TUGAS 2
PENELITIAN ARSITEKTUR RA 141363
Disusun Oleh : Shinta Mayangsari
3213100001
Cahya Hana Pratiwi
3213100002
Maulysa Prahastuti Prahastuti
3213100008
Tuesdayani Sadu
3213100045
Hanum Soraya
3213100056
Dosen : Defry Ardianta ST., MT.
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SEMESTER 6
KATA PENGANTAR
AssalammualaikumWr. AssalammualaikumWr. Wb. Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas portofolio ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah PenelitiaN Arsitektur. Portofolio ini bisa kami selesaikan atas bantuan beberapa pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengerjaan portofolio. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau-beliau yang telah rela meluangkan waktunya untuk membantu kami menyelesaikan tugas portofolio ini. Tak lupa pula kami ucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam portofolio ini. Karena sesungguhnya, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kami sebagai anggota kelompok yang mengerjakan sudah berusaha memberikan yang terbaik dalam tugas ini. Maka dari itu, mohon dimaklumi jika terdapat kesalahan-kesalahan pada pembahasan tugas laporan ini. Sekian yang dapat kami sampaikan dalam kata pengantar ini. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalammualaikum Wr. Wb.
Surabaya, April 2016
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
DESKRIPSI TUGAS
4
PEMBAHASAN
5
I.
5
II. III. IV.
V.
LATAR BELAKANG FORMAL DOMAIN CONTEXTUAL DOMAIN KAJIAN KASUS
6 7 8
PENGKAJIAN OBJEK KASUS
10
1.
NON STRAIGHTFORWARD A RCHITECTURE : A GENTLE M ANIFESTO
10
2.
COMPLEXITY AND CONTRADICTION VS. SIMPLIFICATION OR PICTURESQUENESS
12
3. A MBIGUITY
13
4.
CONTRADICTORY LEVELS: THE PHENOMENON OF "BOTH-A ND" IN A RCHITECTURE
15
5.
CONTRADICTORY LEVELS CONTINUED : THE DOUBLE-FUNCTIONING ELEMENT
15
6. A CCOMMODATION AND THE LIMITATIONS OF ORDER : THE CONVENTIONAL ELEMENT
17
7.
CONTRADICTION A DAPTED
18
8.
CONTRADICTION JUXTAPOSED
19
9.
THE INSIDE AND THE OUTSIDE
20
10.
THE OBLIGATION TOWARD THE DIFFICULT WHOLE
21
PENUTUP
24
I.
24
II.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
25
DESKRIPSI TUGAS Dalam tugas ini kami diminta untuk memilih dari nama arsitek yang ada di bawah ini, dan melakukan kajian atas literatur Review yang mereka lakukan dalam proses desain. Adapun kajian yang harus kami lakukan adalah terkait : 1. Formal domain yang merekea cermati sebagai basis tindakan rancang ( contoh : form, space, program, order, dll ) 2. Contextual domain yang menjadi batasan dan bingkai atas penyelidikan dan research yang dilakukan. Penjelasan untuk ranah ini dapat dilengkapi dengan studi kasus karya rancang. Dari 2 domain / ranah yang dikaji, anda harus dapat menyajikan keterkaitan literatur review yang dilakukan dengan : 1. Research Question yang akan diangkat/dikemukakan 2. Ide / konsep yang dimunculkan Adapun nama arsitek yang akan dipilih : 1. Jacques Herzog & Pierre de Meuron 2. Robert Venturi 3. Peter Eisenman 4. Bernard Tschumi 5. Rem Koolhaas Buku Rujukan : Architectureal Research Method – Linda Gorat & David Wang : John Wiley & Sons, Canada. Dalam laporan tugas ini kami akan membahas Review Literatur dari Arsitek Robert Venturi dengan mengambil literatur bukunya yang berjudul COMPLEXIY AND CONTRADICTION IN ARCHITECTURE dan LEARNING FROM LAS VEGAS.
4
PEMBAHASAN I.
LATAR BELAKANG
Robert Venturi Jr. adalah salah satu arsitek berkebangsaan Amerika. Beliau lahir pada 25 Juni 1925. Venturi adalah salah satu dari penggagas arsitektur postmodern , hal ini diawali dengan kritikannya akan arsitektur modern yang dianggap ‘membosanka’ dan tidak bisa merepresentasi arsitektur dari suatu daerah secara spesifik. Venturi lulus dari Princeton University pada 1950 dan
memulia
karier
perdananya
sebagai
arsitek
profresional dengan karyanya yaitu rumah ibunya , Vanna Venturi’s House. Dari proyek pertama inilah ,kritikannya pada arsitektur modern dan ideal baginya mengenai arsitektur Venturi tuangkan, yang awalnya hanya ditulisnya di ‘Complexity and Contradiction in Architecture ’. Setelah berhasil dengan proyek pertamanya, Venturi menulis buku kedua ‘Learning from Las Vegas ’. Venturi sendiri dengan karya arsitekturnya hingga saat ini, terlihat bahwa idealnya mengenai arsitektur berkembang dari masa modern hingga neomodern sekarang. Venturi tidak bekerja sendiri, bersama istrinya Denise Scott-Brown menjalankan sebuah biro konsultan arsitek yaitu VSBA atau Venturi-Scott Brown Architects, yang telah merancang dan merenovasi berbagai bangunan dekade terakhi
II.
FORMAL DOMAIN
Formal Domain, hal yang dicermati dalam merancang terutama dalam bentuk bentuk (form ), ruang (space) , program, tatanan (order) , dan lainnya.
Dalam merancang Robert Venturi memiliki beberapa mentor dan pengaruhnya yang beliau kembangkan, karena dianggap bisa membawa intisari dari arsitektur yang Venturi ingin hadirkan. Berikut beberapa poin yang Venturi cermati dalam perancangannya yang diambil dari beberapa langgam arsitektur:
Baroque Rococo
Italian Mannerism
Tension & complexity
Formal symbolism
•
•
Classics
Early modern
History & symbolism
Selective relection of history
•
•
Beberapa arsitek yang memberi Venturi pengaruh pada perancangannya:
Louis Kahn complex & ordered
Alvar Aalto concern for the gesamtkunstwerk
Philip Johnson history & symbolic meaning
Roy Lichtensein & Andy Warhol interest in everyday
•
•
•
•
III.
CONTEXTUAL DOMAIN
Contextual Domain, hal yang yang menjadi
batasan dan bingkai atas penyelidikan
dan research yang dilakukan.
Dalam merancang, Robert Venturi memiliki 2 batasan dan bingkai atas penyelidikan dan research yang dilakukan sebelum memulai merancang, dan beliau menuangkannya ke dalam buku yang berisikan poin – poin yang ingin dihadirkannya dan apa – apa saja yang ingin dia tunjukkan pada arsitekturnya. o
Complexity & Contradiction in Architecture Dalam
buku
Venturi
pertama
ini,
menjelaskan
pandangannya dan argument dalam melawan modernism, Venturi menganggap ada hal lain yang lebih baik daripada ‘kedinginan’ dan garis – garis lurus
yang
kaku
pada
modernism.
o
Learning from Las Vegas
Buku kedua, dalam menyusun dan menulisnya Venturi merasa terbantu dalam menguraikan dan menjelaskan hal apa yang dianggapnya sebagai ‘cacat’ di buku pertamanya. Venturi juga mendapat pelajaran dari lansekap eksisting yang dikunkungi dan dipelajarinya (dalam hal ini, Las Vegas) bahwa sebagai arsitek, Venturi belajar bagaimana menerima lansekap yang sudah ada sebagai bagian dari instisari lahan yang akan dirancangnya.
IV.
KAJIAN KASUS
Vanna Venturi House
Lokasi : Chestnut Hill, Pennsylvania Arsitek : Robert Venturi Tahun dibuat : 1962-1964 Robert Venturi ingin melakukan pengujian terhadap kepercayaannya pada kompleksitas dan kontradiksi dalam arsitektur, yang akan melawan norma. Pemikiran dari Robert Venturi ini, beliau tuangkan pada desain rumah Vanna Venturi yang ia buat untuk ibunya. Selain itu, ia juga menuangkannya pada sebuah buku yang berjudul “Complexity and Contradiction in Architecture” pada tahun 1966. Dalam pengujian terhadap kepercayaannya mengenai kompleksitas dan kontradiksi, Venturi mencoba untuk menerjemahkan pemikirannya pada 6 bentukan yang ia tuangkan pada desain rumah Vanna Venturi. Enam bentukan ini yang dikenal sebagai contoh pertama dari Arsitektur Postmodern.
Pertama adalah perumpamaan simbolik pada eksteriornya yang memiliki dinding muka yang berbentuk segitiga simetri dan terlihat seperti pediment pada Arsitektur Klasik. Namun, pada rumah ini dinding segitiga tersebut terbelah ditengahnya dan cerobong asap yang memenuhi bagian belakangnya dengan ukuran yang dilebih-lebihkan. Kedua adalah pintu masuk utama yang berada di tengah, menciptakan perasaan simetri yang sebenanya tidak karena perletakan dari jendelanya. Jendela diletakkan berdasarkan fungsi pada interiornya. Misalnya, ribbon window untuk dapur sedangkan jendela persegi panjang untuk kamar tidur dan kamar mandi. Ketiga adalah interior yang berpusat pada perapian, pusat rumah didesain dengan tikungan-tikungan yang tidak biasa. Interiornya hanya memiliki lima ruangan, tetapi jika dilihat dari luar ukurannya nampak lebih besar dari ukuran yang sesungguhnya. Perapian dan tangga, keduanya berlomba menjadi inti dari rumah ini. Perapian merupakan void, sedangkan tangga merupakan solid, keduanya merupakan elemen yang dapat berupah bentuk untuk memberikan ruang bagi elemen lainnya. Keempat adalah sebuah tangga yang mengintegrasikan dirinya pada ruang inti. Tangga hadir pada sudut yang aneh, fungsinya pada level satu terlihat tidak berguna karena sangat curam, sementara pada level dua berfungsi untuk membersihkan jendela tinggi. Kelima, Venturi menciptakan kontradiksi dan kompleksitas melalui skala, di dalam rumah unsur-unsur tertentu terlalu besar seperti ukuran perapian dan tinggi perapian dibandingkan dengan ukuran ruangan. Pintu yang lebar dan rendah, kontras dengan besarnya pintu masuk. Pada tampak belakang rumah, jendelanya terlihat besar, yang mengikuti elemen utama dalam eksterior yang memiliki ukuran yang berlebihan. Venturi juga meminimalkan ruang sirkulasi dalam desain rumah, sehingga ruangannya memiliki ukuran yang berbeda-beda dengan percabangan yang minimum. Keenam, Venturi membuat sistem layering pada eksteriornya. Efek ini dimaksudkan untuk membuat dinding eksterior tediri dari dinding dan sekat.
Misalnya, kaca di sebelah timur yang tersembunyi untuk membentuk halaman tertutup dan ditutupi dengan dinding belakang. Ide yang sama juga digunakan pada skala yang lebih kecil yaitu di kamar tidur.
Rumah Vanna Venturi adalah komposisi persegi panjang, lengkung, dan elemen diagonal yang hadir secara bersama-sama (atau kadang-kadang menyandingkan satu sama lain) dengan cara yang tidak dapat diperdebatkan sehingga menciptakan kompleksitas dan kontradiksi.
V.
PENGKAJIAN OBJEK KASUS
Pengkajian objek kasus ini didasarkan pada sepuluh poin bab pada buku Complexity and Contradiction in Architecture. Disini kami mencoba menyesuaikan apa yang menjadi pernyataan Robert Venturi pada buku tersebut dengan objek arsitektur yang akan kami kaji ini yang juga merupakan karya Robert Venturi Sendiri.
1. Non straightforward Architecture : A Gentle Manifesto
Poin ini menjelaskan bahwa arsitektur yang memiliki ‘muatan yang halus’ atau gentle manifesto , adalah arsitektur yang menguraikan konsepnya dan ciri khasnya secara ‘tidak langsung’ (non-straightforward ) namun tegas dan jelas. Pada Vanna
Eksterior (fasad bangunan) yang sederhana (simple)
Fasad bangunan terlihat simetri secara keseluruhan, tidak simetris secara detil namun tetap seimbang (balanced)
Denah rumah yang kompleks (complex ) dan simetri yang menyimpang) (symmetrically distorted)
Venturi’s House, konsep rumah yaitu Complex & Contradiction terlihat dari ruangan dalam yang kompleks baik bentuk dan hubungannya. Denah yang simetris, tetapi kesimetrisan tersebut menyimpang ‘distorted ’ pada suatu waktu yaitu untuk mengakomodasi kebutuhan ruang.
COMPLEXITY:
CONTRADICTION:
denah kompleks & fasad sederhana
konstruksi formal internasional, sejarah, & estetika.
2. Complexity
and
Contradiction
vs.
Simplification
or
Picturesqueness Poin kedua merujuk pada pemilihan kekompleksitasan & kontrsdiksi atas kesederhanaan & ke’tampak’an seperti lukisan. Kekompleksitasan maksudnya adalah ingin melepaskan diri dari kesederhanaan modernism (waktu itu) yang cenderung ‘itu – itu’ saja, terlalu jelas dan kentara, sehingga tidak ada sesuatu yang ‘ menggelitik’ untuk memunculkan anggapan dan persepsi dari user . Pada
Vanna
venturi’s
House,
kekompleksitasan dan kontradiksi dihadirkan dengan permainan fasad dan denah yang apik. Terlihat sederhana (fasad) tetapi tidak sesederhana itu (denah). Simetris (fasad & denah) tetapi tidak simetris secara mendetail (fasad & denah). Meskipun sederhana,
berfasad
namun
kekomplesitasan
‘biasa’
dibaliknya
yang
dan ada
menggugah
anggapan ‘mengapa seperti ini’, ‘mengapa harus terbagi di sumbu potong fasad’ dan lainnya. Meskipun tidak cukup menawan dan estetis seperti sebuah gambar yang ada di lukisan (picturesqueness ), namun rumah ini adalah proyek hebat dalam penyatuan kompleksitas dan kontradiksi yang dipadukan dengan kesederhanaan dan sifat seperti lukisan secara halus (gentle ) dan implisit.
Diversity represents the type of sophisticated keanekaragaman
“
menunjukkan jenis kepiawaian)
3. Ambiguity Pada bagian ini kita akan membahas mengenai bentuk dan konten sebagai perwujudan dari program dan struktur arsitektur yang mana biasanya apa yang ditampilkan oleh bangunan itu seringkali dalam hal ini tidak sesuai dengan makna / maksud yang ingin disampaikan, atau memang sengaja menimbulkan persepsi
ambigu/
membingungkan. Ambiguitas dengan mudah bisa
ditemukan dalam kompleksitas dan kontradiksi arsitektur. Ambiguitas dapat ditemukan melalui elemen elemen arsitektural seperti bentuk,ukuran, struktur, tekstur, meterial, tampak, fungsi dan yang lainnya . dengan adanya pemunculan Ambiguitas ini menerangkan adanya kekayaan makna lebih dari kejelasan makna dalam arsitektur. Robert Venturi disini ingin menunjukan bahwa dalam menyampaikan suatu maksud atau makna dalam arsitektur itu bisa melalui banyak bahasa, bukan hanya satu saja, dan kita tidak boleh membatasi /mengisolasi itu dari bahasa lainnya. Dengan begitu makna yang timbul itu akan menjadi beragam. Adanya sesuatu yang kompleks dan kontradiksi merupkan karakteristik dari ambiguitas itu sendiri. Penggunaan kata hubung “atau” ditambah dengan tanda tanya dapat menggambarkan hubungan ambiguitas suatu elemen bangunan arsitektur.
Bangunan yang simetri atau tidak simetri ?
Satu bangunan yang dipisahkan?
KOMPLEKS
ATAU
Dua bangunan yang dijadikan satu ?
Padahal jika ditelaah lagi, bangunan Vena Venturi ini merupakan satu bangunan yang pada bagian fasadnya Arsiteknya ini mencoba untuk memberikan kesan bahwa bangunan ini terpisah dengan memunculkan 2 buah bangun segitiga yang pada bagian tengahnya dipisahkan, namun pandangan itu kemudian berubah
ketika kita melihat adanya sebuah bidang persegi panjang yang pada bagian tengahnya menyatukan keduanya. Dari sinilah kemudian timbul perasaan ambigu/bingung pada seseorang yang melihat bangunan tersebut. Kemudian dari tampaknya bangunan ini tampak simetri, namun ketika melihat ke posisi penempatan elemen jendelanya tidak sama tapi jumlahnya sama perasaan orang akan menjadi bingung. Selain itu posisi lengkung arch juga sama, lalu hal tersebut dibantah lagi dengan penempatan lubang perapian yang tidak pas berada di tengah jika memang bangunan ini itu dikatakan simetri.
KONTRA Depan = besar
Samping = kecil
Sebuah bangunan yang Besar ATAU
kecil ?
Representasi dari kenangan antara seorang anak dengan ibu?
Imajinasi seorang anak mengenai
ATAU
bentuk sebuah rumah
Representasi dari arsitektural vernakuler Pennsylvania?
Bentuk dari bangunan Vanna Venturi House ini muncul sebagai akibat dari imajinasi arsiteknya akan kenangan masa kecil bersama ibunya mengenai gambaran tentang sebuah rumah. Karena Robert Venturi ini tinggal di lingkungan wilayah Pennsylvania, kenangan yang tumbuh dalam memorinya adalah bentuk bentuk rumah yang ada di wilayah tersebut dan merupakan ciri khas dari wilayah tersebut.
4. Contradictory Levels: The Phenomenon of "Both-And" in Architecture Pada bagian ini lebih Menekankan pada pemaknaan dari sesuatu yang kontras ,berlayer dan berlevel. Robert venturi mengapresiasi adanya suatu pemaknaan ganda pada elemen arsitektur. Gejala Kontradiksi dalam “both and ” dapat timbul dari satu konteks elemen arsitektur yang kontras dan menimbulkan pemakanaan yang ganda jika belum mengetahuinya dengan jelas. ‘both-and’ menyinggung pada hubungan antar keseluruhan bangunan. contohnya adalah dalam konteks kemeruangan atau sirkulasi. Sirkulasi Dari jauh Tampak seperti sesuatu yang buntu dan tidak menerangkan bahwa itu adalah entrance. Karena entrance harusnya bersifat terbuka dan terlihat pintunya.
Kemeruangan Timbulnya suatu perasaan atau pengalaman yang berbeda saat melihat ekterior ruangan dengan interior ruangan akibat dari kekontrasan keduanya yang tidak saling menggambarkan.
Dari luar banguanan tampak solid, kaku dan tertutup dari lingkungan sekitar serta tampak satu lantai
5. Contradictory Element
Levels
Pada bagian interiornya bangunan nampak terbuka dan terang dari lingkungan sekitar selain itu ternyata juga meru akan ban unan dua lantai.
Continued:
The
Double-Functioning
Menurut Venturi ‘double function’ observasinya
harus
dilakukan
pada
sebuah objek secara bagian per bagian bukanlah observasi secara keseluruhan. Dengan begitu, Venturi dapat menghubungkan seluruh aspeknya secara bersama yang menyebabkan hasil akhirnya dapat dipahami secara menyeluruh. Teori ini menjelaskan bahwa sebuah objek atau elemen arsitektur yang memiliki fungsi ganda juga akan memiliki pemaknaan ganda. Double function biasanya lebih menyinggung pada kegunaan dan struktur. Hal ini digambarkan pada sebuah kolom dapat berfungsi sebagai sebuah dekorasi dan bersamaan dengan itu juga dapat berfungsi sebagai sebuah elemen struktur. Pemaknaan ganda akan menghadirkan sebuah pemaknaan utama dan pemaknaan tambahannya. Pemaknaan utama akan jelas terlihat, dalam rancangan atau desain. Sedangkan pemaknaan tambahan akan terlihat sedikit kabur dan memerlukan adanya sebuah observasi. Namun keduanya saling melengkapi dan memberikan keuntungan pada para penghuninya.
Contoh yang dapat dilihat pada objek arsitektur, Vanna Venturi House, adalah fungsi cerobong asap dan tangga yang juga difungsikan sebagai core atau inti bangunan. Core atau inti bangunan juga berkenaan dengan elemen struktural pada sebuah bangunan.
6. Accommodation and the Limitations of Order: The Conventional Element Pada teori ini berfokus pada sistem, hokum, dan ketertiban. Namun, tidak ada hukum yang tetap dalam berarsitektur. Venturi menjelaskan bahwa arsitek yang harus memutuskan sistem apa yang akan digunakan pada pelaksanaan dalam sebuah bangunan atau projek tertentu. Aturan ini juga akan berlaku pada skala yang lebih besar, ketika mempertimbangkan lingkungan, bahkan kota. Dengan cara ini kompleksitas dan kontradiksi dapat dihadirkan pada program arsitektur sebagai refleksi dari kompleksitas dan kontradiksi yang melekat dalam kehidupan seharihari. Beberapa ideologi dari arsitek terkemuka dibandingkan oleh Venturi, misalnya Kahn berkata,”Dengan adanya keteraturan bukan berarti harus sama.”, sedangkan menurut Le Corbusier, “Tidak ada karya seni tanpa sistem.”. Venturi tampaknya lebih mengacu pada pernyataan Kahn, tetapi Venturi juga memiliki pendapat tersendiri yaitu sebuah keteraturan itu haruslah ada terlebih dahulu sebelum dapat diubah ‘breaking order’. Arsitektur sangat diuntungkan dengan adanya sebuah sistem dan keteraturan (order). Namun, sistem tidak selalu dapat mengakomodasi semua keadaan yang ada, sehingga arsitektur harus berusaha menentang keteraturan (order) yang ada dan menciptakan keteraturan (order) yang baru melalui ‘breaking order’ . Karena dengan ‘breaking order’ akan memberikan pemaknaan yang lebih mendalam.
Contoh yang dapat dilihat yaitu pada jendela depan dari Vanna Venturi House yang mengalami ‘breaking order’ karena penyusunan dan komposisi yang berbeda pada kedua sisinya, tetapi mempertahankan bentuk segi empat dan jumlah yang sama pada kedua sisinya. Penyusunan dari jendela ini merupakan dampak dari fungsi interior yang ada didalamnya. Berbeda fungsi maka akan
berbeda penyusunan, sehingga penyusunannya fleksibel terhadap fungsi yang ada di dalamnya.
7. Contradiction Adapted Kontradiksi/pertentangan dapat disesuaikan dengan menampung dan mendiskusikan unsur-unsurnya, atau dapat juga dengan memberikan unsur kontras atau batas. Kontradiksi yang disesuaikan itu toleran dan melentur saat dijajarkan dengan unsur lain. Setiap arsitektur memiliki aturan yang kuat dalam unsurnya supaya arsitektur itu dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Namun hal itu juga dapat mengatur unsur arsitektur yang bertentangan dari fungsinya itu sendiri. Arsitektur itu kompleks dan berlawanan. Yang menjadi point disini adalah :
Pembebasan improvisasi.
Sebuah unsur yang dapat mengubah keadaan menjadi bertentangan.
Unsur berlawanan yang dapat toleran dan melentur terhadap unsur lain.
Seperti yang kita ketahui unsur arch pada jaman klasik identik sebagai entrance dan elemen struktural karena adanya keystone . Unsur arch sangat berperan penting dalam memperkuat struktur bangunan pada jaman klasik.
Sedangkan arch pada
Vanna venturi house sebagai berfungsi sebagai
penanda entrance dan bukan elemen struktural karena elemen keystone dihilangkan.
8. Contradiction Juxtaposed Penjajaran kontradiksi melibatkan unsur yang berbeda. Penjajaran membuat kompleksitas berirama dan terjadinya kontradiksi, yang berkaitan dengan elemen kontras dan dapat disatukan, serta mengandung unsur pertentangan dalam keseluruhan bagiannya. Hal ini dapat melogikakan dan memungkinkan banyaknya tingkatan makna. Jika itu melibatkan suatu konteks dalam melihat suatu benda dengan bentuk yang lain (unfamiliar ) dan sudut pandang yang tak terduga. Tingkat kekontrasan yang tinggi tidak dapat dihindari karena kebutuhan letak dan fungsi pasti yang tidak dapat dikompromikan. Yang menjadi point disini adalah :
Contradiction Juxtaposed : unbending
Sebuah unsur yang menimbulkan pertanyaan atas kehadiran suatu unsur yang berbeda.
Mengandung tingkat kekontrasan yang tinggi dan letaknya tidak dapat dikompromikan, akibat adanya fungsi.
Pada Vanna Venturi House muncul bentuk tangga yang tidak biasa akibat dari adanya core yang berupa perapian. Sehingga ini menimbulkan kontras dengan bentukan yang ada pada interior. Karena adanya perapian, bentuk tangga menjadi tidak normal, pada bagian tengah tiba tiba muncul sesuatu yang menonjol yang mengharuskan tangga
berkelok menyesuaikan kondisi tersebut. Hal ini tidak bisa dibantahkan bahwa bentuk tangga ini adalah sebuah kontradiksi yang terjadi akibat kondisi dari pemenuhan akan kebutuhan ruang yang ada.
9. The Inside and the Outside Di dalam bab ini terdapat banyak poin-poin di dalamnya, berawal dari “ Architecture as the wall between the inside and the outside becomes the spatial record of this resolution and its drama .” Seperti yang dituliskan di buku ini, kutipan diatas mengatakan bahwa arsitektur adalah sebagai tembok atau batas pembeda antara luar dan dalam dan menjadi ruang dari penyelesaian dari dalam dan luar itu sendiri. Selanjutnya adalah antara luar dan dalam memiliki beberapa kontradiksi dan dalam penerapan pada Vanna Venturi House, yang jika dari luar bangunan itu tidak akan terlihat apa yang ada di dalamnya, terdapat kontradiksi pada luar dan dalam seperti bangunan ini terlihat simpel tetapi kompleks, bangunan yang terlihat besar karena skalanya namun dalamnya kecil, fasad yang sederhana tetapi penyusunan ruang yang rumit, dari luar terlihat simetris tetapi pola dalam ruangannya terdistorsi dan entrance yang berada di tengah namun sebenarnya tidak berada di tengah. Inilah yang membedakan antara inside dan outside, intinya adalah apa yang terlihat dari luar tidak selalu sama dengan yang sebenarnya ada di dalam, ada kontradiksi dan kompleksitas yang memengaruhi itu semua.
Perbedaan antara luar dan dalam rumah.
10.
The obligation Toward the Difficult Whole The whole atau keseluruhan tidak bisa dicapai dengan elemen elemen yang
terpisah atau tidak berkaitan sama sekali. Venturi melihat kewajiban terhadap keseluruhan yang sulit. Lebih sulit mencapai kesatuan melalui penyertaan ketimbang persatuan melalui pengecualian yang mudah, penerimaan lebih baik daripada penolakan sangat ideal untuk mencapai arsitektur yang kaya. Keseluruhan yang sulit adalah tantangan untuk menyatukan berbagai komponen yang mencakup bentuk arsitektur. Tantangan untuk mencapai sebuah arsitektur lebih berharga adalah melalui kesadaran dari semua bagian potensial dan menemukan cara untuk menjembatani mereka semua ke dalam massa kohesif. Keseluruhan adalah “hasil penjumlahan dari bagian-bagian” yang sebagai akibatnya persamaan kompleks menciptakan hasil yang lebih menarik dan berharga yang tak tertandingi untuk solusi sebelumnya terutama dalam arsitektur. Karya arsitektur dapat menjadi kaya dengan mengevaluasi kompleksitas dan semua bagian yang berfungsi sebagai arsitektur. Jika dilihat dari salah satu karyanya yaitu Vanna Venturi House, keseluruhan yang sulit ini dapat dilihat dari pemersatuan bentuk-bentuk yang tidak berhubungan seperti persegi, diagonal dan kurva menjadi bentuk bentuk yang harmoni.
Persegi
denah
dan potongan
Diagonal directional space di entrance, hubungan langsung dan tidak langsung antara lantai 1 dan 2, dan menunjukkan fungsi atap itu sendiri.
Kurva arah masuk, tangga luar, dan jendela yang di ruang makan.
Kesatuan dari elemen elemen yang kontradiktif inilah yang menjadikan suatu kesatuan yang sulit untuk dicapai.
PENUTUP I.
KESIMPULAN Dari formla domain dan contextual domain yang telah dijabarkan dan dianalisiskan
pada objek kasus karya arsitektur Robert Venturi yaitu Vanna Venturi, ada beberapa poin penting dari apa yang menjadi pertimbangan dan cara penyampaian dan penghadiran konsep ke bangunan yang dilakukan oleh Robert Venturi, di antaranya:
Building is designed for specific location (bangunan dirancang untuk lokasi yang spesifik); untuk mengahdirkan nilai sejarah, tradisi, atau simbol yang sesuai dengan nilai yang ada di tempat.
Building interpretation is more in details, historical values, and symbolism (interpretasi bangunan lebih kepada detil, nilai sejarah, dan simbolisme).
No signature style ; Venturi tidak memiliki ‘style ’ khusus pada bangunannya, beliau lebih menekankan untuk memberikan bangunan terbaik dengan cara
Kualistas rancangan ditonjolkan melalui tradisi, simbol, dan budaya
Teknik konstruksi yang baru dan inovatif dan mumpuni
memungkinkan, menggunakan makna-ganda (double coding ), dan pertimbangan richness over simplicity .
Research ; setiap kali sebelum memulai merancang karyanya, Venturi selalu melakukan perjalanan (riset atau survei) secara langsung ke lokasi dimana karyanya akan dibangun. Dengan demikian beliau bisa mengamati langsung bahkan bercengkrama dengan penduduk lokal, untuk men ggali ‘tingkah’ dan ‘rasa’ (attitude and feel ) yang ada di lokasi.
Symbolism comes from local materials, local building traditions, climate, and overall building site (simbol tergantung dari material lokal, tradisi bangunan lokal, iklim, dan lahan bangunan secara keseluruhan). Dari hal tersebut maka akan menciptakan arsitektur gabungan yang unik ( unique hybrid architecture ) yang kemudian disebut dengan arsitektur postmodern .
II.
DAFTAR PUSTAKA BUKU: Venturi, Robert. Complexity and Contradiction In Architecture. Kota, nehara: penerbit, 1966, halaman.
JURNAL: Douglas Kahl. (2008, April). Robert Venturi and His Contributions to Postmodern Architecture. [Online]. pp 55-63. Melanie Panutos. (2011, September). Complexity and Contradiction: Influence and Impact. [Online]. pp 1-14.