DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................. Isi..................................................................... .................................................................... ............................................. 1 I.
Pendahulua Pendahuluan.... n......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............. .................. .............2 ...2
II.
Penggunaan Penggunaan Petanda Petanda Tumo Tumor..... r.......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ................ ..........4 .4
III.
Klasifikasi Klasifikasi Petanda Petanda Tumor.. Tumor....... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ........... ............... ..................10 .........10
IV. IV.
Metoda Pemeriksaa Pemeriksaan n Laboratorium Laboratorium .......... ............... .......... .......... ......... ......... .......... ............. .................. ..............1 ....1
V.
Petanda Petanda Tumo Tumorr !ang !ang "e#ara Klinis Klinis Penting. Penting...... .......... .......... .......... .......... .......... ............. ................. ...........40 ..40
VI. $ingkasan.. $ingkasan....... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .............. ...............4 ......4 Daftar Pustaka.......................................... Pustaka................................................................. ..............................................................4% .......................................4%
1
BAB I PENDAHULUAN
Petanda tumor adalah substansi !ang terda&at dalam atau dihasilkan oleh tumor tumor
sendir sendirii atau dihasil dihasilkan kan oleh oleh &en'amu &en'amu (host (host ) sebaga sebagaii res&ons res&ons terhad terhada& a&
tumor* !ang da&at digunakan untuk membedakan tumor dengan 'aringan normal atau untuk menentukan keberadaan tumor berdasarkan &engukuran dalam darah atau sekret. +ebera&a substansi da&at ditemukan dalam sel* 'aringan atau #airan tubuh. Pengukuran dilakukan se#ara kualitatif dan kuantitatif dengan &emeriksaan kimia, kimia,i* i* imuno imunolog logii atau metode metode biolog biologii moleku molekuler ler untuk untuk mengid mengidenti entifik fikasi asi keberadaan tumor. +ebera&a &etanda adalah s&esifik untuk satu tumor indi-idual* ta&i lebih ben!ak ditemukan &ada tumor !ang !ang berbeda dari ti&e 'aringan !ang sama. Petanda ini ini terd terda& a&at at dala dalam m 'uml 'umlah ah lebih lebih besar besar &ada &ada 'arin 'aringa gan n kank kanker er atau atau dara darah h dari dari &enderita kanker dibanding tumor 'inak atau dalam darah orang ormal. +ebera&a &etanda tumor s&esifik s &esifik untuk organ dimana tumor tersebut ters ebut berada. "alah satun!a adalah P" !ang han!a dihasilkan oleh 'aringan &rostat. Petanda !ang dihasilkan tumor meli&uti en/im* isoen/im* hormon* antigen onkofetal* e&ito& karbohidrat !ang dikenali antibodi antibodi monoklon monoklonal* al* rese&tor* rese&tor* &roduk onkogen onkogen dan &erubahan &erubahan genetik. Protein +en#e ones adalah &etanda tumor !ang &ertama !ang diketahui diikuti dengan hormon* en/im* isoen/im dan &rotein* analisis kromosom tumor 'uga dilakukan. Kadang &etanda tumor berguna dalam diagnosis tumor se#ara indi-idual* ta&i a&likasi se#ara umum &etanda tumor untuk monitoring kanker &ada &asien belum dimulai sam&ai ditemukann!a feto&rotein (3P) di tahun 1%5 dan 67 &ada tahun 1%8. Produksi &etanda selama &erkembangan 'anin se&erti &ada tumor tumor memba,a memba,a istilah &etanda onkode-elo&m onkode-elo&mental. ental. Pada tahun 1%98* 1%98* antibodi antibodi monoklona monoklonall dikembang dikembangkan kan untuk untuk mendeteksi mendeteksi antigen antigen onkofetal onkofetal dan deri-at antigen dari sel tumor. khirn!a &erkembangan genetika molekuler dengan dengan &enggu &enggunaa naan n &robe &robe moleku molekuler ler se&erti se&erti antibo antibodi di monok monoklon lonal al diguna digunakan kan untuk mendeteksi &erubahan kromosom atau &rodukn!a* termasuk studi tentang
2
BAB I PENDAHULUAN
Petanda tumor adalah substansi !ang terda&at dalam atau dihasilkan oleh tumor tumor
sendir sendirii atau dihasil dihasilkan kan oleh oleh &en'amu &en'amu (host (host ) sebaga sebagaii res&ons res&ons terhad terhada& a&
tumor* !ang da&at digunakan untuk membedakan tumor dengan 'aringan normal atau untuk menentukan keberadaan tumor berdasarkan &engukuran dalam darah atau sekret. +ebera&a substansi da&at ditemukan dalam sel* 'aringan atau #airan tubuh. Pengukuran dilakukan se#ara kualitatif dan kuantitatif dengan &emeriksaan kimia, kimia,i* i* imuno imunolog logii atau metode metode biolog biologii moleku molekuler ler untuk untuk mengid mengidenti entifik fikasi asi keberadaan tumor. +ebera&a &etanda adalah s&esifik untuk satu tumor indi-idual* ta&i lebih ben!ak ditemukan &ada tumor !ang !ang berbeda dari ti&e 'aringan !ang sama. Petanda ini ini terd terda& a&at at dala dalam m 'uml 'umlah ah lebih lebih besar besar &ada &ada 'arin 'aringa gan n kank kanker er atau atau dara darah h dari dari &enderita kanker dibanding tumor 'inak atau dalam darah orang ormal. +ebera&a &etanda tumor s&esifik s &esifik untuk organ dimana tumor tersebut ters ebut berada. "alah satun!a adalah P" !ang han!a dihasilkan oleh 'aringan &rostat. Petanda !ang dihasilkan tumor meli&uti en/im* isoen/im* hormon* antigen onkofetal* e&ito& karbohidrat !ang dikenali antibodi antibodi monoklon monoklonal* al* rese&tor* rese&tor* &roduk onkogen onkogen dan &erubahan &erubahan genetik. Protein +en#e ones adalah &etanda tumor !ang &ertama !ang diketahui diikuti dengan hormon* en/im* isoen/im dan &rotein* analisis kromosom tumor 'uga dilakukan. Kadang &etanda tumor berguna dalam diagnosis tumor se#ara indi-idual* ta&i a&likasi se#ara umum &etanda tumor untuk monitoring kanker &ada &asien belum dimulai sam&ai ditemukann!a feto&rotein (3P) di tahun 1%5 dan 67 &ada tahun 1%8. Produksi &etanda selama &erkembangan 'anin se&erti &ada tumor tumor memba,a memba,a istilah &etanda onkode-elo&m onkode-elo&mental. ental. Pada tahun 1%98* 1%98* antibodi antibodi monoklona monoklonall dikembang dikembangkan kan untuk untuk mendeteksi mendeteksi antigen antigen onkofetal onkofetal dan deri-at antigen dari sel tumor. khirn!a &erkembangan genetika molekuler dengan dengan &enggu &enggunaa naan n &robe &robe moleku molekuler ler se&erti se&erti antibo antibodi di monok monoklon lonal al diguna digunakan kan untuk mendeteksi &erubahan kromosom atau &rodukn!a* termasuk studi tentang
2
onkoge onkogen n dan gen su&reso su&resorr menggu menggunak nakan an istilah istilah !ang !ang te&at te&at dan &enggu &enggunaa naan n &enanda tumor di tingkat molekular. Petanda tumor meningkat &engunaann!a di tingkat seluler dan bebera&a digunakan untuk mendiagnosis kanker dari &e#ahan D: seluler. Terda&at &ergeseran dalam &engertian &etanda ganas !ang dianut bebera&a tahun !ang lalu dan &ada saat ini. Menurut &engertian lama* istilah &etanda tumor men!atakan berbagai substansi !ang disekresikan oleh sel kanker atau oleh sel 'inak sebagai res&ons terhada& adan!a keganasan serta da&at dideteksi atau diukur kadarn!a dalam darah atau #airan tubuh lain. Petanda tumor ini dahulu disebut sebaga sebagaii tumor marker . Dengan &erkembangan ilmu &engetahuan dan teknologi labora laborator torium ium !ang !ang memung memungkin kinkan kan deteks deteksii berbag berbagai ai substa substansi nsi &ada &ada tingka tingkatt molek molekular ular** maka maka &enger &engertia tian n &etand &etandaa tumor tumor saat ini adalah adalah selain selain substan substansi si substan substansi si ekstra ekstra selule seluler* r* 'uga 'uga men#ak men#aku& u& berbag berbagai ai substan substansi si moleku molekuler ler !ang !ang terda&at &ada &ermukaan sel mau&un intra seluler* !ang saat ini dikenal sebagai biomarker
keganasan .
5
BAB II PENGGUNAAN PETANDA TUMOR
Prinsi& &enggunaan &etanda tumor adalah untuk monitor &erkembangan dan res&ons setelah &embedahan dan atau radiotera&i* kemotera&i atau hormon tera&i* disam&ing untuk mengatasi masalah diagnosis dan &enentuan diagnosis mau&un &emantauan keganasan. Dengan &erkembangan teknologi laboratorium khususn!a &erkembangan bioteknologi* saat ini dimungkinkan untuk mendeteksi &etanda tumor bukan sa'a di tingkat seluler atau ekstra seluler* teta&i 'uga di tingkat molekular sehingga &etanda tumor tidak sa'a digunakan untuk menun'ang diagnosis* diagnosis* &enentuan &enentuan &rognosis &rognosis dan &emantauan* &emantauan* teta&i khususn! khususn!aa identifikasi identifikasi &etanda tumor molekular untuk mendeteksi sisa sel ganas (minimal minimal residual residual disease / M$D) M$D) bahkan keadaankeadaan tertentu da&at digunakan sebagai faktor &rediksi atau faktor risiko timbuln!a keganasan. +ebe +ebera& ra&aa &eta &etand ndaa tumo tumorr tern! tern!ata ata demi demiki kian an sens sensit itif if dan dan s&es s&esifi ifikn kn!a !a sehingga da&at di&akai untuk skrining atau follo, u& &enderita asim&tomatik. Ini berlaku
untuk
alfa
feto&rotein
(3P)*
;6<
mungkin
'uga
antigen
karsinoemb karsinoembrional rional (67) dan 6 128* kemungkin kemungkinan an &enggunaa &enggunaan n lain &etanda &etanda tumor tumor adalah mengenai mengenai diagnosis diagnosis diferensial diferensial inisial* inisial* &enilaian efek tera&i dan &enggunaann!a sebagai faktor &rognostik. &rognostik. Petanda tumor meru&akan suatu kelom&ok heterogen berbagai substansi. Petand Petandaa tumor tumor onkofe onkofetal tal adalah adalah /at/at /at/at !ang !ang dalam dalam keadaa keadaan n normal normal teruta terutama ma dibuat dibuat dalam dalam ,aktu ,aktu kehidu kehidu&an &an fetal. fetal. Pada Pada umur umur de,asa de,asa &roduk &roduksin sin!a !a &rakti &raktiss berhenti. Teta&i Teta&i kadar !ang rendah dalam darah masih ada dan &ada &roses terten tertentu* tu* misaln misaln!a !a inflam inflamasi asi dan regene regenerasi rasi** ter'adi ter'adi lagi lagi kenaik kenaikan. an. +erbag +erbagai ai hormon da&at di&roduksi oleh tumor !ng berasal dari organ !ang dalam keadaan normal endokrin tidak aktif. Dari hormon ini !ang ter&enting adalah 6T;* !ang antara lain adalah seringkali di&roduksi oleh karsinoma &aru* sebagai &etanda tumor kegunaann!a ke#il. Lain haln!a dengan korion gonadotro&in (;6<) !ang dalam dalam keadaa keadaan n fisiolo fisiologik gik han!a han!a di&rod di&roduks uksii oleh oleh &lasen &lasenta. ta. ;6< meru&a meru&akan kan &etanda !ang sensitif dan s&esifik untuk tumor trofoblastik dan embrional.
4
+an!ak en/im !ang 'uga dalam keadaan normal terda&at dalam sel* oleh tumor dile&askan dile&askan ke dalam &lasma dalam konsentrasi konsentrasi tinggi. tinggi. "ensiti-ita "ensiti-itass dan s&esifitas &ada umumn!a terbatas. "el tumor da&at mem&roduksi substansi !ang se#ara fisio fisiolo logi gik k tam&a tam&akn kn! !a tida tidak k ada. ada. ntig ntigen en tumo tumorr s&es s&esifi ifik k ini ini tern tern!a !ata ta &ada &ada &emeriksaan lebih lan'ut selalu ada &ada sel normal dan kelainan !ang benigna. Meski&un Meski&un begitu begitu &erbedaan &erbedaan kuantitatifn kuantitatifn!a !a dengan dengan &roduksi &roduksi !ang normal normal atau dalam mengikuti &erubahan !ang ter'adi bersama ,aktu da&at digunakan sebagai &etanda tumor. Imunoglobin !ang di&roduksi oleh kelainan limfo&roliferatif ti&e sel+* akan meru&akan &etanda tumor !ang baik untuk folo, u& tumor ini. ika idioti&e tumor da&at ditemukan* sensitifitasn!a bahkan sam&ai 100=. da da suat suatu u golo golong ngan an lain lain &eta &etand ndaa tumo tumorr !ang ang nila nilaii kegu keguna naan ann! n!aa keban!akan keban!akan belum atau tidak 'elas. Poliamin s&ermin* s&ermidin dan &utrisin &utrisin meru&a meru&akan kan &roduk &roduk dekarb dekarboks oksila ilasi si orniti ornitin. n. Ter'ad er'adin! in!aa mem&un mem&un!a !aii hubung hubungan an dengan &roliferasi seluler dan dalam hal ini kadar !ang meninggi da&at diteta&kan dalam darah dan urin. uga bebera&a nukleosid dan TP meru&akan &etanda !ang berhubungan dengan &roliferasi* !ang nilain!a harus diteta&kan. Tumor Tumor mem&en mem&engar garuhi uhi &embek &embekuan uan darah* darah* terutam terutamaa karena karena aktifi aktifitas tas &rokoa &rokoagul gulan an atau fibrin fibrinoli olitik tik.. >'i &embek &embekuan uan** kadar kadar faktor faktor &embek &embekuan uan indi-i indi-idua duall dan tingk tingkat at akti-asi akti-asi mekanisme mekanisme regulasi regulasi &ada &rinsi&n!a &rinsi&n!a da&at digunakan sebagai &etanda tumor. Dalam &raktek tern!ata ini han!a &ada bebera&a &asien !ang interaksin!a dengan dengan &embekuan &embekuan sangat menon'ol. menon'ol. Petanda tumor tumor &otensial &otensial adalah enolase neurons&esifik (untuk karsinoma &aru sel ke#il* neuroblastoma dan seminoma) dan rese&tor interleukin ? 2 dan beta ? 2 mikroglobulin &ada tumor sistim limfoid. Dalam keadaan normal &ertumbuhan dan diferensiasi sel diatur oleh &roto onkogen ( growth promoting oncogenes ) !ang menghasilkan &roduk&roduk !ang memegang memegang &eranan &eranan &enting &enting dalam berbagai as&ek &roliferasi &roliferasi dan diferensiasi diferensiasi sel dan di lain lain &ihak &ihak dikend dikendali alikan kan se#ara se#ara ketat ketat oleh oleh gen su&resor su&resor tumor ( tumor suppresor genes) genes) !ang &rodukn!a berfungsi menghambat &ertumbuhan. Karena itu sering disebut disebut sebagai sebagai anti onkogen. onkogen. Pertumbuha Pertumbuhan n 'uga dikendalikan dikendalikan oleh mekanisme kematian sel ter&rogram (apoptosis (apoptosis)) dengan tu'uan men!ingkirkan sel selse sell
!ang ang
tida tidak k
dike dikehe hend ndak aki. i.
Meka Mekani nism smee
kont kontro roll
&ert &ertum umbu buha han n
ini ini
8
men!ebabkan selsel normal memiliki stabilitas genetik !ang sangat tinggi dan ke#e&atan &rofilerasi sel umumn!a da&at di&rediksi tidak melebihi 10 = dari 'umlah sel* tergantung dari 'umlah sel dan 'aringann!a. "edangkan tumor ganas ditandai dengan &ertumbuhan &o&ulasi sel abnormal !ang tidak taat &ada mekanisme kontrol &ertumbuhan. +erbagai &enelitian membuktikan bah,a mutasi atau akti-asi@eks&resi onkogen dan atau inaktifasi mau&un mutasi gen su&resor da&at men!ebabkan &roliferasi sel se#ara tidak terkendali dan diferensiasi sel se#ara abnormal. Mutasi gen da&at ter'adi antara lain karena satu atau lebih untaian D: bertambah (am&lifikasi)* hilang atau translokasi dari satu bagian genom ke bagian lain sehingga ter'adi rekombinasi D: !ang salah. Mutasi ini mengakibatkan gen bersangkutan abnormal dan menghasilkan &roduk abnormal &ula.
+ila mutasi gen ter'adi &ada sel germinal ( germline cells)* mutasi gen itu da&at ditemukan dalam setia& 'enis sel tubuh* dan tumor ganas !ang ter'adin!a biasan!a bersifat herediter. Mutasi da&at 'uga ter'adi &ada sel somatik* &ada keadaan ini mutasi gen da&at di'um&ai &ada tumor !ang berasal dari sel bersangkutan setelah &rofilerasi klonal. +an!akn!a mutasi !ang di&erlukan untuk men!ebabkan sel normal men'adi kanker tidak diketahui* teta&i ban!ak &enelitian !ang mengungka&kan bah,a di&erlukan 2 atau lebih mutasi untuk &erubahan sel men'adi ganas. Pada saai ini sedikitn!a telah diketahui lebih dari 88 'enis kelainan gen &ada kanker !ang &ada umumn!a memberikan sifat &ertumbuhan !ang karakteristik &ada sel sedemikian ru&a sehingga sel tersebut mam&u tumbuh men'adi klon !ang terdiri atas ber'uta'uta sel. Dengan menggunakan teknik biomolekuler sebagian dari &erubahan gen da&at digunakan sebagai &etanda tumor molekuler untuk deteksi dini* menentukan sisa sel kanker atau sebagai faktor &rediksi ter'adin!a kanker.
9
Marker CEA AFP CA !"-"
Screening risk groups risk groups
CA $%-& CA !%( CA !(-* SE
Diagnosis C-cell carcinoma
Follow-up Colon, breast,
Prognosis Colon
germ cell, CC pancreas
lung, C-cell germ cell, CC Pancreas, biliar#
germ cell
ung .small cell
ducts stomach, o'ar# )'ar# +reast ung .small cell, neuroblast, apudoma Cer'ical,
SCC
E0 tumors, Esophagus ung .non small
C1F2A %!-!
cell, C3
PSA
2isk groups
3erm cell
+ladder 3erm cell
3erm cell
0rophoblastic
0rophoblastic
0rophoblastic
tumour Prostase
0umour
tumour Males 4 (5 prostate #ears
0PA Calcitonin 03
β -%-5micro-
2isk groups
C-cell
+ladder C-cell C-cell Di66use cancer o6 the th#roid gland Multiple m#eloma
. globulin 0able (7a7 8ndications 6or tumour marker determinations
BAB III KLASIFIKASI PETANDA TUMOR
Dengan &erkembangan teknologi laboratorium khususn!a &erkembangan dalam bioteknologi* saat ini dimungkinkan untuk medeteksi &etanda tumor bukan sa'a di tingkat seluler atau ekstra seluler* teta&i 'uga di tingkat molekuler.
%
1. Petanda tumor serologik (ekstra seluler) "ubstansi !ang di&roduksi oleh sel kanker atau !ang disekresi dan dile&askan oleh sel 'inak sebagai res&ons terhada& adan!a kanker &ada umumn!a beru&a makromolekul atau &rotein dengan kom&onen karbohidrat atau &rotein dengan kom&onen karbohidrat atau li&id !ang kadarn!a dalam darah atau #airan tubuh lain da&at diukur se#ara kuantitatif. Kadar substansi ini dalam batasbatas tertentu menun'ukkan korelasi dengan &ertumbuhan tumor. ;ingga saat ini ban!ak sekali 'enis substansi !ang diketahui berkaitan dengan tumor (tumor ascociated antigen)* sehingga dalam a&likasin!a di klinik &etanda tumor sering dikelom&okkan dalam bebera&a kelom&ok A a. dihubungkan dengan res&ons &enderita ( host response marker ) b. berkaitan dengan &ertumbuhan dan destruksi sel (cell turno'er marker ) A #. Dihubungkan dengan &roliferasi ( proli6eration marker ) A d. &etanda diferensiasi atau asalusul sel (di6erentiaton marker ) Petanda res&ons &enderita &ada umumn!a dikaitkan dengan adan!a inflamasi* baik sebagai res&ons terhada& tumor itu sendiri* res&ons terhada& &roses distruksi 'aringan normal akibat in-asi tumor ke 'aringan atau res&ons terhada& infeksi !ang berkaitan dengan kanker. Petanda tumor golongan ini !ang telah lama digunakan di klinik adalah fosfatase alkali* γ
10
keadaan normal tidak di&rogramkan untuk mem&roduksi hormon tersebut dalam 'umlah fisiologis (ectopic hormone secretion) Petanda &ertumbuhan dan destruksi sel !ang sudah lama dikenal adalah LD;* fosfatase alkali &lasenta dan asam sialat ( scialic acid ). +ebera&a diantaran!a meru&akan &roduk sel !ang mengalami destruksi* misal sitokeratin 6K* 6K1 dan 6K 1% atau 6!fra 21.1 !ang sering dile&askan ke dalam serum atau #airan tubuh akibat dekom&osisi 'aringan. Petanda &roliferasi menggambarkan intensitas &roliferasi sel* !aitu 'umlah sel baru !ang dihasilkan setia& satuan ,aktu. Petanda ini dile&askan oleh sel sel !ang sedang membelah diri se#ara aktif dan mengindikasikan aktifitas &ertumbuhan sel. +ebera&a #ontoh &etanda tumor golongan ini adalah Ki 9* P6: ( Proli6erasi cell nuclear antigen) dan TP" (tissue pol#peptide speci6ic antigen7 7ks&resi antigenantigen ini menun'ukkan korelasi baik dengan sintesis D:* sehingga da&at digunakan sebagai indeks &roliferasi sel. Petanda diferensiasi adalah substansi !ang di&roduksi oleh sel atau 'aringan tertentu* termasuk diantaran!a berbagai 'enis &rotein* en/im dan isoen/im serta hormon. Tumor !ang berasal dari sel bersangkutan biasan!a mem&roduksi substansi ini se#ara berlebihan* ,alau&un &ada bebera&a kasus ada &engendalian. Peran ter&enting &engukuran kadar ini adalah menentukan asalusul tumor atau 'enis tumor &rimer &ada &asien dengan metastasis !ang asalusul tumorn!a tidak 'elas. +ebera&a diantaran!a !ang sudah lama dikenal adalah P" ( prostate speci6ic antigen) !ang digunakan sebagai &etanda kanker &rostat* β;6< (hormon chorionic gonodotropin) !ang digunakan untuk
memantau
&asien
&as#a
molahidatidosa
dan
deteksi
dini
choriocarcinoma. Protein lain !ang ban!ak digunakan adalah &rotein onkofetal misaln!a 3P (alfafeto&rotein) &ada kanker hati* 67 ( carcino embr#ogenic antigen) &ada kanker !ang berasal dari 'aringan embrional. 6 18.5* anti <L dan MM6 ? 1 ( breast cancer associated mucinous antigen) &ada kanker &a!udara A ""6 ( s9uamous cell carcinoma antigen) untuk kanker leher rahim dan kanker lain !ang berasal dari sel skuamosa. 2. Petanda tumor seluler
11
Balau&un belum ada &etanda morfologis !ang han!a terda&at &ada sel kanker dan tidak terda&at &ada sel normal* ada bebera&a #iri !ang sering di'um&ai &ada &o&ulasi sel ganas. +ersamaan dengan &erubahan struktur kom&onen seluler biasan!a 'uga ter'adi &erubahan sifat dan fungsi biologis sel !ang meneta&. a. Morfologi sel "el ganas !ang menun'ukkan ana&lasia dengan #iri#iri rasio antara -olume nukleus dengan sito&lasma lebih besar dari normal* &ola kromatin inti lebih halus dan maturasi sito&lasma terhambat. ;ilangn!a adesi antar sel dan antara &o&ulasi sel dengan stroma di sekitarn!a 'uga da&at meru&akan &etanda &ertumbuhan ganas. 7-aluasi sel dan 'aringan dengan &e,arnaan sitokimia dan histokimia meru&akan #ara menentukan &etanda tumor selular !ang &ertama digunakan* kemudian disusul dengan teknik imuno sitokimia dan imuno histokimia. Teknik ini da&at memberikan informasi
tentang
asalusul
sel
kanker*
'enis
sel
dan
stadium
diferensiasin!a serta dera'at keganasan. Teknik ini meru&akan teknik !ang masih &enting untuk memastikan adan!a keganasan &ada satu s&esimen* namun tidak memberikan informasi tentang sifat biologis tumor. Karena itu di negaranegara dimana metode diagnostik dan tera&i kanker sudah sangat ma'u* &emeriksaan histo&atologik dan sito&atologik sa'a diangga& tidak #uku&. Mereka menuntut &ara meter !ang lebih ob!ektif* kuantitatif dan reproducible serta da&at mengukur sifat dasar tumor !ang berkaitan langsung dengan sifat &ertumbuhan dan sifat biologis lain!a !ang men#erminkan agresi-itas tumor dan sensiti-itasn!a terhada& tera&i.
b. 3enoti& dan &etanda &ermukaan sel. Perubahan sel ke arah ganas da&at mengakibatkan eks&resi atau fenoti& !ang tidak la/im atau &roduksi berbagai antigen baru !ang mem&un!ai makna klinik dalam menun'ang diagnosis atau mem&rediksi &rognosis kanker. Peranan antibodi monoklonal (bMo) &ada a,al tahun
12
1%0an meru&akan
&enemuan !ang
sangat &enting dalam dunia
kedokteran* karena dimungkinkan menentukan antigen &ermukaan sel !ang meru&akan &etanda 'enis sel mau&un stadium diferensiasin!a se#ara s&esifik. "alah satu #ontoh &emanfaatan bMo adalah menentukan klasifikasi dan subklasifikasi leukemia. Dengan konsensus internasional antibodi dikelom&okkan dalam berbagai Clusters o6 Di66erentiation (6DCs) sesuai dengan antigen &ermukaan dideteksin!a. ;ingga saat ini telah diidentifikasi l 'enis 6D antigen* ,alau&un ban!ak diantaran!a !ang belum diketahui 'elas fungsin!a. "etia& 'enis sel dan setia& stadium maturasi mengeks&resikan 6D s&esifik atau kombinasi s&esifik 6D !ang rele-an* misaln!a eks&resi 6D5 untuk limfosit* 6D 14 untuk monosit* 6D 1%* 6D 20 atau 6D 22 untuk limfosit +. kombinasi 6D 10 dengan 6D 1% atau 6D 20 untuk sel &re+* eks&resi 6D 8 dan 6D 9 untuk limfosit T* 6D 15 dan atau 6D 55 untuk sel mieloid. Balau&un sel leukemik mengeks&resikan 'enis antigen &ermukaan !ang sama dengan sel normal* &ada sel leukemik antigen &ermukaan biasan!a dieks&resikan dengan densitas abnormal (eks&resi berlebihan). Dalam keadaan normal tidak lebih dari 50= antigen &ermukaan !ang rele-an dieks&resikan &ada &ermukaan sel. +an!ak &enelitian men!atakan bah,a immunophenot#ping &ada leukemia da&at digunakan untuk A a) membedakan sel normal dari sel leukemik b) menentukan lineage dan stadium diferensiasi #) mengidentifikasi adan!a koeks&resi antigen dari 2 lineage berbeda ( mi:ed lineage leukemia) d) mem&rediksi &rognosis. Telah dibuktikan bah,a sifat &rokoagulan !ang dieks&resikan oleh sel ganas dan dam&akn!a terhada& mekanisme koagulasifibrinolisis bukan han!a meru&akan e&ifenomena dari kanker* teta&i mem&un!ai fungsi &enting dalam alur bioregulasi kanker !ang ber&engaruh &ada &roses in-asi* &roliferasi
dan metastasik
serta
meningkatkan &rogresi-itas kanker tertentu. #. Kinetik sel dan status &loidi
15
Tigadimensi
&erubahan
kanker
!aitu
&erubahan
intrinsik*
&erubahan dalam hubungan dengan lingkungan baik dengan matriks mau&un dengan substansi biokimia,i ekstra seluler. Dan &erubahan dalam 'umlah sel. "itokinetik men#aku& kinetik dari &roliferas i dan &ertumbuhan sel. Kemam&uan untuk ber&oliferasi se#ara autonom atau &roliferasi tidak terkendali meru&akan salah satu &erubahan fenoti& sel !ang mengalami transformasi ganas. "istem c#clin-c#clin dipendent kinase (#!#lin#dk) sangat ber&engaruh dalam &engaturan siklus sel. Kelainan &ada sistem #!#lin#dk &ada fase " da&at men!ebabkan re&likasi D: berulang lebih dari satukali &ada satu fase " tunggal sebelum siklus sel memasuki fase berikutn!a dengan akibat kandungan D: abnormal atau dikenal sebagai aneu&loidi. Ke#e&atan &ertumbuhan sel dalam satu tumor tidak sama. Kinetik sel menggambarkan &ertumbuhan dan agresi-itas tumor sehingga &engukurann!a meru&akan &rosedur &enting untuk menentukan &rognosis dan sebagai dasar &emilihan tera&i !ang te&at. +ebera&a &arameter kinetik sel !ang sudah ban!ak digunakan adalah &arameter fraksi fase " @ "P3 (&ro&orsi fraksi dalam fase " dan fase < 2M* merefleksikan ke#e&atan &ertumbuhan tumor)* eks&resi Ki9* P6: dan TLI ( th#midine labelling inde:). Proliferasi tidak terkendali mengandung risiko kesalahan dalam re&likasi D: dan menghasilkan kandungan D: abnormal (aneu&loidi). neu&loidi sering ditemukan &ada kanker dan diangga& mem&un!ai nilai &rognostik. Pada umumn!a status &loidi din!atakan dengan indeks D: (ID). "tatus &loidi disbut di&loid bila ID E 0*%8 ? 1*08 dan aneu&loidi bila ID (0*%8 atau) 1*08. &ada umumn!a 'enis kanker dengan D: aneu&loidi mem&un!ai &rognosis lebih buruk dibanding kanker dengan D: di&loid. Balau&un aneu&loidi dalam sel atau 'aringan tidak selalu berarti keganasan* aneu&loidi meru&akan indikasi bah,a sel bersangkutan &otensial
men'adi ganas* bahkan sering diangga& sebagai
status
&remalignan. Karena itu histogram D: meru&akan informasi !ang
14
bermakna dan diangga& da&at mem&engaruhi ke&utusan klinik dalam kaitann!a dengan &enentuan &rognosis. d. Kelainan struktur kromosom Pada kanker sering di'um&ai kelainan karioti& atau struktur kromosom abnormal !ang da&at diidentidikasi &ada selsel !ang bermitosis. Kelainan sitogenetik ini da&at beru&a translokasi* kehilangan (deletion)* &en!isi&an (insertion)* in'ertion* am&lifikasi dan lainlain. Kelainan genetik &ada umumn!a ter'adi &ada kromosom di bagian !ang ra&uh dan letakn!a berdekatan dengan atau &ada lokasi onkogen !ang men!ebabkan disfungsi onkogen bersangkutan dan selan'utn!a berakibat transformasi ganas. Kelainan karioti& s&esifik telah diketahui se'ak lama &ada keganasan tertentu* misaln!a kromosom &hiladel&hia (Ph) !ang di'um&ai &ada %0 = leukemia mielositik kronik dan &ada 1928 = leukemia linfositik akut. Kromosom Ph ter'adi akibat translokasi resi&rokal onkogen c-abl dari kromosom % ke lokasi s&esifik &ada kromosom 22 !ang disebut b#r ( breakpoint cluster region) !ang kemudian melakukan fusi dan membentuk Cimerie bcr-abl gene.
5. Petanda Tumor Molekular Penera&an teknologi D: telah memunginkan identifikasi &erubahan minimal &ada D: ( point mutation)* !aitu &erubahan satu atau bebera&a
18
nukelosida sa'a* bai karena hilang (deletion)* substitusi atau translokasi !ang tidak terdeteksi dengan &eentuan karioti& kromosom. Teknologi P6$ ( pol#merase chain reaction) meningkatkan kemam&uan deteksi kelainan molekuler sehingga da&at digunakan untuk deteksi dini dan deteksi sisa sel kanker (minimal residual disease, M2D). Teknik P6$ bahkan da&at digunakan untuk mendeteksi risiko ter'adin!a kanker tertentu* khususn!a &ada 'enis kanker heredifer* misaln!a delesi gen P6 dan D66 &ada kanker kolorektal* mutasi gen su&resor +$6 1 dan +$6 2 &ada kanker &a!udara dan kanker o-arium. Klasifikasi gen MD$ (multi drug resistant dengan teknik ini 'uga bermanfaat sebagai &edoman tera&i. +erbagai kelainan gen !ang unik sebagai akibat translokasi* deletion, insertion atau trans&osisi mau&un point mulation di lokasi !ang khas diketahui ada kaitann!a dengan keganasan tertentu. Mutasi onkogen C-m#c dan ras meru&akan !ang &ertamakali diketahui akibat dalam mekanisme &ertumbuhan kanker. Translokasi C-m#c da&at di'um&ai antara lain &ada kanker &a!udara* kanker &aru dan kanker kolon. "etidakn!a se&ertiga dari semua 'enis kanker mengandung gen ras mutant. Gnkogen ras memegang &eran &ada stadium a,al mau&un terminal &erkembangan tumor. Gnkogen lain !ang sering mengalami mutasi &ada berbagai 'enis kanker adalah b#l 2 !ang berfungsi sebagai gen antia&o&totik* 6erb +2 dan lainlain. Disam&ing mutasi onkogen* mutasi atau inaktifasi gen su&resor 'uga memiliki &eran &enting dalam tumorigenesisinakti-asi gen &85 !ang terletak &ada lengan &endek kromosom 19* atau gen $b1 !ang terletak &ada lengan &an'ang kromosm 15 men!ebabkan disfungsi gengen tersebut dan berakibat &ertumbuhan tidak terkendali. dan!a kerusakan D: akan menginduksi akti-itas &85 normal (wild t#pe) untuk menghentikan siklus sel &ada dase <1 dan memberi kesem&atan ke&ada gen DA repair mem&erbaiki D: !ang rusak* sebelum siklus sel berlan'ut ke fase sintesis dan re&likasi D:. Disfungsi gen &85 mengakibatkan disfungsi mekanisme D: re&air* sehingga D: !ang rusak tidak sem&at di&erbaiki bahkan dire&likasi &ada fase " dan di,ariskan &ada selsel turunann!a. Disfungsi gen ini ,alau&un tidak selalu langsung
1
men!ebabkan transformasi ganas* mengakibatkan ketidakstabilan genetik. Mutasi lebih dari satu gen men!ebabkan sel tumbuh lebih tidak terkendali dibanding mutasi satu gen sa'a. 7ks&resi gen abnormal se#ara berlebihan dikaitkan dengan ke#enderungan in-asi atau metastasis* sedang bila hal itu ter'adi &ada kasuskasus tenang atau remisi* meru&akan indikasi bah,a &en!akitn!a men'adi &rogresif. Dengan demikian* identifikasi mutasi gen &ada lokasi tertentu da&at digunakan sebagai &arameter &rognosis* bahkan sebagai &rediktor ke#enderungan ganas.
19
BAB IV METODA PEMERIKSAAN LABORATORIUM PETANDA TUMOR SPESIFIK ENZIM
Dengan bebera&a &enge#ualian* &eningkatan en/im atau isoen/im tidak #uku& s&esifik atau sensitif untuk digunakan mengidentifikasi ti&e kanker atau keterlibatan organ !ang s&esifik. Dulu en/im digunakan sebagai &etanda tumor sebelum ditemukan antigen onkofetal dan antibodi monoklonal. bnormalitas en/im sebagai &etanda kanker dieks&resikan sebagai bentuk fetal dari en/im (isoen/im) atau &roduk ekto&ik en/im. Konsentrasi en/im lebih tinggi di dalam sel. 7n/im dile&as ke sirkulasi sistemik sebagai hasil dari nekrosis tumor atau &erubahan &ermeabilitas membran sel kanker. Kenaikan kadar en/im 'uga terda&at &ada sumbatan duktus biliaris atau &ankreas se&erti &ada insufisiensi renal. Lokasi intraseluler en/im menentukan nilai &ele&asan. Keban!akan en/im tidak unik untuk suatu organ s&esifik. "ehingga en/im lebih &antas disebut &etanda tumor non s&esifik. Isoen/im dan berbagai bentuk en/im menambah kes&esifikan organ. 7n/im se#ara tradisional diukur dengan akti-itasn!a. Dengan intruduksi teknik antibodi* bebera&a en/im se&erti P"* diukur sebagai antigen &rotein dari&ada akti-itas en/imn!a. Alkaline Phosha!ase
lkaline &hos&hatase dihasilkan dari hati* tulang atau &lasenta. lkaline &hos&hatase dalam serum de,asa normal berasal dari hati atau traktus biliaris. Kenaikan kadar alkaline &hos&hatase he&ar terlihat &ada kanker hati &rimer atau sekunder. Kadar ini berguna untuk menge-aluasi metastase kanker !ang melibatkan tulang dan hati. Pada metastase he&ar* kadar serum alkaline &hos&hatase mem&un!ai korelasi !ang lebih baik dari&ada tes fungsi hati !ang lain. Keganasan !ang lain se&erti leukemia* sarkoma dan limfoma dengan kom&likasi adan!a infiltrasi ke hati 'uga bermanifestasi dengan kenaikan kadar alkaline &hos&hatase.
1
Kenaikan terbesar alkaline &hos&hatase !ang berasal dari tulang terda&at &ada lesi osteoblastik se&erti &ada kanker &rostat dengan metastase ke tulang. Kenaikan minimum terda&at &ada lesi osteolitik* se&erti kanker &a!udara dengan metastase ke tulang. Pla#ental alkaline &hos&hatase (PLP) disintesa oleh trofoblas dan meningkat dalam serum ,anita hamil. PLP ditemukan &ertama kali sebagai isoen/im $egan oleh 3ishman dkk. PLP meningkat &ada berma#amma#am keganasan se&erti kanker o-arium* &aru* trofoblas dan gastrointestinal* seminoma dan &en!akit ;odgkin. "#ea!inin Kinase
7n/im kreatinin kinase 1 (6K1) terda&at di otak* &rostat* traktus gastrointestinal* &aru* kandung kemih* uterus dan &lasenta. Peningkatan kadar 6K1 terda&at &ada 6a &rostat dan small #ell #ar#inoma &ada &aru. Meski&un kadarn!a 'uga meningkat &ada keganasan lain se&erti &a!udara* kolon* o-arium* lambung* &enggunaan klinik 6K1 memerlukan &enelitian lebih lan'ut. Lak!a! Dehi$#ogenase
Laktat dehidrogenase (LD) adalah en/im dalam &roses glikolitik dan dihasilkan sebagai hasil kerusakan sel. Kenaikan laktat dehidrogenase &ada keganasan tidak s&esifik. Terda&at &ada berma#amma#am kanker termasuk he&ar* nonseminomatous germ #ell testi#ular* &a!udara* kolon* lambung* kanker &aru* limfoma non ;odgkin* leukemia akut* seminoma dan neuroblastoma. Kadar serum laktat dehidrogenase berhubungan dengan massa tumor &ada tumor 'aringan &adat (solid tumor) dan sebagai indikator &rognostik untuk &rogresi &en!akit. :ilai dalam monitoring tera&i lebih terbatas. Isoen/im han!a memberikan s&esifisitas marginal untuk keterlibatan organ. "ebagai #ontoh* kenaikan LD8 berhubungan dengan metastase ke he&ar. Kenaikan LD8 dalam #airan s&inal meru&akan indikasi a,al adan!a metastase ke ""P. Ne%#on&Se'i(i' Enolase
:eurons&e#ifi# enolase (:"7) adalah bentuk !ang ditemukan di 'aringan saraf dan sel sistem neuroendokrin* 'aringan P>D ( amine precursor uptake and decarbo:#lation). Ditemukann!a :"7 dalam tumor berhubungan dengan
1%
neuroendokrin !ang berasal dari "L66 ( small cell lung cancer )* neuroblastoma* &heo#hromo#!toma* #ar#inoid* karsinoma medulare tiroid* melanoma dan tumor endokrin &ankreas. Kadar serum :"7 diukur dengan $I. +atas atas normal adalah 12*8
µg@ml. Pada &asien "6L6 sensiti-itasn!a adalah 0 =. "&esifisitasn!a &aling tidak 0= %0=. Kadar :"7 berhubungan dengan stadium dan digunakan untuk &rognosis dari &rogresi &en!akit. :ilai :"7 dalam mendeteksi kekambuhan &en!akit tidak terbukti. :"7 digunakan dalam monitoring kemotera&i dan berhubungan dengan dera'at &en!akit. Immunostaining :"7 'uga digunakan untuk diferensial diagnosis antara "6L6 dan histologikal karsinoma ti&e lain. nakanak dengan neurublastoma taha& lan'ut* lebih dari %0= dila&orkan ter'adi kenaikan kadar serum :"7. Kadar :"7 !ang tinggi dihubungkan dengan &rognosis !ang 'elek. Monitoring tera&i menggunakan :"7 adalah kontro-ersial* terutama s&esifisitas res&ekn!a terhada& 'aringan. Kenaikan kadar :"7 &ada anak dengan neurublastoma stadium IV dihubungkan dengan outcome !ang buruk P#os!a!i' A'i$ Phosha!ase
Prostati# a#id &hos&hatase (PP) &ertama kali digunakan sebagai &etanda tumor &ada tahun 1%5. Meski&un konsentrasi massa PP da&at diukur dengan $I* metode &ilihan untuk mengukur PP adalah dengan akti-itas en/imatikn!a. +ahan !ang biasa digunakan adalah th!mol&hthalein mono&hos&hate dan α na&hthol &hos&hate. Kenaikan serum PP terlihat &ada keadaan ganas se&erti se&erti sarkoma osteogenik* multi&el mieloma dan metastase kanker ke tulang. Peningkatan 'uga ter'adi &ada keadaan 'inak se&erti +P;* osteo&orosis dan hi&er&aratiroidism. Penggunaan klinik PP digantikan oleh P" (&rostates&e#ifik antigen). PP tidak sesensitif P" untuk skrining dan deteksi dini kanker. Penggunaan klinik PP dibatasi untuk konfirmasi metastase kanker &rostat dan stadium kanker &rostat. P#os!a!e&Se'i(ik An!igen
Prostates&e#ifik antigen (P") adalah satu dari &etanda tumor !ang s&esifik !ang da&at digunakan untuk mendiagnosis kanker. Kanker &rostat adalah
20
kanker terban!ak &ada &ria usia tua. ika da&at terdeteksi dini* &otensial untuk disembuhkan dengan radikal &rostatektomi. +iokimia P" ditemukan oleh ;ara dkk tahun 1%91. Mereka men!ebutn!a seminal &lasma &rotein γ semino&rotein7 Di tahun 1%9%* Bang dkk memurnikan &rotein dari 'aringan &rostat dan men!ebutn!a prostate-speci6ic antigen. P" ditemukan di 'aringan &rostat normal* benigna* hi&er&lastik
dan
maligna* ta&i
tidak
ditemukan di 'aringan !ang lain. γ semino&rotein dan P" mem&un!ai struktur biokimia !ang ham&ir sama. P" adalah rantai tunggal gliko&rotein dengan 9= karbohidrat dan serin &rotease dari golongan kallikrenin. Mem&un!ai akti-itas se&erti #h!motr!&sin dan tr!&sin. Fisiologi Di darah* P" terda&at dalam 2 bentuk A (1) kom&lek kom&onen ma!or dengan &rotein inhibitorA α1anti #h!motr!&sin ( +M 0.000 ? %0.000 ) atau α2 makroglobulin*
dan
(2) kom&onen bebas minor (+M 50.000). :ilai klirens
metabolik P" mengikuti eliminasi kinetis !ang &ertama. Karena ,aktu &aruh &an'ang (25 hari)* dibutuhkan 25 minggu bagi P" kembali ke baseline setelah &rosedur tertentu. Prosedur ini meli&uti bio&si transre ktal* >"< transrektal* T>$P ( Transurethral $ese#tion of the Prostate )* dan radikal &rostatektomi. Prostatitis dan retensi urin akut 'uga da&at meningkatkan konsentrasi P". Meski&un &emeriksaan rektal se#ara digital tidak mem&un!ai efek klinik &enting terhada& kadar P"* &ada bebera&a &asien terlihat kenaikan dua kali li&at. Kadar serum P" tidak di&engaruhi -ariasi diurnal mau&un sirkadian. Metode +ebera&a immunoassa! tersedia se#ara komersial. ,aln!a ban!ak studi menggunakan
&emeriksaan Pros#he#k dari Hang Labs. Penggunaan klinik
&emeriksaan ini harus disetu'ui 3D ( Food and Drug Administration ). da 4 &emeriksaan !ang disetu'ui 3D !aitu A 0andem-2 atau 0andem-E immunometric assa# dari ;!brite#h In#* 8m: immunometric assa# (M7I) dari bbot Laboratories* A8A-!%55 immunometric assa# dari Tosoh In#* dan ACS-!;5 chemiluminescent assa# dari 6iba 6ornig Diagnosti#s.
21
Karena tidak ada standar internasional untuk P"* ban!ak &abrik mengkalibrasikan &emeriksaan mereka dengan ;!brite#h. Ke#uali Hang assa!* dimana hasiln!a 80= lebih tinggi dibanding metode lainn!a. Meski&un &ada umumn!a hasiln!a ham&ir sama* keem&at assa! !ang disetu'ui 3D ini menghasilkan hasil !ang berbeda &ada masing ? masing &asien. Pen!ebab ketidaksesuaian ini mungkin karena &erbedaan kom&onen reagen se&erti kalibrator* a#uan* dan antibodi !ang digunakan ,aktu inkubasi dan &engukuran molekul bebas dan kom&lek P". 3aktor lain meli&uti konsistensi suhu* -ariasi reagen* dan &erbedaan instrumen. Aplikasi
µg@L. Dengan menurunkan #utoff -alue 2*µg@L* sensiti-itas meningkat men'adi %2=* sedang s&esifisitas turun 55= 25=. Dengan menaikan #utoff -alue µg@L* s&esifisitas men'adi %0=. Dengan analisa $G6* P" adalah &rediktor !ang lebih baik dibanding PP untuk diagnosis kanker &rostat. Penggunaan P" bersama dengan &emeriksaan digital rektal* diikuti >"< transrektal* memberikan diagnosis !ang lebih akurat dan sensitif dibanding han!a &emeriksaan digital. Pendekatan lain untuk meningkatkan &enggunaan P" untuk deteksi dini kanker &rostat adalah mengukur kenaikan nilai P" se#ara serial. Pria usia 80 tahun disarankan untuk di&eriksa P" untuk menda&atkan nilai dasar sehingga &eningkatan a,al da&at dideteksi. Dengan meneta&kan nilai dasar P" &ada masingmasing &asien* kenaikan nilai P" da&at dihitung. Kenaikan P" &da orang sehat* +P;* dan &enderita kanker &rostat berbeda beda dengan harga tertinggi ( 0*98 µg@L @tahun ) terda&at &ada &enderita
22
kanker &rostat. Pendekatan lain adalah menggunakan densitas P" ( !aitu membagi konsentrasi P" dengan -olume &rostat !ang ditentukan dengan >"< transrektal ). Pasien dengan P" antara 4 ? 10 µg@L* hasil digital rektaln!a negatif* dan ter'adi kenaikan densitas P" mem&un!ai resiko kanker &rostat !ang meningkat. 2. Penentuan dera'at@stadium kanker &rostat P" digunakan untuk menentukan dera'at klinik kanker &rostat dari sam&ai D2. Kadar P" !ang lebih tinggi atau kenaikan konsentrasi P"* menandakan stadium lan'ut. :amun tes P" tidak da&at untuk menentukan stadium &ada masingmasing indi-idu. P" 'uga dihubungkan dengan dera'at &atologi dan metastase. "tadium lan'ut se#ara &atologi ditandai dengan kadar P" !ang lebih tinggi dalam serum. Karena ter'adi tum&ang tindih nilai P" &ada masingmasing stadium &en!akit* &engukuran P" tidak da&at digunakan untuk menentukan der'at &atologikal &ada masingmasing indi-idu. P" sendiri tidak da&at digunakan untuk menentukan a&akah kanker &rostat masih terbatas &ada organ atau berubah sehingga &erlu dilakukan radikal &rostatektomi. Kadar P" da&at digunakan sebagai &anduan dan lebih berguna dalam e-aluasi metastase. Pasien dengan kadar P" kurang dari 20 µg@L 'arang mengalami metastase ke tulang. Penelitian menun'ukkan bah,a P" da&at menggantikan radionu#lide bone s#an &ada &asien !ang baru didiagnosis tan&a tera&i kanker &rostat* !ang mem&un!ai konsentrasi serum P" rendah ( J 10 µg@L ) dan tidak mem&un!ai ge'ala !ang berhubungan dengan sistem skeletal. 5. Monitoring tera&i Penggunaan klinik terban!ak P" adalah dalam monitoring tera&i definitif kanker &rostat* !ang meli&uti radikal &rostatektomi* tera&i radiasi dan tera&i antiandrogen. $adikal &rostatektomi adalah o&erasi &engangkatan seluruh 'aringan &rostat. Mengikuti o&erasi ini* kadar P" turun di ba,ah batas !ang da&at di&eriksa. ;al tersebut membutuhkan ,aktu 25 minggu untuk ,aktu &aruh P" 25 hari. ika ,aktu &aruh lebih lama dari normal* harus diasumsikan
25
bah,a ada sisa tumor. 3ollo, u& &asien setelah o&erasi harus dikonfirmasikan dengan &enemuan ini. Disarankan &emeriksaan P" dilakukan tia& 5 bulan dalam 1 tahun &ertama &aska o&erasi* selan'utn!a tia& 4 bulan di tahun kedua* dan tia& bulan &ada tahun sesudahn!a. :ilai kenaikan P" ber-ariasi &ada tia&tia& institusi dengan range antara 0*2 ? 0* µg@L. Pada bebera&a kasus* kenaikan kadar P" setelah radikal &rostatektomi meru&akan indikator kuat adan!a kekambuhan &en!akit. Baktu antara &eningkatan konsentrasi P" dengan ter'adin!a kekambuhan adalah antara 1?8 tahun. Peranan P" dalam monitoring setelah tera&i radiasi definitif kurang baik dibanding dengan monitoring setelah radikal &rostatektomi. "ebagian besar &asien a,aln!a menun'ukan &enurunan kadar P" setelah tera&i radiasi. "etelah 1 tahun* se&aro &enderita mem&erlihatkan kenaikan kadar P". Keban!akan dari &asien ini hasil bio&sin!a &ositif dan mengalami metastase. P" lebih baik dalam mendeteksi sisa kanker setelah tera&i radiasi dibanding &emeriksaan rektal se#ara digital. Tera&i antiandrogen meli&uti bilateral or#hie#tom! dan &engobatan dengan analog L;$; (luteini=ing hormone-releasing hormon)* dietistilbestrol dan flutamide. Tes P" berguna untuk mem&erkirakan &rognosis dan monitoring res&on terhada& tera&i antiandrogen &ada &asien kanker &rostat stadium D2. Kadar P" berbanding terbalik se#ara &ro&orsional dengan umur hara&an hidu&* meningkat &ada &rogresi kanker* menurun &ada remisi kanker* dan tidak berubah &ada &en!akit !ang meneta&. Penghentian tera&i androgen mem&un!ai efek langsung terhada& kadar P" !ang mana tidak tergantung &ada efek anti tumor. Produksi P" di&engaruhi oleh hormon se&erti dihidrotestosteron. "ehingga kadar P" &asien !ang menda&at tera&i antiandrogen mem&un!ai arti !ang berbeda dengan &asien !ang menda&at tera&i ti&e lain. ;G$MG: Lebih dari setengah abad hormon dikenal sebagai &etanda tumor. Dengan adan!a immunoassa! dan &enggunaan antibodi monoklonal* &engukuran hormon dalam kanker terbagi men'adi 2 bagian. Pertama* 'aringan endokrin !ang dalam
24
keadaan normal mem&roduksi hormon. Kedua* hormon da&at dihasilkan oleh 'aringan nonendokrin !ang dalam kondisi normal tidak menghasilkan hormon keadaan ini disebut ectopic s#ndrome7 6ontohn!a* 6T; (adenocorticotropic hormon) di&roduksi se#ara normal oleh hi&ofise dan se#ara ekto&ik oleh small #ell. Kenaikan kadar hormon bukan meru&akan diagnostik kanker !ang s&esifik* karena hormon da&at di&roduksi oleh berma#amma#am kanker. P>Doma adalah kelom&ok tumor embriologikal dari organ endokrin P>D singkatan dari Amine Precusor >ptake and Decarbo:#lase. "el P>D mem&un!ai 'aringan saraf dan endokrin. aringan ini mensintesa hormon &oli&e&tida se&erti 6T;* kalsitonin* gastrin* glukagon* insulin* melanoc#te stimulating hormone* sekretin dan 'asoacti'e intestinal pol#peptide. 3rekuensi &roduksi hormon berhubungan dengan dera'at hubungan embriologikal 'aringan asal kanker dengan 'aringan lain dalam sistem P>D. A$#eno'o#!i'o!#oi' Ho#)one *A"TH+
+aik 6T; (5% asam amino* +M 4.800) dan &rekusorn!a !aitu &ro? 6T; (+M 22.000) da&at dihasilkan oleh tumor. Pro6T; memakai 8= bioakti-itas dan imunoakti-itas. $I tradisional mengukur &rekusor dan hormon. Penggunaan immunometri# assa! s&esifik untuk 6T;. Peningkatan kadar 6T; adalah hasil &roduksi hi&ofise dan organ ekto&ik. Tahun 1%2* +ro,n menggambarkan &enderita dengan small #ell #ar#inoma &aru !ang mem&un!ai tanda dan ge'ala kelebihan kortisol* !ang kemungkinan besar disebabkan oleh &roduk ekto&ik 6T;. Kadar 6T; !ang tinggi ( 200 ng@L ) berasal dari 'aringan ekto&ik. Kegagalan tes su&resi deksametason 'uga mengindikasikan adan!a &roduk ekto&ik. Kurang lebih se&aro &roduk ekto&ik 6T; adalah hasil #ar#inoma small #ell &aru. Kondisi lain !ang meningkatkan kadar 6T; adalah kanker &ankreas* &a!udara* gaster dan kanker kolon* 'uga keadaan 'inak se&erti 6GPD ( chronic obstructi'e pulmonar# disease )* de&resi mental* obesitas* hi&ertensi* DM dan stres. :ilai 6T; dalam memonitor tera&i tidak 'elas . Kalsi!onin
28
Kalsitonin adalah &e&tida dengan 52 asam amino dan +M 5.400. Di&roduksi oleh sel 6 tiroid. :ormaln!a kalsitonin disekresi sebagai res&on terhada& &eningkatan kalsium. Kalsitonin akan menghambat release kalsium dari tulang dan menurunkan kadar serum kalsium. Baktu &aruh serum adalah 12 menit. Kadar &ada orang sehat J 0*1 µg@L. Peningkatan kadar biasan!a dihubungkan dengan karsinoma medula tiroid. Kalsitonin sangat berguna dalam deteksi karsinoma medula tiroid familial* !ang meru&akan kelainan autosomal dominan. nggota keluarga !ang tidak menun'ukan ge'ala mem&eroleh manfaat dari skrining kalsitosin karena nilai basaln!a
meningkat &ada masingmasing orang.
Tes &ro-okatif dengan
mengunakan kalsium dan &entagastrin intra-ena 'uga meningkatkan kadar kalsitonin. Malignansi se#ara mikrosko&ik dideteksi &ada &enderita !ang mem&un!ai s#an radio isoto& negatif dan &ada &emeriksaan fisik kelen'ar tiroidn!a normal. Kadar kalsitonin digunakan sebagai indikator meluasn!a -olume tumor dan keterlibatan tumor &ada metastase lokal dan 'auh. Kalsitonin berguna untuk monitoring tera&i dan deteksi kekambuhan &en!akit. Kadar kalsitonin 'uga ditemukan meningkat &ada bebera&a &asien #ar#inoid* kanker &aru* &a!udara* gin'al* dan hati. Kegunaan kalsitosin sebagai &etanda tumor &ada keganasan tidak da&at di&er#a!a. Kenaikan kalsitonin dila&orkan &ada kondisi nonmaligna se&erti &en!akit &aru* &ankreatitis* hi&er&aratiroidism* anemia &ernisiosa* &en!akit Paget di tulang* dan kehamilan. H%)an "ho#ioni' Gona$o!#oin * H"G +
+iokimia ;6< adalah gliko&rotein !ang disekresi oleh sel s!#!tiotro&hoblas &ada &lasenta normal. ;6< terdiri dari 2 'enis subunit !aitu α dan β. "ubunit α umum terda&at &ada hormon L; (luteini=ing hormone)* 3"; ( 6ollicle stimulating hormone) dan T"; (th#roid stimulating hormone). "ubunit β khas untuk ;6< dan u'ung #arbo!ln!a bersifat antigenik. ;6< mem&un!ai +M 48.000. Fisiologi
2
Kenaikan kadar ;6< terlihat &ada kehamilan* &en!akit tro&hoblas* dan bebera&a tumor germ #ell (lihat bab 1 untuk diskusi ;6< dan kehamilan). Kadar tertinggi ;6< ( 1 'uta I>@L) terlihat &ada tumor tro&hoblas. Peningkatan sedang terda&at &ada tumor germ #ell terutama nonseminomatous testi#ular #ar#inoma. Produksi subunit ;6< diba,ah kontrol genetik. Perbedaan &roduksi subunit diobser-asi &ada &enderita knker. :amun han!a sedikit 'umlah &enderita !ang menghasilkan han!a subunit bebas sa'a. Keban!akan &enderita kanker menghasilkan baik subunit β !ang bebas dan dalam molekul. Metode Pengukuran serum ;6< !ang s&esifik untuk subunit β dan tan&a reaksi silang dengan hormon gliko&rotein lainn!a se&erti L;* 3"; dan T";* dilakukan &ada tahun 1%90an. "ebagian besar &emeriksaan ;6< menggunakan format immunometri# (sand,i#h). Pemeriksaan ;6< mengukur whole molecule dimana antibodi untuk subunit α dan β digunakan dalam format immunometri#. Ti&e assa! ini tidak mengukur subunit α dan β !ang karena bebas tidak da&at dibentuk sad,id#h dengan 2 antibodi. Total
β ;6< assa! mengukur ;6< inta#t dan
subunit β bebas. "ebagai &etanda tumor* total β ;6< assa! lebih disukai* karena !ang dihasilkan oleh kanker signifikan dengan 'umlah subunit β bebas. Tidak ada satu&un &emeriksaan ;6< komersial !ang disetu'ui oleh 3D untuk digunakan sebagai &emeriksaan &etanda tumor. Aplikasi klinik Peningkatan kadar ;6< ter'adi ham&ir &ada semua &asien dengan tumor tro&hoblastik* 90= diantaran!a dengan nonseminomatous testi#ular tumor* lainn!a dengan seminoma.
Peningkatan !ang rendah dila&orkan &ada kasus
melanoma dan kanker &a!udara* traktus
tumor
tro&hoblastik*
bersama
dengan
3P*
dalam
deteksi
nonseminomatous testi#ular tumor. Kadar ;6< berkorelasi dengan -olume tumor dan &rognosis &en!akit. Keberadaan
;6<
&ada
seminoma
da&at
mengindikasikan
adan!a
29
#horio#ar#inoma. Karena ;6< tidak da&at mele,ati barier otak* ratio #airan serebros&inal A serum adalah 1 A 0. Kadar !ang tinggi dalam #airan serebros&inal mengindikasikan adan!a metastase ke otak. $es&on terhada& tera&i &enderita dengan metastase sistem saraf &usat da&at ditun'ukkan dengan monitoring kadar ;6<. ;6< sangat berguna untuk monitoring &engobatan dan &rognosis &en!akit tro&hoblastik. Kadar ;6< berkorelasi dengan -olume tumor. Penderita dengan kadar ;6< a,al lebih besar dari 400.000 I>@L mem&un!ai resiko tinggi kegagalan tera&i. "etelah o&erasi &engangkatan tumor* kadar ;6< dihara&kan turun. Baktu &aruh normal serum ;6< antara 12 ? 20 'am. Penurunan !ang lambat atau kadar !ang meneta& menun'ukan adan!a kekambuhan &en!akit. "etelah kemotera&i direkomendasikan &engukuran ;6< mingguan. "etelah remisi dian'urkan &engukuran ;6< tahunan untuk mendeteksi kekambuhan. Deteksi batas &emeriksaan sangatlah &enting* akti-itas sisa ;6< mengindikasikan adan!a tumor. "&esifisitas subunit β 'uga salah satu faktor* reakti-itas silang &ada kadar rendah dengan L; atau 3"; da&at men!ebabkan hasil &ositif &alsu. :TI<7: G:KG37TL Penemuan α feto&rotein (3P) dan #ar#inoembrioni# antigen (67) di tahun 1%0an membuat re-olusi &ada era modern &etanda tumor. 3P ditemukan &ertama kali dari serum tikus dengan kanker hati oleh bele- dkk dan sesudahn!a di serum manusia dengan karsinoma he&atoseluler. 67 ditemukan oleh
+iokimia 3P adalah &etanda untuk karsinoma he&atoseluler dan kom&onen !olk sa# dari karsinoma germ #ell. 3P adalah gliko&rotein dengan +M 90.000. Mengandung rantai &oli&e&tida tunggal dan 4= karbohidrat. 3P disintesa dalam 'umlah besar selama &eriode embriogenik oleh hati dan !olk sa# 'anin.
2
Metode "erum
3P da&at
ditentukan
dengan immunometri#
assa!
baik
menggunakan label radioaktif atau&un en/im. "istem immunoassa! otomatis untuk mengukur 3P telah tersedia. +atas deteksi 3P dengan immunoassa! adalah 12 µg@L. Aplikasi klinik Pada de,asa sehat kadar serum 3P kurang dari 10 µg@L. Disam&ing kehamilan* kenaikan kadar 3P dihubungkan dengan keadaan 'inak &ada hati se&erti he&atitis dan sirosis. "ebagian besar &enderita dengan &en!akit 'inak ini (%8=) mem&un!ai kadar 3P lebih rendah dari 200 µg@L. Kadar 3P lebih dari 1.000 µg@L menandakan adan!a kanker. Pada kadar ini* kurang lebih setengah karsinoma he&atoseluler da&at dideteksi. Karena kadar 3P berhubungan dengan ukuran tumor* deteksi karsinoma he&atoseluler lebih berguna &ada stadium a,al ketika tumor masih #uku& ke#il untuk diangkat (J8 #m) dari&ada 'ika tumor sudah besar. >ntuk mendeteksi tumor !ang ke#il* cut-o66 le'el 3P &erlu diset ke kadar !ang lebih rendah dari 200 µg@L atau 1.000 µg@L. Disarankan #utoff &oint 10 ? 20 µg@L* ta&i &ada kadar ini he&atitis dan sirosis 'uga harus di&ertimbangkan sebagai kasus !ang mungkin ter'adi kenaikan. "krining karsinoma he&atoseluler telah di#oba di daerah dengan insiden tinggi se&erti di frika* 6ina* Tai,an* e&ang dan laska. "krining a,al dalam 'umlah besar di 6ina dengan teknik !ang kurang sensitif (!aitu aglutinasi dan imunodifusi dengan cut-o66 'alue 400 ? 1.000 µg@L) da&at mendeteksi se'umlah kasus baru dari ti&e kanker ini. Metode !ang lebih sensitif (10 ? 20 µg@L) menggunakan immunoassa!* ultrasonografi atau keduan!a* telah dilakukan di Tai,an dan e&ang dengan hasil !ang lebih baik dalam deteksi karsinoma he&atoseluler &ada stadium a,al. 3P 'uga berguna untuk menentukan &rognosis dan monitoring tera&i karsinoma he&atoseluler. Kadar 3P meru&akan indikator &rognosis kelangsungan hidu&. Peningkatan kadar 3P ( 10 µg@L) se&erti kadar serum bilirubin lebih dari 2 mg@dl* dihubungkan dengan kelangsungan hidu& !ang lebih &endek. Kenaikan
2%
kadar 3P !ang signifikan &ada &enderita menun'ukkan adan!a &erkembangan metastase. Kadar 3P adalah indikator !ang baik untuk monitoring tera&i dan &erubahan status klinik. Kenaikan kadar 3P setelah o&erasi menandakan &engangkatan tumor !ang tidak kom&let atau adan!a metastase. Turun atau naikn!a 3P setelah tera&i da&at mem&rediksi kesuksesan atau kegagalan &engobatan. Kombinasi &enggunaan 3P dan ;6< berguna dalam klasifikasi dan staging tumor germ #ell. Tumor germ #ell da&at didominasi oleh satu ti&e sel atau #am&uran dari seminoma* !olk sa#* koriokarsinomatous (#a embrional) atau teratoma. 3P meningkat &ada tumor !olk sa#* sedang ;6< meningkat &ada koriokarsinoma.
Keduan!a
meningkat
&ada
karsinoma
embrional.
Pada
seminoma* 3P tidak meningkat* sedang ;6< meningkat &ada 10= 50= &asien !ang mem&un!ai tumor dengan sel s!n#!tiotro&hoblasti#. Pada teratoma keduan!a tidak meningkat. "atu atau kedua marker ini meningkat &ada %0= &asien nonseminomatous testi#ular tumor. Kenaikan ditemukan kurang dari 20= &ada &enderita stadium I* 80= 0= &ada stadium II dan %0= 100= &ada stadium III. Petanda ini berhubungan dengan -olume tumor dan &rognosis &en!akit. Kombinasi &enggunaan kedua &etanda 'uga berguna dalam monitoring tumor germ #ell kenaikan kedua &etanda menandakan rekurensi &en!akit atau metastasis. Keberhasilan kemotera&i da&at dinilai dengan menghitung &enurunan kadar kedua &etanda dengan nilai &aruh 3P (8 hari) dan ;6< (12 ? 20 'am). "a#'inoe),#-oni' An!igen *"EA+
67 adalah &etanda untuk karsinoma kolorektal* traktus
dengan ekstrak 'aringan kanker manusia* dan antisera !ang
dihasilkan disera& dengan ekstrak 'aringan kolon manusia !ang normal. ntigen* !ang 'uga ditemukan dalam 'aringan embrional* dinamakan #ar#inoembr!oni# antigen (67). +iokimia
50
67 terdiri dari se'umlah besar gliko&rotein &ermukaan sel. 67 terdiri dari 10 gen !ang terletak di kromosom 1%. ;ingga 5 gliko&rotein !ang berbeda da&at diidentifikasi &ada 67. Protein ma!or 67 dan :6 80 .non speci6ic cross-reaching antigen). "truktur 67* :6 80 dan rantai berat γ Ig < adalah seru&a. "ehingga 67 adalah bagian dari imunoglobulin. 67 adalah gliko&rotein dengan massa molekul 180 ? 500 kd* mengandung 48= 88= karbohidrat. Meru&akan rantai &oli&e&tida tunggal !ang terdiri dari 41 asam amino dengan lisin &ada &osisi :terminal. ;eterogenitas 67 da&at di&erlihatkan dengan isoelektrik untuk memisahkan -ariann!a. Metode Immunometri# assa! dengan antibodi monoklonal atau &oliklonal atau kombinasi keduan!a adalah metode &ilihan untuk mengukur serum 67. Aplikasi
µg@L untuk &erokok. Karena &engukuran kadar 67 adalah metoda tergantung* maka nilain!a harus selalu dibandingkan dengan metode !ang sama. ika mengubah metode* semua &asien !ang telah dimonitor dites dengan kedua metode baik !ang lama dan baru. Kadar 67 meningkat &ada &asien dengan keadaan 'inak se&erti sirosis (48=)* emfisema &aru (50=)* &oli& rektal (8=)* &en!akit 'inak &a!udara (18=) dan kolitis ul#eratif (18=). Kadar 67 naik &ada berma#amma#am kanker se&erti kanker kolorektal (90=)* &aru (48=)* lambung (80=)* &a!udara (40=)* &ankreas (88=)* o-arium (28=) dan uterus (40=). Karena &eningkatan berhubungan &en!akit 'inak (hasil &ositif &alsu) dan se'umlah tumor !ang tidak menghasilkan 67 (hasil negatif &alsu) maka 67 tidak da&at digunakan untuk skrining. Tes 67 digunakan sebagai tambahan &enentuan stadium klinik. Kenaikan kadar !ang meneta& 8 ? 10 kali diatas nilai ru'ukan menandakan adan!a kanker kolon ta&i da&at 'uga dengan kanker lain. Pada kanker kolon* kadar 67 berhubungan dengan stadium &en!akit. Kadar 67 meningkat &ada 2= &enderita #a kolorektal stadium Duke dan 48= &enderita stadium +. Kadar 67 !ang tinggi sebelum &engobatan dihubungkan dengan kemungkinan besar
51
ter'adin!a metastasis. 3akta terbaru men!ebutkan bah,a 67 adalah molekul !ang da&at melekat di sel !ang &otensial men!ebabkan in-asi dan metastase. Kadar 67 menurun setelah keberhasilan tera&i a,al. "elama remisi* kadar 67 meneta&. Kenaikan 67 manandakan rekurensi &en!akit. Baktu dari kenaikan 67 sam&ai rekurensi 8 bulan. La&arotomi ulang da&at dilakukan untuk konfirmasi kekembuhan* !ang terdeteksi &ada %0=. Dalam monitoring metastase kanker kolon* 67 berguna untuk mengikuti &enderita men'alani keseluruhan tera&i dan &er'alanan klinik &en!akit. 67 'uga digunakan untuk monitoring kanker &a!udara* &aru* gaster dan &ankreas. Pada kanker &a!udara kenaikan 67 dihubungkan dengan metastase &en!akit. Kanker &a!udara taha& a,al atau terlokalisir tidak mem&erlihatkan &eningkatan 67. 67 &aling berguna untuk monitoring metastase kanker &a!udara selama tera&i dan deteksi &erkembangan metastase ke tulang atau &aru. >ntuk kanker &a!udara* 67 da&at diganti dengan &etanda !ang lain !ang lebih s&esifik se&erti 6 185. Pada kanker &aru* 67 membantu diagnosis kanker &aru non small #ell ( 8= &enderita meningkat kadar 67n!a) dan monitoring kanker &aru. P7T:D K$+G;ID$T Petanda tumor karbohidrat adalah antigen &ada &ermukaan sel tumor atau bahan !ang disekresi sel tumor. ntibodi monoklonal digunakan untuk memeriksa antigen ini. Petanda ini me,akili generasi baru &enggunaan klinik &etanda tumor. Petanda karbohidrat lebih s&esifik dari&ada en/im dan hormon. Petanda karbohidrat adalah mu#in dengan berat molekul tinggi atau antigen golongan darah Pe!an$a Kanke# Pa-%$a#a
Petanda kanker &a!udara meli&uti 6 185* 6 84%* 6 29.2% dan M6 (mucin-like carcinoma-associated antigen) !ang meru&akan mu#in dengan berat molekul besar !ang dikeluarkan oleh e&itel kelen'ar &a!udara !ang dikenal sebagai e&isialin. +iokimia
52
6 185 dideteksi dengan antibodi monoklonal murin (Mab) D35 !ang di&roduksi oleh ekstrak membran kanker &a!udara manusia !ang bermetastase ke hati. ntibodi monoklonal !ang lain 118D* dikembangkan dari membran globuler lemak susu manusia. D35 adalah molekul dengan massa molekul 500 ? 480 kd. ntibodi D35 mengenali e&ito& dalam 20 sekuens asam amino dari inti &e&tida. 6 84% adalah a#idi# gliko&rotein dengan titik isoelektrik &ada &; 8*2. Dengan sodium dode#!l sulfate @ &ol!a#r!lamide gel elektroforesis* 684% da&at di&isahkan men'adi 2 'enis dengan massa molekul 400 kd dan 812 kd. "atu antibodi
monoklonal*
Ig<1
murin
bernama
+64784%*
dida&at
dengan
mengimunisasi tikus dengan &re&arasi membran !ang dimurnikan dari T419 sel tumor
&a!udara
manusia.
ntibodi
lainn!a*
+64:184
(IgM
murin)*
dikembangkan dari membran globuler lemak susu manusia. 6 29.2% dideteksi dengan antibodi monoklonal +29.2% !ang dihasilkan dari antigen asites dari &enderita dengan kanker &a!udara !ang bermetastase. "ekuens +29.2% o-erla& dengan sekuens D35 !ang digunakan dalam &emeriksaan 6185. M6 dikenali &ada &ermukaan sel kanker &a!udara dengan antibodi monoklonal b12. M6 adalah gliko &rotein dengan berat molekul 580.000. 7&ito& &ada molekul ini 'uga dikenali oleh D35 dan antibodi 118D &ada &emeriksaan 6 185. Aplikasi
55
"A ./0
+iokimia 6 128 adalah &etanda untuk karsinoma o-arium dan endometrial. Meru&akan gliko&rotein dengan massa molekul tinggi ( 200 kd ) !ang dikenali dengan antibodi monoklonal G6 128. Mengandung 24= karbohidrat dan dihasilkan oleh e&itel tumor o-arium dan 'aringan normal lain !ang berasal dari duktus mulleri. 3ungsin!a tidak diketahui. G6 128 adalah antibodi monoklonal !ang dikembangkan oleh +last dkk menggunakan GV6 455 dari &enderita dengan #!sadeno#ar#inoma &a&illaria serosa dari o-arium. Aplikasi klinik 6 128 meningkat &ada karsinoma nono-arian* termasuk endometrial* &ankreas* &aru* &a!udara dan kolorektal serta tumor traktus
@L* nilai &rediktif untuk malignansi adalah A sensiti-itas 9=* s&esifisitas %8=* nilai duga &ositif 2 = dan nilai duga negatif %1=. Diferensiasi tumor tidak mem&engaruhi kadar 6 128. Kadar 6 128 &reo&eratif J 8 k>@L dihubungkan dengan angka hara&an hidu& lebih dari 8 tahun ( 42= ) dibandingkan kadar 8= k>@L ( han!a 8= ). Kadar 6 128 &osto&eratif dan angka &enurunann!a 'uga da&at mem&rediksi
54
hara&an hidu&. Baktu &aruh normal 6 128 adalah 4* hari. Kelom&ok &asien dengan ,aktu &aruh 6 128n!a 22 hari dila&orkan res&on kemotera&in!a 'elek dibanding kelom&ok lain !ang ,aktu &aruh 6 128n!a % hari. 6 128 berguna dalam deteksi sisa &en!akit &ada &asien kanker setelah tera&i a,al. "ensiti-itas 6 128 untuk deteksi tumor sebelum la&arotomi ulang adalah 80= dan s&esifisitasn!a %=. "etelah kemotera&i* kadar 6 128 da&at mengindikasikan &rognosis &en!akit. Penurunan kadar 6 128 oleh faktor 10 setelah siklus kemotera&i &ertama menun'ukan adan!a &erbaikan. Kenaikan kadar 6 128 !ang meneta& setelah 5 siklus kemotera&i mengindikasikan &rognosis !ang 'elek. Dalam deteksi kekambuhan &en!akit* &enggunaan 6 128 sebagai indikator* akurasin!a adalah 98=. Baktu !ang dibutuhkan dari kenaikan kadar 6 128 sam&ai terdeteksin!a ge'ala klinik kekambuhan adalah 5 ? 4 bulan. 6 128 berkorelasi dengan &rogresi dan regresi &en!akit &ada 0= %0= kasus. An!igen Golongan Da#ah
Karbohidrat golongan darah diidentifikasi dengan antibodi monoklonal !ang digunakan sebagai &etanda kanker* se&erti &ada tabel 20%. Meli&uti 6 1% % ( sial!lated Le a )* 6 80 ( sial!lated Le
1
* afo#os!l form )* 6 924 ( sial!l
Tn) dan 6 242 ( sial!lated #arboh!drase #oe&ressed ,ith 6a 80 ) "A .1&1
6 1%% adalah &etanda untuk kanker kolorektal dan &ankreas. ntigen karbohidrat adalah glikoli&id* !aitu sial!lated la#to:fu#o&entose II ganglioside (atau sial!lated Le
a
blood grou& antigen). 7ks&resi antigen 6 1%%
membutuhkan &roduk gen Le,is* 1*4fu#os!l transferase. Disintesa se#ara normal oleh selsel &ankreas dan duktus biliaris manusia* gaster* kolon* endometrial dan e&itel kelen'ar sali-a. Dalam serum* terda&at sebagai mu#in* kom&lek gliko&rotein dengan massa molekul besar (200 ? 1.000 kd). Pasien dengan genoti& Le
ab
(
80=) tidak mengeks&resikan 6 1%%. ntibodi monoklonal untuk 6 1%% dikembangkan dari sel karsinoma kolon manusia* "B111* oleh Ko&ro,ski dkk. "A 2/&3
58
6 924 adalah &etanda untuk karsinoma traktus gastrointestinal dan o-arium. +92.5 adalah antibodi monoklonal !ang dikembangkan dari fraksi membran kanker &a!udara dari &enderita dengan metastase ke hati. ntigen reaktif +92.5 dimurnikan dan disebut T< 92 (tumorasso#iarted gl!#o&rotein). Purifikasi lebih lan'ut T< 92 dari L"194T dari enograft karsinoma kolon manusia menghasilkan generasi baru antibodi monoklonal dengan afinitas !ang lebih tinggi. ntibodi ini ditandai dengan ## (singkatan dari #olon #ar#inoma)* digunakan dalam studi selan'utn!a. P$GT7I: Imunoglobulin monoklonal digunakan sebagai &etanda multi&el mieloma lebih dari 100 tahun. Para&rotein monoklonal mun#ul sebagai band !ang ta'am dalam area globulin &ada &emeriksaan elektroforesis. Lebih dari %8= &enderita multi&el mieloma mem&un!ai &ola elektroforesis. Kemun#ulan imunoglobulin monoklonal non maligna meningkat sesuai umur* men#a&ai 8= &enderita berusia 98 tahun. +and monoklonal non maligna biasan!a lebih rendah konsentrasin!a dibanding band maligna dan tidak berhubungan dengan &rotein +en#e ones. Protein +en#e ones adalah imunoglobulin monoklonal bebas rantai ringan dalam urin. Kadar imunoglobulin monoklonal &ada diagnosis a,al meru&akan indikator &rognosa dari &rogresi &en!akit. "elama &engobatan* kadar konsentrasi serum dan &rotein +en#e ones urin mem&erlihatkan keberhasilan tera&i. $7"7PTG$ D: P7T:D LI: Petanda tumor !ang lain* meli&uti katekolamin* &oliamin* li&idasso#iated siali# a#id* dan rese&tor* digunakan se#ara klinik dengan berm#amma#am tingkat keberhasilan. $ese&tor diukur dalam &re&arasi 'aringan. $ese&tor estrogen dan &rogesteron digunakan sebagai &rediktor dari res&on tera&i hormonal &ada kanker &a!udara. Kadar rese&tor lebih besar dari 10 fmol@mg dari &rotein sitosol di&ertimbangkan
&ositif. Penderita
dengan kadar
rese&tor
estrogen
dan
&rogesteron &ositif* #enderung meres&on tera&i hormonal* sementara kadar negatif ditera&i dengan #ara lain (se&erti kemotera&i). $ese&tor hormon 'uga berfungsi sebagai faktor &rognostik &ada kanker &a!udara. Penderita dengan kadar rese&tor &ositif #enderung mem&un!ai hara&an hidu& !ang lebih &an'ang.
5
$ese&tor estrogen dan &rogesteron da&at diukur dengan metoda de:trancoated charcoal atau antibodi monoklonal untuk rese&tor. Metode de:tran-coated charcoal menggunakan bidang "#at#hard untuk membedakan slope (afinitas !ang konstan) dan intercept (konsentrasi rese&tor). Disarankan &enggunaan multi&el &oin dalam men!usun bidang "#at#hard. Pemeriksaan dengan single point digunakan oleh ban!ak laboratorium terutama 'ika ketersediaan 'umlah 'aringan untuk analisis han!a minimal. ntibodi monoklonal digunakan untuk mengikat rese&tor. Kandungan rese&tor ditentukan dengan membandingkann!a dengan kalibrator !ang telah diketahui. Kedua &emeriksaan ini memerlukan 'aringan !ang homogen dan ultrasentrifugasi dari ekstrak sebelum analisis. P7T:D <7:7TIK Pertumbuhan kanker adalah sifat sel !ang da&at di,ariskan dan meru&akan hasil dari &erubahan genetik. Perubahan genetik !ang multi&el dibutuhkan untuk transformasi sel dari kondisi normal ke kanker dan akhirn!a metastase. Gleh karena itu e-aluasi &erubahan kromosomal mengisi ga& !ang ditinggalkan oleh &etanda biokimia tradisional dalam mem&erlihatkan indeks resiko dan skrining untuk kanker. Dua golongan gen !ang terlibat dalam &erkembangan kanker adalah onkogen dan gen su&resor. Gnkogen dida&at dari &rotoonkogen* !ang diaktifkan oleh mutasi dominan. Ti&e mutasi da&at beru&a point mutation* insersi* delesi* translokasi atau in-ersi. Keban!akan onkogen dihubungkan dengan keganasan hematologi se&erti leukimia dan &erluasan tumor solid.
Protoonkogen adalah gen sel !ang normal. kti-asi &rotoonkogen ditemukan berhubungan dengan kanker.
59
abnormal* !ang men!ebabkan keganasan. Lebih dari 40 &rotoonkogen telah dikenal* han!a sedikit !ang da&at digunakan sebagai &etanda tumor.
5
Gen s%#eso#
Penelitian gen su&resor memberikan &etun'uk &erkembangan kanker dari sel normal men'adi benigna dan kanker dan adan!a metastase. Perkembangan kanker kolon terdiri dari bebera&a taha& !ang melibatkan bebera&a mutasi. ;ilangn!a gen &ada kromosom 8 men!ebabkan &eningkatan &ertumbuhan sel. denoma taha& a,al dihubungkan dengan hilangn!a gru& metil &ada rantai D:. Dengan mutasi gen ras dan hilangn!a gen D66 &ada kromosom 1* adenoma berlan'ut ke stadium akhir. Karsinoma ditemukan karena hilangn!a gen &85 &ada kromosom 19. khirn!a metastase ter'adi dengan hilangn!a kromosom !ang lain. ;al ter&enting adalah mutasi &85. "e'umlah mutasi !ang berbeda &ad &85 ditemukan &ada kanker manusia. ati'e atau wild t#pe &85 di&er#a!a mengontrol &embelahan sel dengan
regulasi &ada fase "* dengan #ara &85 mengikat dan
menginakti-asi &rotein sel !ang dibutuhkan untuk re&likasi D: atau bertindak sebagai &enekan &ada transkri&si gen. Mutasi &85 men!ebabkan sel bergerak mele,ati siklus sel dan memberikan konstribusi terhada& &ertumbuhan tak terkendali dari kanker. Pada manusia gen ini terletak &ada kromosom 19F. 98= 0= karsinoma kolon menun'ukan hilangn!a alel &85 A &ada satu delesi dan point mutation !ang lain. Point mutation terban!ak terletak &ada regio 4 dari &roduk &rotein ( residu 119142* 19111* 15418 dan 2902 ) dengan 5 hot spots !aitu 198* 24 dan 295. Mutasi selektif guanin ke timin ditemukan &ada kodon 24% &ada karsinoma he&atoseluler manusia* dida&at dari &enderita di daerah insidensi tinggi di frika dan sia !ang menda&at &a&aran aflatoksin. Mutasi &ada kodon 248 dan 28 ditemukan &ada sindrom Li3raumeni* sebuah ti&e sindrom autosomal dominan !ang 'arang* dari berma#amma#am neo&lasma &ada ban!ak tem&at !ang berbeda di dalam tubuh. ntibodi monoklonal untuk memutasikan &rotein &85 sekarang telah dikembangkan* dan &emeriksaan untuk mutasi &85 da&at ditera&kan untuk menganalisa 'aringan tumor di masa datang.
5%
BAB V PETANDA TUMOR 4ANG SE"ARA KLINIS PENTING
Pada umumn!a &etanda tumor da&at digunakan untuk diagnosis* &rognosis dan monitoring efek tera&i* 'uga meneta&kan lokasi dan tera&i. Idealn!a &etanda tumor dihasilkan oleh sel tumor dan terdeteksi di #airan tubuh* tidak terda&at &ada orang sehat atau kondisi 'inak. "ehingga da&at digunakan untuk skrening keberadaan kanker &ada indi-idu !ang asim&tomatik &ada &o&ulasi !ang umum. "ebagian besar &etanda tumor terda&at &ada 'aringan normal* 'inak dan kanker sehingga tidak #uku& s&esifik untuk skrening kanker. :amun 'ika insiden kanker tinggi dalam &o&ulasi tertentu* skrening bisa dilakukan. 1.
Petanda tumor serologik Dalam memanfaatkan dan menafsirkan hasil &engukuran kadar &etanda tumor serologik ada bebera&a kriteria !ang &erlu di&erhatikan* !aitu sensiti-itas dan s&esifisitas* nilai ru'ukan atau kadar substansi bersangkutan &ada &o&ulasi normal dan decision 'alue !ang membedakan lesi ganas dan 'inak. Petanda tumor serologik !ang ideal adalah substansi !ang tidak di&roduksi oleh sel 'inak atau sel normal (s&esifitas 100 =). "elain itu substansi itu harus da&at dideteksi sendiri mungkin dengan kadar !ang da&at diukur (sensitifitas 100=)* sehingga da&at digunakan sebagai skrening. "am&ai saat ini belum ada satu&un !ang memiliki sifatsifat ideal* bebera&a menun'ukkan korelasi dengan dera'at &en!ebaran atau stadium kanker. Kendala lain* tidak setia& kanker organ !ang sama menun'ukkan &etanda tumor !ang sama. "ehingga sebagai besar &etanda tumor serologik tidak da&at digunakan untuk skrening &enderita !ang asim&tomatik dan sangat sedikit !ang da&at digunakan untuk diagnosis. Manfaat &aling &enting untuk menentukan &rognosis* memantau &rogresi-itas dan res&ons setelah tindakan o&erasi* kemotera&i* radiasi atau tera&i hormon. >ntuk meningkatkan sensiti-itas &ada bebera&a 'enis keganasan digunakan kombinasi &etanda ganas !ang relatif s&esifik se#ara multi&arametrik.
40
>ntuk e-aluasi &erubahan dan kadar &etanda tumor &elu diketahui faktor faktor in-i-o dan in-itro !ang mem&engaruhi hasil &eneta&an kadar &etanda tumor. ;al ini tergantung &ada sebera&a ban!ak ia disintesis* disekresikan ke dalam #airan tubuh dan diekskresikan melalui gin'al atau saluran #erna. Tergantung 'uga &ada besar dan &en!ebaran tumor* su&lai darah ke dalam tumor* katabolisme &etanda tumor serta ada tidakn!a gangguan ekskresi misal gagal gin'al* gagal hati dan kolestasis.
41
&rogresi-itas tumor 1 bulan lebih #e&at dibanding metode diagnostik in-asi-. dan!a rela&s setelah tera&i a,al !ang efektif da&at diduga bila kadar &etanda tumor tidak turun hingga nilai ru'ukan dalam 'angka ,aktu sesuai dengan ,aktu &aruhn!a dan kemudian meningkat kembali. 0he?orking 3roup on 0umor marker criteria salah satu kelom&ok ker'a dari 0he 8nternational Societ# 6or )ncode'elopmental +iolog# and Medicine (I"G+M) mengemukakan kriteria untuk menafsirkan &erubahan kadar &etanda tumor sebagai berikut A a@ Pada saat tidak diberikan tera&i* &eningkatan kadar &etanda tumor se#ara linier &ada 5 s&esimen berturutturut (biasan!a dengan inter-al 5 bulan) harus di#atat dan diamati kemungkinan@ke#enderungan kambuh. b@ "elama &emberian tera&i* kinetik &etanda tumor harus menggambarkan &erkembangan tumor. Penurunan &etanda tumor harus menggambarkan &erkembangan tumor. Penurunan &etanda tumor hingga 80 = sa'a dari kadar semula menun'ukkan remisi &arsial. #@ Pen!akit !ang men'adi &rogresif da&at diduga bila kadar &etanda tumor meningkat seban!ak 28= dari kadar terakhir dan meningkat terus se#ara &rogresif. Peningkatan kadar &etanda tumor harus dibuktikan dengan bebera&akali &engukuran. Karena sebagian &etanda tumor serologik 'uga da&at di&roduksi oleh sel 'inak* di&erlukan decision 'alue !ang da&at membedakan kanker dari lesi lunak. Decision 'alue da&at ber-ariasi bergantung &ada tu'uan &enentuann!a. &abila ingin mengidentifikasi kanker tertentu seban!ak mungkin* decision 'alue &etanda tumor da&at diturunkan dengan risiko menda&atkan lebih ban!ak hasil &ositif &alsu. "ebalikn!a bila ingin &asti bah,a diagnosis kanker itu benar* decision 'alue harus ditentukan lebih tinggi* dengan risiko lebih ban!ak negatif &alsu atau lebih ban!ak kasus !ang tidak terdeteksi. Maka harus di&ilih decision 'alue !ang &aling o&timal dan efisien dengan menggunakan kur-a $G6 (recei'er operating characteristiks). Kur-a ini meru&akan diagram !ang menggambarkan sensiti-itas dan s&esifisitas &etanda tumor* atau menun'ukkan 'umlah &ositif benar dan &ositif &alsu &ada berbagai decision 'alue. +erdasarkan $G6 ini di&ilih salah satu nilai !ang &aling efisien untuk menun'ang diagnosis.
42
2. Petanda tumor seluler Petanda tumor seluler da&at digunakan untuk menentukan 'enis dan tingkat maturasi sel* bahkan &etanda tumor seluler tertentu da&at digambarkan untuk deteksi dini dan &enentuan diagnosis.
Klasifikasi dan subklasifikasi leukemia Penentuan &etanda &ermukaan leukosit dengan immunophenot#ping digunakan untuk klasifikasi dan subklasifikasi leukemia se#ara te&at. Klasifikasi leukemia dengan immunophenot#ping tidak dimaksud untuk menggantikan klasifikasi leukemia berdasarkan morfologi dan sitokimia (klasifikasi 3+) !ang digunakan hingga saat ini* teta&i untuk melengka&in!a. Penentuan fenoti& da&at memberikan informasi tentang lineage dan stadium maturasi* !ang tidak da&at ditentukan dengan &emeriksaan morfologi dan sitokiania sa'a. Terbukti bah,a res&ons terhada& tera&i mau&un &rognosis berkaitan erat dengan lineage dan diferensiasi sel. Dengan &entuan fenoti& da&at dibedakan +LL !ang mengeks&resikan antigen sel + (6D1%* 6D20* "622) dari TLL !ang mengeks&resikan antigen sel T (6D5* 6D8* 6D4). ML biasan!a mengks&resikan 6D15 dan atau 6D 55. Densitas antigen diangga& abnormal bila dieks&resikan lebih dari 50= untuk seri mieloid dan lebih dari 20= untuk seri limfoid. 8mmunophenot#ping &ada leukemia mem&un!ai nilai &rognostik telah diterima se#ara luas. 6D54 meru&akan kofaktor !ang turut menentukan ka&asitas Pg& untuk eflu obat. Pg& adalah Pgliko&rotein !ang meru&akan &roduk multidrug resistent gene (MD$1)* !ang mam&u memom&a obat antineo&lastik ke luar sel !ang berakibat konsentrasi obat dalam sel berkurang sehingga obat tidak efektif. 7ks&resi 6D54 dikaitakn dengan eks&resi Pg& sehingga dengan demikian diangga& turut menentukan resistensi leukemia terhada& obat. Pada keadaan tertentu &enentuan fenoti& dengan menggunakan 6lowc#tometr# da&at digunakan untuk mendeteksi sisa sel lekemik* !aitu bila ada koeks&resi antigen !ang tidak la/im atau adan!a abberant e:presion dari antigen. "ensiti-itas metode imunologis untuk mendeteksi sisa sel leukemik adalah 10 4. Dibandingkan dengan metode P6$ !ang sensifitasn!a 10 8 10* &enentuan fenoti& ini kurang
45
sensitif* namun demikian dengan kombinasi antibodi monoklonal !ang te&at seringkali rela&s da&at dideteksi 1 bulan sebelum rela&s itu tam&ak se#ara klinis. &liksi 6lowc#6ometr# multidimensional dan &enggunaan antibodi monoklonal medeteksi M$D dengan sensiti-itas #uku& tinggi.
Kinetik sel dan status &loidi Penentuan kinetik sel dan kandungan D: da&at memberikan informasi tentang ke#e&atan &roliferasi dan status &loidi D: !ang berkait erat dengan &rognosis. "alah satu a&likasi klinis untuk mem&rediksi &rognosis &ada kanker &a!udara* terutama &ada kasus dengan kelen'ar getah being (K<+) negatif. "udah terbukti bah,a &ada kanker &a!udara ada korelasi antara D: aneu&loidi dengan status diferensiasi buruk dan eks&resi rese&tor estrogen rendah. Penderita kanker &a!udara dengan tumor !ang di&loid dan K<+ negatif menun'ukkan masa bebas &en!akit dan sur-i-al !ang 'auh lebih &an'ang dibanding dengan tumor aneu&loidi. Parameter S-phase 6raction ("P3) meru&akan faktor &rognostik !ang lebih kuat dibanding status &loidi D:* demikain &ern!ataan bebera&a &eneliti lain. :ilai "P3 rendah meru&akan &rediktor inde&enden untuk tingkat kekambuhan !ang lebih rendah dan sur-i-al !ang le bih &an'ang. Dari kanker laring di&eroleh data bah,a ada korelasi !ang signifikan antara status &loidi dengan metastasis ke kelen'ar getah bening* !aitu risiko metastasis adalah 1*9 lebih tinggi &ada tumor aneu&loidi dibanding di&loid. Korelasi signifikan 'uga di'um&ai antara "P3 dengan stadium* !aitu risiko untuk stadium tinggi adalah 2*8 lebih tinggi &ada tumor dengan "P3 tinggi dibanding "P3 rendah. nalisis ketahanan hidu& 'uga membuktikan bah,a "P3 meru&akan faktor &rognostik !ang lebih baik dibanding stadium mau&un grade histologik. Im&likasi klinik dari &enentuan kinetik sel adalah untuk menun'ang ke&utusan klinik dalam memberikan tera&i ad'u-an atau untuk mem&rediksi &asien !ang akan mem&eroleh manfaat &aling besar dengan &emberian tera&i ad'u-an. 5. Petanda Tumor Molekuler
44
Penera&an teknologi D: dan teknologi biologi molekuler lain telah memungkinkan identifikasi &erubahan minimal &ada gen !ang tidak da&at di&erlihatkan dengan &enentuan karioti&. Meski&un &engembangan metode diagnostik molekuler dan a&likasin!a di klinik sebagian besar masih dalam taraf &enelitian* ban!ak hara&an ditun'ukan &ada hasil &erkembangan bioteknologi itu untuk ditera&kan di klinik. +erdasarkan angga&an* kanker meru&aka manifestasi kelainan gen* besar kemungkinan identifikasi kelainan gen da&at digunakan sebagai biomarker untuk menun'ang diagnosis dini* bahkan &ada keadaan tertentu digunakan sebagai faktor risiko atau faktor &rediksi &rogresifitas tumor. "ebagian besar tumor dalam &er'alanann!a berubah men'adi lebih agresif dan menun'ukkan sifatsifat lebih ganas. 3enomena ini berlangsung se#ara bertaha& dan setia& taha& ditandai berturutturut dengan &erubahan genetik dan sitogenetik se#ara s&esifik. Misal kasus 6ML dimana &enderita dengan translokasi t (%22) da&at hidu& selama bertahuntahun. Ini akan men'adi &rogresif (mengalami krisis blastik) a&abila dalam &er'alanan &en!akitn!a ter'adi mutasi gen !ang lain misaln!a terbentukn!a -ariasi kromosom Ph* trisomi * eks&resi #m!# atau mutasi &85. hal sama &ada linfoma sel + dengan t (141) !ang diangga& sebagai linfoma tingkat keganasan rendah* tibatiba men'adi lebih agresif bila ter'adi mutasi tambahan misal mutasi # m!# atau translokasi 19F. Dengan demikian analisis kromosom (sitogenetik) dikombinasikan dengan teknik biomolekular sangat bermanfaat untuk mem&rediksi &eningkatan agresi-itas kanker. Distribusi kelainan gen &ada kanker da&at digunakan sebagai data e&idemiologi molekuler dan melengka&i data e&idemiologi klinik !ang digunakan untuk menentukan faktor risiko dalam
satu &o&ulasi.
+an!ak
u&a!a
dilakukan
untuk
menge-aluasi
kemungkinan &enera&an genetic testing untuk menentukan ke#enderungan timbuln!a kanker &ada &o&ulasi risiko tinggi. Teta&i da&at 'uga digunakan sebagai faktor &rognostik molekuler !ang menggambarkan sifat biologis tumor !ang berkaitan erat dengan res&ons tumor terhada& tera&i* 'uga da&at digunakan untuk seleksi &engobatan !ang lebih te&at.
48
+ebera&a #ontoh a&likasi klinis !ang sudah ban!ak digunakan di ban!ak &usat kanker terkemuka* deteksi dini dan &enentuan faktor &rognostik molekuler &ada kanker kolorektal dan kanker &a!udara. Deteksi dini kanker kolorektal da&at dilakukan dengan menganalisis onkogen Kras dalam tin'a. Tumor kolon sebesar 1 #m 5 mengandung lebih dari 10 % sel* dan se#ara teoritis selsel kanker !ang mengandung onkogen Kras mutan dile&askan kedalam saluran #erna* sehingga analisis Kras dengan teknologi D: da&at digunakan untuk deteksi dini !ang 'auh lebih s&esifik dibanding &emeriksaan darah samar !ang selama ini digunakan. "alah satu faktor &rognostik molekular untuk kanker &a!udara adalah &enentuan eks&resi neu@;7$ atau ?erb +2. Protein !ang disandi oleh gen ini adalah &18 atau &18 erb+2. 7&resi ##rb+2 !ang berlebihan menun'ukkan tingkat &roliferasi dan insidens residif lokal serta mikroin-asi !ang lebih tinggi dibanding kanker &a!udara dengan #erb+2 negatif. :amun &enderita dengan eks&resi berlebihan #erb+2 menun'ukkan res&on kemotera&i ad'u-an lebih baik dibanding mereka dengan eks&resi minimal. "ehingga &enera&an gen ini da&at di&akai untuk menseleksi &enderita !ang akan mem&eroleh keuntungan dengan kemotera&i ad'u-an. "ekitar 48 = kanker &a!udara disebabkan &redis&osisi keturunan. Pengertian &redis&osisi adalah minimal 5 orang anggota keluarga tingkat 1 menderita kanker &a!udara.
4
mem&un!ai risiko tinggi kanker dikemudian hari sehingga memerlukan &emantauan !ang lebih ketat. Mutasi &85 'uga da&at digunakan sebagai faktor &rognostik dan faktor &rediksi res&ons tera&i &ada kanker &a!udara dan bebera&a 'enis kanker lain. Masa bebas &en!akit tahun &ada kanker &a!udara adalah 2= &ada &enderita dengan &85 normal K<+ negatif dibanding han!a 0 = &ada &enderita dengan mutasi &85 K<+ negatif. "edang &ada K<+ &ositif &erbandingann!a adalah 8= bila &85 normal dan 20= bila &85 mutasi. Pada leukemia teknologi D: sudah lama digunakan untuk mendeteksi sisa sel leukemik. Dengan #ara ini sisa sel leukemik da&at dideteksi dengan sensiti-itas deteksi 1 sel diantara 108 ? 10 sel normal. Deteksi sisa sel leukemik da&at dilakukan dengan menggunakan &robe s&esifik untuk masing masing &enderita ( patient speci6ic) atau &robe s&esifik untuk 'enis leukemia tertentu ( disease speci6ic).
BAB VI RINGKASAN
49
Petanda tumor adalah berbagai substansi !ang disekresikan oleh sel kanker atau oleh sel 'inak sebagai res&ons terhada& adan!a keganasan serta da&at dideteksi atau diukur kadarn!a dalam darah atau #airan tubuh lain. Dengan berkembangn!a ilmu &engetahuan dan teknologi laboratorium !ang mam&u mendeteksi berbagai substansi &ada tingkat molekuler* maka &engertian &etanda tumor saat ini 'uga men#aku& berbagai substansi molekuler !ang terda&at &ada &ermukaan sel mau&un intra seluler* !ang saat ini dikenal sebagai bio marker keganasan. Petanda tumor diklasifikasikan sebagai berikut A a@ &etanda tumor serologik (ekstra seluler) b@ &etanda tumor seluler #@ &etanda tumor molekuler. Petanda tumor (biomarker keganasan) saat ini digunakan untuk menun'ang diagnosis* &enentuan &rognosis* &emantauan dan untuk mendeteksi sisa sel ganas (M$D). Pada keadaan tertentu da&at digunakan sebagai faktor &rediksi atau faktor risiko timbuln!a keganasan.
DAFTAR PUSTAKA
4
1. Kresno "+. Petanda Tumor* dalam A Immunologi* Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. akarta. +alai Penerbit 3K >I. 200A 59 ? 404 2. Putra "T. Patologi Molekular Kanker* dalam A +iologi Molekuler Kedokteran. "uraba!a. irlangga >ni-ersit! Press.1%%9A8%4 5. Vande +elde 6; +usman.3T Bage-iener Dth. Penanda Tumor* dalam A Gnkologi 1 thed. Hog!akarta. Panitia Kanker $">P Dr. "ard'ito.1%%%A14 ? 90 4. "ar!adi. Patologi >mum. "emarang. +adan Penerbit >ni-ersitas Di&onegoro. 2001A 4 ? 90 8. 6arn&ana Dan O P>I 6;. Dete#tion of Minimal residual disease in a#ute leukemia. +lood 1%%8.8 A 141 ? 54. . 6aldas 6 Prider +. 6an#er
Tin'auan Pustaka
4%