Kata pengantar Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmatNya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan penyusunan makalah yang
berjudul “Perdagangan Perempuan dan Pnak”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata dasar-dasar ips. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini
penulis
1
Bab I pendahuluan Kasus perdagangan anak (trafficking) merupakan kasus yang penuh fenomena. Hal ini terlihat masih banyaknya permasalahan anak. Kasus trafficking dalam dekade ini mengalami peningkatan pertahun, ini adalah topik yang sangat menarik dimana kasus trafficking adalah kejahatan yang melanggar hak asasi manusia karena korban dari kejahatan ini adalah perempuan dan anakanak yang memiliki posisi rentan karena mereka adalah aset dan elemen penting dalam kehidupan bangsa dan negara, kejahatan trafficking ini mudah dilaksanakan tidak memerlukan modal besar dan mendapat keuntungan yang luar biasa sehingga membuat banyak orang tergoda menjadi pelakunya. Perkembangan kasus trafficking di Indonesia sangat mengkhawatirkan dan Semakin meningkat tajam
2
Bab II pembahasan I.
Apa yang dimaksud dengan Perdagangan Manusia ( Human Trafficking) ? Perdagangan
manusia
terutama
perempuan
dan
anak
(trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia. Ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Menurut Wikipedia, yang dimaksud dengan perdagangan manusia atau human trafiking adalah perdagangan dan perdagangan dalam gerakan atau migrasi masyarakat, hukum dan illegal termasuk tenaga kerja baik sah kegiatan serta kerja paksa. Trafficking adalah rangkaian kegiatan dengan maksud eksploitasi terhadap perempuan dan atau anak yang meliputi kegiatan perdagangan manusia (trafficking) khususnya perempuan dan anak adalah segala tindakan berlaku trafficking yang mengandung
salah
satu
atau
lebih
tindakan
perekrutan,
pangangkutan antar daerah dan antar negara, pemindahtanganan, pemberangkatan, penerimaan dan penampungan sementaraatau ditempat tujuan, perempuan dan anak dengan cara ancaman, 3
penggunaan kekerasan verbal dan fisik, penculikan, penipuan, tipu muslihat, memanfaatkan kerentanan (misalnya ketika seseorang tidak memiliki pilihan lain, terisolasi, ketergantungan obat, jebakan uang, dan lain-lain), memberikan atau menerima pembayaran atau keuntungan, dimana perempuan dan anak digunakan dengan tujuan pelacuran, eksploitasi seksual (termasuk phaedopil), buruh migran legal maupun illegal, adopsi anak, pekerjaan jeramal, pengantin pesanan, pembantu rumah tangga, mengemis, industri pornografi, pengedaran obat terlarang, penjualan organ tubuh serta bentukbentuk eksploitasi lainnya. Di masa lalu, perdagangan anak dan perempuan hanya dipandang sebagai pemindahan secara paksa ke luar negeri untuk tujuan prostitusi. Jumlah konvensi terdahulu mengenai perdagangan hanya
memfokuskan
perkembangan
zaman,
aspek
ini.
Namun
perdagangan
seiring
dengan
didefinisikan
sebagai
pemindahan, khususnya perempuan dan anak dengan atau tanpa persetujuan orang yang bersangkutan didalam suatu Negara atau ke luar negeri untuk semua perburuhan yang eksploitatif, tidak hanya prostitusi.
4
II. Mengapa Perdagangan Manusia dilakukan ? Permasalahan perdagangan manusia merupakan permasalahan yang sangat kompleks yang tidak lepas dari faktor-faktor ekonomi, social, budaya, dan politik yang berkaitan erat dengan proses industrialisasi dan pembangunan. Di Negara-negara tertentu, perdagangan perempuan dan anak bahkan dijadikan sebagai bagian dari kebijakan politik perburuhan yang dimanfaatkan untuk menekan biaya produksi sehingga cenderung dieksploitasi Trafficking
merupakan
salah
satu
jalur
terjadinya
perdagangan orang yang korbannya rata-rata berada dibawah garis kemiskinan, khususnya perempuan dan anak. Apalagi, hingga saat ini posisi perempuan masih termarjinalisasi, tersubordinasi yang secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi kondisi perempuan. Situasi semacam ini merupakan santapan sindikat perdagangan perempuan dan anak yang sudah terorganisir untuk melakukan perekrutan.
5
Salah satu faktor yang mendorong terjadinya traficking adalah faktor kemiskinan yang cenderung dimanfaatkan oleh pihakpihak
tertentu
untuk
kepentingan
bisnis,
dimana
korban
diperjualbelikan bagaikan barang yang tidak berharga melalui tipu muslihat. Perdagangan manusia terjadi karena perempuan dan anak putus sekolah cenderung mencari kerja. Keputusan itu nyatanya tidak diimbangi dengan informasi memadai tentang jenis pekerjaan yang tersedia dan bagaimana proses yang benar mendapatkannya. Tampak sekali aparat kelurahan maupun dinas tenaga kerja setempat hampir tidak pernah membantu perempuan dan anak mendapatkan
informasi
tersebut.
Situasi
ini
dimanfaatkan
komplotan perdagangan manusia untuk memerangkap mereka.
III. Bagaimana menangani perdagangan manusia ? Trafficking merupakan salah satu masalah yang perlu penanganan mendesak seluruh komponen bangsa. Hal tersebut perlu, sebab erat terkait dengan citra bangsa Indonesia di mata Internasional. Apalagi, data menunjukkan bahwa Indonesia berada
6
pada urutan ketiga sebagai pemasok perdagangan perempuan dan anak. Suatu tantangan bagi Indonesia untuk menyelamatkan anak bangsa dari keterpurukan. Memang disadari bahwa penanganan trafiking tidaklah mudah, karena kasus pengiriman manusia secara illegal sudah terjadi sejak bertahun-tahun lamanya tanpa adanya suatu perubahan perbaikan. Program ekonomi, penyebarluasan informasi, dan akses pendidikan di wilayah rentan perlu dilancarkan untuk pencegahan perdagangan manusia. Program ini juga lebih berorientasi pada korban dan masyarakat agar lebih kebal dari jebakan perdagangan. Disamping pemberdayaan korban, pelaku perdagangan manusia harus pula diberantas. Ternyata, materi hukum yang kita punya sekarang tidak cukup untuk menaggapi kompleksitas kejahatan perdagangan manusia. Beberapa aspek penting yang tidak memadai dalam perundang-undangan kita meliputi definisi, system pembuktian kejahatan, dan perlindungan korban. Ketiga aspek penting ini merupakan argumentasi dasar mengapa kita memerlukan UU baru tentang pemberantasan
7
perdagangan manusia . untuk itu pemerintah perlu bekerja keras agar Indonesia memiliki UU anti perdagangan manusia yang komprehensif dan memadai diterapkan.
8
Bab III penutup Kesimpulan Menurut saya, penanganan perdagangan manusia itu perlu koordinasi dari banyak pihak, misalnya dari Disnaker, Imigrasi, Penegak Hukum, Tokoh masyarakat, dsb. Harus ada penyuluhan tentang perdagangan manusia itu seperti apa, jadi masyarakat awam tidak mudah tergiur dengan iming-iming akan dipekerjakan keluar daerah bahkan luar negeri. Mereka harus diinformasikan prosedur menjadi TKI lalu diinformasikan bahwa ada organisasi / badan penyalur Tenaga Kerja (TK) resmi yg sudah ditunjuk oleh pemerintah. Untuk organisasi / badan itu sendiri seharusnya jgn mempersulit/mengambil keuntungan dari para calon TK yang berminat, untuk tindakan preventifnya. Untuk tindakan represifnya, para pelaku Human Trafficking harus diberikan sanksi sesuai aturan yg berlaku. Para korban Human Trafficking perlu mendapatkan hak dan perlindungan hukum.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mitrainti.org http://bangaip.org/2009/08/perdagangan-manusia/ http://www.indonesiasearchengine.com/ http://id.wikipedia.org/
10