55PENGANGGURAN, 55PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Diajukan sebagai tugas kelompok Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
Oleh HAMBALI IDAH WAHIDAH KARINA PUJI FAUZIAH MEGA PUSPITA SARI M. FAUZI HIDAYAT NOVITA AGISTIA SORAYA
( ADMINISTRASI NEGARA-B Semester II )
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2010/1431
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami telah berhasil menyelesaikan makalah ini, yang merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi di jurusan Administrasi Negara. Kami Kami menyad menyadari ari bahwa bahwa dalam dalam menyel menyelesa esaika ikan n makala makalah h yang yang berjud berjudul ul “Pengangguran, Inflasi dan Kebijakan Pemerintah” ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan kekurangan.. Sehubungan Sehubungan dengan hal tersebut, tersebut, maka kami mengharapka mengharapkan n kritik kritik dan saran saran yang yang bersif bersifat at memban membangun gun dari dari pembac pembacaa guna guna kesemp kesempurn urnaan aan makalah ini. Atas selesainya penyusunan tugas ini, kami sampaikan rasa terima kasih yang setulus- tulusnya kepada semua pihak, yang telah memberikan bantuan atau dorongan, baik moril maupun materil. Rasa terima kasih ini terutama untuk Ibu Yulia Fithriany Rahmah sebagai dosen pembimbing dan kami sampaikan pula rasa terima kasih kepada rekan- rekan administrasi Negara B. Semoga Semoga semua semua amal amal yang yang telah telah diberi diberikan kan kepada kepada kami kami mendap mendapatk atkan an imbalan imbalan yang yang setimp setimpal al dari dari Allah Allah SWT. SWT. Akhir Akhir kata kata kami kami berhar berharap, ap, semoga semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak- pihak yang membutuhkannya. Wassalamualaikum Wr.Wb Bandung, April 2010
Penulis
3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i DAFTAR ISI……………………………………………………………………....ii BAB I PENDAHULUAN……………………………...……………… PENDAHULUAN……………………………...……………………….....1 ……….....1 BAB II PEMBAHASAN 1. PENGANGGU PENGANGGURAN RAN A. Pengertian Pengangguran………………………………...……2 B. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran………...…………2 Pengangguran………...…………2 C. Jenis-Jenis Pengangguran………………………………..……2 D. Beberapa Hal Yang Yang Menyebabkan Pengangguran……..……..4 2. INFL INFLAS ASII A. Pengertian Inflasi……………………………………..……….4 B. Tiga Aspek Penting dalam Definisi Inflasi………………..…..5 C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Inflasi……...….5 D. Indeks Harga Konsumen Konsumen dan Macam Inflasi…...……………..5 E. Kurva Phillips……………..…………………………………...8 F. Kebijakan Penanggulangan Penanggulangan Inflasi…………………..……….10 3. KEBIJAKAN KEBIJAKAN PEMERINTA PEMERINTAH H A. Hubungan Kebijakan Fiskal dengan Kebijakan Moneter.…...11 B. Kebijakan Fiskal………….………………………………….12 C. Kebijakan Moneter………….…………………….………….12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……………………..……………………………………14 B. Saran……………………………………………..…………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….iii
4
BAB I PENDAHULUAN Dalam Dalam indika indikator tor ekonom ekonomii makro makro ada tiga tiga hal terutama terutama yang yang menjad menjadii pokok pokok permas permasala alahan han ekonom ekonomii makro. makro. Pertama Pertama adalah adalah masalah masalah pertum pertumbuh buhan an ekonomi.
Pertumbuhan
ekonomi
dapat
dikategorikan
baik
jika
angka
pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah adalah indika indikator tor perger pergeraka akan n harga-h harga-harg argaa barang barang dan jasa jasa secara secara umum, umum, yang yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti berarti semaki semakin n besar besar adanya adanya kecend kecenderu erunga ngan n ke arah stabil stabilita itass harga. harga. Namun Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil. Masalah Masalah ketiga ketiga adalah pengangguran. pengangguran. Memang Memang masalah masalah penganggu pengangguran ran telah telah menjad menjadii momok momok yang yang begitu begitu menaku menakutka tkan n khusus khususnya nya di negaranegara-neg negara ara berkem berkemban bang g seperti seperti di Indone Indonesia sia.. Negara Negara berkem berkemban bang g sering seringkal kalii dihada dihadapka pkan n dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya Sempitnya lapangan lapangan pekerjaan pekerjaan dikarenakan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah masalah penganggu pengangguran ran di negara-negar negara-negaraa maju jauh lebih mudah terselesaikan terselesaikan daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.
5
Melalui makalah inilah kamimencoba untuk mengangkat masalah pengangguran dengan segala dampaknya di Indonesia yang menurut pengamatan kami sudah semakin memprihatinkan terutama ketika negara kita terkena imbas dari krisis ekonomi sejak tahun 1997 .
6
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGANGGURAN A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang yang tidak tidak sedang sedang mencari mencari kerja kerja contoh contohnya nya sepert sepertii ibu rumah rumah tangga tangga,, siswa siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. B. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja. Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran/ Jumlah Angkatan Kerja x 100% Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain: a. Penduduk Penduduk yang relatif banyak banyak b. Pendidikan Pendidikan dan keteramp keterampilan ilan yang yang rendah rendah c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi memenuhi persyaratan yang diminta diminta dunia dunia kerja d. Teknologi Teknologi yang semakin semakin modern modern e. Pengusaha yang selalu mengejar mengejar keuntungan keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan. f. Penerapan Penerapan rasionalis rasionalisasi asi g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim h. Ketidakstabilan perekonomian, perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
7
C. Jenis- Jenis Pengangguran
a. Menurut faktor penyebabnya, terbagi atas : 1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment Penganggu Pengangguran ran friksional friksional adalah penganggu pengangguran ran yang sifatnya sifatnya sementara sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. 3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian. 4. Pengangguran Siklikal Pengan Penganggu gguran ran siklik siklikal al adalah adalah pengan penganggu gguran ran yang yang mengan menganggu ggurr akibat akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja. b. Menurut jam kerja, terbagi atas :
8
1. Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang benar-benar terlihat menganggurnya, tidak ada pekerjaan sama sekali. 2. Setengah pengangguran, terdiri atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari mencari pekerj pekerjaan aan lain lain yang yang lebih lebih baik. baik. Sedang Sedangkan kan pengan penganggu gguran ran duka duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja. c. Menurut ciri-cirinya, terdiri atas : 1. Pengangguran terbuka 2. Pengangguran tersembunyi 3. Pengangguran musiman 4. Setengah menganggur D. Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
i.
Penduduk Penduduk yang relatif banyak banyak
j.
Pendidikan Pendidikan dan keterampilan keterampilan yang rendah rendah
k. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi memenuhi persyaratan yang diminta diminta dunia dunia kerja l.
Teknologi Teknologi yang semakin semakin modern modern
m. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan. n. Penerapan Penerapan rasionalis rasionalisasi asi o. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim p. Ketidakstabilan perekonomian, perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
9
2. INFLASI
A. Pengertian
Inflas Inflasii adalah adalah suatu suatu keadaa keadaan n di mana mana terdap terdapat at kenaik kenaikan an harga harga umum umum secara secara terus-m terus-mene enerus rus.. Jadi Jadi bukan bukan harga harga satu satu atau dua macan macan barang barang saja, saja, melainkan kenaikan harga dari sebagian besar barang dan jasa, dan pula bukan hanya satu atau dua kali kenaikan harga, melainkan kenaikan haraga secara terusmenerus.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya kenaikan harga atau laju kecepatan inflasi itu seringkali digunakan indeks harga. Selain iti, untuk meneliti laju inflasi biasanya biasanya macam barang dikelompo dikelompokkan kkan menjadi menjadi kelompok kelompok pangan, pangan, sandang, sandang, papan dan lain-lain. Semua kelompok barang tersebut mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan angka indeks harga masing-masing.
Pembedaan inflasi atas parah tidaknya berguna untuk melihat dampak dari inflasi yang bersangkutan. Apabila inflasi itu ringan, biasanya justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian untuk berkembang lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang orang menjad menjadii bergai bergairah rah bekerj bekerjaa atau ada insent insentif if untuk untuk bekerja bekerja,, menabu menabung, ng, maupun mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi hiperinflas hiperinflasi, i, keadaan keadaan perekonom perekonomian ian menjadi menjadi kacau balau. Dan perekonom perekonomian ian menjadi lesu, orang banyak tidak bersemangat, menabung, maupun mengadakan investasi investasi dan produksi. produksi. Tabungan Tabungan akan semakin semakin lenyap, lenyap, dan digantikan digantikan dengan
hoarding , yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang.
10
Sebaga Sebagaii akibat akibat keselu keseluruh ruhan, an, jumlah jumlah barang barang dan jasa jasa menjad menjadii semaki semakin n langka dalam perekonomian, sehingga harga tidak menjadi semakin reda kenaikannya, tetati justru akan menjadi semakin cepat, dan perekonomian menjadi sema semaki kin n para parah h kead keadaan aanny nya. a. Nila Nilaii uang uang mero meroso sott teru terus, s, dank dank arena arena itu itu uang uang semakin tidak berharga sehingga begitu diterima terus dibelanjakan lagi. Keadaan ini akan semakin memperparah perekonomian. B. Tiga aspek penting dalam definisi inflasi, yaitu sebagai berikut :
a. Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti mungkin saja saja tingka tingkatt harga harga yang yang terjad terjadi/ac i/actua tuall pada pada waktu waktu tertent tertentu u turun turun atau naik naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan kecenderungan yang meningkat. b. Peningkatan harga tersebut berlangsung terus-menerus, yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja. c. Mencakup pengertian tingkat harga umum, yang berarti tingkat harga yang meningkat bukan hanya pada satu waktu atau beberapa komoditas saja. C.Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja. c. Kenaikan harga barang impor d. Penambahan penawaran penawaran uang dengan cara mencetak uang baru e. Kekacauan Kekacauan politik politik dan ekonomi seperti seperti yang pernah pernah terjadi di Indonesia Indonesia tahun 1998. akibatnya angka inflasi mencapai 70%.
11
D. Indeks Harga Konsumen dan Macam Inflasi 1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen adalah ukuran rata-rata perubahan harga dari suatu paket komoditas (commodity basket) dalam suatu kurun waktu tertentu atau antarwaktu. Tujuan penghitungan IHK adalah sebagai berikut. a.Meng a.Mengeta etahui hui perkem perkemban bangan gan harga harga barang barang dan jasa jasa yang yang tergant tergantung ung pada pada diagram timbangan IHK. b.Sebagai pedoman untuk menentukan suatu kebijaksanaan yang akan datang, terutama di bidang pembangunan ekonomi. c.Sebagai penghitungan penyesuaian Upah Minimum Kabupaten (UMK) d.Mempermudah pemantauan supply dan demand khususnya barang kebutuhan masyarakat yang ada di pasar. 2. Macam Inflasi
1. Berdasarkan laju pertumbuhan Indeks Harga Konsumsi (IHK) atau menurut berdasarkan parah tidaknya inflasi terbagi atas : 1. Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun) 2. Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun) 3. Inflasi berat (antara 30-100% per tahun)
Pembedaan inflasi atas parah tidaknya berguna untuk melihat dampak dari inflasi yang bersangkutan. Apabila inflasi itu ringan, biasanya justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian untuk berkembang lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
12
orang orang menjad menjadii bergai bergairah rah bekerj bekerjaa atau ada insent insentif if untuk untuk bekerja bekerja,, menabu menabung, ng, maupun mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi hiperinflas hiperinflasi, i, keadaan keadaan perekonom perekonomian ian menjadi menjadi kacau balau. Dan perekonom perekonomian ian menjadi lesu, orang banyak tidak bersemangat, menabung, maupun mengadakan investasi investasi dan produksi. produksi. Tabungan Tabungan akan semakin semakin lenyap, lenyap, dan digantikan digantikan dengan
hoarding , yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang.
Sebaga Sebagaii akibat akibat keselu keseluruh ruhan, an, jumlah jumlah barang barang dan jasa jasa menjad menjadii semaki semakin n langka dalam perekonomian, sehingga harga tidak menjadi semakin reda kenaikannya, tetati justru akan menjadi semakin cepat, dan perekonomian menjadi sema semaki kin n para parah h kead keadaan aanny nya. a. Nila Nilaii uang uang mero meroso sott teru terus, s, dank dank arena arena itu itu uang uang semakin tidak berharga sehingga begitu diterima terus dibelanjakan lagi. Keadaan ini akan semakin memperparah perekonomian.
2. Berdasarkan dari penyebabnya, inflasi terbagi atas :
1. Inflasi permintaan (demand pull inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya tarikan permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga mendorong harga untuk meningkat. Tarikan permintaan ini biasanya disebabkan oleh adanya pembelanjaan defisit atau anggaran belanja pemerintah yang defisit (deficit financing).
Gambar 1.1
13
2. Inflasi penawaran (cost push inflation) adalah inflasi yang ditimbulkan karena desakan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan biaya tenaga kerja atau upah buruh.
14
Gambar 1.2
3. Inflasi spiral (spiral inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga yang didorong oleh kenaikan upah, dan diikuti diikuti oleh kenaikan harga lagi, dan diikuti oleh kenaikan upah lagi.
4. Inflasi Impor atau Imported Inflation Inflasi jenis ini terjadi karena pengaruh inflasi dari luar negeri, yaitu akibat Adanya perdagangan antar Negara.
15
E. Kurva Phillips
Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu bila tingkat pengangguran tinggi, laju inflasi rendah; sedangkan bila tingkat penganggu pengangguran ran rendah, rendah, laju inflasi tinggi. tinggi. Keadaan Keadaan ini pertama kali dikemukakan dikemukakan oleh A.W. Phillips pada tahun 1958 yang mulanya melukiskan hubungan antara tingkat perubahan upah dengan tingkat perubahan kesempatan kerja.
Kurva Phillips ini memiliki tiga ciri yaitu : 1. mempunyai mempunyai lereng lereng yang negatif negatif , sehingga sehingga kurva ini turun dari dari kiri atas ke kanan bawah. 2. Kurva Phillips Phillips mempunyai mempunyai intersep intersep pada sumbu horizontal horizontal pada tingkat pengangguran natural, di mana pada saat itu tingkat inflasi sama degan nol. 3. Kurva ini menunjukkan tanggapan ta nggapan tingkat pengangguran terhadap perubahan tingkat inflasi. Ini ditunjukkan oleh besar kecilnya lereng kurva Phillips tersebut.
Gambar 1.3
16
Kurva Kurva Philli Phillips ps ini tidak tidak selalu selalu tetap tetap letakn letaknya, ya, tetapi tetapi sepert sepertii pendap pendapat at Friedman dan Phelps, bahw kurva Phillips tidak menunjukkan suatu hubungan jangk jangkaa panj panjan ang g yang yang stab stabil il.. Kurv Kurvaa Phil Philli lips ps itu itu akan akan berg berges eser er ke luar luar bila bila pengambil keputusan mencoba mempertahankan tingkat pengangguran di bawah tingkat pengangguran natural, dan sebaliknya bila tingkat pengangguran dibiarkan berada di atas tingkat penganggu pengangguran ran natural, maka kurva kurva Phillips akan bergeser bergeser ke bawah. Selanjutnya Friedman dan Phelps seperti halnya dengan Phillips sendiri menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingka tingkatt upah upah dan harga; dan semaki semakin n tinggi tinggi inflas inflasii akan akan semaki semakin n cepat cepat pada pada kenaikan tingkat upah.
17
F. Kebijakan Penanggulangan Inflasi
Menuru Menurutt kaum kaum Klasik Klasik maupun maupun Keynes Keynes inflas inflasii tidak tidak hanya hanya berkai berkaitan tan dengan uang beredar, tetepi juga dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Oleh karena itu, untuk menanggulangi inflasi yang utama ialah ialah meneka menekan n laju pertum pertumbuh buhan an jumlah jumlah uang uang yang yang bereda beredarr atau atau mengur mengurang angii jumlah uang yang beredar. Cara ini dapat di tempuh dengan berbagai kebijakan sebagai berikut: 1. Kebijakan Kebijakan bertahap (gradual (gradual approach) yaitu menghendaki menghendaki penguranga pengurangan n laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar. Tindakan ini akan mengurangi laju peningkatan harga, tetapi juga akan menambah tingkat pengangguran. 2. Kebijakan Kebijakan drastis (cold (cold turkey approach) approach) yaitu menghendaki menghendaki pengurang pengurangan an jumlah uang beredar secara drastis, pengambil kebijakan berusaha menghilangkan inflasi secara cepat, namun dengan pendekatan ini peningkatan jumlah pengangguran menjadi lebih besar. 3. Kebijakan penghasilan (income policy) yaitu menghendaki
adanya
penekanan penekanan tingkat upah secara cepat baik dengan perundang perundang-unda -undangan ngan atau dengan himbauan. Jadi kebijakan penghasilan adalah kebijakan yang mencob mencobaa mengur mengurang angii kenaik kenaikan an tingka tingkatt upah upah dan tingka tingkatt harga harga secara secara cepat. 4. Kebija Kebijakan kan insent insentif if perpaj perpajaka akan n (tax (tax incent incentive ive plan), plan), dalam dalam kebijak kebijakan an ini pemerintah
mengenakana
pajak
tambahan
terhadap
perusahaan-
perusahaan yang menaikkan tingkat upah, dan justru mengurangi pajak terhadap perusahaan yang tidak melakukan kenaikan tingkat upah.
18
3. Kebijakan Pemerintah Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter umumnya dianggap sebagai kebijakan untuk mengelola sisi permintaan akan barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Kedua kebijakan ini menyangkut masalah pengelolaan permintaan dengan tujuan untuk mempertahankan produksi nasional suatu perekonomian atau suatu negara yang mendekati kesempatan kerja penuh (full employment) dan juga mempertahankan tingkat harga barang dan jasa pada tingkat yang sudah tercapai sekarang. Apabila terdapat kelebihan permintaan di atas penawaran akan dapat menimbulk menimbulkan an inflasi, inflasi, sedangkan sedangkan apabila terdapat terdapat kelebihan kelebihan penawaran di atas permintaan akan terjadi deflasi dan pengangguran.
Pemerintah dapat mempengaruhi permintaan dalam perekonomian dengan menggunakan kebijakan fiskal yaitu dengan cara meningkatkan dan mengurangi pengeluaran pemerintah dan subsidi, meningkatkan dan mengurangi tingkat pajak, sedangkan dengan kebijakan moneter pemerintah dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar, atau dengan campuran dua kebijakan itu yaitu dengan mengubah pengeluaran, pengenaan pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara bersama-sama. Hubungan Hubungan antara kebijakan kebijakan moneter dengan dengan kebijakan kebijakan fiskal fiskal dapat dilukiskan dilukiskan pada gambar di bawah ini :
19
Ke M Pada gambar di atas, dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Kebijakan Kebijakan moneter akan mempengaruhi mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga. 2. Kedua pasar tersebut tersebut akan menentukan menentukan tinggi rendahnya rendahnya tingkat bunga, bunga, dan tingkat bunga akan mempengaruhi permintaan agregat. 3. Kebijakan Kebijakan fiskal akan mempunyai mempunyai pengaruh pengaruh terhadap terhadap permintaan agregat agregat dan penawaran agregat. 4. Pada Pada giliran gilirannya nya permin permintaa taan n agrega agregatt dan penawaran penawaran agrega agregatt itu akan akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. 5. Kondis Kondisii pasar pasar barang barang dan jasa jasa itu akan menentuk menentukan an tingka tingkatt harga harga dan pengerjaan dari faktor-faktor produksi. 6. Selanjutny Selanjutnyaa tingkat harga dan kesempatan kesempatan kerja akan menentukan menentukan tingkat tingkat pendapatan dan tingkat upah yang diharapkan. 7. Keduanya akan mempunyai umpan balik yaitu terhadap permintaan agregat, dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.
20
1.Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan cara memanipulasi anggaran pendapatan dan belanja negara, artinya pemerintah pemerintah dapat meningka meningkatkan tkan atau menurunkan menurunkan pendapatan pendapatan negara negara atau belanja negara dengan tujuan untuk mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.
Pada umumnya pemerintah akan berusaha berusaha menentukan menentukan target belanja belanja Negara, Negara, kemudi kemudian an menent menentuka ukan n tingka tingkatt pendap pendapatan atannya nya paling paling tidak tidak dapat dapat menutup menutup seluruh anggaran anggaran belanja belanja yang telah ditetapkan ditetapkan tersebut. Pada umumnya sangat sulit bagi negara yang sedang berkembang untuk menyesuaik menyesuaikan an pengeluaran pengeluaran atau belanja belanja negara terhadap pendapatan pendapatannya. nya. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapatan negara yang umumnya masih sangat rendah rendah,, sedang sedangkan kan kebutu kebutuhan han untuk untuk menyed menyediak iakan an barang barang dan jasa jasa serta serta membelanjai keperluan lain sangat besar.
Adapun pengeluaran pemerintah itu dapat dibedakan menjadi pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa (exhaustive expenditure), dan pengeluaran transfer (transfer expenditure) seperti subsidi, bantuan bencana alam dan sebagainya. Di bagian depan telah disebutkan bahwa dampak dari kedua macam pengeluaran pemerintah itu tidak sama, karena masing-masing jenis pengeluaran atau belanja pemerintah itu memiliki koefisien pengganda yang berlainan, walaupun keduanya memiliki dampak positif terhadap pendapatan nasional.
21
1. Kebijakan Kebijakan Moneter Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang mempengaruhi permintaan dan penawa penawaran ran akan akan uang uang guna guna menjam menjamin in kestab kestabila ilan n ekonom ekonomi. i. Adapun Adapun kebijakan kebijakan moneter ini secara umum dibedakan dibedakan menjadi kebijakan uang ketat (tight (tight money money policy policy)) dan kebija kebijakan kan uang uang longga longgarr (easy (easy money money policy policy). ). Selanjutny Selanjutnyaa instrument instrument dari kebijakan itu dapat dibedakan menjadi tiga macam instrument yaitu : a. Kebijakan atau politik politik pasar terbuka (open (open market operation) operation) b. Kebijakan atau politik diskonto (rediscount policy) c. Kebijakan atau politik politik deking deking perbankan perbankan (legal reserve requirement)
a) Kebijakan Kebijakan pasar terbuka terbuka Kebijakan moneter dengan pasar terbuka ini digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara pemerintah dalam hal ini bank sentral turut serta dalam jual beli surat berharga. Kalau pemerintah ingin menambah menambah jumlah uang yang beredar, maka ia membeli membeli surat berharga berharga di pasar modal. Sedangkan Sedangkan kalau pemerintah pemerintah bermaksud mengurangi mengurangi jumlah jumlah uang yang beredar, maka ia menjual surat berharga.
b) Kebijakan Kebijakan diskonto diskonto Dalam kebijakan diskonto ini, pemerintah yaitu bank sentral menentukan tingkat atau suku bunga kredit terhadap dana yana dipinjam oleh bank-bank umum umum dari dari bank bank sentra sentral. l. Kemudi Kemudian an bank bank umum umum dalam dalam member memberika ikan n kredit kredit kepada nasabah harus memungut bunga pinjaman pula. Supaya bank umum tidak menderita rugi maka ia harus memungut bunga dengn suku bung yang lebihtinggi daripada suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral terhadap bank umum.
22
c) Kebijakan Kebijakan deking deking atau cadangan cadangan perbankan perbankan Bank sentral sebagai banknya bank dapat mengatur bank-bank lain dalam melakukan pengendali pengendalian an
usahanya,
khususnya
dalam
hal
yang
berkaitan
dengan
kestabilan kestabilan ekonomi. ekonomi. Bank umum dalam memberikan memberikan kredit kredit
kepada para nasabah harus mengingat ketentuan yang diberikan oleh pemerintah yaitu bank sentral. Bank umum dalam memberikan kredit harus dideking dengan sejumlah kekayaan tertentu, seperti emas, valuta asing sertifikat bank Indonesia dan deposito berjangka dan uang inti.
23
BAB III PENUTUP Kesimpulan
Dari berbagai berbagai uraian uraian diatas diatas mengen mengenai ai macam macam dan sebab, sebab, serta serta cara menanggulangi inflasi, kita telah menahami bahwa inflasi pada tingkat yang rendah rendah akan berfungsi berfungsi mendorong mendorong perkembang perkembangan an perekonomia perekonomian, n, sedangkan sedangkan inflasi pada laju yang tinggi justru akan menghambat perkembangan perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh tarikan permintaan yang biasanya timbul timbul karena meningkatnya meningkatnya anggaran deficit pemerintah pemerintah,, dan dapat pula dikarenakan dikarenakan oleh meningkatn meningkatnya ya biaya produksi karena desakan desakan kenaikan kenaikan upah tenaga kerja oleh para organisasi buruh. Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu bila tingkat inflasi ditekan, tingkat pengangguran meningkat; sebaliknya bila bila tingka tingkatt pengan penganggu gguran ran diteka ditekan n tingka tingkatt inflas inflasii akan akan menjad menjadii lebih lebih cepat; cepat; padahal kedua keadaan itu sama-sama tidak menyenangkan bagi masyarakat. Infals Infalsii yang yang sudah sudah berkem berkemban bang g cepat cepat perlu perlu ditang ditanggul gulang angii karena karena akan akan merusak struktur perekonomian, dan inflasi dapat ditanggulangi secara cepat, namun namun dibaren dibarengi gi dengan dengan timbul timbulnya nya angka angka pengan penganggu gguran ran yang yang tinggi tinggi,, dan alternative lain inflasi dapat ditanggulangi secara perlahan, tetapi penyembuhan inflasi inflasi menjadi menjadi tidak jelas walaupun walaupun dibarengi dibarengi dengan dengan tingkat tingkat penganggu pengangguran ran yang rendah. Tindakan yang diambil dapat dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, dengan himbauan, dan dapat pula dengan insentif perpajakan dan kebijakan penghematan, atau dengan campuran dari semua kebijakan itu.
24
DAFTAR PUSTAKA Suparmoko, M. 1991. Pengantar Ekonomika Makro. Makro. BPFE. Yogyakarta www.google.com
25