1
PERTEMUAN 1
RMK AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Oleh :
I Made Artha Budi Susila (1515351088)
Erlangga Suryarahman (1515351164)
Ade Pratiwi Indasari (1515351165)
I Gst. A. Pt. Bunga V. (1515351175)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN
A. Teori Akuntansi Keperilakuan
a. Akuntansi Konvensional
Menurut Siegel dan Marconi (1989), akuntansi merupakan :
"... suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi."
Sedangkan Accounting Principles Board (APB) system statement No.4 mendefenisikan sbb:
"Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan,mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudakan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi,sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa alternatif."
Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas, perspektif yang lebih luas ditawarkan oleh american Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian,pengukuran dan pengomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi olh pemakai informasi dan yang terkini. Akuntansi didefenisikan dengan acuan pada konsep informasi kuantitatif yaitu "akuntansi adalah aktivitas jasa" fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, yaitu dalam menentukan pilihan di antara alternatif-alternatif yang ada, baik dalam konteks program kerja maupun dalam tindakan.
Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki garis dan staf personil, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan, penginvestasikan, dan pengambilan keputusan operasional. Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis keuangan, dan para agen pemerintah. Dengan demikan, informai keuangan melaui laporan keuangan sebagai hasil dari sitem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah :
Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat menunjukan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
Menyediakan informasi keuanagan yang dapat menunjukan sumber-sumber pendanaan perusahaan.
Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.
b. Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi
Akuntansi menjadi yang terdepan dan berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan sistem sosial kita. Seperti dalam pembahasan sebelum nya tujuan utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses sebagai pengambilan keputusan,sedangkan sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan bentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki sasaran, input output, dan lingkungan untuk mencapai target geser yang telah ditetapkan.
c. Akuntansi adalah Sistem
Manajemen, pengguna dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan sistem. Umumnya kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem meliputi para pemakai, analis, dan wakil manajemen untuk mengidentifikasikan kebutuhan pemakai sistem, mengembangkan spesifikasi teknis dan mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan karyawan perlu di lakukan secara terus menerus setelah sistem tersebut diimplementasikan. Filosofi dari perancangan sistem berorientasi pada pemakai membantu untuk membentuk perilaku dan pendekatan yang baik dalam pengembangan sistem dalam konteks organisasional.
Disamping itu, dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi, jackson (1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu:
Pengembangan sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan
Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem
Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada teknis nya
Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang di peroleh
Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.
Keterlibatan Manajemen Puncak Dalam Pengembangan Sistem
Perencanaan Strategis
Perencanaan Sistem
Implementasi
a. Kandungan proses perencanaan strategis
a. Integrasi Sistem
a. Pengendalian rencana implementasi
b. Kegunaan rencana
b. Tingkat rincian rencana proyek
b. Keterbatasan sumber daya
c. Keterpaduan dalam rencana
c. Integrasi hardware
c. Pencapaian tujuan perencanaan
d. Pengkoordinasian tindakan perencanaan
d. Perencanaan proyek
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah bagian integral dari kesuksesan suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai ini harusnya ada pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan pascaimplementasi. Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, ives dan olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, yaitu:
Tidak ada keterlibatan (no-involvement).
Keterlibatan simbolis (symbolic involvemen).
Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice).
Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control).
Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing).
Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by stong control).
d. Akuntansi adalah Informasi
Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi, suatu fenomena menjadi menarik dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai informasi berarti akan menguasai dunia dan siapa yang menguasai informasi akan memenangkan persaingan. Penguasaan informasi menjadi sangat dominan, bahkan informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya, oleh karena itu perusahaaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan oleh Bodnar dan Hopwood (1995) yang terdiri atas:
Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem.
Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem.
Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi.
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang dapat menyediakan atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan seperti itu sebab akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi disuatu organisasi bisnis kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan fenomena, gejala dan peristiwa ekonomi tersebut
B. Perkembangan Akuntansi Keperilakuan
a. Ilmu Keperilakuan
Ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatife baru. Konsep tersebut begitu luas sehingga lingkup dan isinya lebih baik digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan mencakup bidang riset apapun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan ilmu keperilakuan adalah memahami, menjelaskan, dan memprediksikan perilaku manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara impersonal oleh ilmuwan lainnnya yang tertarik.
b. Perspektif Berdasarkan perilaku manusia : Psikologi, Sosiologi dan Psikologi Sosial
Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan psikologi sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak.
Seseorang dapat disebut sebagai sosiolog adalah orang yang mempelajari manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog memperhatikan studi dan upaya memahami perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku organisasional teoritikus pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi konseling dan psikologi industri dan organisasi.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok. Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi, cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses pengambilan keputusan kelompok.
Kontribusi Berbagai Disiplin Ilmu
Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan kontribusi dari sejumlah disiplin ilmu keperilakuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial.
Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, mejelaskan dan terkadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog
Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat .Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
Psikologi Sosial
Dunia psikologi merupakan dunia yang berkaitan dengan persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan sejenisnya yang berkaitan dengan individu. Sementara, sosiologi secara umum cenderung berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan .Kajian utama psikologi adalah persoalan kepribadian, mental, perilaku, dan dimensi – dimensi lain yang ada dalam diri manusia sebagai individu.
Antropologi
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik yang meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaan
Ilmu Politik
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosialyang membahas teori dan praktik serta deksripsi dan analisis terhadap system politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori dan riset. Ilmuwan politik mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pengambilan keputusan, peran dan system pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, serta perilaku politik dan kebijakan publik.
c. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan adalah subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan aspek-aspek keperilakuan manusia terkait dengan proses pengambilan keputusan ekonomi.
Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu pengendalian manajemen (management control), pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing), desain sistem informasi (information system design), riset audit (audit research), dan sosiologi organisasional (organizational sociology).
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntasi manajemen, khususnya budgeting. Namun, cakupannya terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan , system informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan telah berkembang sedemikian rupa sehingga tinjauan literatur telah menjadi terspesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada atribut keperilakuan yang spesifik seperti porses kognitif, atau riset keperilakuan pada satu topik khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis (analytical review).
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan akuntansi secara stimulant dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial yang lain secara menyeluruh. Pada gilirannya akuntansi keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi yang memungkinkan para direktur (Chief Executive Officer-CEO), direktur keuangan (Chief Financisl Officer-CFO) dan penyusun rencana strategis lainnya untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut :
Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan
Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta prndapat yang relevan terhadap perencanaan strategis
Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
Peran Riset Terhadap Akuntansi Keperilakuan
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan
d. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi
Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan.kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk menyadari bahwa tujuan akhir jasa akuntansi organisasi bukan sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi tetapi juga bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di dalam perusahaan, naik sebagai pemakai maupun pelaksana, dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkannya.
Akuntansi adalah tentang manusia
Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan factor social secara jelas didesain dalam aspek-aspek oprasional utama dari seluruh system akuntansi. Dari pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah memperoleh pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak di inginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.
Akuntansi adalah tindakan
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Kesadaran dapat terwujud manakala mematuhi ketetapan dalam anggaran. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab anggota organisasi dlaam memenuhi keinginan untuk mencapai tujuan dan sasaran informasi.
e. Dimensi Akuntansi Keprilakuan
Para akuntan dan manajer professional menyadari kebutuhan akan tambahan informasi ekonomi yang dihasilkan system akuntansi. Oleh karena itu informasi ditambah tidak hanya melaporkan data-data keuangan tetapi data-data non keuangan yang terkait dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga para akuntan wajar memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh system.
Lingkup akuntansi keperilakuan
Akuntansi keprilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keprilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi, menceminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi. Ruang lingkup akuntansi keprilakuan sangat luas yang meliputi antara lain :
Aplikasi dari konsep ilmu keprilakuan terhadap disain kontruksi system akuntansi.
Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
Dengan cara mana informasi diproses untuk membantu pengambilan keputusan.
Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku-perilaku para pemakai data.
Pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi perilaku,cita-cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi pemakaian data.
Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar :
Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, kontruksi, dan penggunaan system akuntansi.
Pengaruh sistem akunatnsi terhadap perilaku manusia.
Metode untuk memprediksi dan strategi unuk mengubah perilaku manusia.
Aplikasi dari Akuntansi Keperilakuan
Sangatlah banyak keuntungan ekonomi dan keuntungan manusia yang didapat dari pengenalan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Riset menunjukkan bahwa jika seorang Manager yang sadar terhadap aspek keperilakuan dari akuntansi akan memanggil orang-orang yang terlibat guna menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka memandang inovasi tersebut, apakah menguntungkan atau sebaliknya, dan apakah mereka takut dengan inovasi itu.
Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab dari sikap dan perilaku yang sepertinya akan diulang di masa mendatang. Jika yang terulang adalah perilaku yang tidak diinginkan maka dapat disimpulkan terdapat proses penyusunan anggaran yang tidak efesien. Oleh karena itu akuntan keperilakuan akan mendukung strategi untuk mengubah keadaan perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi organisasi yang diinginkan.
Untuk itu dapat disimpulkan tujuan dari akuntan keperilakuan adalah mengukur dan mengevaluasi faktor-faktor keperilakuan yang relevan dan mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal dan eksternal.
f. Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional
Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi dapat menjadi lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang relevan. Akuntan mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang dikenal dengan pengungkapan penuh (full disclosure).
Bentuk lanjut dari gambaran ekonomi suatu perusahaan secara logis memerlukan aplikasi dari prinsip pengungkapan penuh. Untuk itu diperlukan suatu masukan informasi keperilakuan guna melengkapi data keuangan dan data lain yang dilaporkan. Sejak meningkatnya pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dan sosial dari akuntansi belakangan ini, terdapat suau kecenderungan untuk memandang bagian akuntansi yang lebih substansial secara lebih luas. Menurut pandangan para akuntan perusahaan dan masyarakat akademis mulai mengambangkan perspektif mereka sendiri dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.
C. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
a. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif.
Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.
b. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi
Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:
Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal lainnya.
Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.
Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.
Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya
Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.
c. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan
Pada masa lalu para akuntan semata-mata focus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan. Meraka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu factor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan.. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.
d. Persamaan dan Perbedaan Ilmu kerilakuan dan Akuntansi Keperilakuan
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
Ilmu keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social, akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Akuntansi keprilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keprilakuan untuk menunjukkan dan memperediksi perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et all. 1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi :
Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain orgaisasi.
Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempegaruhi perilaku.
Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori akuntansi keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia di organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas sekali, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi akuntansi bahkan juga akuntansi keuangan.
e. Pengaruh Organisasi Terhadap Perilaku
Manusia bekerja dengan dibatasi oleh organisasi. Perilakunya dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ukuran organisasional dan struktur. Orang dalam organisasi saling bertukar jaringan informasi dalam kantor atau di luar kantor. Informasi tersebut mungkin saja akurat, disimpangkan atau palsu. Berdasarkan informasi yang diterima dan kemudian diproses oleh seseorang, keputusan-keputusan diambil dan sikap dibentuk. Keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang sudah disimpangkan atau informasi palsu dapat mengarah pada terbentuknya sikap pekerjaan dan sikap organisasi serta kepemimpinan yang tidak kondusif bagi efisiensi operasional.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
Suartana, 1 Wayan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, ANDI, Yogyakarta.