Pengukuran Horizontality, Verticality, Ketinggian Gedung Bertingkat

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI KONSTRUKSI “PENGUKURAN HORIZONTALITY, VERTICALITY, DAN

KETINGGIAN GEDUNG LOKASI: HALAMAN GEDUNG DIPLOMA TEKNIK MESIN, SEKOLAH VOKASI, UNIVERSITAS GADJAH MADA” Dosen Pembimbing : Bambang Kun Cahyo, S.T., M.Sc.

Disusun oleh : Dian Futikhatul A

(17/411135/SV/13062) (17/411135/SV/13062)

Suzy Tessa Deyosky

(17/411144/SV/13071) (17/411144/SV/13071)

Anggita Ayu W

(17/415767/SV/13632) (17/415767/SV/13632)

Ahmad Sohibul B

(17/416827/SV/14565) (17/416827/SV/14565)

Galuh Qori’ah F F

(17/416847/SV/14585)

Gani Mahendra

(17/416848/SV/14586) (17/416848/SV/14586)

Prita Ayudya

(17/416860/SV/14598) (17/416860/SV/14598)

Rahayu Prasetya Ning

(17/416861/SV/14599) (17/416861/SV/14599)

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK GEOMATIKA DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2018

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.





I.

Judul Pengukuran Horizontality, Verticality, dan Ketinggian Gedun

Lokasi: Halaman Depan Gedung Diploma Teknik Mesin (DTM), Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada II.

Tujuan

1.

Mahasiswa mampu memahami materi tentang pengukuran tiitk kontrol dan transfer titik kontrol pada bangunan bertingkat.

2.

Mahasiswa mampu menerapkan prosedur pengukuran titik kontrol dan transfer titik kontrol di lapangan.

3. III.

Mahasiswa mampu melakukan pengukuran detil pada bangunan bertingkat.

Alat dan Bahan

Alat 1. Total Station Sokkia CX 550

1 buah

2. Statif

1 buah

3. Prisma Reflector

1 buah

4. Pole

1 buah

5. Rol Meter

1 buah

IV. Landasan Teori Horizontality merupakan keadaan mendatar dari suatu bangunan, digunakan untuk mengetahui pergeseran bangunan atau struktur secara kontinu. Alat yang digunakan berupa total station atau theodolite. Verticality merupakan suatu keadaan tegak lurus dari suatu bangunan atau struktur. Hal ini dilakukan secara kontinyu dalam periode tertentu, untuk mengetahui pergeseran tower secara vertikal dalam kurun waktu tertentu. Alat untuk melakukan pengukuran vertikalitas dapat berupa total station atau theodolite. Ketinggian merupakan posisi vertikal suatu obyek dari titik tertentu yang berada pada suatu daerah. Untuk melakukan pengukuran ketinggian menggunakan alat total station menggunakan fitur REM (Remote Elevation Measurement). Fitur REM (Remote Elevation Measurement ) ini fungsinya adalah untuk mengukur ketinggian objek (misalnya tinggi tower) tanpa harus meletakan prisma di atas obyek





V.

Langkah Kerja

A. Horizontality dan Verticality 1.

Menentukan tiga titik pojok suatu bangunan yang akan diukur.

2.

Mendirikan alat pada suatu titik yang dapat terlihat oleh ketiga titik pojok bangunan.

3.

Mengatur sumbu I vertikal dan kedataran alat.

4.

Melakukan setting alat seperti menginput nilai koordinat titik berdirinya alat, tinggi alat, dan nama titik. Koordinat titik berdiri alat yang digunakan merupakan koordinat lokal (0,0).

5.

Mengarahkan teropong ke arah utara dengan bantuan kompas, kemudian melakukan nol set (setting 0).

6.

Membidik titik pada pojok bangunan dan bacaan yang diperlukan yaitu bacaan piringan piringan horizontal, jarak horizontal, piringan vertikal, dan jarak vertikal. Melakukan pembidikan sebanyak 3 kali.

B. Ketinggian dengan REM 1. Mendirikan alat pada titik P1 ,usahakan tempat berdirinya alat mencakup titik yang akan diukur verticality-nya. verticalit y-nya. 2. Membuat titik target pojok-pojok poj ok-pojok bangunan dengan membentuk sudut 90 ⸰. 3. Membidikkan alat pada titik B, dengan titik B didirikan prisma. Setelah diperoleh jarak dan sudut sudut HZ dan VA kemudian kunci klem horizontalnya. horizontalnya. 4. Mengarahkan teropong TS pada titik yang berada di lantai 2, usahakan lurus dengan titik B. 5. Mengganti pengaturan reflector menjadi menjadi no-Prism. no-Prism. 6. Membidikkan kemudian tekan tombol menu kemudian pilih REM. 7. Data yang diperoleh ialah tinggi gedung. 8. Melakukan proses tersebut hingga tiga kali untuk mengecek kebenaran pengukuran.





VI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Pengukuran 1 -

2.

Horizontal:

Pengukuran 2 -

Bidik ke-A

Bidik ke-A

H-A

: 14,2304 m

H-A

: 14,2303 m

ZA

: 89º 29’ 24”

ZA

: 89º 25’ 53”

HA-R : 105º 27’ 44”

HA-R : 105º 42’ 29”

Bidik ke-B

Bidik ke-B

H-A

: 13,0918 m

H-A

: 13,1056 m

ZA

: 89º 40’ 06”

ZA

: 89º 34’ 37”

HA-R : 120º 35’ 18”

HA-R : 120º 35’ 05”

Bidik ke-C

Bidik ke-C

H-A

: 14,9443 m

H-A

: 14,8591 m

ZA

: 89º 25’ 35”

ZA

: 89º 21’ 23”

HA-R : 122º 03’ 09” -

Horizontal:

Vertikal

HA-R : 122º 05’ 42” -

Vertikal

Bidik ke-D

Bidik ke-D

H-A

: 13,2052 m

H-A

: 13,1921 m

ZA

: 55º 20’ 09”

ZA

: 54º 43 0943”

HA-R : 122º 03’ 09”

HA-R : 120º 37’ 52”

S-A

: 16,0550 m

S-A

: 16,1580 m

V-A

: 9,1316 m

V-A

: 9,3300 m





3.

Pengukuran 3 -

Pehitungan

Horizontal: Bidik ke-A

Pengukuran 1

Koordinat A (13,7153513 ; 0)

H-A

: 14,2313 m

x : x0 + D.sinα

ZA

: 89 º 26’ 12”

x : 0 + 14,2304 . sin (105º 27’ 44”)

HA-R : 105º 45’ 10” Bidik ke-B

x : 13,7153513 y : y0 + D.cosα

H-A

: 13,0907 m

y : 0 (asumsi y = 0)

ZA

: 89º 35’ 31”

Koordinat B (11,2700192; 0)

HA-R : 120º 37’ 04” Bidik ke-C

x : x0 + D.sinα x : 0 + 13,0918 . sin (120º 37’ 04”)

H-A

: 14,8451 m

x : 11,2700192

ZA

: 89º 35’ 31”

y : y0 + D.cosα

HA-R : 122º 04’ 55” -

-


Vertikal

Koordinat C (12,6662234; (12,6662234; 0)

Bidik ke-D

x : x0 + D.sinα

H-A

: 13,1986 m

x : 0 + 14,9443 . sin (122º 03’ 09”)

ZA

: 54º 58’ 40”

x : 12,6662234

HA-R : 120º 48’ 10”

y : y0 + D.cosα

S-A

: 16,2749 m


V-A

: 9,2107 m





Koordinat D (11,1922281; 9,131501)

ΔABC

x : x0 + D.sinα

Sd. A : arc tan (bc/ab)

x : 0 + 13,2052 . sin (122º 03’ 09”)

Sd. A : 29,72494658 º

x : 11,1922281

Sd. C : arc tan (ab/bc)

y : y0 + D.tan h

Sd. C : 60,27505342 º

y : 0 + 13,2052 . tan (90º-55º (90º- 55º 20’ 09”)

Sd. B : 180º + ( Sd. A + Sd. C)

y : 9,131501

Sd. B : 90º

Jarak AB

Kevertikalan

AB :

√ (  )²  (  )² )²

ΔABD

AB : 2,44533203 m

Sd. A : arc tan (bd/ab)

Jarak BC

Sd. A : 75.0089865º

BC :

√ (   ))2  ( (   )²)²

BC : 1,396204206 m Jarak AC

(   )²)² AC : √ (  )2  ( AC : 0,550334595 m

Sd. D : arc tan (ab/bd) Sd. D : 14,9910135º Sd. B : 180º - (Sd. A + Sd. D) Sd. B : 90º ΔCBD

Sd. C : arc tan (bd/bc) Jarak AD

))2  ( (   )²)² AD : √ (  

Sd. C : 81,30712704º 81,30712704º

Sd. D : arc tan (bc/bd)

AD : 9.473671893 m Sd. D : 8,692872964º 8,692872964º Jarak BD

BD :

√    )² )²  (   )² )²

BD : 9,131832231 m Jarak CD

Sd. B : 180º - (Sd. A + Sd. B) Sd. B : 90º







-

Tachimetri

Koordinat C (12,58815836; (12,58815836; 0)

Diketahui

x : x0 + D.sinα

HI

: 1,512 m

x : 0 + 14,8591 . sin (122º 5’ 42”)

HT

: 1,999

x : 12,58815836

L1 : D. Tan h + HI – HI – HT HT

y : y0 + D.cosα

L1 : 9,131501 + 1,990


L1 : 11,121501 m

Koordinat D (11,35134686; 9,330641)

-

REM

x : x0 + D.sinα

HT : 11,051 m

x : 0 + 13,1921 . sin (120º 37’ 52”)

H-A : 13,3183 m

x : 11,35134686

ZA : 54º 44’ 52”

y : y0 + D.tan h

HA-R HA-R : 120º 32’ 18”

y : 0 + 13,1921 . tan (90º-54º (90º- 54º 43’ 43”)

-

Pengukuran ke-2

y : 9,330641

Koordinat A (13,69885083; (13,69885083; 0)

Jarak AB

x : x0 + D.sinα

AB :

x : 0 + 14,2303 . sin (105º 42’ 29”)

AB : 2,416531635 m

x : 13,69885083

Jarak BC

y : y0 + D.cosα y : 0 (asumsi y = 0) Koordinat B (11,28231919; 0)

BC :

√ (  )²  (  )² )² √ (  )2  ( (   )²)²

BC : 1,305839167 m Jarak AC





Jarak BD

BD :

√    )² )²  (   )² )²

Sd. B : 180º - (Sd. A + Sd. B) Sd. B : 90º

-

BD : 9,131832231 m Jarak CD

CD :

√ (  )2 (  (  )² )²

CD : 9,412255944 m ΔABC

Sd. A : arc tan (bc/ab) Sd. A : 28,3857868º

Sd. C : arc tan (ab/bc) Sd. C : 61,6142132 º

Sd. B : 180º + ( Sd. A + Sd. C) Sd. B : 90º Kevertikalan ΔABD

Sd. A : arc tan (bd/ab) Sd. A : 75.48044573º Sd. D : arc tan (ab/bd) Sd. D : 14,51955427º Sd. B : 180º - (Sd. A + Sd. D)

Tachimetri

Diketahui HI

: 1,512 m

HT

: 1,999

L2 : D. Tan h + HI – HI – HT HT L2 : 9,330641 + 1,990 L2 : 11,320641 m

-

REM

HT : 11,39587 m

H-A : 13,82190 m ZA : 55º 02’ 49” HA-R HA-R : 120º 57’ 42” -

Pengukuran ke-3

Koordinat A (13,69670567; (13,69670567; 0)

x : x0 + D.sinα x : 0 + 14,2312 . sin (105º 45’ 10”) x : 13,69670567 y : y0 + D.cosα





Koordinat C (12,57809496; 0)

Jarak BD

x : x0 + D.sinα

BD :

x : 0 + 14,8451 . sin (122º 04’ 55”)

BD : 9,249663432 m

x : 12,57809496

Jarak CD

y : y0 + D.cosα y : 0 (asumsi y = 0) Koordinat D (11,33674043; 9,249390218)

x : x0 + D.sinα x : 0 + 13,1986 . sin (120º 48’ 40”) x : 11,33674043 y : y0 + D.tan h y : 0 + 13,1986 . tan (90º-54º (90º- 54º 58’ 40”) y : 9,249390218 Jarak AB

AB :

√ (  )²  (  )² )²

CD :

√    )² )²  (   )² )² √ (  )2 (  (  )² )²

CD : 9,332319136 m ΔABC

Sd. A : arc tan (bc/ab) Sd. A : 28,36313479º

Sd. C : arc tan (ab/bc) Sd. C : 61,63686521 º

Sd. B : 180º + ( Sd. A + Sd. C) Sd. B : 90º Kevertikalan ΔABD

Sd. A : arc tan (bd/ab)

AB : 2,431058175 m Sd. A : 75,27418763º 75,27418763º Jarak BC

BC :

√ (   ))2  ( (   )²)²

BC : 1,312447467 m

Sd. D : arc tan (ab/bd) Sd. D : 14,72581237º 14,72581237º

Sd. B : 180º - (Sd. A + Sd. D)





Sd. B : 180º - (Sd. A + Sd. B) Sd. B : 90º

-

Tachimetri

Diketahui HI

: 1,512 m

HT

: 1,999

L2 : D. Tan h + HI – HI – HT HT L2 : 9,249390218 + 1,990 L2 : 11,23939022 m

-

REM

HT : 11,12037 m

H-A : 13,10228 m ZA : 54º 22’ 04” HA-R HA-R : 120º 30’ 38” -

Simpangan Baku

L Rata-rata : 11,22717733 11,22717733 m

+(2−)+(3−)² ( ) 1−  Ƃ : (−1 Ƃ :

 0,020052101 3

Ƃ : 0,081755939





Hasil pengukuran dan perhitungan tinggi bangunan dengan dua metode, yaitu tachimetri sebagai metode perhitungan dan REM sebagai metode pengukuran. Dari dua metode tersebut didapatkan hasil yang tidak sama namun masih memiliki rentang yang dekat. Dalam perhitungan dengan tachimetri, hasil perkalian jarak dengan tangen helling langsung ditambahkan dengan tinggi prisma karena posisi alat tidak diukur pada permukaan tanah yang sama. Dengan kata lain, alat didirikan pada sebuah trotoar. Dari hasil perhitungan tinggi dengan metode tachimetri, didapatkan rerata tinggi gedung tersebut yang akan digunakan untuk perhitungan simpangan baku. Rumus simpangan baku yang digunakan adalah rumus simpangan baku untuk populasi karena. Besarnya simpangan baku pada pengukuran gedung dengan metode perhitungan tachimetri sebesar 0,081755939. VII. KESIMPULAN

1.

Pengukuran horizontality horizontality digunakan untuk mengecek kedataran bengunan. Pengukuran verticality digunakan verticality digunakan untuk mengetahui ketegakan bangunan.

2.

Dari pengukuran rata-rata horizontality bangunan horizontality bangunan gedung Diploma Teknik Mesin didapatkan nilai horizontality dan horizontality dan verticality masing-masing verticality masing-masing sebesar 90º.

3.

Pengukuran titik tinggi antara prisma pole dengan titik target pada ketinggian tertentu di atasnya harus sejajar/dalam satugaris lurus (hanya mengubah mengubah klem vertikal).

4.

Pengukuran dengan menu REM lebih efisien, karena dari pengukuran tersebut setelah pembidikan titik target pada ketinggian tertentu dapat secara otomatis menampilkan tinggi bangunan dari tanah (titik dasar) sampai titik target dengan kata lain tidak perlu hitung manual.

Pengukuran Horizontality, Verticality, Ketinggian Gedung Bertingkat

Recommend Documents