BAB I PENDAHULUAN
I. 1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang cerdas,
sehat
dan
ahli
menuju
keberhasilan
Pembangunan
Kesehatan.
Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dimana dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial ekonomis. Desentralisasi upaya Kesehatan memberi wewenang kepada kabupaten dan kota untuk menentukan sendiri prioritas pembangunan Kesehatan daerahnya sesuai dengan kemampuan, kondisi dan kemampuan setempat. Dalam upaya mendukung pembangunan Kesehatan, sistem informasi Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting sebagai dasar penyusunan kebijakan, strategi maupun perencanaan, sehingga pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan mampu mengatasi masalah Kesehatan yang dihadapi. Penyediaan data dan informasi kesehatan yang lengkap dan akurat merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi kebijakan, strategi dan perencanaan yang disusun. Dalam rangka memberikan gambaran situasi dan kondisi kesehatan Puskesmas Tanjung Karang dan untuk mengetahui gambaran hasil-hasil program kegiatan yang dicapai selama tahun 2016 perlu dibuat profil Kesehatan Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016.
1
BAB I PENDAHULUAN
I. 1
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang cerdas,
sehat
dan
ahli
menuju
keberhasilan
Pembangunan
Kesehatan.
Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dimana dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial ekonomis. Desentralisasi upaya Kesehatan memberi wewenang kepada kabupaten dan kota untuk menentukan sendiri prioritas pembangunan Kesehatan daerahnya sesuai dengan kemampuan, kondisi dan kemampuan setempat. Dalam upaya mendukung pembangunan Kesehatan, sistem informasi Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting sebagai dasar penyusunan kebijakan, strategi maupun perencanaan, sehingga pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan mampu mengatasi masalah Keseh atan yang dihadapi. Penyediaan data dan informasi kesehatan yang lengkap dan akurat merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi kebijakan, strategi dan perencanaan yang disusun. Dalam rangka memberikan gambaran situasi dan kondisi kesehatan Puskesmas Tanjung Karang dan untuk mengetahui gambaran hasil-hasil program kegiatan yang dicapai selama tahun 2016 perlu dibuat profil Kesehatan Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016.
2
BAB I PENDAHULUAN
I. 1
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang cerdas,
sehat
dan
ahli
menuju
keberhasilan
Pembangunan
Kesehatan.
Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dimana dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial ekonomis. Desentralisasi upaya Kesehatan memberi wewenang kepada kabupaten dan kota untuk menentukan sendiri prioritas pembangunan Kesehatan daerahnya sesuai dengan kemampuan, kondisi dan kemampuan setempat. Dalam upaya mendukung pembangunan Kesehatan, sistem informasi Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting sebagai dasar penyusunan kebijakan, strategi maupun perencanaan, sehingga pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan mampu mengatasi masalah Keseh atan yang dihadapi. Penyediaan data dan informasi kesehatan yang lengkap dan akurat merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi kebijakan, strategi dan perencanaan yang disusun. Dalam rangka memberikan gambaran situasi dan kondisi kesehatan Puskesmas Tanjung Karang dan untuk mengetahui gambaran hasil-hasil program kegiatan yang dicapai selama tahun 2016 perlu dibuat profil Kesehatan Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016.
2
I.2. TUJUAN PROFIL PUSKESMAS TANJUNG KARANG 1.2.1 Tujuan Umum : Memberikan informasi tentang situasi dan kondisi kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang.
1.2.2 Tujuan Khusus : Keseh atan Masyarakat di wilayah Kerja - Memberikan informasi Derajat Kesehatan Puskesmas Tanjung Karang tahun 2020 d ilakukan di - Memberikan informasi tentang Upaya Kesehatan yang dilakukan wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang tahun 2020 i nformasi tentang tentan g Sumber Daya Kesehatan di wilayah Kerja - Memberikan informasi Puskesmas Tanjung Karang 2020
I.3. VISI DAN MISI VISI
:
Terwujudnya Puskesmas Tanjung Karang dengan wilayah kerja yang sehat dan mandiri tahun 2020
MISI
:
1. Mewujudkan
petugas yang
sehat dan da n mandiri
melalui
upaya
peningkatan kompetensi dan pemberdayaan tenaga berdasarkan pertanggungjawaban wilayah kerja 2. Mewujudkan pelayanan yang sehat dan mandiri pada pelaksanaan upaya kesehatan wajib dan pilihan melalui upaya bimbingan program, pengawasan, dan pengendalian 3. Mewujudkan masyarakat di wilayah kerja menjadi sehat sehat dan mandiri melalui upaya pemberdayaan optimal UKBM 4. Mewujudkan manajemen yang sehat dan mandiri melalui mekanisme perencanaan, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi
3
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Penyajian laporan Tahunan di wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 disajikan dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Laporan Tahunan di wilayah
Kerja
Puskesmas
Tanjung
Karang
2016.
dan
sistematika
penulisannya. Bab II Gambaran Umum Bab ini menyajikan uraian tentang Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Karang terdiri dari Kondisi Geografi dan Topografi, Gambaran Demografi Keadaan Pendidikan dan ekonomi. Bab III Derajat Kesehatan Bab ini menguraikan tentang indikator mengenai Umur Harapan Hidup, Mortalitas dan Status Gizi. Bab IV Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, Pemberantasan Penyakit Menular, Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pelayanan Kefarmasian, Perilaku Kesehatan, Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bab V Sumberdaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan. Bab VI Kesimpulan
4
BAB II GAMBARAN UMUM II.1. KONDISI GEOGRAFI DAN TOPOGRAFI Puskesmas Tanjung Karang adalah salah satu Puskesmas di Kota Mataram, letaknya diapit antara Puskesmas Karang pule dan puskesmas Ampenan. Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
Sumber: Bappeda Kota Mataram
5
Adapun batas-batas administrasi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kelurahan Ampenan
Sebelah Selatan : Kelurahan Jempong Baru
Sebelah Timur
: Kelurahan Karang Pule
Sebelah Barat
: Selat Lombok
Wilayah Puskesmas Tanjung Karang adalah 746 Km 2, yang termasuk dalam 2 kecamatan yaitu kecamatan Sekarbela yang terdiri dari Kelurahan Tanjung Karang, Kelurahan Tanjung Karang Permai, dan Kekalik Jaya, dan kecamatan Ampenan yang terdiri dari Kelurahan Ampenen Selatan, Kelurahan Banjar dan Kelurahan Taman sari.
II.2. GAMBARAN DEMOGRAFI
1. Jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk per Kelurahan Berdasarkan hasil survei tahun 2016, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang tercatat 58.418 jiwa, dengan jumlah penduduk dan sasaran penduduk menurut kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
6
Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Lingkungan, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
No
Kelurahan
Luas Wilayah (Km2)
Jumlah Lingkungan
Jumlah Penduduk
1
Tanjung Karang
6
9217
2
Tanjung Karang Permai
5
8388
3
Kekalik Jaya
5
19279
4
Taman Sari
4
9457
5
Banjar
4
7526
6
Ampenan Selatan
5
9022
29
62889
Jumlah
Kepadatan Penduduk/ Km2
Sumber : Dikes Kota Mataram
Rata-rata kepadatan penduduk adalah 6.846 jiwa/Km². Jika dirinci menurut keluraha maka kelurahan
dengan kepadatan penduduk tertinggi
adalah kelurahan Ampenan selatan dengan kepadatan penduduk sebesar 8.592 jiwa/Km² sedangkan Kelurahan yang kepadatan penduduknya paling rendah adalah kelurahan banjar sebesar 5.474 Jiwa/Km².
7
BAB III DERAJAT KESEHATAN
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan tujuan pembangunan kesehatan
Kota
Mataram
yang
dilaksanakan
melalui
program
dan
kegiatan.
Pembangunan kesehatan selain diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Derajat Kesehatan ditentukan oleh indikator-indikator kualitas hidup, mortalitas, morbiditas dan status gizi. Kualitas hidup antara lain dapat dilihat dari indikator Umur Harapan Hidup, sedangkan mortalitas dapat dilihat dari indikator-indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu. Morbiditas dapat dilihat dari indikatorindikator antara lain angka dan jumlah kesakitan DBD, ISPA, Diare, Malaria, TB paru, HIV/AIDS, Acute Flaccid Paralysis (AFP). Sedangkan status gizi dilihat antara lain dari dari indikator Persentase Balita dengan Gizi Buruk (dibawah garis merah pada KMS).
III.1.
UMUR HARAPAN HIDUP (UHH)
Muara dari kualitas kesehatan masyarakat, akan tergambarkan dalam angka harapan hidup bagi bayi yang dilahirkan saat ini. Berdasarkan perhitungan menggunakan life table, diperoleh angka harapan hidup di Wilayah Kerja Puskesmas tanjung Karang pada tahun 2016 mencapai 67,62 tahun. Artinya bahwa apabila ada bayi yang dilahirkan pada saat ini, maka dia berpeluang untuk hidup selama 67,62 tahun yang akan datang.
8
Grafik 2. Umur Harapan Hidup Kota Mataram Tahun 2007 – 2012
67.13
67.62
66.64
66.15 65.66 65.19
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : IPM Kota Mataram Tahun 2012
Pada grafik diatas terlihat bahwa selama periode tahun 2007 – 2012 umur harapan hidup terus mengalami peningkatan. Umur harapan hidup penduduk Kota Mataram meningkat dari 65,19 tahun pada tahun 2007 menjadi 67,62 tahun pada tahun 2012. Seiring teori yang ada, umur harapan hidup berbanding terbalik dengan angka kematian (bayi lahir mati, kematian bayi dibawah 1 tahun, kematian anak dibawah lima tahun dan kematian ibu). Makin tinggi kualitas kesehatan menyebabkan makin rendahnya angka kematian dan berakibat kepada meningkatnya umur harapan hidup.
III.2. MORTALITAS
1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka
Kematian
Bayi
merupakan
salah
satu
indikator
yang
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Faktor yang mempengaruhi Angka Kematian Bayi antara lain tingkat pengetahuan/pendidikan kedua orang tuanya, umur perkawinan pertama, pola konsumsi, perilaku hidup sehat, keadaan sosial ekonomi, adat istiadat, kebersihan lingkungan dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan Data Survei Kependudukan dan Demografi Indonesia (SDKI, 2012) menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) Nasional sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat Angka Kematian Bayi sebesar 57 per 1.000 kelahiran hidup. 9
Data terakhir dari Buku Indeks Pembangunan Manusia Kota Mataram Tahun 2010 dijelaskan bahwa angka kematian bayi pada tahun 1999 adalah sebesar 53 bayi per 1.000. pada tahun 2010 angka kematian bayi dapat ditekan menjadi 38 bayi per 1.000 kelahiran hidup Sedangkan jumlah kasus kematian bayi Tahun 2016 tidak ada kasus kematian, sedangkan kematian bayi tahun 2015 sebanyak 3 kasus kematian bayi, salah satu penyebabnya BBLR
2. Angka Kematian Ibu (AKI) Jumlah kasus kematian ibu tahun 2016 di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang sebanyak 1 orang yang disebabkan oleh PEB yaitu di Kelurahan Banjar.
III.3
MORBIDITAS 1.
Tuberkulosis
Tuberkulosis
paru
adalah
penyakit
yang
disebabkan
oleh
Mycobacterium tuberkulosis , yakni kuman aerob yag dapat hidup
terutama di paru-paru mempunyai
tekanan
atau di berbagai organ tubuh lainnya yang parsial
oksigen
yang
tinggi.
Pada
penyakit
tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru yakni sebesar 95,9 %. Penyakit Tuberkulosis Paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia ,demikian juga di Kota Mataram. Secara nasional Prevalensi TB Paru adalah 210/100.000 penduduk dan target yang harus dicapai tahun 2016 adalah penemuan 70% dari kasus yang diperkirakan dari prevalensi tersebut. Tujuan dari program penanggulangan TB adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Target dalam penanggulangan TB adalah : 1. Proporsi Pasien TB BTA positif antara suspek 5-15% 10
2. Proporsi pasien TB Paru BTA Positif diantara semua pasien TB di obati > 65 % 3. Angka penemuan kasus (Case Detection Rate = CDR ) minimal 70% 4. Angka konversi (convertion Rate ) minimal 80% 5. Angka Kesembuhan (Cure Rate ) minimal 85% Sedangkan target penderita BTA positif untuk Puskesmas tahun 2014 sebanyak 96 penderita Tabel 2. Hasil kegiatan program TB di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 Triwulan Suspek BTA (+) BTA( –) Ro+ Ekstra Paru I
30
6
3
0
II
45
9
5
0
III
24
9
4
0
IV
30
6
1
1
Jumlah
129
30
13
1
Case Detection Rate = 34,4% Angka Konversi (Convention Rate) Triwulan
Diobati
Konversi
I
6
6
II
9
9
III
9
9
IV
6
6
Jumlah
30
30
Convention Rate = 100%
11
Angka konversi (%)
KET
Hasil pengobatan Triwulan Diobati Sembuh I 6 II
9
III
9
IV
6
Meninggal
Pindah
KET Defauter = Sisipan = Dalam masa pengobatan = Dalam masa pengobatan =
Jumlah 30 Angka kesembuhan (Cure Rate) = 60,6 % Dari hasil presentase diatas terlihat tidak mencapai target yang diharapkan dimana pada angka penemuan kasus mungkin terlalu tinggi sedangkan pada angka konversi dan angka penyembuhan masih ada sebagian penerima pada tahap pengobatan. 2. Pneumonia
Penyakit ISPA merupakan salah satu penyakit yang termasuk 10 besar penyakit terbanyak di Kota Mataram terutama pada bayi dan balita, dan salah satu penyakit yang termasuk dalamnya adalah Pneumonia. Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau kesukaran bernafas. Kasus pneumonia di Kota Mataram dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari cakupan penemuan penderita pneumonia cenderung menurun dari tahun 2016 hingga tahun 2015. Capaian penemuan kasus Pneomonia tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
12
Tabel 5.Jumlah pencapaian program ISPA Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 No
2015
Target 2015
Bulan
pencapaian
2016
Target 2016 %
pencapaian
1
Januari
64
59
2
Februari
42
42
3
Maret
58
4
April
73
5
Mei
51
6
Juni
45 50 42 40
7
Juli
8
Agustus
48
9
September
36
48 46
10
Oktober
33
48
11
November
42
12
Desember
47
46 40
5 9 8
5 9 8
55 38
98,16 %
587
Jumlah
%
61
567
94,81 %
%
KET
tabel kasus ISPA pada masing –masing Kelurahan Kelurahan Banjar Ampenan Selatan Taman Sari Kekalik Jaya Tjk Permai Tanjung Karang Total / PKM
Target /TH
Komp yg harus dicapai
Target /bulan
Koml yg sudah dicapai 48 66
5 9 8
5 1 7
5 0
26 206 80 141
598
50
517
567
94,81%
Dari tabel diatas terlihat bahwa di kelurahan Kekalik Jaya memiliki kasus ISPA terbanyak yaitu 260 kasus.
13
3. HIV/AIDS
Penyakit Infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual yang mencakup infeksi yang disertai gejala-gejala klinis maupun asimptomatis. Penyebab infeksi menular seksual ini sangat beragam dan setiap penyebab tersebut akan menimbulkan gejala klinis atau penyakit spesifik yang beragam pula. Menurut WHO, penyebab IMS dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu bakteri, virus, protozoa, jamur dan ektoparasit. Data kasus IMS tahun 2016
No
Bulan
Jumlah kasus
Jumlah kasus
tahun 2015
tahun 2016
1
Januari
6
2
Februari
7
3
Maret
3
4
April
2
5
Mei
12
6
Juni
3
7
Juli
2
8
Agustus
0
9
September
9
10
Oktober
0
11
November
0
12
Desember
0
Jumlah
Total Puskesmas
44
14
Dari tabel diatas jumlah kunjungan kasus IMS pada tahun 2015 adalah sebanyak 44 kasus sedangkan tahun 2016 paling banyak terdeteksi yaitu pada bulan Februari yaitu sebanyak 11 kasus. 4. Diare
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai buang air besar dengan konsistensi lembek/cair yang frekwensinya lebih sering dari biasanya. Penyakit diare potensial menyebabkan kematian pada bayi dan balita karena dehidrasi yang disebabkannya. Jumlah kasus diare yang ditemukan pada tahun 2015 sebanyak 2500 kasus menurun dari tahun 2014 sebanyak 3510. Tabel 6. Penemuan Kasus Diare di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 Target
2015
2016
Target
No
Bulan
1
Januari
323
289
2
Februari
165
198
3
Maret
201
129
4
April
113
84
5
Mei
2
204
2
69
6
Juni
5
332
5
146
7
Juli
0
276
0
226
8
Agustus
0
269
0
231
9
September
230
171
10
Oktober
155
210
11
November
173
169
12
Desember
204
198
Jumlah
2015
Pencapaian
%
106
2645
%
2016
Pencapaian
2220
%
88,8%
Tabel diatas menunjukan bahwa cakupan penemuan kasus diare di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 sudah menurun dari tahun 2014.
15
5. Kusta
Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan beberapa negara di dunia. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti oleh masyarakat, keluarga dan termasuk petugas kesehatan sendiri. Penyakit kusta merupakan penyakit kronis yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Diagnosis penyakit kusta ditegakkan dengan ditemukannya tanda-tanda utama yaitu adanya lesi kulit yang mati rasa, penebalan saraf tepi dengan disertai gangguan fungsi saraf serta ditemukannya bakteri tahan asam (BTA). Menurut World Health Organizations (WHO), penyakit kusta diklasifikasikan menjadi 2 yaitu type PB ( pausi basiler ) dan type MB ( multi basiler ). Tujuan dari program ini adalah menurunkan angka kesakitan sehingga penyakit kusta tidak lagi
menjadi
masalah
kesehatan
di
masyarakat.
Sedangkan
target
pencapaiannya adalah Eliminasi Kusta pada Tahun 2015 dengan prevalensi <1/10.000 penduduk. Penemuan penderita baru kusta puskesmas Tanjung Karang tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 7. Angka Penemuan Kasus Baru Kusta Tahun 2016 No
Tahun
Kasus baru
Kambuh
1
2015
1
1
2
2016
2
0
3
1
Jumlah
Tahun 2015 ditemukan kenaikan kasus dari 1 kasus baru pada tahun 2015 menjadi 2 kasus baru di tahun 2016 . dari 2 penderita yang diobati 2 kasus RFT. Penyakit ini membutuhkan waktu pengobatan yang cukup lama dan apabila tidak dilakukan pengobatan maka dapat menimbulkan kecatatan. Lembaga dunia WHO mengklasifikasikan tingkat kecacatan kusta ini menjadi tiga tingkatan, yaitu Tingkat 0, Tingkat 1 dan Tingkat 2. Kecacatan Tingkat 2 merupakan yang
16
terparah dimana telah terjadi kelainan anatomis (cacat) pada tangan dan kaki serta terdapat gangguan (cacat) pada mata. 6. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, adapun penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Pencapaian kegiatan imunisasi di Puskesmas Tanjung Karang adalah seperti yang tertera pada tabel berikut. Tabel 9. Pencapaian imunisasi tahun 2015 Imunisasi
Target 2015
2015 Pencapaian
%
Target 2016
2016 Pencapaian
%
1
HB 1
1057
89
1146
95
2
BCG
1023
86
1133
94
3
POLIO 1
1023
86
1133
94
4
DPT/HB1
1
1121
96
1
1211
102
5
POLIO 2
2
1121
96
2
1211
102
6
DPT/HB2
0
1123
96
0
1088
92
7
POLIO 3
5
1123
96
7
1088
92
8
DPT/HB3
1156
99
11199
104
9
POLIO 4
1156
99
1199
104
10
CAMPAK
1057
90
1172
99
17
Sedangkan untuk imunisasi anak sekolah (BIAS) Tabel 10. Pencapaian BIAS tahun 2016 No
KLS
1
I
2 3
2015
IMUNISASI
2016
Jlh
%
Jlh
%
CAMPAK
892
96%
847
95%
DT
924
99%
882
97%
II
TD/TT
868
98%
879
97%
III
TD/TT
896
98%
863
97%
Pencapaian kegiatan imunisasi ini tidak lepas dari antara kerja sama lintas program, peran serta kader dan masyarakat.
7. DBD
Kepadatan penduduk yang sangat tinggi, menjadikan penularan Demam Berdarah Dengue menjadi lebih cepat, dipengaruhi juga oleh faktor demografis dan geografis kota Mataram yang menunjang perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti .
Program pemberantasan DBD mempunyai tujuan mengeliminasi kasus DBD. Yang dilakukan pada program ini yaitu penyuluhan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala). PJB dilaksanakan oleh petugas puskesmas serta di bantu oleh kader dalam waktu 3 bulan sekali pada tempat-tempat umum (SD, tempat ibadah, dll) serta perumahan. Target PJB adalah angka bebas jentik sebesar 95% sehingga dapat memutuskas siklus hidup nyamuk yang berisiko terjadinya kasus DBD. Berikut adalah gambaran kasus DBD di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015. Tabel 10. Distribusi Kasus DBD Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
18
No
Bulan
Kasus tahun 2015
Kasus tahun 2016
1
Januari
15
3
2
Februari
17
16
3
Maret
18
16
4
April
13
14
5
Mei
13
33
6
Juni
12
13
7
Juli
6
4
8
Agustus
2
7
9
September
0
3
10
Oktober
0
1
11
November
0
1
12
Desember
0
6
Jumlah
96
117
Pada tabel diatas terlihat bahwa incidence rate (IR) kasus DBD tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 66 kasus, dari tahun 2014 Adapun hasil kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 11. Hasil Kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) Tahun 2016 No
Kelurahan
8
Jumlah rumah yang di PE 139
Rumah post Jentik 27
Jumlah kasus
1
Banjar
2
Ampenas Selatan
22
450
61
3
Taman sari
28
518
70
4
Kekalik Jaya
19
420
42
5
Tjk permai
9
154
33
6
Tanjung Karang
10
201
15
96
1882
284
Total 8. Malaria
19
Malaria
merupakan
salah
satu
penyakit
menular
yang
menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat mempengaruhi angka kematian dan kesakitan bayi, balita dan ibu hamil serta dapat menurunkan produktifitas tenaga kerja. Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah pada program P2 malaria telah melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Penemuan penderita 2. Penegakan diagnosa melalui mikroskopis dan RDT (Rapid Diagnostic Test) 3. Pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Therapy (ACT) 4. Pembagian kelambu anti nyamuk. Meskipun telah dilakukannya kegiatan-kegiatan seperti yang telah disebutkan angka kasus malaria masih tinggi seperti tertera pada tabel berikut
No
Tabel 12. Kasus malaria Puskesmas Tanjung Karang Malaria 2014 Malaria 2015 Bulan Klinis Post Klinis Post
1
Januari
52
86
2
Februari
60
102
3
Maret
36
107
4
April
67
5
Mei
16
85
6
Juni
50
55
7
Juli
39
38
8
Agustus
56
43
9
September
60
50
10
Oktober
60
70
11
November
64
75
1 (PF)
20
95
12
41
Desember Jumlah
53
351
601
859
Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat kasus pada bulan april, akan tetapi kasus tersebut merupakan pasien dari luar wilayah Puskesmas Tanjung Karang. 9. Penyakit Tidak Menular
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Tabel 13. Hasil Pemantauan Penyakit Tidak Menular (PTM) Tahun 2016 No
Nama Penyakit
Th 2014
Th 2015
1
Hipertensi
1320
689
2
Diabetes Mellitus
491
211
3
Obesitas
109
47
4
Struma
0
3
5
Thyrotoksikosis
0
0
6
Stroke
28
26
7
Asma
490
289
8
PPOK Klinis
22
13
9
Osteoporosis
417
0
10
Penyakit Ginjal Kronik
8
5
11
Gagal Jantung
0
22
12
Kecelakaan Lalu Lintas
1097
420
13
Tumor Payudara
9
9
14
Tumor Kulit
0
0
15
Tumor Pada Retina Mata
0
0
16
Tumor Pada Bibir Rongga Mulut
3
0
21
17
Tumor Genetalia Externa
0
0
18
Tumor Cervik
0
0
19
Tumor Genetalia interna Perempuan (kecuali Cervik)
0
20 Angina Pektoris
0 0
9
10. Kesehatan Jamaah Haji
Pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji dilaksanakan satu kali dalam setahun. Rekapitulasi hasil pemeriksaan kesehatan jemaah calon haji tahun 2016. Tabel 13. Tabel Tahun 2016
Pemeriksaan
Labo
Th
rator
20 15 20 16
Imunisasi
K3JH
influe
Menin
nza
gitis
sehat
sakit
mening
M
O
P
ium
30
17
0
47
47
46
0
1
33
24
0
57
57
55
0
0
gal
11. Kejadian Luar Biasa Tabel 15. Kejadian Luar Biasa (KLB) diPuskesmas Tj. Karang Tahun 2016 KLB di Desa/Kelurahan No
Kelurahan
Jumlah
1
Tj.Karang
0
Ditangani <24 jam 0
2
Tj.Karang Permai
0
0
0
3
Kekalik Jaya
0
0
0
4
Taman Sari
0
0
0
5
Banjar
0
0
0
6
Ampenan Selatan
0
0
0
0
0
0
JUMLAH 22
% 0
Sumber : P2M pkm Tj Karang Tahun 2015
Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2015 ini yaitu tidak terjadi KLB BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Berbagai pembangunan
upaya
telah
dilakukan
dalam
rangka
meningkatkan
upaya
kesehatan secara lebih berdayaguna dan berhasil guna serta
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan dan sekaligus dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Puskesmas Tanjung Karang didukung oleh sarana pelayanan kesehatan yang yaitu Puskesmas Perawatan yang terdiri dari 2 Puskesmas Pembantu ,2 Polindes,34 Posyandu dengan jumlah Kader aktif 162 orang , ,Dukun terlatih 6 orang IV.1. Pelayanan Kesehatan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan yang antara lain dengan meningkatkan mutu pelayanan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan yang antara lain dengan meningkatkan mutu pelayanan. 1. Cakupan K1 dan K4 serta Pertolongan Persalinan Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan selama masa kehamilan sesuai standar paling sedikit empat kali selama masa kehamilan. Tahun 2015 cakupan kunjungan ibu hamil K1 sebesar 100,15% dan K4 sebesar 95,02%.
23
Tabel 16. Cakupan K1 dan K4 menurut Kelurahan wilayah PKM Tanjung Karang Tahun 2016
No
Kelurahan
K1
Target Bumil
Jumlah
K4 %
Jumlah
%
1
Tanjung Karang
195
212
108,72
204
104,62
2
Tj. Karang Permai
177
192
108,47
184
103,95
3
Kekalik Jaya
407
282
69,29
261
64,13
4
Taman sari
200
205
102,50
191
95,50
5
Banjar
159
203
127,67
197
123,90
6
Ampenen Selatan
190
234
127,16
225
123,16
Pkm Thn 2016
1326
1328
100,00
1262
95,05
Tahun 2015
1325
1329
100,30
1259
95,02
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat cakupan K1 dan K4 tahun 2016. Cakupan K1 pada tahun 2016 ini sebesar 100,00% dan cakupan K4 sebesar 95,05%. Cakupan K1 dan K4 tertinggi terdapat di Kelurahan Banjar dan cakupan K1 dan K4 terendah adalah Kelurahan Kekalik Jaya. Selain cakupan K1 dan K4 indikator lain yang digunakan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah cakupan tenaga yang memberikan pertolongan pada saat persalinan. Tenaga yang memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan (dukun). Tahun 2015 cakupan pertolongan persalinan oleh bidan / tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi menurut Kelurahan adalah sebagai berikut :
24
Tabel 17.Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
No
Kelurahan
Target Bulin
Persalinan Nakes Cakup an
1
Tanjung Karang
2
Tj Karang Permai
3
K. jaya
4
Taman Sari
5
Banjar
6
Ampenen Selatan
Pkm Tj karang 2016 Tahun 2015
Persalinan Non Nakes
%
Cakupan
%
186
187
100,52
0
0
169 388 191 152 181
159 245 172 183 200
94,08 63,14 90,05 120,36 110,50
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1267
1146
90,45
0
0
1256
1149
91,48
0
0
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2016
Dari tabel tersebut diatas diperoleh gambaran bahwa cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 sebesar 90,45%, Namun cakupan persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan tidak ada ini menunjukan bahwa bidan tetap bermitra dengan dukun dalam rujukan persalinan ,Kelurahan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi tertinggi adalah Kelurahan Banjar sebesar 120,39,60 % . 2. Berat Bayi Lahir rendah (BBLR) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam: (1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 2500 gram; (2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram ; (3) Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR antara lain : Gizi yang kurang saat hamil, umur, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, Paritas ibu,
25
Asma bronkiale, Infeksi Saluran Kemih, Hipertensi dan Gaya Hidup. Adapun kejadian BBLR Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 sebagai berikit : Tabel 18. Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 BAYI BAYI JUMLAH LAHIR BBLR NO Kelurahan LAHIR DITIMBANG HIDUP Jumlah % Jumlah % 1 187 187 Tanjung Karang 100 4 2,14 2
Tanjung Karang Permai
159
159
100
3
1,89
3
Kekalik Jaya
245
245
100
6
2,45
4
Taman Sari
172
172
100
2
1,16
5
Banjar
183
183
100
2
1,09
6
Ampenan Selatan
200
200
100
8
4,00
Pkm Tj Karang 2016
1146
1146
100
25
2,18
Tahun 2015
1149
1149
100
25
2,18
Sumber : Data KIA pkm Tahun 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kejadian BBLR Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 sebanyak 25 bayi. Dimana kejadian BBLR paling banyak di Kelurahan Ampenan Selatan yaitu sebanyak masing-masing 8 kasus (4,8%).
3. Kunjungan Neonatal 3 (KN3), Neonatal Komplikasi dan Kunjungan Bayi Kunjungan Neonatal (KN) adalah neonatus (bayi berumur 0 – 28 hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memilki kompetensi klinis minimal 3 kali selama bayi berumur 0 – 28 hari. Tahun 2016 tercatat cakupan Kunjungan Neonatal (KN) minimal 3 kali yaitu 94,61 %. Neonatus komplikasi tertangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di sarana pelayanan kesehatan. Cakupan neonatus komplikasi yang ditangani pada tahun 2016 sebanyak 33,69 % 26
Sedangkan cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (29 hari – 11 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Tahun 2016 cakupan kunjungan bayi minimal 4 kali di Puskesmas Tanjung Karang cukup besar yaitu 92,71% dari target sasaran bayi. Data kunjungan neonatal minimal 3 kali, neonatal komplikasi yang ditangani dan kunjungan bayi minimal 4 kali menurut Kelurahan di wilayah Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 19. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3), Neonatal Komplikasi dan Kunjungan Bayi Pskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 Kunjungan Neonatus 3 (KN3)
Target No
Neonatal Komplikasi tertangani
Kunjungan Bayi 4
Kelurahan Bayi Lahir Hidup
1.
Tanjung Karang
2.
Tanjung Karang Permai
3.
Kekalik Jaya
4.
Taman Sari
5.
Banjar
6.
Ampenan Selatan Tahun 2016 Tahun2015
187 159 245 172 183 200 1146 1149
Bayi
Jml
%
Jml
%
Jml
%
177
185
104,52
16
60,26
183
103,39
161
159
98,76
11
45,55
169
104,97
370
245
66,62
13
23,43
211
57,03
182
172
94,51
4
14,65
174
95,60
144
183
127,08
4
18,52
195
135,42
173
198
114,45
13
50,10
187
108,09
1207
1142
94,61
61
33,69
11.19
92,71
1196
1142
95,48
137
76,37
121
101,84
Sumber : Laporan PWS KIA (Anak) tahun 2016
Dari tabel di atas menunjukkan cakupan KN3 di Puskesmas Tanjung Karang pada tahun 2016 sebesar 94,61% dengan capaian cakupan KN3 tertinggi pada kelurahan Banjar sebesar 127,08 %. Sedangkan cakupan Kunjungan Bayi minimal 4 kali pada tahun 2016 sebesar 92,71 %. Cakupan kunjungan bayi minimal 4 kali tertinggi pada kelurahan Banjar sebesar 135,42 % dan terendah pada Kelurahan Kekalik Jaya sebesar 57,03 %.
27
4. Imunisasi a. Imunisasi Bayi Tolak ukur keberhasilan kegiatan imunisasi adalah pencapaian Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) dimana ≥80
dari jumlah bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi lengkap (masing-masing antigen) dalam waktu satu tahun. Cakupan UCI Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 sebesar >80%. Imunisasi dasar lengkap pada bayi (0 – 11 bulan) meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-Hb, 4 dosis Polio, 1 dosis Campak. Adapun Cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20. Cakupan Imunisasi Bayi di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 Cakupan (%) No
Kelurahan
1 Tanjung Karang 2 Tanjung Karang 3 Kekalik Jaya 4 Taman Sari 5 Banjar 6 Ampenan Selatan Puskesmas (2015 Th. 2014
DPT¹HB1 111 107 88 88 97 91
97 92
BCG 87 89 76 86 94 90 87 94
DPTHB3
Polio4
Campak
102 112 88 86 103 105 99,33 94
102 112 88 86 103 105 99,33 94
93 93 76 87 98 105 92 86
DO Rate (%)* 18 14 12 1 -1 -6 6,33 6
Imunisasi Dasar Lengkap
93 93 76 87 98 105 92 94
Sumber : P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
* DO Rate = DPT HB1 – Campak
Dari tabel cakupan imunisasi lengkap diatas, dapat dilihat bahwa cakupan imunisasi lengkap Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 sebesar 92 %. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Kelurahan Ampenan Selatan (105%) sedangkan Kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap terendah adalah Kelurahan Kekalik Jaya (76 %)
28
b. Imunisasi ibu hamil Salah satu upaya untuk menekan kematian bayi akibat tetanus neonatorum adalah melalui pemberian imunisasi TT pada ibu hamil. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dilaksanakan 2 kali semasa kehamilan yaitu TT 1 dan TT 2. Tahun 2015 cakupan imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas Tanjung Karang cukup tinggi yaitu 100,15 % (TT 1) dan 95,06% (TT 2). Sedangkan cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut Kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 21. Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 No
Kelurahan
TT IH1
Jumlah Bumil
Jumlah
TT IH2 %
Jumlah
%
1
Tanjung Karang
198
213
107,58
202
102,02
2
TJK Permai
183
193
105,46
186
101,64
3
Kekalik Jaya
337
238
70,62
217
64,39
4
Taman Sari
212
197
92,92
188
88,68
5
Banjar
177
200
112,99
199
112,43
6
Ampenan Selatan
208
276
132,69
258
124,04
Puskesmas (2015)
1315
1317
100,15
1250
96,06
Tahun 2014
1325
1329
100,30
1259
95,02
Sumber : P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
Dari tabel tersebut terlihat bahwa semua Kelurahan yang ada di Puskesmas Tanjung Karang sudah mencapai target harapan TTIH1 100,15%, kecuali kelurahan kekalik jaya sedangkan cakupan TTIH2 96,06%. Persentase cakupan imunisasi tertinggi di kelurahan Ampenan Selatan sebesar 132,69% (TTIH1) dan 124,04% (TTIH2) pada kelurahan Ampenan Selatan. Sedangkan Persentase cakupan imunisasi terendah tercatat di Kelurahan Kekalik Jaya sebesar 70,64% (TT IH1) dan sebesar 64,39% (TTIH2). 29
5. Peserta KB Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah satu pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut. Sedangakan Pasangan Usia Subur adalah pasangan Suami – Istri, yang istrinya berusia 15 – 49 tahun. Adapun jumlah peserta KB aktif di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 22. Cakupan Jumlah Peserta KB Aktif Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 NO Peserta KB baru Peserta KB Aktif JUMLAH KELURAHAN PUS Jumlah % Jumlah % 1 2 3 4 5
Tanjung Karang
1438
44
74,6
1221
84,91
TJK Permai
1163
26
108,0
867
74,54
Kekalik Jaya
1432
54
90
1124
78,4 9
Taman Sari
1168
44
89,8
1085
92,89
Banjar
1086
40
87
1007
92,72
1567
37
74
1287 82,131
Puskesmas 2016
7854
241
83,7
6480
82,51
Thn 2015
7885
594
7,53
6169
77,5
6 Ampenan Selatan
Sumber : KIA PKM Tj Karang tahun 2016
Jumlah pasangan usia subur tahun 2016 sebanyak 7854 yang terdiri dari peserta KB baru sebanyak 241 akseptor (83,7%) sedangkan jumlah peserta KB aktif sebanyak 6480 (82,51%) akseptor. 6. Asi Ekslusif ASI Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. ASI Eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi karena didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. 30
Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 7. Cakupan ASI Ekslusif di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
NO
KELURAHAN
2015
2016
Tanjung Karang
86,08
86,25
TJK Permai
60,49
61,84
Kekalik Jaya
70,00
69,03
67,74
59,26
Banjar
72,87
70,27
6 Ampenan
68,24
57,64
70,82
67,33
1 2 3 4 5
Taman Sari
Selatan
Puskesmas
Sumber : Laporan F/III/Gizi/Puskesmas 2016.
Tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan ASI ekslusif di Kelurahan Tanjung Karang merupakan yang tertinggi (86,25%) dan Kelurahan Ampenan Selatan (57,64,%) memiliki cakupan ASI ekslusif terendah. Untuk lebih meningkatkan pencapaian target, diharapkan petugas lebih aktif memotivasi ibuibu terutama ibu hamil agar nantinya jika melahirkan agar menyusukan bayinya secara ekslusif selama 6 bulan dan meneruskan ASI sampai usia balita 2 tahun. Distribusi MP-ASI Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan gizi kurang sekaligus mempertahankan status gizi baik pada bayi usia 6 – 11 bulan dan anak 12 – 24 bulan. MP-ASI ini dialokasikan untuk penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk dan prioritas balita gakin. Selama tahun 2016 balita yang telah diberikan MP-ASI sejumlah 32 balita dengan jumlah sasaran 333 balita (9,6 %). Ketersediaan MP-ASIdi Puskesmas Tanjung Karang berdasarkan droping dari Dikes Kota Mataram. 31
7. Vitamin A Penanggulangan kekurangan Vitamin A adalah kegiatan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A melalui upaya meningkatkan konsumsi vitamin A melalui makanan sumber vitamin A dan suplementasi kapsul vitamin A. Waktu pemberian Vitamin A serentak dilakukan pada bulan Februari dan Agustus sebagai bulan utama pemberian kapsul paling lambat 1 (satu) bulan berikutnya diupayakan untuk menjaring kelompok sasaran yang belum mendapat kapsul vitamin A yang dilaksanakan melalui sweeping. Tabel 24.Cakupan Distribusi Vitamin A bayi usia 6-11 bulan Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
NO 1 2 3 4 5
KELURAHAN Tanjung Karang TJK Permai Kekalik Jaya
Bayi 6-11 bln (laki-laki) Bayi 6-11 bln(perempuan) Prys % Riil % Prys % Riil % 35 100 29 100 55 63,64 49 59,18 35 71,43
25
100
49
40,82
20
100
111 26,13
29
100
84
29,76
25
100
18
100
50
22,00
11
100
Taman Sari
50 36,00
Banjar
38 73,68
28
100
35
97,14
34
100
50 66,00
33
100
48
68,75
33
100
168
100
315
48,25
152
100
6 Ampenan Selatan
Puskesmas
339
49,56
Sumber : Lap.Vitamin A dan F/III/Gizi.Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
Hasil pencapaian distribusi vitamin A (biru) pada bayi 6 – 11 dari tahun 2016 sudah mencapai 100% dari sasaran pendataan.(Riil).
32
Tabel 24.Cakupan Distribusi Vitamin A anak balita Usia 1-5 Tahun Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016
NO 1 2 3 4 5
KELURAHAN Tanjung Karang
Bayi 1-5 tahun(laki-laki) Prys % Riil % 259 100 392 66,07
Bayi 1-5 tahun(perempuan) Prys % Riil % 296 100 316 93,67
TJK Permai
326
41,10
134
100
318
51,26
163
100
Kekalik Jaya
777
28,96
225
100
703
24,86
175
100
Taman Sari
346
40,17
139
100
382
34,29
131
100
Banjar
283
85,16
241
100
293
83,62
245
100
360
80,56
290
100
332
86,75
288
100
2484
51,85
1288
100
2344
55,38
1298
100
6 Ampenan Selatan
Puskesmas
Sumber : Lap.Vitamin A dan F/III/Gizi.Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
Hasil pencapaian distribusi vitamin A (merah) pada Anak balita usia 1-5 sudah mencapai 100% dari sasaran pendataan.(Riil). 8. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Kegiatan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita merupakan alat pemantau kinerja di posyandu dan keadaan gizi masyarakat setiap bulan melalui indikator
:
D/S,N/D-O-B,BGM/D.
Tabel
berikut
ini
menunjukkan
hasil
penimbangan balita di Puskesmas Tanjung Karang periode 2016. Tabel 25. Data Hasil Penimbangan Bulanan Balita Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 NO Kelurahan D/S Riil N/D-O-B BGM/D 1 98,0 67,0 2,8 Tanjung Karang 2
TJK Permai
80,8
58,9
4,2
3
Kekalik Jaya
69,8
59,6
2,0
4
Taman Sari
74,6
70,7
0,9
5
Banjar
81,1
60,2
2,1
6
Ampenan Selatan
78,7
59,1
1,8
81,0 62,1 Puskesmas Sumber : Rekap F/ III/GIZI Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016. 33
2,3
Cakupan Partisipasi masyrakat (D/S) di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 mencapai 81,0 % dengan target 80 % dengan cakupan tertinggi dikelurahan Tanjung Karang (98,0 % dan terendah di Kelurahan Kekalik Jaya 69,8 % . Sedangkan cakupan keberhasilan program (N/D-O-B) di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 mencapai 62,1 % belum mencapai target (80%) dengan cakupan tertinggi di Kelurahan Taman Sari (70,7 %)dan terendah dikelurahan Tanjung Karang Permai ( 58,9 %.) Cakupan Balita di bawah Garis Merah (BGM) Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 sebesar 2,3 % dengan target 5% dengan cakupan tertinggi di Kelurahan Tanjung Karang Permai (2,8 % ) dan Cakupan terendah dikeluran Taman Sari 0,9 % Indikator BGM/D yang menggambarkan besarnya intensitas masalah gizi.
9. Status Gizi Status gizi balita sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita di masa yang akan datang. Pemantauan Status Gizi Balita tahun 2016 dilaksanakan dengan pengumpulan data dilaksanakan oleh Petugas Pengumpul data yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Mataram dan pengolahan data di lakukan di Dinas Kesehatan Kota Mataram. Sedangkan dari hasil pelacakan kasus gizi buruk di Puskesmas Tanjung Karang pada tahun 2016 ditemukan 6 kasus gizi buruk di Lingkungan Bendega Kelurahan Tanjung Karang sedangkan kasus gizi buruk tahun 2016 sebanyak 1 orang hal ini mengalami penurunan
34
10. Penjaringan Anak Sekolah Dasar Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa kelas 1 SD/MI. Dalam kegiatan ini, dilakukan pemeriksaan kesehatan umum seperti mengukur berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui tumbuh kembang anak. serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta mata dan telinga. Tim Puskesmas yang turun kali ini adalah dokter, petugas gizi dan petugas UKS. Pada tahun 2016 ini cakupan penjaringan siswa sekolah adalah 100%. Tabel 27. Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) siswa SD & setingkat Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
No
Kelurahan
Jumlah Siswa
Mendapat Pelayanan Kesehatan Jumlah
% 100
1
Tanjung Karang
90
90
2
TJK Permai
149
149
3
Kekalik Jaya
97
97
4
Taman Sari
317
317
5
Banjar
201
201
6
Ampenan Selatan
102
102
956
956
Puskesmas tanjung Karang2016
100 100 100 100 100
100
Jumlah SD
SD Mendapat Pelayanan Kesehatan Jumlah
%
3
3
100
3
3
100
3
3
100
3
3
100
4
4
100
3
3
100
19
19
100
Sumber : UKS Puskesmas Tj KarangTahun 2016
Kegiatan pengumpulan data status gizi dan hb remaja putri diwilayah Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 dilaksanakan pada bulan Oktober 2016. Lokasi kegiatan pada SMP 18 Mataram,
MA Nurul Jannah dan SMAN 2
Mataram dengan jumlah sampel 171 remaja putri.
35
Tabel 28.
Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) siswa SMP & SMA
setingkat Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 Sekolah
Diperiksa
Sgt
Kurus Normal Gemuk Obesitas
Anemi
kurus
SMP
18
Tdk anemi
n
n
n
n
n
n
n
71
0
0
57
10
4
11
60
15
0
1
13
1
0
11
4
100
0
6
80
10
4
22
78
186
0
7
150
21
8
44
142
Mataram MA Nurul Jannah SMA N 2 Mataram Jumlah
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari jumlah siswa sekolah lanjutan yang dilakukan penjaringan diwilayah Puskesmas Tanjung Karang didapatkan kasus Anemia (23,65 %) dari sasaran 186 orang dan kegiatan yang telah dilakukan yaitu memberikan penyuluhan tantang nutrisi dan pemberian Fe pada siswa/siswi anak sekolan lanjutan .
11. Kesehatan Usia Lanjut Salah satu keberhasilan program pembangunan kesehatan adalah meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH), meningkatnya UHH berdampak terhadap meningkatnya populasi lansia. Program kesehatan lansia bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat. Untuk Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut baru mencapai 6,70% dari total usia lanjut 3.805 orang.
36
IV.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan nasional, dalam pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pemerintah dalam hal ini telah berupaya memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Dengan di Undangkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan perubahan yang mendasar bagi perasuransian di Indonesia khusunya Asuransi Sosial dimana salah satu program jaminan sosial adalah jaminan kesehatan. Dalam Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 dinyatakan bahwa jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memperolah manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, hal ini merupakan salah satu bentuk atau cara agar masyarakat dapat dengan mudah melakukan akses ke fasilitas kesehatan atau mendapatkan pelayanan kesehatan. Sehingga Seluruh Warga Negara Indonesia berhak mendapat jaminan pemeiharaan kesehatan. Gambar 7. Adapun cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan di Kota Mataram Tahun 2013
32% umum askes/jkn
68% Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa, tidak semua masyarakat yang berkunjung memiliki kartu Askes / JKN. 68% dari pasien yang berkunjung ke
37
Puskesmas Tanjung Karang adalah pasien umum yang belum memilki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
9. Kunjungan Puskesmas Puskesmas dan jaringannya merupakan sarana pelayanan kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan baik yang bersifat promotif, preventif,
kuratif
dan
rehabilitatif.
Perkembangan
jumlah
kunjungan
puskesmas Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 13 . Jumlah Kunjungan Jalan Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
No
Unit rawat jalan
Jumlah Kunjungan
1
LANSIA
3805
2
MTBS
6699
3
GIGI
4264
4
IGD
4418
5
UMUM
6
KIA / KB
5064
7
REMAJA
946
8
KONSELING
713
9
LABORATORIUM
12195
5100
S umber : B idang Pelayanan K es ehatan pusk es mas Tanj ung K arang Tahun 2015
Distribusi kunjungan puskesmas menurut status kunjungan tahun 2016 adalah sebagai berikut : No
STATUS KUNJUNGAN
1
UMUM
2
JKN
3
GRATIS Total
Jumlah JUMLAH Kunjungan KUNJUNGAN RAWAT RAWAT INAP JALAN 260 16100
6765
441
69
0
22934
701
38
Tabel 29. Distribusi Kunjungan Rawat Inap Puskesmas Tj.Karang Th. 2016 No
Bulan
Jumlah Pasien
Jumlah Hari Rawat
Alos (Hari)
BOR 0%
1
Januari
57
123
2
37,82%
2
Februari
55
175
3
51,30%
3
Maret
71
294
2
49,00%
4
April
107
155
2
50,00%
5
Mei
99
314
3
53,03%
6
Juni
62
175
2
40,60%
7
Juli
50
122
2
26,36%
8
Agustus
59
132
3
40,00%
9
September
60
155
2
32,33%
10
Oktober
53
151
2
37,00%
11
November
67
194
2
53,63%
12
Desember
61
194
3
46,66%
Puskesmas 701 1670 2,00 41,75% Hasil kunjungan Puskesmas tahun 2016 ditunjukkan dengan 10
penyakit terbanyak, yaitu : Tabel 30. Sepuluh Penyakit Terbanyak Di Rawat Jalan Tahun 2016 No.
Nama Penyakit
Jumlah Kunjungan 4.830
1.
Nasofaringitis Akut (common cold)
2.
Hypertensi esensial primer
3.
Other and Unspecified Disiases Of Pulp and periapicical Tissue
4.
Gastritis, tidak spesifik
1.570
5.
Non insulin dependent diabetes melitus Without complication
1.0130
6.
Abses, Furunkel,Karbunkel kutan
7.
Diamhoea and gastroenteritis Infectious origin 39
2.955 2.899
1.084 856
8.
Exposure to Unspecified faktor
647
9.
Fever, Unspecified
580
10. Artritis lainnya
510
S umber pelayanana kes ehatan pkm Tanjung K arang Tahun 2016
Tabel 30. Sepuluh Penyakit Terbanyak Ruang Rawat InapTahun 2016
1.
Gastritis
K29
Jumlah Kunjungan 10
2.
Gastroenteritis
A09
12
3
Thypoid
Ao1
3
4
Hypertensi
I10
1
5
Diabetes mellitus non insulin
E11
4
6
Disentri
A06
2
8.
Colik Abdomen
N23
-
9.
Hyperemisis
I21
4
D50
3
No.
Nama Penyakit
10. Anemia Total
Kode
39
S umber pelayanana kes ehatan pkm Tanjung K arang Tahun 2016
Dari
tabel
di
atas
menunjukkan
bahwa
seperti
tahun-tahun
sebelumnya penyakit dengan jumlah kunjungan terbesar adalah Gastritis dengan jumlah kunjungan pada tahun 2016 sebesar 10 Kasus .
IV.3
Perilaku Hidup Masyarakat
Salah satu indikator yang dipakai untuk melihat keadaan perilaku masyarakat adalah jumlah rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Hasil survey PHBS Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 dan 2016 adalah sebagai berikut :
40
Tabel 31.Hasil Survey PHBS Tingkat Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 Hasil Survey (%) No
Indikator
Target
Tahun 2015
Tahun 2015
1.
Persalinan oleh Nakes
90 %
100 %
100 %
2.
ASI Ekslusif
90 %
82,0 %
78,0 %
3.
Menimbang Balita Tiap Bulan di Posyandu
80 %
99,40%
76,50
4.
Tidak Merokok
80 %
92,20%
49,5%
5.
Aktifitas Fisik
80 %
96,50%
80,4%
6.
Konsumsi Sayur & Buah
80 %
94,50%
60,00%
7.
Menggunakan Jamban
80 %
93,50%
87,60%
8.
Sumber Air Bersih
90 %
92,9 %
89,5 %
9.
Cuci Tangan Pakai Sabun
80 %
95,8 %
73,8 %
10.
Rumah Bebas dari Jentik
95 %
92,3 %
89,4 %
Rumah Tangga Sehat
32,40%
Sumber : Bidang Promosi Kesehatan PKM Tj Karang Tahun 2016
Berdasarkan Tabel diatas di atas, Pada Tahun 2016 pencapaian Rumah Tangga Sehat di Puskesmas Tanjung Karang mengalami penurunan yaitu 32,40% pada tahun 2014 dan 32,90% (0,5%). Apabila dilihat dari 10 Indikator PHBS, terdapat 6 indikator yang hampir semua sudah memenuhi target yaitu indikator Persalinan oleh Tenaga Kesehatan, Balita ditimbang setiap Bulan, Aktifitas Fisik, Jamban Keluarga,Sumber Air Bersih kecuali Rumah bebas jentik Asi ekslusif yaitu 1) Rumah bebas jentik (92,30% dari target 95 %) 2) ASI Ekslusif (82,0% dari target 90%)
IV.4
Keadaan lingkungan 41
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat,
karena
lingkungan
akan
mempengaruhi berbagai aktifitas kehidupan dan merupakan salah satu media penularan penyakit infeksi terutama penyakit-penyakit menular seperti ISPA, Diare, TB Paru, dan DBD. Gambaran kondisi lingkungan terlihat dari Penyediaan Air Bersih, Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Perumahan Sehat, Jamban Keluarga dan Saluran Pembuangan Air Limbah), Penyehatan Makanan dan Minuman serta Penyehatan Tempat-Tempat Umum. a. Akses Air Minum
Air adalah merupakan unsur terpenting bagi manusia. Kualitas air yang dan kuantitas yng cukup sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia. Di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karangmeskipun masyarakat tidak punya jamban, tapi sarana air bersih mereka punya. Tabel 14. Jumlah dan Prosentase Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung karang Cakupan No
Kel
Jlh jiwa
Jlh rmh
Jlh kk
Jlh sab ms SR
KU
SGL
Jiwa
%
PMA
1
Banjar
7301
1479
1573
1237
4
128
6600
98,00
2
Amp sel
8795
2314
2492
1685
0
30
8000
98,79
3
Tmn sari
9206
1696
1708
1254
8
195
7645
90,13
4
Kklkjaya
17327
5274
5896
1604
10
1071
12695 80,23
5
Tjk permai
7504
1705
1715
1428
0
36
6770
99,28
6
Tj Karang
8285
1660
1858
1079
10
423
7010
93,82
14146 15242
8287
32
1883
48720 91,19
puskesmas 58418
Sumber : Bidang P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
42
Grafik 14. Sarana air bersih (SAB) puskesmas tanjung karang tahun 2016 120 100 80 60 40 20 0
banjarampenan selatan taman sarikekalik jayatjk permai tj karang
Series1
98
98.79
90.13
80.23
99.28
93.82
puskesmas 91.19
1. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP)
Tingginya kepadatan penduduk di Kota Mataram menjadikan banyaknya lingkungan padat penghuni dan kumuh yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan penghuninya. Hasil kegiatan PLP dapat dilihat dari cakupan Rumah Sehat, Cakupan Jamban Keluarga dan Cakupan Saluran Pembuangan Air Limbah. Hasil dicapai pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : a. Rumah Sehat Grafik 15. Cakupan Rumah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
43
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 banjar Series1
78.96
ampena taman n selatan sari 72.82
85.26
kekalik tjk tj karang jaya permai 77.87
87.86
72.95
puskesm as 78.67
S umber : B idang P2M Pus kes mas Tanjung K arang Tahun 2016
Dari grafik di atas terlihat bahwa kondisi rumah sehat yang memenuhi syarat pada tahun 2014 sebesar 78.67%. Bila dilihat wilayah kelurahan, yang tertinggi adalah kelurahan Tanjung Karang Permai sebesar 87.86 % dan terendah di wilayah kelurahan Ampenan Selatan sebesar 72.82 %. b. Jamban Keluarga (JAGA) Jamban keluarga merupakan sanitasi dasar yang harus dimiliki oleh masyarakat Penyediaan jamban keluarga yang memenuhi syarat diharapkan dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare. Cakupan jamban keluarga memenuhi syarat di Puskesmas Tanjung karang Tahun 2015 telah cukup tinggi yaitu 92.71%. Berikut cakupan jamban keluarga Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016
Grafik 16. Cakupan Jamban Keluarga Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015
44
100 95 90 85 80 75 70 banjar Series1
ampena taman n selatan sari
97.97
97.28
82.5
kekalik tjk tj karang jaya permai 89.26
97.96
97.11
puskesm as 92.71
Sumber : Bidang P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
Dari Grafik di atas terlihat bahwa cakupan Jamban keluarga dengan layak sanitasi di wilayah Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 sebesar 92.71%. Rata-rata cakupan jamban keluarga dengan layak sanitasi di masing-masing kelurahan cukup tinggi kecuali kelurahan Taman Sari dan kekalik Jaya.
2. Program Penyehatan Makanan dan Minuman
Hygiene sanitasi sarana Pengolahan Makanan dan Minuman merupakan faktor
penting
yang
mempengaruhi
kualitas
pangan
yang
dihasilkan.
Pengawasan dan pembinaan terhadap sarana Tempat Pengolahan Makanan sangat diperlukan untuk peningkatan hygiene sanitasi tempat pengolahan, peralatan pengolahan, kesehatan karyawan yang menjamah makanan dan kualitas pangan yang dihasilkan. Hasil kegiatan dari Program Penyehatan Makanan Minuman adalah sebagai berikut : Tabel 32. Jumlah TPM (Tempat Pengolahan Makanan) yang Terdaftar dan Diperiksa di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 No
Jenis TPM
Yang ada
Diperiksa
%
1
IRT
177
150
84.74
2
Rumah Makan
28
15
53.57
45
3
Catering / Jasa Boga
25
10
40.00
4
Depot
192
137
71,35
5
Kantin
20
18
90.00
30
15
50.00
472
341
72.24
6
Makanan Jajanan Jumlah
Sumber : Bidang P3PPL Puskesmas Tanjung KarangTahun 2015
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah TPM yang memehuhi syarat tahun 2015 sebesar 70.55 %. 3. Program Penyehatan Tempat-Tempat Umum
Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana setiap orang dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan. Pengawasan TTU sangat penting untuk mengendalikan faktor fisik yang dapat merugikan kesehatan. Hasil pemeriksaan TTU Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut : Tabel 33. Cakupan pengawasan tempat-tempat umum (TTU) puskesmas Tanjung Karang tahun 2016
No
Jenis TTU
Yang ada
Diperiksa
%
1
Tempat ibadah
37
32
86,49
2
Tempat pendidikan
66
46
100
3
Perkantoran
23
8
100
4
Sarana kesehatan
8
7
87,50
5
Panti asuhan
3
3
100
6
Poskesdes
2
2
100
46
7
Salon
18
5
35,71
8
Hotel
1
1
100
9
Kolam renang
1
1
100
103
88
85,44
Jumlah
Sumber : Bidang P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
Dari tabel tersebut di atas terlihat Tempat-Tempat Umum yang diperiksa tahun 2015 sebesar 85,44%. Dari 103 tempat-tempat umum yang ada, yang diperiksa memenuhi syarat sebesar 88. Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar serta mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan
masyarakat
dengan metode pemicuan. Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk melaksanakan 5 pilar STBM. Berikut Cakupan Desa STBM Puskesmas Tanung Karang sebagai berikut :
Tabel 34. Cakupan Desa STBM Puskesmas Tanjung KarangTahun 2016
Akses jamban No
Kelurahan
JUMLAH kk
1
Banjar
1573
2
Ampenan selatan
2492
3
Taman sari
1708
JSP
JSSP
SHARING
OD
1192
145
236
0
2463
17
12
0
1663
30
15
0
47
4
Kekalik jaya
3091
5
Tjk permai
1353
6
Tanjung karang
1770
Jumlah
11987
2830
166
95
0
1301
40
12
0
1667
75
28
0
11116
473
398
0
Sumber : P2M puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 Ket
JSP
: jamban sederhana permanen
JSSP
: jamban sangat sederhana permanen
Sharing
: menumpang
OD
: open defecation (BAB sembarang tempat)
Pada tabel diatas untuk Kota Mataram tahun 2014 seluruh kelurahan telah melaksanakan STBM, tetapi belum ada Desa/kelurahan yang telah 100% melaksanakan 5 pilar STBM.
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN
V.1 Sarana Kesehatan
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan Derajat Kesehatan secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan berbagai sumber daya kesehatan yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. a. Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tanjung Karang yang memiliki berbagai macam fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai sangat diperlukan dalam upaya peningkatan status 48
kesehatan masyarakat. Hal ini akan terwujud bila adanya dukungan pemerintah dan swasta sekaligus. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 35. Fasilitas pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pelayanan Kesehatan
Keterangan
Jumlah
Rumah sakit pemerintah Rumah Rumah Sakit Swasta Bidan Praktek swasta Balai Pengobatan/Klinik Puskesmas Pembantu Poskesdes
2 1 10 2 2 2
RSIA Permata Hati
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tanjung KarangTahun 2016
Penyediaan fasilitas kesehatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang dikelola Pemerintah ataupun swasta berperanan penting dalam kondisi kesehatan masyarakat. b. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, telah diakui oleh semua pihak. Hasil pengamatan menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Peran serta masyarakat melalui Posyandu yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), memiliki peranan penting masyarakat
dalam
pembangunan
kesehatan.
Bentuk
lain
peran
serta
masyarakat melalui UKBM selain Posyandu adalah Polindes, Desa Siaga, POD, Pos UKK, TOGA, Dana Sehat dan lain-lain. Keberadaan jenis UKBM di Puskesmas Tanjung Karang yang menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan antara lain : Tabel 36.Telaah Kemandirian UKBM di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 No
Kelurahan
Pos-
Pos
Pos 49
To
SBH
Pos
Dana
Desa
Bat
Yand u
kes tren
kes des
ga
UKK
Sehat
Siaga
tra
1
Tanjung Karang
6
1
0
0
-0
0
Ada
Ya
0
2
Tj krg Permai
7
0
0
1
0
0
Ada
Ya
3
3
Kekalik Jaya
7
0
1
1
0
0
Ada
Ya
0
4
Tamam sari
4
0
0
1
0
0
Ada
Ya
1
5
Banjar
4
1
0
1
0
0
Ada
Ya
0
6
Ampenan Selatan
7
0
1
1
0
0
Ada
Ya
2
Puskesmas
34
2
2
5
0
0
Ada
Ya
6
Sumber : Promosi Kesehatan Pkm Tan jung Karang Tahun 2016
Dari Tabel di atas ternyata upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat sebagian besar berupa Posyandu sebanyak 34(100,0%) dari UKBM yang ada. 1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Puskesmas Tanjung Karang terdiri dari 34 Posyandu ,Tingkat kemandirian posyandu menunjukkan tingkatan peran serta masyarakat yang terbagi dalam 5 kelompok, yaitu : Pratama, Madya, Utama, Purnama dan Mandiri. Tabel 37. Strata Posyandu Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016
No
Puskesmas
Target
Tahun 2014 Posyandu Aktif Total Jumlah PosPurnam % yand a+ u Mandiri
Tahun 2015 Posyandu Aktif Total Posyand u
Jumlah Purnama + Mandiri
%
1
Tj Karang
40 %
6
5
100%
6
1/5/0
100%
2
Tj krg Permai
40 %
7
3
100%
7
4/3/0
100%
3
KekaliJaya
40 %
7
4
100%
7
3/4/0
100%
4
Tamam sari
40 %
4
3
100%
4
1/3/0
100%
5
Banjar
40 %
4
4
100%
4
0/3/1
100%
50
6
Ampenan
Puskesmas
40 %
7
5
100%
40 %
34
24
100%
Sumber : Data Primer Tahun 20156
6
1/5/0
100%
10/32/1
100%
Dari Tabel di atas terlihat bahwa Posyandu Aktif
di masing-masing Kelurahan, Tahun 2016 tertinggi dicapai Kelurahan (100 %) 2. Desa Siaga
Desa/Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Tanjung Karang 2015. Target yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 80% desa dan kelurahan yang ada di Indonesia telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Di Puskesmas Tanjung Karang yang ada telah menjadi kelurahan siaga. Data desa/kelurahan siaga menurut tingkat kemandirian di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 38. Desa Siaga di Puskesmas Tanjung Karang tahun 6 NO PRAT AMA
MAD YA
PURN AMA
MAND IRI
JUM LAH
Tj Karang
6
1
0
0
0
1
100.00
Tj krg Permai
7
1
0
0
0
1
100.00
KekaliJaya
7
1
0
0
0
1
100.00
Tamam sari
4
1
0
0
0
1
120.00
Banjar
4
0
0
1
0
1
Ampenan Selatan
6
1
0
0
0
1
34
5
0
1
0
6
Kelurahan
1 2 3 4 5 6
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH Lingkungan/Posy andu
Puskesmas
Sumber : Promosi Kesehatan pkm Tj Karang Tahun 2016
51
%
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Puskesmas Tanjung Karang tahun 2014 bahwa semua kelurahan yang ada merupakan Desa/kelurahan siaga (100%). c. STANDART PELAYANAN MINIMAL
Standart Pelayanan Bidang Kesehatan pada hakekatnya merupakan pelayanan kesehatan yang selama ini dialaksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota Yang
ditetapkan
dengan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
741/Menkes/Per/VII/2008 . Adapun pencapaian Standart
RI
Nomor
Pelayanan Minimal
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 39. Standart Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 INDIKATOR SPM A.
TARGET 2015
REALISASI 2014
REALISA SI 2015
Pelayanan Kesehatan Dasar
1
Kunjungan ibu hamil K4
93,00%
102,04%
2
Komplikasi kebidanan yang ditangani
78,00%
115,85%
119,39%
3
Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Pelayanan Nifas
88,00%
90,51%
91,48%
88,00%
90,87%
91,40%
Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Kunjungan bayi
45,00%
83,43%
76,37%
89,00%
102,24%
101,84%
Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Pelayanan Anak Balita
100,00%
100,00%
72,00%
42,66%
88,73%
Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
100,00%
26,33%
7,5%
4 5 6 7 8 9
52
95,06%
KET
TARGET 2015
INDIKATOR SPM
REALISASI 2014
REALISA SI 2015 100%
10
Balita gizi buruk mendapat perawatan
100,00%
100,00%
11
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Peserta KB aktif
100,00%
-
68,00%
77,22%
13
Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate per 100.000 penduduk
-
14
100,0%
91,8%
15
Penemuan Penderita Pneumonia Balita Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
3 per 100 pendd usia >15 thn 100,00% 100,00%
38,89%
42,8%
16
Penderita DBD yang ditangani
100,00%
100,00%
100%
17 18
Penemuan Penderita Diare Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
100,00% 100,00%
100,0% 0
108,1%
100 %
100%
100 %
100%
12
B. 19 20
C. 21
D. 22
KET
83,6 %
Pelayanan Kesehatan Rujukan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/Kota
100,00% 100,00%
Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100,00%
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Siaga Aktif
80,00%
V.2 Tenaga Kesehatan
Tenaga di bidang Kesehatan merupakan Sumber Daya Manusia yang diperlukan dalam
menyelenggarakan
berbagai
upaya
kesehatan
karena
keberhasilan
pembangunan kesehatan tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan sebagai pemikir, perencanaan, penggerak dan sekaligus pelaksana pembangunan. Oleh karena itu salah satu syarat keberhasilan pembangunan kesehatan adalah tersedianya tenaga kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualitas yang mencukupi serta tersebar secara merata. Informasi mengenai ketenagaan di bidang kesehatan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan upaya peningkatan kuantitas dan perbaikan kualitas tenaga kesehatan. Informasi tenaga di bidang kesehatan sangat diperlukan dalam 53
menunjang peningkatan pengelolaan pelayanan kesehatan, khususnya dan aspek perencanaan kebutuhan tenaga, pendayagunaan serta peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 sebanyak 80 orang yang terdiri dari 62 orang tenaga kesehatan dan 18 orang tenaga non kesehatan yang di antaranya meliputi pejabat struktural dan staf administrasi. Proporsi tenaga kesehatan menurut 8 jenis tenaga kesehatan berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
No 1
2
3
4
Jenis Tenaga
Jumlah
Medik - Dokter Umum - Dokter Gigi Sarjana Kesehatan - S. Keperawatan / SKM.MM - Sarjana Kes. Lingk Paramedik Perawatan - S. Kep. Ners - Sarjana Keperawatan - Akper - SPK - D4 Kebidanan - Akbid/D.3 - Bidan - Akademi Perawat Gigi Paramedik Non Perawatan 54
5 1 1 ( Kepala Puskesmas ) 1 6 2 16 2 13 3
5
- AKL / APK - AAK - AKZI - DIII Farmasi - SPAG - Rekam Medik - SPPH - SMF / SAA - Pekarya Kesehatan - SMAK Non Medik - Sarjana ( S1 ) - Sarjana Muda ( DIII ) - SLTA - SMP - SD/Tidak Tamat SD JUMLAH
5 3 3 1 2/0 2 1 10 2 2 80
Gambar 9. Proporsi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang 2016
55
Keterapian Fisik 1,42% Gizi 4,64%
Tehnisi Medis 11,56%
Medis 20,21%
Kesmas 6,00% Kefarmasian 7,85%
Keperawatan 48,33%
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2016 adalah tenaga keperawatan (60,00%) yang meliputi dokter/dokter gigi,perawat, perawat gigi dan bidan. V.3 Pembiayaan Kesehatan
1. Pendapatan Sektor Kesehatan juga memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota
Mataram
melalui
retribusi
pelayanan
kesehatan.
Realisasi
penerimaan pendapatan melalui Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2016 seperti pada dalam tabel berikut :
Tabel 40. Target dan Realisasi Pendapatan Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2016 No Jenis Penerimaan Target Realisasi % 56
1
Retribusi Pelayanan Kesehatan Penerimaan dari Pengunjung Puskesmas
18.908.500 144.054.000 212.399.000 2.012.658.292 2.388.019.792
2 Penerimaan APBD 3 Bantuan Operasional Puskesmas (BOK) 4. Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) Jumlah
18.908.500 125.045.630 129.894.000 1.557.489.296 1.831.337.426
100 86.80 61,15 68,13 76.68
S umber : S ub B agian K euang an pkm Tj K arang Tahun 2016
Dari tabel diatas terlihat Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2016 sebagian besar penerimaan berasal dari Jamkesmas dan BOK sebesar Rp 2.388.019.792 ( 76,68% ). 2. Anggaran Rata-rata alokasi anggaran kesehatan Puskesmas Tanjung Karang per kapita tahun 2016 adalah Rp 2.388.019.792 per kapita. Alokasi anggaran Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2016 bersumber dari APBD Kota Mataram sebesar Rp144.054.000. ( Diseraf 86,80 % ) atau sebesar Rp.125.045.630
;
BOK sebesar Rp. 212.399.000 ,- dan sumber JKN Rp. 2.012.658.292,-. Berdasarkan
di atas menunjukkan bahwa anggaran pembangunan
kesehatan sebagian besar bersumber dari APBD Kabupaten/Kota (73,60%). Hal tersebut dikarenakan karena belanja gaji dan tunjangan pegawai yang mengambil porsi cukup besar bersumber dari APBD Kabupaten/Kota. Disamping itu belanja DAK dan ASKES telah masuk dalam pembiayaan APBD Kabupaten/Kota. Proporsi belanja tidak langsung (gaji dan tunjangan pegawai) adalah sebesar 65% dari APBD Kabupaten/Kota.
BAB VI
57
PENUTUP
Profil Puskesmas Tanjung Karang ini disusun agar dapat dipergunakan sebagai
acuan
dalam
evaluasi
dan
arahan
penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang akan datang untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang .
Dukungan dan peran serta aktif dari seluruh pihak yang terkait serta dengan petunjuk, rahmat, dan perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keberhasilan pembangunan kesehatan di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang .
DAFTAR PUSTAKA 58