BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pada era modern ini, mayoritas masyarakat tidak lagi peduli dan
tertarik dengan keberadaan museum. Mereka lebih tertarik dengan tempat-
tempat wisata yang menawarkan berbagai hal yang lebih menghibur dan membuat
mereka melupakan sejenak masalah mereka. Sebenarnya yang mereka lakukan itu
tidak salah, hanya saja aktivitas mereka itu lama-lama akan menjadi
kebisaan. Sehingga, secara tidak langsung mereka akan lupa dengan berbagai
hal yang berlatarbelakang sejarah, salah satunya museum. Padahal, jika
mereka mau mempelajari sejarah sebenarnya mereka juga dapat menghibur diri
mereka sendiri. Namun tidak banyak dari mereka yang menyadari hal itu.
Sebagai generasi muda apalagi yang 'berstatus' mahasiswa, sudah
selayaknya kita menanamkan rasa cinta kepada tanah air, salah satunya
dengan mengingat perjuangan para pahlawan.
Museum Kirti Griya merupakan bukti nyata dari perjuangan pahlawan
nasional, Ki Hadjar Dewantara. Pendiri Taman Siswa yang sangat peduli
terhadap pendidikan di Indonesia. Karenanya, tanggal kelahiran beliau
diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Rumah
kediaman sangb tokoh lantas diabadikan menjadi Museum Kirti Griya, yang
berarti rumah yang berisi hasil kerja keras Ki Hadjar Dewantara. Kita dapat
melihat gambaran kehidupan sehari-hari beliau melalui beragam koleksi yang
ditampilkan.
Dengan mempelajari dan mengenal museum ini, berarti kita telah
melakukan suatu hal yang bermanfaat bagi bangsa ini.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dari Museum Kirti Griya?
2. Koleksi apa saja yang dapat ditemukan dalam Museum Kirti Griya?
3. Ruangan apa saja yang ada di Museum Kirti Griya?
3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah dari Museum Kirti Griya.
2. Mengetahui berbagai koleksi di Museum Kirti Griya.
3. Mengenal ruang-ruang dalam Museum Kirti Griya.
BAB II
ISI
2.1 Sejarah Singkat Museum Kirti Griya.
Bangunan museum adalah bekas kediaman seorang Belanda yang
ditempati oleh Ki Hadjar Dewantara sekeluarganya dari tahun 1938
sampai dengan 1958. Sebelum itu beliau tinggal di rumah keluarga di
Pakualaman yang terletak di Jalan Gajahmada (Stadion Weg) yang
kemudian digunakan untuk sekolah Taman Ibu.
Museum Kirti Griya terletak di Jalan Tamansiswa No. 31 Yogyakarta.
Kompleks tersebut berada di jantung kota Yogyakarta. Dengan demikian
jangkauannya mudah. Kendaraan umum baik bus kota, becak, andong setiap
saat dapat mengantar ke objek kunjungan.
Museum Dewantara Kirti Griya dikelilingi banyak muaseum.
Diantaranya, Museum biologi UGM, Sasmita loka panglima besar Jenderal
Soedirman, dan Museum Poro Pakualaman. Lokasi museum yang saling
berdekatan membawa keberuntungan tersendiri bagi para pengunjung.
Dengan waktu yang singkat dan tidak memerlukan tenaga yang besar dapat
mengunjungi empat buah museum sekaligus.
Museum Kirti Griya dikategorikan memorial. Perjuangan Ki Hadjar
Dewantara, baik sebelum Tamansiswa berdiri maupun setelah Tamsiswa
lahir pada tanggal 3 juli 1922, dicatat dan diisimpan dalam museum
tersebut di atas. Nilai-nilai luhur yang bersumber pada ajaran Ki
Hadjar Dewantara , hasil musyawarah Tamansiswa tingkat nasional diatur
secara sistematis dan dirawat berdasarkan ilmu konservasi. Mutiara-
mutiara tersebut siap untuk dipelajari, digosok oleh para pengunjung ,
peneliti dan diharapkan dapat mencuatkan gagasan-gagasan baru.
Luas bangunan 300 m2 berdiri di atas tanah 2.720 m2. Bangunan
dan tanah dicatat dalam buku register angka 1383/IH tahun 1926.
Bangunan didirikan pada tahun 1915 dengan material kualitas prima.
Tanah bangunan tersebut dibeli oleh Ki Hadjar Dewantara pada tahun
1934. Harga pembelian FL 3.000,00 (drie/tiga) tiga gulden belanda.
Uang pembelian diperoleh Ki Hadjar Dewanta dari royalti serta hasil
penjualan buku SARI SWARA jilid 1, ciptaan Ki Hadjar Dewantara yang
diterbitkan oleh J.B Wolters di Weltevve (Jakarta) tahun 1931.
Pada tahun 1952 tanah dan bangunan dalam kompleks tamsis
dihibahkan kepada Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa. Sebagai
gantinya, Tamansiswa mempersembahkan tempat tinggal yg lebih
representative di atas tanah berlokasi di Jalan kusumanegara nomor 131
Mujamuju, Yogyakarta.
Adapun arti dari nama Museum Kirti Griya adalah sebagai berikut:
1. Dewantara diambil dari nama Ki Hadjar Dewantara.
2. Kirti diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti pekerjaan.
3. Griya diambil dari bahasa jawa yang berarti rumah.
2. Koleksi Museum Kirti Griya.
Berbagai koleksi benda yang ada di Museum Kirti Griya yaitu:
1. Arsip surat-surat, dokumen, naskah.
2. Pakaian: Pakaian kerja, pakaian penjara, pakaian saat menjadi
guru.
3. Perabotan: Meja kursi kerja, meja kursi tamu, almari pakaian,
almari buku, kursi goyang, piano yang biasa digunakan disaat
senggang untuk berlatih bersama putra-putrinya.
4. Perlengkapan kerja: Telepon, buku, pulpen, kaca mata, tinta, tas
kerja, mesin ketik.
5. Panji Tamansiswa: Berbentuk perisai, berisi lambang Tamansiswa,
Suci Tata Ngesti Tunggal (tahun 1922) warna dasar hijau.
6. Lambang Tamansiswa: Berbentuk Garuda Cakra, bertuliskan
Persatuan Perguruan Tamansiswa Berpusat di Yogyakarta.
7. Berbagai perabotan rumah tangga.
3. Mengenal Berbagai Ruang di Museum Kirti Griya.
Museum Kirti Griya mempunyai berbagai ruang, diantaranya:
1. Kamar tidur putri Ki hadjar Dewantara.
Dalam ruangan ini terdapat satu tempat tidur yang masih
lengkap dengan kasurnya, almari yang berisi benda-benda antik,
ada juga almari yang berisi pakaian, dan ada juga foto RM.
Soewardi Suryaningrat berdua bersama anak sulung Asti Wandansari
di Nederland, Negeri Pembuangan pada tahun 1916.
Foto dari kamar tidur putri Ki Hadjar Dewantara.
2. Kamar tidur Ki Hadjar Dewantara dan Nyi Hadjar Dewantara.
Isi dalam ruangan ini tidak jauh beda dengan yang ada
dalam kamar tidur putri. Ukuran kamar juga hampir sama, sekitar
7X7 m2. Dalam ruangan ini ada berbagai peralatan sehari-hari
dari Nyi Hadjar Dewantara, seperti sisir, bedak, kaca mata,
tulisan karya Nyi Hadjar, dan masih banyak lagi. Juga terdapat
almari yang berisi benda-benda antik berupa souvenir dari
berbagai daerah di Indonesia. Almanak Balipun menghiasi dinding
ruangan kamar ini.
Koleksi foto di ruang kamar Ki Hadjar Dewantara dan Nyi
Hadjar Dewantara:
3. Ruang Kerja Ki Hadjar dewantara.
Ruang ini merupakan ruangan yang paling sering di tempati
Ki hadjar Dewantara. Karena dalam ruangan ini Ki Hadjar
Dewantara biasa mengerjakan tugas-tugasnya. Dalam ruangan ini
terdapat berbagai macam koleksi buku Ki Hadjar Dewantara.
Lukisan wajah Ki Hadjar Dewantara juga menghiasi ruangan ini.
Terdapat pula Logo Persatuan Tamansiswa berpusat di Yogyakarta,
foto perguruan nasional Tamansiswa di Pekalongan tahun 1933,
foto ki Hadjar Dewantara saat mendapat gelar Dr. HC dalam Ilmu
Kebudayaan dari UGM tanggal 19-12-1956, peralatan kerja ki
Hadjar Dewantara, piano Merk Gebrs Jung buatan Jerman tahun 1937
dan ada pula buku karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama
Pendidikan. Tulisan dari Presiden Soekarno yang telah diketik
ulang juga di pajang dalam ruangan ini.
Foto-foto dalam ruang kerja Ki Hadjar Dewantara:
4. Ruang Tamu Utama.
Ruang tamu utama merupakan sebuah ruangan yang digunakan
Ki Hadjar Dewantara menerima tamu dari berbagai kalangan. Di
ruangan ini terdapat banyak sekali foto-foto, mulai dari foto Ki
Hadjar Dewantara saat ada kegiatan di Pendopo Tamansiswa, foto
RM. Suwardi Suryaningrat di antara para siswa sekolah dokter
jawa (STOVIA) tahun 1905, foto siswa-siswa Perguruan Adhidharma,
foto pengetua-pengetua Tamansiswa, sampai dengan foto
perkembangan awal sekolah Taman Siswa di Indonesia. Silsilah Ki
Hadjar Dewantara dan istrinya juga di jelaskan di sana. Benda-
benda yang ada di ruangan ini antara lain, pesawat telephon,
proyek mortir 160, patung Ki Hadjar Dewantara, dan satu almari
yang berisi penghargaan yang pernah di terima oleh beliau. Tidak
lupa empat buah kursi dan sebuah meja melengkapi koleksi di
ruang tamu utama.
Foto koleksi ruang tamu utama:
5. Kamar tidur khusus Ki Hadjar Dewantara.
Kamar tidur khusus ini bisa disebut ruang multifungsinya
Ki Hadjar Dewantara. Karena selain berfungsi sebagai kamar
tidur, ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang kerja kedua
beliau. Kamar ini merupakan kamar yang ditempati Ki Hadjar
Dewantara ketika sakit.
Mesin ketik, buku harian, kaca mata, jam tangan, dan jam
duduk, adalah beberapa benda yang ada di kamar tidur khusus.
Benda lainnya yaitu sikat peci, sabun mandi, gunting, sisir, dan
gillete. Jamban yang dipakai saat Ki Hadjar Dewantara sewaktu
sakit juga masih ada di pojokan kamar ini. Ditambah satu almari
yang berisi pakaian dan sandal Ki Hadjar Dewantara.
Berikut ini beberapa foto dari kamar khusus Ki Hadjar
Dewantara:
6. Ruang keluarga.
Ruang keluarga terkesan lebih santai. Jam dinding besar
yang dilengkapi lonceng menambah keanggunan dari ruangan. Buku-
buku Ki Hadjar Dewantara berjejer rapi di sekitar tembok. Kaca
mata kerja beliau yang lain juga masih tersimpan rapi dalam meja
kaca. Sebuah ruang keluarga yang sederhana namun sangat
berkesan.
Keadaan ruang keluarga:
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan sejarah dan berbagai koleksi museum, dapat
disimpulkan bahwa museum ini mempunyai makna tersendiri bagi bangsa
Indonesia, kususnya di bidang pendidikan. Karena museum ini merupakan
fondasi awal berdirinya sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
2. Saran
Penulis berharap agar pembaca lebih jauh lagi dalam mempelajari
Museum Kirti Griya. Bukan hanya mempelajari saja, namun juga harus ada
tindakan nyata agar museum tidak hanya dijadikan sebagai simbol
perjuangan para pahlawan. Tetapi penulis juga berharap agar pembaca
dapat meneruskan perjuangan dan cita-cita yang belum sempat
terealisasikan oleh para pejuang terdahulu.
-----------------------
13