PENURUNAN TEKANAN UAP
Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4.
Nico Hartandi Septi Dwi R. Septian D. W. S. Wena Syafnita
Kelas/ Semester : B/ 2
D-III Analis Kesehatan Universitas M. H. Thamrin Jakarta 2016
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, kami mengambil judul “Penurunan Tekanan Uap”, dikarenakan menurut kami pengetahuan mengenai penurunan tekanan uap penting dan bermanfaat untuk kita ketahui. Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan mempermudah pemahaman mengenai penurunan tekanan uap. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang senantiasa mendukung dan membantu kami selama penyusunan makalah ini. Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca. Dikarenakan kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, tentu saja makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca akan diterima dengan tangan terbuka.
Bekasi, 06 April 2016
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
i
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
ii
BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2. Masalah ................................................................................................................1 1.3. Tujuan ................................................................................................................... 1 BAB II Pembahasan 2.1. Sifat Koligatif Larutan ..........................................................................................
2
2.2. Penurunan Tekanan Uap ( ∆) ..............................................................................
2
2.3. Penurunan Tekanan Uap Larutan Elektrolit .........................................................
3
2.4. Contoh Soal ..........................................................................................................
4
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan ...........................................................................................................
6
Daftar Pustaka .......................................................................................................................
7
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlatur dalam larutan. Sifat koligatif larutan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Penurunan tekanan uap merupakan salah satu dari sifat koligatif larutan. Fenomena penurunan tekanan uap diungkapkan oleh ilmuwan Perancis bernama Francois Marie Raoult. Penurunan tekanan uap larutan tidak dapat banyak untuk dimanfaatkan, namun fenomenafenomena penurunan tekanan uap larutan tetap dapat kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari.
1.2. Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita temukan beberapa fenomena yang berkaitan dengan penurunan tekanan uap larutan. Tetapi masih banyak orang yang tidak mengetahui tentang penurunan tekanan uap larutan. Hal tersebut terjadi karena mereka tidak memiliki pengetahuan lebih mengenai penurunan tekanan uap larutan.
1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat karena masih banyak orang yang belum mengerti mengenai salah s atu sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap larutan. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, menambah wawasan, dan mempermudah pemahaman para pembaca mengenai penurunan tekanan uap larutan.
1
BAB II Pembahasan
2.1. Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlatur dalam larutan. Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif larutan non-elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
2.2. Penurunan Tekanan Uap ( ∆)
Jika suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, maka molekul zat terlarut dan molekul pelarut akan saling tarik menarik. Artinya, molekul-molekul zat terlarut menghalangi penguapan zat pelarut. Hal itu menyebabkan tekanan uap larutan yang lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Selisih antara tekanan uap pelarut murni dan tekanan uap larutan itulah yang disebut penurunan tekanan uap ( ∆ ). Fenomena tersebut diungkapkan oleh ilmuwan Perancis bernama Francois Marie Raoult. Menurut Raoult, banyaknya penurunan tekanan uap sama dengan hasil kali fraksi mol zat terlarut dan tekanan uap pelarut murni. Rumus Umum Penurunan Tekanan Uap :
∆ = . °
= ° .
∆ = ° − Keterangan :
∆
: penurunan tekanan uap
°
: tekanan uap pelarut murni 2
: tekanan uap lartan
: fraksi mol zat terlarut
: fraksi mol zat pelarut
2.3. Penrunan Tekanan Uap Larutan Elektrolit
Sifat koligatif larutan elektrolit pada umumnya lebih besar dibandingkan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut pada larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ionion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak teruarai menjadi ion-ion. Jadi, penurunan tekanan uap larutan elektrolit akan lebih besar penurunannya dibandingkan penurunan tekanan uap larutan non-elektrolit. Untuk menjelaskan perbedaan itu seorang ilmuwan Jerman, Jacobus van’t Hoff menggunakan faktor ( ), yang selanjutnya disebut faktor van’t Hoff.
= 1 + ( − 1). Keterangan :
: jumlah ion
: derajat ionisasi
0 ≤ ≤1 0 < < 1 (elektrolit lemah) = 1 (elektrolit kuat) = 0 (non-elektrolit) Hubungan Rumus Penurunan Tekanan Uap dan Faktor van’t Hofft
∆ = . ° .
= ° . .
∆ = ° −
3
2.4. Contoh Soal 1. Tekanan uap murni pada temperatur 250oC adalah 30,6 mmHg. Tentukan tekanan uap larutan, jika ke dalam 90 gram air dilarutkan 18 gram glukosa!
2. Pada suatu zat X non-elektrolit sebanyak 5,4 gram dilarutkan dalam 180 gram air sehingga larutan X mempunyai P = 117,657 mmHg. Pada suhu yang sama, air murni mempunyai P o = 118 mmHg. Tentukan massa relatif dari zat X!
3. Sebanyak 59 gram NaCl (Mr = 59) dilarutkan dalam 180 gram air (Mr = 18 ). Tekanan uap air adalah 90 mmHg. Tekanan uap larutan tersebut adalah … mmHg.
4
4. Sebanyak 24 gram zat elektrolit biner (Mr = 40) dilarutkan dalam 540 gram air (Mr = 18). Jika dalam larutan zat tersebut terionisasi sebanyak 60% dan tekanan uap air adalah 93 mmHg. Tekanan uap larutan tersebut adalah … mmHg.
5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari bahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlatur dalam larutan. Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif larutan non-elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Penurunan tekanan uap adalah selisih antara tekanan uap pelarut murni dan tekanan uap larutan. Jika suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, maka molekul zat terlarut dan molekul pelarut akan saling tarik menarik. Artinya, molekul-molekul zat terlarut menghalangi penguapan zat pelarut. Hal itu menyebabkan tekanan uap larutan yang lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Fenomena tersebut diungkapkan oleh ilmuwan Perancis bernama Francois Marie Raoult. Penurunan tekanan uap larutan elektrolit akan lebih besar penurunannya dibandingkan penurunan tekanan uap larutan non-elektrolit. Untuk menjelaskan perbedaan itu seorang ilmuwan Jerman, Jacobus van’t Hoff menggunakan faktor ( ), yang selanjutnya disebut faktor van’t Hoff untuk menghitung penurunan tekanan uap suatu larutan elektrolit.
6
DAFTAR PUSTAKA
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. KIMIA 3 untuk SMA Kelas XII . Jakarta : Yudhistira.
7