PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Petrografi merupakan salah satu cabang dari ilmu kebumian mempelajari
batuan
berdasarkan
kenampakan
mikroskopis,
yang
termasuk
didalamnya untuk dipergunakan sebagai langkah pemerian, pendeskripsian dan klasifikasi batuan. Pemerian secara petrografi petrografi melibatkan
pada batuan pertama-tama
identifikasi mineral, dan penentuan komposisi dan hubungan
tekstural antar butir batuan. Petrografi juga sangat berhubungan dengan Kristalografi dan mineralogi atau pun Mineral optik. Dimana dalam mineral optik dipelajari mineral-mineral berdasarkan sifat optiknya. Sedangkan petrografi dalam penamaan batuan harus dikenali mineral apakah yang menyusun batuan tersebut. Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka untuk pengamatan mineral penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang dimaksud di sini adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias, bukan cahaya terpantul. Hal itu berhubungan dengan teknik pembacaan data yang dilakukan melalui lensa yang mempolarisasi objek pengamatan. Hasil polarisasi objek tersebut selanjutnya akan dikirim melalui lensa objek dan lensa l ensa okuler kemata (pengamat). Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat optik suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop tersebut. Oleh karena itu diadakanlah praktikum Petrografi acara Pengenalan
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1c1 15 050
Mikroskop Polarisasi, DMP dan ANAPOL. 1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud diadakannya praktikum Petrografi acara Pengenalan Mikroskp, DMP dan ANAPOL, yaitu agar praktikan dapat mengetahui tentang mikroskop polarisasi serta cara penggunaannya. Adapun tujuan dari Pengenalan Mikroskop Polarisasi ini yaitu: 1.
Mengetahui bagian-bagian mikroskop polarisasi serta fungsinya.
2.
Mengetahui diameter medan pandang mineral terhadap benang silang analisator dan polarisator.
3.
Mengetahui ukuran mineral, daya absorbs dan warna suatu mineral jika searah analisator dan polarisator.
1.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum berlangsung adalah: Tabel 1.1 Alat dan bahan serta kegunaannya No.
Nama Alat dan Bahan
Fungsi
Sebagai objek yang diamati dan sebagai alat 1.
Mikroskop Polarisasi
yang digunakan untuk mengamati sampel batuan atau mineral yang telah disayat
2.
Alat tulis menulis
Untuk menulis hasil pengamatan
3.
Sayatan Mineral
Sebagai objek yang diamati
4.
Lembar kerja praktikum
Untuk menulis data pengamatan
5.
Pensi Pensi Warna
Untuk mewarnai hasil pengamatan
6.
Kamera
Untuk mengambil gambar yang diamati
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1c1 15 050
1.4 Prosedur Kerja
Adapun prosedur yang dilakukan dalam praktikum Petrografi acara Pengenalan Mikroskp, DMP dan ANAPO adalah : 1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum Petrografi acara Pengenalan Mikroskp, DMP dan ANAPOL
2.
Menggambar mikroskop polarisasi beserta bagian-bagiannya
3.
Melakukan pengamatan Diameter Medan Pandang, Analisator dan Polarisator
4.
Mengambil gambar pengamatan Diameter Medan Pandang, Analisator dan Polarisator
5.
Mencatan hasil pengamatan di lembar pengamatan
5.1 Manfaat
Manfaat yang diproleh dari praktikum Petrografi acara Pengenalan Mikroskp, DMP dan ANAPOL yaitu dapat mengetahui tentang mikroskop polarisasi serta cara penggunaannya.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Mikroskop Polarisasi
Mikroskop polarisasi adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya terpolarisasi guna menganalisa struktur yang birefringent. Birefringence yaitu suatu properti spesimen yangtransparan dengan 2 indeks refraktif yang berbeda pada orientasi yang berbeda untukmembedakan cahaya terpolarisasi ke dalam kedua komponen. Cahaya terpolarisasi,hanya berfluktuasi/bergerak di satu dataran karena polar hanya meneruskan cahaya pada dataran tersebut.
Gambar 1.1 Mikroskop Polarisasi
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Mikroskop
polarisasi
digunakan
Nama : Istihsan Kamil Nim dalam
: R1C1 15 050
mengamati/menganalisis
mineral/batuan yang tidak mampu dilakuan karena sifat -sifat dan ukurannya yang mikro. Mikroskop polarisasi mempunyai sifat dan penggunaan yang berbeda jika dibandingkan dengan mikroskop jenis lainnya. Mikroskop polarisasi inipun terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu jenis mikroskop polarisasi bias dan mikroskop polarisasi pantul. Mikroskop polarisasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop polarisasi bias yang menggunakan cahaya terbias. Jenis mikroskop ini digunakan untuk mengidentifikasi sifat-sifat optik mineral ata upun batuan yang tembus cahaya, setelah disayat setebal 0,03 mm. sedang jenis mikroskop polarisasi pantul digunakan untuk mengamati mineral ataupun batuan yang tidak tembus cahaya (opaq).
2.2 Bagian-bagian Mikroskop Polarisasi
Setiap mikroskop polarisasi dilengkapi dengan bagian- bagian yang mempunyai fungsi berlainan. Beberapa perlengkapan pada mikroskop polarisasi, tidak dipunyai mikroskop non polarisasi diantaranya, lensa-lensa polarisasi, komparator, kondensor, maupun lensa amici bertrand. 3.2.1
Illuminator
Berfungsi untuk memperjelas dan meneruskan cahaya dari lampu mikroskop sebagai sumber cahaya. Pada mikroskop polarisasi jenis Nikon, illuminator terdiri dari cermin dan lensa yang terletak di kaki mikroskop. Lensa cekung dapat menerima sinar yang lebih banyak dari suatu sumber cahaya difusi, kemudian dipantulkan sebagai kerucut iluminasi yang simetris. Sedangkan cermin hanya dapat memantulkan sinar monokromatik yang diterima tetapi tidak dapat menghasilkan disperse sinar datang.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
Illuminator
Gambar 1.2 Illuminator 3.2.1
Substage Assembly
Terletak di atas illuminator yang terdiri dari lower polar, aperture diaphragm dan condenser lens.
1.3 Substage Assembly 1.3.1
Lower Polar
Terdiri dari lensa Polaroid yang dapat diputar minimal 900 dan umumnya 1800 atau 360 0. Berfungsi untuk menyerap untuk menyerap cahaya secara selektif sehingga cahaya yang masuk hanya bergetar pada satu bidang. Untuk mengatur arah getar polarisator, dilakukan dengan memutar arah polarisasi sehingga sinarnya sejajar pada salah satu benang silang.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl 1.3.2
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
Iris Diaphragm
Berfungsi untuk mengatur besarnya cahaya yang diteruskan, dan merupakan faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya. Iris diafragma dioperasikan dengan cara mengurangu atau menambah besarnya aperture diaphragm. Nilai dari aperture diaphragm disesuaikan dengan perbesaran obyektif yang digunakan dan kemampuan optik mata pengamat. 1.3.3
Condensor Lens (Lensa Kondensor)
Terdiri dari lensa cembung yang berfungsi untuk memusatkan sinar yang datang dari lensa di bawahnya. 1.3.4
Auxiliary Condensor
Berfungsi untuk mengatur kedudukan kondensor. 1.3.5
Microscope Stage
Berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sayatan tipis dengan batuan 2 (dua) penjepit sehingga preparat tetap stabil pada waktu digerakkan. Pada bagian yang sejajar dengan penjepit preparat ( Mechanical Stage), terdapat skala absis dan ordinat yang berfungsi untuk menentukan posisi mineral yang diamati. Pada bagian tepi meja obyek, terdapat Goniometer dengan skala 00 – 3600, yang dilengkapi dengan nonius (vernier ) untuk akurasi perhitungan sudut. Meja obyek dapat digerakkan dengan menggunakan pengarah focus kasar dan pengarah focus halus ( Focusing Knobs).
Gambar 1.4 Meja Objek
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl 1.3.6
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
Objective Lens
Dilengkapi dengan 4 (empat) buah lensa dengan masing-masing perbesaran 5x, 10x, 20x dan 100x. Untuk memilih perbesaran yang akan dipakai, dipergunakan pemutar lensa obyek ( Rotating Nosepiece). Pada pemutar lensa obyek, terdapat sekrup pemusat obyek (Obyektive Centering Screw), yang terletak di atas masing-masing perbesaran. Sekrup pemusat obyek berfungsi untuk mengatur agar sumbu putaran meja tepat pada perpotongan benang silang. Pada masing-masing lensa obyek terdapat tanda besarnya lensa perbesaran, numerical aperture dan panjang tube.
Gambar 1.5 Lensa Objektif 1.3.7
Upper Polar
Upper polar sering disebut analisator, terletak di atas lensa obyektif, terbuat dari lensa Polaroid, mempunyai arah getar saling tegak lurus terhadap arah getar polarisator. Jika analisator tidak terpakai maka disebut nikol sejajar, dan jika analisator digunakan, disebut nikol silang. Pada upper polar terdapat accessory plate sebagai tempat kompensator baji kuarsa, keeping gypsum dan keeping mika. Kompensator berguna untuk mengetahui posisi indikatrik suatu mineral.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl 1.3.8
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
Bertrand Lens
Lensa Bertrand terletak di atas analisator yang penggunaannya dengan cara diputar. Lensa ini digunakan untuk memperbesar gambar interferensi dalam pengamatan konoskop dan difokuskan ke lensa okuler.
Gambar 1.6 Lensa Amici Bertrand 1.3.9
Ocular Lens
Lensa Okuler merupakan tempat mata melihat obyek, terbuat dari 2 (dua) buah lensa cembung yang dirangkai dalam 1 (satu) unit. Pada lensa okuler terdapat benang silang yang saling tegak lurus (Petrografi, 2014).
Gambar 1.7 Lensa Okuler 2.3
Diameter Medan Pandang
Dalam melakukan pengamatan terhadap mineral mikro, salah satu hal yang diperhatikan adalah ukuran mineral. Ukuran mineral ini berkaitan dengan
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
diameter medan pandang. Pengukuran medan pandang membantu dalam menentukan ukuran mineral, butir, dan lain-lain. Selain itu, juga dilakukan pengamatan analisator-analisator untuk mengetahui daya arbsorbsi mineral. Sebelum melakukan pengamatan diameter medan pandang, yang perlu diperhatikan adalah menyetringkan mikroskop, pengaturan arah getaran polarisator sejajar dengan salah satu benang silang, dan pengaturan arah getar analisator agar tegak lurus arah getar polarisator. Centering penting dilakukan agar pada saat pengamatan dengan menggunakan perputaran meja objek, mi neral yang kita amati tetap berada pada medan pandangan (tidak keluar dari medan pandangan). Pengaturan arah getar polarisator harus dilakukan agar kita tahu persis arah getaran sinar biasa dan luar biasa yang diteruskan oleh polarisator searah dengan salah satu arah benang silang, apakah benang tegak (N-S) atau benang horizontal (E-W) sehingga memudahkan dalam penentuan sifat-sifat optik yang berhubungan dengan sumbu-sumbu kristalografi dan sumbu-sumbu sinarnya. Pengaturan arah getar analisator harus dilakukan agar benar-benar tegak lurus menggunakan peraga. Apabila arah getar kedua nikol sudah saling tegak lurus sama sekali karena cahaya yang tadinya terpilih oleh polarisator sehingga hanya yang bergetar pada satu arah saja kemudian terserap oleh analisator seluruhnya.. dengan demikian apabila kenampakannya belum gelap sama sekali, berarti buah lensa cembung yang dirangkai dalam 1 (satu) unit. Pada lensa okuler terdapat benang silang yang saling tegak lurus.
2.4 Analisator dan Polarisator (Anapol)
Analisator (Upper Nicol or Analyzer) adalah suatu bagian yang vital terbuat dari lembaran polaroid atau prisma nikol seperti polarisator. Hanya saja
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
arah getaran sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang silang pada arah yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau diputar. Dikatakan kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya tepat saling tegak lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan macam atau metode penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan ortoskop nikol silang dan untuk penelitian konoskopik. Polarisator (Lower Nicol or Polarizer) yang terdiri dari suatu lembaran Polaroid yang telah dibuat oleh pabrik, fungsinya menyerap cahaya secara memilih dan kuat (Selective Arbsorption) sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang datar saja yang diteruskan. Didalam mikroskop lembar Polaroid ini diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah benang silang N-S atau E-W.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil 3.1.1
Pengenalan Mikroskop
Sketsa 1.1 Mikroskop Polarisasi
: R1C1 15 050
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Hari/Tgl 3.1.2
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
Pengamatan Diameter Medan Pandang (DMP)
Pembesaran Objektif
: 10x
Pembesaran Okuler
: 10x
Pembesaran Total
: 500x
Bukaan Diafragma
: 0,25 mm
Bilangan Skala
: 0,01 mm
Ukuran Medan pandang o
Nilai 100 Skala
: 100 mm
o
Nilai Pinggir
: 37 mm
Diameter Medan Pandang o
DMP1 = 100 x BS
= 1 mm
o
DMP2 = NP x BS
= 0,37 mm
o
DMPtotal = DMP1 + DMP2
= 1,37 mm
A
0
A
100
P
0
100 P
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl 3.1.3
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
Pengamatan Analisator Polarisator (Anapol)
Pembesaran Objektif : 10x Pembesaran Okuler
: 10x
Pembesaran Total
: 100x
Bukaan Diafragma
: 0,25 mm
Bilangan Skala
: 0,01 mm
P
Plagioklas
A
Posisi Mineral
: (85)
Ukuran Mineral
: 0,37 mm
Daya Arbsorbs
: Tinggi
Warna
: Kuning
Belahan
: Satu arah
0
100 P
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
arah getaran sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang silang pada arah yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau diputar. Dikatakan kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya tepat saling tegak lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan macam atau metode penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan ortoskop nikol silang dan untuk penelitian konoskopik. Polarisator (Lower Nicol or Polarizer) yang terdiri dari suatu lembaran Polaroid yang telah dibuat oleh pabrik, fungsinya menyerap cahaya secara memilih dan kuat (Selective Arbsorption) sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang datar saja yang diteruskan. Didalam mikroskop lembar Polaroid ini diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah benang silang N-S atau E-W.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
arah getaran sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang silang pada arah yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau diputar. Dikatakan kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya tepat saling tegak lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan macam atau metode penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan ortoskop nikol silang dan untuk penelitian konoskopik. Polarisator (Lower Nicol or Polarizer) yang terdiri dari suatu lembaran Polaroid yang telah dibuat oleh pabrik, fungsinya menyerap cahaya secara memilih dan kuat (Selective Arbsorption) sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang datar saja yang diteruskan. Didalam mikroskop lembar Polaroid ini diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah benang silang N-S atau E-W.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
arah getaran sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang silang pada arah yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau diputar. Dikatakan kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya tepat saling tegak lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan macam atau metode penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan ortoskop nikol silang dan untuk penelitian konoskopik. Polarisator (Lower Nicol or Polarizer) yang terdiri dari suatu lembaran Polaroid yang telah dibuat oleh pabrik, fungsinya menyerap cahaya secara memilih dan kuat (Selective Arbsorption) sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang datar saja yang diteruskan. Didalam mikroskop lembar Polaroid ini diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah benang silang N-S atau E-W.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
arah getaran sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang silang pada arah yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau diputar. Dikatakan kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya tepat saling tegak lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan macam atau metode penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan ortoskop nikol silang dan untuk penelitian konoskopik. Polarisator (Lower Nicol or Polarizer) yang terdiri dari suatu lembaran Polaroid yang telah dibuat oleh pabrik, fungsinya menyerap cahaya secara memilih dan kuat (Selective Arbsorption) sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang datar saja yang diteruskan. Didalam mikroskop lembar Polaroid ini diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah benang silang N-S atau E-W.
PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara Hari/Tgl
: Pengenalan Mikroskop, Dmp Dan Anapol : Sabtu, 30 September 2017
Nama : Istihsan Kamil Nim
: R1C1 15 050
arah getaran sinar diatur persis saling tegak lurus, yaitu sejajar dengan benang silang pada arah yang berbeda. Namun kedudukan analisator dapat diatur atau diputar. Dikatakan kedudukan nikol silang (Crossed Nichols) bila arah getarannya tepat saling tegak lurus. Analisator ini mudah dikeluar masukkan sesuai dengan macam atau metode penelitiannya. Bagian ini dipasang untuk penelitian dengan ortoskop nikol silang dan untuk penelitian konoskopik. Polarisator (Lower Nicol or Polarizer) yang terdiri dari suatu lembaran Polaroid yang telah dibuat oleh pabrik, fungsinya menyerap cahaya secara memilih dan kuat (Selective Arbsorption) sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang datar saja yang diteruskan. Didalam mikroskop lembar Polaroid ini diletakkan sehingga arah getar sinarnya sejajar dengan salah satu arah benang silang N-S atau E-W.