PENGERTIAN, CIRI, DAN JENIS AFIKS DAN AFIKSASI
PENGERTIAN, CIRI, DAN JENIS AFIKS DAN AFIKSASI
TUGAS KELOMPOK
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Morfologi Bahasa Indonesia
Yang dibina oleh Dr. Sumadi M.Pd.
Oleh:
Ardhi Fajar 110211413102
Ayu Novitasari 110211413079
Claudia Bunga Kasih 110211413099
Danang Febrianto 110211413101
Deva Aldynata 110211413073
Offering B
" "
" " "
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
MARET 2012
A. PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI
Afiks ialah satuan gramatik terikat yang bukan merupakan bentuk
dasar, tidak mempunyai makna leksikal, dan hanya mempunyai makna
gramatikal, serta dapat dilekatkan pada bentuk asal atau bentuk dasar untuk
membentuk bentuk dasar dan atau kata baru. Sebagai contoh, satuan gramatik
{meN-}, {di-}, {ter-}, {ke-an}, {se-nya}, {memper-}, {memper-i}, {ber-an}
dan sebagainya. Karena satuan-satuan gramatik ini merupakan bentuk terikat
dan tidak mempunyai makna leksikal dan hanya akan mempunyai makna
gramatikal setelah digabung dengan satuan gramatik lain.
Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke
bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksana, 1993). Dasar
yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah bentuk apa saja, baik
sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun (Samsuri, 1988).
Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks
pada bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks
atau imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu
disebut kata berimbuhan.
Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan
dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan
pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks
merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun
tengah kata (Richards, 1992).
Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal
tersebut terjadi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem
aglutinasi. Sistem aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-
unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau menambahkan unsur
selainnya.
B. CIRI KATA BERIMBUHAN
1. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini terdiri atas lebih dari
satu morfem (polimorfemis) dan salah satu atau lebih morfemnya berupa
afiks.
1
2. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini mempunyai makna
gramatikal atau makna gramatis.
3. Kata berimbuhan ialah bahwa dalam proses terjadinya kata-kata itu
terjadi pula perubahan kelas kata dari bentuk dasarnya.
C. JENIS AFIKS
Berdasarkan posisinya dalam proses pembentukan kata :
1. Prefiks (Awalan)
Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di
depan bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan
dengan cara membubuhkan atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan
bentuk dasarnya. Contoh prefiks atau awalan, yaitu di-, ter-, ke-, se-, meN-
, peN-, pra-, a-, per-, ber-, dan sebagainya.
terbuang
" "
" " "
sufiks ter- buang
2. Infiks
Proses pembentukan kata dengan menambah afik atau imbuhan di tengah
bentuk dasarnya. Afik-afik yang ditambahkan tersebut disebut infik atau
sisipan. Proses pembentukan kata telinjuk, gemetar, dan gerigi, dilakukan
dengan menambahkan infik di tengah bentuk dasarnya. Contohnya : -el-, -er-,
-em-, dan -in-.
2
Proses pembentukanya: infiks + bentuk dasar (
kata
infiks -el- + tunjuk ( telunjuk
infiks -em- + getar ( gemetar
infiks -er- + gigi ( gerigi
Dalam bahasa Indonesia, jumlah infiks sangat terbatas, hanya ada 3
infiks yang sudah disebutkan di atas. Lalu kita juga menemukan infiks –in-
yang seperti digunakan pada kata sinambung. Selain sinambung kata lain yang
seakan-akan dibentuk dengan infiks –in-, yaitu kata kinerja padanan kata
Performance dalam bahasa Inggris. Sebenarnya –in- memang merupakan infiks,
tetapi digunakan aktif pada bentukan kata-kata dalam bahasa Jawa. Infiks
–in- belum dapat menyatu sebagai afiks dan belum produktif dalam
pembentukan kata baru dalam bahasa Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan
infiks –in- bukan infiks dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian bahasa
Indonesia menyerap kata sinambung dan kinerja secara utuh dari bahasa Jawa.
3. Sufiks
Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau
menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut
sufiks atau akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus
yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks asli dalam bahasa Indonesia
juga sangat terbatas. Masih banyak akhiran-akhiran asing lain yang
dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu –isasi, -er, -is, dan
sebagainya. Sehingga beberapa akhiran-akhiran asing tersebut disebut sufiks
serapan dari bahasa lain.
Sebuah afiks, termasuk sufiks, dikategorikan sebagai keluarga afiks
bahasa Indonesia jika sudah dapat melekat pada bentuk dasar asli bahasa
Indonesia sehingga
3
afiks itu secara potensial dapat digunakan untuk membentuk kata-kata baru
dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia hanya melakukan penyesuaian
pelafalan dan atau penulisan yang dianggap perlu. Contoh : -an, -kan, -i.
Contohnya seperti berikut :
ayunan kata ayunan tersebut dianggap
sebagai satu morfem
ayun -an sufiks –an " perkakas atau alat
"
sportif kata sportif tersebut dianggap
sebagai satu morfem
sport -if sufiks –if " kata kerja "
4. Konfiks
Konfiks ialah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks
yang berfungsi mendukung makna tertentu. Karena mendukung makna tertentu
itulah maka konfiks tidak dianggap sebagai prefiks atau sufiks yang masing-
masing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu kesatuan bentuk yang
tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan komposit bentuk beserta
artinya, maka konfiks dianggap satu morfem, bukan gabungan dua morfem
(Sumadi, 2008).
Konfiks disebut juga simulfiks karena konfiks itu merupakan merupakan
gabungan afiks yang secara simultan mendukung makna tertentu. Konsep dasar
konfiks atau simulfiks tidak sama karena sudut pandang penamaan konfiks dan
simulfiks memang berbeda. Konfiks dilihat dari kebersamaannya mendukung
satu makna atau satu pengertian, sedangkan simulfiks didasarkan
kebersamaannya atau
4
simultannya satuan gramatik itu dalam membentuk satuan gramatik yang
lebih besar. Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya,
meN-, ber-ter-, -el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya.
2. Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun
bahasa daerah. Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain.
5
Perhatikan tabel di bawah ini.
"Prefiks "Infiks "Sufiks "Kombinasi "Konfiks "
" " " "afiks " "
"Asli "Serapan "Asli "Asli "Serapan "Asli "Asli "
"meN- "pra- "-el- "-an "-man "me-I "ber-an "
"ke- "maha- "-em- "-i "-wan "di-i "ber-kan "
"ber- "non- "-er- "-kan "-wati "me-kan "ke-an "
"di- "swa- " "-nya "-a "memper- "pe-an "
"peN- "tuna- " " "-i "diper- "per-an "
"per- "inter- " " "-at "memper-kan "se-nya "
"ter- "an- " " "-in "diper-kan " "
"se- "dwi- " " "-isme "ber-an " "
" "anti- " " " "ber-kan " "
" "a- " " " "ke-an " "
" "auto- " " " "per-kan " "
" "hetero- " " " "per-i " "
" "homo- " " " "keber-an " "
" "epi- " " " "kese-an " "
" "mikro- " " " "keter-an " "
" "super- " " " "pember-an " "
" " " " " "pemer-an " "
" " " " " "penye-an " "
" " " " " " " "
" " " " " " " "
6
Diposkan oleh akhdiat Danang di 18.