E. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis Gejala gastritis dapat bersifat asimptomatik. Keluhan yang muncul biasanya tidak khas. Keluhan yang sering terjadi adalah nyeri panas dan pedih di ulu hati. Gejala ini dapat disertai dengan mual dan muntah (Hirlan, 2009). Gejala lain yang dapat timbul yaitu penurunan nafsu makan, sering bersendawa, dan perut kembung. Demam dapat ditemukan pada penderita gastritis. Penderita gastritis pada saat mengkonsumsi makanan dapat memperberat rasa nyeri ulu hati (Wehbi, 2014). 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi keadaan umum, tanda vital, dan pemeriksaan abdomen. Pada pemeriksaan fisik, umumnya didapatkan hasil yang normal. Namun, dapat ditemukan nyeri pada regio epigastrica (Wehbi, 2014). 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu hitung jumlah eritrosit, radiografi, dan pemeriksaan jumlah bakteri Helicobacter pylori. pylori. Hiung jumlah eritrosit dapat dilakukan karena dapat terjadi perdarahan gastrointestinal pada penderita gastritis. Radiografi dilakukan dengan metode Double
Contrast
View
of
Upper
Gastrointestinal
Tract
Examination. Examination. Zat kontras yang digunakan yaitu barium. Pemeriksaan ini dapat dilakukan meskipun hasilnya tidak spesifik. Hasil yang dapat ditemukan yaitu penebalan rugae gaster, nodul inflamasi, perluasan area gastrica, dan tampakan erosi (Chen et al , 2001; Wehbi, 2014). Pemeriksaan bakteri Helicobacter bakteri Helicobacter pylori dapat pylori dapat dilakukan dengan dua metode; non-endoscopy based test dan endoscopy based-test . Dikotomi metode ini dibagi berdasarkan dilakukan bersama endoskopi atau tidak. Prosedur non-endoscopy based test ialah ialah sebagai berikut (Wehbi, 2014) : a. Tes Helicobacter Tes Helicobacter pylori Stool Antigen (HpSA) Antigen (HpSA)
Tes ini mendeteksi keberadaan antigen Helicobacter pylori pada sampel feses. Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan ini lebih dari 90%. Tes ini dapat digunakan untuk mengkonfimasi eradikasi bakteri pasca terapi. b. Tes Nafas Urea Tes ini menggunakan urea 13C- atau 14C- yang dikonsumsi per oral. Bakteri Helicobacter pylori memetabolisme urea dan melepaskan karbon dioksida yang telah dikonsumsi sebelumnya. Hal tersebut dapat dihitung melalui sampel ekshalasi pernapasan. c. Tes Antibodi Helicobacter pylori Pemeriksaan ini dilakukan dengan sampel serum penderita. Tes ini dapat dilakukan pada pasien yang belum menerima terapi.
Pemeriksaan bakteri Helicobacter pylori endoscopy based test merupakan
pemeriksaan
yang
menyertai
pemeriksaan
endoskopi.
Pemeriksaan endoscopy based test ialah sebagai berikut (Wehbi, 2014): a. Tes Urease ( Rapid Test Urease) Sampel yang digunakan ialah hasil biopsi yang didapat dari pemeriksaan endoskopi, sebuah membran urea, dan indikator pH. Akan terjadi perubahan warna apabila terdapat Helicobacter pylori karena urea akan dihidrolisis oleh enzim urease bakteri. b. Kultur bakteri Helicobacter pylori Pemeriksaan ini sangat spesifik dan dapat digunakan apabila diperlukan penggunaan antibiotik. c. Deteksi histologis Keberadaan bakteri Helicobacter pylori dapat dideteksi secara histologis menggunakan sampel dari biopsi. Pada pemeriksaan ini perlu dilakukan pewarnaan. Pewarnaan yang umum digunakan antara lain hematoksilin-eosin, Warthin-Starry, Giemsa, atau Genta.
4. Gold Standard Diagnosis Diagnosis gastritis dapat ditegakkan setelah melalui pemeriksaan penunjang berupa endoskopi dan pemeriksaan histopatologi. Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai yaitu eritema, eksudatif, flat-erosion, raised erosion,
perdarahan,
dan
rugae
edematosa.
Perubahan-perubahan
histopatologi selain menggambarkan perubahan morfologi sering juga dapat menggambarkan proses yang mendasari seperti proses autoimun atau respon adaptif mukosa lambung. Perubahan histopatologi yang dapat ditemukan yaitu degradasi epitel, foveolar hyperplasia, inflamasi netrofil, inflamasi dengan serbukan sel mononuklear, atropi, metaplasia intestinal, hyperplasia sel endokrin, dan kerusakan sel parietal. Pemeriksaan histopatologi sebaiknya juga menyertakan pemeriksaan kuman Helicobacter pylori (Hirlan, 2009).
Referensi
Chen, Michael., David J. Ott., Hollins P. Clark., David W. Gelfand. 2001. Gastritis : Classification, Pathology, and Radiology. Southern Medical Journal . 94(2) : 1-12 Hirlan. 2009. Gastritis. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 5. Jakarta : Interna Publishing Wehbi,
Mohammad.
2014.
Acute
Gastritis.
http://emedicine.medscape.com/article/175909-overview November 2014)
Available (diakses
at 3