesimpulan 28
4.2 Saran 28
Daftar Pustaka 29
Daftar Gambar
Gambar 1 AON (Activity On Node) 15
Gambar 2 Forward Pass 16
Gambar 3 Backward Pass 16
Gambar 4 Critical Path Method 17
Gambar 5 Jadwal durasi bagan (1) 18
Gambar 6 Jadwal durasi bagan (2) 18
Gambar 7 Work Breakdown Structure 19
Gambar 8 Work Breakdown Structure (2) 20
Gambar 9 Gantt Chart 20
Gambar 10 Gantt Chart (2) 21
Gambar 11 Resource Sheet 22
Gambar 12 Cost Management (1) 23
Gambar 13 Cost Management (2) 23
Daftar Tabel
Tabel 1 Tabel kegiatan 15
Tabel 2 Diagram ES-EF 16
Tabel 3 Diagram ES, EF, LS dan LF 16
Tabel 4 Tabel CPM 17
Tabel 5 Risk Manajemen 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, sistem dalam perbankan syariah telah diminati banyak orang. Setiap Bank konvensional berlomba-lomba membuat produk syariahnya masing masing. Akad yang populer digunakan dalam perbankan syariah adalah akad Mudharabah, ijarah, dan Murabahah. Salah satu akad fiqih yang tidak kalah populer digunakan oleh perbankan syariah adalah akad jual-beli Murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Secara sederhana, Murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang telah disepakati.
Murabahah adalah salah satu dari bentuk akad jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah yang memiliki prospek keuntungan yang cukup menjanjikan karena ada kesepakatan keuntungan antara nasabah dan pihak Bank. Keuntungan yang menjanjikan sehingga hampir semua lembaga keuangan syariah menjadikannya sebagai produk financing dalam pengembangan modal mereka.
Proses transaksi jual beli dengan akad Murabahah salah satunya dalam jual beli rumah. Bank telah menyediakan rumah untuk ditawarkan oleh nasabah. Maka dibutuhkan suatu program komputer atau aplikasi yang bisa digunakan untuk membantu proses jual-beli khususnya jual beli rumah dengan menggunakan akad Murabahah. Program yang dibuat adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman C#. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis akan membahas lebih lanjut tentang project management dalam pembuatan "Aplikasi Jual Beli Rumah Pada Bank Syariah".
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang sebuah Manajemen proyek pada Aplikasi Proyek Murabahah Pembiayaan Rumah?
Bagaimana mengerjakan sebuah proyek dengan konsep manajemen yang baik pada Aplikasi Proyek Murabahah Pembiayaan Rumah?
Bagaimana cara mengatur biaya, waktu pengerjaan dan tugas tim agar semua tertata dengan baik?
Bagaimana implementasi dari manajemen resiko pada proyek yang sedang dikerjakan?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui teknik penjadwalan proyek aplikasi pada KSU SRI Limo.
Mengetahui mengestimasi biaya proyek pada KSU SRI Limo.
Mengetahui bagaimana resiko yang terjadi dan berapa lama proses pengerjaann dan tingkat kesulitan dari proyek yang dikerjakan.
1.4 Batasan Masalah
Ruang lingkup materi dibatasi pada teknik penjadwalan menggunakan Gantt Chart, desain rancangan dengan menggunakan pemodelan UML, penentuan biaya dengan Cost Management Analysis, danmanajemen resiko dengan Risk Management. Akad yang digunakan adalah murabahah.Bahasa pemograman menggunakan PHP.
1.5 Metodologi Penulisan
Dalam proses penulisan proyek ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka (Library research) dan pembuatan akan management proyek. Pada metode ini, penulis megumpulkan beberapa referensi dari berbagai buku ataupun dari artikel yang berasal dari internet yang berhubungan dengan judul yang diajukan dengan menambahkan beberapa pendapat dari buku yang dibaca dan dari situs internet yang dikunjungi serta membuat aplikasi tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan tugas ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dan digunakan sebagai dasar dalam memecahkan masalah, teori-teori tersebut diambil dari literatur yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
BAB III : Anlisa Masalah
Dalam studi kasus ini menjelaskan tentang perancangan pembuatan management proyek pada aplikasi pembiyaan rumah dengan akad murabahah
BAB IV : Penutup
Kesimpulan dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Proyek
Menurut PMBOK Guide (2004), proyek adalah suatu usaha atau pekerjaan sementara yang dilakukan untuk membuat sebuah produk, menghasilkan jasa atau hasil yang unik. Sebuah proyek dinyatakan berakhir apabila tujuan proyek sudah diraih, atau proyek tersebut dihentikan. Proyek bisa besar atau kecil dan membutuhkan waktu yang lama atau singkat untuk menyelesaikannya. Proyek memiliki beberapa sifat/atribut, diantaranya adalah sebagai berikut:
Memiliki tujuan yang unik.
Bersifat sementara (ada jangka waktu)
Dibangun berdasarkan progressive elaboration (dilaksanakan dan dikendalikan)
Membutuhkan sumber daya, biasanya dari berbagai area.
Harus punya pelanggan utama atau sponsor(memberi arahan dan dana)
2.2 Manajemen Proyek
Dalam manajemen proyek, proyek merupakan sebagai usaha sementara yang dilakukan untuk menciptakan produk layanan, unik atau hasil. Definisi yang lain adalah pengelolaan lingkungan yang dibuat untuk tujuan memberikan satu atau lebih produk bisnis sesuai dengan kasus bisnis tertentu. Tujuan proyek mendefinisikan status target pada akhir proyek, mencapai yang dianggap perlu untuk mencapai manfaat yang direncanakan. Mereka dapat dirumuskan sebagai kriteria SMART: Spesifik, terukur (atau setidaknya dievaluasi) prestasi, Dapat dicapai (Achievable), realistis (mengingat kondisi saat sumber daya organisasi) dan Waktu yang ditentukan(dibatasi). Evaluasi (pengukuran) terjadi pada penutupan proyek. Namun seorang pengendali proyek (Project Control) pada kemajuan proyek harus perlu dilakukan dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Hal ini juga diperhatikan bahwa metode SMART adalah yang paling baik diterapkan untuk proyek-proyek inovasi.
2.3 Manajer Proyek
Menurut Project Mangement Body of Knowledge Guide (PMI 2001) mengatakan bahwa manajer proyek seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek. Menurut Ritz (1994) seorang manajer proyek berasal dari suatu institusi atau seorang pengusaha yang sinonim dengan pengurus, eksekutif, supervisor dan boss.
Peranan Manajer Proyek
Berperan untuk mengintegrasikan beberapa kegiatan yang berbeda untuk mencapai tujuan tertentu.
Berperan juga sebagai seorang komunikator. Dengan ini berarti manajer proyek menjadi tempat terakhir menujunya laporan-laporan, memo, permintaan dan keluhan. Manajer proyek juga mengambil input dari banyak sumber, mengolah dan menyampaikan informasi ke beberapa pihak dan memastikan bahwa semua orang yang punya peran dalam proyek mengetahui informasi mengenai kebijaksanaan, tujuan, anggaran, jadwal kebutuhan, dan perubahan yang ada dalam proyek sesuai peran yang dimiliki.
Berperan untuk mengambil keputusan yang menjadi wewenangnya, antara lain mengenai realokasi sumber daya, mengubah lingkup proyek, menyeimbangkan kriteria biaya, jadwal dan performansi.
Merupakan seorang enterpreuneur yang harus berusaha untuk melakukan pengadaan dana, fasilitas dan orang agar proyek dapat berjalan.
Merupakan seorang agen pengubah yang mempelopori pemakaian ide yang baru dan inovatif dan berusaha keras mengatasi halangan untuk melakukan perubahan.
Uraian pekerjaan seorang manajer proyek dapat beragam,tetapi kebanyakan mencakup pertanggung jawaban, perencanaan, penjadwalan. Berikut adalah kurang lebih 15 fungsi atau tugas manajer proyek :
Menentukan lingkup proyek
Evaluasi permintaan proyek
Menetukan stakeholder, pembuat keputusan dan prosedur eskalasi
mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko
Membuat daftar detil aktifitas(WorkBreakdown Structure-WBS)
Menentukan rencana kontingensi
mengestimasi waktu yang di butuhkan
Mengidentifikasi ketergantungan
membangun flow cart manajemen proyek dari awal
Berpartisipasi dalam meninjau ulang fase-fase proyek
Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan serta anggaran
Mengatur proses perubahan
Melaporkan suatu proyek
2.5 Stake Holder
Istilah stakeholder sudah sangat fenomenal. Kata ini telah dipakai oleh banyak pihak dan hubungannnya dengan berbagi ilmu atau konteks, misalnya manajemen bisnis, ilmu komunikasi, pengelolaan sumberdaya alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-lembaga publik telah menggunakan istilah stakeholder ini secara luas ke dalam proses-proses pengambilan dan implementasi keputusan. Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu rencana. Yang termasuk dalam stakeholder adalah:
Sponsor proyek;
Manajer program;
Manajer proyek;
Anggota tim;
Staf pendukung;
Pelanggan/pengguna, baik perorangan atau perusahaan;
Pemasok;
Manajer portofolio.
Stakeholder terbagi menjadi dua macam antara lain :
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait dengan proyek, yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat : Anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat
Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (consern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
Lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung.
Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki "concern" (termasuk organisasi massa yang terkait).
Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan keputusan pemerintah.
Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemangku_kepentingan
2.6 Area Pengetahuan Management Project
Project Management Body of Knowledge ( PM Bok ) menguraikan tentang pengetahuan yang unik pada bidang manajemen proyek dan berhubungan dengan manajemen lain secara teratur.
2.6.1 Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management)
Project Scope Management mendefinisikan ruang lingkup pekerjaan (scope) yang harusdilakukan untuk menghasilkan deliverable sesuai dengan spesifikasi dan jangka waktu yang telah ditetapkan. Deliverable yang dimaksud bisa berupa: produk, jasa, prosedur, sistem, maupun keluaran dalam bentuk lain. Pembahasan Project Scope Management meliputi:
Scope planning;
Scope definition;
Work Breakdown Structure;
Scope verification;
Scope control.
2.6.2 Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management)
Project Cost Management menguraikan proses yang dilibatkan di dalam perencanaan, pemikiran, penganggaran, dan biaya-biaya pengendalian sehingga proyek dapat diselesaikan dengan anggaran yang telah disetujui.
Menurut Schwalbe ( 2004, p225 ), manajemen biaya proyek melibatkan proses yang dibutuhkan untuk menyakinkan bahwa proyek terselesaikan dengan angggaran yang dianjurkan. Seorang manajer proyek harus dapat meyakinkan bahwa proyek sudah didefinisikan dengan baik, mempunyai waktu yang akurat dan perkiraan harga, dan mempunyai anggaran yang realistis dimana tim proyek terlibat dalam hal penganjuran tersebut. Merupakan tugas manajer proyek untuk memuaskan stakeholder proyek sementara melanjutkan penekanan untuk mengurangi dan mengontrol biaya.
Proses yang terlibat didalam manajemen biaya proyek adalah :
Perencanaan Sumber Daya (Resource Planning)
Melibatkan penentuan sumber daya apa (orang, peralatan, dan material) dan kuantitas dari tiap sumber daya yang akan digunakan dalam melakukan aktivitas proyek. Keluaran dari proses ini adalah daftar dari kebutuhan sumber daya.
Perkiraan Biaya (Cost Estimating)
Melibatkan pengembangan sebuah pendekatan atau pemikiran dari biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Keluaran utama dari proses ini merupakan perkiraan biaya, mendukung perincian, dan sebuah perencanaan manajemen biaya.
Penganggaran Biaya (Cost Budgeting)
Melibatkan pengalokasian pemikiran biaya keseluruhan terhadap peralatan kerja individu untuk membangun sebuah dasar untuk pengukuran kerja. Keluaran utama dari proses ini adalah dasar biaya (cost baseline).
Pengontrolan Biaya (Cost Control)
Melibatkan pengontrolan perubahan terhadap anggaran proyek. Keluaran utamanya adalah revisi perkiraan biaya, update penganggaran, tindakan pembetulan, perkiraan pada penyelesaian, dan pelajaran yang didapat.
2.6.3 Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management)
Project Time Management mengurangi proses penyelesaian proyek yang tepat waktu. Menurut Schwalbe, Manajemen waktu proyek secara sederhana didefinisikan yaitu melibatkan proses yang dibutuhkan untuk menyakinkan pemenuhan waktu dari proyek. Tetapi pencapaian hasil ini tidak sederhana.
Proses utama yang terlibat didalam manajemen waktu proyek adalah :
Pendefinisian Aktivitas (Activity Definition)
Melibatkan pengidentifikasian aktifitas yang khusus dimana anggota tim proyek dan pemegang saham harus berkerja untuk menghasilkan pengarahan proyek. Sebuah aktifitas atau tugas adalah elemen kerja, biasanya ditemukan di dalam Work Breakdown Structure ( WBS ) yang mempunyai durasi yang diharapkan, biaya, dan kebutuhan akan sumber daya.
Barisan Aktivitas (Activity Sequencing)
Melibatkan pengidentifikasian dan pendokumentasian hubungan antara aktivitas proyek.
Perkiraan Durasi Aktivitas (Activity Duration Esting)
Melibatkan perkiraan periode jumlah kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktifitas individu.
Pengembangan jadwal (Schedule Development)
Melibatkan analisa urutan aktifitas, perkiraan durasi aktifitas, dan kebutuhan sumber daya untuk menciptakan jadwal proyek.
Gantt Chart
Menurut Schwalbe, Gantt Chart menyediakan suatu format standar untuk menggambarkan informasi mengenai jadwal proyek dengan menampilkan kegiatan proyek, jadwal mulai dan jadwal selesai dalam format kalender.
Critical Path Method ( CPM )
Menurut Schwalbe, Critical Path Method (CPM ) juga disebut Critical Path Analysis adalah suatu teknik analisa jaringan proyek yang digunakan untuk meramalkan total jangka waktu proyek. Alat yang penting ini digunakan dalam memprediksi total waktu proyek. Suatu Critical Path untuk suatu proyek adalah rangkaian aktivitas dari awal proyek dikerjakan sampai proyek tersebut diselesaikan. Menggunakan network diagram dan mempunyai sedikit slack atau float adalah waktu dari aktivitas yang mungkin tertunda tanpa menunda suatu aktivitas atau tanggal penyelesaian proyek.
Critical Chain Scheduling
Menurut Schwalbe, Critical Chain Scheduling adalah suatu metode penjadwalan yang mempertimbangkan sumber daya yang terbatas ketika menciptakan jadwal proyek dan memasukkan buffer pada proyek.
Buffer adalah penambahan waktu untuk melengkapi tugas, penambahan pada perkiraan untuk nilai dari bermacam-macam faktor.
Buffer dibagi menjadi 2, antara lain :
Feeding Buffer : penambahan waktu yang ditambahkan sebelum tugas pada bagian kritis didahului oleh bagian tugas yang non-kritis.
Project Buffer : penambahan waktu yang ditambahkan sebelum tanggal proyek selesai.
2.6.4 Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project Human Resource Management)
Project Human Resource Management menguraikan proses dalam mengorganisir dan mengatur tim proyek itu. Menurut Schwlbe, manajemen sumber daya manusia proyek melibatkan proses yang dibutuhkan untuk melakukan efektifitas dari penggunaan orang yang terlibat dengan proyek. Manajemen sumber daya manusia menyangkut semua stakeholder proyek seperti: sponsor, pelanggan, anggota tim proyek, staff pendukung, para penjual yang mendukung proyek.
Proses utama yang terlibat didalam manajemen sumber daya manusia proyek adalah :
Perencanaan Sumber Daya Manusia mengidentifikasi dan mendokumentasikan perananan seseorang dalam proyek, tanggung jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut dengan orang-orang lain dalam proyek
Akuisisi Tim Proyek usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan untuk menyelesaikan proyek.
Membangun Tim Proyek Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek.
Mengelola Tim Proyek Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek.
2.6.5 Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Management)
Project Risk Management menguraikan proses yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen resiko pada suatu proyek.
Menurut Schwalbe, manajemen resiko proyek merupakan pengetahuan untuk mengidentifikasi, menugaskan, dan menanggapi resiko melalui daur hidup proyek dan perhatian dalam memenuhi objektif proyek. Menurut Schwalbe, tujuan dari manajemen resiko proyek dapat dilihat dengan meminimalkan potensi resiko sementara memaksimalkan potensi peluang atau pengeluaran.
Proses utama yang terlibat didalam manajemen resiko proyek adalah :
Perencanaan Manajemen Resiko (Risk Management Planning)
Melibatkan memutuskan bagaimana pendekatan dan rencana kegiatan manajemen resiko untuk suatu proyek. Dengan meninjau project charter, Work Breakdown Structure (WBS), aturan dan tanggung jawab, teloransi resiko stakeholder, dan kebijaksanaan manajemen resiko organisasi, tim proyek dapat merumuskan suatu perencanan manajemen resiko
Identifikasi Resiko (Risk Identification)
Melibatkan penentuan dimana resiko lebih mempengaruhi proyek dan pendokumentasian karakteristik dari setiap resiko yang ada.
Banyaknya Resiko (Quantitative Risk Analysis and Qualitative Risk Analysis)
Melibatkan pengevaluasian resiko dan interaksi resiko untuk menafsirkan kemungkinan output proyek. Alat atau teknik untuk menghitung resiko yaitu jumlah uang yang diharapkan, menghitung riter resiko, estimasi PERT, simulasi, dan penilaian dari para ahli.
Perencanaan Tangapan Terhadap Resiko (Risk Response Planning)
Melibatkan pengambilan langkah-langkah untuk meningkatkan peluang dan mengembangkan tanggapan terhadap ancaman. Keluaran dari proses pengembangan tanggapan terhadap resiko ini adalah perencanaan manjemen resiko.
Pengontrolan dan Pengawasan Resiko (Risk Monitoring and Control)
Melibatkan pengawasan terhadap resiko yang diketahui, identifikasi resiko-resiko baru, mengurangi resiko, dan mengevaluasi keefektifan dari penurunan resiko seluruhnya dalam daur hidup proyek. Keluaran utama dari proses ini adalah tindakan pembetulan terhadap tanggapan resiko dan update perencanaan manajemen resiko.
2.6.6 Manajemen Kualitas Proyek (Project Quality Management)
Project Quality Management menguraikan proses yang dilibatkan untuk meyakinkan bahwa proyek akan mencapai sasaran bila telah dikerjakan.
Menurut Schwalbe, tujuan utama dari manajemen kualitas proyek adalah untuk menyakinkan bahwa proyek akan memenuhi (memuaskan) kebutuhan yang akan diambil. Tim proyek harus mengembangkan hubungan yang baik dengan stakeholder kunci, khususnya pelanggan utama dengan proyek tersebut untuk mengerti kualitas yang ada didalamnya. Jika stakeholder proyek tidak puas dengan kualitas dari manajemen proyek atau hasil produk atau suatu proyek maka tim proyek harus membetulkan ruang lingkup, waktu, dan biaya untuk memenuhi kebutuhan stakeholder dan harapanharapan. Karena tim proyek harus mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan semua stakeholder dan mengetahui kebutuhan mereka.
Perencanaan kualitas (Quality Planning)
Melibatkan pengidentifikasian dimana standar kualitas berhubungan dengan proyek yang akan dilakukan dan bagaimana mencapai keduanya.
Meyakinkan kualitas (Quality Assurance)
Melibatkan evaluasi secara menyeluruh kinerja proyek untuk meyakinkan proyek akan memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Proses peyakinan kualitas melibatkan pengambilan tanggung jawab untuk kualitas selama proyek berlangsung hingga proyek berakhir.
Pengontrolan kualitas (Quality Control)
Melibatkan pengawasan hasil proyek khusus untuk meyakinkan apakah proyek sudah selesai dengan standar kualitas yang berhubungan sementara mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh.
2.6.7 Manajemen Pengadaan Material Proyek (Project Procurement Management)
Project Procurement Management menguraikan proses pembelian atau perolehan produk, jasa atau hasil, seperti halnya proses manajemen kontrak.
Menurut Schwalbe, pengadaan (procurement) proyek mempunyai arti mendapatkan barang dan atau jasa dari sumber daya luar. Menurut Schwalbe keberhasilan dari proyek TI yang menggunakan sumber daya dari luar perusahaan sering tergantung pada manajemen pengadaan proyek. Manajemen pengadaan proyek itu sendiri meliputi proses yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang atau jasa proyek dari luar.
Proses utama yang terlibat didalam manajemen pengadaan proyek adalah :
Proses Pengadaan (Procurement Planning)
Melibatkan penentuan bagaimana mengadakan dan kapan. Proses ini melibatkan penentuan bagaimana meng-outsource, menentukan jenis kontrak, dan menciptakan pernyataan kerja.
Perencanaan Permohonan (Solicitation Planning)
Melibatkan pendokumentasian kebutuhan produk dan mengidentifikasi sumber daya yang pontensial. Proses ini melibatkan penulisan dokumen pengadaan, seperti Request For Proposal (RFP), dan mengembangkan criteria evaluasi. Akhir dari proses ini, yaitu organisasi sering mengumumkan Request For Proposal (RFP).
2.6.8 Manajemen Integrasi Proyek (Project Integration Management)
Project Integration Management menguraikan tentang proses dan aktivitas yang mengintegrasikan unsur-unsur dari manajemen proyek yang diidentifikasi, digambarkan, dikombinasikan, disatukan dan dikoordinir di dalam kelompok-kelompok proses manajemen proyek.
Menurut Schwalbe, Manajemen intergritas proyek meliputi proses yang terlibat didalam mengkoordinasi semua area pengetahuan manajemen proyek lain melalui dalam hidup proyek. Hal ini meyakinkan bahwa semua elemen dari proyek digunakan bersama pada waktu yang tepat untuk mensukseskan suatu proyek. Proses utama yang terlibat di dalam manajemen intergritas proyek adalah :
Pengembangan rencana proyek (Project Plan Development)
Melibatkan pengambilan hasil dari proses perencanaan dan membuat konsisten, dokumen yang koheren rencana proyek.
Pengeksekusian rencana proyek (Project Plan Execution)
Melibatkan pelaksanaan rencana proyek dengan melakukan aktivitas yang termasuk didalamnya.
Pengotrolan Perubahan Secara Keseluruhan (Integrated Change Control)
Melibatkan koordinasi perubahan didalam proyek secara keseluruhan. Untuk menyelesaikan keintegritasan manajemen proyek harus terlibat di dalam lingkup proyek, kualitas, waktu, biaya, sumber daya manusia, komunikasi, resiko, dan manajemen pengadaan (procurement). Karena semua itu terikat satu sama lain di dalam area pengetahuan.
2.7 Fase-Fase Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keahlian, alat-alat dan teknik untuk aktivitas proyek untuk memenuhi persyaratan proyek. Manajemen proyek dilakukan melalui penerapan yang sesuai serta penggabungan dari keseluruhan 42 proses manajemen yang dirangkum dalam 5 fase, yaitu:
Fase Pengenalan adalah tahap dimana proyek didefinisikan secara global yang mencakup ruang lingkup, tujuan, waktu dan biaya.
Fase Perencanaan adalah tahap dimana proyek yang didefinisikan secara global dijelaskan secara terperinci dan jelas.
Fase Pelaksanaan adalah tahap dimana pelaksanaan atas apa-apa saja yang telah direncanakan pada fase perencanaan.
Fase Pengawasan dan Pengontrolan adalah tahap dimana proyek yang sedang dikerjakan terus dilakukan pengawasan dan pengontrolan guna untuk tercapainya tujuan proyek, atau tahap dimana proyek telah selesai dikerjakan dan diterima oleh pihak client.
BAB III
ANALISA MASALAH
3.1 AON
Activity on node (AON), yang mana kegiatan digambarkan pada node dalam hal ini garis panah (arrow) merupakan hubungan logis antar kegiatan. Berikut adalah gambar AON dan table kegiatan yang digunakan dalam pembuatan aplikasi murabahah.
Gambar 1 AON (Activity On Node)
Tabel 1 Tabel kegiatan
Kegiatan
Penjelasan
Pendahuluan langsung
Waktu Pengerjaan (Minggu)
A
Perencanaan
-
3
B
Analisis
A
2
C
Design
B
4
D
Implementasi
C
7
E
Pengujian sistem
D
1
Total
17
3.2 Diagram PERT
Diagram ini berisikan dengan nama kegiatan ataupun simbol kegiatan, lama hari kegiatan tersebut, Early Start, Early Finish, Latest Start, dan Latest Finish.
Berikut adalah Diagram PERT yang digunakan dalam pembuatan aplikasi pembiayaan murabahah KSU SRI Limo :
Gambar 2 Forward Pass
Tabel 2 Diagram ES-EF
Kegiatan
Waktu
ES
EF
LS
LF
A
3
0
3
B
2
3
5
C
4
5
9
D
7
9
16
E
1
16
17
Gambar 3 Backward Pass
Tabel 3 Diagram ES, EF, LS dan LF
Kegiatan
Waktu
ES
EF
LS
LF
A
3
0
3
0
3
B
2
3
5
3
5
C
4
5
9
5
9
D
7
9
16
9
16
E
1
16
17
16
17
Critical Path Method (CPM)
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis kegiatan / aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical Path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang memungkinkan agar proyek dapat diselesaikan. Berikut adalah analisa Critical Path pada kegiatan proyek:
Gambar 4 Critical Path Method
Keterangan :
A = Tahap perencanaan
B = Tahap analisis
C = Tahap desain
D = Tahap implementasi
E = Tahap pengujian
Tabel 4 Tabel CPM
Kegiatan
Waktu
ES
EF
LS
LF
Free Float
Total Float
Crtical Path
A
3
0
3
0
3
0
0
Ya
B
2
3
5
3
5
0
0
Ya
C
4
5
9
5
9
0
0
Ya
D
7
9
16
9
16
0
0
Ya
E
1
16
17
16
17
0
0
Ya
Durasi
Durasi dibawah ini akan menampilkan penjabaran waktu berapa lama proyek aplikasi pembiayaan murabahah KSU SRI Limo, berikut dibawah ini:
Gambar 5 Jadwal durasi bagan (1)
Gambar 6 Jadwal durasi bagan (2)
3.5 Work Breakdown Structure
WBS adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail.hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik.
WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut sebagai Wok Breakdown Structure. Pada prinsipnya Work Breakdown Structure (WBS) adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan).
Gambar 7 Work Breakdown Structure
Gambar 8 Work Breakdown Structure (2)
3.6 Gantt Chart
Gantt Chart merupakan gambaran dari macam-macam bagan yang mempunyai fungsi untuk, menentukan durasi pekerjaan terhadap perkembangan waktu, perencanaan dan penjadwalan proyek pekerjaan serta pemantauan kemajuan proyek pekerjaan. Berikut waktu pengerjaan yang dilakukan pada pembuatan aplikasai murabahah di KSU SRI Limo.
Gambar 9 Gantt Chart
Gambar 10 Gantt Chart (2)
3.7 Resource Sheet
Resource sheet merupakan seluruh lembar kerja yang berisi daftar nama Resource beserta seluruh detailnya. Gambar berikut menunjukkan daftar sumber daya yang digunakan dalam pengerjaan proyek.
Gambar 11 Resource Sheet
Cost Management Analysis
Analisis biaya yang diperlukan untuk seluruh kegiatan dalam pembuatan aplikasi pembiayaan Murabahah. Berikut merupakan Analisis biaya yang diperlukan pada seluruh task dalam pembuatan aplikasi Murabahah pada KSU SRI Limo.
Gambar 12 Cost Management (1)
Gambar 13 Cost Management (2)
3.8 Risk Manajemen
Tabel 5 Risk Manajemen
No
Peringkat
Resiko
Deskripsi
Kategori
Akar Penyebab
Pemicu
Tanggapan
Penanggung Jawab
Kemungkinan
Dampak
Severity
1
2
Perubahan diagram
Aplikasi yg dibangun tidak sesuai dengan model yang sudah ditentukan sebelumnya
Perencanaan
Ide-ide baru
Diagram kurang lengkap
Melakukan pengontrolan desain sistem
Analis Sistem
7
8
56
2
8
Pemograman
waktu yang dibutuhkan dalam tahap pengkodean program tidak cukup sesuai dengan jadwal
Konstruksi
Manajemen waktu
Pengontrolan manajemen waktu yang buruk
Melakukan pengawasan dan pengontrolan dalam manajemen waktu
Programmer
8
9
72
3
7
Kesalahan tampilan aplikasi
Tampilan aplikasi yang telah dibangun tidak sesuai dengan permintaan client
Konstruksi
Pengetahuan
Pengetahuan desain aplikasi yang kurang
Menambah pengetahuan desain aplikasi
Programmer
4
5
20
4
7
Penyalahgunaan hak akses sistem
User masuk ke sistem tidak sesuai dengan hak akses
Training aplikasi
Penyalahgunaan hak akses
Kurangnya autentifikasi
Melakukan pembatasan hak akses
Programmer
3
5
15
6
3
Penyimpanan data
Data tidak terhubung dan tidak tersimpan dengan baik pada sistem
Konstruksi
Pembuatan database
Kesalahan pembuatan pada database dan inisiasi yang tidak tepat pada tahap pengkodean
Membangun database dan inisiasi database pada sistem dengan teliti
Programmer
7
9
63
5
8
Kesalahan komunikasi dengan pihak BMT
Kurangnya komunikasi dengan pihak BMT
Perencanaan
Tidak ada inisiatif untuk membangun komunikasi
Manajer tidak berinisiatif
Melakukan komunikasi dengan rutin seperti melakukan rapat yang singkat mengenai sistem yang dibangun
Manajer
1
2
2
6
10
Training
Trainer kurang mengerti tentang sistem
Training aplikasi
Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang mengenai sistem
Meningkatkan pengetahuan sistem
Manajer
3
6
18
7
2
Kerusakan Hardware
Hardware yang digunakan untuk membangun aplikasi rusak(con: CPU, Hdd, RAM, dll)
Konstruksi
Kurangnya kehati-hatian
Pemakaian hardware tidak dikontrol
Pengontrolan pemakaian hardware
Teknisi
3
9
27
8
3
Ketidakjelasan dokumentasi
Dokumentasi yang kurang dipahami programmer
Perancangan dan Konstruksi
Kurangnya konfigurasi informasi
Sulit mengidentifikasi informasi yang ada
Memberikan informasi dengan jelas dan selalu membangun komunikasi dengan programmer
Analis Sistem
7
8
56
9
5
Spesifikasi hardware yang ada pada PC client tidak memadai
Tidak memadainya spesifikasi hardware pada PC client(RAM, harddisk, OS)
Instalasi
Kurangnya informasi
Kurangnya informasi pengguna terhadap spesifikasi sistem yang akan digunakan
memperbaiki, melengkapi kebutuhan hardware maupun software pendukung untuk menunjang instalansi
IT Support
3
7
21
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Dalam mengembangkan sebuah proyek dibutuhkan implementasi management proyek agar dapat mengurangi resiko biaya, waktu dan sumber daya yang telah ditentukan di awal pembuatan proyek.
4.2 Saran
Sebaiknya pengembang lebih disiplin dalam mengerjakan proyek agar tidak kelebihan biaya, waktu dan sumber daya yang telah ditentukan.
Daftar Pustaka
http://agustinariyanti.blogspot.com/2011/04/knowledge-area-manajemen-proyek.html
https://sitompulke17.wordpress.com/2010/11/16/pengertian-work-breakdown-structure-wbs/
http://rahmaekaputri.blogspot.com/2012/04/manajer-proyek.html