Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SIFAT-SIFAT FISIK DARI ZAT JURNAL
Oleh : Nama NRP Kelompok No. Meja Tanggal Percobaan Assisten
: Firni Rismawati : 113020021 :A : 11 (sebelas) : 1 Desember 2011 : Rika Ayustika
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011
Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
SIFAT-SIFAT FISIK DARI ZAT
Firni Rismawati 113020021 Rika Ayustika ABSTRACT Substances can exist in three different physical forms, namely padalt, liquids, and gases. An agent can be identified according to its properties. The properties such as color, melting point, and boiling points included into the nature of fisisnya. Physical properties are properties that can be measured and studied without changing the composition or structure of these substances. For example, we can measure the melting point of ice by heating a block of ice and recorded at what temperature the ice turns into water. Water with ice only differ in terms of appearance only, not in composition, so this is included into the physical changes; and so if we freeze the water back into ice like at first. Therefore, the melting point of a substance included in fisisnya properties. In these experiments will be tested on the physical properties of a substance. The purpose of this experiment was to determine the viscosity (thickness), to determine surface tension, to determine the melting point, and to determine the specific gravity. The principle of this experiment is based on poisuelle law which states that "the outermost layer of fluid attached to the pipe wall at a speed of zero". Motion to hold the pipe wall is the outermost layer and this layer also hold the next layer. Another law is the law stokes which states that "If a perfect fluid the viscosity is zero flows past a sphere, or if a ball moves in a fluid at rest, the current lines will form a perfectly symmetrical pattern around the ball". Results of experimental physical properties of substances is the initial temperature distilled water prior to heating is 280C, the initial temperature of the molten naphthalene is 85.50 C and final temperature molten naphthalene is 96.5 0C. The results of observations of the dilute solution viscosity is the viscosity will be lower. Samples of liquid milk, measured using spindle 3 RESULTS viscosity <0.3 dpas. Soy sauce samples was measured using a spindle viscosity is 16 dpas results obtained. Sauce samples was measured using a spindle viscosity is 17 dpas obtained results. Butter samples were measured using a spindle 2 150 dpas viscosity results obtained. Cooking oil samples were measured using spindle 3 RESULTS 0.3 dpas viscosity. Sweetened condensed milk samples was measured using a spindle viscosity is 11 dpas obtained results.
PENDAHULUAN Latar Belakang Percobaan Zat dapat berada dalam tiga bentuk fisik yang berbeda, yaitu padalt, cair, dan gas. Suatu zat dapat diidentifikasi menurut sifat-sifatnya. Sifat-sifat seperti warna, titik leleh, dan titik didih termasuk kedalam sifat fisisnya. Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau susunan dari zat tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik leleh dari es dengan memanaskan sebuah balok es dan mencatat pada suhu berapa es tersebut berubah menjadi air. Air
dengan es hanya berbeda dalam hal penampilan saja, bukan dalam komposisi, jadi ini termasuk kedalam perubahan fisis; demikian juga bila kita membekukan air tersebut kembali menjadi es seperti mula-mula. Oleh karena itu, titik leleh dari suatu zat termasuk kedalam sifat fisisnya. Pada percobaan ini akan dilakukan uji mengenai sifat fisik dari suatu zat. Tujuan Percobaan Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan viskositas (kekentalan), untuk menentukan tegangan permukaan, untuk menentukan
Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
titik leleh, dan untuk menentukan berat jenis. Prinsip Percobaan Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan hukum poisuelle yang menyatakan bahwa “lapisan paling luar dari fluida melekat pada didinding pipa pada kecepatan nol”. Dinding pipa menahan gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan ini menahan pula lapisan berikutnya. Hukum lainnya adalah hukum stokes yang menyatakan bahwa “Bila suatu fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, garis-garis arusnya akan membentuk sebuah pola yang simetris sempurna disekeliling bola”. TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisik Zat Sifat fisik zat adalah karakteristik zat yang dapat diukur dan diamati tanpa mengubah komposisi kimia zat tersebut. Sifat fisik dapat didefinisikan juga sebagai segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. Sifat fisik dapat berupa sifat intensif atau ekstensif. Sifat intensif tidak tergantung pada ukuran dan jumlah materi pada objek, sedangkan sifat ekstensif bergantung pada hal tersebut. Suatu sifat dapat pula berupa isotropik jika nilainya tidak tergantung arah pengamatan atau anisotropik jika sebaliknya. beberapa sifat fisik zat yang berhubungan dengan dunia pangan di antaranya viskositas dan titik leleh Viskositas Viskositas dapat dinyatakan sebagai besarnya gaya gesek yang terjadi antara zat cair yang diam dengan zat cair yang bergerak. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling bergeseran.Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida. Poisueille mempelajari gejala ini berdasarkan metode tabung kapiler, menemukan rumusan viskositas zat cair yang dinyatakan sebagai berikut : η = P.π. r 4. t 8Vl
Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
Dengan η adalah koefisien viskositas, P adalah tekanan pada ujung tabung, r adalah jari-jari tabung kapiler, t adalah untuk yang dibutuhkan sejumlah volume V zat cair yang bergerak sepanjang l. Dalam stuan SI viskositas memiliki satuan m-1s-1. Besarnya nilai viskositas suatu cairan dipengaruhi oleh suhu, viskositas zatcair menurun dengan naiknya suhu. Penurunan mengikuti persamaan andrade, yang dirumuskan sebagai berikut : η = A.еB/RT Dengan A dan B adalah suatu tetapan untuk cairan. Setara dengan persamaan Arrchenius. B merupakan energi aktivis untuk aliran viskos. Alat Viskometer Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan, yaitu 1. Viskometer kapiler atau ostwald Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut. 2. Viskometer hoppler Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. 3. Viskometer cup dan bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengahtengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat. 4. Viskometer cone dan plate. Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar. Titik Leleh dan Titik Beku Titik leleh adalah suhu dimana fase cair dan fase padat dalam keadaan setimbang dimana tekanan luar sama dengan 1 atm. Idealnya titik leleh ini berada dalam 1 titik, namun kenyataannya berada dalam suatu rentang tertentu, biasanya antara 0,3 – 0,5 derajat. Hal ini dikarenakan pada zat padat yang akan dilelehkan tersebut, terdapat zat pengotor, atau pada saat terjadi pelelehan zat padat mengurai karena tidak stabil. Titik beku suatu cairan adalah suhu ketika tekanan uap cairan itu sama dengan tekanan uap dalam keadaan padat. Saat terjadi pembekuan suatu larutan, yang mengalami pembekuan adalah hanya pelarutnya saja, sedangkan zat terlarut tidak ikut membeku. Adanya zat terlarut mengakibatkan suatu pelarut semakin sulit membeku, akibatnya titik beku larutan akan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Selisih antara titik
Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
beku larutan dengan titik beku pelarut murninya disebut penurunan titik beku larutan. Naftalena Naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naftalena paling banyak dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit dari sisa fraksionasi minyak bumi.
Gambar 1. Struktur Molekul Naftalena Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguapwalau dalam bentuk padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudahterbakar. Naftalena paling banyak dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit darisisa fraksionasi minyak bumi. Naftalena merupakan suatu bahan keras yang putih dengan bau tersendiri, dan ditemui secara alami dalam bahan bakar fosil seperti batu bara danminyak. METODELOGI PERCOBAAN Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada percobaan penentuan titik leleh adalah termometer, pipa kapiler, gelas kimia, tali, kawat kasa, kaki tiga, botol semprot, klem, statif, dan bunsen. sedangkan alat yang digunakan untuk percobaan
viskositas adalah klem, statif, dan alat viskometer cup and bob. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada percobaan penentuan titik leleh adalah aquadest dan naftalena. sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan viskositas yaitu susu cair, susu kental manis, minyak goreng, kecap, saus, dan selai. Metode Percobaan 1. Percobaan penentuan titik leleh - Bilas pipa kapiler dengan aquadest, biarkan mengering. - Masukkan bubuk naftalena kedalam pipa kapiler dengan cara diketok-ketokkan hingga bubuk naftalena masuk ± 1 cm. Masukkan 150 ml aquadest kedalam gelas kimia bersih. - Gantungkan termometer dan pipa kapiler yang berisi naftalena menggunakan tali pada klem dan statif. - Simpan gelas kimia diatas kawat kasa dan kaki tig. - Masukkan termometer dan pipa kapiler yang sudah digantung kedalam gelas kimia - Nyalakan bunsen dan amati naftalena tersebut. - Catat suhu awal aquadest sebelum dipanaskan, suhu awal naftalena meleleh, dan suhu akhir naftalena meleleh. 2. Percobaan Viskositas - Masukkan sampel kedalam gelas kimia atau gelas yang sudah tersedia pada viskometer cup and bob. - Pasang spindel pada viskometer. - Pasang viskometer pada penyangga yang tersedia. - Simpan gelas yang berisi sampel dibawah spindel. - Jalankan viskometer, lihat jarum yang bergerak.
Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
HASIL PENGAMATAN Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan Sifat Fisik Zat No. Pengamatan 1. Penentuan Titik Leleh 2.
Hasil T awal aquadest = 280C T awal lelehan = 85,5 0C T akhir lelehan = 96,5 0C Viskositas
Susu cair < 0,3 dPas (spindel 3) Kecap 16 dPas (spindel 1) Saus 17 dPas (spindel 1) Selai 150 dPas (spindel 2) Minyak goreng 0,3 dPas (spindel 3) Susu kental manis 11 dPas (spindel 1) (Sumber : Meja 11, Kelompok A, 2011) Pembahasan Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacammacam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Naftalena mempunyai rumus molekul C10H8 yang bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudahterbakar. Naftalena paling banyak dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit darisisa fraksionasi minyak bumi. Naftalena merupakan suatu bahan keras yang putih dengan bau tersendiri, dan ditemui secara alami dalam bahan bakar fosil seperti batu bara danminyak.
Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik hidrokarbon tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi aditif bensin untuk meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin. Penggunaan Naftalena sebagai aditif memang belum terkenal karenamasih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini memang belum diketahui akibat buruk penggunaan naftalena terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia relatif aman untuk digunakan.Satu molekul napthalena merupakan perpaduan dari sepasang cincin benzena. Naftalena merupakan salah satu jenis hidrokarbon polisiklik aromatik.
Gambar 2. Struktur Molekul Naftalena Titik leleh adalah suhu dimana fase cair dan fase padat dalam keadaan setimbang dimana tekanan luar sama dengan 1 atm. Idealnya titik leleh ini berada dalam 1 titik, namun kenyataannya berada dalam suatu rentang tertentu, biasanya antara 0,3–0,5 derajat. Hal ini dikarenakan pada zat padat yang akan dilelehkan tersebut, terdapat zat pengotor, atau pada saat terjadi pelelehan zat padat mengurai karena tidak stabil. Titik leleh naftalen adalah pada suhu 85,5 0C.
Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
Titik didih adalah suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan external yang dialami oleh cairan. Sebuah cairan di dalam vacuum akan memiliki titik didih yang rendah dibandingkan jika cairan itu berada di dalam tekanan atmosphere. Cairan yang berada di dalam tekanan tinggi akan memiliki titik didih lebih tinggi jika dibandingkan dari titik didihnya di dalam tekanan atmosphere. Titik didih normal (juga disebut titik didih atmospheris) dari sebuah cairan merupakan kasus istimewa dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmospher di permukaan laut, satu atmosphere. Pada suhu ini, tekanan uap cairan bisa mengatasi tekanan atmospher dan membentuk gelembung di dalam massa cair. Pada saat ini (per 1982) Standar Titik Didih yang ditetapkan oleh IUPAC adalah suhu dimana pendidihan terjadi pada tekanan 1 bar. Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25 °C) titik didih air sebesar 100 °C. Viskositas biasanya berhubungan dengan konsistensi yang keduanya merupakan sifat kenampakan (appearance property) yang berhubungan dengan indera perasa. Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu bahan untuk melawan perubahan bentuk (deformasi) bila suatu bahan mendapat gaya gesekan (sheering fore). Gesekan yang timbul sebagai hasil perubahan bentuk cairan yang disebabkan karena adanya resistensi yang berlawanan yang diberikan oleh cairan tersebut dinamakan gaya irisan (sheering stress). Jika tenaga diberikan pada suatu cairan, tenaga ini akan menyebabkan suatu bentuk atau deformasi. Perubahan bentuk ini disebut sebagai aliran.
Kecap kedelai adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi dan atau cara kimia (hidrolisis) kacang kedelai (Glycine max L.) dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan makanan yang diizinkan. Susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari susu segar atau hasil rekonsitusi susu bubuk berlemak penuh, atau hasil rekombinasi susu bubuk tanpa lemak dengan lemak susu atau lemak nabati, yang telah ditambah gula, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan. Minyak goreng adalah bahan pangan dengan komposisi utama trigliserida berasal dari bahan nabati, dengan atau tanpa perubahan kimiawi, termasuk hidrogenasi, pendinginan dan telah melalui proses pemurnian. Susu pasteurisasi adalah susu segar, susu rekonstitusi, susu rekombinasi yang telah mengalami proses pemanasan pada temperatur 63 0 C – 66 0C selama minimum 30 menit atau pada pemanasan 72 0C selama minimum 15 detik, kemudian segera didinginkan sampai 10 0C, selanjutnya diperlakukan secara aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4,4 0C. Selai buah adalah produk makanan semi basah yang dapat dioleskan yang dibuat dari pengolahan buah-buahan, gula dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Saus cabe adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabe (capsicum sp) yang baik, yang diolah dengan penambahan bumbu-bumbu dengan atau tanpa penambahan bahan
Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
makanan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Spindel adalah alat yang ada di viskometer digunakan untuk mengukur kekentalan suatu cairan.Viskometer cup and bob mempunyai tiga spindel. spindel 1 mempunyai angka pengukuran kekentalan dari 3 sampai 150 dPas, spindel 2 mempunyai angka pengukuran kekentalan dari 100 sampai 4000 dPas. Sementara itu, spindel 3 mempunyai angka pengukuran kekentalan dari 0,3 sampai 13 dPas. Sampel susu cair, diukur menggunakan spindel 3 didapatkan hasil viskositasnya < 0,3 dpas. Sampel kecap diukur menggunakan spindel 1 didapatkan hasil viskositasnya 16 dpas. Sampel saus diukur menggunakan spindel 1 didapatkan hasil viskositasnya 17 dpas. Sampel selai diukur menggunakan spindel 2 didapatkan hasil viskositasnya 150 dpas. Sampel minyak goreng diukur menggunakan spindel 3 didapatkan hasil viskositasnya 0,3 dpas. Sampel susu kental manis diukur menggunakan spindel 1 didapatkan hasil viskositasnya 11 dpas. Sifat dari suatu materi dapat dibagi menjadi dua kategori tambahan yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif. • Sifat ekstensif suatu zat bergantung pada jumlah materi. Sebagai contohnya adalah massa, volume, entalpi, dan lainlain. • Sifat intensif adalah sifat yang tidak tergantung pada jumlah. Misalnya, manis, rasa, massa jenis, dan wujud. Sifat fisis dapat berupa sifat ekstensif atau intensif. Namun, semua sifat kimia tergolong sifat intensif. Percobaan sifat fisik zat dapat diaplikasikan di bidang pangan, yaitu untuk menentukan kekentalan pada makanan, seperti selai, kecap, sirup, saus, dan lain-lain. Selain itu, untuk menentukan titik leleh pada makanan
yang mudah meleleh seperti coklat dan mentega. KESIMPULAN Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan sifat fisik zat adalah suhu awal aquadest sebelum dipanaskan adalah 280C, suhu awal lelehan naftalena adalah 85,50C dan suhu akhir lelehan naftalena adalah 96,50C. Hasil pengamatan viskositas adalah semakin encer larutan maka viskositasnya akan semakin rendah. Sampel susu cair, diukur menggunakan spindel 3 didapatkan hasil viskositasnya < 0,3 dpas. Sampel kecap diukur menggunakan spindel 1 didapatkan hasil viskositasnya 16 dpas. Sampel saus diukur menggunakan spindel 1 didapatkan hasil viskositasnya 17 dpas. Sampel selai diukur menggunakan spindel 2 didapatkan hasil viskositasnya 150 dpas. Sampel minyak goreng diukur menggunakan spindel 3 didapatkan hasil viskositasnya 0,3 dpas. Sampel susu kental manis diukur menggunakan spindel 1 didapatkan hasil viskositasnya 11 dpas. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Naftalena. http://kimiamaster.blogspot.com/2011/11/definisi -naftalena-adalah-hidrokarbon.html. diakses : 3 Desember 2011 Anonim. 2011. Sifat Fisik. http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_fisi k. diakses : 3 Desember 2011 Anonim. 2008. Tegangan Permukaan Zat Cair (Fluida). http://www.gudangmateri.com/2008/ 05/tegangan-permukaan-fluidastatis.html. diakses : 30 November 2011
Jurnal Kimia Dasar “Sifat-Sifat Fisik dari Zat”
Anonim. 2011. Titik Didih. http://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didi h. diakses : 3 Desember 2011 Anonim. 2011. Termometer. http://id.wikipedia.org/wiki/Termome ter. diakses : 3 Desember 2011 Anonim. 2010. Viskositas Cairan. http://ginaangraeni10.wordpress.co m/about/. diakses : 3 Desember 2011 Brady, E. J. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta Linhofa. 2011. Titik Leleh. http://linhofa.wordpress.com/201 0/04/11/titik-leleh/. diakses : 3 Desember 2011 Lischer. 2009. Sifat Fisik dan Kinia Suatu Zat. http://lischer.wordpress.com/2009/08 /20/sifat-fisik-dan-sifat-kimia-suatuzat/. diakses : 30 November 2011 Suhendar, A. 2009. Penurunan Titik Beku. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar /kuliah_web/2008/Aang%20Suhenda r_060928_/Penurunan%20Titik%20b eku.html. diakses : 3 Desember 2011 Sutrisno, E. T, dan I.S. Nurminabari. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan. Bandung