1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm, 3.
Ibid, hal.5.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Lubuk Agung, Bandung, 1989, hal. 92
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Press, 2002, hal.1
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hal.243
Azhar Arsyad, Op.Cit, hal. 9
ibid
Ibid. hal. 15
Hasil wawancara dan pengamatan terhadap guru Pendidikan Agama Islam
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2010. Hal.3.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, Rajawali Pres, 2009, hal.44
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal.172
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta. 2006. Hlm, 97
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 226
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 236
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2011, hal.247
Ibid hal. 335
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Rajawali Pers, Jakarta, Cet. Ke-7, 2011, hal. 102
Ibid , hal. 103
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 43
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VII A
DI SMP PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nlai budaya yang ada dalam masyarakat.
Di Indonesia, peranan pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia berkepribadian yang sempurna, sebagaimana yang tercantum dalam SISDIKNAS Bab II Pasal 3 sebagai berikut :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertaggung jawab.
Sejalan dengan tujua pendidikan nasional tersebut, pendidikan agama Islam juga mempunyai tujuan yang sama, hal ini dapat dilihat dalam firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 102, yang berbunyi :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Qs. Ali-Imran : 102)
Tujuan pendidikan Agama Islam adalah membentuk dan membina akhlak manusia baik anak-anak maupun orang dewasa kearah budi pekerti yang luhur kaitannya sebagai hamba Allah maupun terhadap sesame manusia (lingkungan).
Dalam rangka merealisasikan berbagai tujuan pendidikan agama Islam tersebut dibutuhkan lembaga pendidikan, adapun salah satu lembaga pendidikan yang dapat merealisasikan tujuan pendidikan agama Islam tersebut adalah lembaga pendidikan formal, didalam dunia pendidikan dikenal dengan adanya proes belajar mengajar.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal disekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh llingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan ata materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor overhead ,Perekam pita audia dan video, radio, televise, computer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar dan lain-lain).
Para ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar peserta didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media.
Pada penelitian ini , peneliti menggunakan media audio visual. Dimana pengertian media audio visual itu sendiri adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu media auditif dan media visual. Mengingat penggunaan media yang ada dilokasi belum maksimal, padahal menurut Azhar Arsyad :
" Belajar dengan menggunakan indera ganda, pandang dan dengar berdasarkan konsep yang mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah symbol-simbol verbal kemudian menyimpannya dalam proposisi image, dan yang lainnya untuk mengolah image nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal. Akan memberikan keuntungan bagi peserta didik. Peserta didik akan belajar lebih banyak dari pada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar."
Para ahli memiliki pandang searah mengenai hal itu . Menurut Dale menyataka bahwa "Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya kurang lebih 75% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 13% diperoleh melalui indera dengar dan 12% lagi dengan indera lainnya".
Ada dua unsur yang amat penting dalam pembelajaran yaitu metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media mengajar yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, antara lain tujuan media pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Penelitian ini dilakukan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama .Tugas pendidikan pada fase ini adalah menumbuhkan potensi-potensi indera dan psikologis, seperti pendengaran, penglihatan dan hati nurani. Oleh karena itu pembelajaran melalui media audio visual di rasa cocok, karena dengan perantara media audio visual para peserta didik akan lebih aktif di dalam pembelajaran, mereka tidak hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru, tetapi mereka juga akan melakukan aktivitas, seperti mendengar, melihat, mengamati, dan memahami secara konkret mengenai materi yang sedang dipelajari. Sehingga materi dapat lebih dipahami oleh para peserta didik, dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan media yang memadai. Sehingga akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menerapkan metode pengajaran yang direncanakan selain itu peserta didik akan senang dan mudah dikondisikan.
Manfaat penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting. Kehadiran media sangat membantu peserta didik dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru menjelaskan suatu bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media . tidak hanya pada mata pelajaran umum yang diajarkan Sekolah Menengah Pertama (SMP), pada mata pelajaran agama Islam pun dianjurkan untuk menerapkan penggunaan media dalam proses belajar mengajar. Khususnya penggunaan media audio visual, karena media ini dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding dengan media audio ataupun media visual.
Materi pendidikan agama Islam dirasa sesuai untuk dikembangkan dengan media audio visual, misalnya ketika menjelaskan contoh perilaku kerja keras, tekun ulet, dan teliti. Materi ini akan lebih menarik ketika dikembangkan dengan media audio visual, misalnya dengan menggunakan film, video, mikromedia flash ataupun windows movie maker.
Berdasarkan hasil observasi prasurvay yang dilakukan oleh peneliti di SMP Perintis 1 Bandar Lampung. Proses belajar mengajar masih berpusat pada guru, sehingga membuat peserta didik kurang aktif didalam proses belajar mengajar dalam penyajian materi pada mata pelajaran Pendidika Agama Islam. Selain itu juga terlihat kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam, salah satunya disebabkan oleh kemonotonan dan kurangnya variasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode ceramah akan membuat peserta didik kurang bergairah dalam belajar serta akan menciptakan verbalisme pada peserta didik yang pada akhirnya akan menyebabkan peserta didik mengantuk sehingga materi yang disampaikan tidak dapat ditangkap secara maksimal oleh peserta didik.
Oleh karena itu perlu adanya variasi dan inovasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) agar perhatian peserta didik terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih meningkat. Hal ini dapat disiasati, salah satunya dengan cara memberikan atau membuat pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan kenyataan sehari-hari peserta didik dan sesuai kesenangan peserta didik. Dalam PBM, variasi pembelajaran dapat berupa model dan metode pembelajaran atau adanya penggunaan media yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Salah satu jenis media pembelajaran adalah media audio visual, dimana perpaduan suara dan gambar gerak maupun gambar diam merupakan dominasi dalam media ini. Salah satu variasi dan inovasi dalam pembelajaran itu adalah mengajak peserta didik dengan menonton video, dimana materi sudah dikolaborasikan dengan kisah-kisah atau kejadian nyata yang ada disekitar lingkungan peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih tertarik dan berminat untuk belajar Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan pada saat pra survey terhadap guru Pendidikan Agama Islam yang bernama USMAN, BA. di SMP Perintis 1 Bandar Lampung, diketahui bahwa :
"Dalam mengajar guru Pendidikan Agama Islam masih menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Selain itu guru juga menggunakan media gambar pada papan tulis, tapi hasil belajar peserta didik belum optimal. Disamping itu juga banyaknya peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran ketika guru menerangkan pelajaran, Serta masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 75".
Hal ini menunjukkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam peseta didik di SMP Perintis 1 Bandar Lampung masih rendah sehingga belum mencapai ketuntasan belajar. Berikut ini data awal hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran ini masih rendah .
Tabel 1
Data Awal Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2013/2014
No
Nama Peserta Didik
L/P
KKM
Nilai
Keterangan
1
Adek Erni Kurnia
P
80
50
Belum Tuntas
2
Adisti Khainunicha
P
80
62
Belum Tuntas
3
Agus Al-Amin Hutabarat
L
80
42
Belum Tuntas
4
Alfyando Dwi Putra
L
80
80
Tuntas
5
Andi Yusuf
L
80
68
Belum Tuntas
6
Andrian Saputra
L
80
43
Belum Tuntas
7
Andriansyah Maulana
L
80
60
Belum Tuntas
8
Anisa Nurhayati
P
80
82
Tuntas
9
Arisa Agustina
P
80
70
Belum Tuntas
10
Asep Giyana Jaya
L
80
85
Tuntas
11
Ayu Lestari
P
80
73
Belum Tuntas
12
Bima Arda Perlambang
L
80
85
Tuntas
13
Devi Fitriyani
P
80
71
Belum Tuntas
14
Firgiawan Dwi. L
L
80
47
Belum Tuntas
15
Fredy Darma. H
L
80
63
Belum Tuntas
16
Gusti Raja
L
80
83
Tuntas
17
Hemalia Putri
P
80
80
Tuntas
18
Indi Ibrahim Susetio
L
80
62
Belum Tuntas
19
Danu Priawan
L
80
63
Belum Tuntas
20
M. Lutfi
L
80
70
Belum Tuntas
21
M. Naufalgi
L
80
80
Tuntas
22
M. Taufiq Dwi Suyatmo
L
80
70
Belum Tuntas
23
Mutiaras
P
80
85
Tuntas
24
Nandika Putra
L
80
69
Belum Tuntas
25
Nisa Amelia
P
80
72
Belum Tuntas
26
Ramadan Adi Ariawan
L
80
82
Tuntas
27
Rangga Riadhi Sandhi
L
80
69
Belum Tuntas
28
Riki Darmawan
L
80
87
Tuntas
29
Riska Julianti
P
80
82
Tuntas
30
Rizki Putra Pratama
L
80
70
Belum Tuntas
31
Robbianto
L
80
40
Belum Tuntas
32
Salsabila Indah. P
P
80
82
Tuntas
33
Shavira Putri Alifia
P
80
85
Tuntas
34
Vera Yunita
P
80
85
Tuntas
35
Yohana Adlia Safitri
P
80
73
Belum Tuntas
36
Yulika Wahyun. S
P
80
70
Belum Tuntas
37
Tri Antika
P
80
65
Belum Tuntas
38
Zaini Indrajaya
L
80
65
Belum Tuntas
Jumlah Nilai
2637
-
Nilai Rata-rata
69,39
-
Nilai Tertinggi
85
-
Nilai Terendah
40
-
Dari tabel diatas maka rekapitulasi data awal hasil belajar peserta didik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A tahun ajaran 2013/2014, sebagai berikut :
Tabel 2
Rekapitulasi Data Awal Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2013/2014
No
Hasil Belajar
Data Awal
Keterangan
Jumlah Siswa
Persentase
1
Tuntas
14
36,84 %
-
2
Belum Tuntas
24
63,16 %
-
Jumlah
100 %
-
Sumber : Buku Penilaian Pembelajaran Kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung TA 2013/2014
Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa hasil belajar yang diperoleh peserta didik di kelas VII A pada evaluasi kurang baik, hal ini terlihat dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 24 peserta didik atau 63,16 % dan yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 14 peserta didik atau 36, 84 % dari jumlah keseluruhan peserta didik. Dengan demikian perlu adanya perubahan dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu dengan penggunaan media audio visual didalam melakukan proses belajar mengajar sebagai alat penunjang meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas VII A.
Kenyataan ini yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti mengenai peningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan berdasarkan pengamatan di SMP Perintis 1 Bandar Lampung , ada beberapa masalah yang dapat penulis identifikasi. Yaitu sebagai berikut .
Dalam mengajar guru Pendidikan Agama Islam masih menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Selain itu guru juga menggunakan media gambar pada papan tulis, tapi hasil belajar peserta didik belum optimal.
Banyaknya peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran ketika guru menerangkan pelajaran.
Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Batasan Masalah
Adapun penelitian ini dibatasi pada peningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah melalui penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung .
Manfaat Penelitian
Bagi peserta didik, diharapkan nantinya dapat lebih bersemangat dan termotivasi untuk mempelajari materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan peserta didik diharapkan dapat lebih mudah menerima dan memahami materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, serta peserta didik dapat lebih cepat dan mudah mencapai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan sekurang-kurangnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan tugas-tugas kependidikan, baik bagi kepala sekolah maupun bagi guru untuk menyiapkan peserta didik yang berwawasan luas dan mempersiapkan kegiatan aktivitas belajar yang terencana dengan baik. Dengan mengambil hasil penelitian sebagai referensi dalam melaksanakan pelayanan pendidikan akan lebih memudahkan mencapai tujuan pendidikan yaitu dengan output peserta didik yang berwawasan luas dan terbiasa dengan aktivitas belajar yang baik.
Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dalam upaya menigkatkan hasil belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung dalam rangka mengembangkan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.
Bagi penulis, untuk menambah wawasan peneliti mengenai penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam .
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah diatas diperoleh hipotesis tindakan yaitu dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian
Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Reason & Breadbury penelitian tindakan kelas adalah poses partisipatori, demokrasi yang berkenaan dengan pengembangan pengetahuan praktis untuk mencapai tujuan-tujuan mulia manusia, berlandaskan pandangan dunia partisipatori yang muncul pada momentum histori sekarang ini. Ia berusaha memadukan tindakan dengan refleksi, teori dengan praktek, denga menyertakan pihak-pihak lain, usaha menemukan solusi praktis terhadap persoalan-persoalan yang menyesakkan, dan lebih umum lagi demi pengembangan individu-individu bersama komunitasnya.
Dari pengertian penelitian tindakan diatas, dapat disimpulkan tiga prinsip, yakni : (1) adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan; (2) adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut; dan (3) adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan. Mengacu pada prinsip di atas, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai penelitian dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. Focus PTK terletak pada peserta didik atau PBM yang terjadi dikelas . tujuan utama PTK adalah untuk memecahka permasalahan nyata yang terjadi dikelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.
Penentuan Subjek dan Objek
Penentuan subjek adalah usaha penentuan sumber data, artinya dari mana data penelitian data diperoleh. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah :
Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung
Perserta didik kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Sedangkan objek yang menjadi pokok permasalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media audio visual pada kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Prosedur penelitian
Ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK), tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc. Taggart. Adapun model PTK dimaksud menggambarkan ada empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini.
Gambar 1
Siklus Penelitian Tindakan
PerencanaanRefleksiPelaksanaanPerencanaanPengamatanRefleksiPelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS I
SIKLUS I
PengamatanSIKLUS II
Pengamatan
SIKLUS II
Bila dalam PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja, antara siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan setahap demi setahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama meskipun melalui tahap-tahap yang sama.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis merencanakan untuk melaksanakan 2 siklus, dimana dalam setiap siklus terdapat empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi.
SIKLUS I :
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :
Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Adapun tahap ini meliputi :
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan media audio visual
Mempersiapkan materi Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan menggunakan media audio visual
Membuat lembar observasi untuk mengetahui frekuensi hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Membuat soal tes akhir yang berbentuk pilihan ganda.
Tahap Pelaksanaan (Acting)
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan sebagai berikut , yaitu :
Pembukaan , terdiri dari apersepsi dan motivasi
Kegiatan inti, terdiri dari proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
Kegiatan penutup , yakni membuat kesimpulan.
Adapun urutannya adalah :
Apersepsi dan motivasi
Guru mengajak peserta didik membaca doa sebelum memulai pelajaran
Guru mengucapkan salam pembuka
Guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah diajarkan pada minggu lalu
Selanjutnya guru memotivasi peserta didik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajarkan, setelah itu guru menyampaikan tujuan dan manfaat materi Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan secara umum materi tentang Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti
Guru menjelaskan urutan kegiatan pembelajaran malalui media audio visual
Guru mempersiapkan pembelajaran melalui media audio visual
Guru memerintahkan peserta didik untuk memperhatikan materi tentang Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti dengan menggunakan media Audio Visual
Guru memerintahkan peserta didik untuk mencatat hal-hal yang di anggap penting dalam materi Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti melalui media audio visual
Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang materi Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti
Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik yang kesulitan dalam menerima pelajaran
Guru melakukan penguatan tentang materi Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti
Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan belajar tentang materi Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti yang telah di laksanakan melalui media audio visual. Untuk mengetahui sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat di nilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Dengan menggunakan metode tes berupa pilihan ganda.
Penutup
Pada tahap penutup ini guru bersama peserta didik menyimpulkan materi tentang Kerja Keras, Tekun, Ulet, dan Teliti
Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya.
Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahapan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan terhadap pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual yang berpedoman pada lembar observasi. Hasil pengamatan yang didapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dari implementasi tindakan yang dirancang pada siklus berikutnya.
Refleksi (Reflecting)
Pada tahapan ini, refleksi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan pendidik mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh pendidik. Refleksi dilakukan pendidik atau observer untuk perbaikan siklus berikutnya.
SIKLUS II
Rencana
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti membuat RPP sesuai dengan SKKD dalam Standar Isi (SI).
Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang dikembangkan dari hasil refleksi siklus pertama.
Observasi
Peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan.
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan Data dan informasi yang penulis perlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode antara lain:
Metode Observasi
Observasi adalah Pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena obyek yang di teliti secara obyektif dan hasilnya akan di catat secara sistematis agar diperoleh gambaran yang lebih kongkret tentang kondisi lapangan. Sebagaimana yang telah di kemukakan oleh Sutrisno Hadi "Observasi biasa di artikan sebagai pengamat dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang di selidiki".
Berdasarkan pendapat diatas dapat di pahami bahwa Observasing merupakan metode pengumpulan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa keadaan yang menjadi objek penelitian.
Metode ini penulis gunakan unutuk mengobservasi aktifitas Guru dan respon peserta didik terkait pengggunaan media audio visual pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Metode Interview / Wawancara
Interview adalah "teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam."
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa interview merupakan salah satu alat untuk memperoleh informasi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih, yang dilakukan secara lisan.
Apabila dilihat dari sifat atau teknik pelaksanaannya, maka interview dapat dibagi atas tiga :
Interview terpimpin adalah wawancara yang menggunakan pokok-pokok masalah yag diteliti.
Interview tak terpimpin (bebas) adalah proses wawancara dimana interview tidak sengaja mengarahkan Tanya jawab pada pokok-pokok dari focus penelitian dan interview.
Interview bebas terpimpin adalah kombinasi keduanya, pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi.
Dalam penelitian ini digunakan interview bebas terpimpin yaitu pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti,selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi.
Metode ini penulis gunakan untuk mewawancarai langsung guru fiqih dan peserta didik terhadap penggunaan media audio visual dalam melakukan proses belajar mengajar dikelas VII A di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Metode Tes
Metode tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam diri seseorang. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, kecerdasan, minat, bakat, dll. Tes sebagai instrument sangat lazim digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Hal ini disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk pilihan ganda. Tes dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan (pretest) dan sesudah pelaksanaan tindakan (post test), baik pada siklus I maupun siklus II dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik.
Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi adalah "mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya."
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa dokumentasi salah satu cara untuk menghimpun data mengenai hal-hal tertentu, melalui catatan, dokumen yang disusun oleh suatu instansi atau organisasi-organisasi tertentu.
Metode ini penulis gunakan sebagai pengumpul data tentang keadaan peserta didik, keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana yang ada di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.
Teknik Analisis Data
Setelah peneliti memperoleh data melalui teknik pengumpulan data dari objek penelitian, maka selanjutnya peneliti menganalisis data. Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan melalui media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VII A di Mts Al-Islam Bunut Padang Cermin Pesawaran.
Menganalisis data sangat diperlukan dalam penelitian ini agar memperoleh hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai hasil penelitian. Sebagaimana pendapat berikut ini :
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, data dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwasanya analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian lapangan terlebih dahulu diolah dengan lagkah-langkah sebagai berikut :
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti aka melanjutkan kepertanyaan lagi, sampaui tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Aktivitas dalam analisi data, yaitu data reduction, display data, dan conclusion / verification.
Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menetukan focus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.
Display Data (Beberan Data)
Setelah direduksi, data siap dibeberkan, artinya tahap analisis sampai pada pembeberan data. Berbagai macam data PTK yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan tertata rapi dengan narasi plus matriks, grafik atau diagram. Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan pemahaman terhadap apa yang terjadi sehingga memudahka penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
Conclusion / Verivication ( Penarikan Kesimpulan / Verifikasi )
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu ke kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir saling terkait dan kesimpulan pertama sebagai pijakan.
Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :
P=FN x 100%
Keterangan :
P = Persentase peserta didik yang tuntas
F = Frekuensi hasil belajar yang tuntas
N = Jumlah seluruh peserta didik.
Indikator Keberhasilan Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini, indikator keberhasilan penelitian yang peneliti tetapkan adalah apabila jumlah peserta didik yang telah berhasil mencapai KKM yaitu mencapai skor 80 berjumlah 80% dari 38 peserta didik. Dengan demikian maka target yang peneliti tetapkan, peserta didik yang tuntas sebanyak 30 peserta didik dari 38 peserta didik. Apabila pada siklus pertama dan kedua, jumlah peserta didik yang mencapai KKM belum mencapai 80% maka akan dilanjutkan kedalam silkus selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta
Al Abrasy Muhammad Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, Cet. Ke VI, 2009
Arifin, HM., Hubungan Timbal Balik Pendidikan, Bulan Bintang, Jakarta, Edisi VI, 2007
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta. 2006
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1998
Arikunto Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 2010
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali Press, 2002
Darajat Zakiah , Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, Cet. Ke VII, 2005
Daryanto, H, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta , Cetakan ke-3, 1999
Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahannya, Yayasan Penerjemah Al Qur'an
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Lubuk Agung, Bandung, 1989
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI, Balai Pustaka, Jakarta, 2003
Djamarah Syaiful Bahri & Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2010
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan Pengembangan Kurikulum Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2006
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, Rajawali Pres, 2009
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, cet. Ke-4
Majid Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Rajawali Pers, Jakarta, 2010
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2008
Mulyana, Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005
Mulyani Anni, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
Munadi Yudhi, Media Pembelajaran, Referensi, Jakarta, 2013
Muslim Imam, Shahih Muslim, Widiya, Jakarta, 1995, penerjemah Salim Bahreisy, Juz III
Rivai Muhammad, Perbandingan Agama, Wicaksana, Semarang, 2001, Cet Ke V
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009
Sudjiono Anas , Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2010
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2010
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2008
Zuhairini , Slamet AS dan Abdul Ghofur, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Usaha Nasional , Surabaya, 2000, Cet. Ke V
http:// edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/Media-Audio-Visual-Slide-Bersuara/ di akses pada tanggal 16 januari 2014
http://edukasi.kompasiana.com/11/04/2010/media-audio-visual-slide-bersuara/ diakses pukul: 19:48, Selasa 10 Desember 2013)