SKRIPSI
PENGARUH METODE VIDEO TERHADAP PELAKSANAAN TEKNIK MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH MENURUT WHO KELAS IV SDN GANGGANGTINGAN GANGGANGTINGAN NGIMBANG LAMONGAN
OLEH : SUPRIADI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO 2017
i
SKRIPSI PENGARUH METODE VIDEO TERHADAP PELAKSANAAN TEKNIK MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH MENURUT WHO KELAS IV SDN GANGGANGTINGAN GANGGANGTINGAN NGIMBANG LAMONGAN
Diajukan Untuk Dipertanggung Dipertanggung Jawabkan Di Hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Dian Husada Mojokerto M ojokerto
Oleh : SUPRIADI NIM. 0113034
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO 2017
i
SKRIPSI PENGARUH METODE VIDEO TERHADAP PELAKSANAAN TEKNIK MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH MENURUT WHO KELAS IV SDN GANGGANGTINGAN GANGGANGTINGAN NGIMBANG LAMONGAN
Diajukan Untuk Dipertanggung Dipertanggung Jawabkan Di Hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Dian Husada Mojokerto M ojokerto
Oleh : SUPRIADI NIM. 0113034
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO 2017
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan Judul : PENGARUH METODE VIDEO TERHADAP PELAKSANAAN TEKNIK MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH MENURUT WHO KELAS IV SDN GANGGANGTINGAN GANGGANGTINGAN NGIMBANG LAMONGAN
Oleh : SUPRIADI NIM 0113034
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto dan Diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) Pada tanggal 28 Juli 2017 Tim Penguji:
Ketua
: Hartin Suidah., Suidah., Ns., M.Kes
Anggota
: 1. Yufi Aris Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes ……………….
2. Heti Aprilin,S.Kep., Ns
……………….
……………….
Mengetahui, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Ketua
H.Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep., Ns., M.Kes. NPP : 10.02.044
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Dengan Judul : PENGARUH METODE VIDEO TERHADAP PELAKSANAAN TEKNIK MENCUCI TANGAN 6 LANGKAH MENURUT WHO KELAS IV SDN GANGGANGTINGAN NGIMBANG LAMONGAN
Oleh : SUPRIADI NIM. 0113034
Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Skripsi pada tanggal 25 Juli 2017
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Yufi Aris Lestari, S.Kep., Ns., M.Kes NPP : 10.02.182
Heti Aprilin S.Kep., Ns NPP : 10.02.012
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Nur Chasanah, S.Kp., M.Kes. NPP : 10.02.184
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
: Supriadi
NIM
: 0113034
Program Studi
: Ilmu Keperawatan Stikes Dian Husada Mojokerto
Tempat Tanggal Lahir
: Lamongan, 05 Januari 1995
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan adalah bukan skripsi orang lain baik sebagaian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang yang telah di sebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia mendapat sank sisesuai peraturan yang telah ditetapkan.
Mojokerto, 12 Januari 2017
Supriadi NIM. 01.13.034
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis ucapkan, dengan rahmat dan hidayahnya maka Skripsi dengan judul dengan judul “ Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Te knik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan” Lamongan”
telah telah tersusun
untuk
memperoleh
gelar
Sarjana
Keperawatan pada STIKES DIAN HUSADA Mojokerto. Ucapan terimakasih penulisu capkan sebesar – sebesar – besarnya besarnya kepada : 1. Sulih Basuki S.Pd.SD selaku kepala sekolah SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan yang telah memberikan kesempatan dan menyediakan lahan pada penelitian ini 2. Responden siswa-siswi kelas IV SDN Ganggantingan Ngimbang Lamongan 3. H. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua STIKES Dian Husada Mojokerto yang telah membantu dalam proses perijinan penelitian serta
telah
banyak
meluangkan
waktunya
untuk
membimbing
dan
mengarahkan hingga penyusunan skripsi ini selesai pada waktunya. 4. Nur Chasanah, S.Kep.,Ns.,M.Kes S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto. 5. Luthfiah Nur Aini S.Kep.Ns.,M.Kep dosen pembimbing akademik (PA) yang telah memberikan nasehat untuk mengatasi studi dari awal sampai saat ini. 6. Yufi Aris Lestari, S.Kep Ns., M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan hingga penyusunan skripsi ini selesai pada waktunya. 7. Heti Aprilin S.Kep. Ns yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan hingga penyusunan skripsi ini selesai pada waktunya. 8. Seluruh Dosen, Staf, Petugas tata usaha (TU) dan petugas perpustakaan Stikes Dian Husada Mojokerto yang telah membantu memperlancar proses terselesaikannya skripsi ini. 9. Kedua orang tuasaya yang sangat saya sayangi yang telah memberikan restu dan do’anya serta do’anya serta dengan sabar member kasih sayang, mendidik, mengarahkan
v
dan selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menempuh pendidikan dengan baik. 10. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Ilmu keperawata yang selalu setia membantu dan memberikan semangat kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih ja uh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan dan perbaikan skripsi ini. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi para pembaca dan pemerhati kesehatan. Amin.
Mojokerto, 12Januari 2017
Penulis
vi
ABSTRAK
Penerapan teknik 6 langkah cuci tangan menurut WHO, pada siswa merupakan bagian penting yang harus diperhatikan guna memelihara kebersihan diri, serta meningkatkan derajat kesehatan individu. Kenyataan di Sekolah Dasar Negeri Ganggangtingan Ngimbang Lamongan ini masih banyak yang kurang tahu tentang Pelaksanaan teknik 6 langkah cuci tangan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan metode video. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh metode video terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO pada kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan. Jenis penilitan adalah pre-experimental dengan bentuk One group pretest postest. Populasinya adalah seluruh siswa kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Laamongan sebanyak 26 siswa . jumlah sampel sebanyak 26 siswa, menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi 6 teknik mencuci tangan menurut WHO, di analisis dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian Menunjukkan sebelum diberikan metode video di dapatkan semua responden 26 (100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah kurang dan setelah diberikan metode video semua responden 26 (100%) dengan teknik mencuci tangan 6 langkah baik. Hasil uji wilcoxon menunjukan bahwa nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 maka terdapat pengaruh metode video terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Metode video dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas kesehatan dalam upaya menerapkan pelaksanaan 6 langkah teknik mencuci tangan. Kata Kunci :Metode video, Cuci Tangan 6 Langkah, Siswa
vii
AB STRAC T The application of the 6-step handwashing technique according to WHO, in the students is an important part that must be considered in order to maintain personal hygiene, and improve the degree of individual health. The reality in the State Elementary School Ganggangtingan Ngimbang Lamongan is still a lot less know about the implementation of the 6-step handwashing technique. One of the efforts to increase knowledge is by video method. The purpose of this research is to analyze the effect of video method on the implementation of 6-step handwashing technique according to WHO in Grade IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan. This type of research is pre-experimental with the form of One group pretest-postest. The population is all the fourth grade students of SDN Ganggangtingan Ngimbang Laamongan as many as 26 students. The sample counted 26 students, using total sampling. Data collect ion using observation sheets 6 handwashing techniques according to WHO, in analysis with Wilcoxon test. The results showed before the video method was obtained in all respondents 26 (100%) with the implementation of hand washing techniques 6 steps less and after given the video method all respondents 26 (100%) by hand washing techniques 6 steps well. The results of wilcoxon test show that the value of ρ = 0,000 <α = 0.05 then there is the effect of video methods on the implementation of hand washing techniques 6 steps according WHO class IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan The video method can be used as an alternative to improve the quality of health in an effort to implement the 6 step handwashing technique.
Key Words: Video Method, H andwashing 6 Steps, Student
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………............………..
i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………… ii Lembar Persetujuan……………………………………………………………… iii Surat Pernyataan…………..…………………………………………………......
iv
Kata Pengantar…………………..…………………………………….................
v
Abstrak.................................................................................................................... vii Daftar Isi……………………………....………...............………………………..
ix
Daftar Tabel……………..............……………………………………………….
xii
Daftar Gambar …………………………………............………………………...
xiii
Daftar Lampiran………………...………………………...............……………... xiv Daftar Singkatan, Arti Lambang dan Istilah..........................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang…………………………………………………………… 1
1.2
Rumusan Masalah………………………………………………………… 4
1.2.1
Pernyataan Masalah………………………………………………………. 4
1.2.2
Pertanyaan Masalah………………………………………………………. 5
1.2.3
Batasan Ruang Lingkup Masalah……………………………………….
1.3
Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 5
1.3.1
Tujuan Umum…………………………………………………………….. 5
1.3.2
Tujuan Khusus……………………………………………………………. 5
1.4
Manfaat Penelitian………………………………………………………… 6
1.4.1
Manfaat Teoritis…………………………………………………………… 6
1.4.2
Manfaat Praktik……………………………………………………………. 6
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Video……………………………………………………….....
8
2.1.1
Pengertian Media Video ……………………………………………….
8
2.1.2
Karakteristik Media Video...……………………………………………
9
2.1.3
Tujuan dan Fungsi Media Video………………………………………
10
2.1.4
Keuntungan Media Video..................…………………………………
11
ix
2.1.5
Kelebihan dan Kelemahan Media Video..............................................
11
2.1.6
Langkah-Langkah Penggunaan Media Video......................................
13
2.2
Konsep Perilaku........………………………………………………….
15
2.2.1
Pengertian Perilaku.......….……………………………………………
15
2.2.2
Bentuk Perilaku........…………………………………………………..
15
2.2.3
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku..………………………………..
20
2.3
Konsep Cuci Tangan…………………………………………………...
21
2.3.1
Pengertian Cuci Tangan………………………………………………..
21
2.3.2
Manfaat Cuci Tangan..…………………………………………………
21
2.3.3
Tujuan Cuci Tangan.................................................. …………………
22
2.3.4
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Mencuci Tangan……...……..
22
2.3.5
Akibat Tidak Mencuci Tangan Dengan Benar ………………………...
24
2.3.6
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Cuci Tangan.................
24
2.3.7
Indikator Cuci Tangan...........................................................................
25
2.3.8
Macam-Macam Cuci Tangan................................................................
28
2.3.9
Teknik Mencuci Tangan........................................................................
28
2.3.10 Enam Langkah Cuci Tangan.................................................................
29
2.3.11 Enam Langkah Cuci Tangan Menurut Standart WHO.........................
30
2.4
Konsep Dasar Anak Sekolah.................................................................
34
2.4.1
Pengertian Anaka usia Sekolah..............................................................
34
2.4.2
Tugas Perkembangan Anak Sekolah......................................................
36
2.4.3
Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak..........................
38
2.4.4
Stimulasi Motorik Kasar dan Halus........................................................
39
2.4.5
Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar..........................................
40
2.5
Kerangka Konsep....................................................................................
42
2.6
Hipotesis Penelitian.................................................................................
43
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian………………………………………………………..
44
3.2
Kerangka Kerja…………………………………………………………
45
3.3
Sampling Desain……………………………………………………….
46
3.4
Identifikasi Variabel…………………………………………………....
46
x
3.5
Definisi O perasional…………………………………………………...
47
3.6
Pengumpulan Data dan Analisa Data…………………………….........
48
3.6.1
Pengumpulan Data..……………………………………………………
48
3.6.2
Analisa Data..........................................................................................
50
3.7
Etika Penelitian......................................................................................
52
3.8
Keterbatasan ……………………………………………………………
53
3.9
Rencana Pelaksanaan……………………………………………………
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran lokasi Penlitian................................................................ .....
54
4.2
Hasil Peneltian ................................................................................ .....
55
4.3
Pembahasan.............................................................................................
58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan................................................................................................ ......... `63 5.2 Saran....................................................................................................... .........
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
63
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1
Bentuk Skema Rancangan Pre Experimental …………………........
44
Tabel 3.2
Definisi Operasional..........................................................................
47
Tabel 3.3
Rencana Penelitian............................................................................. ...
54
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan Usia….........
56
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi karakteristik reponden berdasarkan jenis kelamin
56
Tabel 4. 3
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sebelum Mendapatkan Metode Video.........................
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sesudah Mendapatkan Metode Video.........................
Tabel 4.5
57
Tabulasi Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Metode Video..............................
Tabel 4.6
57
58
Analisa statistik Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2017..........................................................
xii
58
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
five Moments Hand Hygiene ……………………………………
Gambar 2.2
Hand Hygiene Use Hundrub.......................................………….... 31
Gambar 2.3
Hand Hygiene Use Handwash.......................................................
32
Gambar 2.4
Poster Enam Langkah Mencuci Tangan.........................................
33
Gambar 2.5
Poster Enam Langkah Mencuci Tangan.........................................
34
Gambar 2.6
Kerangka Konsep Penelitian..........................................................
42
Gambar 3.1
Kerangka Kerja Penelitian.............................................................
45
xiii
27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
SuratI jin Studi Pendahuluan……………………………………
68
Lampiran 2
Surat Balasan Dari Lahan Penelitian............................................
69
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian.....................................................................
70
Lampiran 4
Surat Balasan Izin Penelitian.......................................................
71
Lampiran 5
Permohonan Menjadi Responden…………………..……….....
72
Lampiran 6
Pernyataan Bersedia Menjadi Responden……………………..
73
Lampiran 7
Lembar Observasi………………………………………………
74
Lampiran 8
Tabulasi........................................................................................... 75
Lampiran 9
Hasil Uji SPSS................................................................................ 77
xiv
DAFTAR SINGKATAN , ARTI LAMBANG DAN ISTILAH
Singkatan
STIKES
: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SDN
: Sekolah Dasar Negeri
Depkes
: Departemen Kesehatan
Riskesdas
: Riset Kesehatan Dasar
WHO
: World Health oragnization
UKS
: Usaha Kesehatan Sekolah
ISPA
: Infeksi Saluran Pernafasan Atas
RI
: Republik Indonesia
AVA
: Audio Visual Aids
VCD
: Video Compact Disc
LCD
: Liquid Cystal Display
Arti Lambang
<
: Kurang Dari
>
: Lebih Dari
≤
: Kurang Dari Sama Dengan
≥
: Lebih Dari Sama Dengan
∑
: Jumlah
%
: Prosentase
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungannya, salah satunya adal ah kebiasaan mencuci tangan. Pelaksanaan mencuci tangan yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak. Cara anak mencuci tangan sebatas menggosok telapak tangan dan punggung saja bahkan ada pula yang di temukan tidak menggunakan sabun, sehingga banyak bagian yang terlewati seperti sela-sela jari dan kuku. Dengan demikian di butuhkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya mencuci tangan yang benar dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penyakit sebagai akibat perilaku yang tidak sehat. Salah satu memberikan pembelajaran kepada anak tentang pentingnya mencuci tangan adalah dengan metode video, karena metode melibatkan Audio (pendengaran) dan visual (tampak) atau gambar yang bergerak sehingga lebih mudah udah untuk di serap. Dari Hasil studi pendahuluan wawancara dan observasi pada siswa kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan bahwa hampir semua siswa belum bisa melakukan teknik mencuci tangan yang benar, sebelumnya juga belum pernah dilakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan, UKS (Usaha kesehatan Sekolah) juga masih belum optimal, jika di bandingkan dengan SD daerah Lamongan lainnya yang masih dalam area kecamatan Ngimbang misalnya SDN Wedoro yang sudah pernah dilakukan penyuluhan mencuci tangan, sedangkan dia area Mojokerto hampir semua sekolah SD sudah pernah dilakukan penelitian dan
1
penyuluhan atau pendidikan mencuci tangan, sehingga dari penelitian tersebut peneliti tertarik untuk memilih melakukan penelitian di SDN Ganggantingan untuk dijadikan lokasi penelitian.
Bibit penyakit akan lebih mudah masuk kedalam tubuh apabila tangan dalam keadaan kotor seperti diare, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), cacingan, demam tifoid (Anugrah, 2007). Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2003) dalam (Rendita,2009), diare merupakan penyebab kematian nomor tiga pada anak di dunia. Di Asia Tenggara diare juga menempati urutan kematian ketiga menurut Surkesnas (Survei Kesehatan Nasional) Menurut World Health Organization (WHO), mencuci tangan mampu mengurangi angka diare sebanyak 45% dan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. (Depkes RI, 2013).Berdasarkan Kajian Analisa Resiko Kesehatan Lingkungan di 55 Kabupaten dan Kota di Indonesia Tahun 2013, presentase responden yang melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum ataupun setelah melakukan kegiatan diketahui hanya 18,5 % (Ali Fahmi, 2013). Hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) Provinsi Jawa Timur tahun 2013, menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan dengan benar masyarakat jawa timur masih mencapai 47,0 %.Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 05 Desember
2016 dengan
wawancara dan observasi pada siswa kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan, dari 26 anak, hampir 100 % belum bisa melaksanakan teknik mencuci tangan dengan baik dan
benar, mereka hanya mencuci telapak tangan dan
punggung tangan saja, sehingga kesadaran tentang cuci tangan masih rendah.
2
Rentang kehidupan yang dimulai dari usia 6-12 tahun sering kali disebut usia sekolah atau masa sekolah. Periode ini dimulai dari masuknya anak ke lingkungan sekolah, yang mempunyai dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain (Wong, 2008). siswa kelas 4 sudah memiliki kesadaran untuk melakukan kesadan belajar sendiri (Nesi, 2011). Anak usia sekolah menganggap kekuatan dari luar sebagai penyebab penyakit. Mekanisme pertahanan anak usia sekolah adalah reaksi formasi, suatu mekanisme pertahanan yang tidak disadari (Adriana, 2011). Salah satu upaya peningkatan kesehatan pada anak usia sekolah dengan mencuci tangan, cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan serta c uci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang tidak bersih dan banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit bila digunakan maka kuman berpindah di tangan kemudian pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke tubuh sehingga menimbulkan penyakit. Cuci tangan menggunakan sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran dan kuman masih teringgal di tangan (Proverawati, 2012). Personal hygine yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, saluran cerna, atau bahkam dapat menghilangkan bagian tubuh tertentu , seperti halnya kulit (sudarto, 1996 dalam, sari, lukman, dan setiawan, 2007).
Cara yang tepat dalam menumbuhkan perilaku mencuci tangan yang benar pada anak sekolah, yaitu dengan menggunakan media video. Pentingnya penggunaan video, karena anak pada usia SD, usia 7-12 tahun berada pada fase operasional konkret (Piaget dalam Rita Eka, 2008). Dengan penggunaa media video
3
akan mampu mencapai efektifitas proses pembelajaran, mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi pada materi yang dipelajari sehingga proses pembelajaran menjadi menarik, serta memberikan pengalaman langsung kepada siswa suatu kejadia atau peristiwa. Tingkat retensi (daya serap dan daya ingat) terhadap materi pembelajaran dapat meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan informasi awalnya lebih besar melalui indera pendengaran dan penglihatan (daryanto, 2010). Kelebihan media video yaitu memberikan informasi yang sangat baik, dapat diterima secara lebih merata oleh siswa, bermanfaat untuk menerangkan suatu proses, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai
dengan kebutuhan. Media
video akan membantu siswa dalam memahami informasi-informasi penting, serta siswa akan lebih mudah memahamimateri pembelajaran yang abstrak.Selain itu media video juga memberikan hiburan tersendiri bagi siswa, pesan dalam video dapat tersampaikan sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa Berdasarkan Uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitia te ntang “Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan”
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Pernyataan masalah Pelaksanaan dan kebiasaan mencuci tangan yang kurang benar adalah
salah satu penyebab meningkatnya kesakitan pada siswa, seperti yang kita ketahui bahwa salah satu cara menurunkan resiko penularan penyakit adalah dengan mencuci tangan yang benar 1.2.2
Pertanyaan Masalalah
4
1. Bagaimana Pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan sebelum di berikan Metode video ? 2. Bagaimana Pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan sesudah di berikan Metode video ? 3. Apakah Metode video berpengaruh terhadap
pelaksanaan teknik mencuci
tangan 6 langkah kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan 1.2.3
Batasan Ruang Lingkup Masalah Ruang Lingkup Penelitian ini dibatasi mengenai bagaimana pengaruh
metode video terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah pada kelas IV SDN ganggangtingan ngimbang lamongan 1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1.
Tujuan Umum Mengindentifikasi
Pengaruh
Penggunaan
media
video
terhadap
pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah pada kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan. 1.3.2.
Tujuan khusus
1. Mengindentifikasi pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan sebelum diberikan metode video. 2. Mengindentifikasi pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan sesudah diberikan metode video
5
3. Mengindentifikasi pengaruh penggunaan media video terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis Dengan metode video diharapakan terjadi perubahan pelaksanaan mencuci
tangan 6 langkah dengan baik dan benar, sehingga dapat membantu mengurangi resiko penularan penyakit. 1.4.2
Manfaat Praktik
1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman Khususnya untuk membantu menyelesaikan masalah dalam mengatasi resiko penularan penyakit melalui metode video tentang cuci tangan. 2. Bagi Responden Memberikan manfaat langsung bagi siswa untuk menambah informasi dan merubah perilaku hidup dan sehat terutama dalam hal mencuci tangan dengan baik dan benar. 3. Bagi Intitusi/Tempat Penelitian Dapat menambah wawasan pengetahuan bagi pihak sekolah dan dapat di sarankan dan dioptimalkan sebagai metode pembelajaran mengenai teknik mencuci tangan 6 langkah yang benar kepada siswa sekolah dasar, sehingga penyampain materi dapat disampaikan dan diterima secara optimal oleh anak-anak usia sekolah. 4. Bagi Keperawatan/Profesi
6
Sebagai acuan dan bahan masukan bagi profesi dalam memberikan metode yang dapat berpengaruh untuk mengatasi resiko penularan penyakit dengan membiasakan diri mencuci tangan yang baik dan benar.
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Video
2.1.1
Pengertian Media Video
Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar (Anissatul Mufarokah, 2009). Menurut Dwyer, video mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi kedalam jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari tayangan program. Pesan yang disampai kan melalui media video dapat mempengaruhi emosi yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang tidak dimiliki oleh media lain. Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk
8
9
menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Media Video Pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media Audio Visual Aids (AVA) atau media yang dapat dilihat atau didengar. Media audio motionvisual (media audio visual gerak) yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat, media ini paling lengkap. Informasi yang disajikan melalui media ini berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat dilayar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar melalui projector dapat didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya (video atau animasi). 2.1.2
Karakteristik Media Video
Menurut Cheppy Riyana (2007), untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu : a. Clarity of Massage (kejalasan pesan) Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi. b. Stand Alone (berdiri sendiri). Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. c. User
Friendly (bersahabat/akrab
dengan
pemakainya).
Media
video
menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil 23 bersifat membantu dan
9
10
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. d. Representasi Isi Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video. e. Visualisasi dengan media Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materimateri yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terj angkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinngi. f.
Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer.
g. Dapat digunakan secara klasikal atau individual Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bias dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program. 2.1.3
Tujuan dan Fungsi Media Video
Menurut Cheppy Riyana (2007), media video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan untuk : 1. Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu verbalistis 2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur.
10
11
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi Dalam menggunakan media video ini selain mempunyai tujuan juga mempunyai fungsi sehingga proses dalam pembelajaran akan sesuai dengan yang diharapkan. Fungsi-fungsi dari media video adalah sebagai berikut: 1. Dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasisiswa kepada isi pelajaran 2. Dapat terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa pada saat menyimak tayangan materi pelajaran yang disertai dengan visualisasi. 3. Membantu pemahaman dan ingatan isi materi bagi siswa yang lemah dalam membaca. 2.1.4
Keuntungan Media Video
Keuntungan menggunakan media video menurut Daryanto (2010) antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, dan video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. 2.1.5
Kelebihan dan Kelemahan media Video
A. Kelebihan Media Video
1. Dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak. 2. Dapat merangsang partisipasi aktif para siswa. 3. Menyajikan pesan dan informasi secara serempak bagi seluruh siswa. 4. Membangkitkan motivasi belajar. 5. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
11
12
6. Dapat menyajikan laporan-laporan yang aktual dan orisinil yang sulit dengan menggunkan media lain. 7. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa B. Kelemahan Media Video
1. Hanya mampu melayani secara baik untuk mereka yang sudah mampu berpikir abstrak 2. Guru kurang kreatif dalam meyampaikan materi pembelajaran karena sudah diwakili oleh media audio visual video 3. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya 4. Kelas lain terganggu ketika penayangan film berlangsung karena suaranya yang keras dapat menggangu konsentrasi belajar kelas lain (Wina Sanjaya dalam Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 2008) C. Manfaat Penggunaan Media Video
Manfaat penggunaan media video pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Sangat
membantu
tenaga
pengajar
dalam
mencapai
efektifitas
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek. 2. Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat 3. Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri. 4. Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya. 5. Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi 6. Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten
12
13
7. Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan latihanlatihan. 8.
Peserta didik dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam format film atau VCD.
9. Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan, khususnya dalam penggunaan bidang media teknologi. 10. Memberikan daya pemahaman keterampilan yang lebih terstruktural. 2.1.6. Langkah-langkah Penggunaan Media Video
a. Tahap Persiapan Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai. Dalam tahap ini hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan tegangan peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di sekolah 2. Mempelajari bahan penyerta 3. Mempelajari isi prigram sekaligus menandai bagian-bagian yang perlu atau tidak perlu disajikan dalam kegiatan pembelajaran 4. Memeriksa kesesuaian isi program video dengan judul yang tertera 5. Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis dan peralatan lain yang diperlukan b. Tahap Pelaksanaan 1. Langkah Pembukaan Sebelum penggunaan media video dilakukan ada beberapa hal harus diperhatikan, diantaranya :
13
14
1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas tayangan video di depan kelas melalui projector 2) Kemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswa 3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam penayangan video. 2. Langkah Pelaksanaan Penggunaan Media Video 1) Mulailah penggunaan media video dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk memperhatikan tayangan video, misalnya menggunakan
gambar
dalam
video
yang
menarik
dan
menyenangkan bagi siswa 2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan 3) Yakinkan bahwa semua siswa memperhatikan dengan seksama tayangan video yang ditayangkan 4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang ditayangkan dalam video tersebut. 3.
Langkah Mengakhiri Media Video
Apabila penggunaan media video
selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan materi yang ditayangkan dalam video tersebut dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
14
15
diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami media video (Wina Sanjaya dalam Strategi Pembelajaran. 2006)
2.2 Konsep Perilaku 2.2.1. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup yang bersangkutan). Sedangkan dari segi kepentingan kerangka analisis, perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut baik dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). 2.2.2. Bentuk Perilaku
Teori Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2010) membedakan perilaku dibedakan dalam 3 domain perilaku yaitu : kognitif (cognitive), afektif (affective) dan psikomotor ( psychomotor ). Untuk kepentingan pendidikan praktis, teori ini kemudian dikembangkan menjadi 3 ranah perilaku yaitu : 1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terj adi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour )
15
16
a. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmodjo, 2007), tercakup dalam 6 tingkatan, yaitu: 1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Contoh : dapat menyebutkan tandatanda kekurangan kalori dan protein pada anak kita 2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar. Contoh : dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan bergizi 3. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Contoh
:
dapat
menggunakan
rumus-rumus
statistik
dalam
perhitunganperhitungan hasil penelitian. 4. Analisis (analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contoh : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan dan sebagainya 5. Sintesis ( synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Contoh : dapat menyusun, dapat merencanakan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada
16
17
6. Evaluasi (evaluation), tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Contoh : dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan yang kekurangan gizi b. Cara memperoleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2002) ada 2 cara memperoleh pengetahuan, yaitu : 1. Cara tradisional atau non ilmiah a. Cara coba-salah (trial and error), memperoleh pengetahuan dari cara coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error” b. Cara kekuasaan atau otoritas. Kebiasaan ini bisa diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya c. Berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman adalah guru yang terbaik, mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. 2. Cara modern. Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). 2. Sikap (attitude)
sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
17
18
tindakan suatu perilaku. Alport (1954) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu : a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek c. Kecenderungan untuk bertindak (tend tobehave) sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap merupakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu : a. menerima (receiving ), yaitu sikap dimana seseorang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) b. menanggapi (responding ), yaitu sikap memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi c. .menghargai (valuing ), yaitu sikap dimana subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain merespon d. Bertanggungjawab (responsible), sikap yang paling tinggi tindakannya adalah bertanggungjawab terhadap apa yang diyakininya 3. Tindakan ( practice)
Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu
18
19
kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas atau sarana dan prasarana. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik ( practice) kesehatan (Notoatmodjo, 2005) Menurut Notoatmodjo (2010), praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yakni : a. Praktik terpimpin ( guided response), yaitu apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan, contoh : seorang ibu memeriksakan kehamilannya tetapi masih menunggu diingatkan oleh bidan atau tetangganya b. Praktik secara mekanisme (mechanism), yaitu apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis. Misal : seorang anak secara otomatis menggosok gigi setelah makan, tanpa disuruh ibunya c. Adopsi (adoption), yaitu suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas. Misalnya menggosok gigi, bukan sekedar gosok gigi, melainkan dengan teknikteknik yang benar.
2.2.3
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
19
20
Menurut Konsep dari Lawrence Green (1980) Yang di kutip dalam Notoatmodjo (2007), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni : 1. Faktor Presdisposisi Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakatterhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagaianya. 2. Faktor Pendukung Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana, atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, termasuk juga fasilitas pelaynan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poli klinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. 3. Faktor Pendorong Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
2.3 Konsep Cuci Tangan 2.3.1 Pengertian Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005). Menurut Depkes (2010), mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepas kotoran dan debris dari kulit tanagn dengan menggunakan sabun dan air.
20
21
Mencuci tangan adalah menggosok dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas dibawah air yang mengalir (saifuddimAB, 2009) Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihakn tangan dann jari jemari menggunakan air dan sabun sehingga menjadi bersih dan dapat memutuskan mata rantai kuman penyakit. 2.3.2 Manfaat Mencuci Tangan
Cuci tangan dapat bermanfaat untuk pencegahan penyakit yaitu dengan cara membunuh kuman penyakit yang ada ditangan. Dengan mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman. Apabila tangan dalam keadaan bersih, akan mencegah penularan penyakit seperti diare, cacingan, penyakit kulit, Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan flu burung (Proverawati dan Rahmawati, 2012). 2.3.3. Tujuan Cuci Tangan
Menurut Alimul Aziz ( 2004) Mencuci tangan bertujuan untuk : 1. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan 2. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan Menurut saifuddin AB (2009) yaitu : 1. Membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan 2. Mengurangi mikroba total pada saat iti 3. Mencegah penularan penyakit sebab kuman yang menempel di tangan menjadi salah satu mata rantai penularan penyakit 4. Mencegah timbulnya infeksi 5. Menjaga kebersihan dan kesehatan tangan
21
22
6. Mencegah diare 7. Mencegah penyebaran penyakit seperti bisul, jerawat, tifus, leptospirosis, jamur, polio, disentri, diare, kolera, cacingan, hepatitis A, SARS, hingga flu burung 2.3.4
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Mencuci Tangan
Menurut WHO Perilaku mencuci tangan pakai sabun mengurangi angka kejadian diare 45% mencegah penyebaran kecacingan, menurunkan kasus infeksi saluran pernapasan akut, dan flu burung hingga 50%. Penyakit mata dan infeksi kulit juga dapat dicegah(Zakiya Zika, 2012). Menurut dr.Novie Hediyani (2012) ada 7 penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan, yaitu : 1. Diare sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan angka penderita diare hingga separuhnya. Tingkat keefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare adalah 44% 2. ISPA. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air besar, buang air kecil, dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25%. Penelitian di pakistan menemukan bahwa mencuci t angan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia (radang paru-paru) pada anak hingga lebih dari 50% 3. Infeksi Cacing, Infeksi mata dan penyakit lain. 4. Flu Singapura tau Hand Foot and Mouth Disease (HFMD), penyakit ditularkan melalui makanan atau minuman ysng terkontaminasi virus ini saat tidak mencuci tangan dengan benar,
22
23
5. Hepatitis A, penularan terjadi ketika seseorang yang terinfeksi virus ini tida k mencuci tangan dengan setelah menggunakan menggunakan kamar mandi ma ndi kemudian ia mengolah makanan yang dikonsumsi oleh orang lain. 6. Shigellosis, penyakit ini masih mudah menyebar dari satu orang ke orang lain dengan memakan makanan yang terkontaminasi oleh orang yang terinfe ksi yang tidak mencuci tangan dengan benar setelah dari kamar mandi 7. Giardiasis, penyakit mudah menyebar melalui kontak tangan yang tidak dicuci dengan benar setelah buang air besar. 2.3.5
Akibat Tidak mencuci Tangan Dengan Benar
Bahaya Jika tidak mencuci tangan yang benar disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti, banyak orang tidak melakukannya sesering yang seharusnya bahkan setelah ke kamar mandi. Jika tidak mencuci tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Dan kita juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain dengan menyentuh mereka atau dengan menyentuh permukaan yang mereka sentuh juga seperti handel pintu. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk demam biasa (common (common cold ), ), flu dan beberapa kelainan sistem pencernaan seperti diare. Kebersihan tangan yang kurang juga menyebabkan penyakit terkait makanan seperti infeksi Salmonella Salmonella dan E.coli. E.coli. Beberapa mengalami gejala yang mengganggu seperti mual, muntah, diare. (Lestari, 2008). 2.3.6
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Cuci Tangan
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004) perilaku cuci tangan dipengaruhi oleh : 1. Citra Diri
23
24
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan dirinya. Misalnya karena ada perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kesehatan. 2. Praktik Sosial Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka akan terjadi perubahan pola cuci tangan. 3. Status Sosial Ekonomi Mencuci tangan memerlukan alat dan bahan seperti sabun, lap tangan atau tisu kering dan semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. 4.
Pengetahuan Pengetahuan cuci tangan sangat penting. Karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. 5. Kebiasaan Seseorang Adanya kebiasaan untuk tidak cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas sedari kecil akan terbawa sampai dewasa.
2.3.7
Indikator Cuci Tangan
Menurut Proverawati (2012) ada beberapa waktu yang tepat untuk untuk mencuci tangan antara lain : 1. Setiap kali tangan kita kotor ( setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll) 2. Setelah buang air besar 3. Setelah menceboki bayi atau anak
24
25
4. Sebelum makan dan menyuapi anak 5. Sebelum memegang makanan 6. Sebelum menyusui bayi 7. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian 8. Sehabis bermain, memberi makanan/memegang hewan peliharaan Menurut Himpunan Perawat Pengendali Infeksi Indonesia (HPPI) tahun 2010 waktu melakukan cuci tangan, adalah bila tangan kotor, saat tiba dan sebelum meningggalkan rumah sakit, sebelum dan sesudah melakukan tindakan, kontak dengan pasien, lingkungan pasien, sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, serta sesudah kekamar mandi. Indikator mencuci tangan digunakan dan harus dilakukan untuk antisipasi terjadinya perpindahan kuman melalui tangan (Depkes,2008) (Depkes,2008) yaitu: 1. Sebelum melakukan tindakan, misalnya saat akan memeriksa (kontak langsung dengan klien), saat akan memakai sarung tangan bersih maupun steril, saat akan melakukan injeksi dan pemasangan infus. 2. Setelah melakukan tindakan, misalnya setelah memeriksa pasien, setelah memegang alat bekas pakai dan bahan yang terkontaminasi, setelah menyentuh selaput mukosa. WHO telah mengembangkan Moments untuk Kebersihan Ta ngan yaitu Five yaitu Five Moments for Hand Hygiene, Hygiene , yang telah diidentifikasi sebagai waktu kritis ketika kebersihan tangan harus dilakukan yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan dengan lingkungan pasien (WHO, (WHO, 2009).
25
26
Dua dari lima momen untuk kebersihan tangan terjadi sebelum kontak. Indikasi "sebelum" momen ditujukan untuk mencegah risiko penularan mikroba untuk pasien. Tiga lainya terjadi setelah kontak, hal ini ditujukan untuk mencegah risiko transmisi mikroba ke petugas kesehatan perawatan dan lingkungan pasien.
Berikut gambar 5 moment mencuci tangan:
26
27
Gambar 2.1 Five Moments Hand Hygiene( Sumber: WHO,2009) 2.3.8 Macam-Macam Cuci Tangan
Cuci tangan medis dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: 1. Cuci tangan sosial/mencuci tangan biasa : untuk menghilangkan kotoran dan mikroorganisme transien dari tangan dengan sabun atau detergen paling tidak selama 10 sampai 15 detik. 2. Cuci tangan prosedural/cuci tangan aseptik : untuk menghilangkan atau mematikan mikroorganisme transien, disebut juga antisepsi tangan, dilakukan dengan sabun antiseptik atau alkohol paling tidak selama 10 sampai 15 detik.
27
28
3. Cuci tangan bedah/cuci tangan steril : proses menghilangkan atau mematikan mikroorganisme transien dan mengurangi mikroorganisme residen, dilakukan dengan larutan antiseptik dan diawali dengan menyikat paling tidak 120 detik. 2.3.9 Teknik Mencuci Tangan
Teknik mencuci tangan biasa
Teknik mencuci tangan biasa
adalah
membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan, biasanya digunakan sebelum dan sesudah melakukan tindakan yang tidak mempunyai risiko penularan penyakit. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa adalah setiap wastafel dilengkapi dengan peralatan cuci tangan sesuai standar rumah sakit (misalnya kran air bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah injak tertutup yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung pembersih tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan, serta di bawah plastik berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi), alat pengering seperti tisu, lap tangan (hand towel ), sarung tangan ( gloves), sabun cair atau cairan wastefel terdapat alas kaki dari bahan handuk. Prosedur kerja cara mencuci tangan biasa adalah sebagai berikut : a. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan. b. Mengatur posisi berdiri terhadap kran air agar memperoleh posisi yang nyaman. c. Membuka kran air dengan mengatur temperatur airnya. d. Menuangkan sabun cair ke telapak tangan.
28
29
e. Melakukan gerakan tangan, dimulai dari meratakan sabun dengan kedua telapak tangan, kemudian kedua punggung telapak tangan saling menumpuk, bergantian, untuk membersihkan sela-sela jari. f. Membersihkan
ujung-ujung
kuku
bergantian
pada
telapak
tangan.
Membersihkan kuku dan daerah sekitarnya dengan ibu jari secara bergantian, kemudian membersihkan ibu jari dan lengan secara bergantian. g. Membersihkan (membilas) tangan dengan air yang mengalir sampai bersih, sehingga tidak ada cairan sabun dengan ujung tangan menghadap ke bawah. h. Menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari karena ja ri yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih. Hal yang perlu diingat setelah melakukan cuci tangan yaitu mengeringkan tangan dengan hand towel . 2.3.10 Enam Langkah Cuci Tangan
1. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan. 2. Gosokan punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan dan sebaliknya. 3. Gosokan kedua telapak tangan dan sela-sela jari. 4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci. 5. Kemudian gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. 6. Gosok dengan memutar ujung jari ditelapak tangan kiri dan sebaliknya. 2.3.11 Enam Langkah Cuci Tangan Menurut Standart WHO
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :
29
30
1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik ( handwash). Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar ruangan pelayanan pasien secara merata. 2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik. 3. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash
30
31
Enam Langkah Cuci Tangan Yang Benar Menurut WHO Yaitu :
Gambar 2.2 Hand Hygiene use hundrub(Sumber: WHO,2009)
31
32
Gambar 2.3 Hand Hygiene use handwash (Sumber: WHO,2009)
32
33
Atau pada poster yang lebih ringkas pada gambar berikut ini :
Sumber : Ganjar, 2014. Poster Cuci Tangan. http://www.umy.ac.id.Di akses 22 mei 2016 Gambar 2.4 Poster Enam Langkah Mencuci
33
34
(Sumber : Askep336, 2016. 6 Langkah Cuci Tangan. http://askep33.comDiakses 6 Februari 2016) Gambar 2.5 Poster Enam Langkah Mencuci
2.4
Konsep Dasar Anak Sekolah
2.4.1 Pengertian Anak Usia Sekolah
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang
34
35
tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006). Anak usia sekolah (6-12 tahun) termasuk dalam periode kanak-kanak pertengahan dengan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih meningkat dari pada perempuan dan perkembanga motorik lebih sempurna, periode ini dikenal se bagai fase usia sekolah, yaitu anak mempunyai lingkungan lain selain keluarga terutama sekolah (supartini, 2004). Anak usia 6-12 tahun memasuiki periode yang disebut masa kanak-kanak pertengahan.Perkembangan kesehaatan membutuhkan peningkatan permisahan dari orang tua dan kemampuan menentukan penerimaan dalam kelompok yang sepadan serta merundingkan tantangan-tantangan yang berada diluar. Anak semakin mandiri karena pengauh lingkungan luar rumah, dalam hal ini sekolah, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi sendiri (Alimul Aziz,2006).
35
36
2.4.2 Tugas Perkembangan Anak Sekolah
1. Perkembangan Biologis Saat umur 6-12 tahun terjadi pertumubuhan tinggi badan yang merata seluruhnya 5 cm pertahun dan 2-3 kg pertahun untuk berat badan. BB 16-23,6 kg, TB 106,6 -123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandubula tengah, kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih menyadari tangan sebagai alat. Suka menggambar, melukis dan mewarnai. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, anak perempuan cenderung gemuk. Pasa usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangan dari pada otot. 2. perkembangan Psikososial ( erikson ) Anak usia 6-12 tahun termasuk dalam perkembangan psikosial indutry vwersus inferioryty. Anak akan belajar bekrja sama dan bersaing dengan anak lainnya melalui kegiatan yang di lakukan bersama. Terjadi perubahan fisik, emosi dan sosial apada anak berpengaruh terhadap gambaran tubuhnya (body Image). Kemampuan anak untuk berinteraksi sosial lebih luas dengan teman di lingkungannya dapat menfasilitasi perkembangan perasaan sukses (sense of industry). Perasaan tidak adekuat dan rasa inferior atau rendah diri akan berkembang apabila anak terlalu mendapat tuntutan dari lingkunganya dan anak tidak berhasil memenuhinya. 3. Perkembangan Psikoseksual ( Freud ) Anak usia 6-12 tahun termasuk dalam fase laten, anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktifitas fisik maupun sosialnya. Pada awal fase laten, anak
36
37
perempuan lebih menyukai teman dengan jenis kelamin perempuan, dan laki-laki dengan laki-laki. Pertanyaan anak tentang seks semakin banyak, mengarah pada sistem reproduksi. Dalam hal ini, orang tua harus bijaksana dalam merespon. Luas jawaban disesuaikan dengan maturitas anak. 4. Perkembangan Kognitif ( piaget ) Perkembangan kognitif concrete operational (usia7-11 tahun) pemikiran anak meningkat atau bertambah logis dan koheren. Anak mampu mengklarifikasi benda dan perintah dan menyelesaikan msalah secara konkret dan sistematis berdasarkan apa yang mereka terima dari lingkungannya. Kemampuan berfikir anak sudah rasional, imajinatif dan dapat menggali objek atau situasi lebih banyak untuk memecahkan masalah. Anak sudah dapat berfikir konsep tentang waktu dan mengingat kejadian yang lalu serta menyadari kegiatan yan dilakukan berulangulang tetapi pemahamannya belum mendalam, selnajutnya akan semakin berkembang di akhir usia sekolah atau awal masa remaja. 5. Perkembangan Moral (kohlberg ) Pada perkembangan moral anak menurut kohlberg didasarkan padaperkembangan kognitif anak terdiri atas 3 tahapan utama, yaitu : 1) Fase Preconventional Anak belajar baik dan buruk, atau benar dan salah melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Ada 3 tahapan, tahap satu didasari oleh adanya rasa egosentris pada anak, tahap dua orientasi hukuman dan kekuatan, tahap tigaanak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan.
37
38
2) Fase Conventoinal Anak berorientasi pada mutualitas hubungan interpersonal dengan kelompok. Anak sudah mampu bekerja sama dengan kelompok dan mempelajari serta mengadopsi norma-norma yang ada dalam kelompok selain norma dalam lingkungannya. 3) Fase Postconventional Biasanya pada anak remaja telah mampu membuat pilihan berdasarkan pada prinsip yang dimiliki dan diyakininya. 2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Menurut wong yang dikutip oleh supartini (2004) setiap individu berbeda dalam proses pertumbuhan dan perkembangan karena pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh bebrapa faktor antara lain : 1. Faktor herediter Faktor yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis kelamin, ras, dan kebangsaan. 2. Faktor Lingkungan ( eksternal) Ada bebrapaa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, Lingkunga prenatal, pengaruh budaya lingkungan, status sossial dan ekonomi keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga/latihan fisik, dan posisi anak dalam keluarga
38
39
3. Faktor internal Berikut ini ada beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah : kecerdasan, pengaruh hormonal, dan pengaruh emosi. 2.4.4
Stimulasi Motorik Kasar Dan Halus
a. Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan : 1. Bermain kasti, basket dan bola kaki, kegiatan ini sangat baik untuk melatih keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya aturan main, sportivitas, kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim. 2. Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua unsur motorik kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat jenis maupun keseimbangan tubuh. 3. Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan sejenisnya. Pada kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu prediksi terhadap jarak. 4. Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya yang berbeda 5. Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan beroutbound semua kemampuan motoruk kasar dilatih. Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian, survival, dan kekuatan dengan Maha Pencipta serta kesdaran pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
39
40
b. stimulasi motorik halus 1. Menggambar, melukis dengan berbagai media 2. Membuat kerajinan dari tanah liat 3. membuat seni karajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain perca. 4. Bermain alat musik seperti gitar, biola piano dan sebagainya. 2.4.5 Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Menurut Piaget (Sugihartono, dkk, 2008), tahap perkembangan berpikir anak dibagi menjadi empat tahap yaitu: 1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun) 2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) 3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun) 4. Tahap operasional formal (12-15 tahun) Berdasarkan uraian di atas, siswa kelas IV Sekolah Dasar termasuk berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir. Anak pada masa operasional konkret sudah mulai menggunakan operasi mentalnya untuk memecahkan masalahmasalah yang aktual. Anak mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kemampuan berpikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Rita Eka Izzaty, dkk (2008) membagi masa anak-anak di Sekolah Dasar menjadi dua fase yaitu masa anak kelas rendah (kelas I sampai dengan kelas 3), dan masa anak kelas tinggi (kelas 4 sampai dengan kelas 6). Masa anak kelas rendah berlangsung antara usia 7-9 tahun, sedangkan masa anak kelas tinggi berlangsung antara usia 9-12 13 tahun.
40
41
Kelas IV Sekolah Dasar tergolong pada masa anak kelas tinggi. Anak kelas tinggi Sekolah Dasar memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Perhatian tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari. 2. Ingin tahu, ingin belajar, dan berpikir realitas. 3. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. 4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi be lajarnya di sekolah. 5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk kelas IV Sekolah Dasar termasuk berada pada tahap operasional konkret dan termasuk pada kelompok kelas tinggi. Anak kelas IV Sekolah Dasar berpikir secara realistis, yaitu berdasarkan apa yang ada di sekitarnya. Hal yang perlu diperhatikan bahwa anak pada tahap operasional konkret masih sangat membutuhkan hal-hal yang konkret untuk membantu pengembangan kemampuan intelektualnya. Oleh karena itu, seharusnya selalu mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari siswa dengan hal-hal konkret yang ada di lingkungan sekitar. Salah satu kegiatan pembelajaran yang memungkinkan anak untuk dapat mempelajari segala sesuatu yang bersifat konkret adalah pembelajaran dengan memanfaatkan media video, dimana media video bentuk penyampaian konkret yang lebih menarik.
41
42
2.4 Kerangka Konseptual
Metode Pembelajaran Anak Usia Sekolah 1. Bermain 2. Bercerita 3. Bernyanyi 4. Gambar 55.. Video
6. Karyawisata 7. Dialog 8. Tugas 9. Demonstrasi
Video Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah
Faktor Yang mempengaruhi Perilaku Cuci Tangan :
Perilaku Cuci Tangan
- Pengetahuan - Sikap
1. Citra diri 2. Praktik sosial 3. Status Sos-kom 4. Pengetahuan 5. Kebiasaan
Praktik/Tindakan (Teknik Mencuci Tangan)
Sebelum diberi tindakan
Baik Cukup Kurang
Sesudah di beri tindakan
Praktik/Teknik Mencuci Tangan yang kurang tepat
Praktik/Teknik Mencuci Tangan yang benar
Kurangnya kebersihan tangan
Tangan bersih dan bebas dari kuman/bakteri
Resiko Penularan Penyakit dan Infeksi
Peningkatan Kesehatan anak
Sumber : (Cheppy Riyana, 2007), (Notoadmodjo,2010) (Alimul Aziz, 2004) Keterangan : Diteliti : Tidak Diteliti Gambar 2.6 : Kerangka Konseptual Penelitian Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan. 42
43
Dari kerangka konsep di atas menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku cuci tangan adalah citra diri,praktik sosial,status, sosial ekonomi, pengetahuan dan kebiasaan. Dalam meningkatkan perilaku cuci tangan pada anak perlu di adakan intervensi yang tepat pada anak usia sekolah. Salah satu metode pembelajaran pada anak usia sekolah yang tepat adalah metode video, yaitu video teknik mencuci tangan enam langkah yang dapat mempengaruhi perilaku cuci tangan pada anak sekolah, khususnya pada praktik atau tindakan teknik mencuci tangan. Karena teknik mencuci tangan benar maka tangan bersih dan bebas dari kuman sehingga kesehatan anak meningkat. 2.5 Hipotesis Penelitian
Ada Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan.
43
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre Experimental Design bentuk one group pretest-postest . Penelitian dilakukan terhadap satu kelas dan dengan adanya pre test dan post test dapat memperlihatkan perbedaan sebelum dan sesudah treatment.
Tabel 3.1 Bentuk Skema Rancangan Subjek
Pra
Perlakuan
Post
K
O
I
OI
Waktu 1
Waktu 2
Waktu 3
Keterangan : K
: Subyek (siswa Kelas IV)
O
: Observasi sebelum diberikan perlakuan
I
: Intervensi/perlakuan (video 6 langkah teknik mencuci tangan)
OI
: Observasi sesudah diberikan perlakuan
44
45
3.2. Kerangka Kerja
Kerangka kerja yang digunakan pada penelitian disajikan pada bagian berikut : Populasi Target : Seluruh siswa kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Sebanyak 26 siswa
Sampel : 26 siswa ( kelas IV SDN Ganggangtingan)
Sampling : menggunakan non probability sampling dengan tipe total sampling
Pengumpulan data
Pre test Observasi teknik mencuci tangan
Intervensi Metode video ( 6 Teknik Mencuci tangan ) Post test Observasi teknik mencuci tan an Analisa data (editing, coding, scoring, tabulating, dianalisis dengan uji wilcoxon)
Hasil
Kesimpulan Saran
Gambar 3.1 Kerangaka Kerja Peneltian Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2016
45
46
3.3.
Sampling Penelitian
3.3.1 Populasi Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN Ganggantingan Ngimbang Lamongan 3.3.2 Sampel Sampel penelitan ini adalah semua siswa kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan yaitu sebanyak 26 siswa. 1.3.3
Sampling Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara sampling jenuh atau total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi sebagai sampel ( Alimul Aziz, 2007 :74).
3.4.
Identifikasi Variabel
3.4.1 Variabel Independen Variabel independen pada peneltian ini adalah metode video 3.4.2 Variabel Dependen Variabel dependen pada penelitian ini adalah teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan
46
47
3.5. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Tabel Definisi Operasioanal Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2016 Variabel Metode Video
Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO
Definisi Operasional Suatu kegiatan pemeberian/pe nampilan video tentang teknik mencuci tangan yang baik dan benar
Suatu prilaku atau tindakan pelaksanaan teknik mencuci tangan yang baik dan benar menurut standart WHO
Indikator
Alat ukur
Enam langkah cuci - LCD tangan yang benar proyekto menurut WHO yaitu : r 1. Tungkan dan - File Ratakan sabun Video pada telapak tangan teknik kemudian usap dan cuci gosok kedua tangan telapak tangan - Sound secara lembut siStem dengan arah - Laptop/ memutar komputer 2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian 3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih 4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci 5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian 6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan Enam langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu : 1. Tuangkan dan Ratakan sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar 2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
47
Lembar Observas i
Skala
skor
-
-
Ordinal
Skor Benar : 1 Salah : 0 Rumus : =
Σ
100 %
Keterangan : P: Prosentase F : Jumlah skor yang
48
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih 4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci 5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian 6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
dikerjak an N : Skore Maksim al Kriteria : Baik : 76100 % Cukup : 5675% Kurang :< 56%
3.6. Pengumpulan Data dan Analisa Data
3.6.1 Pengumpulan Data 1. Proses Pengumpulan data 1). Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat ijin dari ketua STIKES Dian Husada dibagian administrasi STIKES Dian Husada Mojokerto untuk melakukan studi pendahuluan penelitian. Dengan surat pengantar tersebut peneliti meminta izin kepada Kepala SDN Ganggatingan Ngimbang Lamongan untuk melakukan studi pendahuluan sebagai langkah awal dari penelitian. Kemudian peneliti mendapatkan surat balasan dari Kepala SDN Ganggatingan Ngimbang Lamongan untuk melakukan studi pendahuluan. Studi pendahuluan dimulai dengan pengambilan data awal populasi yang terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, dan melakukan penelitian dengan mengobservasi teknik mencuci tangan pada siswa kelas IV di SDN Ganggatingan Ngimbang Lamongan.
2). Pengukuran Pre dan Post Test
48
49
Pengambilan data pre test dilakukan dengan melakukan observasi teknik mencuci tangan enam langkah satu persatu pada semua responden. pengambilan data post test juga dilakukan dengan observasi teknik mencuci tangan enam langkah satu persatu pada semua responden setelah metode video diberikan.. Data yang dikumpulkan pada pre test dan post test ini berupa lembar observasi, didapatkan dengan cara peneliti melakukan observasi langsung menggunakan skala Guttman yang berbentuk cheklist tentang pelaksanan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO dimana semua responden diminta melakukan mencuci tangan 6 langkah menurut WHO. Skala guttman tersebut diinterpretasikan penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan dianalisis menggunakan skala likert . 3). Perlakuan Perlakuan dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan metode video tentang teknik mencuci tangan 6 langkah ini di lakukan dalam 1 hari meliputi kegiatan yaitu diawali dengan perkenalan, dan memberikan penjelasan tentang cuci tangan, kemudian di lanjutkan dengan melihat bersama video teknik mencuci tangan 6 langkah yang ditampilkan menggunakan LCD proyektor, durasi video kurang lebih 5 menit, dengan tiga kali putaran. Setelah tiga kali di putarkan video teknik mencuci tangan 6 langkah maka dilakukan post test.
2. Intrumen Pengumpulan Data
49
50
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang diisi oleh peneliti dengan menggunakan yang berbentuk cheklist tentang pelaksanan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO dengan menggunakan Skala guttman dan dianalisis menggunakan skala likert . 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan, sedangkan waktu penelitian pada tanggal 20-23Ferbuari 2017. 3.6.2
Analisa Data
1. Editing Peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan data yaitu dengan memeriksa kelengkapan identitas, format pengumpulan data, serta isian di dalam lembar observasi 2. Coding Yaitu merubah data kedalam bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode tertetntu yang digunakan biasanay berupa angka. Jenis kelamin
L
= Laki-Laki kode 1
P
= Perempuan kode 2
Umur
10 tahun
= kode 1
11 tahun
= kode 2
12 tahun
= kode 3
3. Scoring
50
51
Setelah data di kumpulkan dan kelengkapannya diperiksa, kemudian diberi skor dan dilakuakn tabulasi data. Untuk variabel bebas (metode video) tidak diberi skor, sedangkan untuk varibael terikat (teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO) yaitu dengan penilaian : Skor 1 : bila tindakan benar Skor 0 : bila tindakan salah/ tidak dilakukan Dengan rumus : Σ =
100 %
Keterangan : P : Prosentase F : Jumlah skor yang dikerjakan N : Skore Maksimal
Kriteria : Baik
: 76-100 %
Cukup : 56-75% Kurang :< 56%
4.
Tabulating
51
52
Peneliti Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian di masukkan kedalam tabel yang sudah diberi nilai, hasilnya dij umlahkan dan diberi kategorik sesuai jumlah jawaban pada lembar observasi dan di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian hasil diuji dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon dengan α = 0,05 untuk mengetahui pengaruh metode video terhadap pelaksaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan dilakukan dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon pada program statitic windows atau SPSS jika α ≤ 0,05 maka H 0 ditolak berarti ada pengaruh metode video terhadap pelaksaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan, begitu juga sebaliknya jika α > 0,05 maka H0 diterima
3.7
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukan mengajukan permohonan izin kepada Kepala Sekolah SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan untuk mendapat persetujuan melakukan penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari kepala sekolah, penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa prinsip etika penelitian meliputi : 3.7.1 Informed Consent (lembar persetujuan) Informed Consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan peneliti kepada responden yang akan diteliti. Peneliti memberikan lembar permintaan dan persetujuan menjadi responden kepada siswa kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan. Apabila subyek menolak, peneliti tidak akan memaksa dan
52
53
tetap menghormati hak-hak siswa kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan. 3.7.2 Anonimity ( Tanpa nama ) Nama respon dan tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data hal ini bertujuan untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti cukup menggunakan kode pada masing – masing lembar pengumpulan data. 3.7.3
Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti.
Hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. 3.8
Keterbatasan
Dalam penelitian ini kelemahan dan keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah : 1. Kemampuan peneliti masih kurang karena peneliti masih termasuk taraf pemula sehingga masih banyak kekurangan. 2. Intrument pengumpulan data dirancang oleh peneliti dengan uji coba yang minimal. Oleh karena itu validitas reabilitasnya masih kurang sempurna 3. Waktu untuk penelitian sangat terbatas sehingga hasilnya juga kurang sempurna 4. Menkondisikan anak-anak usia sekolah ( kelas IV), untuk memulai belajar dan memperhatkan.
53
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran lokasi Penlitian
SD Negeri Ganggantingan merupakan suatau unit pendidikan dasar yang berlokasi di Desa Ganggangtingan Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan dengan NSS 101050703016. Sekolah ini terdapat 144 siswa dengan 1 kepala sekolah, 6 guru mata pelajaran, 3 tata usaha, 1 penjaga sekolah. Latar belakang pendidikan guru di SD Negeri Ganggangtingan adalah lulusan s1. SD Negeri Ganggangtingan ini memiliki 16 ruangan yang terdiri dari 1 ruangan kepala sekolah, 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang tamu, 1 musholla, 3 kamar mandi, 1 gudang Batas SD Negeri Ganggangtingan sebelah utara perswahan, sebelah selatan pemukiman, sebelah barat persawahan, sebelah timur Posyandu.
54
55
4.2
Hasil Peneltian
4.1.1 Data Umum 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan Usia Pada Murid Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2017 No 1 2 3
Umur Responden 10 tahun 11 tahun 12 tahun Total Sumber : Lembar observasi Juni 2017
Frekuensi 8 17 1 26
Prosentase (%) 30,8 65,4 3,8 100
Berdasarkan hasil penelitian dar tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden sebagian besar berumur 11 tahun yaitu sejumlah 17 responden (65,4%). 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik reponden berdasarkan jenis kelamin Pada Murid Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2017 No 1 2
Jenis Kelamin Responden Laki-laki Perempuan Total Sumber : Lembar observasi Juni 2017
Frekuensi 14 12 26
Prosentase (%) 53,8 46,2 100
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden sebagian besar laki-laki yaitu 14 responden (53,8%).
55
56
4.1.2 Data Khusus 1. Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sebelum Mendapatkan Metode Video Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sebelum Mendapatkan Metode Video Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2017 No 1 2 3
Teknik Mencuci tangan Kurang Cukup Baik Total
Frekuensi 26 0 0 26
Prosentase (%) 100 0 0 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa semua responden yaitu 26 responden ( 100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan kurang. 2. Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sesudah Mendapatkan Metode Video Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sesudah Mendapatkan Metode Video Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan. No 1 2 3
Teknik Mencuci tangan Kurang Cukup Baik Total
Frekuensi 0 0 26 26
Prosentase (%) 0 0 100 100
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa semua responden yaitu 26 responden (100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan baik.
56
57
3. Tabulasi Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Metode Video Tabel 4.5 Tabulasi Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Metode Video Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2017
No 1 2 3
Sebelum Prosentas Frekuensi e (%) 26 100 0 0 0 0 26 100
Teknik Mencuci tangan Kurang Cukup Baik
sesudah Frekuens Prosentas i e (%) 0 0 0 0 26 100 26 100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui ada perbedaan teknik mencuci tangan responden sebelum dan sesudah mendapatkan metode video, yaitu 26 responden (100%) dengan pelaksaaan teknik mencuci tangan kurang kemudian 26 reponden (100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan baik.
4. Analisa statistik Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2017
Tabel 4.6 Analisa statistik Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan Tahun 2017 Kriteria
Kurang Cukup Baik
Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan Pre test Post test f % f % 26 100
26
100
26 26
57
100 100
Sign wilcoxon
0,000
58
Berdasarkan tabel 4.6 di atas Hasil uji wilcoxon menunjukan bahwa nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 maka terdapat pengaruh metode video terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sebelum Mendapatkan Metode Video
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebelum diberikan metode video semua responden yaitu 26 responden (100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan kurang. Menurut Notoatmodjo (2010), hasil dari beberapa pengalaman dan hasil observasi yang terjadi di lapangan (masyarakat) bahwa perilaku seseorang termasuk terjadinya perilaku kesehatan, diawali dengan pengalaman-pengalaman seseorang serta adanya faktor eksternal (lingkungan fisik dan non fisik). Pengalaman dan lingkungan tersebut kemudian diketahui, dipersepsikan atau diyakini seseorang sehingga menimbulkan motivasi untuk bertindak yang akhirnya diwujudkan dengan perilaku, termasuk perilaku sehat. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan individu tersebut di dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuraidah pada tahun 2013 menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mencuci tangan. Penelitian yang dilakukan oleh Asfan pada tahun 2013 juga menunjukkan ada hubungan signifikan yang sangat kuat antara pengetahuan dan sikap terhadap cuci tangan.
58
59
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa semua responden dengan teknik mencuci tangan kurang. Dimana keadaan terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang teknik mencuci tangan yang baik dan benar. Hal ini juga dibutikan berdasarkan hasil studi pendahuluan wawancara dan observasi pada siswa kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan bahwa hampir semua siswa belum bisa melakukan teknik mencuci tangan yang benar karena belum pernah dilakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan.. Dengan demikian di butuhkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya mencuci tangan yang baik dan benar dan dapat di terapkan dalam kehidupan seharihari 4.3.2 Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Sesudah Mendapatkan Metode Video
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu semua responden yaitu 26 responden (100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan baik. . Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.
59
60
Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan yang sangat signifikan dengan pemberian metode video terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan yang baik dan benar, hal ini menggambarkan bahwa metode video suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi pengetahun, pelaksanaan atau perilaku dengan optimal. 3. Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui ada perbedaan pelaksanaan teknik mencuci tangan responden sebelum dan sesudah mendapatkan metode video, yaitu 26 responden (100%) dengan pelaksaaan teknik mencuci tangan kurang kemudian 26 reponden (100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan baik. Hasil uji wilcoxon menunjukan bahwa nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 maka terdapat pengaruh pengaruh metode video terhadap pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan. Menurut Dwyer, video mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi kedalam jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari tayangan program. Pesan yang disampaikan melalui media video dapat mempengaruhi emosi yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang tidak dimiliki oleh media lain. Menurut Piaget (Sugihartono, dkk, 2008), siswa kelas IV Sekolah Dasar termasuk berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir.
60
61
Anak pada masa operasional konkret sudah mulai menggunakan operasi mentalnya untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual. Anak mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kemampuan berpikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah, dengan penggunaa media video akan mampu mencapai efektifitas proses pembelajaran, mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi pada materi yang dipelajari sehingga proses pembelajaran menjadi menarik, serta memberikan pengalaman langsung kepada siswa suatu kejadia atau peristiwa. Tingkat retensi (daya serap dan daya ingat) terhadap materi pembelajaran dapat meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan informasi awalnya lebih besar melalui indera pendengaran dan penglihatan (daryanto, 2010), Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan individu tersebut di dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2010) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode video dapat mempengaruhi pelaksanan teknik mencuci tangan menurut WHO pada kelas IV SDN Ganggantingan Ngimbang Lamongan, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran kesehatan pada kelas IV SD, dimana permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungannya, salah satunya adalah kebiasaan mencuci tangan. Cara anak mencuci tangan sebatas menggosok telapak tangan dan punggung saja bahkan ada pula yang di temukan tidak menggunakan sabun, sehingga banyak bagian yang terlewati seperti sela-sela jari dan kuku.
61
62
Kelebihan media video yaitu memberikan informasi yang sangat baik, da pat diterima secara lebih merata oleh siswa, bermanfaat untuk menerangkan suatu proses, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis, dapat diulangulang dan dihentikan sesuai
dengan kebutuhan. Media video akan membantu
siswa dalam memahami informasi-informasi penting salah satunya yaitu teknik mencuci tangan .Selain itu media video juga memberikan hiburan tersendiri bagi siswa yaitu memberikan kesan lebih menarik dan tidak me mbosankan.
62
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
1. Hasil penelitian Menunjukkan sebelum diberikan metode video di dapatkan semua responden 26 (100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO kurang. 2. Hasil penelitian Menunjukkan setelah diberikan metode video di dapatkan semua responden 26 (100%) dengan pelaksanaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO baik 3. Hasil penelitian Menunjukkan ada pengaruh metode video terhadap pelaksaan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO pada kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan 5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti Diharapakan peneliti selanjutnya dapat lebih mengembangkan penelitian misalnya tentang penerapan lain menggunakan metode video, dengan teknik penelitian yang lebih baik lagi. 5.2.2 Bagi Responden Diharapakan responden tetap mempertahankan teknik mencuci tangan 6 langkah menurut WHO dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 5.2. 3 Bagi Intitusi/Tempat penelitian Dapat menambahkan wawasan pengetahuan bagi pihak sekolah dan dapat disaranlan dan di optimalkan sebagai metode pembelajaran mengenai teknik mencuci tangan 6 langkah yang benar kepada siswa sekolah dasar, sehingga penyampaian materi dapat di sampaikan dan diterima secara optimal oleh anakanak usia sekolah
63
64
5.2.4 Bagi Keperawatan/Profesi Bagi Keperawatan atau Profesi hendaknya dapat menerapkannya pada anak-anak yang lain yang masih belum mendapatkan pengetahuan ini, dengan harapan dapat meningkatkan kesehatan anak sehingga tercipta generasi yang sehat.
64
65
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak . Jakarta : Salemba Medika Ali, Fahmi. 2013. Hanya 18,5 persen Warga Cuci Tangan Pakai Sabun (online).http://www.tempo.co Diakses tanggal 30 oktober 2014 Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. 2012. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika Cheppy, Riyana. 2007. PedomanPengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta :Gava Media Depkes. 2010. Buku Panduan Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, Ketiga. Jakarta. Fajar, Ibnu, dkk. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Gunarsa, S.D., &Gunarsa, Y.S.D 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia Hidayat, A. Aziz. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan dasar Manusia. Jakarta : EGC. Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Sari,
R.R.
2011. Kriteria,
Fungsi,
Manfaat,
Dan
Kegunaan
Mediapembelajaranhttp://www.scribd.com. Diakses tanggal 24 April 2013
Mufarokah, Anissatul. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Teras.
65
66
Notoadmojo, Soekidjo 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka cipta. Notoadmojo, Soekidjo 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Cetakan kedua. Jakarta : Rineka cipta. Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehata Masyaakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehata Masyaakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmojo. Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Proverati, Atikah. 2012. Perilaku Hidup bersih Dan Sehat (PHBS). Yogyakarta : Niha Medika. Riskesdas, 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) propinsi Jawa Timur (online).http://www.sinarharapan.co. Diakses tanggal 16 Oktober 2015. Rita Eka Izzaty, Dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik . Yogyakarta : UNY Press. Saifudin, AB. 2009. Pencegahan Infeksi. Jakarta : EGC. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Harahap, Farida Agus Setiawati& Siti Rohmah Nurhayati. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Tarwoto, Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Medika. Wina Sanjaya , Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Kencana,), Wina, Sanjaya. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana 66
67
Wong D. L., & Huckenberry M.J. 2008. Wong’s Nursing care of infants and children. America Zakiya, Zika. 2012. Cuci Tangan Pakai Sabun Selamatkan Jiwa (online). http://nationalgeographic.co.id. Diakses tanggal 30 Oktober 2014 Askep336, 2016. 6 Langkah Cuci Tangan. http://askep33.com Diakses 6 Februari 2016
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: supriadi
NIM
: 0113034
Bersama ini saya adalah mahasiswa STIKES Dian Husada Mojokerto Program Studi S1 Keperawatan Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Video Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan 6 Langkah Menurut WHO Kelas IV SDN Ganggangtingan Ngimbang Lamongan” yang merupakan tugas akhir sebagai syarat keluluusan di STIKES Dian Husada Mojokerto. Berkaitan dengan hak tersebut diatas saya mohon bantuan adik-adik untuk menjadi responden penelitian ini. Demikian permohonan saya atas perhatian dan kesediaannya saya sampaikan trima kasih.
Hormat saya,
Supriadi NIM 0113034
72
73
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : No. Responden
:
Nama
:
Jenis kelamin
:
Tanggal
:
Setelah membaca dengan seksama, mengerti dan memahami penjelasan dan informasi diberikan, saya bersedia berpartisipasi sebgai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti sampai dengan berkahirnya masa penelitian.. Bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya . Demikian pernyataan kesedian menjadi responden ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak sedang paksaan siapapun dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Lamongan, ............................2017
Guru kelas
Responden
------------------------------------------------
-------------------------------------------------
73
74
LEMBAR OBSERVASI TEKNIK MENCUCI TANGAN Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
No. Responden
:
Tanggal
:
Petunjuk penilaian Skor 1 : Benar Skor 0: Salah/ tidak dilakukan No
Keterangan
1
Menuangkan cairan handrub pada telapak tangan kemudian mengusap dan menggosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
2
Mengusap dan menggosok kedua punggung tangan secara bergantian Menggosok sela-sela jari tangan hingga bersih Membesihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunc
3 4
5
Menggosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6
Meletakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan Total Skor
74
Pre test
Post test
75
TABULASI DATA
No
No Reponsen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Analisa Teknik mencuci tangan Sebelum di berikan Sesudah di berikan Umur Jenis perlakuan perlakuan ((Tahun) Kelamin Prosentase Prosentase Skor (%) Kriteria Skor (%) Kriteria 2 1 3 50 1 6 100 3 2 1 2 33,3 1 5 83,3 3 1 2 3 50 1 6 100 3 2 2 3 50 1 5 83,3 3 2 2 2 33,3 1 6 100 3 2 2 3 50 1 6 100 3 1 2 3 50 1 6 100 3 1 1 2 33,3 1 6 100 3 2 1 3 50 1 5 83,3 3 1 2 2 33,3 1 6 100 3 1 1 2 33,3 1 6 100 3 2 2 3 50 1 6 100 3 2 2 2 33,3 1 6 100 3 2 1 1 16,7 1 6 100 3 2 1 2 33,3 1 6 100 3 2 1 1 16,7 1 6 100 3 2 1 1 16,7 1 6 100 3 1 1 2 33,3 1 5 83,3 3 1 1 2 33,3 1 6 100 3 2 2 2 33,3 1 6 100 3 1 2 1 16,7 1 6 100 3 2 1 3 50 1 5 83,3 3 2 2 2 33,3 1 5 83,3 3 3 2 2 33,3 1 6 100 3 2 1 2 33,3 1 6 100 3 2 1 3 50 1 6 100 3 KETERANGAN
Data Umum
Kode
Umur
10 tahun 11 tahun 12 tahun
1 2 3
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 2
75
Data Khusus Kriteria Kurang Cukup Baik
Kode 1 2 3
76
LEMBAR PEHITUNGAN STATISTIK
Klasifikasi Umur Responden Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
10 tahun
8
30.8
30.8
30.8
11 tahun
17
65.4
65.4
96.2
12 tahun
1
3.8
3.8
100.0
Total
26
100.0
100.0
Klasifikasi Jenis Kelamin Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-Laki
14
53.8
53.8
53.8
Perempuan
12
46.2
46.2
100.0
Total
26
100.0
100.0
Hasil Pre test Cumulative Frequency Valid
Kurang
26
Percent
Valid Percent
100.0
Percent
100.0
100.0
Hasil Post test Cumulative Frequency Valid
Baik
26
Percent
Valid Percent
100.0
100.0
76
Percent 100.0
77
Sign Test Frequencies N Hasil Post test - Hasil Pre test
Negative Differences a
0
Positive Differencesb
26
Tiesc
0
Total
26
a. Hasil Post test < Hasil Pre test b. Hasil Post test > Hasil Pre test c. Hasil Post test = Hasil Pre test
Test Statistics a Hasil Post test Hasil Pre test Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-4.903 .000
a. Sign Test
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82