PERBANDINAGAN TES TUBEX DENGAN UJI WIDAL DAN ELISA SEBAGAI ALAT DIAGNOSTIK DEMAM TIFOID PADA MINGGU PERTAMA ONSET GEJALA DIMULAI PADA DAERAH ENDEMIK. Oleh: Nyoman Martha Chrismayana BAB I. PENDAHULUAN
Demam Demam tifoid tifoid merupak merupakan an suatu suatu penyakit penyakit infeksi infeksi sistem sistemik ik yang diseba disebabkan bkan oleh bakteri bakteri Salmonela Salmonela enteric serotyp serotypee typhi. typhi. Bakteri Bakteri ini merupak merupakan an pathoge pathogen n pada manusia manusia yang memiliki memiliki kemampuan kemampuan beradaptasi beradaptasi tinggi terhadap lingkungannya. lingkungannya.1 Kontak langsung dengan penderita, penderita, memakan memakan makanan, makanan, dan minuman minuman yang terkontaminas terkontaminasii merupakan merupakan faktor resiko penting dari demam tifoid. Jika ditambah lagi dengan faktor cepatnya peningkatan populasi penduduk, penduduk, meningkatnya meningkatnya urbanisasi, urbanisasi, terbatasnya terbatasnya air bersih, bersih, dan sistem kesehatan kesehatan yang buruk buruk yang masih menjadi masalah dinegara berkembang. Tidaklah mengherankan kebanyakan negara yang mengalami endemik demam tifoid adalah negara berkembang.2, 3 Demam tifoid hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan global dengan angka insiden 198 per 100.000 di daerah Mekong Delta (Vietnam) dan 980 per 100.000 di daerah daerah Delhi (India), (India), diperkira diperkiraan an mencapai mencapai 21 juta kasus kasus baru baru dan 200.000 200.000 kemati kematian an di dunia setiap tahunnya.1,4 Beberapa Beberapa negara di dunia merupakan merupakan daerah endemik endemik dari penyakit ini khususny khususnyaa pada negaranegara-neg negara ara dikawa dikawasan san Asia Asia (Filip (Filipina, ina, Vietnam Vietnam,, Turki, Turki, Indones Indonesia, ia, Mesir , dll), Arika, dan Amerika Selatan.4,5,6,7,8 Pengenalan Chloramphenicol untuk mengobati demam tifoid pada tahun 1948 merubah penyakit ini yang dulunya berat dan mengancam nyawa menjadi penyakit yang dapat diobati.1 Namun pada kenyataannya kenyataannya pada dua dekade terakhir ini beberapa penelitian menunjukan meningkatnya multidrug resistance terhadap antitifoid antitifoid konvensional(am konvensional(ampicilli picillin, n, chloramphenicol, chloramphenicol, dan thrimetrophim thrimetrophim-sulfa -sulfamethoxzol methoxzole). e).7 Fluoroquinolone, terutama ciprofloxacin, yang telah digunakan selama 18 tahun terakhir yang merupakan senjata penting untuk melawan demam tifioid, dilaporkan telah menurun aktifitasnya aktifitasnya terhadap tifoid salmonella salmonella (gambar 1).7,8 Meningkatnya multidrug resistance dikarenakan dikarenakan diagnosis demam tifoid yang belum tepat dan sempurna, sempurna, sehingga dapat terjadi terjadi pemberian pemberian antibiotik antibiotik yang tidak perlu atau kurang tepat.9 Semua hal itu menunjukan masih
1
diperlukannya menejemen demam tifoid yang lebih cepat dan tepat, salah satunya dengan cara menggunakan alat diagnosis yang tepat. Diagnosis yang akurat merupakan hal yang sangat penting dalam menejemen demam tifoid.10 Absennya symptom dan sign spesifik membuat sulitnya penegakan diagnosis klinik demam tifoid.1 Diagnosis definitive dari demam tifoid adalah dengan mengisolasi salmonella typhi melalui kultur, baik melalui kultur darah, tinja, maupun sumsum tulang. Namun tes ini sangatlah mahal dan membutuhkan waktu satu minggu untuk mendapatkan hasilnya.5,
10
Berkembangnya serodiagnosis dengan metode mendeteksi antibody spesifik dari salmonella typhi pada akhir abad ke-19 digunakan sebagai alternative dari tes kultur. Dibanyak negara metode yang cenderung dipilih adalah uji Widal, yang telah digunakan semenjak satu abad yang lalu. lalu. Uji Widal Widal menggu menggunaka nakan n metode metode mendete mendeteksi ksi antibody antibody dengan dengan kemamp kemampuan uan agglutinasi dari seluruh sel bakteri didalam tes tube maupun slide. Hal ini menyebabkan kurang spesifiknya tes ini terutama pada daerah endemik. Uji lain yang berkembang adalah enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), adapun antigen yang dipakai pada alat uji ini subce ubcelllula lularr
str structu ucture re
dar dari
orga organi nissme
s.ty s.typh phi, i,
sala salah h
sat satunya unya
adal adalah ah
anti antige gen n
O9
lipopolysacharida (LPS). Antigen ini mampu membedakan organisme ini >99% dari serotype bakteri bakteri salmonella salmonella yang lain, sehingga sehingga tes ini ini sangatlah sangatlah spesifik spesifik terhadap salmonel salmonella la serotype serotype thypi.5
Gambar 1. Distribusi global daerah endemik dan resistensi resistensi dari Salmonella enteric Serotype Typhi, Typhi, 1990-2002 (Parry, M Christopher et al, 2002)
2
Meskipun banyak fakta menunjukkan bahwa uji Widal tidak dapat dipercaya, uji widal masih digunakan hingga saat ini di daerah endemik. Adapun alasannya adalah proses pengerjaan pengerjaan tes ini yang simple (single (single step) sedangkan sedangkan ELISA menggunakan menggunakan sistem sistem multi multi step. step. Uji Uji Widal Widal juga juga mura murah h dan tidak tidak mengg mengguna unakan kan instr instrum ument ental al,, seda sedangk ngkan an ELIS ELISA A menggunakan enzyme conjugate dan peroses pembacaan sampel dengan elektronik sehingga harganya menjadi mahal.5 Untuk itu dibutuhkan alat uji diagnostik yang ideal, yang bukan hanya memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, tapi juga simple, relatif murah, dan tidak tidak membutu membutuhkan hkan alat elektro elektronik nik menging mengingat at daerah daerah endemik endemik penyakit penyakit ini kebanyak kebanyakan an adalah adalah negara negara miskin miskin dan berkem berkembang bang.. Dalam Dalam tulisa tulisan n ini akan akan dibahas dibahas mengena mengenaii alat alat diagnostik baru yaitu TUBEX yang memiliki kelebihan dari alat uji Widal dan memiliki spesifisitas yang hampir sama dengan ELISA.
BAB II. PEMBAHASAN TUBEX Sebagai Alat Uji Diagnostik Demam Tifoid
TUBEX TUBEX merupak merupakan an alat alat diagnost diagnostik ik demam demam tifoid tifoid yang diperodu diperoduksi ksi oleh oleh IDL Biotech Biotech,, Sollentuna, Sweden.5 Tes ini sangat cepat 5-10min, simpel, dan akurat. Tes TUBEX ini menggunakan sistem pemeriksaan yang unik dimana tes ini mendeteksi serum antibody immunoglobulin M (Ig M) terhadap antigen O9 (LPS) yang sangat spesifik terhadap bakteri salmonella salmonella typhi.11 Pada orang yang sehat normalnya tidak memiliki Ig M anti-O9 LPS.18 Pada bagian ini yang akan dijelaskan adalah pengunaan dari anti-O9 s.typhi. Metode dari tes TUBEX ini adalah mendeteksi antibody melalui kemampuannya untuk memblok ikatan antara reagent monoclonal anti-O9 s.typhi (antibody-coated (antibody-coated indicator particle particle)) dengan reagent antigen O9 s.typhi (antigen-coated (antigen-coated magnetic particle) particle) sehingga terjadi pengendapan dan pada akhirnya tidak terjadi perubahan warna.11,18,19 Protokol kerja dari tes TUBEX adalah sebagai berikut (gambar 2): 1.
Masukka Masukkan n 45µl antigenantigen-coat coated ed magneti magneticc particle particle (Brown (Brown reagent) reagent) pada reaction container yang container yang disediakan (satu set yang terdiri dari enam tabung berbentuk V)
2.
Masukan 45µl serum sampel (serum harus jernih), lalu campurkan keduanya dengan menggunakan pipette tip
3.
Inkubasi dalam 2 menit
3
4.
Tambahkan 90µl antibody-coated indicator particle (Blue reagent)
5.
Tutup tempat reaksi tersebut dengan menggunakan strip, lalu ubah posisi tabung dari vertikal menjadi horisontal dengan sudut 90°. Setelah itu goyang-goyangkan tabung kedep kedepan an dan dan kebel kebelaka akang ng seper seperti ti pada pada gamb gambar ar 2 sela selama ma 2 menit menit.. Perl Perlaku akuan an ini bertujuan bertujuan utuk memperl memperluas uas bidang reaksi. reaksi.
6.
Pada akhir proses reaksi ini tabung berbentuk V ini diletakkan diatas magnet stand , lalu lalu diam diamka kan n sela selama ma 5 meni menitt untu untuk k memb membia iark rkan an terj terjad adii pros proses es pemi pemisa saha han n (penge (pengenda ndapan pan). ). Pemba Pembacaa caan n skor skor hasil hasil dari dari reaks reaksii ini dila dilakuk kukan an denga dengan n cara cara mencocokkan mencocokkan warna yang terbentuk terbentuk pada akhir reaksi dengan skor yang tertera pada color scale. scale. 18 Prinsip kerja dari tes TUBEX adalah sebagai berikut yaitu ketika partikel magnet
yang diselimuti oleh antigen (s.typhi LPS) dicampurkan dengan blue latex antibody-coated indicator indicator particle yang diselimuti oleh anti-s typhi LPS (O9) antibody, maka kedua jenis partikel partikel ini akan berikatan berikatan satu dengan yang lain. Ketika Ketika pada akhir eksperimen eksperimen tabung berbentuk berbentuk V tempat terjadinya terjadinya proses reaksi diatas diletakan diletakan diatas magnet stand , maka antigen-coated magnetic particle akan tersedimentasi dibawa tabung. Begitu juga blue latek particle particle yang yang tela telah h beri berika kata tan n deng dengan an antigenantigen-coat coated ed magneti magneticc particl particlee akan akan ikut ikut tersedi tersediment mentasi asi pada bagian bagian bawah bawah tabung. tabung. Sehingga Sehingga terjadi terjadi perubaha perubahan n warna warna dari dari biru biru menjadi merah. Hal ini menunjukan tidak adanya anti-s typhi O9 antibody pada serum milik pasien dan hasil hasil reaksi dikatakan dikatakan negative (pasien (pasien tidak terindikas terindikasii menderita menderita demam tifoid), tifoid), lihat gambar 3 sebelah kiri.5, 12
4
Gambar 2. Sekema dari protokol kerja tes tes TUBEX TUBEX (IDL Biotech 2005)
Gambar bar 3. Prinsi nsip dar dari tes TUBEX. TUBEX. Sebela Sebelah h kiri, kiri, negativ negativee result result;; sebela sebelah h kanan, kanan, positive positive result ( Lim, et al, 1998)
Hasil Hasil tes TUBEX TUBEX akan akan bernila bernilaii positive positive (pasie (pasien n terindi terindikasi kasi mender menderita ita penyaki penyakitt dema demam m tifo tifoid) id) apabil apabilaa tida tidak k terj terjadi adi perub perubaha ahan n warna warna (tet (tetap ap berw berwar arna na biru biru). ). Hal Hal ini ini menunjukan terdapatnya anti-s typhi O9 antibody yang mampu menghambat ikatan antara antigen-coated magnetic particle dengan blue latex antibody-coated indicator particle (lihat gamb gambar ar 3, sebel sebelah ah kanan kanan). ). Sehin Sehingg ggaa pada pada akhir akhir reaks reaksii blue blue late latex x parti particl clee tida tidak k ikut ikut tersedimentasi pada dasar tabung, sehingga warna tabung tetap berwarna biru.5 Tes TUBEX TUBEX merupak merupakan an tes yang subjek subjektif tif dan semiqua semiquantit ntitati ative ve dengan dengan cara cara memband membanding ingkan kan warna warna yang terbent terbentuk uk pada reaksi reaksi dengan dengan TUBEX TUBEX color color scale scale yang tersedia. Range dari color scale adalah dari nilai 0 (warna paling merah) hingga nilai 10 (warna paling biru) lihat gambar 2.5 Adapun cara membaca tes TUBEX adalah sebagai berikut menurut IDL Biotech Biotech 2008: 2008: 1. Nilai <2 menunjukan menunjukan nilai negative negative (tidak ada indikasi indikasi demam demam tifoid) tifoid)
5
2.
Nilai 3 inconclusive inconclusive score dan memerlukan memerlukan pemeriks pemeriksaan aan ulang.
3. Nilai Nilai 4 menun menunjuka jukan n posi positif tif lemah lemah 4.
Nilai >5 >5 menunjukan menunjukan nilai nilai positif positif (indikasi (indikasi kuat terjadi terjadi demam demam tifoid) tifoid) Nilai TUBEX yang menunjukan menunjukan nilai positive ditambah dengan symptom dan sign
yang sesuai dengan gejala demam tifoid, merupakan indikasi yang sangat kuat terjadinya demam tifoid.18,19
Perbandingan tes TUBEX dengan uji Widal
Uji Widal pertama kali diperkenalkan oleh Georges Fermand Isidore Widal (1862-1929), ia merupakan seorang dokter dan bacteriologist di Prancis.13 Tes ini merupakan alat dignostik demam demam tifoid tifoid yang paing paing sering sering digunaka digunakan n di negara negara berkemb berkembang ang..14 Salmonella Salmonella typhi memiliki tiga jenis antigen yaitu: antigen O (somatic); antigen H (flagellar); dan antigen Vi (surface), lihat gambar 4, maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan tubuh berupa antibody sepesifik terhadap antigen tersebut.1 Perinsip dasar dari uji Widal yaitu mendeteksi munculnya agglutinin (antibody) O dan H pada serum milik pasien dengan menggunakan suspensi O dan H.14 Terdapat dua jenis pemeriksaan uji Widal yaitu tube Widal test dan test dan slide slide Widal test . Slide Widal test lah yang paling popular digunakan karena memberikan hasil yang lebih cepat.14 Gambar Gambar 4. Struktu Strukturr antigen antigen S.typhi (Bingnan, Yin. 2006)
Uji Widal memberikan hsail tes yang bersifat qualitative, qualitative, untuk menghitung hasil titer untuk setiap antigen pada uji Widal menggunakan slide, serum milik pasien harus diencerkan terlebih dahulu. Sempel serum diencerkan dalam beberapa tingkatan yaitu 80µl,
6
40µl, 2µl, 10µl, 5µl, pada setiap seri sempel serum diberikan satu tetes antigen sepesifik dan dilihat apakah terjadi agglutinasi atau tidak. Setiap seri serum spesimen memiliki nila yang berbeda yaitu; yaitu; 80µl 80µl berkorespondens berkorespondensii dengan 1 dalam dalam 20 titer titer (1/20), (1/20), 40µl dengan dengan 1/40, 1/40, 20µl dengan 1/80, 10µl dengan 1/160, dan 5µl dengan 1/320. Nilai-nilai tersebut menunjukan hasil hasil “positi “positive” ve” yang menunju menunjukan kan terjadi terjadi proses proses agluti aglutinasi nasi,, dengan dengan semaki semakin n tinggi tinggi titer titer semakin tinggi pula kemungkinan pasien tersebut menderita demam tifoid.13, 14 Jika dibandingakan antara tes TUBEX dengan uji Widal akan ditemukan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Antige Antigen n yang digunakan digunakan pada tes TUBEX TUBEX adalah adalah anti-O9 anti-O9 s.typhi yang mampu mampu memb membed edaka akan n orga organis nisme me ini dari dari >99% >99% sero seroty type pe bakte bakteri ri salm salmone onell llaa lainn lainnya ya,, sedangk sedangkan an uji Widal Widal mengguna menggunakan kan antigen antigen yang tidak tidak begitu begitu spesifi spesifik k terhada terhadap p s.typhi s.typhi sehingg sehinggaa dapat dapat terjadi terjadi cross-reaction dengan dengan kuman kuman salmone salmonella lla lainnya lainnya misalny misalnyaa pada pasien pasien yang pernah mender menderita ita enteri entericc fever fever lainnya lainnya.. Reaksi Reaksi ini dinamakan anamnestic anamnestic response response dan dapat dapat menimbu menimbulka lkan n tingginy tingginyaa nilai nilai false positive. positive. Hal ini menjawab alasan dari kurang spesifiknya uji Widal.5,13,15
2.
Dilihat dari metode yang digunkan oleh kedua tes, dimana TUBEX menggunakan kemampuan inhibitor activities dari antibody dan uji Widal menggunakan reaksi agglutinasi. Inhibitor activities memiliki keuntungan karena lebih mudah dideteksi walaupun dengan kadar antibody yang rendah. Hal ini memberikan alasan mengapa TUBEX lebih sensitive daripada uji Widal.5
3.
Single test pada uji Widal tidak begitu bermakna. Idealnya uji widal dilakukan dua kali yaitu pada fase akut dan 7-10 hari setelahnya. Hal ini dikarenakan agglutinin O dan H meningkat dengan tajam
±
8 hari setelah onset panas pertama. Jika terjadi
empat kali peningkatan peningkatan titer agglutinin baru dapat dikatakan hasilnya positive secara signifikan. Sayangnya hal ini jarang ditemukan karena penggunaan antibiotik pada awal penyakit bisa mencegah meningkatnya titer agglutinin.9,13,14 Hal ini berbeda dengan tes TUBEX yang fokus mendeteksi Ig M yang secara teoritis muncul lebih awal daripada Ig G. Bahkan penelitian terbaru mengatakan bahwa tes TUBEX yang dimodifikasi mampu mendeteksi bukan hanya antibody melainkan antigen s.typhi , sehingga tes ini sangat berguna pada fase akut. Hal ini menyebabkan tingginya angka sensitivitas tes TUBEX.9,12
7
4.
Meningkatnya penggunaan vaksin typhoid menyebabkan meningkatnya angka false angka false positive pada uji Widal. Widal. Hal ini terjadi karena meninggkatnya agglutinin level secara level secara persisten persisten pada H agglutinin agglutinin dan transient transient pada O agglutinin, agglutinin, yang terjadi terjadi baik pada non-infected population maupun pada febrile pada febrile non-typhoi non-typhoid d patients karena anamnestic response.14,15,16 Hal Hal ini ini belu belum m pern pernah ah dila dilapo pork rkan an pada pada peme pemeri riks ksaa aan n deng dengan an menggunakan menggunakan tes TUBEX. Tentu Tentu saja saja ini sangat sangat berpeng berpengaru aruh h pada penggunaan penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan meningkatkan angka resistensi obat.9 Untungnya hal ini dapat diatasi dengan mengulangi mengulangi tes Widal pada minggu berikutnya, karena tidak akan terjadi peninggkatan lagi pada hasil tes ulangan tersebut.13
5.
Sensitivitas dan spesifistas yang cukup berbeda, pada suatu penelitain oleh Olsen, Sonja et al, 2004 menyebutkan perbedaan antara tes TUBEX dan uji Widal yaitu; sensiti sensitivit vitas as (78/64 (78/64); ); spesif spesifisit isitas as (94/76 (94/76); ); positi positive ve predict predictive ive value value (98/88) (98/88);; dan negative predictive value (59/43).9 beberapa penelitian lain menunjukan menunjukan sensitivitas sensitivitas dan spesifisitas TUBEX yang lebih tinggi lagi yaitu 94,7% dan 80,4%-93%.5,10
6.
Harga TUBEX
±
4 U.S dollar dan Widal 0,5 U.S dollar, harga ini dilihat dari
penelitian penelitian di Vietnam, Vietnam, akan akan tetapi tetapi harga ini belum termasuk termasuk biaya transporta transportasi. si.9 7.
Persamaan yang dimiliki oleh kedua tes ini dan sangatlah penting adalah proses pengerjaan pengerjaan yang relatif relatif mudah; simpel simpel (one-step); (one-step); tidak membutuhkan membutuhkan alat-alat alat-alat canggih dan mahal, sehingga kedua tes ini dapat diterapkan pada daerah edemik yang cenderung merupakan negara berkembang.5 Masih Masih banya banyak k lagi lagi kele kelema mahan han uji uji widal widal seper seperti ti nilai nilai dari dari uji uji ini yang yang sanga sangatt
dipengar dipengaruhi uhi oleh oleh operato operatorr yang bekerja bekerja dll. dll.9 Bebrapa Bebrapa hal diatas diatas menunju menunjukan kan bahwa bahwa tes TUBEX dapat menutupi kelemahan dari uji Widal dan memiliki keunggulan dari tes Widal.
Perbandingan tes TUBEX dengan ELISA
Enzyme-linked Enzyme-linked immunosorbent immunosorbent assay (ELISA) adalah sebuah tes untuk mendeteksi adanya antibody Ig G, Ig A, dan Ig M anti-LPS salmonella typhi.17 Antigen Antigen yang digunakan berupa subselular struktur yaitu LPS, outer membrane (OM), flagella (d-H) yang sangat spesifik terhadap s.typhi, yang paling bagus memberikan hasil adalah LPS dan OM antigen.5 Tes uji diagnostik ini jauh lebih sensitive dan spesifik daripada uji Widal. Oleh karena itu, tes ini hanya perlu menggunakan satu kali tes sempel darah pasien untuk menegakkan diagnosis
8
demam tifoid tidak seperti uji Widal yang memerlukan penggulangan.17 Adapun yang akan dibahas disini adalah tes ELISA yang mendeteksi antibody Ig M anti-LPS karena antibody ini lebih dahulu muncul daripada Ig G, sehingga dapat digunakan pada fase akut dan memiliki nilai yang akurat dengan hanya satu kali pemeriksaan. Perins Perinsip ip dari dari tes tes ini adala adalah h denga dengan n mengg mengguna unaka kan n serum serum pasie pasien n yang yang tela telah h diencer diencerkan kan (penge (pengencer nceran an serum serum mengand mengandung ung sorbent sorbent untuk untuk menghi menghilang langkan kan rheumatoid factor dan human Ig G) G) kemudia kemudian n ditamb ditambahka ahkan n dengan dengan antigen antigen yang telah telah dimurn dimurnikan ikan (antigen spesifik LPS s.typhi). Jika terdapat antibody spesifik Ig M, maka antibody ini akan berikatan berikatan dengan antigen sehingga sehingga tebentuklah tebentuklah antibody-antige antibody-antigen n komplek. komplek. Setelah itu dilakukan pencucian untuk menghilangkan semua material yang tidak berikatan. Selanjutnya ditamba ditambahkan hkan enzyme enzyme conjuga conjugate te yang nantinya nantinya akan berikat berikatan an dengan dengan antibod antibody-a y-antig ntigen en komplek. Kemudian dilanjutkan kembali dengan pencucian untuk menghilangkan enzyme conjugate yang berlebihan dan dilanjutkan dengan penambahan substrat. Setelah itu plate tempat reaksi tersebut terjadi diinkubasi untuk membiarkan proses hydrolysis substrat oleh enzyme terjadi. Warna yang terbentuk akan sesuai dengan proporsi jumlah dari antibody spesifik Ig M yang terdapat pada sempel serum.17 Wala Wa laupu upun n terd terdapa apatt fakt faktaa bahwa bahwa TUBE TUBEX X meru merupak pakan an tes tes yang yang subje subjekt ktif if dan dan semiquantitative dan ELISA merupakan tes yang objektif dan quantitative, terdapat hal yang sangat menarik, yaitu dalam suatu penelitan yang dilakukan oleh Lim et al, 1998 yang membandingkan antara tes TUBEX dengan ELISA didapatkan bahwa TUBEX memiliki hubungan yang sangat baik dengan ELISA yang mendeteksi anti-LPS s.typhi (P = 0,003). Hal ini dikarenakan kedua tes tersebut menggunakan antigen (anti-LPS s.typhi yang sangat spesifik terhadap salmonella typhi) dan mendeteksi antibody Ig M yang sama. Oleh karena itu, kedua tes ini memiliki sensetivitas (100% / 100%) dan spesifisitas (100% / 96.9%) yang sama-sama tinggi.5 Keunggulan lain yang dimiliki oleh tes TUBEX adalah tes ini lebih simpel dari ELISA yang menggunakan multi-step. Meskipun memiliki proses kerja yang lebih rumit ELISA memiliki korelasi dengan TUBEX seperti dijelaskan diatas. Transformasi dari ELISA menjadi TUBEX bisa menjadi mungkin dengan cara menggunakan magnetic particle untuk memisahkan indicator particle yang tidak melakukan ikatan yang terjadi pada tes TUBEX, sedangkan pada ELISA dilakukan dengan cara pencucian hasil reaksi.5
9
Modifikasi pada tes TUBES untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifitasnya
Seperti Seperti yang telah disinggung diatas bahwa kini tes TUBEX tidak hanya mendeteksi adanya antibody anti-O9 spesifik spesifik s.typhi saja, melainkan juga dapat mendeteksi mendeteksi antigen O9 spesifik spesifik s.ty s.typhi phi.. Hal Hal ini memb membuat uat TUBE TUBEX X menja menjadi di sanga sangatt unik unik karena karena kema kemamp mpua uanny nnyaa untuk untuk mendeteksi baik antibody maupun antigen. Secara teoritis hal ini sangatlah penting untuk dignostik serologi pada fase akut. Mengingat bahwa secara teori antigenlah yang terlebih dahulu muncul daripada antibody diawal mulainya terjadi infeksi. Sangtlah penting untuk mengambil sampel serum pada hari-hari awal saat onset panas mulai muncul. Mengingat pada saat itulah itulah antigen banyak banyak terdapat pada serum serum pasien, pasien, jika telat dilakukan dilakukan pengambilan pengambilan sampel maka antigen didalam serum akan menghilang karena terjadinya ikatan terhadap antibody yang terbentuk dan selanjutnya membentuk antibody-antigen komplek.12 Urine memberikan hasil yang lebih menjanjikan daripada serum dalam mendeteksi antigen, dikarenakan antigen sangat cepat hilang didalam sirkulasi. Sebaliknya antigen secara berkesinambung berkesinambungan an diekskresikan diekskresikan melalui urin sebagai free antigen. antigen. Keunt Keuntung ungan an lain lain menggunakan urine adalah konsentrasi antigen dapat ditingkatkan beberapa kali lipat dengan cara yang sederhana.12 Metode yang digunakan adalah sama dengan tes TUBEX yang asli yaitu memblok ikatan antara reagent anti-O9 s.typhi (antibody-coated (antibody-coated indicator particle) dengan reagent antigen O9 s.typhi (antigen-coated magnetic particle), tetapi yang berperan memblok disini adalah antigen (lihat gambar 5). Protokol kerja utuk mendeteksi antigen pun sama dengan protokol kerja untuk mendeteksi mendeteksi antibody, antibody, hanya saja serum specimen specimen terlebih terlebih dahulu dicampurkan dicampurkan dengan blue reagent reagent dan dan dicam dicampur pur dalam dalam 2 menit menit,, barul barulah ah sete setela lah h itu itu ditambahkan brown reagent . Proses selajutnya dan pembacaan hasilnya menggunakan cara yang sama.12
10
Gambar 5.Ilustrasi bagaimana kerja tes TUBEX dalam mendeteksi antiO9 antibody atau mendeteksi antigen O9 s.typhi (Tam, et al, 2008)
Untuk menilai pengaruh efek dari pendeteksian antigen terhadap sensitivitas dan spes spesif ifis isit itas as dari dari uji uji TUBE TUBEX, X, tela telah h dila dilaku kuka kan n pene peneli liti tian an oleh oleh Tam, Tam, et al, al, 2008 2008.. Ia membandingkan antara protokol asli untuk mendeteksi antibody dan protokol baru untuk mendeteksi antigen. Ia menggunakan beberapa level antigen yang dicampurkan pada serum sempel. Hal yang didapatkan adalah peningkatan sensitivitas sebanyak 2-4 kali lipat (gambar 6).12 Gambar 6. Diagram perbandingan tes TUBEX. Menujukan bahwa protokol baru antigen antigen detection detection memberikan hasil yang lebih tinggi pada TUBEX TUBEX score score pada kadar kadar antigen serum yang sama (Tam, et al, 2008)
BAB III. SIMPULAN
Tes TUBEX TUBEX sebagai sebagai alat alat diagnost diagnostik ik yang relatif relatif baru dapat menjaw menjawab ab kebutuh kebutuhan an alat alat diagnostik yang dapat digunakan pada minggu pertama onset penyakit demam tifoid. Hal ini dikarena dikarenakan kan tes TUBEX TUBEX dapat dapat menutu menutupi pi kekurang kekurangan-k an-kekur ekuranga angan n yang dimilik dimilikii oleh oleh uji Widal terutama didalam hal sensitivitas sensitivitas dan spesifisitas spesifisitasnya, nya, sekaligus sekaligus memiliki memiliki keunggulan keunggulan 11
yang sama dari uji Widal Widal yaitu yaitu proses proses pengerj pengerjaan aan yang simpel simpel dan tidak tidak memerl memerlukan ukan peralatan peralatan yang canggih. Tes TUBEX pun memiliki memiliki sensitivitas sensitivitas dan spesifisitas spesifisitas yang hampir sama dengan tes ELISA bahkan terdapat hubungan yang erat diantara ke-dua tes ini. Tes TUBEX TUBEX pun lebih lebih mudah mudah proses proses pengerj pengerjaanny aannyaa daripada daripada tes ELISA ELISA yang multimulti-ste step. p. Modifik Modifikasi asi yang dilkuka dilkukan n pada tes TUBEX TUBEX pun mampu mampu meningk meningkatk atkan an sensit sensitivit ivitasny asnya, a, sehingga sehingga semakin semakin mengukuhkan mengukuhkan pendapat bahwa alat diagnostik ini baik digunakan sebagai single test pada minggu pertama pada pasien demam tifoid. Tes TUBEX juga memiliki spesifisitas yang tinggi sehingga sangat cocok digunakan pada daerah endemik.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Parry, M Christopher, et al. A Rivew of Thyphoid Fever. N Engl J Med. Vol. 347. 2002: 22;1770-1782.
2. Kelly-H Kelly-Hope ope,, Louise Louise A, et al. Geogra Geographic phical al Distribut Distribution ion and Risk Risk Factor Factor Associet Associeted ed with Enteric Disease in Vietnam. Am. J. Trop. Med. Hyg. 2007:76(4):706-712. 3.
Willke, Ayse. Widal Test in Diagnosis of Typhoid Fever in Turkey.Clinical and Diagnostic Laboratory Immunology. 2002:938-941.
4.
Sirkantiah, Padmini, et al. Population-Based Surveillance of Typhoid Fever in Egypt. Am. J. Trop. Med. Hyg. 2006:74(1):114-119.
5. Lim, Lim, PakPak-Le Leon ong, g, et al. al. OneOne-St Step ep 2-M 2-Minut inutee Test Test to Dete Detect ct Typh Typhoi oidd-Sp Spes esif ific ic Antibodies Based on Particle Separation in Tube. Journal of Clinical Microbiology. 1998: 2271-2278. 6.
Afifi, Salma, Salma, et al. Hospital-Based Surveillance for Acute Febrile Illness in Egypt: A Focus on Community-Ac Community-Acquired quired Bloodstrea Bloodstream m Infections. Infections. Am. J. Trop. Med. Hyg. Hyg. 2005:73(2):392-399.
7. Dimit Dimitrov, rov, Tsonyo. Tsonyo. Clinical Clinical and Microbiol Microbiological ogical Investiga Investigation tion of Typhoid Typhoid Fever Fever in an Infe In fect ctiou iouss Di Dise sease ase Ho Hospi spita tall in Ku Kuwa wait it..
Jour Jo urnal nal of Me Medic dical al Mi Micr crobi obiol olog ogy. y.
2007:56:538-544.
12
8.
Dimitrov, Tzonyo, et al. Ciprofloxacin Treatment Failure in a Case of Typhoid Fever Caused by Salmonella Enterica Serotype Paratyphi A With Reduced Susceptibility to Ciprofloxacin. Journal of Medical Microbiology. 2007:56:277-279.
9.
Olsen, Ols en, Sonj Sonjaa J, et al. Eva Evalua luation tion of Rapi Rapid d Dia Diagnos gnostic tic Tests for Typ Typhoid hoid Fever. Journal of Medical Microbiology. 2004:1885-1889.
10. Kwano,
Razel L, et al. Comparison of Serological Test Kits for Diagnosis of Typhoid
Fever in the Philippines. 2007:246-247. 11. Tam,
Frankie, et al. Modification of the TUBEX Typhoid Test to Detect Antibodies
Dire Di rect ctly ly fr from om Ha Haem emol olyt ytic ic Se Seru rum m an and d Who hole le Bl Bloo ood. d. Jour Journa nall of Clin Clinic ical al Microbiology. 2008:57:1349-1353. 12. Tam,
Frankie, et al. Modification of the TUBEX Typhoid Test to Detect Antibodies
Dire Di rect ctly ly fr from om Ha Haem emol olyt ytic ic Se Seru rum m an and d Who hole le Bl Bloo ood. d. Jour Journa nall of Clin Clinic ical al Microbiology. 2008:57:316-323. 13. Rao,
Sridhar. 2009. A Review article of Widal Test . See: www.microrao.com www.microrao.com.. (last
accessed 13th January 2010). 14. Th Thel elma ma,, E, et al al.. A Re Revie view w of Clinica Clinicall Ap Appl plica icatu tuon on of the Wi Widal dal Test. Test. Ph Phil illl J Microbiol Infect Dis. 1991:20(1):23-23. 15. Parry, Parry, M Christ Christophe opher, r, et al. Value of a SingleSingle-Tube Tube Widal Widal Test Test in Diagnosis Diagnosis of Typhoid Fever in Vietnam. Journal of Clinical Microbiology. 1999:2882-2886. 16. Aftab,
roohi, et al. Widal agglutination titre: a rapid serological Diagnosis of typhoid
fever in developing countries. Pak J Physiol. 2009:5(1):65-67. 17.
Drive, Nancy Ridge. 2009. A 2009. A Review article of Salmonella Salmonella Typhi IgM ELISA. ELISA. See: www.genwaybio.com.. (last accessed 13th January 2010). www.genwaybio.com
18. IDL
Botech, Bot ech, 200 2005. 5. A review articl articlee of of Rapid Rapid Detect Detection ion of Typhoid fever . Se See: e:
www.idl.se.. (last accessed 17th January 2010). www.idl.se 19. IDL
Botech, Bot ech, 200 2008. 8. A review article of of Rapid Rapid Detecti Detection on of Typhoid fever . See:
www.idl.se.. (last accessed 17th January 2010). www.idl.se 2010).
13