POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Lab : Elektronika Daya
No.Percobaan : 2
Penyearah Gelombang Penuh
Prodi : T. Otomasi Industri
Semester : V
Terkendali 1 Fasa
I. Tujuan Praktikum Setelah praktikum diharapkan praktikan dapat, 1.1.Mahasiswa
dapat
merangkai
Pengendalian
Gelombang
Penuh
1
Fasa
dengan
menggunakan SCR. 1.2.Mahasiswa dapat memahami fungsi kerja Pengendali Gelombang Penuh 1 Fasa dengan SCR. 1.3.Mahasiswa dapat memahami karakteristik Pengendalian Gelombang Penuh 1 Fasa dengan berbagai macam varian beban. 1.4.Mahasiswa dapat menggambarkan bentuk gelombang tegangan dan arus Pengendalian Gelombang Penuh 1 Fasa dengan berbagai macam varian beban.
II. Teori Dasar. Penyearah bridge satu fasa terkendali menggunakan empat buah SCR sebagai saklar dayanya. Skema penyearah bridge satu fasa terkendali penuh diperlihatkan pada gambar 1(a) .
Gambar 1.(a) Penyearah Gelombang Penuh 1 Fasa SCR Saat tegangan sumber pada siklus positif, thyristor T1 dan T2 terbias maju dan jika thyristor thyristor ini dinyalakan secara bersamaan pada
t = α, arus akan mengalir ke beban melalui
ω
T1 dan T2. Selama setengah siklus tegangan masukan negatif, thyristor T3 dan T4 akan
terbias maju; dan jika gate thyristor T3 dan T4 diberi pulsa, maka arus akan mengalir ke beban melalui T3 dan T4.
III. Alat dan Bahan. 1. Modul Praktikum M1C.
: 1 Buah.
2. Diode 1N4002
: 1 Buah.
3. Multimeter.
: 1 Buah.
4. Osciloscope 2 kanal.
: 1 Buah.
5. Kabel secukupnya.
IV. Langkah percobaan. 1. Buatlah rangkaian sesuai diagram rangkaian seperti pada gambar 1(b) :
Gambar 1.(a) Skema Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh 1 Fasa SCR
V. Gambar Hasil Percobaan. Vm
A. Gambar Beban R. 0 derajat
30 derajat
60 derajat
90 derajat
120 derajat
150 derajat
180 derajat
B. Gambar Beban RL Dengan Freewheel. 0 derajat
30 derajat
60 derajat
90 derajat
120 derajat
150 derajat
180 derajat
C. Gambar Beban RL Tanpa Freewheel. 0 derajat
30 derajat
60 derajat
90 derajat
120 derajat
150 derajat
180 derajat
D. Gambar perbandingan. Vm
Vgate
Vout dengan Iout
VI. Data Percobaan. Beban R. α
o
Vdα
o
o
Vdα/Vdα 0
o
0 9,23 1
o
30 8,93 0,967
o
o
60 8,25 0,882
90 4,56 0,494
o
120 1,13 0,12
o
o
150 0,23 0,024
180 0 0
10 9 8 7 6 5
Vdα
4
Vdα/Vdα
0
3 2 1 0 0
50
100
150
200
Beban RL Tanpa Flywheel. α
o
Vdα
o
o
Vdα/Vdα 0
o
0 8,91 1
o
30 8,22 0,922
o
o
60 5,79 0,649
90 3,92 0,439
o
120 1,73 0,194
o
o
150 0,239 0,026
180 0 0
10 9 8 7 6 5
Vdα
4
Vdα/Vdα
3 2 1 0 0
50
100
150
200
0
Beban RL Dengan Flywheel. α
o
Vdα
o
o
Vdα/Vdα 0
o
0 8,91 1
o
30 8,46 0,949
o
o
60 6,33 0,71
90 3,8 0,42
o
120 1,42 0,159
o
o
150 0,449 0,05
180 0 0
10 9 8 7 6 5
Vdα
4
Vdα/Vdα
0
3 2 1 0 0
50
100
150
200
VII. Kesimpulan Dari hasil percobaan diatas dapat di kesimpulan bahwa :
Ketika sudut pada scr semakin diperbesar/dinaikan maka outputan 0 Volt atau teganganya terputus.
Pada grafik beban RL terjadi sisa tegangan. Ketika diberi diberi dioda (flywheel) maka sisa tegangan tersebut akan dipotong oleh dioda tersebut. Jadi fungsi Flywheel adalah untuk menyearahkan tegangan sisa.
Tegangan output akan sama dengan tegangan input.
