MANAJEMEN KEUANGAN PERBANKAN LAPORAN ARUS KAS
Oleh: I Gede Andika Satria Wibawa
( 1506205021 )
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2017
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Seminar Manajemen ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga tugas kami ini ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jimbaran, 18 Februari 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................…………………………………………………i Daftar Isi..............................................................................................................................…...……ii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................………... 1.1 Latar Belakang..................................................................................................……..…. 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................…..……. 1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................…………. BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................………... 2.1 Pengertian demografi dan studi terkait ………………………………….……………. 2.2 Aspek-aspek demografi dan hubungannya dengan peluang/ ancaman bisnis …………. 2.3 Aspek-aspek social budaya dan hubungannya dengan peluang/ancaman bisnis……………………… 2.4 Hubungan dinamika lingkungan demografi dan social budaya dengan pengelolaan dari kinerja oraganisasi ………………………………………………………………………….. BAB III PENUTUP............................................................................................................…………... 3.1 Simpulan……......................................................................................................………… 3.2 Saran.................................................................................................................……..……. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………...………………………………….. 25
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan dalam demografi yang dapat digunakan untuk membantu organisasi bisnis adalah ketika menentukan calon lokasi terbaik di area sebuah toko cabang atau outlet layanan, memprediksi permintaan produk baru, dan untuk menganalisis dinamika tertentu dari tenaga kerja perusahaan. Permintaan akan suatu jenis barang dan jasa tergantung pada jumlah komposisi penduduk, pendapatan penduduk, kualitas dan harga barang, selera dan manfaat barang tersebut bagi penduduk/konsumen. Dengan mengetahui kelima variabel tersebut, kita dapat menduga kebutuhan (needs) serta keinginan (wants) yang terwujud dalam permintaan (demand), yang merupakan inti konsep pemasaran suatu barang. Penduduk, baik sebagai individu maupun unsur rumah tangga, merupakan konsumen yang membeli atau membutuhkan barang dan/atau jasa untuk konsumsi atau investasi. Konsumen ini dapat dibedakan dalam berbagai kelompok yang berbeda menurut umur, pendapatan, pendidikan, mobilitas dan selera. Ciri-ciri konsumen tersebut dapat dipakai oleh produsen/penjual untuk menciptakan barang dan jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan hidup dan keinginan mereka. Menentukan segmentasi pasar adalah langkah yang harus dilakukan sebelum menjual suatu produk dijual ke pasar. Hal tersebut terkait dengan penentuan sasaran yang dinilai prospektif dalam strategi pemasaran. Penentuan segmentasi pasar dilakukan dengan cara memecah beberapa konsumen yang prospek menjadi bagian kecil. Salah satu jenis segmentasi pasar adalah segmentasi demografi. Segmentasi demografi adalah pembagian pasar, dalam hal ini adalah masyarakat, menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel struktur kependudukan. Jenis segmentasi ini sering digunakan karena kebutuhan, keinginan dan tingkat penggunaan konsumen sejalan dengan jenis demografisnya. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4
Apa pengertian dari demografi dan jelaskan mengenai studi terkait ? Bagaimana mengenai hubungannya Aspek-aspek demografi dengan peluang/ ancaman bisnis ? Bagaimana hubungannya Aspek-aspek demografi dengan peluang/ ancaman bisnis? Bagaimana Hubungan dinamika lingkungan demografi dan social budaya dengan pengelolaan dari kinerja organisasi ?
1
1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4
Mengetahui pengertian dari demografi dan studi terkait Mengetahui aspek-aspek demografi dan hubungannya peluang/ancaman bisnis Mengetahui sspek-aspek social budaya dan hubungannya dengan peluang/ancaman bisnis Mengetahui hubungan dinamika lingkungan demografi dan social budaya dengan pengelolaan dari kinerja organisasi
2
BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Pengertian Demografi Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Beberapa ahli demografi terutama tertarik kepada statistik fertilitas (kelahiran), moralitas (kematian) dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel ini merupakan komponen komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat kelahiran, tingakt kematian dan migrasi yang menentukan jumlah penduduk, komposisi umur dan laju pertambahan atau penurunan penduduk. Jika seseorang ahli demografi mempelajari suatu negara, dia akan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mendasar seperti: 1. Berapakah jumlah penduduk laki laki dan perempuan sekarang? 2. Diamanakah mereka bertempat tinggal? 3. Berapakah usia mereka? 4. Berapa anak yang telah lahir dan golongan penduduk manakah yang melahirkan mereka? 5. Bagaimana ciri ciri yang mati atau pindah? 6. Dan bagaimana dan mengapa semua ini akan berubah? Jhon graunt yang hidup antara tahun (1620-1674) menjawab beberapa pertanyaan semacam itu untuk kota london pada abad ke 17. misalnya dia akan memperkirakan bahwa penduduk kota london terdiri dari 199.000 laki laki dan perempuan 185.000, dan antara tahun 1628-162 bayi laki laki yang lahir sedikit banyak dari pada bayi perempuan. Graunt ini adalah seseorang penjual bahan pakaian dan ia memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian pada tahun 1662 berdasarkan pengetahuannya tenyang kalkulasi pasar. Karena menghitung ukuran ukuran demografi dan statistik statistik lainnya.
3
DEMOGRAFI DAN DISIPLINNYA Demografi dapat dianggap bersifat antar-disiplin karena erat hubungannya dengan disiplin-disiplin lain seperti matematika, biologi, kedokteran, geografi, sosiologi dan ekonomi. Dalam studi tentang keluarga dapat dilihat bagaimana demografi berhubungan dengan disiplin-disiplin lainnya. Sebenarnya ahli demografi tertarik kepada besar dan susunan suatu keluarga. Seorang sejarahwan, terutama seorang ahli demografi sejarah, tertarik kepada bentuk keluarga pada masa lalu dan aspekaspek seperti usia kawin, susunan dan besarnya keluarga. Karena keluarga adalah kesatuan dasar kegiatan sosial, maka para ahli sosiologi dan anthropologi juga tertarik misalnya kepada status, peranan dan pengambilan keputusan para anggota keluarga. Mengapa orang mengingin-kan anak? Adalah suatu pertanyaan yang menarik perhatian seorang ahli psikologi. Dalam beberapa masyarakat, suatu keluarga besar membawa status tertentu bagi ibu dan keluarga. Para ahli ekonomi memandang keluarga sebagai satu kesatuan ekonomi danpenelitianr.ya meliputi hal-hal seperti biaya hidup anak yang juga menarik perhatian ahli demografi. Sebuah contoh yang lebih khusus acalah hubungan antara demografi dan epidemiologi.Kedua kata itu beiasal dari kata “demos” sebuah kata Yunani untuk “penduduk”. Epidemi terjadi jika suatu penyakit menyerang sejumlah besar penduduk pada saat yang sama. Meskipun demikian, epidemiologi tidak hanya mempelajari epidemi saja, tetapi kini meliputi morbiditas (penelitian tentang penyakit) dan juga salah satu akibatnya, yaitu mortalitas. Dalam demografi itu sendiri, ada perbedaan penting antara demografi formal (disebui juga demografi matematika atau analisa) dan studi kependudukan. Seorang ahli demografi formal biasanya seorang ahli matematika karena demografi formal menyangkut variabel-variabel demografi dalam bentuk matematika. DATA DEMOGRAFI Ada tiga sumber pokok data demografi: 1. Sensus penduduk 2. Survai sampel demografi 3. Sistem registrasi 1. Registrasi vital (catatan peristiwa-peristiwa pcnting seperti kelahiran, kematian dan perkawinan) 1. Registrasi penduduk 2. Statistik migrasi internasional. 4
Dahulu sensus sering dihubungkan dengan pemungutan pajak dan kata “sensus” berasal dari kata Latin “censere” yang berarti menaksir atau memungut pajak. Selain itu, sensus juga dihubungkan dengan kepentingan militer: orang Yunani kuno menghitung jumlah laki-laki dewasa pada masa perang dan juga pada waktu persediaan pangan berkurang. Sekarang informasi sensus bersifat rahasia dan hanya boleh digunakan untuk analisis statistik saja, sedangkan data pribadi tidak diterbitkan. Yang menganggap sensus ada hubungannya dengan pajak, relatif sedikit jumlahnya, tetapi di beberapa neqare. sensus masih diariggap mengganggu kcleluasaan pribadi. Di Amerika Serikat, suatu kemajuan penting terjadi dengan disusunnya Undang-Undang Dasar tahun 1797 yang mengharuskan negara itu melaksa-nakan sensus setiap 10 tahun. Sensus yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, biasanya 10 atau 5 tahun memudahkan perbandingan. Ciri-c.in khas sensus modem Iainnya adalah universal dan serentak, artinya, setiap individu dicacah pada waktu yang bersamaan. A. Survai Sampe Suatu survai sampel lebih murah karena hanya meliputi penduduk yang dipilih sebagai wakil penduduk. Namun demikian, proses pemilihan ini dapat menimbulkan kesalahan sampel (sampling error) yang tidak akan terjadi jika seluruh penduduk dicacah. Masalah lain yang timbul adalah karena suatu sampel nasional secaia relatif jumlahnya tidak besar, ada kemungkinan daerah atau unit yang kecil (misalnya suatu desa) tidak terwakili sehingga dengan sendirinya sangat sukar menentukan karakteristik daerah ini. Dari suatu sampel dapat diperoleh keterangan-keterangan yang lebih terperinci dan berkualrtas’ lebih baik daripada suatu sensus, karena lebih banyak waktu dan tenaga dapat dicurahkan untuk setiap wawancara. Sebuah Pertanyaan dalam sensus misalnya, dapat menunjukkan berapa jumlah anak ri setiap wanita. Namun demikian, untuk memperoleh perincian mengenai. B. Registrasi Vital Sensus dan survai menggambarkan keadaan penduduk pada suatu waktu tertentu. Statistik vital merupakan sumber utama untuk mengetahui perubahan penduduk karena statistik ini dikumpulkan secara kontinu dalam berbagai buku registrasi yang biasanya meliputi kematian, kelahiran dan perkawinan. Catatancatatan tentang hal ini telah disimpan oleh beberapa gereja di Eropa sejak abad ke 14, tetapi sistem pencatatan sipil yang resmi baru berkembang pada abad ke 19 dan 20. Jika registrasi dilaksanakan dengan cermot dan diwajibkan seperti di Australia dan negara-negara maju lainnya, jumlah kelahiran dan kematian dapat 5
dianalisis bersama-sama dengan sensus terakhir dan statistik migrasi untuk memungkinkan perhitungan tingkat kelahiran dan tingkat kematian, serta memperkirakan jumlah penduduk pada setiap waktu. Karena para petugas kesehatan masyarakat menekankan pentingnya mencegah penyakit dan mengurangi kematian, maka analisis hal-hal tertentu dari data registrasi (sebab kematian, umur waktu meninggal dan jenis pskerjaan almarhum/almarhumah) makin dibutuhkan. Meskipun demikian, di banyak negara berkembang, sangat banyak biaya diperlukan untuk menye-lenggarakan suatu sistem registrasi yang lengkap, sehingga dalam jangka waktu beberapa dasawarsa mendatang, buku registrasi agaknya dapat diandalkan untuk memberikan data demografi yang betul-betul dapat dipercaya. C. Buku Registrasi Pendek D. Statistik migrasi internasional. E. Membandingkan data demografi. B. FERTILITAS A. Berapa Perbedaan Fertilitas (Fertility Differential) Pada Gambar 4B, semua variabel-antara langsung mempengaruhi fertilitas, sedangkan variabel lainnya yaitu variabel pengaruh, hanya dapat mempengaruhi fertilitas secara tidak langsung. Jadi: variabel pengaruh variabel antara — fertilitas. Tentu saja, Gambar 4B sangat disederhanakan. Misalnya, sikap terhadap besarnya keluarga ideal mungkin mempengaruhi fertilitas, tetapi mungkin juga sebaliknya. Variabel-pengaruh (seperti pendidikan, penghasilan dan pekerjaan), mungkin ^ljng_berkaitjm_sehingga pengaruh relatifnya terhadap • fertilitas jsukar cHtentukan. Pada masa lalu para peneliti cenderung memusatkan perhatian kepada variabel-antara atau kepada variabel pengaruh. Bagaimana pun juga, Survai Fertilitas Dunia mengharapkan agar keduanya “digunakan apabila akan dibuat sesuatu analisis yang tajam tentang fertilitas. B. Fertilitas dan Status Sosial Ekonomi Wrong percaya bahwa norma yang menunjukkan penduduk dari golongan status ekonomi yang Iebih rendah mempunyai fertilitas yang relatif lebih tinggi, hampir dapat dikatakan sebagai suatu hukum sosial ekonomi. Ketika I survai di India dan di tempat lain menunjukkan hasil yang sebaliknya, datanya antik dengan alasan bahwa wanita-wanita dari kelas rendah cenderung lupa an jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Hull and Hull (1977) mampu menentang ‘hukum’ yang terkenal itu karena datanya dianalisis menurut variabelberpengngaruh dan juga rnenurut variabel-antara. Hasil studi mereka di sebuah 6
desa. Tengah menunjukkan bahwa kelompok isteri yang berpenghasilan tinggi jMaporkan jumlah anak yang Iebih banyak. Apakah hal ini karena wanita yang h miskin kurang memperhatikan jumlah kelahiran? Setelah menganalisis data piaasarkan variabel-antara 3, 4, dan 7, mereka menarik kecimpulan bahwa perrbedaan-perbedaan itu memang tidak dibuat-buat. Perkawinan wanita yang lebih miskin kurang stabil, masa abstinensinya setelah bersalin lebih lama dan mereka lebih mungkin menjadi mandul. C. Fertilitas dan Pendidikan Menurut Holsinger dan Kasarda (1976: 154), meskipun kenaikan tingkat pendidikan menghasilkan tingkat kelahiran yang lebih rendah, tetapi hubungan antara kedua variabel ini belum benar-benar terbukti. Pendidikan jelas mempengaruhi usia kawin karena pelajar dan mahasiswa pada umumnya berstatus bujangan. Lagi pula, jika pendidikan meningkat, maka pemakaian alat-alal kontrasepsi juga meningkat. Hawthorn (1970: 42) menyatakan bahwa dalarr, semua masyarakat, ‘kesadaran akan pembatasan kelahiran memang tergantung’ pada latar belakang daerah kota atau tempat ‘tinggal pendidikan dan penghasiian’. Pendidikan yang kuat pengaruhnya terhadap variabel-variabe! pengaruh lainnya seperti sikap terhadap bcsarnya kcluarga ideal, dan nilai anak. Menurut Bouge (1969: 676), pendidikan mcnunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap fcrtilitas daripada variabel-variabel yang lain. Muangthai merupakan salah satu contoh di mana kedua variabel ini mcmpunyai hubungan yang berlawanan: pada 1960, wanita yang berumur di atas 50 mempunyai rata-rata anak 5, 7 bagi yang tidak berpendidikan, 5, 2 bagi yang berpendidikan tingkat pertama dan 3, 4 bagi yang berpendidikan tingkat menengah. D. perbedaan Desa Kota Di negara-negara maju, fertilitas di daerah pedesaan biasanya lebih tinggi daripada di daerah kota. Di beberapa negara seperti Polandia dan Yugoslavia, perbedaan ini justru lebih dari 30% (United Nations, 1976: 48). Di Australia pada 1911, jumlah anak bagi wanita usia 45—49 tahun rata-rata adalah 4,2, sedangkan di pedesaan sebesar 4,8. Menjelang 1966, angka ini turun menjadi 2,7 di kota, dan di daerah pedesaan menjadi 3,2. E. Agama dan Fertilitas Agama tentu saja merupakan salah satu variabel pengaruh yang penting. Orang Katolik seringkali mempunyai fertilitas yang lebih tinggi daripada penganut fcjama Yahudi atau Protestan. dan kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa |:ang Islam sering mempunyai fertilitas yang lebih tinggi daripada yang
7
bukan |iam. Masing-masing hipotesa di bawah ini mencoba menerangkan bagaimana dapat mempengaruhi perbedaan fertilitas. F. Fertilitas Orang Katolik Doktrin Katolik Roma sebenarnya pro-natalis. karena mendukung keluarga besar dan menolak cara-cara pembatasan kclahiran yang paling efisien. Meskipun demikian, banyak orang Katolik menggunakan cara-cara tersebut dan beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik seperti Perancis, Austria dan Luzemburg, mempunyai tingkat fertilitas yang sangat rendah. G. Fertilitas kaum Muslimin Ada lebih dari 22 negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam dan penganut agama ini yang disebut kaum Muslimin, barangkali ber-jumlah sekitar seperlima penduduk dunia. Kirk (19b6: 567) telah mencatat bahwa fertilitas kaum Muslimin (1) pada umumnya tinggi, (2) tidak nyata menunjukkan tren penting dari waktu ke waktu. (3) umumnya lebih tinggi daripada negaranegara tetangganya yang mayoritas penduduknya beragama lain. Oleh karena itu. Kirk menarik kesimpulan bahwa hubungan antara agama dan fertilitas itu lebih erat pada kaum Muslimin dari pada agama yang lain.
2.2 Aspek-aspek Demografi dan Hubungannya dengan ancaman atau peluang bisnis Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah. Tabel berikut membahas peluang apa saja yang dapat dimasuki dan ancaman apa saja yang harus di waspadai oleh marketer dan perusahaan. Tabel 1. Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) Faktor Demografi. No
Peluang (Opportunities)
1
Pertumbuhan populasi dunia
Ancaman (Threats)
8
Tercipta pasar baru yang menunggu untuk dimasuki oleh produk-produk baru. Dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk, maka sebagian besar populasi menyadari pentingnya pola hidup sehat yang mengutamakan konsep back to nature sehingga bisnis jamu akan mampu membidik segmen pasar yang menginginkan kesehatan secara alami. Dengan adanya pertumbuhan penduduk maka akan bertambah pula kebutuhan akan barang dan jasa untuk mendukung kebutuhan hidup, maka perusahaan akan memproduksi lebih banyak barang konsumsi seperti makanan cepat saji yang harganya terjangkau. Hal ini dapat dilihat dengan pesatnya pertumbuhan gerai-gerai makanan cepat saji di setiap pusat ibukota sehingga gerai yang bersifat franchise ini cocok di kembangkan di daerah lain yang memiliki jumlah penduduk banyak. Meningkatnya populasi dunia seperti di Cina dan Amerika dimanfaatkan marketer untuk memasarkan produk berupa buku, majalah dan teknologi yang dipusatkan pada segmen kaum terpelajar. Meningkatnya populasi dunia dapat menjadi peluang bagi industri farmasi dan kedokteran dengan menciptakan produk kesehatan. Pertumbuhan populasi dunia akan berdampak pada daya beli masyarakat, sehingga produsen perbankan dapat menargetkan segmen pasar berdasarkan daya beli dan juga keadaan keuangan. Dengan jumlah populasi yang memiliki keadaan finansial yang baik, maka akan membuat masyarakat ingin menabung atau bahkan berinvestasi pada portofolio investasi. Perusahaan penyedia gadget memanfaatkan pertumbuhan populasi dunia dengan membidik jumlah kaum terpelajar yang melek teknologi dengan melakukan promosi gadget terbaru untuk meningkatkan permintaan terhadap produk seperti promosi samsung galaxy, blackberry dan tablet pc yang marak didistribusikan di kota-kota besar. Populasi yang tinggi memiliki tingkat pendapatan yang berbeda-beda, dengan pendapatan yang berbeda-beda ini maka akan
9
Ada Kompetitor yang melihat peluan yang sama terhadap pertumbuhan popula dunia. Terbatasnya sumber daya bumi yang tersedia untuk mendukung kehidupan po dunia yang meningkat pesat. Terutama s daya yang tidak dapat dipengaruhi seper migas. Bertambahnya polusi karena semakin banyak jumlah populasi yang melakukan konsumsi terhadap barang yang mengha polusi seperti pembelian kendaraan. Meningkatnya populasi akan berdam pada jumlah angka dan tingkat pengangg sehingga daya beli masyarakat yang rend menjadi masalah bagi perekonomian sua negara. Tingginya tingkat pengangguran seb dampak pertumbuhan populasi dunia aka meningkatkan rasio kriminalitas dan dap mengancam keamanan perusahaan.
mempengaruhi tingkat konsumsi dan gaya hidup individu. dengan gaya hidup mewah dan tingkat kesukaan atas konsumsi barang cepat saji atau makanan berkolesterol tinggi akan menyebabkan konsumen mengalami gangguan kesehatan. Sehingga bisnis pelayanan kesehatan menjadi bisnis yang potensial jika dilihat dari jumlah konsumen potensial yang besar. 2
Bauran umur populasi
3
Ada celah baru untuk melakukan penetrasi pasar terhadap segmen tertentu seperti segmen balita antara umur 1-6 tahun (usia prasekolah). Jika marketer jeli maka bisa mengembangkan bisnis pakaian anak-anak dengan memanfaatkan bauran umur anak-anak yang selalu berubah setiap waktu sehingga selalu membutuhan produk baru setiap anakanak memasuki fase umur tertentu. Peluang dapat muncul dari segmen anak muda, dima Fad dari segi berpakain selalu berubah dari waktu-kewaktu. Perubahan mode berpakain ini akan membuat perusahaan apparel selalu berinovasi untuk membidik kelompok usia muda yang senang mengikuti perkembangan dunia fashion. Marketer dapat memasuki segmen pasar usia tertentu untuk menciptakan prduk yang cocok seperti industri show business dengan cara melaksanakan konser musik seperti java jazz festival, Jakjazz untuk segmen usia 40-64 tahun, log zhelebour, Live & Rockin’ (musik rock) untuk segmen usia 20-40 tahun. Dengan adanya kelompok usia, marketerberpeluang membidik segmen manula dengan memasarkan produk kursi roda yang dapat dijual secara masal ke panti jompo maupun di jual per unit.
o
Untuk industri show business membidik remaja dengan rentang us 40 tahun, maka yang menajdi ancam adalah warning travelling yang ditet pada suatu negara. Warning travelling menjadi ancaman apabila promotor acara berencana un mendatangkan aktris dai luar negeri (Asing). Sehingga dengan adanya peringatan ini maka bukan tidak mun sebuah acara yang nantinya akan dip remaja seperti konser Justin Bieber a tunda. Apabila acara besar seperti ini tunda, maka akan sangat besar kerug yang akan dialami promotor acara.
Etnis dan pasar lain
Adanya keseragaman bangsa, ras, dan etnis dalam suatu wilayah, maka akan mempermudah marketer untuk melakukan riset dan penetrasi pasar. Sehingga kebutuhan dan kebiasaan belanja suatu bangsa akan dapat di generalisir sehingga perusahaan akan mampu mengarahkan 10
Dengan adanya percampuran bangsa etnis pada suatu wilayah akan membuat marketer susah untuk menentukan segm mana yang akan dimasuki. karena adany ancaman berupa keberagaman bangsa da etnis membuat marketer harus berupaya
4
produk & promosi mereka pada satu atau lebih kelompok tersebut. Masyarakat indonesia yang memiliki orientasi ketimuran (eastern oriented)dan keberagaman sumber daya alam, sudah terbiasa dengan pengobatan tradisional yang dari dulu telah diterapkan nenek moyang. peluang yang dapat dikembangkan marketer adalah membuat produk jamu yang telah sesuai degan budaya ketimuran Indonesia.
untuk menggeneralisir budaya dari suatu Hal ini bisa saja menjadi sangat susah at bahkan mustahil.
Kelompok pendidikan
Perusahaan yang menyadari bahwa keberhasilan perusahaan dalam mencapai keuntungan tidak hanya di ukur dari aspek penjualan, tetapi lebih disebabkan oleh kemampua SDM yang berkualitas, sehingga perusahaan yang jeli akan meningkatkan kemampuan karyawannya dengan cara menyekolahkan atau melakukan pelatihan sebagai bentuk investasi ang nantinya akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan. Bisnis yang cocok untuk mengisi peluang ini adalah pelayanan jasa pengembangan karir dan motivasi bagi karyawan yang biasa dilakukan oleh para motivator. Dengan bertambahnya kelompok pendidikan maka akan berdampak pada meningkatnya permintaa terhadap buku, majalah dan perangkat teknologi. Universitas-universitas terkemuka dapat membidik kelompok pendidikan sebagai konsumen guna mempertahankan dan mengembangkan Brand Image yang telah dimilikiya. Contoh, Universitas gajah Mada membidik kosumen terpelajar Internasional untuk melanjutkan study di UGM dengan memberikan beasiswa atau melakukan kerja sama dengan isntansi-instansi lain. Kelompk pendidikan di Indonesia terbagi atas Tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi. Untuk siswa SMA yang baru saja lulus dan ingin melanjutkan keperguruan tinggi maka marketer dapat mengarahkan mereka untuk mengikuti program bimbingan belajar untuk lulus SNMPTN. 11
Karyawan yang berkompeten akan s berkembang seiring perkembangan karir Hal ini akan membuat karyawan akan se berusaha untuk meningkatkan hasil yang di gapainya dan mengaktualisasikan diri dengan cara menjadi kutu loncat (pindah pindah tempat kerja), sehingga tingkatturnover pada karyawan berpresta akan menyusahkan perusahaan. Perusahaan lain yang sadar akan pentingnya sumber daya manusia yang berkompeten dibidangnya akan berusaha mencari karyawan baru dengan cara mem karyawan dari perusahaan lain, sehingga perusahaan harus dapat mengantisipasi a kemungkinan pembajakan karyawan ini. Teknologi dapat menjadi ancaman ba bisnis buku, dimana Tablet pc, laptop,netbook dapat menggantikan posi kertas sebagai media tulisan. Sehingga penjualan buku secara fisik akan terus menurun seiring waktu. Para kelompok p hanya perlu membayar royalty atas ebook yang di download sebagai ganti pembayaran atas pembelian buku fisik.
5
Pola rumah tangga
6
Sebagian besar orang tua ingin anakanaknya lebih mendalami mata pelajaran. Hal ini membuat usaha sekolah menjadi belum optimal untuk mendidik murid sehingga bisnis kursus privat dapat menjadi alternatif pengusaan materi. Besarnya jumlah calon mahasiswa yang gagal mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri ternama dapat dimanfaatkan marketer untuk mengarahkan sebagian calon mahasiswa ke perguruan tinggi swasta. Sebagian besar murid-murid yang akan menghadapi ujian kenaikan kelas membutuhka banyak soal latihan untuk memperdalam kemampuan analitis dalam menjawab soal. Hal ini dapat dimanfaatkan penerbit untuk memproduksi buku-buku latihan soal menjelang ujian nasional.
Marketer dapat melihat dan membidik ibu rumah tangga sebagai pengambil keputusan pembelian barang kebutuhan rumah tangga karena marketer melihat peluang dari sisi Eastern oriented dimana peran ibu sangat dominan dalam mengatur keuangan rumah tangga. Dengan adanya keadaan seperti ini, maka marketer memiliki peluang untuk memasarkan lebih banyak produk yang bersinggungan langsung dengan kebutuhan sehari-hari. Kebanyakan orag tua yang bekerja tidak sempat untuk mengelola pekerjaan rumah, sehingga bisnis penyedia jasa pembantu rumah tangga cocok untuk dilakukan dengan membidik segmen keluarga yang berkarir Untuk sebuah keluarga yang sudah memiliki anak akan mengalami kerepotan dalam menjaga buah hati. Bagi orang tua yang bekerja, maka akan megalami kesulitan untuk memantau kegiatan anak setiap saat sehingga usaha penyedia jasa Babby sittercocok untuk dikembangkan pada segmen ini.
Pergeseran geografis dalam populasi
12
Kebanyakan ibu rumah tangga sanga akan perubahan harga, sehingga preferen terhadap suatu produk biasanya hanya didasarkankan pada harga dan mutu prod Apabila terjadi perubahan harga sebesar maka akan berdampak pada keputusan b keluarga sebesar Y yang diatur oleh ibu tangga. Dalam hal ini, perubahan harga y dilakukan kompetitor menjadi ancaman preferensi konsumsi rumah tangga. Media televisi dapat menjadi ancama perusahaan apabila tidk hati-hati dalam menyampaikan berita dan iklan. Dengan adanya isu bakteri e coli yang santer dikomunikasikan ke masyarakat akan menurunkan tingkat pembelian susu bay selama ini dilakukan oleh ibu menyusui.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota akan menimbulkan persepsi baru dalam hal kebiasaan belanja. Sehingga kebutuhan seseorang di kota akan meningkat dan berbeda jauh bila dibandingkan dengan kebutuhan di desa. Hal ini menjadi kesempatan bagi marketer untuk menggaet konsumen potensial dari sejumlah populasi yang baru saja mengenal kehidupan kota. Megatren yang sedang terjadi pada populasi dunia adalah memelihara bumi dari proses global warming. Penduduk kota yang ssadar akan pentingnya keadaan geografis lingkungan akan menjadi target baru bagi perusahaan yang menerapkan green marketing pada kosep pemasaran mereka. Produk yang dapat di kembangkan adalah dengan menciptakan produk panel tenaga surya sebagai alternatif energi dan kendaraan Hybrid untuk menekan kerusakan geografis dari sebuah wilayah. Masyarakat yang hidup di kota besar akan menghadapi peluang terkena stress lebih cepat dibandingkan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dengan melihat peluang ini, maka jasa konsultasi psikologi (psikiater) dan jasa hiburan dapat dikembangkan dengan baik.
Perpindahan penduduk dari kota ke d akan menimbulkan perbedaan preferensi kebutuhan barang dan jasa. Sehingga tin konsumerisme konsumen yang pindah d kota ke desa akan menurun. Transmigrasi secara besar-besaran ak menyebabkan berkurangnya populasi konsumen yang terbiasa melakukan kegi konsumsi barang atau jasa. Hal ini ini bi berdampak pada industri hiburan.
2.3 Aspek-aspek social budaya dan hubungannya dengan peluang/ancaman bisnis
13
Lingkungan sosial merupakan aspek-aspek dari interaksi manusia melalui kelompok, apakah itu dekat ataupun jauh, yang dapat berpengaruh pada kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan (Ancok, 2009). Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak memenuhi dua syarat, yaitu: adanya kontak sosial (social contact) dan adanya komunikasi (communication). Menurut para ahli sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accomodation), dan dapat juga berbentuk pertentangan (conflict). Terdapat empat cara untuk menyikapi dampak perubahan lingkungan sosial terhadap aktivitas bisnis. 1.
Pertama, bahwa perubahan lingkungan sosial secara alamiah menimbulkan peluang maupun ancaman terhadap aktivitas bisnis. 2. Kedua, perubahan lingkungan sosial digunakan oleh organisasi sebagai faktor penentu untuk membuat keputusan berinvestasi. 3. Ketiga, perubahan lingkungan sosial mempengaruhi keputusan organisasi untuk menjalankan bisnis di lokasi tertentu. 4. Dan yang terakhir adalah, perubahan yang ada menuntut organisasi untuk menerapkan cara berpikir baru dalam menjalankan bisnis. (Ancok, 2009). Dalam dunia usaha, patut pula diperhatikan mengenai kelompok sosial dan gaya hidup dalam masyarakat. Kelompok-kelompok dan gaya hidup yang berkembang dalam masyarakat ini, tentu menentukan keberlangsungan bisnis, sebagai suatu proses yang tidak pernah lepas dari lingkungannya. Dampak dan pengaruh dari lingkungan sosial terhadap dunia bisnis ini seharusnya menjadi perhatian para pebisnis dalam menjalankan usahanya.
Sebaliknya, dunia usaha pun dipahami memiliki dampak dan pengaruh balik terhadap lingkungan sosial. Dampak dari dunia usaha banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat secara umum baik langsung maupun tidak langsung. Baik masyarakat perkotaan dimana dunia industri berlokasi, maupun masyarakat luas pada umumnya sebagai distribusi dan target pemasaran produk dari dunia usaha tersebut. Lingkungan sosial sangat mempengaruhi seorang pebisnis dalam menciptakan peluang usaha. Seorang pebisnis harus jeli dalam melihat peluang bisnis apa yang dapat diciptakan dengan melihat kepada faktor sosial ini. Apabila pebisnis dapat melihat peluang bisnis dengan tepat, keuntungan usaha dapat dengan mudah diraih, selain tentu saja dapat mengambangkan dunia usaha secara umum. Dari uraian diatas, terdapat beberapa peluang bisnis yang dapat diciptakan dengan memasukkan lingkungan sosial sebagai salah satu faktor keberhasilan.
14
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan , terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat. Penggunaan istilah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau atau Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin meningkatnya praktek tanggung jawab sosial perusaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang CSR. Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan. CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian dari budaya (corporate culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan. Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat keputusan atau bertindak etis bila: 1) Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar yang diterima dan berlaku pada lingkungan 15
organisasi yang bersangkutan. 2) Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh pihak yang terkait. 3) Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau keputusan tersebut mungkin diterima dengan alasan etis. Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak menggunakan sumberdaya manusia dan lingkungan guna turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja yang semata dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan (finance) tidak akan mampu membesarkan dan melestarikan , karena seringkali berhadapan dengan konflik pekerja, konflik dengan masyarakat sekitar dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. CSR dan TBL Sebagai sebuah inovasi sosial baru dalam kehidupan bersama antara perusahaan dengan masyarakat, pemahaman tentang CSR oleh masyarakat perlu ditingkatkan, termasuk masyarakat kampus. Bagaimana masyarakat kampus akan memberikan inovasi dan berkontribusi bagi implementasi CSR untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas SDM bila masyarakat kampus belum memiliki pemahaman yang memadai tentang CSR dan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam implementasi CSR. Pada hal CSR memiliki potensi besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan secara akademik akan berkembang menjadi sebuah trans-disiplin yang menggabungkan antara aspek-aspek ilmiah dengan aspek-aspek praktis di masyarakat. John Elkington (1997) sebagai seorang akademisi, merumuskan Triple Bottom Line (TBL) atau tiga faktor utama operasi perusahaan dalam kaitannya dengan lingkungan dan manusia, yaitu faktor manusia dan masyarakat (people), faktor ekonomi dan keuntungan (profit), serta faktor lingkungan (Planet). Ketika faktor ini juga terkenal dengan sebutan triple-P (3P) yaitu people, profit and planet. Ketiga faktor ini berkaitan satu sama lain. Masyarakat tergantung pada ekonomi; ekonomi dan keuntungan perusahaan tergantung pada masyarakat dan lingkungan, bahkan ekosistem global. Ketiga komponen TBL ini bersifat dinamis tergantung kondisi dan tekanan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan, serta kemungkinan konflik kepentingan. TBL digunakan sebagai kerangka atau formula untuk mengukur dan menlaporkan kinerja perusahaan mencakup parameter-parameter ekonomi, sosial dan lingkungan dengan memperhatikan kebutuhan stakeholdes (konsumen, pekerja, mitra bisnis, pemerintah, masyarakat lokal dan masyarakata luas) dan shareholders, guna meminimalkan gangguan atau kerusakan pada manusia dan lingkungan dari berbagai aktifitas perusahaan. TBL bukan skedar laporan kinerja tetapi juga sebagai suatu pendekatan untuk memperbaiki pengambilan keputusan tentang kebijakan dan program ke arah yang lebih baik dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, lingkungan dan masyarakat sekaligus. 16
Penerapan konsep TBL ini berkembang pesat oleh – di Amerika, Kanada, Eropa dan Australia. Berbagai di Indonesia juga mulai menerapkannnya. Prinsip TBL secara legal sudah lama dianut pemerintah Indonesia, sejak negara Indonesia berdiri, seperti tercantum dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan diperuntukkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya merupakan komponen planet atau lingkungan dari konsep TBL. Kemakmuran merupakan komponen profit atau ekonomi dari konsep TBL. Rakyat merupakan komponen people atau masyarakat dari konsel TBL. Hal ini berarti pengelolaan sumberdaya alam Indonesia seharusnya ditujukan untuk peningkatan kualitas manusia dan lingkungannnya (kemakmuran rakyat) Berdasarkan konsep TBL tersebut seharusnya konsep dan implementasi CSR mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dalam peningkatan kualitas hidup pekerja beserta keluarganya serta masyarakat, termasuk konsumen. Dalam perjalanannya, implementasi CSR kadangkala mengalami pembiasan dari nilainilai CSR yang “asli”. Pembiasan itu tampak manakala perusahaan hanya melakaukan kegiatan bantuan atau charity atau “pemadam konflik sementara“ kepada masyarakat yang kemudian dianggap sebagai program CSR. Pada hal CSR ideal tidak sekedar sebagai program bantuan untuk menghindari tekanan dari pihak lain, misalnya tekanan masyarakat ataupun sebagai alat kehumasan untuk membentuk citra baik, melainkan merupakan kegiatan pemberdayaan yang berkesinambungan ke arah yang lebih baik. CSR yang dilakukan oleh – di Indonesia akan berbeda satu sama lain tergantung pada konteks masalah yang dihadapi masyarakat. Perbedaan konteks ini juga akan berimplikasi kepada perbedaan strategi pendekatan yang dilakukan oleh masing-masing. Keberadaan CSR di suatu daerah juga tidak pernah terlepas dari sistem kemitraan kelembagaan yang ada di sekitarnya. Pemerintah, lembaga adat, LSM, dan lembaga sosial masyarakat lainnya juga turut memberikan warna terhadap kegiatan CSR. Keberadaan stakeholder ini bisa hadir sebagai penunjang keberhasilan CSR ataupun sebaliknya, jika proses sinergi di antara para pelaku tersebut tidak dilakukan. B.
Analisis budaya perusahaan Terdapat beberapa definisi budaya perusahaan atau budaya organisasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli seperti berikut ini :
Ø Menurut Robbins (dalam Djokosantoso :2003) mendefinisikan bahwa : “Budaya perusahaan adalah suatu sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Selain dipahami, seluruh jajaran meyakini sistemsistem nilai tersebut sebagai landasan gerak organisasi”.
17
Ø Menurut Eugene McKenna dan Nic Beech (2000:18) “Budaya perusahaan merupakan nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku yang dipegang anggota.” Ø Menurut Djokosantoso (2003 :21) mendefinisikan “Budaya perusahaan adalah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem paket, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk menciptakan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan”. Elemen-elemen Budaya Perusahaan Terdapat beberapa elmen dasar budaya perusahaan, dikelompokan elemen-elmen budaya perusahaan sebagai berikut : 1. Artifacts Merupakan hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, jika sesorang berhubungan dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak dikenalnya. Artifacts termasuk struktur organisasi dan proses yang tampak, seperti produk, jasa, dan tingkah laku anggota kelompok b. Espoused Values Yaitu alasan-alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang dikerjakan. Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang didukung kembali kepenemu budaya. Meliputi strategi, sasaran, dan filosofi. c. Basic Underlying Assumption Yaitu keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi. Budaya menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu di organisasi, seringkali melalui asumsi yang tidak diucapkan namun anggota organisasi meyakini ketepatan tindakan tersebut. Karakteristik Budaya Perusahaan Budaya perusahaan merupakan sesuatu hal yang sangat kompleks. Untuk itu budaya perusahaan harus memiliki beberapa karakteristik sebagai wujud nyata keberadaannya. Masing-masing karakteristik tersebut pada penerapannya akan mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Menurut Surya Dharma dan Haedar Akib (2004:25) mengemukakan 10 (sepuluh) karakteristik budaya perusahaan sebagai berikut : a.
Identitas Anggota ; derajat dimana pekerjaan lebih mengindentifikasi organisasi secara menyeluruh daripada dengan tipe pekerjaan atau bidang keahlian profesionalnya.
18
b. c. d. e. f. g.
h. i.
j.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penekanan kelompok; derajat dimana aktivitas tugas lebih diorganisir untuk seluruh kelompok dari pada individu. Fokus orang; derajat dimana keputusan manajemen memperhatikan dampak luaran yang dihasilkan terhadap pekerjaan dalam organisasi. Penyatuan unit; derajat dimana unit-unit dalam organisasi didorong agar berfungsi dengan cara yang terorganisasi atau bebas. Pengendalian; derajat dimana peraturan, regulasi dan pengendalian langsung digunakan untuk mengawasi dan pengendalian perilaku pekerja. Toleransi resiko; derajat dimana pekerja didorong untuk agresif, kreatif, inovatif dan mau mengambil resiko. Kriteria ganjaran; derajat dimana ganjaran seperti peningkatan pembayaran dan promosi lebih dialokasikan menurut kinerja pekerja daripada senioritas, favoritisme atau faktor non pekerja lainnya. Toleransi konflik; Derajat dimana pekerja didorong dan diarahkan untuk menunjukkan konflik dan kritik secara terbuka. Orientasi sarana-tujuan; derajat dimana manajemen lebih terfokus pada hasil atau luaran dari teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai luaran tersebut. Fokus pada sistem terbuka; derajat dimana organisasi memonitor dan merespon perubahan dalam lingkungan eksternal. Sedangkan menurut Robbins (2001: 16) menyatakan ada tujuh karakteristik budaya organisasi atau budaya perusahaan sebagai berikut: Inovasi dan keberanian mengambil resiko (inovation and risk taking) Perhatian terhadap detail (Attention to detail) Berorientasi Kepada hasil (Outcome orientation) Berorientasi kepada manusia (People orientation) Berorientasi tim ( Team orientation) Aggresif (Aggressiveness) Stabil (Stability) Faktor-faktor Pembentukan Budaya Perusahaan
Menurut Krisdarto (2001:53) faktor-faktor yang membentuk budaya perusahaan yaitu : 1. Observed behavioral regularities when people interact Yaitu bahasa yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan dan tradisi yang ada, dan ritual para karyawan dalam menghadapi berbagai macam situasi. 2. Group Norms Yaitu nilai dan standar baku dalam organisasi. 3. Exposed Values Yaitu nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang ingin dicapai, misalnya kualitas produk, dan sebagainya. 19
4.
Formal Philosophy Yaitu kebijakan dan prinsip ideologis yang mengarahkan perilaku organisasi terhadap karyawan, pelanggan, dan pemegang saham. 5. Rules of the Game Yaitu aturan-aturan dalam perusahaan (the ropes), hal-hal apa saja yang harus dipelajari oleh karyawan baru agar dapat diterima di organisasi tersebut. 6. Climate Yaitu Perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik organisasi dan interaksi antar karyawan, interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi dengan pelanggan atau organisasi lain. 7. Embedded Skills Yaitu kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam menyelesaikan tugasnya, dan kemampuan menyalurkan keahliannya dari satu generasi ke generasi lainnya. 8. Habits of thinking, mental models, and/or linguistec paradims Yaitu adanya suatu kesamaan “frame” yang mengarahkan pada persepsi (untuk dapat mengurangi adanya perbedaan persepsi), pikiran, dan bahasa yang digunakan oleh para karyawan, dan diajarkan pada karyawan baru pada awal proses sosialisasi. 9. Shared Meanings Yaitu rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri oleh karyawan dari interaksi sehari-hari. 10. Root Metaphors or Integrating Symbols Yaitu ide-ide, perasaan, dan citra organisasi yang dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari bangunan, lay out ruang kerja, dan materi artifacts lainnya. Hal ini merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi, disamping kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota organisasi. Unsur-unsur Pembentukan Budaya Perusahaan Beberapa unsur pembentukan budaya perusahaan menurut Atmosoeprapto (2001:71), yaitu : ·
· · ·
Lingkungan usaha; lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai kebrhasilan. Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi. Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya. Upacara-upacara (rites dan ritual); acara-acara ritual yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya. 20
·
“Network”; jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan. Proses Terbentuknya Budaya Perusahaan
1. 2. 3. 4. 5.
Eugene McKenna dan Nic Beech (2000:60) membagi budaya organisasi atau budaya perusahaan atas beberapa komponen pembentuk, yaitu : Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan dengan karyawan ataupun klien. Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi. Norma-norma yang diterapkan dalam bekerja. Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi. Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan.Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi. Fungsi Budaya Perusahaan
1.
2. 3. 4. 5.
Menurut Veithzal Rivai (2005:430), fungsi budaya perusahaan adalah : Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jels antara suatu organisasi dengan organisasi yang lain. Budaya memberikan indentitas bagi anggota organisasi. budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individu. Budaya itu mengingkatkan kemantapan sitem sosial. Budaya sebagai mekanisme pmbuat makna dan kendali yang memandu sera membentuk sikap dan perilaku karyawan.
2.4 Hubungan dinamika lingkungan demografi dan social budaya dengan pengelolaan dari kinerja oraganisasi Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua jenis klasifikasi lingkungan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal (Internal environment) adalah faktor-faktor atau kondisi umum yang berada di dalam suatu organisasi. Lingkungan
21
eksternal (external environment) adalah segala sesuatu di luar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Lingkungan internal yang berpengaruh langsung dalam organisasi meliputi karyawan/pegawai organisasi dalam, serta pimpinan manajer. Lingkungan eksternal dibagi dua yaitu yang berpengaruh langsung dan tidak langsung. Contoh lingkungan eksternal yang berpengaruh langsung adalah organisasi pesaing, pemasok komunitas lokal, konsumer, NGO dan lainnya. Sedangkan untuk contoh lingkungan eksternal yang tidak berpengaruh langsung adalah kondisi politik, ekonomi dan sosial. Lingkungan secara umum yang harus dianalisis kekuatannya oleh manajer karena mempengaruhi pembuat keputusan dan perencanaan adalah kekuatan teknologi, ekonomi, demografi, sosial budaya serta politik dan hukum. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lingkungan sangat dinamis dan kadang – kadang pengaruhnya pada manajemen tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu. Karenanya manajemen dituntut untuk bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Faktor Lingkungan yang Secara Langsung Berpengaruh terhadap Manajemen (LIngkungan Ekstern Mikro ) 1. Para pesaing ( Competitors ) Dengan pemahaman akan lingkungan persaingan yang dihadapi, organisasi dpt mengetahui posisi persaingannya shg mampu mengoptimalkan operAsinya. 2. Langganan ( Customers ) Langganan perusahaan dapat berupa lembaga seperti sekolah, kantor pemerintah atau langganan perseorangan Dalam situasi persaingan yang ketat melalui kepuasan keinginan pelangganlah perusahaan dpt menjaga kelangsungan hidup berkembang dan mendapatkan keuntungan. 3. Penyedia ( Suppliers ) Setiap organisasi sangat tergantung dari sumber untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, bahan pembantu, energi dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi. 4. Lembaga-lembaga Keuangan Organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan seperti bank, perusahaan asuransi termasuk pasar modal untuk menjaga dan memperluas kegiatannya. 5. Pasar Tenaga Kerja ( Labor Supply ) Organisasi memerlukan karyawan dengan bermacam-macam ketrampilan, kemampuan dan pengalaman. Kemampuan menarik dan mempertahankan karyawan yang cakap merupakan prasyarat bagi perusahaan yang sukses. 6. Perwakilan Pemerintah Perwakilan pemerintah ini biasanya menetapkan peraturan, prosedur perijinan, dan pembatasan lain untuk melindungi masyarakat. Faktor Lingkungan yang Secara Tidak Langsung Berpengaruh Terhadap Manajemen ( Lingkungan Ekstern Makro ) 1. Perkembangan Teknologi Tingkat kemajuan teknologi memiliki peranan berarti pada penentuan produk dan jasa yang akan diproduksi, peralatan yang digunakan dll. Karena 22
merupakan kombinasi dari kemampuan dan peralatan yang digunakan manajer dalam desain, produksi dan distribusi barang dan jasa. Perubahan teknologi informasi juga mempengaruhi kerja alami organisasi termasuk kerja manajer didalamnya. 2. Variabel – variabel Ekonomi Biaya-biaya sumber daya yang dibutuhkan organisasi dapat berubah setiap waktu karena pengaruh faktor-faktor ekonomi serta mempengaruhi kebaikan dari suatu negara termasuk suku bunga, inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Kekuatan ekonomi memberikan banyak peluang serta hambatan untuk manajer dan memberikan perubahan bagi seluruh organisasi. 3. Lingkungan Sosial Kebudayaan Lingkungan ini mencakup kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pandangan serta pola kehidupan yang dibentuk oleh tradisi, pendidikan, ekologi, demografis, geografis serta agama dan kepercayaan sekelompok masyarakat. Ciri ciri demografis adalah hasil dari perubahan sikap karakterisitik dari populasi seperti umur, jenis kelamin, etnis, ras, orientasi seksual, dan kelas sosial. Perubahan ini menyarankan organisasi untuk menemukan cara untuk memotivasi dan memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan pegawai. Lalu, lingkungan ini adalah tekanan yang berasal dari struktur sosial dalam masyarakat di suatu negara. Struktur sosial adalah pengaturan hubungan antara individual dan grup dalam masyarakat. Masyarakat berbeda secara substansi dalam struktur sosial karena terdapat derajat tinggi dan rendah. 4. Variabel – variabel Politik dan Hukum Politik dan hukum dalam suatu periode waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan dan hasil dari perubahan dalam hukum dan regulasi seperti deregulasi industri, privatisasi organisasi dan penigkatan tekana dalam perlindungan lingkungan. Dari sini, manajer mengambil keuntungan dari kesempatan yang diciptakan dari perubahan politik, ekonomi dan hukum secara global sebagai tantangan utama. 5. Dimensi Internasional Kekuatan internasional ini misalnya berwujud dalam hal ketergantungan sumber daya impor, keadaan resesi, persaingan dengan perusahaan multinasional, pertukaran mata uang asing dll. Karena berbagai kekuatan dalam lingkungan umum tersebut, manajer individual dan organisasi harus responsif dalam perubahan dan perbedaan diantara struktur sosial dan budaya nasional dalam semua negara dimana mereka beroperasi. Terdapat kompleksitas dan ketidakmungkinan untuk diprediksi. Kompleksitas yang mengacu kepada kekuatan yang mempengaruhi organisasi misalnya jumlah kompetitor. Ketidakmungkinan diprediksi adalah tingkat ketidakpastian kekuatan yang dapat mempengaruhi organisasi. Terdapat empat tipe lingkungan yakni lingkungan tenang, lingkungan bervariasi, lingkungan badai lokal dan lingkungan bergolak. Alasan mengapa kita menganalisis lingkungan yaitu untuk mengetahui dan meramalkan apa yang terjadi besok, menyadari dan mengantisipasi resiko dari tindakan yang dilakukan organisasi, untuk menganalisis faktor politik, sosial, ekonomi dan faktor lainnya. Serta untuk mengatasi keadaan dengan lingkungan.
23
Dilihat dari sifat lingkungannya, organisasi harus membaca dengan cepat kondisi lingkungan, bekerjasama untuk mengendalikan lingkungan, merespon dan menyiapkan diri mengahadapi lingkungan melalui pendidikan dan latihan serta organisasi bersedia membuka diri.
24
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan ling¬kungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk membuka dan mengem¬bangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja dan me¬manfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
25
DAFTAR PUSTAKA Nin Bakni Sumanto, Ringsih Saldi. PENGANTAR KEPENDUDUKAN. Gajah Mada Universiti Press, Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan Universitas Gajah Mada, 1982 s.html
26