Hortikultura Hortikultura Lanjut Lanjut – AGH 542 542 (2012) (2012) PENGARUH FREKUENSI DAN VOLUME PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SELADA ( Lactuca sativa L.)1
Growth Response of Lettuce Plant ( Plant ( Lactuca sativa L.) on Variety Interval and Volume of Watering Restu Puji Mumpuni Mahasiswa Mahasiswa Pasca Pasca Sarjana, Sarjana, NRP. NRP. A25211017 A252110171 1 Departemen Departemen Agronomi Agronomi dan dan Hortikultura Hortikultura Fakultas Pertanian, Pertanian, Institut Pertanian Bogor E-mail :
[email protected] [email protected] om
Anas D. Susila Departemen Departemen Agronomi Agronomi dan dan Hortikultura Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Pertanian Bogor E-mail :
[email protected] ABSTRACT This experiment aims to study response of lettuce plant on a variety of interval and volume of watering. The experiment experiment was conducted conducted in March to May 2012 in the Greenhouse at University University Farm, IPB. It was arranged with two treatments treatments and four replications. replications. Implementation Implementation of the experiment based on nested design. Experimental Experimental results results show that, the interval watering every day with 50 % Container Capacity Capacity (CC) gives the best results on plant height and yield of lettuce and correlation between volume and interval of watering watering had effect on number of leaves parameters observed. Experimental Experimental results show that, interval watering effect on number of leaves growth lettuce in 5 week after
planting (WAP) (WAP) and volume volume of watering effect effect on number of leaves in all week of lettuce lettuce growth and also give give effect on high plant in 5 WAP. Every day intervals with high volume of watering affected lettuce collapse and dumping off happen. Keywords : lettuce, volume, watering, interval PENDAHULUAN
Pengel Pengelola olaan an air membut membutuhk uhkan an penang penanganan anan yang yang serius serius berken berkenaan aan dengan dengan memaks memaksima imalka lkan n penggunaan air permukaan. Pengaturan penggunaan air yang efisien sangat diperlukan untuk memaks memaksimal imalkan kan areal areal tanam. tanam. Pengat Pengatura uran n kebutu kebutuhan han air (volum (volumee irigas irigasi) i) ini dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan dengan pengaturan jadwal penyiraman. Pertumbuhan tanaman akan dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan air dalam tanah. Air pada tanaman berfungsi sebagai :1 penyusun utama jaringan tanaman, 2. Pelarut garam, gula dan senyawa senyawa lainnya lainnya sehing sehingga ga laruta larutan n terseb tersebut ut dapat dapat berger bergerak ak dari dari sel ke sel lainn lainnya, ya, 3. Pengat Pengatur ur suhu suhu 4. Mempertahankan turgor tanaman 5. Pereaksi dalam fotosintetik dan dalam hidrolik. Tanaman dapat tumbuh dengan baik dalam kapasitas lapang, tetapi saat kadar air berada pada titik layu permanen pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Tingkat respon tanaman terhadap air dipengaruhi oleh jenis tanaman tanaman dan sistem perakaran perakaran saat terjadi terjadi kekurang kekurangan an air pada periode periode pertumbuh pertumbuhan an (Supriyadi (Supriyadi 2006). 2006). Sulistyono Sulistyono (2007) menyatakan bahwa kebutuhan kebutuhan air tanaman tanaman didefinisika didefinisikan n sebgai sebgai volume volume air yang diperl diperlukan ukan untuk untuk mencuk mencukupi upi kebutu kebutuhan han air tanaman tanaman selain selain yang yang berasal berasal dari dari curah curah hujan. hujan. Air mutlak mutlak dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk pertumbuhan. Besarnya kebutuhan air tanaman untuk setiap pertumbuhan ditentukan oleh tingkat pertumbuhan, pertumbuhan, faktor iklim dan jenis tanaman (Riyanti 2011). 2011). Tanaman selada adalah sayuran daun yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena warna, tekstur dan aromanya yang menyegarkan penampilan makanan, sehingga mampu menamb menambah ah selera selera makan. makan. Selada Selada diken dikenal al sebaga sebagaii sumber sumber miner mineral, al, pro-vi pro-vitam tamin in A, vitami vitamin n C dan serat serat (Nuzulul (Nuzulul 2009). Selada disantap disantap sebagai sebagai lalapan lalapan atau dimakan dimakan segar (mentah). (mentah). Selad S eladaa ini baik dikonsumsi dikonsumsi karena dapat mencegah konstipasi (sembelit), selain itu banyak mengandung mineral dan vitamin (Pracaya 2008). Teknik budidaya yang baik dan benar menjadi dasar untuk mendapatkan selada yang berkualitas baik. Tahapa Tahapan n budida budidaya ya selada selada meliput meliputii penent penentuan uan syarat syarat tumbuh tumbuh,, pembib pembibitan itan,, penyia penyiapan pan media media tanam, tanam, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, penyakit, serta panen dan pasca panen. Perbanyakan selada pada umumnya menggunakan biji. Biji selada berukuran kecil sehingga perlu disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di lahan luas, selain itu persemaian akan memudahkan perawatan saat di lahan. Pemilihan bibit yang tepat menjadi hal yang sangat penting dilakukan dalam menjamin tingkat Laporan Laporan Praktikum Praktikum Mata Mata Kuliah Kuliah Hortikultura Hortikultura Lanjut AGH-542, AGH-542, yang telah telah dipresenta dipresentasikan sikan pada pada Seminar Seminar Akhir Akhir Kelas Kelas pada tanggal tanggal 1 Juni 2012
Hortikultura Hortikultura Lanjut Lanjut – AGH 542 542 (2012) (2012) pertumbuhan tanaman ketika di lapangan. Pemeliharaan bibit dilakukan untuk menyempurnakan proses fisiologis dimana pada saat ini tanaman dapat menyimpan karbohidrat dan memproduksi kutikula, sehingga tana tanama man n dapa dapatt memb memben entuk tuk form formasi asi pera peraka kara ran n dan dan bert bertah ahan an pada pada kond kondisi isi ling lingku kung ngan an yang yang tida tidak k menguntungkan. Menurut Bickell 1992 pemeliharaan bibit selada dilakukan hingga tanaman memiliki 5 - 6 daun sebelum dipindahtanamk dipindahtanamkan an (transplant (transplanting), ing), dengan posisi daun terbawah berada cukup tinggi tinggi di atas tanah. Setiap tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda-beda dan respon yang berbeda pula terhadap pertumbuhan. Untuk itu diperlukan penentuan mengenai interval penyiraman dan volume penyiraman yang optimal untuk bibit selada yang banyak dibudidayakan. dibudidayakan. Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan volume volume dan frekuensi penyiraman yang terbaik untuk pertumbuhan bibit selada.
BAHAN DAN METODE
Praktikum dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2012 di University Farm Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih selada, kascing, pupuk gandasil. Alat yang digunakan dianta diantaran ranya ya tray tray semai semai ukura ukuran n 128, 128, pengga penggaris, ris, gelas gelas ukur, ukur, timban timbangan gan analit analitik ik dan oven. oven. Prakti Praktikum kum dilaksanakan dengan menggunakan rancangan nested (tersarang) dua faktor dengan empat ulangan. Faktor I: volume penyiraman (3 taraf) : V1 = 50 % kapasitas kontainer; V2 = 100 % Kapasitas Kontainer; K ontainer; V3 = 150 % kapasitas kapasitas kontainer. kontainer. Faktor II: Frekuensi Frekuensi penyiraman penyiraman (2 taraf): taraf): V1 = 1 hari (setiap (setiap hari); F2 = 2 hari, dari kedua faktor tersebut maka diperoleh 6 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali, tiap ulangan terdapat 16 tanaman, sehingga terdapat 64 tanaman tiap kombinasi perlakuan, total tanaman seluruh perlakuan adalah 384 tanaman.. Pelaksa Pelaksanaa naan n percob percobaan aan dimula dimulaii dengan dengan menent menentuka ukan n kapasi kapasitas tas kontain kontainer er tiap lubang lubang tray tray yaitu yaitu dengan dengan mengetahu mengetahuii bobot kering media kascing kascing dengan dengan dioven dioven dan didapatkan 100% kapasitas kapasitas kontainer kontainer untuk tiap lubang tray adalah 15.625 ml air, s ehingga untuk perlakuan 50 % kapasitas kontainer akan disiram 500 ml dalam 1 perlakuan (64 tanaman), 100 % kapasitas kontainer disiram 1 000 ml dalam 1 perlakuan dan 150 % kapasitas kontainer disiram 1 500 ml dalam 1 perlakuan. Penyiraman disesuaikan dengan perlakuan frekue frekuensi nsi yaitu yaitu setiap setiap hari hari dan 2 hari hari sekali sekali.. Teknik Teknik penyir penyirama aman n dengan dengan overhe overhead. ad. Tanama Tanaman n dipupu dipupuk k gandasil setiap 4 hari sekali. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah total, bobot basah tajuk, bobot basah akar, volume volume akar, panjang akar, bobot kering tajuk dan akar. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis sidik ragam. Jika berbeda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji DMRT uji DMRT pada pada taraf 5% serta uji korelasi antar peubah. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rekapitulasi Rekapitulasi Sidik Ragam Hasil Hasil pengam pengamata atan n menunj menunjukk ukkan an bahwa bahwa pember pemberian ian perlak perlakuan uan volume volume dan Frekue Frekuensi nsi Penyir Penyiraman aman mempengaru mempengaruhi hi pertumbuha pertumbuhan n tanaman tanaman selada terutama jumlah daun. Hal ini dapat dilihat pada rekapitulasi rekapitulasi peubah pengamatan. Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa frekuensi penyiraman yang berbeda, berpengaruh secara secara nyata nyata terhad terhadap ap tinggi tinggi tanama tanaman n dan jumlah daun pada pada 5 minggu minggu setela setelah h tanam tanam (MST), (MST), Volume Volume penyiraman yang berbeda juga mempengaruhi secara nyata pertumbuhan daun terlihat pada 1 MST dan 3 MST. Interaksi antara volume dan frekuensi penyiraman terlihat berpengaruh secata nyata hingga sangat nyata pada lima minggu pertumbuhan bibit selada.
Tabel 1. Rekapitulas Rekapitulasii analisis sidik ragam perlakua perlakuan n media tanam pada berbagai berbagai peubah tanaman tanaman selada Perlakuan MST
jumlah daun (helai) 2 3 4
1
Frekuensi (F)
tn
tn
tn
Volume(V) Interaksi (V*F)
* **
tn *
** **
tinggi tanaman (cm) 2 3 4
5
1
tn
**
tn
tn
tn
tn
*
tn **
tn **
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
tn tn
Keterangan Keterangan : tn : tidak berbeda berbeda nyata ; *
5
: Berbeda Berbeda nyata nyata ; MST MST : minggu minggu setelah tanam
Tinggi Tanaman Laporan Laporan Praktikum Praktikum Mata Mata Kuliah Kuliah Hortikultura Hortikultura Lanjut AGH-542, AGH-542, yang telah telah dipresenta dipresentasikan sikan pada pada Seminar Seminar Akhir Akhir Kelas Kelas pada tanggal tanggal 1 Juni 2012
Hortikultura Hortikultura Lanjut Lanjut – AGH 542 542 (2012) (2012) Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Frekuensi penyiraman berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada saat 5 MST dapat dilihat pada Tabel 2. dan perlakuan perlakuan volume penyiraman penyiraman air tidak berpengaruh berpengaruh terhad terhadap ap tinggi tinggi tanama tanaman n terlih terlihat at pada pada Gambar Gambar 1. Tinggi Tinggi tanama tanaman n tertin tertinggi ggi terlih terlihat at pada pada 5 MST pada pada perlakuan frekuensi penyiraman setiap hari. Jumlah Daun Daun Volume Volume penyir penyirama aman n berpen berpengar garuh uh sangat sangat nyata nyata pada pada 1 MST dan Frekue Frekuensi nsi penyir penyirama aman n terlih terlihat at berpengaruh nyata pada 5 MST. Volume terbaik untuk penyiraman terlihat pada volume penyiraman 50 % kapasitas kontainer terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh frekuensi dan volume penyirapan terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun
Perlakuan
Frekuensi F1(1 hari) F2(2 Hari)
Jumlah Daun
Tinggi Tanaman
1 MST
2 3 4 MST MST MST
5 MST
1 MST
2 MST
3 4 MST MST
5 MST
2.5 2.44
3.08 3.13
4.06 4.44
3.46 3.38
3,23a 1,15b
1.5 1.67
1.73 1,87a
2.41 2.5
2.6 2.33
2,38a 0,87b
respon Volume V1(50% CC) V2(100% CC)
tn
tn
tn
tn
**
tn
tn
tn
tn
*
2,50a 1,57b
2.97 3.16
3.72 4.13
3.06 3.19
2 1.94
1.58 1.57
1.75 1.75
2.38 2.32
2.31 2.39
1.93 1.73
V3(150% CC)
1,60b
3.19
4.91
4
1.63
1.6
1.9
2.67
2.7
1.22
Respon
**
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
Interaksi (V*F)
**
*
**
**
**
tn
tn
tn
tn
tn
Keterangan Keterangan : Angka-ang Angka-angka ka pada pada kolom kolom yang sama diikuti oleh huruf huruf yang yang berbed berbeda a menunjukka menunjukkan n nilai berbeda berbeda nyata nyata pada pada uji DMRT taraf 5 %; MST: Minggu Setelah Tanam; tn : tidak berbeda nyata ; * : Berbeda nyata ; ** : sangat berbeda nyata
Interaksi antara frekuensi frekuensi penyiraman penyiraman dan volume penyiraman penyiraman Interaksi antara frekuensi penyiraman dengan volume penyiraman ternyata terlihat pada jumlah daun tanaman selada terlihat dari Tabel 2. Hampir di seluruh minggu menunjukkan berbeda nyata dan sangat nyata. Hasil uji lanjut dari interaksi kedua perlakuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Dari tabel interaksi tersebut kita memperoleh kesimpulan bahwa pada frekuensi penyiraman setiap hari volume terbaik adalah 50 % kapasitas kontainer ditunjukkan dengan jumlah daun terbanyak pada 1, 4 dan 5 MST. Bibit selada dapat dipindahtanam setelah 5 minggu sebaiknya menggunakan frekuensi dan volume penyiraman ini ( setiap hari/ 50 % KK). Sedang pada frekuensi penyiraman setiap 2 hari volume penyiraman terbaik adalah 150 % kapasitas kontainer ditunjukkan oleh jumlah daun terbanyak pada 1, 2, dan 3 MST. Jadi bibit selada pada frekuensi dan volume penyiraman 2 hari/ 150 KK sebaiknya dipindahtanam pada umur bibit 3 minggu karena setelah 3 minggu jumlah daun bibit selada mengalami penurunan drastis kemungkinan disebabkan karena pembusukan akibat volume penyiraman yang tinggi. Jumlah air yang digunakan dalam penyiraman terkait dengan kemampuan media dalam menyimpan air sehingga tersedia bagi tanaman. Frekuensi Frekuensi penyiraman penyiraman akan mempengaru mempengaruhi hi kapasitas kapasitas lapang lapang dari tanah serta mempengaruhi mempengaruhi sifat fisika-kima tanah maupun pertumbuhan tanaman. Tanah merupakan perantara penyedia unsur hara, dimana unsur hara tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan air sebagai pelarut unsur hara (Hardjowigeno 1995).
Tabel 3. Hasil uji lanjut interaksi antara volume dan frekuensi penyiraman terhadap jumlah daun Frekuensi Volume Jumlah Daun
Laporan Laporan Praktikum Praktikum Mata Mata Kuliah Kuliah Hortikultura Hortikultura Lanjut AGH-542, AGH-542, yang telah telah dipresenta dipresentasikan sikan pada pada Seminar Seminar Akhir Akhir Kelas Kelas pada tanggal tanggal 1 Juni 2012
Hortikultura Hortikultura Lanjut Lanjut – AGH 542 542 (2012) (2012)
1 Hari
50% 100% 150%
2 Hari
50% 100% 150% Interaksi (V*F)
1 MST
2 MST
3 MST
4 MST
5 MST
2,75a
2,93b
3,68b
3,75a
6,00a
2,31b
3,31ab
4,68ab
4,25a
2,68b
2,40ab 2,25b
3,00b 3,00b
3,81b 3,75b
2,37b 2,37b
1,00b 0,00b
2,31b
3,00b
3,56b
2,12b
1,18b
2,75a
3,37a
6,00a
3,62ab
2,25b
**
*
**
**
**
Keterangan Keterangan : Angka-ang Angka-angka ka pada pada kolom kolom yang sama diikuti oleh huruf huruf yang yang berbed berbeda a menunjukka menunjukkan n nilai berbeda berbeda nyata nyata pada pada uji DMRT taraf 5 %; MST: Minggu Setelah Tanam; tn : tidak berbeda nyata ; * : Berbeda nyata ; ** : sangat berbeda nyata
Gambar1. Kondii tanaman saat panen terlihat tinggi tanaman tidak terlalu berbeda
Gambar 2 Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun.
Tanaman selada di pembibitan kami mengalami kelayuan akibat rebah setelah penyiraman dalam volume tinggi dan frekuensi sering terlihat dari gambar 2 terjadi penurunan tinggi dan jumlah daun setelah minggu ketiga. Kelayuan dan rebah juga diakibatkan karena sistem penyiraman secara overhead sehingga tanaman yang rebah kemudian tergenang air akhirnya busuk. Tanaman selada tidak tahan bila terlalu banyak air, kelembaban terlalu tinggi, dan tergenang air karena akan membuat tanaman mudah terserang hama dan penyakit. Penyebab kerebahan yang lain adalah kurangnya cahaya matahari yang menyebabkan tanaman etiolasi etiolasi sehingga sehingga rentan rentan penyakit. penyakit. Selada memerlukan memerlukan sinar matahari matahari yang cukup (tidak banyak banyak awan) dan tempat yang terbuka. terbuka. Faktor lingkungan lingkungan yang berperan berperan dalam pertumbuhan pertumbuhan selada adalah cahaya, dimana
Laporan Laporan Praktikum Praktikum Mata Mata Kuliah Kuliah Hortikultura Hortikultura Lanjut AGH-542, AGH-542, yang telah telah dipresenta dipresentasikan sikan pada pada Seminar Seminar Akhir Akhir Kelas Kelas pada tanggal tanggal 1 Juni 2012
Hortikultura Hortikultura Lanjut Lanjut – AGH 542 542 (2012) (2012) cahaya cahaya berpen berpengar garuh uh pada pada ratio ratio panjan panjang g dan lebar lebar daun daun semaki semakin n kecil kecil (Janic (Janick k 1986) 1986).. Gambar Gambar proses proses terjadinya rebah dan kelayuan dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar3. Tanaman selada mengalai rebah dan kelayuan
Tana Tanama man n yang yang tumb tumbuh uh pada pada media media deng dengan an poro porosit sitas as tingg tinggii memi memilik likii kesem kesempat patan an untu untuk k mendapatkan udara untuk respirasi akar dan ruang pori untuk masuknya hara mineral lewat larutan bersama air. Hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan akar dan selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan tajuk (Leiwakabessy 1988). Umur bibit selada untuk dipindahtanamkan dalam adalah 5 minggu setelah tanam setelah tanaman memiliki 5-6 daun (Aziz 2006). Kondisi tanaman pada saat panen yaitu 5 MST dapat dilihat pada Gambar 4. Terlihat banyak terjadi kematian bibit pada p ada saat panen sehingga untuk melakukan pengujian untuk peubah lain kami tidak memiliki ulangan untuk diolah secara statistik.
Gambar 4. Kondisi tanaman dengan volume dan f rekuensi penyiraman yang berbeda pada 5 MST
Laporan Laporan Praktikum Praktikum Mata Mata Kuliah Kuliah Hortikultura Hortikultura Lanjut AGH-542, AGH-542, yang telah telah dipresenta dipresentasikan sikan pada pada Seminar Seminar Akhir Akhir Kelas Kelas pada tanggal tanggal 1 Juni 2012
Hortikultura Hortikultura Lanjut Lanjut – AGH 542 542 (2012) (2012)
Panjang akar, Volume Volume akar akar dan Rasio tajuk tajuk Akar Pengaruh Volume penyiraman dan Frekuensi penyiraman dapat dilihat pada gambar 4. Terlihat bahwa volume penyiraman 50 % KK dan disiram setiap hari memperlihatkan rasio tajuk akar tertinggi, rata-rata volume akar tertinggi dan rata-rata panjang akar tertinggi. Walaupun untuk panjang akar terlihat tidak terlalu berbeda dengan perlakuan lain. Tingkat produksi tanaman selada yang tinggi ( tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan volume akar) dipengaruhi frekuensi dan volume penyiraman. Akar tumbuh kemanapun mereka dapat tumbuh. Hambatan mekanis, suhu, aerasi, serta ketersediaan air dan garam mineral, semuanya merupakan faktor penting. Di daerah yang lembab dan subur, akar menyebar luas sampai hara dihabiskannya, lalu terus tumbuh ke daerah baru dengan membentuk lebih banyak akar cabang atau akar pencari makanan, bila air tersedia jauh di dalam tanah, biasanya akar juga akan tumbuh merasuk ke dalam tanah (Salisbury dan Ross 1992) Penerobosan sejumlah besar volume tanah penting bila akar ingin tumbuh mendekati air dan ion. Pada keadaan lembab (hampir kapasitas lapang), difusi menuju akar tentu cepat, tapi pada keadaan kering sampai potensial air mendekati 1.5 Mpa (lazimnya titik layu layu permanen), difusi air terlarut bisa menurun 1 000 kali. Jadi tumbuhan akan kesulitan mendapatkan air dan mineral karena dua alasan: terbatasnya kemampuan akar untuk menerobos tanah dan terbatasnya difusi air dan ion menuju akar (Salisbury dan Ross 1992).
Gambar 5. Rasio tajuk akar, rata-rata volume akar dan rata-rata panjang akar pada perlakuan volume dan frekuensi penyiraman
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Volume Volume dan frekue frekuensi nsi penyir penyirama aman n terbaik terbaik untuk untuk bibit bibit selada selada adalah adalah 50 % kapasi kapasitas tas kontainer setiap hari dilihat dari jumlah daun, tinggi tanaman, volume akar dan panjang akar bibit selada Penyiraman dengan volume tinggi setiap hari menyebabkan bibit selada rebah dan terjadi pembusukan ◦
◦
Saran Tanaman Tanaman selada selada rentan rentan rebah rebah ketika ketika di pembib pembibita itan, n, karena karena itu penyir penyirama aman n tanaman tanaman ini sebaik sebaiknya nya dengan volume rendah (50 % kapasitas kontainer) tetapi setiap hari. Tanaman ini juga memerlukan cahaya yang cukup ketika di pembibitan DAFTAR PUSTAKA
Laporan Laporan Praktikum Praktikum Mata Mata Kuliah Kuliah Hortikultura Hortikultura Lanjut AGH-542, AGH-542, yang telah telah dipresenta dipresentasikan sikan pada pada Seminar Seminar Akhir Akhir Kelas Kelas pada tanggal tanggal 1 Juni 2012
Hortikultura Hortikultura Lanjut Lanjut – AGH 542 542 (2012) (2012) Aziz, SA. 2006.Pengaruh Umur Bibit dalam Konsentrasi Hara Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativa. L) pada Teknologi Hidroponik Sistem Terapung. Skripsi. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Brickell, C. 1992. The Royal Horticultural Society: Encyclopedia of Gardening. Dorling Kindersley. London, Great Britain. P:311-329 Hardjowigeno. S.. 1995. Ilmu 1995. Ilmu Tanah Tanah.. PT.Akademika Presindo. Jakarta. Leiwakabessy, F.M. 1988. Kesuburan Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 249 hal. Nuzulul, R. 2009. Respon Tiga Kultivar Selada ( Lactuca ( Lactuca sativa, sativa, L.) pada Tingkat Kerapatan Tanaman yang Berbeda. [skripsi]. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya: Malang. Riyanti, H. 2011. Pengaruh Volume Irigasi pada berbagai Fase Tumbuh pada Pertumbuhan Melon (Cucumis melo. L) dengan dengan sistem Hidroponik. Hidroponik. Skripsi. Skripsi. Departemen Departemen Agronomi dan Hortikultur Hortikultura. a. Fakultas Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Salisbu Salisbury, ry, F.B. F.B. and C.W. C.W. Ross. Ross. 1992. 1992. Plant Plant Physiol Physiolog ogy. y. 4 th Ed. Wadswor Wadsworth th Publish Publishing ing Compan Company y Bellmount, California. 681 p. Sulistyono,E 2007. Pengelolaan Air untuk Tanman. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 55 Hal Supriyadi. 2006. Analisis penggunaan air pada derah irigasi rentang wilayah daerah cirebon. Agrijati. Vol 3 no 1 :65-70
Laporan Laporan Praktikum Praktikum Mata Mata Kuliah Kuliah Hortikultura Hortikultura Lanjut AGH-542, AGH-542, yang telah telah dipresenta dipresentasikan sikan pada pada Seminar Seminar Akhir Akhir Kelas Kelas pada tanggal tanggal 1 Juni 2012