Makalah ini merupakan tugas pada mata kuliah belajar dan pembelajaran. semoga bermanfaat..Full description
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2Deskripsi lengkap
Makalah ini merupakan tugas pada mata kuliah belajar dan pembelajaran. semoga bermanfaat..
salah satu jenis kesulitan belajarFull description
Full description
proses belajarFull description
Full description
Deskripsi lengkap
CNurmalita- Analisis tingkat kesulitan dengan menggunakan perintah program R. Laporan hasil yang dapat disebut dengan 1PL / b / theta dapat dikatakan bahwa mudah untuk dilakukan dengan program R (b...Full description
Deskripsi lengkap
Full description
Full description
FBCXBDeskripsi lengkap
Kesulitan dalam memahami konsep-konsep IPA dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan siapa saja. Tulisan ini merupakan bagian dari seri menggali miskonsepsi siwa dan bagainama merediasinyaFull description
Cara menilai kesulitan intubasi 1. L (L (Look) Inspeksi pada setiap pasien yang akan diintubasi meliputi •
obesitas,
•
micrognathia,
•
tanda trauma / operasi pada kepala – leher sebelumnya,
•
leher pendek berotot
•
mandibula menonjol
•
maksila / gigi depan menonjol
•
uvula tidak terlihat (Mallampati 3 atau 4)
•
gerak sendi temporo – mandibular terbatas
•
gerak vertebrae servikal terbatas
2. E (E (Evaluate) Evaluasi anatomi pasien melalui 3-3-2 rule. 3-3-2 rule meliputi •
3 jari pembukaan mulut
•
3 jari dimensi mandibula (jarak antara mentum dan tulang hyoid
•
Jarak kartilago tiroid adalah 2 jari di bawah tulang hyoid
3. M (Mallampati Score) Mallampati score mengklasifikasikan visualisasi orofaring dengan laringoskop menjadi 2 kelas. Cara menilai Mallampati •
Pasien dalam posisi duduk dan mengekstensikan kepala
•
Buka mulut, julurkan lidah, dan katakana “aah”
•
Nilai lidah, palatum durum, palatum molle, uvula, dan pilar tonsil.
Kelas Pilar faring Uvula Palatum Molle + + + 1 2 + + 3 + 4 *Mallampati 3 atau 4diperkirakan akan menyulitkan intubasi trakea
4. O (Obstruction) Evaluasi adanya tanda – tanda obstruksi seperti stridor, terlihatnya benda asing, dan obstruksi sub/supraglotis
5. N (Neck Mobility) Hambatan pergerakan leher, contohnya pada pasien degenerative, RA, trauma tulang belakang.
Selain menggunakan metode LEMON, kesulitan intubasi juga dapat dinilai berdasarkan tampilan laring saat dilakukan laringoskopi (metode Cormack – Lehane)
Referensi o
o
Birnbaumer DM, Pollack CV. Evaluation of Difficult http://www.medscape.com/viewarticle/430201_2
Airway.
Diunduh
dari
Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. 4th Ed. New York : McGraw-Hill. 2006.
o
Gupta S, Sharma R. Airway Assesment: Predictors of Difficult Airway. Indian J Anaesth. 2005; 49(4): 257 – 62.