STRUKTUR DAN MATERI GENETIK
HIV memiliki diameter 100-150 nm dan berbentuk sferis (spherical) hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel virus (virion). Selubung virus berasal dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida. Di dalam selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks. Bagian internal dari HIV terdiri dari dua komponen utama, yaitu genom dan kapsid. Genom adalah materi genetik pada bagian inti virus yang berupa dua kopi utas tunggal RNA. Sedangkan, kapsid adalah protein yang membungkus dan melindungi genom.
HIV / AIDS
AIDS merupakan kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.
HIV / AIDS
Transfusi darah
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang kepada orang yang memerlukan.Orang yang memberi darah disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien.Dalam transfusi darah, donor harus memperhatikan jenis aglutinogen (antigen) yang dimilikinya.
Sedangkan, pada resipien yang perlu diperhatikan adalah aglutininnya (antibodi).
Jika antigen A (aglutinogen A) bertemu dengan antibodi α (aglutinin α), maka darah akan menggumpal atau membeku. Begitu pula sebaliknya,
jika antigen B (aglutinogen B) bertemu dengan antibodi β (aglutinin β), maka darah juga akan menggumpal atau membeku.
Golongan darah O dapat menjadi donor bagi semua golongan darah, karena golongan darah ini tidak memiliki aglutinogen A maupun B sehingga tidak menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan darah. Oleh karena itu, golongan darah O disebut donor universal.Golongan darah O hanya dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah O juga, dan tidak dapat menerima darah dari golongan darah yang lainnya karena golongan darah O memiliki antibodi α dan β.
GOLONGAN DAN TRANSFUSI DARAH
Darah manusia dapat digolongkan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya. Antigen adalah suatu jenis protein yang mampu merangsang pembentukan antibodi. Penggolongan ini sangat bermanfaat untuk transfusi darah.
Golongan darah
Golongan darah pada manusia dapat dibedakan menjadi empat golongan berdasarkan ada atau tidak adanya antigen (aglutinogen) dan antibodi (aglutinin).
Orang yang bergolongan darah A, pada membran sel darah merah mengandung antigen atau aglutinogen A. Sementara, plasma darahnya mengandung aglutinin β (antibodi β).
Orang yang bergolongan darah B, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α (antibodi α).
Orang yang bergolongan darah AB, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya tidak mengandung antibodi α dan β. Sedangkan,
orang yang bergolongan darah O, pada membran sel darah merah tidak memiliki aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α dan β. Untuk lebih memahami, mari perhatikan Tabel di bawah ini.
Golongan Darah
Aglutinogen
Aglutinin
A
A
Β
B
B
Α
AB
AB
-
O
-
α dan β
BAGIAN – BAGIAN DARAH
SEL-SEL DARAH :
Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah putih (leukosit)
Keping-keping darah (trombosit)
PLASMA DARAH
BAGIAN SIRKULASI DARAH PADA MANUSIA
JANTUNG : terletak di rongga dada, diselaputi oleh suatu membran pelindung yang disebut perikardium.Dinding jantung terdiri atas jaringan ikat padat yang membentuk suatu kerangka fibrosa dan otot jantung.Serabut otot jantung bercabang-cabang dan beranastomosis secara erat.
PEMBULUH DARAH : merupakan jalan bagi darah yang mengalir dari jantung menuju ke jaringan tubuh, atau sebaliknya.
DARAH : Medium transpor dari sistem sirkulasi adalah darah.Darah tidak hanya mengangkut oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan paru-paru.Tetapi juga mengangkut bahan lainnya ke seluruh tubuh. Hal ini meliputi molekul-molekul makanan (seperti gula, asam amino) limbah metabolisme (seperti urea), ion-ion dari macam-macam garam (seperti Na+, Ca++,Cl–, HCO3–), dan hormon-hormon. Darah juga berfungsi mengedarkan panas dalam tubuh.Selain itu, darah memainkan peranan aktif dalam memerangi bibit penyakit.Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% bobot tubuh. Jadi, seorang laki-laki dengan bobot badan 70 kg mempunyai volume darah kira-kira 5,4 liter.
SIRKULASI DARAH PADA MANUSIA
Sistem Sirkulasi adalah bagian dari sistem peredaran darah. Sistem sirkulasi terdiri dari aliran oksigen darah dari jantung ke tubuh dan kemudian aliran darah terdeoksigenasi dari semua bagian tubuh ke jantung.
Sirkulasi dalam tubuh manusia dibagi menjadi 2: Sirkulasi Sistemik dan Sirkulasi Pulmonal.
Sirkulasi Sistemik ialah sirkulasi yang menyuplai darah ke seluruh tubuh kecuali paru-paru,.
Sirkulasi Pulmonal ialah sirkulasi yang menyuplai darah ke paru untuk mengadakan pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.
SIRKULASI DARAH PADA MANUSIA
PENYEBAB
Normalnya sel darah putih dan antibodi menyerang dan menghancurkan organism asing yang masuk ke dalam tubuh. Respon ini diatur oleh sel darah putih bernama limposit CD4. Limposit ini juga merupakan target utama HIV. Sekali masuk ke dalam tubuh, virus memasukkna material genetiknya ke dalam limposit dan melipatgandakan diri.
Ketika salinan virus baru keluar dari sel induk dan masuk ke dalam aliran darah, virus akan menyerang sel lain. Sebagai efeknya sel CD4 akan mati. Siklus ini terus berulang. Pada akhirnya menyebabkan kerusakan sistem imun yang berarti tubuh tidak akan mempu melawan infeksi bakteri dan virus lain.
PENULARAN
Virus HIV bisa menular hanya lewat empat cara :
Lewat hubungan badan (hubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV), baik vaginal maupun anal (malalui anus).
Penularan melalui transfusi, atau lewat jarum suntik yang dipakai secara bergantian (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).
Begitu pula dengan ibu pengidap AIDS dapat menularkan penyakitnya kepada bayi selama dalam kandungannya maupun saat kelahiran.
Penularan bayi lewat ASI.
Namun virus ini tidak dapat menular lewat kontak fisik biasa seperti berpelukan, berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Jadi, kita tidak perlu mengucilkan mereka
GEJALA HIV / AIDS
Infeksi awal
Gangguan Sistem Saraf seperti kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat karena gangguan saraf central.
Demam
Radang Tenggorokan
Pembengkakan kelenjar limpa. Ruam
Infeksi selanjutnya
Pembengkakan node limpa – sering merupakan tanda awal infeksi HIV.
Diare
Hilang berat badan. Demam
Batuk atau napas yang pendek
Infeksi tahap akhir
Dalam waktu sekitar 10 tahun atau lebih setelah infeksi pertama, masalah yang lebih serius dapat terjadi yang diistilahkan dengan AIDS dan dapat terjadi :
Infeksi yang terjadi ketika sistem imun lemah, seperti pneumocystis carinii pneumonia (PCP)
Kadar CD4 lymphocyte 200 atau lebih rendah – normalnya adalah antara 800 sampai 1.200
Gangguan pada System Integument (Jaringan kulit).
Gangguan pada Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
REKOMENDASI
Perlu ada Perda HIV/AIDS
Perda itu memuat tentang sosialisasi, keikutsertaan berbagai pihak dalam pencegahan
Perlu ada kurikulum HIV/AIDS di sekolah
Perlu ada kesepakatan pemuka agama untuk menyisipkan pesan bahaya HIV/AIDS dalam ceramahnya.
PENANGANAN
Sampai saat ini tidak ada VAKSIN atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus. Cara-cara yang dapat dilakuan adalah :
Para Penderita dapat melawan virus ini dengan menguatkan sistem imun, makanan bergizi tinggi, istrihat yang cukup dan hindari stress dan berkonsultasi ke dokter secara rutin.
Sebuah studi yang dilakukan oleh The Altay State Medical University, Federasi Rusia. Konsumsi 4Life Transfer Factor Plus dapat menguatkan sistem imun hingga 437%sehingga akan menguatkan sistem imun tubuh penderita dalam melawan virus, bakteri, parasit, sel kanker, tumor dan antigen asing lainnya yang menyebabkan penyakit. Transfer Factor mengandung rantai asam amino yg tinggi yaitu 44 rantai asam amino, membantu mempercepat proses regenerasi sel-sel yang rusak atau sel-sel yang mati.
Perawatan antiretrovirus secara langsung setelah kontak dengan virus secara signifikan, disebut post-exposure prophylaxis(PEP).
Terapi antivirus
Pengobatan alternatif
SOLUSI ISLAM
Kondisi nyata itu bertolak belakang dengan pandangan Islam. Islam melarang sama sekali zina, apalagi homoseksualitas. Kalau remaja sudah baligh dan memiliki hasrat seksual, Islam membuka pintu bagi mereka untuk menikah. Menikah dalam masa muda tak perlu dipersulit, justru harus dipermudah.
Jika anda positif mengidap HIV maka anda harus melindungi orang di sekeliling anda dengan:
Lakukan hubungan seksual yang aman dengan memakai kondom
Beritahukan pasangan anda bahwa anda mengidap HIV
Jika pasangan anda hamil, beritahukan bahwa anda mengidap HIV dan lakukan perawatan untuk menjaga kesehatannya dan bayinya
Katakan kepada orang lain yang anda rasa perlu untuk tahu bahwa anda mengidap HIV
Jangan berbagi jarum suntik
Jangan donorkan darah dan organ anda
Jangan berbagi pisau cukur atau sikat gigi
Jika anda hamil, ambil perawatan medis secepatnya
PENCEHAGAN HIV / AIDS
Ketahui apa itu HIV dan bagaimana penularannya
Lakukan tes CD4 secara rutin untuk mengetahui tingakat sistem imunitas
Ketahui status kesehatan pasangan seksual anda
Pertimbangan untuk melakukan penyunatan pada laki-laki
Gunakan jarum suntik steril
Waspada terhadap darah transfusi
Periksakan kesehatan secara teratur
Jauhi narkoba terutama yang disuntikkan
Jika mendapat donor darah harus benar-benar bebas dari HIV
Lakukan pemeriksaan viral load untuk mengetahui jumlah copy virus dalam darah yang termasuk pemeriksaan untuk mengetahui ada atau tidaknya virus HIV di dalam tubuh.
Jangan berganti-ganti pasangan seksual dan setialah pada pasangan
Lakukan pemerikasaan cairan sperma pada pasangan yang akan mempunyai anak
Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual
Reaksi antigen dan antibodi
REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI
Terdapat berbagai kategori Interaksi antigen-antibodi,kategori tersebut antara lain:
Primer :
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan antibody pada situsi dentik yang kecil, bernama epitop.
Sekunder
Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya:
Netralisasi
Adalah jika antibody secara fisik dapat menghalangi sebagian antigen menimbulkan effect yang merugikan. Contohnya adalah dengan mengika ttoksin bakteri, antibody mencegah zat kimia ini berinteraksi dengan sel yang rentan.
Aglutinasi
Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk gumpalan
Presipitasi
Adalah jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu besar, sehingga tidak dapat bertahan untuk terus berada di larutan dan akhirnya mengendap.
Fagositosis
Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen mampu mengikat reseptor fagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan fagositosis korban yang mengandung antigen tersebut.
Sitotoksis
Adalah saat pengikatan antibody ke antigen juga menginduksi serangan sel pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibody sebelum dapat dihancurkan melalui proses lisis membrane plasmanya..
Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologic dari interaksi antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya. Pengaruh menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri, immnunitas mikroba, dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara lain: edema, reaksi sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.
MEKANISME PEMBENTUKAN ANTIGEN, ANTIBODY DAN SIRKULASI TUBUH (DARAH) PADA MANUSIA
Desy Tridarlyantika Shandy (1110211047)
Amin Rois (1110211005)
Yenny Dwi Arini (1110211010)
Nurul Faidah (1110211032)
Alfaria (1110211030)
BERDASARKAN KETERGANTUNGAN TERHADAP SEL T
Menurut ketergantungan terhadap sel T, antigen dapat dibagi sebagai berikut :
T dependent yaitu antigen yang memerlukan pengenalan oleh sel T dan sel B untuk dapat menimbulkan respons antibodi. Sebagai contoh adalah antigen protein.
T independent yaitu antigen yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi. Antigen tersebut berupa molekul besar polimerik yang dipecah di dalam badan secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan, dan flagelin polimerik bakteri.
BERDASARKAN SPESIFITAS
Menurut spesifisitas, antigen dapat dibagi sebagai berikut:
Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan dari spesies yang berbeda.
Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies tertentu.
Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk individu dalam satus pesies.
Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ yang sama dari spesies yang berbeda.
Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri
BERDASARKAN DETERMINAN
Determinan adalah komponen antigen yang dapat menginduki atau memacu pembetukan antibodi.
Unideterminan, univalent : Yaitu hanya satu jenis determinan atau epitop pada satu molekul.
Unideterminan, multivalent : Yaitu hanya satu determinan tetapi dua atau lebih determian tersebut ditemukan pada satu molekul.
Multideterminan, univalent : Yaitu banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein).
Multideterminan, multivalent : Yaitu banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi).
BERDASARKAN ASAL
Eksogen
Antigen eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau polutan. Antigen ini bertanggung jawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma.
Endogen
Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakit.
KLASIFIKASI ANTIGEN
Antigen dapat dibagi jenisnya berdasarkan
Berdasarkan Asal
Berdasarkan Determinan
Berdasarkan Spesifitas
Berdasarkan ketergantungan terhadap sel T
Berdasarkan Bahan Kimianya
STRUKTUR ANTIGEN
Secara fungsional antigen dibagi menjadi 2, yaitu :
Imunogen
Imunogen adalah molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat sebagai molekul pembawa karena membawa molekul kecil (hapten) dari suatu antigen. Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan memacu pembentukan antibodi (imunogenik)
Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul karier) yang diikat oleh molekul besar (imunogen). Namun hapten ini tidak dapat memacu produksi antibodi jika tidak berikatan dengan molekul besar sehingga disebut sebagai molekul non-imunogenik.
PEMBENTUKAN ANTIGEN
Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan dihancurkan oleh system kekebalan tubuh.
Struktur
Klasifikasi
Karakteristik
Mekanisme
Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri.
Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapanimun, terutama dalam produksi antibodi.
1
2
3
PEMBENTUKAN ANTIGEN
PEMBENTUKAN ANTIGEN
PENYAKIT HIV / AIDS
PEMBENTUKAN ANTIBODI
SIRKULASI (DARAH) PADA MANUSIA
KETERKAITAN ANTIGEN DENGAN PEMBENTUKAN ANTIBODI
Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor sel limfosit B. Pengikatan tersebut menyebabkan sel limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma kemudian akan membentuk antibody yang mampu berikatan dengan antigen yang merangsang pembentukan antibody itu sendiri. Tempat melekatnya antibody pada antigen disebut epitop, sedangkan tempat melekatnya antigen pada antibodi disebut variabel.
BERDASARKAN BAHAN KIMIANYA
Menurut sifat kimiawi, antigen dapat dibagi sebagai berikut:
Hidratarang (polisakarida) : Hidratarang pada umumnya imunogenik.
Lipid : Lipid biasanya tidak imunogenik,
Asam nukleat : Asam nukleat tidak imunogenik,
Protein : Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umunya multideterminan univalent.
MEKANISME PEMBENTUKAN ANTIGEN
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan mensintesis pembentukan antibodi.
MEKANISME PEMBENTUKAN ANTIBODI
Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi tersebut diwariskan dari ibu ke janinnya melalui intraplasenta. Antibodi yang dihasilkan pada bayi yang baru lahir masih sangat rendah, dan nanti antibodi tersebut berkembang seiring perkembangan seseorang
Pembentukan antibodi karena keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan reaksi imunitas, dimana prosesnya adalah: Misalnya bakteri salmonella. Saat antigen (bakteri salmonella) masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan meresponnya karena itu dianggab sebagai benda asing. karena bakteri ini sifatnya interseluler maka dia tidak sanggup untuk di hancurkan dalam makrofag karena bakteri ini juga memproduksi toksinsebagai pertahanan tubuh. Oleh karena itu makrofag juga memproduksi APC yang berfungsi mempresentasikan antigen terhadap limfosit.agar respon imun berlangsung dengan baik.Ada dua limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T.
KARAKTERISTIK ANTIBODI
Ciri yang penting : spesifitas dan aktivitas biologik
Dibentuk oleh sel plasma
berasal dari proliferasi sel B akibat kontak dengan antigen.
Antibodi yang terbentuk secara spesifik akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis
Berbagai jenis antibodi bekerja dengan beberapa cara untuk melawan antigen :
Opsonin adalah antibodi yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang antigen atau kuman.
Lisin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis).
Presipitin adalah antibodi yang bekerja dengan cara mengendapkan antigen (presipitasi), dan
Aglutinin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menggumpalkan antigen (aglutinasi).
KARAKTERISTIK
Karakteristik antigen yang sangat menentukan imunogenitas respon imun adalah sebagai berikut :
Asing
Ukuran molekul : Imunogen yang paling poten biasanya merupakan protein berukuran besar.
Kompleksitas kimiawi dan struktural
Determinan antigenic (epitop)
Tatanan genetic penjamu
Dosis, cara dan waktu pemberian antigen
Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe 1.
Konsentrasi dalam serum sedikit
Sebagai perantara pada reaksi hyp I ( alergi dan anfilaksis)
Fc berikatan dengan sel jaringan tertentu ( sel mast dan basofil) dan antigen zat vasoaktif keluar
Meningkat pada pada alergi seperti eksim dan asma
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG)
Konsentrasi tertinggi dalam serum
Sebagai mekanisme pertahanan tubuh utama yang diperantarai antibodi.
Proses opsonisasi ( Fc berikatan dengan C1q pada reseptor fagositik berikatan dengan sel mast – Hyp I )
Dapat menembus plasenta
Dapat keluar masuk pembuluh darah
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin)
IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara fitogenetik (en:phylogenetic).
Pertama kali dibentuk ( jumlah dalam serum no 2 terbanyak )
Pada rangsangan ke 2 menurun
Peranannya terbatas dalam sistem pembuluh darah
berfungsi sebagai reseptor antigen pada sel B
STRUKTUR ANTIBODI
4 rantai protein yaitu
dua rantai ringan (light chain = L) dan
2 rantai berat (heavy chain = H) yang identik.
Rantai ringan dan berat ini dihubungkan oleh ikatan disulfida (S-S), demikian pula rantai berat yang satu dengan lainnya diikat dengan ikatan disulfida.
KLASIFIKASI ANTIBODI
Antibodi A (bahasa Inggris: antibody A, immunoglobulin A, IgA)
Terdapat dalam sekresi air mata, keringat , usus paru-paru , sal pencernaan , urine , kel susu.
Berfungsi untuk mencegah terjadinya invasi antigen
Tidak mengaktifkan complemen, tidak bertindak sebagai opsonin
Mengaglutinasi partikulat antigen
Menetralisasi virus
Memblok dan mncegah melekatnya Ag
pada permukaan tubuh
Antibodi D (bahasa Inggris: antibody D, immunoglobulin D, IgD)
Terdapat pada permukaan limfosit B Diduga berfungsi untuk merangsang pembentukan antibodi oleh sel plasma dan bergfungsi sebagai reseptor antigen
Ditemukan bersama Ig M pada permukaan sel B
PEMBENTUKAN ANTIBODI
ANTIBODI
Antibodi merupakan suatu protein (imunoglobulin) yang dibuat oleh tubuh sebagai respon terhadap masuknya antigen, dapat mengenali dan mengikat antigen secara spesifik.
Oleh karena itu antibodi dapat membantu proses perusakan dan pemusnahan antigen.
Antibodi bersifat sangat spesifik dalam mengenali determinan antigenik dari suatu antigen sehingga apabila suatu mikroorganisme mempunyai beberapa determinan antigenik maka tubuh akan memproduksi beberapa antibodi sesuai dengan jenis epitop yang dimiliki setiap mikroorganisme.
Struktur
Klasifikasi
Karakteristik
Mekanisme
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/01/2015
#
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
11/01/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/01/2015
#