Persyaratan Bangunan Praktek Dokter Posted on August on August 30, 2017by 2017 by Healthcare Healthcare and Hospital Consultant
Arsitektur Bangunan 1. Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai fasilitas pelayanan kesehatan. 2. Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntuntukan lokasi yang diatur oleh Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan Rencana tata Bangunan dan Lingkungan yang bersangkutan 3. Tata Ruang Praktek Dokter mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah
Desain Bangunan 1. Tata letak ruangan diatur dan dikelompokkan memperhatikan zona infeksius dan non infeksius 2. Tata letak ruangan pelayanan pada bangunan praktek dokter harus diatur dengan memperhatikan praktek dokter sebagai bangunan fasilitas kesehatan tingkat pertama. 3. Zona bangunan praktek dokter didasarkan pada privasi kegiatan meliputi : zona publik, zona semi publik dan area privat 4. Zona bangunan praktek dokter diatur memperhatikan kemudahan pencapaian antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi. 5. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua bagian bangunan 6. harus disediakan fasilitas pendingin untuk menyimpan obat obat khusus dengan suply listrik yang tidak boleh terputus 7. lebar koridor disarankan 2,40 meter dengan langit langit minimal 2,80 meter. koridor sebaiknya lurus, apabila ada perbedaan ketinggian maka menggunakan ram dengan kemiringan tidak melebihi 7 derajat.
Jenis Ruangan jenis jenis ruangan yang diperlukan dalam praktik dokter 1. Ruang Pendaftaran Pasien luas ruangan menyesuaikan jumlah petugas jaga dengan perhitungan 3 sd 5 meter persegi per petugas 2. Ruang Administrasi Rekam Medik Pasien luas ruangan menyesuaikan jumlah petugas jaga dengan perhitungan 3 sd 5 meter persegi per petugas, jenis ruang rekam medik terdiri ruang Arsip Aktif dengan luasan umum 3. Ruang Tunggu Pasien dan Keluarga dengan perhitungan 1 sd 1,5 meter persegi per orang pengunjung, jadi luas ruang tunggu mengikuti estimasi kunjungan perkegiatan praktek dokter 4. Ruang Pemeriksaan Dokter Umum dengan luas 9 sd 24 meter persegi 5. Ruang Pemeriksaan dan Tindakan Dokter dengan luas 20 sd 30 meter persegi dengan memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan peralatan 6. Ruang Tindakan Dokter dengan luas 9 sd 24 meter persegi 7. Ruang Promosi Kesehatan, untuk dapat dipergunakan untuk pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan 8. Ruang Farmasi, untuk menyimpanan obat obatan emergency dan obat obatan kategori LASA 9. Ruangan untuk sterilisasi instrumen tindakan
10. Kamar mandi/WC pasien (laki laki dan perempuan terpisah) dengan luas minimal 2 x 2 meter persegi 11. Kamar mandi/WC petugas dengan luas minimal 2 x 2 meter persegi 12. Gudang Umum 13. Parkir kendaraan roda 2 dan roda 4 untuk keperluan pasien, petugas dan keluarga pasien
Persyaratan Komponen Bangunan dan Material Atap 1. Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan vektor 2. Material atap tidak korosif dan tidak mudah terbakar Langit langit 1. langit langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan. 2. ketinggian langit langit dari lantai minimal 2,80 meter Dinding 1. material dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak menyebabkan silau, kedap air, mudah dibersihakn dan tidak ada sambungan agar mudah dibersihkan. 2. dinding KM/WC harus kedap air, dilapisi keramik setinggi 150 cm Lantai 1. material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, mudah dibersihkan dan dengan sambungan seminimal mungkin Pintu dan Jendela 1. lebar bukaan pintu utama minimal 120 cm atau dapat dilalui brankar 2. pintu khusus KM/WC harus terbuka ke luar dengan lebar daun pintu 90 cm dan bisa untuk disabilitas 3. material pintu untuk KM/WC harus kedap air Kamar Mandi/WC 1. memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dankeluar oleh pengguna 2. lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan tidak boleh menggenang 3. pintu harus mudah dibuka dan ditutup 4. kunci kunci dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat 5. pemilihan kloses disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan pengguna pada daerah setempat Sistem sistem lain yang perlu diperhatikan : 1. sistem ventilasi 2. sistem pencahayaan 3. sistem sanitasi baik sanitasi air bersih, sanitasi air kotor dan sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius
4. 5. 6. 7. 8. 9.
sistem kelistrikan sistem komunikasi sistem gas medik sistem proteksi petir sistem proteksi kebakaran sistem pengendalian kebisingan
POLIKLINIK UMUM
1 dr. Maria Magdalena S.
Senin – Sabtu
07.00-14.00
POLIKLINIK GIGI
1 drg. Kosmas Kurniawan
Senin – Sabtu
07.00 – 14.00
2 drg. Vivi Arifianti, Sp. KGA
Senin & Selasa
08.00 – 11.00
3 drg. Ester Handayani L., Sp.BM
Rabu & Jumat
08.00 – Selesai
Selasa
11.00 – 13.00
Kamis
08.00 – Selesai
Senin – Jumat
17.00 – 20.00
4 drg. Benny Andoko W., Sp.BM 5 drg. Setyabudi NS
POLIKLINIK KEBIDANAN & KANDUNGAN
1 dr. Ria Pratiwi, Sp.OG
Senin – Sabtu
07.00 – 14.00
2 dr. Pua Librana, Sp.OG
Selasa & Jumat
17.00 – 20.00
3 dr. Henri S, Sp.OG
Senin, Rabu, Kamis
17.00 – 19.00
4 dr. Tatit Nursetya, Sp.OG
Selasa & Kamis
16.00 – 17.00
POLIKLINIK SPESIALIS ANAK
1 dr. Tri Dyah, Sp.A
Senin – Sabtu
07.00 – 14.00
2 dr. Laurentia Monica, Sp.A
Selasa & Kamis
16.00 – 18.00
3 dr. Ariani, M.Kes, Sp.A
Selasa & Kamis ( on call )
19.00 – 21.00
4 dr. Sony Wicaksono, Sp.A
Selasa – Jumat
18.30 – Selesai
5 dr. Louisa, Sp.A
Senin
17.00 – 19.00
6 dr. Setyamitra, SpA
Senin, Rabu, Kamis
15.30 – Selesai
7 Imunisasi
Senin – Sabtu
07.00 – 14.00
POLIKLINIK SPESIALIS SARAF
1 dr. Chandra Iwan, Sp.S
Senin – Jumat
09.00 – 13.00
Senin & Jumat
15.00 – selesai
Selasa & Kamis
19.00 – selesai
2 dr. Eko Arisetijono, Sp.S
3 dr. Endang Ekawati, Sp.S
Senin – Kamis
09.00 – 11.00
4 dr. Dessika R., Sp.S
Selasa & Kamis
15.00 – Selesai
Senin – Kamis
08.00 – 12.00
Jumat
11.00 – 13.00
5 dr. Anica Hadi Sp. S
POLIKLINIK SPESIALIS PENYAKIT DALAM
Senin – Sabtu
07.00 – 14.00
Senin – Jumat
18.00 – 20.00
Selasa & Kamis ( on call )
09.00 – 11.00
Senin, Selasa, Kamis, Jumat
19.00 – Selesai
4 dr. Djoko Heri,Sp.PD-KHOM
Selasa & Kamis
18.30 – 21.30
5 dr. Nursamsu, Sp.PD-KGH
Senin & Rabu
16.00 – selesai
1 dr. Winarko Luminturaharjo, Sp.PD 2 Dr.dr. PW. Olly I, Sp.PD 3
Prof.Dr.dr. A.Rudianto, Sp.PDKEMD
6 dr. Supriono, Sp.PD-KGEH
Senin, Selasa, Kamis, Jum’at
14.30 – 1600
7 dr. Wendy Budiawan, Sp.PD
Rabu & Jumat
18.30 – Selesai
8 dr. Ninik Budiarti, Sp.PD-KPTI
Selasa & Kamis ( on call )
16.00 – 16.30
POLIKLINIK JANTUNG & PEMBULUH DARAH
Rabu & Jumat
07.00 – 09.00
Sabtu
08.00 – 10.00
2 dr. Sasmojo W, Sp. JP
Selasa & Jumat
16.00 – Selesai
3 dr. Wella Karolina, Sp. JP
Selasa, Rabu, Kamis
16.00 – Selesai
4 dr. Wursito, Sp. JP
Kamis
10.00 – Selesai
1 dr. Setyasih, Sp.JP
POLIKLINIK SPESIALIS PARU
1 dr. Rezki Tantular, Sp. P
2 dr. Henny C, Sp.P
Senin,Selasa, Kamis, Jumat
13.00 – 15.00
Senin,Selasa, Kamis, Jumat
16.00 – 20.00
Rabu
14.00 –
Selesai 3 dr. Ngakan Putu, Sp.P
Senin, Rabu, Jumat
19.00 – 20.00
Senin – Jumat
19.00 – 20.00
Jumat & Sabtu
10.00 – 12.00
5 dr. Sandi Agung, Sp.P
Selasa & Kamis
10.00 – 12.00
6 dr. Yani Jane, Sp.P (K)
Selasa
17.00 – Selesai
4 dr. Paulus W, Sp.P
GIZI KLINIK
1 dr. Ongko Susetia T, MNs, Sp.GK
Selasa, Rabu, Jumat
10.00 – 12.00
POLIKLINIK SPESIALIS THT
1 dr. Melania Soedarmi, Sp.THT-KL
Senin – Jumat
10.00 – 12.00
2 dr. Irine Eka M, Sp.THT-KL
Senin, Selasa, Kamis
19.00 – 20.00
3 dr. Hana Listyani, Sp.THT-KL
Selasa & Jumat
08.00 – 10.00
POLIKLINIK SPESIALIS KULIT & KELAMIN
1 dr. M. Reza Rachmatullah, Sp.KK
Senin – Sabtu
09.00 – 13.00
Senin – Jumat
17.00 – 20.00
DISKRIPSI PROYEK A. Tor Merencanakan rumah tinggal dan praktek profesi untuk sebuah keluarga, dengan menampilkan karakter khusus dari penghuninya. Menjelaskan tentang profesi dan masing-masing kegiatan yang dilakukan anggota keluarga. Anggota keluarga ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, dan asisten rumah tangga. Dengan kebutuhan ruang minimal lima kelompok fungsi rumah. B. Proses Kegiatan
Dilaksanakan distudio dengan proses asistensi dengan dosen pendamping minimal lima kali.
Pengumpulan tugas pada minggu ke 15.
Disajikan dengan teknik pensil berikut rendering dan teknik pewarnaan.
Dikerjakan dilembar A3 berkop yang sudah ditandatangani oleh dosen oleh dosen pembimbing.
Proses asistensi boleh menggunakan kertas roti.
C. Tagihan
Konsep Denah
Situasi
Denah
Tampak 4 Sisi
Potongan
Perspektif (Eksterior & Interior)
Detail Arsitektur
BAB III METODOLOGI 1. Metoda Pengumpulan Data
1. Wawancara
Mencari data dengan melakukan wawancara untuk mendapatkan data penghuni, aktifitas penghuni dan kebutuhan ruang. Dan kemudian mencari data dengan menghitung besaran ruang. 2. Analisis Data
Melakukan analisis untuk menentukan persyaratan ruang dan sirkulasi ruang. 3. Observasi
Melakukan survey lahan yang akan digunakan untuk mendesain rumah tinggal dengan melakuan pengukuran lahan, menentukan orientasi bangunan, dan melihat wilayah sekitar dimana letak view terbaik dan letak jalan. 1. Penyusunan dan Analisis Kebutuhan Bangunan
Penyusunan data dilakukan dengan mengumpulan data-data untuk menggambungkan data-data yang telah didapatkan, data dapat di dapatkan dengan melakukan wawancara maupun observasi ke site secara langsung. kemudian data disaring kembali untuk diolah untuk mendapatkan data yang lebih kompeks. Setelah itu analisis satu per satu lahan untuk didapatkan suatu kebutuhan bangunan maupun desain. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 1.1 1. Pemrograman
Pemrograman adalah proses menulis, menguji dan memperbaiki ( debug), dan memelihara dan membangun sebuah program. Tujuan dari pemrograman adalah untuk memuat suatu program yang dapat melakukan suatu perhitungan atau pekerjaan. Jadi setelah melakukan analisis dari data-data yang telah dikumpulkan dan telah diolah kemudian di tulis dibedakan untuk membuat suatu progam. Pemrogaman tersebut di gunakan untuk perhitungan desain rumah tinggal yang akan dibuat.
BAB IV URAIAN PROYEK 1. TERMINOLOGI
Rumah tinggal
Tempat untuk berlindung dan berkumpul seluruh atau sebagian anggota keluarga untuk saling berinteraksi dan sebagai pemenuh kebutuhan manusia.
Dokter
Seorang yang dengan keahlianya untuk berusaha menyembuhkan orang – orang sakit. Untuk itu maka menjadi seorang dokter diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus untuk mendapatkan gelar seorang dokter.
Tempat Praktek
Penyelenggara pelayanan medis oleh seorang dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis lainnya dengan atau tanpa menngunakan penujang medik. 2. PELAKU
No
Pelaku
Umur
Pekerjaan
Hoby
Ayah Ibu
Anak (L)
46
tahun
–
Membca koranMerawat tanaman
–
Membaca novelMemasak
–
MenulisBermain gameOtomotif
Dokter
38 tahun
Guru
17 tahun
Pelajar
–
Anak (P)
14 tahun
Pelajar
Pembantu
32 tahun
Pembantu Rumah Tangga
MembacaMelukisBermain musik
3. Aktivitas
Pelaku
Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Ayah
–
Tidur
–
Kamar tidur
–
Sholat
–
Mushola
–
Mandi
–
Kamar mandi
–
Makan
–
Ruang makan
–
Memanasi mobil
–
Garasi
–
Buka praktek
–
Ruang praktek
–
Membaca koran
–
Teras
–
Merawat tanaman
–
Taman
–
Menerima tamu
–
Ruang tamu
–
Sosialisasi keluarga
–
Ruang keluarga
–
Tidur
–
Kamar tidur
–
Sholat
–
Mushola
–
Mandi
–
Kamar mandi
–
Makan
–
Ruang makan
–
Menonton TV
–
Ruang keluarga
–
Membaca novel
–
Ruang Keluarga
–
Memasak
–
Dapur
–
Menerima tamu
–
Ruang tamu
–
Tidur
–
Kamar tidur
–
Sholat
–
Mushola
Ibu
Anak (L)
Anak (P)
Pembantu
–
Mandi
–
Kamar mandi
–
Makan
–
Ruang makan
–
Bermain game
–
Kamar tidur
–
Istirahat
–
Ruang keluarga
–
Menulis
–
Kamar tidur
–
Belajar
–
Kamar tidur
–
Tidur
–
Kamar tidur
–
Sholat
–
Mushola
–
Mandi
–
Kamar mandi
–
Makan
–
Ruang makan
–
Istirahat
–
Ruang keluarga
–
Menulis
–
Ruang keluarga
–
Membaca
–
Ruang Keluarga
–
Belajar
–
Kamar tidur
–
Tidur
–
Kamar tidur
–
Sholat
–
Mushola
–
Mandi
–
Kamar mandi
–
Memasak
–
Dapur
–
Makan
–
Dapur
–
Menyimpan barang
–
Gudang
–
Mencuci baju
–
Ruang cuci
–
Menjemur baju
–
Ruang cuci
–
Menyetrika
–
Ruang cuci
–
Menonton TV
–
Ruang keluarga
–
Istirahat
–
Kamar tidur
4. Persyaratan Desain
–
KDB 40 – 60%
–
Tampak terlihat dari empat sisi
–
Atap menggunakan limasan
–
Menerapkan konsep green arsitektur
5. Besaran Ruang
NamaRuangan
Besaran (m2)
Garasi
± 31,5
Carport
± 20,5
Teras
± 10,8
Ruang tamu
± 21,99
Ruang Praktek
±22,94
Ruang Keluarga Ruang Makan
± 50,852
Kamar Utama
± 27,72
Kamar Mandi Utama
± 5,7
KamarAnak (L)
± 20,16
KamarAnak (P)
± 25,04
Kamar Mandi Anak
± 5,3
Dapur
± 8,16
Kamar Tidur Pembantu
± 9,98
Kamar Mandi Pembantu
± 5,3
Ruang Cuci
± 11,52
Gudang
± 8,33
Ruang Setrika
± 5,5
Jumlah
± 291,292
6.ORGANISASI RUANG
BAB V TINJAUAN PROYEK SEJENIS
PENDEKATAN TEORI Gambaran rumah yang akan dirancang didapat dari keinginan klien yang menginginkan konsep minimalis untuk rumahnya. Konsep minimalis memiliki bentuk dan garis geometri yang tegas, biasanya didominasi dengan perulangan garis vertical/horizontal, terdapat bukaan-bukaan yang lebar; atap cenderung datar atau nyaris datar. Hampir seluruh fasad rumah minimalis sangat sederhana bahkan material yang digunakan. Namun, kesederhanaan tersebut tetap dapat memberikan kesan elegan terhadap rumah. Ruangan terdiri dari Ruang tamu, Ruang keluarga, Ruang makan, Kamar tidur utama + Kamar mandi, 2 Kamar tidur anak + 1 Kamar mandi, Kamar tidur pembantu + Kamar mandi Dapur, Tempat cuci+jemur, Garasi, Gudang, Ruang praktek. Rumah memiliki komposisi ruang yang terpusat. Pusat dari komposisi tersebut berada di meja makan. Orientasi bangunan yang baik adalah menghadap ke arah selatan atau utara. Karena mendapatkan sinar matahari yang optimal, tidak berlebihan. Berbeda bila bangunan menghadap ke arah timur atau barat. Sinar matahari akan langsung masuk ke dalam rumah dan membuat rumah terasa panas, terutama dari arah barat. Penggunaan ventilasi silang pada rumah akan memudahkan sirkulasi udara. Udara dingin yang masuk tidak akan hanya melewati satu titik saja tetapi akan menyebar ke sudut-sudut ruangan apabila menggunakan ventilasi silang ini. Lalu penggunaan tritisan yang semakin lebar akan
membuat rumah lebih teduh karena bayangan tritisan akan membantu menutupi bagian dalam rumah dari hujan maupun matahari. Pemanfaatan vegetasi tidak hanya sebagai pengurang polusi tetapi dapat juga sebagai barrier rumah. Dimana saat angina tau hujan yang kencang datang, rumah tidak akan langsung terkena karena ada vegetasi-vegetasi yang menahannya. Vegetasi juga dapat dimafaatkan sebagai alat kedap suara.
PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 1. Permasalahan
Bagaimana merancang sebuah rumah tinggal yang dapat menjadi wadah kegiatan seluruh anggota keluarga dengan menerapkan rumah tinggal yang nyaman, aman, dan sehat tanpa adanya kebisingan dan gangguan dari luar sehingga dapat terbentuk sebuah keluarga yang bahagia dan tentram di dalamnya? 1. Persoalan
Rumah diharapkan dapat menyatu dengan lingkungan sekitarnya dan tetap terlihat indah/elegan tanpa harus memberikan sentuhan-sentuhan yang berlebihan pada rumah. Konsep rumah yang akan dirancang kan didukung oleh tiga sub konsep sebagai berikut : 1)
Rumah yang nyaman
Rumah yang nyaman dapat dilihat dari sirkulasi peruangannya. Selain itu, dapat diatur dari system penghawaan, pencahayaan, posisi rumah, dan volume ruang. Penggunaan bukaanbukaan yang lebar pada rumah serta jendela-jendela yang banyak dapat membantu udara serta cahaya masuk dengan lancer ke dalam rumah. Dengan memperhatikan letak bukaan dan jendela yang benar cahaya dan udara yang masuk-keluar dapat dioptimalkan dengan baik. Posisi rumah terhadap matahari juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan sebuah rumah tinggal. Biasanya posisi rumah mempengaruhi letak pintu masuk dan bukaan-bukaan. Jendela dan bukaan pada rumah sebaiknya dioptimalkan di sebelah timur agar matahari pagi dapat masuk dengan baik sedangkan untuk arah barat sebisa mungkin diminimalkan karena matahari sore tidak baik. Untuk arah pintu masuk, sebaiknya diletakkan di arah selatan atau utara. Sinar matahari yang masuk dari arah tersebut tidak sedikit dan juga tidak terlalu berlebihan sehingga sangat cocok jiga pintu mengarah kedua arah tersebut. Volume ruang mempengaruhi sirkulasi udara yang masuk dan keluar. Salah satunya dengan permainan plafond. Ibu Ismiarti menginginkan plafon yang tinggi hal ini disebabkan karena dengan penggunaan plafond yang tinggi, rumah akan terasa lebih dingin dan sejuk. Plafond yang tinggi akan memudahkan udara panas bertukar ke udara dingin sebelum mencapai ke bawah. 2)
Rumah yang sehat
Rumah yang sehat dapat dicapai dengan system sanitasi yang benar. Adanya drainase yang dapat mengalirkan air ke sungai atau tempat pembuangan akan meminimalkan terjadinya peluapan air. Perlunya septictank dengan ukuran yang tepat untuk menampung tinja dan kotoran yang berasal dari saluran air kamar mandi. Perlu adanya bak control yang menyimpan air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Penghawaan dan pencahayaan dalam rumah juga menjadi salah satu factor utama agar rumah dapat memiliki konsep sehat. 3)
Rumah yang aman
Rumah yang aman dapat diwujudkan dengan penggunaan pagar di sekeliling rumah. Pagar yang tidak terlalu tinggi tapi dibuat tertutupi oleh tumbuhan-tumbuhan rambat setidaknya dapat menutupi sebagian rumah dari pandangan luar. Tetapi, penghuni rumah tetap dapat berinteraksi secara intens dengan tetangga dan orang luar. Pemberian vegetasi di sekitar rumah juga akan menghalangi pandangan orang luar secara langsung. Konsep yang diterapkan juga akan membantu rumah lebih aman karena konsep ini memaksa rumah untuk terlihat sederhana dari luar. 1. Bentuk dan Tampilan
Atap bangunan yang dirancang akan didominasi menggunakan atap dak beton dengan adanya penambahan atap pelana dan limasan
Bentuk bangunan yang akan dirancang mengambil bentuk dasar kubus dan ba lok disertasi dengan perubahan bentuk akibat penambahan seperlunya.
2. Struktur
Konsep rumah yang diinginkan mempengaruhi bentuk atap rumah tinggal. Rumah memiliki atap yang datar atau nyaris datar dengan tetap mempertimbangkan kekuatan dan kestabilan bahan yang digunakan. Selain itu konsep rumah lebih mengacu pada g aris-garis vertical maupun horizontal. Dimana hal itu terlihat sangat sederhana tetapi terkesan elegan Pemilihan struktur untuk bangunan berdasarkan beberapa pertimbangan: –
Kesetabilan struktur
–
Pemilihan bahan
–
Bentang bangunan
Atap bangunan menggunakan bahan dari beton dan sedikit kayu pada bagian yang menggunakan atap limas atau pelana
3. Utilitas
Bukaan yang diletakkan pada fasad bangunan, sebagai jendela, pintu, bouven, dll, berfungsi sebagai:
–
Pencahayaan agar mendapat cahaya yang cukup
–
Sirkulasi udara agar kondisi udara di dalam bangunan tetap sehat
–
Tidak panas dan tidak lembab
–
Kenyamanan
Tritisan lebar sebagai penghalang sinar masuk yang tidak dibutuhkan
Sudut atap yang rendah membuat bagian atap memerlukan talang air agar air hujan tidak menggenang di atap.
Saluran sanitasi digunakan untuk menyalurkan air hujan yang turun dari atap lalu di salurkan melalui saluran air hujan untuk kemudian dialirkan ke roil kota. Begitu juga dengan drainase dari dalam bangunan.
Penghawaan
Berdasarkan konsep yang digunakan merupakan rumah tinggal yang menyatu dengan alam, maka penggunaan penghawan buatan seperti AC atau kipas angin diminimalkan. Penghawaan berasal dari luar (alami) dengan pemakaian bukaan yang besar yang langsung menghadap ke arahluar sehingga udara segar dapat didapat dengan maksimal pada ruangan.
Air
Penggunaan air dalam rumah menggunakan sumber air sendiri berupa sumur, selain itu juga menggunakan air dari PAM jika air sumur sedang berkurang.
Pengolahan limbah
Untuk mendapatkan rumah tinggal yang sehat dan nyaman perlu diperhatikan dalam masalah limbah, limbah yang dimaskud berupa limbah rumah tangga cair dan padat, serta sampah organik maupun an organik. Untuk saluran pembuangan limbah padat dialirkan ke septictank, sedangkan limbah cair sebagian disalurkan dalam sumur peresapan sebagian lagi dialirkan ke kanal kota. Untuk sampah berupa organik maupun an organik dibuang ke TPS menggunakan jasa pengangkut sampah
Listrik
Bukaan yang banyak, selain untuk memaksimalkan view dan penghawaan, juga untuk mengurangi penggunaan listrik di siang hari. Karena cahaya buatan (lampu) tidak perlu digunakan ketika ruangan sudah terang secara alami (dengan banyaknya bukaan). RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN Rencana Umum Secara Fisik dan Non Fisik, meliputi penataan : Pola, dimensi, dan standar umum (i) Penetapan batasan umum terhadap blok, kaveling dan massa bangunan dengan arahan pengembangan dan fungsi/kegiatan yang mewadahinya.
(ii) Penetapan batasan Garis Sempadan Bangunan (GSB), Garis Samping/Belakang Bangunan (GSpB/GSbB), Garis Muka Bangunan (GMB), ataupun batasan spesifik lain, seperti Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Pantai, yang terkait dengan kondisi kawasan perencanaan. (iii) Penetapan arahan umum dimensi/luas bangunan dengan merujuk pada kebutuhan tipe dan langgan bangunan yang akan diciptakan.
Prinsip – prinsip pengembangan rancangan
Aturan – Aturan Dasar (a) Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan pada jenjang tertinggi seperti Gubernur/Walikota/Bupati adalah: (i) Peruntukan Lahan (ii) Luas Lahan dan Batas Lahan (iii) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) (iv) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) (v) Ketinggian Maksimum Bangunan (vi) Transfer KLB >10% (vii) Standar Perencanaan Kota (b) Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan dapat pada jenjang Kepala Dinas Tata teknis setempat adalah: (i) Garis Sempadan Bangunan (GSB) (ii) Jarak Bebas (iii) Transfer KLB <10% di dalam satu blok –
GSB pada site ini tergantung lebar jalan yang berada di depan site tersebut
–
Buillding Covering ≤ 60%
BAB VI KELAYAKAN LOKASI
SITE
Kondisi fisik site
Luas lahan 928 m 2
Kontur tanah miring
Garis sepadan bangunan ½ X lebar jalan
Orientasi site menghadap ke Barat
Batas-batas site
Utara
: Pepohonan
Timur
: Pepohonan
Selatan
: Pepohonan
Barat
: Jalan Raya Dan Rumah Penduduk
1. Konteks
Site ini terletak di pinggir jalan raya (tidak berada di dareah kumuh), walaupun begitu, budaya saling hormat menghormati antar warga masih kuat,namun tetap menjaga privasi masingmasing.