IKM - Research - Statistics
BIMBEL UKDI UKD I MANT MAN TAP dr. Anindya K Zahra dr. Gandhi Anandika F dr. M Herdiono Erprakasya
RESEARCH METHODOLOGY METHODOLOGY
Variabel luar (moderator)
Variabel bebas
Variabel antara (intervening)
(independent)
Variabel luar (moderator)
Variabel terikat (dependent)
Variabel luar (moderator)
Variabel pengganggu (confounding) Variabel luar (moderator)
Populasi dan Sampel Penelitian •
Populasi –
–
Sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu . Karakteristik ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan penelitian . Populasi target •
–
Populasi terjangkau/ sumber •
•
Populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian (domain). Biasa ditandai dengan karakteristik demografis (kelompok usia, jenis kelamin) dan karakteristik klinis (sehat,osteoporosis, dsb). Misal: pasangan usia subur Bagian populasi target yang dapat dijangkau peneliti, dibatasi tempat dan waktu. Misal: pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan pondok pucung.
Sampel –
Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. sampling POPULASI, UANG, WAKTU
Inclusion & Exclusion Criteria
Probability Sampling Simple random sampling • Semua diberi nomor ambil secara acak
Systematic sampling • Semua diberi nomor ambil dengan pola tertentu (ex: kelipatan 5)
Stratified sampling • karakteristik bertingkat (pendidikan rendah – menengah – tinggi)random • Proportional tiap strata memiliki sampling fraction yang sama • Disproportional sampling fraction berbeda di tiap strata
Cluster sampling • kelompok setara (dari 100 SMP diambil hanya 20 SMP)
Area/Multistage sampling • Populasi besar, nationwide survey bertahap, agar mewakili seluruhnya (provinsi kabupaten kecamatan kelurahan)
Nonprobability/ Nonrandom Sampling Consecutive sampling • Diambil yang memenuhi kriteria dan berdasar dalam kurun waktu tertentu • ALL accessible subjects
Convenience/ Accidental/ Captive sampling • Convenience to access. Sample dipilih berdasar kemudahan/suka-suka • Easiest, cheapest, least time consumingpilot research
Purposive/ Judgemental sampling • berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya (dianggap dapat memberi informasi)
Quota sampling • Dibuat strata sesuai representasi subjek dan diambil sejumlah orang secara subjektif sampai jumlah sampel terpenuhi.
Snowball sampling • Bermula dari sedikit sampel menjadi banyak (dgn network)
RESEARCH DESIGN RESEARCH QUESTION
ISSUE
STUDY DESIGN
How common is it?
Frequency
Descriptive - Cross sectional (e.g. survey) - Cohort
What caused it?
Etiology
Randomised controlled trial Cohort Study (non-randomized trial) Case control study Case series Before and after study
Does it work?
Intervention
Randomised controlled trial Cohort Study (non-randomized trial) Case control study Case series Before and after study
How accurate is this test?
Diagnostic test
Cross sectional analysis Randomised controlled trial Cohort Study (non-randomized trial) Case control study
RESEARCH DESIGN
Laboratory
Experimental
Animal
Intervention Human
Descriptive NO group comparison
Case report Case series Case study
Natural exposure
Observational Group comparison Analytical
Cross-sectional Case control Cohort
Descriptive Studies Case Report • a detailed report of the diagnosis, treatment, and follow-up of an individual patient containing some demographic information about the patient
Case Series • a collection of patients with common characteristics used to describe some clinical, pathophysiological or operational aspects of a disease, treatment or diagnostic procedures
Case Study • an approach to research that focuses on gaining an in-depth understanding of a particular entity or event at a specific time.
PREVALENCE RATIO (PR)
Disease
e r u s o p x E
(+)
(-)
(+)
a
b
(-)
c
d
Case Control OR = ad/bc Cohort RR = a/a+b c/c+d Cross sectional PR = a/a+b c/c+d
=1 Exposure does not affect outcome
>1 Exposure associated with higher outcome
<1 Exposure associated
Diagnostic Test Disease
T e s t
+
-
+
True positive
False positive
-
False negative
True negative
Disease / Gold Std +
-
+
a
b
a+b
-
c
d
c+d
a+c
b+d
N
Test result
Sensitivity = a / (a+c) Specificity = d / (b+d)
PPV NPV
= a / (a+b) = d/ (c+d)
Definition Sensitivity • proportion of test positive result among diseased group Specificity • proportion of test negative result among non diseased group Positive Predictive Value • probability of having a disease of a patient who has positive test result Negative Predictive Value • probability of having no disease of a patient who has negative test result
RCT
Uji Klinis •
Istilah obat di dalam uji klinis –
–
–
–
Obat pembanding positif : obat standar yang sudah terbukti secara ilmiah kemanfaatannya (drug of choice) Obat pembanding negatif : plasebo Rescue medication: obat yang diberikan sebagai backup apabila dibutuhkan karena efikasi obat yang diuji belum cukup, ditentukan di awal studi Concomitant therapy: obat selain obat yang diteliti yang ada di studi dan diteruskan namun dosisnya bisa berubah sesuai kebutuhan
L Gossec, et al. Concomitant therapies as an outcome measure
Efficacy vs Effectiveness
Efficacy
Effectiveness
• ideal setting. Semua variabel (eg: keparahan penyakit, kepatuhan minum obat, dll) dikendalikan
• real setting
Number Needed to Harm Number Needed to Treat • The number of patients on average need to be exposed to a risk-factor over a specific period
NNH
• Semakin besar angka NNH semakin aman (Safety) suatu treatment/faktor risiko
• the number of patients that need to be treated for one to benefit
NNT
• Semakin kecil angka NNT maka semakin efektif suatu treatment
Observasi Observasi
Berdasarkan Partisipasi
Partisipasi
Non partisipasi
Berdasarkan Keterbukaan
Terbuka
Tertutup
Observer VARIATION
Inter-observer variation • The amount observers vary
from one another when reporting on the same material
Intra-observer variation • The amount one observer varies between observations when
reporting more than once on the same material).
What is Bias? • Any trend in the collection, analysis, interpretation, publication or review of data that can lead to
conclusions that are systematically different from the truth (Last, 2001) • A process at any state of inference tending to produce results that depart systematically from the true values (Fletcher et al , 1988) • Systematic error in design or conduct of a study (Szklo et al , 2000)
General Types of Bias Selection bias • Unrepresentative nature of sample
Information (misclassification) bias • Errors in measurement of exposure of disease
Randomisasi (sampling) Blinding: Single Double Triple
Confounding bias • Distortion of exposure - disease relation by some other factor
Kriteria inklusieksklusi
STATISTIKA
Statistik Deskriptif •
Membawa pada pemahaman tentang karakteristik data yang dimiliki –
–
Variabel kategorikal jumlah (n), dan persentase (%) tabel atau grafik Variabel numerik •
•
Parameter pemusatan: mean median modus Parameter penyebaran: standar deviasi, varian, range, maksimum, minimum
Statistik Analitik/ Inferensi •
•
Membawa kepada kesimpulan tentang hipotesisuji hipotesis UJI HIPOTESIS: menentukan ada atau tidaknya hubungan atau perbedaan yang diperoleh dari data pada sampel
FUNGSI GRAFIK Batang • Untuk mengetahui jumlah suatu aspek dibandingkan aspek lainnya
Histogram • Bentuk khusus dari diagram batang, data bentuk kontinyu
Pie/Lingkaran • Untuk mengetahui proporsi / persentase suatu aspek dibandingkan dengan aspek lainnya 7/1/2016
FUNGSI GRAFIK (2) Stem and Leaf • Untuk memperjelas persebaran frekuensi data (khususnya data kecil)
Peta • Untuk mengetahui persebaran dalam suatu wilayah tertentu
Garis • Untuk mengetahui progress atau perkembangan dalam periode tertentu
RESEARCH DESIGN RESEARCH QUESTION
ISSUE
STUDY DESIGN
How common is it?
Frequency
Descriptive - Cross sectional (e.g. survey) - Cohort
What caused it?
Etiology
Randomised controlled trial Cohort Study (non-randomized trial) Case control study Case series Before and after study
HUBUNGAN Does it work?
Intervention
PERBEDAAN How accurate is this test?
Diagnostic test
Randomised controlled trial Cohort Study (non-randomized trial) Case control study Case series Before and after study Cross sectional analysis Randomised controlled trial Cohort Study (non-randomized trial) Case control study
HIPOTESIS
•
•
•
Hipotesis nol (H ) adalah hipotesis bahwa tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antar variabel Tujuan penelitian adalah menolak hipotesis nol (H ), yaitu membuktikan bahwa terdapat perbedaan atau hubungan antara dua atau lebih kelompok 0
1
Batas kemaknaan uji hipotesis p-value –
Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang diperoleh atau hasil yang lebih ekstrem, bila hipotesis nol benar
Kesalahan dalam uji hipotesis • •
H0: tidak ada perbedaan Kesalahan tipe 1 (α) –
•
Kesalahan tipe 2 (β) –
•
Keadaan dalam populasi
Besarnya peluang untuk menolak H0 pada sampel padahal di populasi H0 benar Besarnya peluang untuk tidak menemukan perbedaan pada sampel padahal sebenarnya perbedaan itu ada
H0 ditolak (H1) Ho diterima
Berbeda / Ada hubungan
Tidak berbeda / Tidak berhubungan
Positif benar (1-β) (POWER)
Kesalahan tipe 1 (α) (Positif palsu)
Kesalahan tipe 2 (β) (negatif palsu)
Negatif benar (1-α)
Power –
Kemampuan suatu uji hipotesis menemukan perbedaan (atau asosiasi) bila memang perbedaan tersebut ada di populasi
α menentukan besar sample dan batas kemaknaan p-value
Karakteristik Skala Variabel SKALA VARIABEL
SIFAT
CONTOH
Kategorikal Nominal
Bukan peringkat
Golongan darah Jenis kelamin
Ordinal
Peringkat
Derajat penyakit Status sosial ekonomi
Interval
Tidak punya 0 alamiah
Suhu tubuh Ketinggian
Rasio
Punya 0 alamiah
Kadar Hb Penghasilan
Numerik
Uji Statistika Variabel
Metode
Bebas Nominal
Tergantung Nominal
Chi kuadrat, uji Fischer
Nominal dan/numerik (>2)
Nominal
Regresi Logistik
Nominal (dikotom) Numerik
T-test: - Berpasangan - Independen
Nominal >2
Numerik
ANOVA
Numerik
Numerik
Regresi linier (AB) Korelasi (A B)
Numerik >2
Numerik
Regresi multipel
Uji Proporchi Stroke
Tidak Stroke
Merokok Tidak Merokok TIPS:
Ingat uji PROPORCHI (proporsi-chi quare)
Syarat Chi-square: 1. Jml subjek > 40 atau 2. Jml subjek 20-40, dengan expected count > 5
Bila tidak terpenuhi, gunakan FISCHER TEST! Bila variabel bebas >2, gunakan REGRESI LOGICHITIK *Expected count: nilai yg dihitung bila hipotesis 0 benar
UJI HIPOTESIS Variabel
Metode
Bebas Nominal
Tergantung Nominal
Chi kuadrat, uji Fischer
Nominal dan/numerik (>2)
Nominal
Regresi Logistik
Nominal (dikotom) Numerik
T-test: - Berpasangan - Independen
Nominal >2
Numerik
ANOVA
Numerik
Numerik
Regresi linier (AB) Korelasi (A B)
Numerik >2
Numerik
Regresi multipel
Uji Rerati • Membandingkan kadar GDS di 2 T-Test INDEPENDEN kelompok berbeda
T-Test Berpasangan • Membandingkan kadar GDS di 1 kelompok, PRE dan POST intervensi (PAIRED T test)
TIPS: Ingat uji RERATI (rerata-T test) Bila variabel bebas >2, gunakan ANOVA!
SYARAT: Sebaran Data NORMAL
Scattered Plot
Uji Hipotesis Jenis Hipotesis Skala Komparatif / Asosiatif (membandingkan / mencari pengukur adanya hubungan) an variabel 2 kelompok >2 kelompok Berpasangan
Tidak berpasangan
Numerik Paired T-Test Unpaired T(interval Test dan rasio) Ordinal
Wilcoxon
Mann Whitney
Berpasangan
Tidak berpasangan
ANOVA
ANOVA
Friedman KruskalWallis
Numerik
Korelasi Pearson
Korelasi Spearman
= Bila sebaran data tidak normal (p<0.05 pada uji Kolmogorov Smirnov)
One-Way ANOVA •
The one-way analysis of variance (ANOVA) is used to determine whether there are any significant differences between the means of two or more independent (unrelated) groups (although you tend to only see it used when there are a minimum of three, rather than two groups).
Contoh: Menilai apakah nilai ujian berbeda dipengaruhi oleh tingkat kecemasan (rendah, sedang, tinggi).
Two way ANOVA •
compares the mean differences between groups that have been split on two independent variables (called factors)
Contoh: hubungan jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap ketertarikan politik (dalam persen)
Three Way ANOVA •
The three-way ANOVA is used to determine if there is an interaction effect between three independent variables on a continuous dependent variable
Contoh: hubungan jenis kelamin, risiko, dan jenis obat terhadap kadar kolesterol (dalam mmol/L)
Uji Statistika Variabel
Metode
Bebas Nominal
Tergantung Nominal
Chi kuadrat, uji Fischer
Nominal dan/numerik (>2)
Nominal
Regresi Logistik
Nominal (dikotom) Numerik
T-test: - Berpasangan - Independen
Nominal >2
Numerik
ANOVA
Numerik
Numerik
Regresi linier (AB) Korelasi (A B)
Numerik >2
Numerik
Regresi multipel
Korelasi vs Regresi Korelasi Pearson •
The Pearson correlation coefficient is a measure of the strength of a linear association between two variables and is denoted by r . Basically, it attempts to draw a line of best fit through the data of two variables, and r , indicates how far away all these data points are to this line of best fit (how well the data points fit this new model/line of best fit).
Regresi Linear •
•
used when we want to predict the value of a variable based on the value of another variable For example, you could use linear regression to understand whether cigarette consumption can be predicted based on smoking duration; and so forth.
≥2 independent variablesmultiple regression
Koefisien Korelasi (r)
r=0 : tidak ada asosiasi r > 0,7: asosiasi kuat r 0,3-0,7: asosiasi sedang r < 0,3: asosiasi ringan
r (positif) = korelasi berbanding lurus “faktor risiko ”
r (negatif) = korelasi berbanding terbalik “faktor protektif ”
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Family two or more persons related by blood, marriage or adoption (U.S. Census)
Nuclear (conjugal family) • Only the husband, the wife, and unmarried children
Blended (stepfamily) • Remarriage including step-siblings and parents.
Extended (consanguinal family) • Nuclear family + relatives, such as the children's grandparents, aunts, and uncles, cousin
Single-parent family • A lone parent and offspring living together as a family unit
Commune family • Several people living together, sharing responsibilities and resources
Common Law Family • Laki-laki dan perempuan (dapat disertai 1 atau lebih anak) yang hidup layaknya keluarga tanpa ikatan suami-istri
Identifikasi Masalah Keluarga APGAR: Fungsi keluarga kualitatif
SCREEM: strenght and weakness
Circle: Persepsi
Family Genogram: Pedigree
Lifeline: Kronologi
Lifecycle Perkembangan keluarga
APGAR SCORE Used for rapid assessment of family function and dysfunction Almost always (2)
A
I am satisfied that I can turn to my family for help when something is troubling me.
P
I am satisfied with the way my family talks about things with me and shares problems with me.
G
I am satisfied that my family accepts and supports my wishes to take on new activities or directions.
A
I am satisfied with the way my family expresses affection and responds to my emotions such as anger, sorrow, and love.
R
I am satisfied with the way my family and I share time together.
8-10 points = highly functional family 4-7 points = moderately dysfunctional family
Some of the time
Hardly ever
(1)
(0)
Fungsi Keluarga •
Basic family Functions: 1. 2.
3. 4. 5. •
•
Provide support to each other Establish autonomy and independence for each person in the system Create rules that govern the conduct of family and its members Adapt to change in the environment Communicate with each other
Keluarga fungsional: fungsi-fungsi keluarga sudah tercapai dengan seimbang Keluarga disfungsional: keluarga dengan ketidakmampuan kronis merespon kebutuhan atau kemampuan akan perubahan dan stress lingkungan
Family Circle Dex
Mama Pesh
Mama chuchi
Arra
Rihanne Me Ja
Kuya Nel Chok
Erin
Ate Tere
Family Lifeline
Where in the life cycle are the three generations in this family
Unattached young adult
Newly married couple
Family in later years
Family with young children
Launching family
Family with adolescents
developmental challenges for the family how are the relevant developmental challenges related to the presenting complaints?
Family Life Cycle
Family Genogram
• •
•
Pola pewarisan Penyakit dalam keluarga Hubungan dan anggota keluarga
SCREEM •
•
Assess a family’s capacity to participate in the provision of health care or to cope in times of crisissources of help or barriers It makes use of 6 factors which can be considered as resource or as pathology. – – – – – –
S: social C: cultural R: religious E: economic E: educational M: medical
Metode Penyelesaian Masalah Saling Keterg Ketergantungan antungan (Interdependence) • Interaksi keluarga cenderung diulangi (repetisi) membentuk pola ada aturan-aturan yang akan mendukung terbentuknya pola ini. • Bagi dokter keluarga, keberhasilan dalam merubah keluarga tersebut sangat tergantung kepada kemampuan kita dalam melihat interdependence ini.
Ikatan (Boundaries) keluarga, yang dapat diterima dan • Hal-hal atau kebiasaan dari para anggota keluarga, tidak dapat diterima dalam keluarga tersebut • Seperti pagar yang akan melindungi para anggota keluarga dari pihak lain
Triangulasi • Keterlibatan pihak ketiga pada saat masalah muncul. Peran dari orang ketiga ini adalah untuk “menyelamatkan“ pasangan tersebut. Biasanya terjadi berulang-ulang dengan harapan ini akan membuat membuat keluarga keluarga tersebut tetap tetap bersatu. • Contoh yang paling sering adalah school phobia pada anak-anak yang orang tuanya mempunyai masalah dalam perkawinan mereka.
Keterlibatan Keterlibatan Dokter Dokter Keluarga dengan Pasiennya
Minimal emphasis on family
Medical information and advice
Feeling and support
Assessment and intervention
Family therapy
Keterlibatan Dokter dalam Keluarga Minimal emphasis on family • Dasar pemikiran dokter adalah komunikasi dengan keluarga pasien hanya untuk praktek atau keperluan legal medis aja. Perilaku dokter adalah, bertemu dengan keluarga pasien hanya untuk mendiskusikan masalah-masalah medis saja.
Medical Information and Advice • Dasar pemikiran dokter adalah bahwa keluarga itu penting dalam diagnosa dan membuat keputusan pengobatan pasien, keterbukaan perlu untuk melibatkan keluarga.
Feelings and Support • Dasar pemikiran dokter adalah perasaan dan dukungan dan timbal balik antara pasien, keluarga dan dokter sangat penting dalam diagnosa dan pengobatan pasien.
Assessment and Intervention • Dasar pemikiran dokter adalah sistem keluarga, dinamika keluarga, dan perkembangan keluarga penting dalam diagnosa dan pengobatan pasien. • Perilaku dokter adalah bertemu dengan keluarga dan membantu mereka untuk merubah peran dan interaksi satu sama lain agar lebih efektif dengan menghadapai masalah penyakit dan pengobatan pasien.
Family Therapy • Dasar pemikiran dokter adalah dinamika keluarga dan kesehatan pasien saling mempengaruhi satu sama lainnya dan pola ini perlu dirubah. • Perilaku dokter adalah bertemu secara teratur dengan keluarga pasien dan berusaha merubah dinamika keluarga peraturan-peraturan yang tak tertulis dalam keluarga tersebut yang berhubungan dengan perkembangan fisik dan mental pasien. • Dokter umummnya akan terlibat hingga level 4, level ini biasanya dibutuhkan kemampuan dalam konseling. Sedangkan untuk melakukan peran hingga level 5 dibutuhkan satu pelatihan khusus.
Prinsip Kedokteran Keluarga Holistik Komprehensif Kontinyu
• Biopsikososial ± spiritual
• Promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi
• Berkesinambungan. Follow up, kontrol, dll
Koordinatif
• Kerjasama antar profesional
Kolaboratif
• Kerjasama dengan pasien & keluarga pasien
FIVE STAR DOCTOR (dr. Charles Boelen, WHO): Care-provider
• Fisik, mental, sosial (holistik). • Manajemen kuratif, preventif, rehabilitatif . Terapi terbaik.
Decision-maker
• Keputusan berdasarkan berbagai sudut pandang dan kondisi yang ada • Teknologi yang tersedia, dengan cost effectiveness
Communicator
• Memperbaiki gaya hidup sehat melalui pendidikan kesehatan dan advokasi yang efektif
Community leader
• Memahami kebutuhan dan masalah masyarakat • Memahami faktor kesehatan pada lingkungan fisik dan sosial • Membawa manfaat bagi banyak orang
Manager
• Memiliki skill managerial yang baik • Mampu bekerja sama dengan perorangan maupun organisasi, baik di dalam maupun di luar sistem pelayanan kesehatan
SASARAN SASARAN PROMOSI PROMOSI KESEHA KESEHATAN
Sasaran Primer
• Sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan tersebut.
Sasaran sekunder
• Individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani diharapkan mampu mendukung oleh sasaran primer pesan-pesan panutan, pressure group, menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana kondusif
Sasaran tersier
• Para pembuat kebijakan publik (perundangan-undangan), para penyandang dana memberlakukan kebijakan yang mendukung, menyediakan sumber dana
Panduan Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah - Kemenkes RI
Metode dan Media Promosi Kesehatan •
Metode –
Perseorangan • •
–
Bimbingan dan konseling Wawancara
Kelompok • •
Kelompok kecil: Diskusi, FGD, Role play, simulasi, dll Kelompok besar: – –
–
Ceramah: pendidikan tinggi maupun rendah Seminar: pendidikan menengah ke atas
Massa • •
Ceramah umum Media elektronik, media cetak, billboard, dll
Media Promosi Kesehatan Media Promkes
Berdasarkan bentuk umum penggunaan
Berdasarkan cara produksi
Bahan bacaan
Bahan peragaan
Media cetak
Media elektronik
Media luar ruang
modul, leaflet, majalah, dll
poster, flip chart, slide, film, dll
Poster, flip chart, leaflet, pamflet, majalah, koran
TV, radio, film, kaset, video, slide show, CD interaktif
Reklame, spanduk, pameran, banner
Beberapa Media Grafis Poster
• Gambar dengan sedikit kata-kata • Tujuan untuk mempengaruhi orang banyak dan memberikan pesan singkat • Harus menarik, sederhana, dan hanya berisikan satu ide (contoh: PHBS, sanitasi lingkungan)
Leaflet
• Kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar sederhana • Membahas satu masalah khusus untuk sasaran tertentu • Dapat disebarkan
Film Slide
• Menghibur dan dapat menyisipkan pesan edukatif • Sasaran: kelompok besar dan kolosal
• Cukup efektif karena gambar atau materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam • Sasaran: kelompok
The mission of an epidemiologist is to break at least one of the sides of the Triangle, disrupting the connection between the environment, the host, and the agent, and stopping the continuation of disease.
Imunisasi Rutin • Bayi • Wanita subur • Anak SD
Tambahan • • • •
Back log fighting Crash program Penanggulangan KLB Khusus • PIN • SUB PIN • Catch up campaign
Imunisasi Tambahan Back log fighting Crash program Outbreak response immunization
PIN SUB PIN
Catch up campaign campak
• Anak 1-3 th. tidak capai UCI 2 th berturut2. • Intervensi cepat, cegah KLB: tidak capai UCI 3 th berturut2, IMR & PD3I tinggi, infrastruktur jelek • Penanggulangan KLB
• Percepat pemutusan siklus hidup virus polio
• 2x imunisasi polio (interval 1 bln), serentak, pada anak <1th • Vaksinasi semua anak usia <15th pada suatu waktu
Resiko Penularan HIV •
•
•
Kemungkinan penularan melalui jarum suntik hanya 0,3%. Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) diberikan berdasarkan hasil penyelidikan dan bila resiko tinggi. Resiko tinggi bila: –
–
–
–
Tusukan dalam/ bersentuhan dengan luka terbuka. Darah dapat terlihat pada alat yang menyebabkan luka Jarum sebelumnya ditempatkan di pembuluh darah pasien (pajanan pada banyak darah) Pasien sumber mempunyai viral load HIV tinggi
Pelaporan insidensi Kecelakaan Kerja 1. Petugas yang terkena tusukan jarum atau benda tajam lainnya segera dibawa ke UGD untuk mendapatkan pertolongan 2. Bila tertusuk jarum dari penderita HIV/AIDS perlu dirujuk ke klinik HIV-AIDS. Bila butuh pemeriksaan lanjutan, akan dilakukan di poli pegawai. 3. Laporan kepada atasan korban buat laporan kecelakaan kerjainvestigasi sederhana 4. Laporan kepada ketua komite mutu K3RS dalam waktu 2x24jamdianalisa kembali 5. Laporan ke direksirekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran pada unit kerja terkait
Natural History of Disease
Susceptibility: Risk factor
Presymptomatic : Pathological changes
Symptomatic: Sign & symptoms
Disability: Loss of function
Natural History of Disease Susceptibility
Preclinical
Clinical
Disability
Level of Prevention (Leavel & Clark) Primary
Tertiary
Secondary Secondary
1. Health promotion
2. Specific protection
3. Early detection and prompt treatment
Nutrition, smoking cessation
Vaccination, protective equipment
SCREENING
4. Disabillity limitation
5. Rehabilitati on
Mx
Physiotx
Screening MASS
SELECTIVE
Whole population.
High risk group.
Xray massal
HIV
CASE FINDING
SINGLE DISEASE
MULTIPHASE
Smaller group. Hereditary, CRC
1 particular disease.
Several test.
HBsAg
MCU
Surveilans Aktif
Datang langsung
Pasif
Laporan bulanan
Sentinel
Pada wil/ pop terbatas utk mendapatkan sinyal adanya masalah yg lebh luas
Data
Surveilans
Metode
Khusus Rutin terpadu
Case Definition Suspect Probable Definite
• Faktor risiko + sign symptom
• Faktor risiko + sign symptom + penunjang
• Faktor risiko + sign symptom + penunjang gold std
Avian Flu / H5N1
Outbreak
Epidemic Disease Occurrence Endemic • A constant presence and/or usual prevalence of a disease in a population within a geographic area • Holoendemic: children intensely infected, most adult immuned • Hyperendemic:a disease constantly affecting a large proportion of all age groups in the population
Epidemic / Outbreak (Wabah) • An unexpected increase (often sudden) in incidence of disease above what is normally expectednin that population in that area
Pandemic • Affect a large number of people and crosses many international boundaries
Sporadic • Disease that occurs infrequently and irregularly
Cluster • Cluster: aggregation of cases grouped in place and time that are suspected to be greater than the number expected. Usually for rare, non infectious disease suspected have environmental cause. Essential Epidemiology Webb and Bain, 2011
Kriteria KLB Penyakit menular baru Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu tertentu Peningkatan kejadian kesakitan >2 x dibandingkan dengan periode sebelumnya Jumlah penderita baru dalam periode 1 bulan meningkat > 2x dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun meningkat > 2x dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya Case Fatality Rate dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan >50% dibanding periode sebelumnya Proportional Rate penderita baru pada satu periode meningkat > 2x dibanding satu periode sebelumnya
Epidemic Patterns Common-source
• group of persons exposed to an infectious agent or a toxin from the same source • Point: brief period, one incubation period, eg: food poisoning • Continuous (range of exposure and range of incubation) • Intermittent (nature of the exposure)
Propagative (contangious) • Transmission from one person to another
Mixed
Propagative Point common source
Continous
Mixed
Carriers & Vectors Carrier: people who harbor infectious agents but are not ill.
Incubatory carriers • are going to become ill, but begin transmitting their infection before their symptoms start (eg: HIV)
Healthy carriers • = inapparent infection. Never develop the illness, but are able to transmit their infection to others. (eg: polio)
Convalescent carriers • continue to be infectious during and even after their recovery from illness (eg: typhoid)
Biological vector • Vector in whose body the infecting organism develops or multiplies before becoming infective to the recipient individual. (eg: mosquito)
Mechanical vector • vector which transmits an infective organism from one host to another but which is not essential to the life cycle of the parasite. (eg: house fly)
PENANGGULANGAN NYAMUK •
PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dilakukan dengan metode 3M: – – –
•
Menguras Menutup Mengubur
Fogging dilakukan bila dari rumah yang diperiksa: –
ditemukan ≥1 penderita DBD lainnya atau ditemukan ≥3 penderita panas tanpa sebab
dan –
7/1/2016
ditemukan jentik > 5 % (Angka bebas nyamuk <95%)
Pemberantasan Nyamuk Dewasa •
Fogging fokus –
–
•
Dilaksanakan dua putaran dengan interval 1 minggu dalam radius 100m Wajib dilaksanakan oleh puskesmas pada setiap penyelidikan epidemiologi positif paling lama 3x24jam
Fogging massal –
Kegiatan pengasapan fokus secara serentak dan menyeluruh pada saat KLB sebanyak 2 putaran dengan interval 1 minggu.
PUSKESMAS •
•
Umumnya ada satu buah di setiap Kecamatan Jenis Puskesmas dibagi dua kelompok: –
–
•
Puskesmas Perawatan, pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap Puskesmas Non Perawatan, hanya pelayanan kesehatan rawat jalan
Menurut wilayah kerjanya, dikelompokkan menjadi : –
–
Kecamatan Puskesmas Induk Kelurahan Puskesmas Satelit
Fungsi Puskesmas Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan • Mendorong dan memantau adanya pembangunan lintas sektor sehingga mendukung pembangunan kesehatan. Khusus kesehatan: pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
Pusat pemberdayaan masyarakat • Berupaya agar masyarakat berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan kesehatan dan pelaksanaan program kesehatan.
Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama • Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, meliputi: perorangan (rawat jalan dan rawat inap) serta masyarakat (promosi kesehatan, perbaikan gizi, KB, dll)
Puskesmas Puskesmas Pembantu (Pustu): Biasanya ada satu buah di setiap desa/kelurahan Pelayanan medis sederhana oleh perawat atau bidan, disertai jadwal kunjungan dokter Puskesmas Keliling (Puskel) : Kegiatan pelayanan khusus ke luar gedung, di wilayah kerja puskesmas Pelayanan medis terpadu oleh dokter, perawat, bidan, gizi, pengobatan dan penyuluhan. •
•
•
•
Syarat Pembangunan Pustu Kebutuhan • Desa baru (pemekaran wilayah desa) • Bencana alam kerusakan total pada Pustu • Relokasi Pustu (jalur hijau, dll)
Lokasi • Di tengah pemukiman penduduk • Kepadatan penduduk 3.000 – 5.000 penduduk • Jarak Pustu dengan sarana kesehatan lain = 3 – 5 km
Kriteria Puskesmas Rawat Inap Letak + 20 km dari RS Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor Ada dokter dan tenaga yang memadai Jumlah kunjungan >100 orang per hari Penduduk min 20.000 jiwa per Puskesmas • di wil. kerja Puskesmas dan 3 Puskesmas di sekitarnya
Pemda “bersedia” menyediakan dana rutin yang memadai
Tipe Posyandu PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
Belum MANTAP
<<50%
>50%
>50%
Terbatas
>5 orang
>5 orang
>5 orang
Program Tambahan
---
---
Ada, masih sederhana
Ada, sudah terlaksana baik
Dana Sehat
---
---
Proses penyelenggaraan awal, <50% KK
Sudah mencakup >50% KK
Cakupan Program Utama (KIA/KB, Imunisasi, Gizi)
Jumlah Kader
SKDN • • • •
• • • • •
S: Seluruh. Jumlah total balita di wilayah posyandu K: KMS. Yang punya KMS D: Ditimbang. Yang ditimbang posyandu N: Naik. Yang naik BB nya. D/S : Partisipasi masyarakat K/S : Cakupan program N/D: Penilaian status gizi D/K : Kesinambungan atau kelangsungan penimbangan N/S : Keberhasilan Program
Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar (PONED). •
•
• •
Puskesmas rawat inap yang mampu menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi/komplikasi tingkat dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu Tujuan: Untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan rantai rujukan itu sendiri Petugas: dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas Tugas: –
–
–
Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok bersalin Desa Melakukan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang Melakukan rujukan kasus secara aman ke RS dengan penanganan pra hospital
Cara Menekan Angka Kematian Neonatus Mortality Rate • Inisiasi Menyusui Dini
Infant Mortality Rate • • • • •
Pemberian Imunisasi dasar (Puskesmas) Pemberian ASI Eksklusif (Ibu) Perbaikan status gizi Deteksi dini gangguan tumbuh kembang MTBS
Maternal Mortality Rate • Persalinan oleh tenaga kesehatan • PONED dan PONEK • Cegah unwanted pregnancy
Audit Medis (KEMENKES) Umum • Tercapainya pelayanan medis prima
Khusus • Evaluasi mutu layanan medis • Mengetahui penerapan standar pelayanan medis • Melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis sesuai kebutuhan pasien dan standar pelayanan medis
Referal
Antar Dokter Interval • Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu
Antar Instansi
• Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur
Split
Horizontal • Strata sama; PKM APKM B
Vertikal • Strata berbeda, PKMRS tipe D
• Pelimpahan sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu • Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur
Collateral • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita HANYA untuk SATU MASALAH tertentu
Cross • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien
Insidensi Prevalensi
Frequently Used Measures of Morbidity
”x/y”
Case Fatality Rate •
CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit tersebut
Mortality Rate Crude Death Rate
•
Infant Mortality Rate
•
Neonatal Mortality Rate
•
Maternal Mortality Rate
•
•
•
•
kematian/1000 penduduk kematian/1000
penduduk
kematian anak usia <1 kematian anak usia <1 tahun x K tahun kelahiran hidup kelahiran
hidup
kematian anak usia <1 kematian anak usia <1 bulan x K bulan kelahiran hidup kelahiran
xK
hidup
kematian ibu kematianibu xK kelahiranhidup kelahiran hidup
xK
IMR & MMR: K=1000 (kematian bayi/neonatal per 1000 kelahiran hidup)
xK
Penyusunan Kegiatan •
Hal-hal yang harus disusun/ditentukan saat penyusunan kegiatan adalah: –
Tujuan
–
Manfaat
–
Sasaran
–
Acara
–
Anggaran
Komponen Fungsi Manajemen Planning
Organizing
• proses merumuskan tujuan sampai menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya
• Menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
• Proses bimbingan kepada staff agar mampu bekerja secara optimal menjalakan tugas-tugas pokoknya sesuai keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber Actuating daya yang tersedia
Controlling
• Mengamati secara kontinyu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan
METODE ANALISIS MASALAH
Menentukan masalah
Mencari alternatif jalan keluar
Mencari Penyebab
Menentukan prioritas masalah
Mencari Prioritas penyebab
Menentukan prioritas jalan keluar**
Penyebab 1
Penyebab 2 permasalahan
Penyebab 3
Penyebab 4
Penyebab 5
Menganalisis masing-masing dari determinan dan derajat kesehatan itu sendiri serta melihat hubungan diantaranya
Menentukan Prioritas Masalah
Diagram Pareto
Menentukan Prioritas Masalah
Menentukan Prioritas Masalah
Metode Bryant •
Cara ini menggunakan 4 macam kriteria : –
–
–
–
•
Community Concern , yakni sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut penting. Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena penyakit tersebut. Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit tersebut Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya.
Menurut cara ini masing-masing kriteria tersebut diberi nilai, kemudian masing-masing nilai dikalikan. Hasil perkalian ini dibandingkan. Masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat prioritas yang tinggi pula.
Solving Problem (PDCA)
SWOT
Strength
Weakness
Faktor Internal
Opportunity
Threat
Faktor Eksternal