BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latar r Bela Belaka kang ng
Makhl Makhluk uk hidu hidup p memili memiliki ki suhu suhu terten tertentu tu untuk untuk dapat dapat tumbu tumbuh h dengan optimal. Seperti pada manusia memiliki suhu inti normal yang dipertahankan oleh tubuh sekitar 36,5 C -37,5 C. Begitu pula dengan hean, ada dua !enis hean berdasarkan pengaruh suhu lingkungan. Poikiloterm adalah hean yang suhu tubuhnya dapat dipen dipengar garuh uhii oleh oleh lingk lingkun ungan gan dapat dapat !uga !uga disebu disebutt deng dengan an he hean an berdarah dingin "ontohnya adalah reptil, amphibi, ikan dan heanhean hean a#erteb a#ertebrat rata. a. $edua adalah adalah homoiterm, yaitu hean-hean yang dapat mempertahankan suhu tubuhnya dari pengaruh suhu lingkungan, antara lain adalah mamalia dan burung. %erubahan suhu yang ter!adi pada lingkungan mempengaruhi kondis kondisii &siologi &siologi makhluk makhluk hidup, hidup, salah salah satunya satunya adalah adalah ke"epa ke"epatan tan denyut !antung. Menurut '(obin, '(obin, )**5+ suhu berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap metabolisme tubuh. Semakin tinggi suhu maka akti#itas molekul !uga akan semakin tinggi akibat dari tingginya energi energi kinetik yang ditimbu ditimbulka lkan n oleh panas panas 'Chang, 'Chang, 6+. 6+. Berdas Berdasark arkan an per"oba per"obaan an yang yang tela telah h dila dilak kuk ukan an oleh oleh 'ri 'rian ana, a, )*3 )*3++ tent tentan ang g peng pengar aruh uh lingk lingkun unga gan n terha terhada dap p deny denyut ut !antu !antung ng Daph menyimpulkan Daphni nia a sp. menyimpulkan baha baha terdap terdapat at /aktor /aktor-/a -/akto ktorr yang yang mempe mempeng ngaru aruhi hi ke"epat e"epatan an denyut !antung Daphnia sp. salah satunya adalah suhu lingkungan. Semakin tinggi suhu lingkungan, maka denyut !antung Daphnia sp. akan semakin "epat. Sebaliknya, !ika suhu lingkungan rendah, maka ke"epatan denyut !antung akan semakin lambat. Daphni Daphnia a sp. adalah salah satu "ontoh hean a#ertebrata yang
termasuk ke dalam sub&lum "rusta"ea. 0ean ini se"ara umum
hidup di perairan taar misalkan kolam ke"il hingga danau yang luas. Se"ara mor/ologi, tubuh 1aphnia terlihat transparan !ika dilihat mengg menggun unak akan an mikr mikros osk kop. op. 0ean 0ean
ini ini sanga sangatt sensi sensiti/ ti/ terha terhada dap p
perubahan lingkungan sehingga sangat mudah untuk diamati dan digu diguna nak kan seba sebaga gaii he hea an n u!i u!i hayat ayati. i.2l 2leh eh karen arena a itu, itu, kami ami melakukan per"obaan untuk mengetahui bagaimana "ara mengukur /rek /rekuen uensi si denyu denyutt !antun !antung g Daph bagaimana na pengar pengaruh uh Daphni nia a sp. dan bagaima suhu terhadap /rekuensi denyut !antung Daphnia sp. B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah
Berdas Berdasark arkan an latar latar bela belaka kang ng di atas, atas, rumus rumusan an masa masalah lah pada pada per"obaan ini adalah sebagai berikut . Bagaima Bagaimana na "ara menguku mengukurr /rekuen /rekuensi si denyut denyut !antung Daphnia sp. 4 ). Bagaimana /rekuensi denyut !antung
Daphnia
sp. dan
pengaru pengaruh h suhu suhu terhada terhadap p /reku /rekuens ensii denyut denyut !antung !antung Daphnia sp.4 C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diperoleh tu!uan sebagai berikut . ntuk ntuk mengeta mengetahui hui "ara mengukur mengukur /rekuen /rekuensi si denyut !antung !antung Daphnia sp. 4
). Bagaimana /rekuensi denyut !antung
Daphnia
sp. dan
pengaru pengaruh h suhu suhu terhada terhadap p /reku /rekuens ensii denyut denyut !antung !antung Daphnia sp.4
BAB II KAJIAN TERI A. Daphnia s!.
$onduksi dan kon#eksi pada hean poikiloterm yang hidup bergantung pada keseimbangan suhu tubuhnya dengan kondisi air di sekelilingnya. $enaikan metabolisme
dan
suhu tubuh akan mempengaruhi la!u
meningkatkan
la!u
respirasi,
sebaliknya
penurunan suhu tubuh dapat !uga menurunkan la!u respirasi 'Mukoginta, )**3+. 0ean poikiloterm yang hidup di akuatik salah satunya adalah Daphnia sp yang merupakan hean yang sangat sensiti/ terhadap perubahan lingkungan sehingga sangat mudah untuk diamati dan digunakan sebagai hean u!i hayati. 0ean ini merupakan se!enis ooplankton yang hidup
di air taar yang
mendiami kolam atau danau. Daphnia sp. merupakan hean poikiloterm atau ektoterm, maka pada suhu yang semakin meningkat, Daphnia sp. !uga akan melakukan adaptasi mor/ologis yang serupa dengan hean ektoterm pada umumnya yaitu dengan mempertinggi konduktan dan memper"epat aliran darah agar
panas mudah terlepas dari tubuh, karena a&nitas hemoglobin dalam mengikat oksigen turun. Daphnia sp membutuhkan p0 sedikit alkalin yaitu antara 6,7 sampai ,). Seperti halnya makhluk akuatik lainnya, p0 tinggi dan kandungan amonia yang tinggi dapat bersi/at
mematikan bagi
Daphnia sp 'Mukoginta, )**3+. Daphnia sp. hidup pada suhu antara
-)89C. Selang suhu ini merupakan selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia sp. 1iluar selang suhu tersebut
Daphnia
sp akan "enderung dorman.
Daphnia
merupakan <er /eeder, artinya mereka :mem<er: air
sp
untuk
medapatkan pakannya berupa mahluk-mahluk bersel tunggal seperti alga dan
!enis protooa lain serta detritus organi"
'Mukoginta, )**3+. Selain itu, mereka !uga membutuhkan #itamin dan mineral dari dalam air. Mineral yang harus ada dalam air adalah kalsium.
"am#ar $. %Sumber %angkey, )**+
B. Mekan&sme Pengeluaran Panas
;ksoterm adalah hean yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan 'menyerap panas lingkungan+. Suhu tubuh hean eksoterm
"enderung
lingkungan.
0ean
ber
tergantung
kelompok
ini
pada
adalah
suhu
anggota
in#ertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Suhu tubuh hean poikiloterm atau eksoterm ditentukan oleh keseimbangan kondisi suhu lingkungan dan berubah-ubah seperti berubah-ubahnya kondisi suhu lingkungan. %ada hean poikiloterm air, suhu tubuhnya sangat ditentukan oleh keseimbangan kondukti/ dan kon/ekti/ dengan air mediumnya dan suhu tubuhnya mirip dengan suhu air. 0ean memproduksi panas internal se"ara metabolik, dan ini mungkin meningkatkan suhu tubuh di atas memiliki insulasi sehingga
perbedaan
suhu
hean
dengan
air sangat ke"il
'=oenarso, )**5+. 0ean poikiloterm merupakan hean yang menyesuaikan suhu tubuhnya dengan
permukaan tubuh misalnya seekor hean duduk dalam koam air dingin atau diatas batu yang panas akan selalu dihantarkan dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. b. $on#eksi $on#eksi yaitu perpindahn panas melalui pergerakan udara atau "airan meleati permukaan tubuh seperti ketika tiupan angin turut menghilangkan panas dari permukaan tubuh hean yang berkuit kering. ". >adiasi >adiasi yaitu pan"aran gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh semua benda yang lebih hangat dari suhu yang absolute nol termasuk tubuh hean dan matahari "ontohnya hean menyerap panas radiasi dari matahari. d. ;#aporasi ;#aporasi atau penguapan adalah kehilangan panas dari permukaan "airan yang hilang berupa molekulnya yang berubah men!adi gas e#aporasi air dari seekor hean memberi e/ek pendinginan yang signi&kan pada permukaan hean itu. $on#eksi dan e#aporasi merupakan penyebab kehilangan panas yang paling ber#ariasi. 'Campbell, )**8+. C. 'akt(r)'akt(r *ang Mem!engaruh& Pen&ngkatan Den*ut Jantung Daphnia s!.
1enyut !antung Daphnia sp. akan semakin "epat ketika suhu semakin tinggi dan akan semakin lambat ketika suhu semakin rendah. %enambahan at kimia 'alkohol+ akan mengakibatkan denyut !antung Daphnia sp. "epat dan lama kelamaan akan menurun 'riana, )*3+. Soetrisno '7+ berpendapat baha beberapa /aktor yang mempengaruhi &siologi atau denyut !antung, diantaranya adalah
a. ?aktor kimiai yang meliputi ion adrenalin, karbondioksida serta pengaruh at kimia lain dimana semakin tinggi konsentrasi semakin naik /rekuensi denyut !antungnya. b. (emperatur dimana akan mempengaruhi denyut !antung, dimana denyut !antung akan naik seiring dengan naiknya temperatur tubuh ".
0ean ke"il mempunyai denyut "epat daripada hean besar
d. 0ean
muda
/rekuensinya
akan
lebih
tinggi
!ika
dibandingkan dengan hean tua. 0al tersebut karena ukuran tubuh hean muda lebih ke"il dan pengaruh hambatan berkurang. Menurut %angkey ')**+ beberapa /aktor yang mempengaruhi peningkatan denyut !antung Daphnia sp. adalah a. kti#itas 1alam keadaan tenang dan tidak banyak bergerak akan mempengaruhi denyut !antung pada Daphnia sp. yaitu men!adi semakin lambat. b. kuran dan umur Daphnia sp. yang memiliki ukuran tubuh lebih besar "enderung mempunyai denyut !antung yang lebih lambat. ". Cahaya %ada keadaan gelap denyut !antung Daphnia sp. akan mengalami penurunan sedangkan pada daerah yang "ukup "ahaya
denyut
!antung
Daphnia
sp.
akan mengalami
peningkatan. d. (emperatur 1enyut !antung Daphnia sp. akan bertambah tinggi apabila suhu meningkat. e. 2bat-obat 'senyaa kimia+ @at kimia akan menyebabkan akti#itas denyut !antung Daphnia sp. men!adi tinggi atau meningkat. D. 'akt(r)'kt(r *ang Mem!engaruh& +uhu Tu#uh
Menurut =oenarso ')**5+ /aktor yang mempengaruhi suhu tubuh adalah a. >angsangan sara/ simpatis >angsangan sara/ simpatis dapat menyebabkan ke"epatan metabolisme men!adi **A lebih "epat. >angsangan sara/ simpatis dapat men"egah lemak "oklat yang tertimbun dalam !aringan untuk dimetabolisme. 0ampir seluruh metabolisme lemak "oklat adalah produksi panas. mumnya, rangsangan sara/
simpatis
menyebabkan
ini
dipengaruhi
peningkatan
stress
produksi
indi#idu
yang
epineprin
dan
norepineprin yang meningkatkan metabolisme. b. $e"epatan metabolisme basal $e"epatan metabolisme basal tiap indi#idu berbeda. 0al ini memberi dampak !umlah panas yang diproduksi tubuh men!adi berbeda pula. ". 0ormon tiroid ?ungsi tiroksin adalah meningkatkan akti#itas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi la!u metabolisme men!adi 5*-**A diatas normal. d. 0ormon pertumbuhan 0ormon pertumbuhan ' growth hormon+ dapat menyebabkan peningkatan
ke"epatan
metabolisme
sebesar
5-)*A.
kibatnya, produksi panas tubuh !uga meningkat. e. 1emam 'peradangan+ %roses
peradangan
peningkatan
dan
metabolisme
peningkatan suhu *9C. /. 0ormon kelamin
demam sebesar
dapat )*A
menyebabkan untuk
tiap
0ormon
kelamin
pria
dapat
meningkatkan
ke"epatan
metabolisme basal kira-kira *-5A ke"epatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. %ada perempuan,
hormon
progesterone
pada
masa
o#ulasi
meningkatkan suhu tubuh sekitar *,3 - *,69C di atas suhu basal. g. Status gii Malnutrisi yang "ukup lama dapat menurunkan ke"epatan metabolisme )*-3*A. 0al ini ter!adi karena di dalam sel tidak ada at makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. 1engan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi
mudah
mengalami
penurunan
suhu
tubuh
'hipotermia+. Selain itu, indi#idu dengan lapisan lemak tebal "enderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang "ukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan ke"epatan sepertiga ke"epatan !aringan yang lain. h. kti#itas kti#itas selain merangsang peningkatan la!u metabolisme, !uga mengakibatkan gesekan antar komponen ototorgan yang menghasilkan energi termal. atihan 'akti#itas+ dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 3,3 - 8*,* 9C. i. =angguan organ $erusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai at pirogen yang dikeluarkan pada saai ter!adi in/eksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. $elainan kulit berupa !umlah
kelen!ar keringat yang sedikit !uga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu. !. ingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu !uga sebaliknya, lingkungan dapat
mempengaruhi suhu tubuh manusia.
%erpindahan suhu antara manusia dan lingkungan ter!adi sebagian besar melalui kulit. %roses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan !uga disuplai langsung ke
yang
e/ekti/
untuk
keseimbangan
suhu
tubuh
'=oenarso, )**5+. E. Pusat Term(regulas&
%usat termoregulasi terdapat di hipotalamus yaitu a. 0ipotalamus anterior yang ber/ungsi
sebagai
regulator
terhadap suhu panas, situasi pada hipotalamus anterior akan menyebabkan hipotermia. b. 0ipotalamus posterior yang ber/ungsi sebagai regulator terhadap suhu dingin stimulasi pada hipotalamus postteriaor akan menyebabkan hipertermia , peningkatan termogenesis seperti menggigil, rasa lapar, peningkatan (S0, penurunan termolisis yaitu #asokontriksi peri/er, "urling up, memakai ba!u tebal ';rnaati, )**+.
BAB III METDE PENELITIAN
A. Jen&s Penel&t&an
Denis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen, karena pada penelitian ini terdapat #ariabel-#ariabel yang digunakan untuk men!aab rumusan masalah. B. ,aktu -an Tem!at
0ari(anggal Selasa, 5 1esember )*5 %ukul 3.**-selesai (empat aboratorium &siologi hean gedung C* ni#erstas Eegeri
Surabaya
C. Alat -an Bahan
. lat a. Mikroskop b. =elas obyek
buah buah
". =elas piala d. =elas arlo!i e. %ipet tetes /. (ermometer g. Stati/ h. $lem ). Bahan a. $ultur Daphnia sp. b. ;s batu ". ir hangat
buah buah buah buah buah buah
D. ar&a#el
. Fariabel manipulasi suhu ). Fariabel $ontrol !enis Daphnia , !enis air, dan !enis es batu, aktu 3. Fariabel respon
/rekuensi denyut !antung Daphnia
sp. dan koe&sien akti#itas 'G+ E. Langkah Kerja
. Menyiapkan kultur Daphnia pada suhu aal '*HC, 5HC, )*HC, )5HC +. ). Meletakkan Daphnia pada gelas arlo!i yang berada pada suhu yang telah ditentukan 'diletakkan di atas es batu atau air dengan suhu yang dikehendaki+. 3. 1engan pipet, memindahkanlah se"ara hati-hati seekor Daphnia pada gelas arlo!i lain sambil melihat bagian baah
mikroskop. 8. Menambahkanlah air se"ukupnya pada ka"a arlo!i agar Daphnia tidak kekeringan. mengatur letak Daphnia dengan
posisi tubuh miring hingga !antungnya tampak !elas dan mudah diikuti denyutnya. 5. Setelah tampak denyutan !antung, menghitung !umlah denyut setiap 5 detik I dengan menggunakan penun!uk detik pada stopat"hJ. 6. Membuat tiga kali pengukuran dan hasilnya dirata-rata. %ada setiap
kali
pengukuran
suhu
tetap
pada
suhu
yang
dikehendaki. setiap selesai satu kali pengukuran Daphnia dikembalikan pada air dengan suhu yang telah ditentukan. 7. Daphnia dipindahkan ke tempat baru I*HC lebih tinggi daripada suhu aalJ . Mengukur denyut !antung Daphnia pada suhu yang baru. %engukuran dilakukan seperti "ara langkah pada urutan 8.
BAB I HA+IL DAN PEMBAHA+AN
A. Has&l
Berdasarkan per"obaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil dalam bentuk tabel dan gra&k sebagai berikut (abel 8. %engaruh Suhu ingkungan terhadap ?rekuensi 1enyut Dantung Daphnia sp. Suh u a l '2C+ * 5
Suh ?rekuensi 1enyut
>era
Dantung 'kali5 s+
ta
3 )
36 )7
) )6
38 )7
u khi r '2C+ )* )5
?rekuensi 1enyut
>era
Dantung 'kali5 s+
ta
3) )3
) )6
)8 )5
) )8,3
)* )5
5 )8
8
)) )8
7 )),3
3* 35
)6
7 )8
3)
)7,3
8* 35 3* )5 )* 'rekuens& Den*ut Jantung %kal&0$1 s/ 5 * 5 * *
5
)*
)5
+uhu %(C/
Grafik 4.1 Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Frekuensi Denyut Jantung Daphnia sp.
8 2$3
) * * 5 )* )5 +uhu %(C/
Grafik 4.2 Pengaruh Suhu Lingkungan terhadap Q10 Daphnia sp.
B. Anal&s&s
Berdasarkan tabel 8. diketahui pengaruh suhu lingkungan terhadap /rekuensi denyut !antung Daphnia sp. %ada suhu aal *2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu 3, 36, ) dengan rata-rata 38 kali5 detik, 5 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu ), )7, )6 dengan rata-rata )7 kali5 detik, )* 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu 5, 8, )) dengan ratarata 7 kali5 detik, )5 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu )8, , )8 dengan rata-rata )),3 kali5 detik. %ada suhu akhir )*2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu 3), ), )8 dengan rata-rata ) kali5 detik, )5 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu )3, )6, )5 dengan rata-rata )8,3 kali5 detik, 3* 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu , 7, dengan ratarata kali5 detik, 35 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu )6, )8, 3) dengan rata-rata )7,3 kali5 detik. 0asil tersebut kemudian diolah dalam gra&k 8. yakni gra&k pengaruh lingkungan terhadap /rekuensi denyut Daphnia sp. Sumbu K merupakan suhu aal dengan satuan 2C dan sumbu L merupakan /rekuensi denyut !antung dengan satuan kali5 detik. %ada suhu aal * 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu 38 kali5 detik, 5 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik yaitu )7 kali5 detik, )* 2C /rekuensi denyut !antung per 5 detik 7 kali5 detik, )5 2C /rekuensi denyut
!antung per 5 detik yaitu )),3 kali5 detik sedangkan gra&k 8.) tentang pengaruh suhu lingkungan terhadap koe&sien akti#itas atau G*. Sumbu K merupakan suhu aal dan sumbu L merupakan G *. %ada suhu aal * 2C G* yaitu ),*67, suhu 5 2C G* yaitu ,7*, suhu )*2C G* yaitu ,67 dan suhu )5 2C G* yaitu ,653. C. Pem#ahasan
Menurut hasil analisis per"obaan diatas menun!ukkan baha pada suhu tertentu denyut !antung Daphnia sp.mengalami kenaikan dan penurunan. %ada rentangan suhu aal * 2C hingga )*2C denyut !antung mengalami penurunan namun pada suhu )5 2C mengalami kenaikan sehingga suhu )* 2C merupakan titik balik gra&k pengaruh suhu lingkungan terhadap /rekuensi denyut !antung Daphnia sp. dan dengan demikian semakin besar suhu maka
semakin lambat /rekuensi denyut !antung Daphnia sp. dan pada suhu tertentu mengalami kenaikan kembali. 0al ini kurang sesuai dengan teori yang menyatakan baha kenaikan suhu berbanding lurus dengan /rekuensi denyut !antung Daphnia sp. Semakin besar suhu lingkungan maka semakin "epat /rekuensi denyut !antung Daphnia sp. Mekanisme ker!a !antung Daphnia sp. berbanding lurus
dengan kebutuhan oksigen per unit berat badannya pada heanhean deasa. Daphnia sp. sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada suhu )) *C 3*C dan p0 6,5 7,8 sehingga !ika temperatur turun maka la!u metabolisme turun dan menyebabkan turunnya ke"epatan pengambilan oksigen. '%ennak 53+. Menurut Naterman '6*+ mengemukakan baha hean ke"il memiliki /rekuensi denyut !antung yang lebih "epat dari pada hean deasa baik itu pada suhu atau temperatur panas, sedang, dingin, maupun alkoholik. 0al ini disebabkan adanya ke"epatan metabolik yang dimiliki hean ke"il tersebut.
Selain itu teori menyatakan baha denyut !antung Daphnia sp. pada keadaan normal sebanyak )* denyut per menit sedangkan pada per"obaansuhu normal yakni )5 2C !antung Daphnia sp. berdenyut .) kali per menit. 0al ini kurang sesuai dengan karena pada kondisi tertentu ke"epatan rata-rata denyut !antung Daphnia sp. ini dapat berubah-ubah disebabkan oleh beberapa /aktor misalnya denyut !antung lebih "epat pada aktu sore hari, pada saat densitas populasi rendah, pada saat betina mengerami telur. dalam keadaan ini mungkin pada saat melakukan pengamatan organisme mengalami stress atau kondisi yang kurang optimal 'Barness, 66+. Menurut Naterman '6*+ pada lingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga la!u respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut !antung Daphnia sp. namun pada per"obaan kami semakin tinggi suhu, /rekuensi denyut !antung menurun ke"uali pada suhu )5 2C. $oe&sien akti#itas atau G * Daphnia sp. mengalami penurunan dari suhu *2C sampai )*2C namun dari suhu)*2C sampai )52C mengalami kenaikan. 0al ini tidak sesuai dengan hukum FanOt 0oP yang menyatakan baha dari setiap peningkatan suhu sebesar *9C akan meningkatkan la!u konsumsi oksigen atau dalam hal ini adalah denyut !antung sebesar ) sampai 3 kali kenaikan sehingga koe&sien akti#itas Daphnia sp. !uga meningkat. 0al tersebut dikarenakan oleh beberapa /aktor internal seperti usia, ukuran, !enis kelamin, serta kondisi Daphnia sp. yang stress atau tidak. Selain itu lingkungan eksternal !uga dapat mempengaruhi seperti lama penyinaran menggunakan mikroskop sehingga mempengaruhi suhu dan kondisi lingkungan luar yang tidak dapat terkontrol. Beberapa /aktor yang mempengaruhi &siologi atau denyut !antung, diantaranya adalah
a. ?aktor kimiai yang meliputi ion adrenalin, karbondioksida serta pengaruh at kimia lain dimana semakin tinggi konsentrasi semakin naik /rekuensi denyut !antungnya. b. (emperatur dimana akan mempengaruhi denyut !antung, dimana denyut !antung akan naik seiring dengan naiknya temperatur tubuh ". 0ean ke"il mempunyai denyut "epat daripada hean besar d. 0ean muda /rekuensinya akan lebih tinggi !ika dibandingkan dengan hean tua. 0al tersebut karena ukuran tubuh hean muda lebih ke"il dan pengaruh hambatan berkurang 'Soetrisno, + Berbagai ma"am /aktor yang mempengaruhi ker!a denyut !antung Daphnia sp. adalah sebagai berikut a. kti#itas dan /aktor yang mempengaruhi denyut !antung Daphnia sp. bertambah lambat setelah dalam keadaan tenang.
b. kuran dan umur, dimana spesies yang lebih besar "enderung mempunyai denyut !antung yang lebih lambat. ". Cahaya, pada keadaan gelap denyut !antung Daphnia sp. mengalami penurunan sedangkan pada keadaan terang denyut !antung Daphnia sp. mengalami peningkatan. d. (emperatur, denyut !antung Daphnia sp. akan bertambah tinggi apabila suhu meningkat. e. 2bat-obat 'senyaa kimia+, at kimia menyebabkan akti#itas denyut !antung Daphnia sp. men!adi tinggi atau meningkat '1hahiyat, )**8+.
BAB PENUTUP
A. +&m!ulan
Berdasarkan per"obaan diatas maka dapat disimpulkan . Cara mengukur /rekuensi denyut !antung Daphnia sp. yakni dengan mengamati serta menghitung denyut banyaknya !antung berdenyut selama 5 detik dengan mikroskop "ahaya. ). ?rekuensi denyut !antung Daphnia sp. mengalami penurunan dari suhu * 2C )*2C dan meningkat dari )* 2C )52C hal ini kurang sesuai dengan teori dikarenakan beberapa /aktor internal dan eksternal Daphnia sp. 3. $oe&sien akti#itas 'G*+ Daphnia sp. mengalami penurunan dari suhu * 2C )*2C dan meningkat dari )* 2C )52C hal ini kurang sesuai dengan hukum FanOt 0oP dikarenakan beberapa /aktor internal dan eksternal Daphnia sp. B. +aran
1alam melakukan per"obaan ini sebaiknya kondisi eksternal dan internal Daphnia sp. dikontrol agar hasil yang didapatkan lebih akurat. Misalkan suhu, karena es batu "epat men"air, selain itu !uga umur Daphnia sp.karena akan berpengaruh pada ke"epatan denyut !antung Daphnia sp. itu sendiri.
DA'TAR PU+TAKA
riana, 1esi. )*3. %engaruh ingkungan (erhadap 1enyut Dantung 1aphnia sp. nsoed. %urokerto. Barness, >.1. 66. Invertebrata Zoology . %hiladelphia, ondon N.B Sanders Company. Campbell, >ee"e, Mi""hell. )**8. Biologi Dilid 3. Dakarta ;rlangga. Chang, >. 6. ;ssential Chemistry. M" =ra 0ill Company, Qn", S. 1hahiyat, L. )**8. The Eect o Dierent in!s o "oo! an! #e!ia on $ie %istory o Daphnia magna &traus. Durnal hayati 1esember, hlm *3 *. 1!ari!ah, .S. 5. Pakan 'lami Ikan. $anisius, Logyakarta. %ennak, >.N. 53. ?resh Nater Qn#ertebrata. Ee Lork (he >onal Company. ;rnaati, 1. )**. 0ubungan >asio Qnduk Dantan dan Betina 1aphnia sp.(erhadap ;&siensi %erkainan dan %roduksi ;phipia. 'online+ 'http.adln.lib.unair.a".id+ diakses pada ) 1esember )*5. =oenarso, 1arma!i. )**5. ?isiologi 0ean. Dakarta ni#ersitas (erbuka. Mokoginta, Qng. )**3. Budidaya %akan lami ir (aar, Modul Budidaya 1aphnia. 1irektorat %endidikan Menengah $e!uruan1ikdasmen 1epdiknas. %engky, 0enneke.)**.RDaphnia dan penggunaannya.RDurnal %erikanan dan $elautan. Folume 5. 0alaman 33-36. Soetrisno. 7. ?isiologi 0ean. ?akultas %eternakan nsoed. %urokerto. (obin, .D. )**5. sking bout i/e. (homson BrooksCole, Canada. Nahyuningsih. )**). Budidaya Qkan.%anebar.Sadaya. Dakarta
%akan
lami
untuk
Natterman, (.0. 6*. (he %hysiology o/ Crusta"ea Folume Q. Ee Lork "ademi" %ress. Luono, ;. )**. ?isiologi 0ean. ?akultas Biologi nsoed, %urokerto.
LAMPIRAN
Hasil pengaatan Daphnia pada suhu a!al 10 "#
Penggunaan stopwatch
Perh&tungan 2$3 4
Hasil pengaatan Daphnia pada suhu 1$"#.
Pengaatan Daphnia enggunakan ikr%sk%p
Hasil pengaatan Daphnia pada suhu 2$"#
X 1 + X 2
$. 2$3 4
2 15
34 + 28
5
X 1 + X 2
6. 2$3 4
2 15
2 15
5
2 15
5
67389
2 15
5
$79$3
5
$7$89
17 + 18
5
X 1 + X 2
;. 2$3 4
15
27 + 24
X 1 + X 2
:. 2$3 4
2
2 15
22,3 + 27,3
5
2 15
5
$781: