POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :
−
Mampu Mampu mengo mengopra prasik sikan an mesi mesin n bubut bubut secar secaraa benar. benar.
−
Mampu Mampu mebub mebubut ut luar luar samp sampai ai halus halus dan rata. rata.
−
Mamp Mampu u membu membubut but lur lurus us dan dan berti berting ngka kat. t.
−
Memb Membub ubut ut maca macam m mac macam am dia diame mete ter. r.
B. Teo Teori Dasar asar Membubu Membubutt berti bertingk ngkat at yaitu yaitu membub membubut ut rata rata dengan dengan bermac bermacamam-mac macam am diamete diameterr dengan dengan menggunakan pahat bubut rata. Pada dasarnya membubut bertingkat sama seperti dengan membubut rata.
C. Alat dan bahan bahan yang yang digunakan digunakan untuk untuk membuat membuat poros poros bertingka bertingkatt : a. Alat Alat – alat yang yang digu digunak nakan an : − Mesin Mesin bubut bubut besert besertaa peralat peralatann annya ya − Mesin Mesin poto potong ng / Gerg Gergaji aji mesin mesin − Mistar Mistar soro sorong ng / Mista Mistarr ingsut ingsut
− Pahat bubut rata, pahat bubut facing , pahat alur b. Bahan – bahan yang digunakan digunakan : − Besi Besi beru beruku kura ran n a. Diame iametter : 25 mm b. Panjang
: 102 mm
− Air pendin pendingin gin / Brom Bromus us
D. Lang Langka kah h Kerj Kerjaa : a. Pertam Pertamaa potong potong benda benda kerja kerja sesuai sesuai dengan dengan panjan panjang g benda benda kerja kerja yang yang telah telah diten ditentuk tukan an , beri beri toleransi kira – kira sepanjang 2 s/d 3 mm b. Ikat / Pasang benda kerja pada pencekam yang terdapat pada kepala tetap di mesin bubut dan atur kesenteran benda kerja kerja tersebut dengan menggunakan menggunakan kepala lepas c. Pasang Pasang pahat potong potong jenis rata kiri pada pada tool pos / rumah pahat pahat dan atur kesenterann kesenterannya ya terhadap terhadap benda kerja
d. Atur kecepatan potongnya, Hidupkan saklar utama yang terdapat pada kepala tetap. Kemudian mulailah proses pemakanan benda kerja secara perlahan – lahan dengan ketebalan pemakanan 1,5 s/d 2,5 mm. Sebelum melakukan pemakanan sebaiknya hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah meratakan permukaan benda kerja atau yang dinamakan dengan proses pasing. Kemudian lakukan proses pemakanan secara berulang – ulang sampai mendapatkan ukuran yang sudah terdapat pada jobsit e. Yang harus kita ingat dalam proses pembubutan yang terlebih dahulu kita kerjakan adalah benda kerja yang memiliki diameter yang lebih besar. Kemudian diikuti dengan diameter yang lebih kecil begitu selanjutnya f. Setelah mendapatkan ukuran yang dikehendaki untuk menghilangtkan sudut – sudut tajam lakukan proses persing g. Setelah selesai proses pembubutan, matikan seluruh saklar mesin. Pastikan mesin sudah dalam keadaan tidak menyala,kemudian lepaskan benda kerja dari pencekam diikuti dengan pelepasan pahat pada toolpos / rumah pahat h. Terakhir yang harus dilakukan adalah bersihkan seluruh komponen mesin bubut dari beram – beram dari hasil pembubutan serta pastikan air–air yang ada pada komponen mesin dibersihkan atau dilap dengan kain lap.Stelah itu lumasi komponen mesin yang saling bergesekan dengan oli agar tidak terjadi korosi / pengkaratan serta mengurangi gesekan saat mesin digunakan
E. Kesimpulan Dari proses pembuatan poros bertingkat diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya proses membubut bertingkat sama pengerjaannya dengan membubut rata hanya dalam membubut bertingkat bermacam-macam diameter. Yang menjadi perhatian yaitu pada saat membubut diperlukan konsentrasi yang tinggi agar memperoreh hasil yang maksimal.
PENITIK
A. Tujuan Adapun tujuan dari membuat penitik adalah : −
Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar
−
Mampu membubut rata
−
Mampu membubut tirus
−
Mampu membuat kartel
B. Teori dasar Membuat proses membuat penitik mesin yang harus digunakan yaitu mesin bubut. Untuk membuat penitik cara yang digunakan yaitu membubut rata dan tirus serta mengkartel. Membubut tirus dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, cara yang paling mudah adalah dengan tambahan alat bubut taper, akan tetapi cara ini selain membutuhkan kelengkapan juga harus memasang perlengkapan tersebut pada meja eretan. Cara biasa adalah dengan memiringkan eretan atas dan memajukan eretan sebagai langkah pemakanan, khususnya untuk benda tirus yang pendek. Cara yang lain adalah dengan membubut antara dua senter dan menggeser posisi kepala lepas sesuai dengan tinggi kemiringan yang diinginkan.
C. Alat dan Bahan a. Alat − Mesin bubut beserta peralatannya − Mesin potong / Gergaji mesin − Mistar sorong / Mistar ingsut
− Pahat bubut rata, pahat bubut facing, kartel. b. Bahan − Besi berukuran Diameter : 15 mm Panjang
: 85 mm
− Air pendingin / Bromus
D. Langkah Kerja −
Pertama potong benda kerja sesuai dengan panjang benda kerja yang telah ditentukan , beri toleransi kira-kira sepanjang 2 s/d 3 mm
−
Ikat / Pasang benda kerja pada pencekam yang terdapat pada kepala tetap di mesin bubut dan atur kesenteran benda kerja tersebut dengan menggunakan kepala lepas
−
Pasang pahat potong jenis rata kiri pada tool pos / rumah pahat dan atur kesenterannya terhadap benda kerja
−
Atur kecepatan potongnya, Hidupkan saklar utama yang terdapat pada kepala tetap
−
Lakukan proses pemakanan, pertama lakukan passing pada permukaan benda kerja sampai panjang benda kerja 80 mm. Kemudian lakukan pembubutan rata sampai diameter benda kerja 12 mm.
−
Setelah selesai proses pembubutan pasang kartel pada toolpost/rumah pahat sebelum benda kerja dikartel pasang senter untuk penyanggah agar benda kerja tidak goyang pada saat dikartel.
−
Jalankan kartel seperti halnya membubut rata.
−
Setelah selesai proses kartel lakukan pembubutan tirus.
−
Penyetelan kemiringan sudut pada eretan atas sebesar 7º.
−
Lakukan pemakanan dengan menggerakkan eretan atas. Pada ujung yang pertama pemakanan sepanjang 14 mm, dan pada ujung yang sebelahnya pemakanan sepanjang 26 mm.
−
Dan untuk proses terakhir miringkan kembali sudut pada eretan atas sebesar 30º
−
Kemudian lakukan pemakanan untuk melancipkan ujung penitik.
−
Setelah selesai matikan saklar mesin kemudian lepaskan benda kerja, pahat.
−
Bersihkan mesin dengan menggunakan kuas, kemudian lumasi eretan mesin dengan oli.
E. Kesimpulan Dalam proses pembuatan penitik hal yang perlu diperhatikan yaitu saat membubut tirus sebelumnya diameter benda kerja harus dibubut sebesar 12 mm, kemudian lakukan bubut tirus yaitu dengan menjalankan eretan atas.
BALOK DASAR DAN RODA GIGI RACK A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan balok dasar yaitu : −
Mampu mengoprasikan mesin skrap dengan baik dan benar
−
Mampu menyekrap rata
−
Mampu mengatur langkah penyekrapan
−
Mengetahui komponen-komponen dari mesin skrap
B. Landasan Teori Mesin sekrap atau shaping machine adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk mengubah permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik bertingkat, menyudut, dan alur. Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Pada langkah pemakanan akan menghasilkan beram (tatal logam) dari benda kerja. Panjang langkah diatur dengan mengubah jalan keliling pasak engkol pada roda gigi penggerak, karenanya dengan menambah atau mengurangi ayunan engkol. Pemindahan ini diatur dengan memutar poros pengatur langkah yang akan memutar roda gigi kerucut dan menggerakan batang berulir yang mengatur penggerak blok engkol. Mekanisme balik cepat yang menggerakkan ram dirancang sedemikian sehingga langkah balik dari mesin ketam lebih cepat dari pada langkah potong sehinga mengurangi waktu tanpa kerja dari mesin sampai minimum. Kepala pahat diujung ram dapat diputar melalui sebuah sudut yang dilengkapi dengan alat untuk menghantarkan pahat kebenda kerja.
C. Alat dan Bahan a. Alat −
Mesin sekrap dan kelengkapannya.
−
Pahat sekrap rata.
−
Paralel strip, siku, palu plastik, dan kikir.
−
Jangka sorong, mistar baja
b. Bahan −
Baja lunak ukuran 25x25x25 mm
−
Air pendingin /bromus
D. Langkah Kerja −
Bersihkan benda kerja dari serpihan bekas gegaji.
−
Pilihlah sisi sisi yang paling mendekati sejajar dan jepitlah benda uji dengan sisi yang mendekati sejajar pada penjepit yang tetap.
−
Pasanglah pahat sekrap pada tempatnya.
−
Aturlah langkah mesin sekrap sejauh lebar benda yang disekrap dengan dilebihkan kurang lebih 10 mm .
−
Sekraplah benda kerja secukupnya sampai permukaannya rata ( Bekas permukaan yang lama hilang sama sekali )
−
Ambil benda kerja dan letakkan kembali benda kerja pada catok dengan posisi bagian yang rata pada sisi yang tetap dari catok, dan sekruplah seperti pada pekerjaan nomor 5 tersebut diatas.
−
Kerjakan halaman tersebut sehingga keenam sisinya rata.
−
Keluarkan benda kerja dari mesin sekrap dan periksalah serta ukurlah ketepatan siku‐ sikunya.
−
Masukkan benda kerja lagi ke penjepit benda kerja dan sekraplah sehingga tebalnya menjadi 20 mm. ( lakukan hanya dengan menyekrap pada 3 sisi saja ).
−
Bila sudah selesai periksalah kembali ukuran‐ukurannya
−
Matikan mesin, Kemudian bersihkan beram-beram
−
Selanjutnya pengerjaan camper yaitu dengan ukuran 2 x 45º. Untuk membuat camper ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan mesin frais/milling dan skrap.
Pada pengerjaan benda kerja ini dilakukan dengan menggunakan mesin milling. Sebelumnya benda kerja ditandai/digaris dengan menggunakan mistar sebagai tanda pengerjaan. −
Pertama atur putaran spindel pada putaran rendah, selanjutnya benda kerja dijepit pada ragum dengan mengatur ketebalan benda kerja yang akan dijepit agar pada saat pengerjaan pisau yang digunakan tidak mengenai dari penjepit atau ragum
−
Setelah ketinggian benda kerja telah diatur maka selanjutnya pasang pisau sudut 45º pada arbor.
−
Selanjutnya hidupkan mesin, kemudian lakukan pengerjaan secara bertahap atau secara beraturan dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Pada saat akan memulai pemakanan sebaiknya letakkan mata pisau pada ujung benda kerja dan yang menjadi acuan kedalaman pemakanan yaitu pada saat pisau sudah berada pada jangkauan terpanjangnya, karena mata pisau berbentuk silinder.
−
Pada saat proses pemakanan arah pemakanan harus berlawanan dengan arah berputarnya mata pisau.
−
Setelah proses camper selesai langkah berikutnya yaitu membuat gear / gigi yaitu dengan menggunakan mata pisau jenis mata pisau roda gigi.
−
Jepit benda kerja pada ragum mesin frais, seperti halnya pada mesin skrap untuk mengetahui benda kerja sejajar atau tidak gunakanlah waterpass
−
Pasang pisau frais jenis roda gigi rack.
−
Atur jarak kepala gigi dengan ujung benda kerja sesuai ukuran yaitu 24,82 mm
−
Atur kedalaman potong pemakanan untuk menentukan tinggi dari gigi-gigi rack yaitu 4,3 mm
−
Hidupkan mesin frais dengan menghidupkan saklar utama
−
Lakukan awal pemakanan, setelah selesai melakukan pemakanan awal tentukan jarak antara kepala gigi yang satu dengan yang lain yaitu 6,28 mm. begitu seterusnya sampai jumlah gigi sebanyak 12 gigi
−
Pada saat proses skrap air pendingin harus selalu diperhatikan, karna apabila air pendingin tidak diperhatikan akan menyebabkan pisau frais mudah tumpul/aus dan dapat mengakibatkan pisau frais patah.
−
Setelah selesai proses frais, matikan mesin kemudian lepaskan benda kerja dari ragum.
−
Apabila masih terdapat sisa-sisa beram pada benda kerja bersihkan dengan menggunakan kikir
−
Yang terakhir bersihkan seluruh komponen mesin dari beram maupun air pendingin.
−
Beri pelumas pada bagian yang mudah berkarat
E. Kesimpulan Dari proses skrap diatas Mesin sekrap atau shaping machine digunakan untuk mengubah permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik bertingkat, menyudut, dan alur. Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki, Dengan menggerakkan pahat menyilang dari benda kerja, maka menimbulkan permukaan yang rata bagaimanapun juga bentuk pahatnya.
MENGASAH PAHAT BUBUT A. Tujuan Adapun tujuan dari mengasah pahat bubut adalah sebagai berikut : −
Melatih keterampilan dari mahasiswa agar dapat mengasah pahat dengan baik dan benar sesuai ukuran-ukuran yang telah ditentukan
−
Untuk mengetahui sudut-sudut mata pahat yang benar
−
Untuk mengetahui cara penggunaan dari busur derajat
−
Untuk mengetahui jenis-jenis pahat
B. Teori dasar Pahat bubut digunakan sebagai alat potong pada mesin bubut untuk menyayat benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis bahan benda kerja yang akan dibubut. Material dari pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat: Keras, sehingga sisi potong tahan untuk memotong benda kerja; Ulet, agar sisi potong tidak mudah patah; Tahan panas; dan secara ekonomis menguntungkan. Beberapa material pahat bubut yang sering digunakan adalah Baja perkakas bukan paduan (unalloyed tool steel), Baja Paduan (Alloy tool steel) termasuk didalamnya HSS, Cemented carbide, Diamond Tips dan ceramics. Pahat bubut harus digerinda untuk mengasah sisi potong. Ini bertujuan supaya sisi potong mempunyai bentuk dan lokasi yang benar terhadap tangkainya. Selain itu bentuk dari sisi potong harus dapat menusuk benda kerja secara efisien untuk memperoleh efisiensi yang tinggi dalam penyayatan logam. Pahat bubut yang digerinda akan menghasilkan beberapa permukaan. Permukaan ini meliputi permukaan atas, sisi, dan muka. Permukaan ujung yang merupakan sisi potong didapatkan dari pertemuan ketiga permukaan tersebut dan radius G. Permukaan permukaan ini perlu diketahui untuk mengasahpahat dengan sudut yang sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan.
C. Alat dan Bahan
a. Alat-alat yang digunakan : −
Mesin gerinda
−
Kaca mata
−
Busur derajat
−
Batu gosok
−
Alat pengasah batu gerinda
b. Bahan yang digunakan : −
Besi persegi St 37 dengan ukuran 150 x 16 x 6 , toleransi 1/2º
−
Air pendingin / bromus
D. Langkah Kerja : −
Pertama potong benda kerja sesuai ukuran dengan toleransi 2 s/d 3 mm, pada mesin potong
−
Lakukan pengasahan pahat pada mesin gerinda
−
Pertama asah bidang buang A ɸ dengan sudut pembuang ɸ = 14º pada batu gerinda sebelah kiri, sepanjang ± 1 ½ x lebar bahan pahat
−
Ukur sudutnya dengan menggunakan busur derajat
−
Selajutnya asah bidang bebas A α = 8º
−
Kemudian ukur sudut baji sebesar : 90º - (14º + 8º) = 68º
−
Perhatikan sisi potong S tetap segaris dengan sisi pahat P dan titik turun
−
Asah kurang lebih 2/3 dari bidang ujung dengan kemiringan 45º kesamping sisi bidang pembuang
−
Ukur sudut 45º dan 6º dengan menggunakan busur derajat
−
Selanjutnya asah bidang bebas ujung A ά = 6º
−
Kemudian bentuk sisi potong ujung S’ dengan sudut sisi potong ujung sebesar 10º
−
Yang terakhir ukur sudut bidang bebas dengan menggunakan busur derajat
E. Kesimpulan Pahat bubut digunakan sebagai alat potong pada mesin bubut untuk menyayat benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Pahat bubut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan jenis bahan benda kerja yang akan dibubut. Pada proses mengasah pahat bubut salah satu yang harus diperhatikan yaitu pada saat pengasahan pahat harus digeser kekanan dan kekiri secara pelan-
pelan dan pada saat menggunakan busur derajat. Dalam menggerinda pahat ini perlu diperhatikan sudut-sudut yang dibuat oleh masing-masing permukaan sisi pahat, supaya diperoleh efisiensi yang maksimal.
ENGSEL A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan engsel yaitu sebagai berikut : −
Untuk mengetahui cara membubut rata dan bertingkat
−
Untuk mengetahui cara mengebor/ membuat lubang pada mesin bubut
−
Untuk mengetahui kesesuaian antara poros dengan lubang
B. Teori dasar Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang menggunakan prinsip dasar pemotongan logam. Bekerja dengan mesin bubut memerlukan persyaratan kerja, persiapan kerja, dan peralatan kerja. Pada pembuatan engsel ini cara yang digunakan hampir sama dengan membubut rata dan yang membedakan hanya pada proses membuat lubang dengan menggunakan mata bor yang dipasang pada kepala lepas dengan bantuan arbor/selongson.
C. Alat dan Bahan a. Alat-alat yang digunakan −
Mesin bubut beserta peralatannya
−
Mesin potong / Gergaji mesin
−
Mistar sorong / Mistar ingsut
−
Pahat bubut rata, Pahat bubut facing, Mata bor
b. Bahan yang digunakan − Besi berukuran c. Diameter : 19 mm d. Panjang
: 87 mm
− Air pendingin / Bromus
D. Langkah pengerjaan
−
Potong benda kerja
−
Lakukan pengerjaan selanjutnya pada mesin bubut
−
Pertama, pasang benda kerja pada pencekam kemudian pasang pahat bubut pada tool post
−
Hidupkan mesin baru lakukan pengerjaan bubut rata pada semua bagian permukaan benda kerja, sebelumnya lakukan facing pada kedua ujung benda kerja sampai mencapai panjang 85 mm
−
Selanjutnya , pasang mata bor 12 pada kepala lepas untuk membuat lubang ,kemudian lakukan pengeboran sampai sedalam 25 mm tetapi sebelum melakukan pengeboran benda kerja di lubangi dengan center drill untuk membuat lubang awal .
−
Pengerjaan selanjutnya balik benda kerja untuk membuat poros , bubutlah benda kerja sampai sepanjang 23 mm untuk membuat porosnya hingga diameter benda kerja menjadi 11,9 mm
−
Selanjutnya pasang pahat potong pada tool post , potong benda kerja sepanjang 25 mm untuk lubang 53 mm untuk poros
−
Pengerjaan yang terakhir , lakukan champer pada poros maupun lubang dengan memiringkan eretan atas sebesar 45 ⁰. Bubut sampai sepanjang 2 mm dengan menjalankan eretan atas .
−
Lepaskan benda kerja pada pencekam, mata pahat di lepaskan dari tool post,lepaskan mata bor dari kepala lepas,
−
Bersihkan mesin bubut dari beram dan air pendingin.
E. Kesimpulan Dari proses pembuatan engsel diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya proses pembuatan engsel yaitu sama seperti membubut poros bertingkat hanya dalam membuat engsel untuk membuat lubang dilakukan dengan memasang mata bor pada kepala lepas.
POROS TIRUS BERULIR A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros berulir adalah : −
Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar
−
Mampu membubut rata
−
Mampu membubut tirus
−
Mampu membubut ulir
B. Teori Dasar Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin bubut konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi. Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir Metris sudut ulir adalah 60°, sedangkan ulir whitwoth sudut ulir 55°. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir Misalnya ulir M5 × 0,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar ( pitch) 0,8 mm.
C. Alat dan Bahan a. Alat-alat yang digunakan ; −
Mesin bubut beserta peralatannya
−
Mesin potong / Gergaji mesin
−
Mistar sorong / Mistar ingsut
−
Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat bubut ulir, pahat potong/alur
b. Bahan-bahan yang digunakan :
− Besi berukuran Diameter : 51 mm Panjang
: 83 mm
− Air pendingin / Bromus
D. Langkah-langkah proses bubut poros tirus berulir dengan menggunakan mesin konvensional dilakukan dengan cara-cara berikut : − Potong benda kerja pada mesin potong sepanjang 83 mm − Selanjutnya pengerjaan pada mesin bubut, pertama pasang benda kerja pada pencekam dan pasang pahat rata kiri. − Setelah itu hidupkan mesin, facing ujung sebelah benda kerja sampai kira-kira sudah rata − Kemudian lakukan bubut rata sepanjang 40 mm sampai diameter benda kerja 50 mm. − Selanjutnya balik benda kerja, kemudian facing ujung benda kerja sampai panjang ukuran keseluruhan 80 mm − Selanjutnya lakukan bubut rata sepanjang 40 mm sampai diameter mencapai 20 mm. − Kemudian proses pembubutan tirus dengan memiringkan eretan atas sebesar 45 ̊ , lakukan proses pembuatan tirus dengan menjalankan eretan atas bubut sepanjang 10 mm − Selanjutnya pembuatan alur yaitu pasang pahat alur pada toolpost kemudian pembuatan alur, letakkan pahat 35 mm dari ujung benda kerja yang berdiameter 20 mm. Lakukan pemakanan sedalam 2 mm dengan celah sebesar 4 mm. − Setelah selesai membuat alur pengerjaan selanjutnya camper pengerjaannya seperti pada pengerjaan sebelumnya. Setelah itu yang terakhir pembuatan ulir, pasang pahat ulir pada toolpost.
− Kemudian majukan pahat pada diameter luar ulir. − Setting ukuran pada handle ukuran eretan atas menjadi 0 mm. − Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak bebas sekitar 10 mm di sebelah kanan benda kerja. − Atur pengatur kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handle gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir. − Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm. − Putar spindel mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
− Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan caliber ulir (screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handle pengatur kisar pada mesin bubut. − Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja. − Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas. − Langkah dilanjutkan seperti langkah sebelumnya sampai kedalaman ulir maksimal tercapai. − Setelah selesai proses ulir lepaskan benda kerja pada pencekam, lepaskan pahat pada toolpost. Bersihkan seluruh bagian mesin kemudian lumasi dengan oli pelumas.
E. Kesimpulan
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual pertama-tama yang harus diperhatikan adalah sudut pahat.