PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TRADISONAL DALAM PERSEPKTIF PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh SUJARI
NIM :
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER 2007 - 2008 HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
ﻢ ﺴﺒ ﷲﺍ ﻥ ﻣﺤ ﺭﻟ ﺍ ﺍ ﻢ ﻳﺤ ﺭﻟ Ungkapan Syukur yang teramat dalam dipersembahkan kehaditarat Allah Azza Wajal, karena dengan pertolonganNya, penulisan skripsi berjudul Pendidikan Pondok Pesantren Tradisonal dalam Persepktif Pendidikan Islam Indonesia akhirnya dapat diselesaikan sesuai rencana. Relevan Relevan dengan dengan judulny judulnya, a, skrips skripsii ini berupay berupayaa mengkaj mengkajii secara secara serius serius Pendid Pendidika ikan n Pondok Pondok Pesantren Tradisonal dalam Persepktif Pendidikan Islam Indonesia, diharapkan hasil kajian ini selain bermanfaat sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPdI) pada program S 1 STAIN Jember, juga mambawa manfaat bagi pihak pihak terkait sebagai upaya inovasi ilmiyah untuk memperbanyak kazanah keilmuan, sebagai bahan komparasi, evaluasi dan pengembangan lebih lanjut sekali sekaligus gus sebagai sebagai masukan masukan dan bahan bahan pertim pertimban bangan gan dalam dalam melakuk melakukan an kebija kebijakan kan kebijak kebijakan an yang yang berkaitan dengan pengembangan Pendidikan Islam. Penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi penulisan dan penyelesaian karya ini, terutama kepada : 1. Bapak Dr. Dr. Khusnurridlo, MPd MPd selaku ketua ST STAIN Jember. Jember. 2. Bapak Bapak Drs. Drs. Ainur Rafiq, Rafiq, M.Ag M.Ag dalam dalam kapasis kapasistas tasnya nya sebagai sebagai pembim pembimbin bing g dalam dalam penulis penulisan an skripsi ini. 3. Dan pihak pihak pihak lain yang terliba terlibatt dalam penulisan penulisan skripsi skripsi ini ini Kepada mereka semua disampaikan jazakumulloh khairon katsiro. Namun demikian tentu saja dalam penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan dan kekurangan, untuk itu kritik konstruktif selalu diharapkan demi perbaikan dimasa masa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah diajukan permohonan, semoa karya ini bermanfaat bagi kita semua, amin Jember, 17 Juni 2007 Penyusun. PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TRADISONAL DALAM PERSEPKTIF PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA Oleh : Sujari
ABSTRAK Diakui atau tidak, Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat dalam perjalanan kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam dan telah banyak memberikan kontrib kontribusi usi signif signifika ikan n dalam dalam pembangu pembangunan nan bangsa bangsa ini, ini, karena karena itu tak heran heran bila bila pakar pakar pendid pendidika ikan n sekala sekalass Ki Hajar Hajar Dewant Dewantoro oro dan Dr. Dr. Soetom Soetomo o pernah pernah mencit mencitaa citakan citakan model model system system pendidi pendidikan kan pesantren sebagai model pendidikan Nasional. Bagi mereka model pendidikan pesantren merupakan kreasi cerdas budaya Indonesia yang berkarakter dan patut untuk terus dipertahan kembangkan. Karena banyak hal yang belum tereksplorasi dari pendidikan pondok pesantren tradisonal dalam persepktif pendidikan islam indonesia, maka penelitian ini dilakukan. Secara Secara spesif spesifik ik peneli penelitia tian n ini bertuj bertujuan uan mendis mendiskri kripsi psikan kan Pendid Pendidika ikan n Pondok Pondok Pesant Pesantren ren Tradisional dalam Perspektif Pendidikan Islam Indonesia, mendiskripsikan visi dan misi pendidikan pondok pesantren tardisional, mendiskripsikan kurikulum pendidikan pondok pesantren tradisional, dan mendiskripsikan managemen pendidikan pondok pesantren tradisional Hasil kajian ini selain sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (SPdI) di STAIN Jember, juga diharapkan bermafaat bagi pihak pihak terkait sebagai bahan komparasi, evaluasi dan pengembangan lebih lanjut, sebagai upaya inovasi ilmiyah untuk memperbanyak kazanah keilmuan keilmuan juga sebagai masukan dan bahan pertimbangan pertimbangan dalam melakukan kebijakan kebijakan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan. Mengingat penelitian ini bersifat penelitian pustaka, maka data yang diperlukan dikumpulkan melalui study dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) bahwa dalam perspektif pendidikan Islam Indonesia, pendidikan pondok pesantren tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan nasional yang memberikan pencerahan bagi peserta didik secara integral, baik kognitif (knowlagde (knowlagde), ), afektif attucude) maupun skill), ), (2) Bahwa (attucude) maupun psikom psikomoto otori rik k ( skill Bahwa visi visi dan misi misi pendidi pendidikan kan pondok pondok pesant pesantren ren tradisional dalam persepktif pendidikan islam indonesia adalah : Pertama, menekankan menekankan pada prinsip prinsip asasul khomsah atau panca jiwa, yakni keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukuwah islamiyah dan Kedua, pola relasi kiai dengan santri tidak sekedar bersifat fisikal, tetapi juga bersifat kebebasan. Kedua, batiniyah.Ketiga, pendidikan pondok pesantren selain diarahkan pada transmisi ilmu ilmu keislaman, pemeliharaan tradisi Islam dan reproduksi ulama’, juga dimaksudkan menjadi alternatif bagi People centered centered development, development, Value Value oriented development, development, Institution Institution development development dan Self reliance and sustainability. (3) Bahwa kurikulum pendidikan pondok pesantren tradisonal saat ini tidak sekedar fokus pada kita kitab klasik (baca : ilmu agama), tetapi juga memasukkan semakin banyak mata pelajaran dan keterampilan umum, saat ini di pendidikan pondok pesantren dikhotomi ilmu mulai tidak popule populerr. (4) Bahwa Bahwa dari dari sisi sisi managem managemen en kelemb kelembagaa agaan, n, di lembag lembagaa pendid pendidika ikan n pondok pondok pesant pesantren ren tradis tradision ional al saat saat ini telah telah terjad terjadii peruba perubahan han mendasa mendasarr, yakni yakni dari dari kepemin kepeminpin pinan an yang yang sentra sentralis listik tik,, hirarkis dan cenderung singgle fighter berubah menjadi model managemen kolektif seperti model yayasan. Rekomendasi dalam skripsi ini adalah (1) karena peran lembaga pendidikan pondok pesantren tradis tradision ional al sangat sangat penting penting dalam dalam menjaw menjawab ab krisis krisis kerohan kerohanian ian manusi manusiaa modern, modern, atau atau paling paling tidak tidak seba sebagai gai balanc balancee terh terhad adap ap kece kecende nderu rung ngan an pola pola hidu hidup p hedon hedonis isti tik k dan keti ketida dak k juju jujura ran, n, maka maka keberadaannya perlu mendapat dukungan yang lebih serius dari semua pihak. (2) Karena kesuksesan manusia lebih banyak ditentukan oleh faktor EQ dan SQ, sedangkan SQ merupakan aspek utama yang menjadi focus dari pendidikan pondok pesantren tradisional, maka direkomendasikan kepada semua pihak untuk terus mengembangkan mengembangkan pendidikan hati demi memperoleh kesuksesan kesuksesan hidup yang hakiki. hakiki. (3) Karena Karena aktifi aktifitas tas pendidi pendidikan kan pondok pondok pesant pesantren ren tradis tradision ional al sejak sejak awal awal kelahi kelahiran rannya nya mampu mampu berkem berkembang bang positi positiff di masyar masyarakat akat bahkan bahkan mempuny mempunyai ai kontri kontribus busii vital vital tidak tidak saja saja dalam dalam dimens dimensii
theologis tetapi juga sosial sebagai lokomotif utama dalam pencerahan masyarakat, maka tentu saja ia merupakan hazanah dan kekayaan nasional yang patut dilestarikan di bumi nusantara tercinta ini.
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Latar Latar Belak Belakang ang Masa Masalah lah Alasan Alasan pemilih pemilihan an Judul Judul Pene Penegas gasan an Judu Judull Perumu Perumusan san Masalah Masalah Tuju ujuan an pene penelitia litian n Manfaat Manfaat pen penelit elitian ian Asumsi Asumsi dan dan keter keterbata batasan san Metode Metode dan Prosed Prosedur ur Peneliti Penelitian an Sistemat Sistematika ika Pemb Pembahas ahasan an
BAB II KRANGKA TEORITIK 1. Pendidi Pendidikan kan Islam Islam Indone Indonesia sia 1. Pengert Pengertian ian Pendid Pendidikan ikan Islam Islam 2. dasar-dasar dasar-dasar Pendidikan Pendidikan Islam 3. Unsur Unsur-un -unsur sur Pendidik Pendidikan an Islam 1. Tuju ujuan an Pendidik Pendidikan an Islam 2. Sub Subjek jek Pend Pendidik idikan an islam islam
3. Kurrikulum Kurrikulum dan dan Materi Materi Pendidikan Pendidikan islam islam 4. Metode, Metode, media media dan evalu evaluasi asi 5. Lingkun Lingkungan gan pendid pendidikan ikan Islam Islam 2. Pondok Pesantren Pesantren sebagai sebagai lembaga Pendidikan Pendidikan Islam 1. Pengert Pengertian ian Pondok Pondok Pesantr Pesantren en 2. Tipolog Tipologii pondok pondok pesantr pesantren en 3. Dinamika Dinamika pondo pondok k pesantre pesantren n
BAB III HASIL DAN LAPORAN PENELITIAN 1. 2. 3. 4.
Pendidikan Pendidikan pondok pesantren pesantren tradisonal tradisonal dalam persepktif persepktif pendidikan pendidikan islam indinesia indinesia Visi Visi dan misi pondok pesantren pesantren dalam dalam persepktif pendidikan pendidikan islam indinesia indinesia Kurikulum Kurikulum pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren dalam persepktif persepktif pendidikan pendidikan islam indinesia indinesia Manajemen Manajemen pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren dalam persepktif persepktif pendidikan islam indinesia indinesia
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Ke Kesi simp mpul ulan an 2. Reko Rekomen menda dasi si DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1. LAT LATAR BELAKANG BELAKANG MASALA MASALAH H
Pendid Pendidika ikan n merupak merupakan an suatu suatu proses proses di dalam dalam menemu menemukan kan transf transform ormasi asi baik baik dalam dalam diri, diri, maupun komunitas. Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah membebaskan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dan ekploitasi. Disinilah letak afinitas dari paidagogik, yaitu membebaskan manusia secara konfrehensif dari ikatan-ikatan yang terdapat diluar dirinya atau dikatakan sebagai sesuatu yang mengikat kebebasan seseorang. Hal ini terjadi jika pendidikan dijadikan instrumen oleh sistem penguasa yang ada hanya untuk mengungkung kebebasan individu. Secara memis pendidikan yang ada di Indonesia adalah sebagian kecil yang terdesain dan terorganisir oleh bingkai sistem. Gambaran sistem semacam itu merupakan bentuk pemaksaan kehendak dan merampas kebebasan individu, kesadaran potensi, beserta kreativitas bifurkasi. Maka pendidikan telah berubah menjadi instrumen oppressive bagi perkembangan individu atau komunitas masyarakat (Tilaar, 2004: 58). Maka dari pada itu, pendidikan adalah merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena dari sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk untuk mencap mencapai ai matura maturasi si nilainilai-nil nilai ai kehidu kehidupan. pan. Ketika Ketika meliha melihatt dari dari salah salah satu satu aspek aspek tujuan tujuan
pendidikan nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU RI SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, tentang membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur melalui proses pembentukan kepribadian, kemandirian dan norma-norma tentang baik dan buruk. Sedangkan menurut Widagdho, manusia sebagai makhluk pengemban etika yang telah dikaruniai akal dan budi. Dengan demikian, adanya akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang multidimensi, yakni kehidupan yang bersifat material dan bersifat spritual (2001: 8). Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berke mbang sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia bahagia sebagaimana sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin ting tinggi gi cita cita-c -cit itaa manu manusi siaa semaki semakin n menu menuntu ntutt peni pening ngkat katan an mutu mutu pend pendid idik ikan an seba sebagai gai sara sarana na pencapaiannya. Hal ini telah termaktub dalam d alam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:
وﺍﺍﻟعلﻢ دﺭجتﺍ ﻳﻥ ﺍﺍﻟ كﻢوﺍ ﻣﻳﻥ ﺍﻣﺍﻟله ﺍﻟ ف فﻳ Artinya : “ Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Depag RI, 1974: 911). Relevan dengan hal tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan yang hendak dicapai. Buktinya dengan penyelenggaraan pendidikan yang kita alami di Indonesia. Tujuan pendidikan mengalami perubahan yang terus menerus dari setiap pergantian roda kepemim kepemimpin pinan. an. Maka Maka dalam dalam hal ini sistem sistem pendid pendidika ikan n nasion nasional al masih masih belum belum mampu mampu secara secara maksimal untuk membentuk masyarakat yang benar-benar sadar akan pendidikan. Melihat fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai melihat sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti karena pesantren memiliki karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan
yang dimaksud. Karena Karena itu, itu, sejak sejak lima lima dasawa dasawars rsaa terakhi terakhirr diskur diskursus sus disepu diseputar tar pesant pesantren ren menunj menunjukka ukkan n perke perkemba mbangka ngkan n yang yang cukup cukup pesat. pesat. Hal ini tercerm tercermin in dari dari berbaga berbagaii focus focus wacana, wacana, kajian kajian dan penelitian para ahli, terutama setelah kian diakuinya kontribusi dan peran pesantren yang bukan saja sebagai “sub kultur” (untuk menunjuk kepada lembaga yang bertipologi unik dan menyimpang dari dari pola kehidupan umum di negeri ini) sebagaimana disinyalir Abdurrahman Wahid (1984 : 32) Tetapi juga sebagai “institusi kultural” (untuk menggambarkan sebuah pendidikan yang punya karakter tersendiri sekaligus membuka diri terhadap hegemoni eksternal). sebagaimana ditegaskan oleh Hadi Mulyo (1985 : 71). Dikatakan unik, karena pesantren memiliki karakteristik tersendiri yang khas yang hingga saat ini menunju menunjukkan kkan kemampu kemampuanny annyaa yang yang cemerla cemerlang ng melewa melewati ti berbaga berbagaii episod episodee zaman zaman dengan dengan kemaj kemajem emuk ukan an masa masala lah h yang yang dihad dihadapi apiny nya. a. Bahka Bahkan n dala dalam m perjal perjalan anan an seja sejara rahny hnya, a, Ia tela telah h member memberikan ikan andil andil yang yang sangat sangat besar besar dalam dalam ikut ikut serta serta mencerd mencerdask askan an kehidu kehidupan pan Bangsa Bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat. Menurut Rahim (2001 : 28), pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat dalam perjalanan kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam, ia adalah lembaga pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai lembaga unik dan punya karakteristik tersendiri yang khas, sehingga saat ini menunjukkan kapabilitasnya yang cemerlang melewati berbagai episode zaman zaman dengan dengan plural pluralit itas as polemi polemik k yang yang dihadap dihadapiny inya. a. Bahkan Bahkan dalam dalam perjal perjalanan anan sejara sejarahny hnya, a, pesan pesantre tren n telah telah banyak banyak member memberika ikan n andil andil dan kontri kontribus busii yang yang sangat sangat besar besar dalam dalam ikut ikut serta serta mencerdaskan mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan memberikan pencerahan terhadap masyarakat masyarakat serta dapat menghasilkan komunitas intelektual yang setaraf dengan sekolah gubernemen. Oleh karena itu tak mengherankan bila pakar pendidikan sekalas Ki Hajar Dewantoro dan Dr. Soetomo pernah mencita citakan model system pendidikan pesantren sebagai model pendidikan Nasional. Bagi mereka model pendidikan pesantren merupakan kreasi cerdas budaya Indonesia
yang berkarakter dan patut untuk terus dipertahan kembangkan. Menuru Menurutt Nur Cholis Cholis Madjid Madjid,, Seandai Seandainya nya Indones Indonesia ia tidak tidak mengala mengalami mi penjaja penjajahan, han, maka maka pertumbuhan sistem pendidikan Indonesia akan mengikuti jalur pesantren sebagaimana terjadi di Barat yang hampir semua universitas terkenal cikal bakalnya adalah perguruan perguruan yang semula berorientasi keagamaan semisal univ. Harvard. Sehingga yang ada bukan UI, ITB, UGM, UNAIR dan lain sebagainya, tetapi mungkin Univ. Tremas, Univ. Krapyak, Tebuireng, Bangkalan dan seterusnya.( 1997 : 22) Yang menarik untuk ditelaah adalah mengapa Pesantren --baik sebagai lembaga pendidikan maupun lembaga sosial-sosial-- masih tetap survive survive hingga saat ini ? Padahal Padahal sebelumnya sebelumnya banyak pihak yang yang memper memperkir kirakan akan pesant pesantren ren tidak tidak akan akan bertah bertahan an lama lama diteng ditengah ah peruba perubahan han dan tuntut tuntutan an masyarakat yang kian plural dan kompetitif, bahkan ada yang memastikan pesantren akan tergusur oleh ekspansi sistem pendidikan umum dan modern. Tak kurang dari Sutan Ali Syahbana yang mengatakan bahwa sistem pendidikan pesantren harus ditinggalkan, menurutnya mempertahankan sistem pendidikan pesantren sama artinya dengan memper mempertaha tahankan nkan keterb keterbela elakang kangan an dan kejumu kejumuan an kaum muslim muslimin in (1997 (1997 : 11). 11). Ada juga juga yang yang dengan sinis menyebutkan sistem pendidikan pesantren hanyalah fosil masa lampau yang sangat jauh untuk memainkan peran di tengah kehidupan global. Penilaian psimis ini bila dilacak muncul dari ketidak akuratan melihat profil Pesantren secara utuh, artinya memang melihat pesantren “hanya sebagai lembaga tua dengan segala kelemahannya” tanpa mengenal lebih jauh watak watak barunya yang terus berkembang dinamik, akan selalu menghasilkan penilaian yang simplifikatif atau bahkan reduktif. Dari Dari sinila sinilah h peneli peneliti ti tergel tergeliti itik k untuk untuk melakuk melakukan an penelit penelitian ian terhad terhadap ap pendidi pendidikan kan pondok pondok pesantren pesantren tradisional tradisional dalam perspektif perspektif pendidikan pendidikan Islam Islam Indonesia Indonesia dalam rangka mencari mencari sesuatu sesuatu yang belum tersentuh dan tidak terfikirkan oleh sistem pendidikan Islam di Indonesia. Penelitian Penelitian ini bergulat bergulat dengan refleksi refleksi pendidikan Islam di Pondok Pesantren Pesantren tradisiona tradisionall
dalam bentuk deskriptif. Salah satu tujuannya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam di dunia ini serta meciptakan pemahaman pendidikan Islam yang lebih progresif konstekstual sehingga mampu menjawab tantangan zaman.
2. ALASAN ALASAN PEMI PEMILIH LIHAN AN JUDUL JUDUL
Alasan pemilihan judul ini berawal dari motivasi yang menyebabkan peneliti mengadakan atau melakukan penelitian dan sebagai upaya melegitimasi kreteria dalam penelitian. Peneliti akan menguraikan beberapa alasan argumentatif mengapa peneliti memilih judul “Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional dalam Perspektif Pendidikan Islam Indonesia” yang kemudian diasimilasikan dengan beberapa faktor yang harus dipenuhi oleh peneliti. Dalam ranah penelitian Tarbiyah (ilmu pendidikan), pemilihan judul ini sebenarnya terdapat beberapa alasan fundamental yang menjadi latar wacana kajiannya, sehingga penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan secara akademis dan intelektual progresif. Adapun alasan-alasan tersebut sebagai berikut : 1. Alasan Alasan Objekt Objektif if 1. Judul ini menjadi menjadi salah satu yang dipilih dipilih mengingat mengingat peserta didik merupakan merupakan salah satu subjek subjek pendidikan Islam dan merupakan subjek dari sebuah pondok pesantren. 2. Pentingnya Pentingnya pendidikan pendidikan Islam dalam kehidupan bermasyara bermasyarakat, kat, berbangsa berbangsa dan bernegara, bernegara, sebab bangsa Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak muslimnya. 3. Pentingnya Pentingnya pendidikan pendidikan Islam di Indonesia bagi kehidupan kehidupan pluralitas pluralitas dalam rangka mengubah paradigma paradigma eksklusif eksklusif menuju menuju paradigma paradigma inklusif, inklusif, demokratis demokratis dan progresif progresif sesuai sesuai nilai-nilai nilai-nilai agama Islam. 4. Pent Pentin ingny gnyaa pendi pendidi dikan kan Isla Islam m yang yang ada ada di pondo pondok k pesan pesantr tren en tradi tradisi siona onall bagi bagi kehid kehidupa upan n keberag keberagama aman n dalam dalam rangka rangka menguba mengubah h paradi paradigma gma apatis apatis menuju menuju paradi paradigma gma kemandi kemandiria rian, n, kesederhanaan, keikhlasan, kebersamaan, dan kebebasan serta sesuai dengan nilai-nilai agama
Islam. 5. Pentingnya Pentingnya memperkenalkan memperkenalkan pendidikan pendidikan pondok pesantren tradisional tradisional terhadap terhadap peserta didik, supaya supaya nantiny nantinyaa menjad menjadii manusi manusiaa yang yang kreati kreatif, f, inovat inovatif, if, kompeti kompetitif tif,, dan penuh penuh semang semangat at progresifitas. 1. Alasan Alasan Subjek Subjektif tif 1. Judul di atas sangat menarik menarik dan relevan untuk diteliti diteliti serta tidak tidak menyimpang menyimpang dari spesialisasi spesialisasi keilmuan dari peneliti pada pad a Jurusan Tarbiyah Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam 2. Tersedianya literatur-literatur literatur-literatur sebagai refrensi untuk dijadikan rujukan rujukan penelitian. 3. Kesedi Kesediaan aan dan kesiap kesiapan an peneli peneliti ti untuk untuk mengkaj mengkajii Pendid Pendidika ikan n Pondok Pondok Pesant Pesantren ren Tradisi radisiona onall dalam Perspektif Pendidikan Islam Indonesia analisa secara teoritik, reflektif, dan konsepsional serta hermeneutik. 4. Adanya Adanya manfaat bagi bagi peneliti peneliti ataupun ataupun pihak pihak lain 5. Adanya Adanya kesediaan dosen pembimbing pembimbing untuk untuk memberikan memberikan arahan, pemikiran pemikiran dan motivasi dalam dalam penyusunan skripsi. 6. Adanya Adanya kesanggupan peneliti peneliti dan dukungan teman-teman teman-teman seperjuangan seperjuangan untuk berdiskusi berdiskusi dalam meneliti Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional dalam Perspektif Pendidikan Islam Indonesia
3. PENE PENEGA GASA SAN N JUDUL JUDUL
Guna Guna mengh menghin indar darii kesal kesalah ah paham pahaman an penaf penafsi sira ran n terh terhad adap ap judu judull penel penelit itia ian n yang akan akan dilaksanakan, berikut ini akan ditegaskan makna setiap kata dalam judul penelitian antara lain : 1. Pendidikan Pendidikan Pondok Pondok Pesantren Pesantren Tradis Tradisional ional Secara realistis pondok pesantren tradisional masih tetap eksis mempertahankan aslinya dengan dengan semata semata-ma -mata ta mengaj mengajark arkan an kitab kitab kuning kuning yang yang dituli dituliss oleh oleh ulama’ ulama’ abad XV dengan dengan menggunakan bahasa arab. Banyak pakar merumuskan mengenai apa yang dimaksud dengan pendidikan pondok
pesantren. Menurut pendapat Djamil Suherman dan Umi Kulsum, pendidikan pondok pesantren adalah institusi-institusi yang terkenal dengan ajaran-ajaran agama Islam melalui kitab kuning (klasi (klasik) k) yang yang metode metode pengaj pengajara aranny nnyaa memaka memakaii siste sistem m soroga sorogan, n, wetonan wetonan,, bandong bandongan, an, dan hapalan. (Al-‘Adalah,2003:17) Sebagaimana Sebagaimana telah diketahui, diketahui, pondok pesantren pesantren tradisional tradisional adalah lembaga lembaga pendidikan pendidikan Islam yang selalu mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman. Terutama adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa trasformasi terhadap pondok pesantren. Dalam hal ini pondok pesantren bukan berarti telah hilang kekhasannya. (Al-‘Adalah,2003:18) Maka dalam hal ini, pendidikan pondok pesantren tradisional merupakan suatu wadah untuk mengembangkan pola pendidikan yang seluruh aturan mainnya tergantung kepada sosok figur seorang kiai, baik kurikulum, metode dan pengajarannya. Sedangkan penerapan nilainilainya nilainya tidak pernah mengalami mengalami pergeseran pergeseran,, meskipun meskipun terjadi terjadi perubahan perubahan pengetahuan pengetahuan dan teknologi. 2. Pers Perspe pekt ktif if Perspektif adalah suatu cara untuk melukiskan benda pada permukaan yang mendatar sebagaimana terlihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar dan tinggi), sudut pandang. 3. Pendidikan Pendidikan Islam Islam Indonesia Indonesia Pendid Pendidikan ikan Islam Islam adalah adalah sistem sistem pendidi pendidikan kan yang yang dapat dapat member memberika ikan n kemampu kemampuan an seseorang seseorang untuk memimpin kehidupannya, kehidupannya, sesuai sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak ke pribadiannya. Pendidikan Islam bila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia tidak lain adalah merupakan salah satu alat pembudayaan (enkulturasi) masyarakat manusia itu sendiri. Pend Pendid idik ikan an Isla Islam m adal adalah ah pros proses es memb membim imbi bing ng dan dan
meng mengar arah ahka kan n
pert pertum umbu buha han n
perkembangan anak didik agar menjadi manusia dewasa. (Arifin,2000:10-16)
sert sertaa
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Islam adalah sebagai suatu bentuk perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain, dan bukan sekedar bersifat teoritis akan tetapi juga praktis, serta merupakan suatu kolaborasi antara pendidikan iman dan pendidikan amal. (1996:28) Pendidikan Islam di Indonesia merupakan warisan peradaban Islam dan sekaligus aset bagi pemb pembang angun unan an pendi pendidi dikan kan nasi nasiona onal, l, sert sertaa seba sebagai gai aman amanat at seja sejara rah h untuk untuk dipel dipelih ihar araa dan dan dikembangkan oleh umat Islam dari masa kemasa. Sejalan dengan proses penyebaran Islam di Indonesia, pendidikan Islam sudah mulai tumbuh meskipun masih individual. Maka dari pada itu pendidikan Islam di Indonesia dimulai oleh oleh para para tokoh tokoh agama agama dengan dengan mendek mendekati ati masyar masyarakat akat secara secara persua persuasif sif dan member memberika ikan n pengertian pengertian tentang tentang dasar-dasar dasar-dasar agama Islam Islam yang memanfaatkan memanfaatkan lembaga-lembaga lembaga-lembaga masjid, masjid, surau, dan langgar mulailah secara bertahap berlangsung pengajian umum mengenai tulis baca al-Qur’an serta wawasan keagamaan. Namun demikian, demikian, pelembagaan pelembagaan khusus untuk pelaksanaan pelaksanaan pendidikan pendidikan bagi umat Islam di Indonesia baru terjadi dengan pendirian pesantren. (muncul pada abad XIII dan mencapai perkembangannya yang optimal pada abad XVIII). (Rahim,2001:06) Pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap tahap awal awal pendidi pendidikan kan Islam Islam dimula dimulaii dari dari kontak kontak-ko -konta ntak k pribadi pribadi maupun maupun kolekti kolektiff antara antara mubalig mubalig (pendidik) (pendidik) dengan peserta peserta didiknya. didiknya. Setelah Setelah komunitas komunitas muslim terbentuk terbentuk disuatu disuatu daerah tersebut tentu mereka membangun tempat peribadatan dalam hal ini masjid. Sesuai Sesuai dengan dengan gencar gencarnya nya pembar pembaruan uan pemikir pemikiran an Islam Islam yang yang dicana dicanangka ngkan n oleh oleh para para pembaharu muslim diberbagai negara sampai juga gaung pembaruan itu di Indonesia. Dalam hal ini ideide-id idee pemba pembaru ruan an pendi pendidi dika kan n di Indo Indones nesia ia mula mulaii munc muncul ul diaw diawal al abad abad ke XX, XX, disebabkan disebabkan banyaknya orang yang tidak puas dengan sistem sistem pendidikan yang berlaku berlaku saat itu. Karenanya ada beberapa sisi yang perlu diperbaharui, yakni dari segi isi (materi), metode,
sistem dan manajemen. (Daulay,2004:45-46) (Daulay,2004:45-46)
4. PERUMU PERUMUSAN SAN MASALA MASALAH H
Maka untuk merumuskan merumuskan permasalahan permasalahan tersebut, tersebut, perlu adanya sistematika sistematika analitik untuk mencapai sasaran yang menjadi objek kajian, sehingga pembahasan akan lebih terarah pada pokok masalah. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari pokok masalah dengan pembahasan yang tidak fokus dan tidak ada relevansinya. Dengan demikian penelitian apapun dilaksanakan karena terdapat perma permasal salahan ahan yang yang membut membutuhka uhkan n solusi solusi,, sebab sebab tanpa tanpa adanya adanya permas permasala alahan han tidak tidak ada akan mungkin melakukan suatu penelitian. Berdasarkan pernyataan di atas penelitian ini dilaksanakan karena peneliti melihat pentingnya pendidikan pondok pesantren tradisional berkembang sesuai dengan perubahan pengetahuan dan teknol teknologi ogi.. Agar lebih lebih mudah mudah dan siste sistemat matis, is, serta serta dipaham dipahamii maka maka penelit penelitii akan akan merumus merumuskan kan beberapa kerangka permasalahan antara lain : 1. Pokok Pokok Masa Masalah lah
Bagai Bagaima manak nakah ah Pend Pendid idik ikan an Pesa Pesant ntre ren n
Tradi radisi sion onal al dalam dalam Pers Perspek pekti tiff
Pendi Pendidik dikan an Isla Islam m
Indonesia ? 1. Su Sub b Pokok Pokok Masal Masalah ah
1. Bagaiamanakah Bagaiamanakah visi dan misi pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren tradisional tradisional?? 2. Bagaiamana Bagaiamana kurikulum kurikulum pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren tradisional? tradisional? 3. Bagaimana Bagaimana managemen managemen pendidikan pondok pondok pesantren pesantren tradisional tradisional??
5. TUJUAN TUJUAN PENELI PENELITIA TIAN N
Tujuan penelitian secara substansial adalah memecahkan masalah-masalah sebagaimana yang telah dirumuskan sebelumnya (STAIN, 2002: 10). Maka dari rumusan itulah akan terdapat sesuatu yang yang menunj menunjukka ukkan n perole perolehan han pasca pasca penelit penelitian ian.. Secara Secara umum, umum, karena karena objek objek peneli penelitia tian n adalah adalah pendidikan yang mengarah terhadap nilai-nilai Islam. Maka yang menjadi tujuan untuk mengetahui
dan memahami yang kemudian di deskripsikan rumusan tersebut, sehingga akan menghasilkan yang orisinil dan dapat menghasilkan solusi yang baik dan positif (Bisri, 2004: 203). Berdasarkan pada perumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian pada dasarnya harus sinkron antara tujuan dengan upaya-apaya pemecahan problematika yang telah dirumuskan. Maksudnya adalah agar tidak ada penyimpangan dalam menciptakan problem solver yang telah disistematikan dengan tujuan penelitian (STAIN, 2002: 10). Maka dalam tujuan penelitian ini penulis membagi menjadi beberapa bagian, yaitu : 1. Tujua ujuan n Umum Umum
Untuk Untuk mendis mendiskri kripsi psikan kan bagaima bagaimanaka nakah h Pendid Pendidika ikan n Pondok Pondok Pesan Pesantre tren n Tradi Tradisio sional nal dalam dalam Perspektif Pendidikan Islam Indonesia 2. Tuju ujuan an Khu Khusus sus
1. Ingin mendiskri mendiskripsikan psikan visi visi dan misi pendidikan pondok pesantren pesantren tardision tardisional al 2. Ingin mendiskrips mendiskripsikan ikan kurikulum kurikulum pendidikan pondok pesantren pesantren tradisional tradisional 3. Ingin mendiskrips mendiskripsikan ikan managemen managemen pendidikan pondok pesantren pesantren tradisional tradisional
6. MANFAA MANFAAT T PENELITIAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat yang baik bagi peneliti, pihak STAIN Jember, praktisi, pengelola pendidikan dan masyarakat pada umumnya. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Bagi Pen Penel elit itii 1. Untuk menambah menambah khasanah ilmu pengetahuan pengetahuan tentang tentang pendidikan pendidikan Islam yang mengacu mengacu kepada realitas empiris 2. Sebagai Sebagai modal dasar penelitian penelitian pendidikan pendidikan pada tataran tataran lebih lanjut. lanjut. 1. Bagi Lembaga Lembaga STAIN STAIN Jemebr 1. Sebagai Barometer interdisipliner keilmuan dan kualitas mahasiswa mahasiswa dalam bidang pendidikan
2. Untuk menambah menambah perbendaharaan perbendaharaan kepustakaan kepustakaan Tarbiy Tarbiyah ah 3. Bagi Bagi Praktis Praktisii Pendidi Pendidikan kan Menjadi bahan pijakan dalam merumuskan konsep atau format pendidikan yang mengacu pada realitas yang berkembang di tengah-tengah masyarakat 1. Bagi Bagi Pengelol Pengelolaa Pendidik Pendidikan an 1. Terciptanya erciptanya pola pendidikan pendidikan yang yang sesuai dengan dengan agama Islam 2. Menjadi Menjadi bahan masukan dalam merumuskan merumuskan konsep konsep atau format pendidikan pendidikan yang memahami memahami realitas, sosio-kultur di tengah pendidikan. 1. Bagi Bagi Masya Masyara rakat kat 1. Untuk menciptakan menciptakan tatanan tatanan masyarakat masyarakat yang sadar akan pentingnya pentingnya pendidikan pendidikan Islam 2. Penelitian Penelitian ini diharapkan diharapkan dapat berguna bagi lapisan lapisan masyarakat masyarakat sebagai wawasan wawasan pengetahuan pendidikan yang memanusiakan manusia 3. Adanya Adanya intera interaksi ksi yang yang sehat sehat antara antara masyara masyarakat kat mayori mayoritas tas dan minori minoritas tas dalam dalam kehidu kehidupan pan beragama, berbangsa, dan bernegara.
7. ASUMSI ASUMSI DAN KETERBA KETERBATASAN
1. Asum Asumsi si Pendidikan pada saat ini masih diyakini sebagai satu-satunya sarana dalam menanamkan moral, budi pekerti, dan emosional pada calon generasi penerus bangsa. Pendidikan pondok pesantren tradisional merupakan suatu wadah pendidikan yang berciri khas unik dan merupakan pendidikan asli Indonesia. Maka dari itu, pendidikan pondok pesantren tradisional sangat signifikan adanya di dalam menanamkan kesadaran, baik secara nyata, potensi dan kultural. Melalui pendidikan pondok pesantren tradisional peserta didik diajak untuk mampu memahami realitas pendidikan Islam
pada pada dasarny dasarnyaa dengan dengan berbaga berbagaii tahapan tahapan dan sesuai sesuai dengan dengan peruba perubahan han pengeta pengetahua huan n dan teknolo teknologi. gi. Secara Secara tidak tidak langsu langsung ng pendidi pendidikan kan pondok pondok pesant pesantren ren tradis tradisiona ionall mengaj mengajark arkan an beberapa pelajaran yang bernuansakan bahasa arab dengan memakai kitab klasik (kuning) ini tidak terlepas dari suatu tuntutan di dalam memahami ajaran agama Islam. Secara Secara subst substans ansial ial untuk untuk bisa bisa memaham memahamii al-Qur’ al-Qur’an an dan al-Had al-Hadist ist ini harus harus mampu, mampu, mengetahui dan memahami instrumennya terlebih dahulu (ilmu sorrof dan nahwu), juga agar lebih mudah mengkaji, serta mendiskripsikan sesuatu yang relevan antara realitas dengan alQur’an dan al-Hadist. Lebih dari itu, dalam proses penanaman kesadaran pada peserta didik semua elemen berperan penting, baik di dalam maupun di luar pesantren. Oleh karena itu, peserta didik dituntut untuk mampu berinteraksi, komunikasi dan mampu memahami kebutuhan yang muncul di dalam maupun di dalam pesantren. Dalam hal ini sosok seorang figur kiai atau ustadz dan orang tua dituntut untuk mampu memberikan bimbingan, kontrol, pengawasan dan mampu bersikap objektif dalam memberikan pemahaman terhadap peserta didik. Dengan demikian, peranan pendidikan pondok pesantren tradisional ini adalah merupakan suatu wadah warisan yang harus dipelihara dan dikembangkan, karena pendidikan pondok pesantren tradisional sebagai cerminan munculnya pendidikan Islam di Indonesia. 2. Kete Keterb rbat atas asan an Dalam melaksanakan penelitian, banyak sekali kendala yang hal tersebut berpengaruh terhadap jalannya proses penelitian. Kendala tersebut antara lain : 1. Hasil penelitian penelitian belum teruji teruji mengingat mengingat masih banyak banyak hal yang perlu dipertimbangkan dipertimbangkan dalam rangka mengimplementasikan konsep pendidikan pondok pesantren tradisional dalam perspektif pendi pendidik dikan an Islam Islam Indone Indonesia sia,, sebagai sebagai contoh contoh : implem implementa entasi si pendidi pendidikan kan pondok pondok pesant pesantren ren tradisional dalam perspektif pendidikan Islam Indonesia di sebuah lembaga pendidikan, secara
otomatis merubah kurikulum yang telah ada dan telah dijadikan acuan dalam proses belajar mengajar. 2. Kurangnya Kurangnya refrensi refrensi atau literatur literatur yang berkenaan berkenaan dengan teori pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren tradisional, hal itu sangat penting sekali sebagai pijakan dan pedoman dalam merumuskan suatu konsep pemikiran.
8. METODE METODE DAN DAN PROSEDUR PROSEDUR PENELITIAN PENELITIAN
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Hal ini merupakan salah satu jenis metode yang menitik beratkan pada penalaran yang berdasarkan realitas sosial secara objektif dan melalu melaluii paradig paradigma ma fenome fenomenol nologis ogis,, artiny artinyaa metode metode ini digunak digunakan an atas atas tiga tiga pertim pertimban bangan: gan: pertama, untuk mempermudah pemahaman realitas ganda. Kedua, ganda. Kedua, menyajikan secara hakiki antara peneliti dan realitas; ketiga, metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri pada bentuk nilai yang dihadapi. (Moleong, 2001:5) 1. Jenis Jenis Pen Peneli elitia tian n
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah liberary research (kajian pustaka), yaitu jenis penelitian yang menjadikan data-data kepustakaan sebagai teori untuk dikaji dan di telaah dalam memperoleh hipotesa dan konsepsi untuk mendapatkan hasil yang objektif. objektif. Dengan jenis ini informasi dapat diambil secara lengkap untuk menentukan tindakan ilmiah dalam penelitian sebagai instrumen penelitian memenuhi standar penunjang penelitian (Subagyo, 1999: 109). Peneliti dalam jenis penelitian ini mengambil asumsi-asumsi yang di dasarkan pada datadata yang mendukung untuk memperoleh wawasan kreatif dan imajinatif. Hal ini sebagai bentuk komparasi terhadap satu konsepsi pemikiran dengan yang lain secara produktif dengan tidak meninggalkan dasar ilmiah. Dalam liberary reseach peneliti lebih terfokus dan berhadapan langsung dengan teks
literatur yang relevan tanpa mencari data kemana-mana. Sehingga peneliti hanya melakukan penelitian melalui literatur-literatur yang ada di perpustakaan (Zed, 2004: 4). 2. Pendeka Pendekatan tan Peneliti Penelitian an
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu jenis pendekatan penelitian yang tidak melibatkan perhitungan (Moleong, 2001: 2), atau diistilahkan dengan penelitian ilmiah yang menekankan pada karakter alamiah sumber data. Sedangkan menurut Bagdan dan Taylor dalam dalam buku buku pandu panduan an STAI STAIN N “pend “pendek ekat atan an kual kualit itat atif if adal adalah ah pros prosedu edurr penel penelit itia ian n yang yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati” (2002:19) Metode kualitatif digunakan berdasarkan pertimbangan apabila terdapat realitas ganda lebih memudahkan memudahkan penelitian penelitian dan dengan metode ini penajaman penajaman pengaruh dan pola nilai lebih peka peka dise disesu suai aikan kanny nya. a. Sehi Sehingg nggaa obje objek k penel penelit itia ian n dapat dapat dini dinila laii secar secaraa empir empirik ik mela melalu luii pemahaman pemahaman intelektual intelektual dan argumentasi argumentasi logis untuk memunculkan konsepsi yang realistis realistis (Moleo (Moleong, ng, 2001: 2001: 5). Berbeda Berbeda dengan dengan penelit penelitian ian kuantit kuantitati atiff yang yang bekerja bekerja berdas berdasark arkan an pada pada perhitungan prosentasi, rata-rata dan perhitungan statistik lainnya.
3. Jenis Jenis dan dan Su Sumber mber Data Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang bersifat tektual berupa konsep dan tulisan. Aspek-aspek yang akan diteliti adalah seputar apa dan bagaimana definisi, konsep, persepsi, pemikiran dan argumentasi yang terdapat di dalam literatur yang relevan dengan pembahasan. Oleh karena itu, data yang akan diambil dan dikaji berasal dari data verbal yang abstrak kualitatif. Sedangkan data yang digunakan antara lain : 1. Data Data Pri Prime merr
Sumber data primer, ialah sumber data yang diperoleh melalui pengamatan dan analisa terhadap literatur-literatur pokok yang dipilih untuk dikaji kembali kesesuaiannya antara
teks dengan realitas berdasarkan berbagai macam tinjauan ilmiah. 2. Data Data Sekun Sekunder der
Sumber data sekunder, ialah sumber data yang di peroleh dari sumber-sumber bacaan yang mendukung sumber primer yang di anggap relevan, hal tersebut sebagai penyempurnaan bahan penelitian terhadap bahasan dan pemahaman peneliti 4. Metode Metode Analisi Analisiss Data Data
Analisa data secara umum di lakukan dengan cara menghubungkan apa yang di peroleh dari suatu proses kerja awal. hal ini di tujukan untuk memahami data yang terkumpul dari sumber, yang kemudian untuk di ketahui kerangka berfikir peneliti ( Bisri, 2004: 228). Adapun metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Analis Analisis is Refl Reflekt ektif if Metode analisa data yang berpedoman pada cara berfikir reflektif. Pada dasarnya metode ini adalah kombinasi yang kuat antara berfikir deduktif dan induktif atau dengan mendialogkan data teoritik dan data da ta empirik secara bolak balik kritis ( STAIN, STAIN, 2002: 16). Dalam metode analisa ini peneliti akan memecahkan masalah dengan pengumpulan data-data dan informasi untuk di bandingkan kekurangan dan kelebihan dari setiap literatur atau alternatif tersebut. sehingga pada penyimpulan akan di peroleh data yang rasional dan ilmiah. 2. Conten Contentt Analis Analisis is Cont Conten entt anali analisi siss atau atau di sebut sebut denga dengan n anali analisi siss isi isi adal adalah ah suat suatu u meto metode de untu untuk k memahami wacana atau problem dengan mencari inti dari wacana tersebut ( Musyarofah, 2002: 15). Maka berkenaan dengan pengolahan dan analisis data, content analisis di artikan pula dengan analisis data deskriptif berdasarkan isinya ( Suryabrata, 1998: 85). Jadi peneliti dalam metode ini akan menganalisa data berdasarkan fenomena yang terjadi dalam pendidikan pondok pesantren tradisional.
9. SISTEMA SISTEMATIKA PEMBAHASAN PEMBAHASAN
Guna mensistematiskan pembahasan berikut ini adalah sistematika pembahasan, antara lain : BAB I, Memuat tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian ini beserta seperangkat prosedur
dan metode penelitian. BAB II, Memuat tentang kerangka teoritik yang selanjutnya menjadi frame work dalam perumusan
konsep pemikiran BAB III, Membahas tentang konsep pendidikan pondok pesantren tradisional dalam perspektif
pendidikan Islam Indonesia kesimpulan tentang tentang pendidikan pendidikan pondok pesantren dalam perspektif pendidikan BAB IV, Memuat kesimpulan Islam Indonesia.
BAB II KERANGKA TEORITIK
1. Pendidi Pendidikan kan Islam Islam Indone Indonesia sia
1. Pengertian Pengertian Pendidikan Pendidikan Islam Pendidikan Islam, yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yang memiliki nilainilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menur menurut ut ukur ukuran an Alla Allah h dan dan isi isi pendi pendidi dikan kanny nyaa adal adalah ah mewu mewuju judka dkan n tuju tujuan an ajar ajaran an Alla Allah h (Djamaluddin, 1999: 9). Menurut Hasan Langgulung yang dikutip oleh Djamaluddin (1999), Pendidikan Islam ialah pendidikan yang memiliki empat macam fungsi yaitu : •
Meny Menyia iapka pkan n gener generas asii muda muda untu untuk k meme memegan gang g pera perana nann-per perana anan n tert tertent entu u dala dalam m masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
•
Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
•
Memind Memindahka ahkan n nilainilai-nil nilai ai yang yang bertuj bertujuan uan untuk untuk memili memilihar haraa keutuhan keutuhan dan kesatu kesatuan an masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
•
Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasilnya di akhirat. An-Naquib Al-Atas yang dikutip oleh Ali, mengatakan pendidikan Islam ialah usaha yang
dialakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan keberadaan (1999: 10 ). Adapun Mukhtar Bukhari yang dikutip oleh Halim Soebahar, mengatakan pendidikan Iala Ialam m adal adalah ah sega seganap nap kegi kegiat atan an yang yang dila dilaku kukan kan sese seseor orang ang atau atau suat suatu u lemb lembag agaa untuk untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa, dan keseluruhan lembaga-lembaga pendidikan yang mendasarkannya program pendidikan atau pandangan dan nilai-nilai Islam (2002: 12). Pendid Pendidika ikan n Islam Islam adalah adalah jenis jenis pendid pendidika ikan n yang yang pendir pendirian ian dan penyelen penyelenggar ggaraan aannya nya didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita untuk mengejewantahkan nilai-nilai Islam, baik yang ang
terce ercerm rmiin
dala dalam m
nama nama
lemba embaga gany nyaa
maup maupun un
dal dalam
kegi kegiat atan an--kegi kegiat atan an
yang ang
diselenggarakan (Soebahar, 2002: 13). Kendati dalam peta pemikiran Islam, upaya menghubungkan Islam dengan pendidikan masih diwarnai banyak perdebatan, namun yang pasti relasi Islam dengan pendidikan bagaikan dua sisi mata uang, mereka sejak awal mempunyai hubungan filosofis yang sangat mendasar, baik secara ontologis, epistimologis maupun aksiologis. Yang dimaksud dengan pendidikan Islam disini adalah : pertama, pertama, ia merupakan suatu upaya atau proses proses yang dilakukan secara sadar dan terencana terencana membantu peserta didik melalui pembin pembinaan aan,, asuhan asuhan,, bimbin bimbingan gan dan pengemba pengembanga ngan n potens potensii mereka mereka secara secara optima optimal, l, agar nantinya nantinya dapat memahami, menghayati menghayati dan mengamalkan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan keyakinan dan Kedua, merupakan usaha yang pandangan hidupnya demi keselamatan di dunia dan akherat. akherat. Kedua, sistimati sistimatis, s, pragmatis pragmatis dan metodologis metodologis dalam membimbing membimbing anak didik atau setiap setiap individu individu dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh, demi terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran islam. Dan ketiga, merupakan segala upaya pembinaan
dan pengembangan potensi anak didik untuk diarahkan mengikuti jalan yang islami demi memperoleh keutamaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat. Menurut Fadlil Al-Jamali yang dikutip oleh Muzayyin Arifin, pendidikan Islam adalah prose prosess yang yang mengar mengarahka ahkan n manusi manusiaa kepada kepada kehidu kehidupan pan yang yang baik baik dan mengangk mengangkat at deraja derajatt kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitroh) dan kemampuan ajarnya (2003: 18). Maka Maka dengan dengan demiki demikian, an, pendid pendidika ikan n Islam Islam dari dari beberap beberapaa pengert pengertian ian di atas atas penulis penulis menyimpulkan, bahwa pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik dari aspek rohaniah, jasmaniah, dan juga harus berlangsung secara hirarkis. oleh karena karena itu, itu, pendid pendidika ikan n Islam Islam merupak merupakan an suatu suatu proses proses kematan kematangan, gan, perkemb perkembang angan an atau atau pertumbuhan baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan transformatif dan inovatif. Pendidikan islam sebagaimana rumusannya diatas, menurut Abd Halim Subahar ( 1992 : 64) memiliki beberapa prinsip yang membedakannya dengan pendidikan lainnya, antara lain : •
Prinsip tauhid
•
Prinsip Integrasi
•
Prinsip Keseimbangan
•
•
•
Prinsip persamaan Prinsip pendidikan seumur hidup, dan Prinsip keutamaan.
Sedangkan tujuan pendidikan islam dapat dirumuskan sebagai berikut : •
•
Untuk membentuk akhlakul karimah. Memb Memban antu tu pese pesert rtaa didik didik dala dalam m menge mengemb mban angka gkan n kogni kognisi si,, afeks afeksii dan psik psikom omot otor orii guna guna memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai pedoman hidupnya sekaligus sebagai kontrol terhadap pola fikir, pola laku dan sikap mental.
•
Membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin dangan membentuk mereka menjadi
manusi manusiaa berima beriman, n, bertaq bertaqwa, wa, berakhl berakhlak ak mulia, mulia, memili memiliki ki pengeta pengetahuan huan dan ketera keterampi mpilan lan,, berkepribad berkepribadian ian integratif, integratif, mandiri dan menyadari menyadari sepenuhnya peranan dan tanggung tanggung jawab dirinya di muka bumi ini sebagai abdulloh dan kholifatulloh.
Dengan demikian, sesungguhnya pendidikan islam tidak saja fokus pada education for the brain, brain, tetapi juga pada education for the heart . Dalam pandangan islam, karena salah satu misi utama pendidikan islam adalah dalam rangka membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin, maka ia harus seimbang, sebab bila ia hanya focus pada pengembangan kreatifiats rasional semata tanpa diimbangi oleh kecerdasan emosional, maka manusia tidak akan dapat menikmat menikmatii nilai nilai kemaju kemajuan an itu sendir sendiri, i, bahkan bahkan yang yang terjad terjadii adalah adalah demart demartabat abatisa isasi si yang yang menyebabkan menyebabkan manusia manusia kehilangan kehilangan identitasny identitasnyaa dan mengalami mengalami kegersangan kegersangan psikologis psikologis,, dia hanya meraksasa dalam tehnik tapi merayap dalam etik. Demikian Demikian pula pendidikan pendidikan islam mesti bersifat bersifat integraliti integralitik, k, artinya artinya ia harus memandang manusia manusia sebagai sebagai satu kesatuan utuh, kesatuan kesatuan jasmani jasmani rohani, rohani, kesatuan kesatuan intelektual intelektual,, emosional emosional dan spiritual, kesatuan pribadi dan sosial dan kesatuan dalam melangsungkan, mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupannya.
2. Dasar-Dasa Dasar-Dasarr Pendidi Pendidikan kan Islam Islam Dalam setiap aktivitas manusia sebagai instrumen transformasi ilmu pengetahua n, budaya, dan sebagai agen perubahan sosial, pendidikan memerlukan satu landasan fundamental atau basik yang kuat. Adapaun dasar yang di maksud adalah dasar pendidikan Islam suatu totalitas pendidikan yang wajib bersandar pada landasan dasar sebagaimana yang akan dibahas dalam bagian berikut ini. Pendidikan Islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yang bergaerak dalam
rangka pembinaan kepribadian yang utuh, paripurna atau syumun, memerlukan suatu dasar yang kokoh. kajian tentang pendidikan Islam tidak lepas dari landasan yang terkait dengan sumber ajaran Islam yaitu : •
Al-Qur’an Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut disebut aqidah aqidah dan yang yang berhub berhubunga ungan n dengan dengan amal disebu disebutt syari syari’ah ’ah.. Oleh Oleh karena karena itu pendi pendidika dikan n Islam Islam harus harus mengguna menggunakan kan Al-Qur’a Al-Qur’an n sebagai sebagai sumber sumber dalam dalam merumus merumuskan kan berba berbagai gai teori teori tentan tentang g pendidi pendidikan kan Islam Islam sesuai sesuai dengan dengan perubah perubahan an dan pembahar pembaharuan uan (Darajat, 2000: 19). •
As-Sunnah As-Sun As-Sunnah nah ialah ialah perkata perkataan, an, perbuat perbuatan an ataupun ataupun pengakua pengakuan n rasul. rasul. Yang di maksud maksud
denga dengan n penga pengakua kuan n itu itu iala ialah h kejad kejadia ian n atau atau perbua perbuata tan n oran orang g lain lain yang yang diket diketahu ahuii oleh oleh Rasulu Rasululla llah h dan beliau beliau membiar membiarkan kan saja saja kejadia kejadian n atau atau perbua perbuatan tan itu berjala berjalan. n. Sunnah Sunnah merupakan merupakan sumber ajaran ajaran kedua sesudah Al-Qur’an Al-Qur’an yang juga sama berisi berisi pedoman pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa. Untuk itulah rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Maka dari pada itu, Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manu manusi siaa musl muslim im dan dan sela selalu lu membuk membukaa kemung kemungki kina nan n pena penafs fsir iran an berk berkem emban bang. g. Itul Itulah ah sebabnya mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk yang berkaitan dengan dengan pendidi pendidikan. kan. As-Sun As-Sunnah nah juga juga berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii penjela penjelasan san terhada terhadap p bebera beberapa pa pembenaran dan mendesak untuk segara ditampilkan yaitu :
1. Menerangkan Menerangkan ayat-ayat ayat-ayat Al-Qur’an Al-Qur’an yang bersifat bersifat umum 2. Sunnah mengkhitmati mengkhitmati Al-Qur’an. Al-Qur’an. •
Ijtihad Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu
yang dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syara’ syara’ dalam dalam hal-ha hal-hall yang yang ternya ternyata ta belum belum ditega ditegaska skan n hukumny hukumnyaa oleh oleh Al-Qur’ Al-Qur’an an dan Sunnah. Namun dengan demikian ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupa kehidupan n termas termasuk uk aspek aspek pendidi pendidikan, kan, tetapi tetapi tetap tetap berpedo berpedoman man pada Al-Qur’an Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yang yang diperl diperlukan ukan dalam dalam kehidupa kehidupan, n, yang yang senant senantias iasaa berkem berkembang bang.. Ijtiha Ijtihad d dalam dalam bidang bidang pendidikan sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju bukan saja dibidang materi atau isi, melainkan juga dibidang sistem. Secara substansial ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam.
•
Al-Kaun Maks Maksud ud Alla Allah h menu menuru runka nkan n ayat ayat kauniy kauniyah ah ters terseb ebut ut yait yaitu u untu untuk k memp memper ermu mudah dah
pemahaman manusia terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat mengakui kebesarannya seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat ArAr- Ra’du ayat 3 yang berbunyi :
يﻥ ث ﺍث يﻥ ج ز ي ي ف ف ي جعي م م ﺍﻟ ي ي ﻣيﻥ ﺍ ﺍ ﺍ ي سي ﺭ ي ي ف ف ي جعي ﺭض ﺍ ي ﻣي ﻟ وﺍﻟ ك كﻳ ﻳ و ﻳت ﻟقو ﻟ دﻟ ف ف ﺭﺍﻟ ﺍﻟ ﻟ ﻳغش ﺍﻟ Artinya : “Dialah Tuhan yang mmembentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung,
sungai-sungai padanya. Dia menjadikan padanya buah-buahan berpasang-pasangan. Allah jualah yang menutup malam kepada siang sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir” (Depag RI, 1992: 368). Berdas Berdasark arkan an firman firman Allah di atas, atas, bahwa bahwa setiap setiap orang orang berfik berfikir ir harus harus mengaku mengakuii kebesaran Allah dan hal ini relevan untuk dijadikan dasar dalam pendidikan Islam. 3. Unsur-Unsu Unsur-Unsurr Pendidi Pendidikan kan Islam Islam Dalam implementasinya, fungsinya, pendidikan Islam sangat memperhatikan aspek yang mendukung atau unsur yang turut mendukung terhadap tercapainya tujuan dari pendidikan Islam. Adapun aspek atau unsur-unsur tersebut adalah : 1. Tujua Tujuan n Pendidik Pendidikan an Islam Islam Menurut Fadlil Aljamali yang dikutip oleh Abdul Halim Soebahar sebagai berikut: Pertama, Pertama, mengenalkan manusia akan perannya diantara sesama (makhluk) dan tanggung jawab pribadinya. Kedua pribadinya. Kedua,, mengenalkan mengenalkan manusia akan interaksi interaksi sosial dan tanggung tanggung jawab dalam tata hidup bermasyarakat. Ketiga, bermasyarakat. Ketiga, mengenalkan manusia akan alam ini dan mengajak mereka mereka untuk untuk mengeta mengetahui hui hikmah hikmah dicipt diciptaka akanny nnyaa serta serta member memberii kemungki kemungkinan nan untuk untuk mengambil manfaat dari alam tersebut. Keempat tersebut. Keempat , mengenalkan manusia akan pencipta alam ini (Allah) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya (2002: 19-20). Tujuan pendidikan Islam adalah tercapainya pengajaran, pengalaman, pembiasaan, pengha penghaya yatan tan dan keyakin keyakinan an akan akan kebenar kebenaranny annya. a. Sedang Sedangkan kan menurut menurut Zakiya Zakiyah h Dzaraja Dzarajatt tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk insan kamil dengan pola taqwa dapat mengalami perubahan, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itulah tuju tujuan an pendi pendidi dika kan n Islam Islam itu itu berl berlak aku u selam selamaa hidu hidup p untu untuk k menum menumbuh buhka kan, n, memu memupuk puk,, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan (2000: 31). Hal yang sama pula tujuan pendidikan pendid ikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah :
ﻢ ﻣﺴلموﺍ ﺍ ﺍ ﻥ ﺍمو هق ق ح قوﺍ ﺍﻟله حوﺍ ﺍﻳﻥ ﺍﻣﺍﻟﻳ ﻳﻳ Arinya: “Wahai “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar benarnya taqwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (QS. 3 Ali-Imron: 102). Sedan Sedangk gkan an menur menurut ut Ahma Ahmad d D Mari Marimb mbaa yang yang dikut dikutip ip oleh oleh Hali Halim m Soeba Soebaha harr, menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya muslim. Dan menurutnya bahwa tujuan demikian identik dengan tujuan hidup setiap muslim. Adapun tujuan hidup seorang muslim adalah menghamba kepada Allah yang berkaitan dengan firman Allah Surat Dzariat 56 yang berbunyi :
ﺒ عﺒﻟ ﺍ ﺍ ﺍ ﺍ ﻥخلقت ﺍﻟ ﻣ ﻣ Artinya: Artinya: “Dan aku (Allah) (Allah) tidak menjadikan menjadikan jin dan manusia melainkan untuk meyembahKu”. Dan masih banyak beberapa deskripsi yang membahas tentang tujuan pendidikan Islam Islam sepert sepertii konfren konfrensi si pendid pendidika ikan n di Islam Islamabat abat tahun tahun 1980, 1980, bahwa bahwa pendid pendidika ikan n harus harus mereal merealisa isasik sikan an cita-c cita-cita ita (ideal (idealita itas) s) Islam Islam yang yang mencaku mencakup p pengemba pengembanga ngan n kepriba kepribadia dian n muslim muslim secara secara meyelur meyeluruh uh yang yang harmoni harmoniss yang yang berdas berdasark arkan an fisiol fisiologi ogiss dan psikol psikologi ogiss maupun maupun yang yang mengacu mengacu kepada kepada keiman keimanan an dan sekali sekaligus gus berilm berilmu u pengeta pengetahuan huan secara secara berkeseimbangan sehingga terbentuklah muslim yang paripurna, berjiwa tawakkal secara total kepada Allah sebagaimana firman Allah Surat Al-An’am Ayat Ayat 162:
ﻥﻟله ﺭب ﺍﻟعلم م ﻣم ﺤ ﻣﺤ ك ﺴك ص ص ﺍ ﺍ Artiny Artinya: a: “Katak “Katakanl anlah ah sesungg sesungguhny uhnyaa sholat sholatku, ku, ibadahk ibadahku, u, hidup hidup dan matiku matiku hanya hanya bagi Allah, Allah, tuhan semesta alam”. Imam Al-Ghazali Al-Ghazali mengatakan mengatakan tujuan tujuan penddikan penddikan Islam adalah untuk mencapai kesempurnaan manusia yang mendekatkan diri kepada Allah dan bertujuan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. (Langgulung, 1990: 9).
Maka dari pada itu, tujuan pendidikan Islam dirumuskan dalam nilai-nilai filosofis yang termuat dalam filsafat pendidikan Islam. Seperti halnya dasar pendidikannya, maka tuju tujuan an pendi pendidi dika kan n Isla Islam m juga juga iden identi tik k denga dengan n tuju tujuan an Isla Islam m itu itu send sendir iri. i. Sedan Sedanag agkan kan Muhammad Umar Altomi Al-Zaibani yang dikutip oleh Djalaluddin, mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak ul karima karimah. h. Tujua Tujuan n ini sama dan sebang sebangun un dengan dengan tujua tujuan n yang yang akan dicapai dicapai oleh oleh misi misi kerasulann yaitu “membimbing manusia agar berakhlak mulia”. (2001: 90). Maka dengan demikian tujuan pendidikan Islam yang berdasarkan deskripsi di atas ialah menanamkan makrifat (kesadaran) dalam diri manusia terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah, kesadaran selaku anggota masyarakat yang harus meiliki rasa tanggung jawab sosial sosial terhadap terhadap pembinaan pembinaan masyarakatny masyarakatnya, a, serta serta menanamkan menanamkan kemampuan kemampuan manusia manusia untuk menolak, memanfaatkan alam sekitar sebagai ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan manusia, dan kegiatan ibadahnya kepada pencipta alam itu sendiri. Telah kita ketahui, bahwa dasar tujuan pendidikan ditiap-tiap negara itu tidak selalu tetap tetap sepanj sepanjang ang masa, masa, melain melainkan kan sering sering mengal mengalami ami peruba perubahan han atau atau pergant pergantian ian,, sesuai sesuai dengan perkembangan zaman. Perumbakan itu biasanya akibat dari pertentangan pendirian atau ideologi yang ada di dalam masyarakat itu. Hal ini kerap kali terjadi lebih-lebih di negara yang belum stabil kehidupan politiknya, karena mereka yang bertentangan itu sadar bahwa pendidikan memegang peranan penting sebagai generasi bangsa. Sama Sama halnya halnya dengan dengan tujuan tujuan pendidi pendidikan kan di Indones Indonesia ia juga juga selalu selalu berubah berubah-ru -rubah bah,, dikarenakan kondisi dan situasi politiknya tidak stabil. Hal ini dibuktikan mulai tahun 1946 sampai pada saat sekarang. Dengan demikian tujuan pendidikan itu tidak berdiri sendiri, melainkan melainkan dirumuskan atas dasar hidup bangsa dan cita-cita cita-cita negara dimana pendidikan pendidikan itu dilaksanakan. Sikap hidup itu dilandasi oleh norma-norma yang berlaku bagi semua warga negara.
Oleh karena itu, sebelum seseorang melaksanakan tugas kependidikannya, terlebih dahulu harus memahami falsafah negara, supaya norma yang melandasi hidup bernegara itu tercermin dari tindakannya, agar pendidikan yang diarahkan kepada pembentukan sikap posisi pada peserta didik hendaknya diperhitungkan pula bahwa manusia muda (peserta didik) itu tidak hidup tersendiri di dunia ini. (Uhbiyati, dkk,2001:135-139)
2. Subjek Subjek Pendid Pendidika ikan. n. Subjek Subjek pendidikan pendidikan adalah orang yang berkenaan berkenaan langsung langsung dengan proses pendidikan dalam hal ini pendidik dan peserta didik. Peserta didik yaitu pihak yang merupakan sabjek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan atau tindakan pendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang dicita dicita-ci -citak takan. an. Dalam Dalam PPRI PPRI No. 19 tahun tahun 2005, 2005, tentan tentang g Standar Standar Nasion Nasional al Pendid Pendidika ikan n disebutkan bahwa yang dimaksud dengan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha berusaha menyumbangkan menyumbangkan potensi diri melalui melalui proses pembelajaran pembelajaran yang tersedia tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (PPRI, 2005: 12) Pendid Pendidik ik atau atau guru guru secara secara implis implisit it ia telah telah merela merelakan kan diriny dirinyaa dan memiku memikull dan menerima sebagai tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak pada oranag tua. (Dzarajat, 2000: 39) Maka dengan demikian subjek pendidikan Islam yaitu semua manusia yang berproses dalam dalam dunia dunia pendidi pendidikan kan baik baik formal formal,, inform informal al maupun maupunn n nonfor nonformal mal yang yang sama-s sama-sama ama mempunyai mempunyai tujuan tujuan demi pengembangan kepribadiannya. kepribadiannya. Sehingga menjadi menjadi insan yang mempunyai kesadaran penuh kepada sang pencipta. 3. Kuriku Kurikulum lum dan dan Mater Materi. i. Hal Hal pent pentin ing g yang yang perl perlu u dike diketa tahu huii dala dalam m pros proses es belaj belajar ar menga mengaja jarr atau atau pros proses es kependidikan dalam suatu lembaga adalah kurikulum (Arifin, 2003: 77).
Menurut Soedijarto yang dikutip Khoiron Rosyadi mengartikan kurikulum dengan lima tingkatan, yaitu : Pertama, : Pertama, sebagai serangkaian tujuan yang menggambarkan berbagai kemapuan (pengetahuan dan keterampilan), nilai dan sikap yang harus dikuasi dan dimiliki oleh peserta didik dari suatu satuan pendidikan; Kedua, sebagai kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang-bidang study yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk menguasai serangkaian kemampuan, nilai dan sikap yang secara institusional harus Ketiga, diartikan sebagai dikuasi dikuasi oleh peserta didik setelah selesai dengan pendidikanny pendidikannya; a; Ketiga, garis besar materi dari suatu bidang study yang telah dipilih untuk dijadikan objek belajar. Keempat, adalah adalah sebagai sebagai panduan panduan dan buku pelaja pelajaran ran yang yang disusu disusun n untuk untuk menunj menunjang ang terjadinya proses belajar mengajar; Kelima, mengajar; Kelima, adalah sebagai bentuk dan jenis kegiatan belajar mengajar yang dialami oleh para pelajar, termasuk di dalamnya berbagai jenis bentuk dan frekuensi evaluasi yang digunakan sebagai bagian terpadu dari strategi belajar mengajar yang direncanakan untuk dialami para pa ra pelajar. (2004:243-244) Oleh karena, itu kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembag lembagaa kependi kependidik dikan an tidak tidak hanya hanya dijaba dijabarkan rkan serang serangkai kai ilmu ilmu pengeta pengetahua huan n yang yang harus harus diajarkan pendidik kepada anak didik, dan anak didik mempelajarinya. Tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandanag perlu, karena mempunyai pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Adapun pengertian kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin, (suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olahraga), kemudian yang dialihkan kedalam pengertian pendidikan menjadi suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalamnya. Dan secara termenologi adalah menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang dipelajarai dan juga semua pengalamam yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak. Adapun yang dimaksud dengan materi yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu ilmu agam agamaa Isla Islam m yang ang disu disusu sun n sede sedemi miki kian an rupa rupa atau atau disa disamp mpai aika kan n kepa kepada da anak anak
didik.(Uhbiyati, 2003:14) Materi dan kurikulum memiliki keterkaitan atau depadensi yang sangat erat mengingat meteri merupakan integral dari kurikulum, dan pencapaian materi secara sistematis diatur dari kurikulum yang ada. 4. Metode, Metode, Media, Media, dan Evalua Evaluasi. si. Metode merupakan instrumen dan dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau atau alat alat yang ang memp mempun uny yai fung fungsi si gand ganda, a, yaitu aitu yang ang bers bersif ifat at poli polipr prag agma mati tiss dan dan monopragmatis. Oleh karena itu, metode dalam pengertian litter lijk, kata “metode” berasal dari bahasa grek yang terdiri dari meta yang berarti “melalui”, dan hodos yang berarti “jalan”. Jadi metode berarti “jalan yang dilalui”. Maka secara umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan mengerjakan sesuatu, sesuatu, cara itu mungkin baik mungkin tidak baik. atau metode juag dapat diartikan sebagai cara untuk mempermudah pemberian, pemahaman kepada anak didik mengenai bahan atau materi yang diajarkan. (Arifin, 2003: 89) Media, Media, menuru menurutt gerlac gerlach h dan Eli sebagai sebagaiman manaa dikuti dikutip p Azhar Azhar Arsya Arsyad, d, mengata mengatakan kan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang yang memb memban angun gun kondi kondisi si yang yang memb membuat uat sisw siswaa mamp mampu u memp memper erole oleh h penge pengeta tahu huan, an, keterampilan atau sikap (1996: 1) Jadi media merupakan sarana untuk mempermudah pemberian pemahaman kepada peserta didik. Evalua Evaluasi si adalah adalah suatu suatu proses proses berkel berkelanj anjuta utan n tentan tentang g pengumpu pengumpulan lan dan penafsi penafsiran ran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran atau yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif komprehensif dari seluruh aspek-aspek aspek-aspek kehidupan mental psikologis psikologis dan spritual religius, karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang tidak
hanya bersikap religius melainkan juga berilmu dan berketarampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya. (Arifin, 2000: 238) Dalam rangka menilai menilai keberhasilan keberhasilan pendidikan, evaluasi penting untuk dilaksanakan dilaksanakan karena sebagai pijakan dalam merumuskan program-program pendidikan yang akan datang. 5. Ling Lingku kunga ngan. n. Ling Lingku kung ngan an iala ialah h sesu sesuat atu u yang ang bera berada da dilu diluar ar diri diri anak anak dan dan memp mempen enga garu ruhi hi perkembangannya. Lingkungan sendiri dibagi tiga macam yang keseluruhannya mendukung terhada terhadap p proses proses implem implement entasi asi pendid pendidika ikan n Islam Islam,, misalny misalnyaa masya masyaraka rakat, t, sekola sekolah, h, dan keluarga. Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat adat isti istiad adat at,, penge pengeta tahua huan, n, pendi pendidi dika kan n dan dan alam alam.. Oleh Oleh karena karena itu, itu, deng dengan an kata kata lain lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. (Daradjat, 2000: 63) Jadi lingkungan mempunyai andil yang sangat signifikan dalam pembentukan sikap dan prilaku yang pada akhirnya akan membentuk sebuah kepribadian yang sempurna.
2. Pondok Pesantren Pesantren Sebagai Sebagai lembaga Pendidikan Pendidikan Islam
1. Pengertian Pengertian Pondok Pesantren Pesantren Pengertian pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe-dan akhiran an, berarti tempat tempat tinggal tinggal santri santri.. Soegar Soegarda da Poerba Poerbakaw kawatj atjaa yang yang dikuti dikutip p oleh oleh Haidar Haidar Putra Putra Daulay Daulay,, mengata mengatakan kan pesant pesantren ren berasa berasall dari dari kata kata santri santri yaitu yaitu seseor seseorang ang yang yang belaja belajarr agama agama Islam Islam,, sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti, tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indo Indones nesia ia yang yang bers bersif ifat at “tra “tradi disi sion onal al”” untu untuk k menda mendala lami mi ilmu ilmu tent tentang ang agama agama Isla Islam m dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian (2004: 26-27). Dalam kamus besar bahas Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama, tempat santri,
atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendid pendidika ikan n Islam, Islam, dimana dimana para para santri santri biasany biasanyaa tinggal tinggal di pondok pondok (asrama (asrama)) dengan dengan materi materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam Islam seca secara ra deta detail il,, sert sertaa meng mengama amalk lkann annya ya sebag sebagai ai pedom pedoman an hidu hidup p kese keseha hari rian an denga dengan n menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat (Fenomena, 2005: 72). Pondok pesantren secara definitif tidak dapat diberikan batasan yang tegas, melainkan terkandung terkandung fleksibili fleksibilitas tas pengertian pengertian yang memenuhi memenuhi ciri-ciri ciri-ciri yang memberikan memberikan pengertian pengertian pondok pesantren. Jadi pondok pesantren belum ada pengertian yang lebih konkrit, karena masih meliputi beberapa unsur untuk dapat mengartikan pondok pesantren secara komprehensif (Artikel, 1). Maka Maka dengan dengan demiki demikian an sesuai sesuai dengan dengan arus arus dinami dinamika ka zaman, zaman, defini definisi si serta serta persep persepsi si terhadap pesantren menjadi berubah pula. Kalau pada tahap awalnya pesantren diberi makna dan pengertian sebagai lembaga pendidikan tradisional, tetapi saat sekarang pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional tidak lagi selamanya benar. 2. Tipologi Tipologi Pondok Pesantren Pesantren Seiring dengan laju perkembangan masyarakat, maka pendidikan pesantren baik tempat, bentuk hingga substansinya telah jauh mengalami perubahan. Pesantren tidak lagi sesederhana seperti apa yang digambarkan seseorang, akan tetapi pesantren dapat mengalami perubahan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman. Menurut Yacub yang dikutip oleh Khozin mengatakan bahwasanya ada beberapa pembagian pondok pesantren dan tipologinya yaitu : 1. Pesa Pesantr ntren en Sala Salafi fi,, yait yaitu u pesant pesantre ren n yang teta tetap p memp memper ertah tahan ankan kan pel pelaj ajar arann annya ya denga dengan n kita kitabb-ki kita tab b klas klasik ik dan dan tanp tanpaa dibe diberi rikan kan pengetahuan umum. Model pengajarannyapun sebagaimana yang lazim lazim ditera diterapka pkan n dalam dalam pesant pesantren ren salaf, salaf, yaitu yaitu dengan dengan metode metode
sorogan dan weton. 2. Pesa Pesantr ntren en Khala Khalafi fi,, yait yaitu u pesa pesantr ntren en yang yang mene menera rapka pkan n sist sistem em pengajaran klasikal (madrasi), memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta juga memberikan pendidikan keterampilan. 3. Pesantren Pesantren Kilat, Kilat, yaitu pesantren pesantren yang berbentuk semacam semacam training training dalam dalam waktu waktu relati relatiff singka singkat, t, dan biasany biasanyaa dilaks dilaksanak anakan an pada wakt waktu u libu liburr seko sekola lah. h. Pesa Pesant ntre ren n ini ini meni meniti tik k bera beratk tkan an pada pada ketera keterampi mpilan lan ibdah ibdah dan kepemim kepemimpin pinan. an. Sedangk Sedangkan an santri santrinya nya terd terdir irii dari dari sisw siswaa sekol sekolah ah yang yang dipa dipanda ndang ng perl perlu u mengi mengikut kutii kegiatan keagamaan dipesantren kilat. 4. Pesantr Pesantren en terint terintegr egrasi asi,, yaitu yaitu pesant pesantren ren yang yang lebih lebih meneka menekankan nkan pada pada pendidi pendidikan kan vocasi vocasional onal atau atau kejuru kejuruan, an, sebagai sebagaiman manaa balai balai latihan kerja di Departemen Tenaga Kerja, dengan program yang terintegrasi. Sedangkan santrinya mayoritas berasal dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari kerja. (2006:101) Sedangkan menurut Mas’ud dkk, ada beberapa tipologi atau model pondok pesantren yaitu : 1. Pesantren Pesantren yang mempertahankan mempertahankan kemurnian kemurnian identitas aslinya aslinya sebagai tempat menalami menalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-I-din) bagi para santrinya. Semua materi yang diajarkan dipesa dipesantr ntren en ini sepenuh sepenuhnya nya bersi bersifat fat keagam keagamaan aan yang yang bersum bersumber ber dari dari kitabkitab-kit kitab ab berbahasa arab (kitab kuning) yang ditulis oleh para ulama’ abad pertengahan. Pesantren model ini masih banyak kita jumpai hingga sekarang, seperti pesantren Lirboyo di Kediri Jawa Timur, beberapa pesantren di daeah Sarang Kabupaten Rembang, Jawa tengah dan lain-lain. 2. Pesantren Pesantren yang memasukkan memasukkan materi-mater materi-materii umum dalam pengajarannya, pengajarannya, namun dengan kurikulum yang disusun sendiri menurut kebutuhan dan tidak mengikuti kurikulum yang
dite diteta tapk pkan an peme pemeri rinta ntah h secar secaraa nasi nasiona onall sehi sehingg nggaa ijaz ijazah ah yang yang dike dikelu luar arka kan n tidak tidak mendapatkan pengakuan dari pemerintah sebagai ijazah formal. 3. Pesant Pesantren ren yang yang menyelen menyelengga ggaraka rakan n pendid pendidika ikan n umum di dalamny dalamnya, a, baik baik berbent berbentuk uk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di dalam n aungan DEPAG) DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS) dalam berbagai jenjangnya, bahkan ada yang sampai sampai Pergu Pergurua ruan n Tingg Tinggii yang yang tidak tidak hanya hanya melipu meliputi ti fakult fakultasas-fak fakult ultas as keagama keagamaan an meliankan juga fakultas-fakultas umum. Pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur adalah contohnya. 4. Pesa Pesant ntre ren n yang yang meru merupak pakan an asra asrama ma pelaj pelajar ar Isla Islam m dima dimana na para para sant santri riny nyaa belaj belajar ar disekol disekolahah-sek sekola olah h atau atau pergur perguruanuan-per pergur guruan uan tinggi tinggi diluar diluarny nya. a. Pendid Pendidika ikan n agama agama dipesantren model ini diberikan diluar jam-jam sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua santrinya. santrinya. Diperkirakan Diperkirakan pesantren pesantren model inilah inilah yang terbanyak terbanyak jumlahnya. jumlahnya. (2002:149150) 3. Dinami Dinamika ka Pondok Pondok Pesantr Pesantren en Dalam perspektif sejarah, lembaga penidikan yang terutama berbasis di pedesaan ini telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang, sejak sekitar abad ke 18. seiring denga perjalanan waktu, pesantren sedikit demi sedikit maju, tumbuh dan berkembang sejalan dengan proses pembangunan serta dinamika masyarakatnya. Ini menunjukkan bahwa ada upaya-upaya yang dilakukan pesantren untuk mendinamisir, dirinya sejalan dengan tuntutan dan perubahan masyarakatnya. Dinami Dinamika ka lembag lembagaa pendidi pendidikan kan Islam Islam yang yang relati relatiff tua di Indones Indonesia ia ini tampak tampak dalam dalam beberapa hal, seperti : 1. Pening Peningkat katan an secara secara kuantit kuantitas as terhada terhadap p jumlah jumlah pesant pesantren ren.. Tercatat ercatat di Departemen Agama, bahwa pada tahun 1977 ada 4195 pesantren dengan jumlah santri 677.384 orang. Jumlah tersebut menjadi 5661 pesantren
dengan 938.397 santri pada tahun 1981, kemudian meningkat menjadi 15.900 pesantren dengan jumlah santri 5,9 juta orang pada tahun 1985. 2. Kemampu Kemampuan an pesant pesantren ren untuk untuk selalu selalu hidup hidup diteng ditengahah-ten tengah gah masya masyarak rakat at yang yang
seda sedang ng
meng mengal alam amii
berb berbag agai ai
peru peruba baha han. n.
Pesa Pesant ntre ren n
mamp mampu u
memo memobi bili lisa sasi si sumb sumber er daya daya baik baik tenag tenagaa maupu maupun n dana, dana, sert sertaa mamp mampu u berpe berperan ran sebagai sebagai benteng benteng terhada terhadap p berbaga berbagaii budaya budaya yang yang berdam berdampak pak negatif. Kenyataan ini juga menunjukkan bahwa pesantren merupakan lembag lembagaa pendidi pendidikan kan yang yang mempuny mempunyai ai kekuat kekuatan an untuk untuk surviv survive. e. Dan pesantren pesantren juga mampu mendinamisir mendinamisir dirinya dirinya ditengah-ten ditengah-tengah gah perubahan perubahan masyara masyarakat katnya nya.. Secara Secara sosiol sosiologi ogis, s, ini menunj menunjukka ukkan n bahwa bahwa pesant pesantren ren masih
memiliki
fungsi
nya nyata
yang ang
dibutu utuhka hkan
masyara arakat kat.
(Khozin,2006:149) Sedang Sedangkan kan perkemb perkembang angan an secara secara kuantit kuantitati atiff maupun maupun kemampu kemampuan an bertah bertahan an diteng ditengah ah peru perubah bahan an,, tida tidak k otom otomat atis is menun menunju jukka kkan n kemam kemampua puan n pesa pesant ntre ren n untuk untuk bersa bersain ing g dalam dalam memperebutkan peserta didik. Seperti Dhofir mengatakan (1992), bahwa dominasi pesantren di dunia pendidikan mulai menurun secara drastis setelah tahun 1950-an. Salah satu faktornya, adalah lapangan pekerjaaan “modern” mulai terbuka bagi warga Indonesia yang mendapat latihan latihan di sekolah-seko sekolah-sekolah lah umum. Akan tetapi setelah proklamasi kemerdekaan kemerdekaan pemerintah pemerintah lebih memberikan perhatian terhadap sistem pendidikan nasional, dengan membangun sekolahsekolah umum dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Perkembangan Perkembangan akhir-akhir akhir-akhir ini menunjukkan, menunjukkan, bahwa beberapa beberapa pesantren pesantren ada yang tetap berjalan meneruskan segala tradisi yang diwarisinya secara turun temurun, tanpa perubahan dan inprovisasi yang berarti kecuali sekedar bertahan. Namun ada juga pesantren yang mencoba mencari jalan sendiri, dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik dalam waktu yang singkat. Pesantren semacam ini adalah pesantren yang menyusun kurikulumnya, berdasarkan
pemikiran akan kebutuhan santri dan masyarakat sekitarnya. Maka dari pada itu, apapun motifnya perbincangan seputar dinamika pesantren memang harus harus diakui diakui mempuny mempunyai ai dampak dampak yang yang besar besar contohny contohnyaa semaki semakin n ditunt dituntut ut dengan dengan adanya adanya teknologi teknologi yang canggih pesantrenpun pesantrenpun tidak ketinggalan ketinggalan zaman untuk selalu mengimbangi dari setiap persoalan-persoalan yang terkait dengan pendidikan maupun sistem di dalam pendidikan itu sendiri, mulai dari sisi mengaji ke mengkaji. Itupun merupakan sebuah bukti konkrit di dalam pesantren itu sendiri, bahwa mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Karenanya pesantren tidak akan pernah mengalami statis, selama dari setiap unsur-unsur pesantren tersebut bisa menyikapi dan merespon secara baik, apa yang paling aktual. (Mas’ud dkk, 2002:72-73)
BAB III PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA
Pesantren Tradisional adalah jenis pesantren yang mempertahankan kemurnian identitas aslinya sebagai tempat menalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-I-din) bagi para santrinya. Semua materi materi yang diajarkan dipesantren dipesantren ini sepenuhnya bersifat keagamaan yang bersumber bersumber dari kitabkitab berbahasa arab (kitab kuning) yang ditulis oleh para ulama’ abad pertengahan. Dalam perspektif pendidikan Islam Indonesia, ada yang menyebutkan bahwa pendidikan pondok pondok pesant pesantren ren tradis tradisiona ionall berpos berposisi isi sebagai sebagai sub ordina ordinatt yang yang berger bergerak ak pada pada wilay wilayah ah dan domaian pendidikan hati yang lebih menekankan pada aspek “afektif pendidikan “ atau “atticude pendidikan” . Namun sebagian yang lain menyebutkan, pendidikan pesantren merupakan bagian tak terpis terpisahka ahkan n dari dari pendidi pendidikan kan nasion nasional al yang yang memberi memberikan kan pencera pencerahan han bagi pesert pesertaa didik didik secara secara integral, baik kognitif (knowlagde), afektif (attucude) maupun p sikomotorik (skill) Dengan demikian, pesantren dengan sistem dan karakternya yang khas telah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional, meski mengalami pasang surut dalam mempertahankan visi, misi dan eksistensinya, namun tak dapat disangkal hingga saat ini pesantren tetap survive, bahkan beberapa diantaranya bahkan muncul sebagai model gerakan alternatif bagi pemecahan masalah masalah masalah masalah sosial sosial masyarakat masyarakat desa, seperti seperti yang dilakukan Pesantren Pesantren Pabelan Pabelan di Mangelang yang mendapat penghargaan “Aga Khan’ tahun 1980. Efektifitas persantren untuk menjadi agent of change sebenarnya terbentuk karena sejak awal awal keber keberad adaa aanny nnyaa pesa pesant ntre ren n juga juga menem menempa patk tkan an diri diri seba sebagai gai pusa pusatt belaj belajar ar masy masyara araka katt (Commonity learing centre), seperti di contohkan Gur Dur pada Pesantren Denanyar Jombang yang selama 50 tahun tidak pernah surut memberikan pengajian dan problem solving gratis pada Ibu ibu
rumah tangga di desa desa lingkungan pesantren dan sekitarnya. Hasil dari kegiatan ini memang bukan orang orang yang berijazah, tetapi pembentukan pandan pandangan, gan, nilai nilai nilai nilai dan sikap sikap hidup hidup bersam bersamaa dimasy dimasyarak arakat, at, padahal padahal pembang pembangunan unan oleh oleh pemerintah acapkali tidak manjangkau sisi ini. Disini terlihat jelas bahwa Pesantren bukan saja penyelenggara pendidikan, tetapi juga penyelenggara dakwah yang mengajak pada perubahan pola hidup dimasyarakat. Meskipun Meskipun dalam melakukan pemecahan pemecahan masalah masalah masalah masalah sosial sosial masyarakat masyarakat sekitarnya, sekitarnya, pesantren tidak menggunakan teori pembanguan seperti yang digunakan pemerintah, dan lebih pada gerakan yang dilandaskan pada amal saleh, sebagai refleksi dari penghayatran dan pemahaman keberagamaan sang kyai, tetapi efektifitasnya dalam merubah pola hidup masyarakat tidak dapat disangsikan. Keunggulan keunggulan itu sesunggunhnya merupakan kekayaan Bangsa ini yang jika kian mendapat dukungan yang lebih signifikan signifikan dari semua pihak dalam skenario skenario besar kehidupan kehidupan berba berbangs ngsa, a, maka maka bukan bukan tidak tidak mungki mungkin n ia akan akan menjadi menjadi mutiara mutiara yang yang sangat sangat berhar berharga ga bagi bagi perbaikan bangsa Indonesia. Oleh karena itu sekali lagi, melakukan pengamatan terhadap dunia pesantren dengan memakai pendekatan formatif dan teori ilmu ilmu sosial Barat, tentu tidak akan akurat. Namun demikian tidak berarti pesantren sebagai lembaga pendidikan terbebas dari berbagai kelemahan, Para pakar pendidikan mencatat beberapa kelemahan mendasar, antara lain : 1. Di Pesantr Pesantren en belum belum banyak banyak yang yang mampu mampu merumus merumuskan kan visi, misi dan tujuan pendidik pendidikanny annyaa secara secara sistimati sistimatik k yang tertuang dalam program kerja yang jelas. Sehingga tahapan pencapaian tujuannya juga cenderung bersifat alamiyah. 2. Syst System em kepe kepemi minp npin inan an sent sentra rali list stik ik yang ang
tida tidak k
sepe sepenu nuhn hny ya
hila hilang ng,,
sehi sehing ngga ga acap acapka kali li
mengga mengganggu nggu lancar lancarny nyaa mekani mekanisme sme kerja kerja kolekt kolektif, if, padahal padahal banyak banyak perubah perubahan an yang yang tidak tidak mungkin tertangani oleh satu orang. 3. Dalam merespon merespon perubahan perubahan cenderung cenderung sangat lamban, lamban, konsep “Almuhafadat “Almuhafadatu u ala al qodim as
soleh wal ajdu bil jadidil aslah” selalu ditempatkan pada posisi bagaimana benang tak terputus dan tepung tak terserak, padahal ibarat orang naik tangga, ketika salah satu kaki meninggalkan tangga yang bawah, kaki satunya melayang layang diudara, bisa jadi terpeleset atau jatuh, itu resiko, bila takut menghadapi resiko, dia tidak akan pernah beranjak dari tangga terbawah. 4. Sistem Sistem pengajarannya pengajarannya kurang efesien, demokratis demokratis dan variatif, variatif, sehingga cepat memunculkan memunculkan kejenuhan pada peserta didik. Dsb.
Pondo Pondok k pesa pesant ntre ren n meru merupa paka kan n lemb lembag agaa pendi pendidi dika kan n yang yang memi memili liki ki beber beberap apaa fungs fungsi, i, diantaranya adalah fungsi Tafaqquh fi al din (pendalaman pengetahuan tentang agama), fungsi tarbiyah al akhlaq (pembentukan kepribadian / budi pekerti), dan fungsi pengembangan masyarakat atau pusat rehabilitasi sosial. Hanya saja dalam konteks pendidikan , tepatnya, proses belajar mengaj mengajar ar,, konsep konsep tafaqqu tafaqquh h fi al din kurang kurang mendapa mendapatt porsi porsi yang yang semest semestiny inya, a, yang yang terjad terjadii di pesantren, penekanannya bukan pada tafaqquh fi al din, tetapi sekeder transfer ilmu pengetahuan. Meskip Meskipun un dipesa dipesantr ntren, en, santri santri lebih lebih mengut mengutama amakan kan capaia capaian n substa substansi nsial al keilmu keilmuanny annyaa ketimbang capaian capaian formal, akan tetapi tetap ada tuntutan yang mendesak agar ada re presepsi terhadap pemahaman kitab kuning, yaitu bukan sekedar memahami sebagaimana adanya, hitam diatas putih terhadap teks yang terdapat dalam kitab kuning, namun juga konteks historisnya. Atau bahkan tidak sekedar kitab kuning, tapi juga mungkin kitab putih, hitam, merah dan biru. tuntutan untuk memahami komprehensitas konteks dari leteratur klasik merupakan tuntutan yang amat mendasar sebagai syarat kwalifikasi keilmuan dalam rangka menjawab berbagai tantangan global. Kultur Kultur belaja belajarr mengaj mengajar ar di pesant pesantren ren yang yang banyak banyak dirasa dirasakan kan sebagai sebagai kurang kurang member memberii kelong kelonggara garan n untuk untuk bertany bertanya, a, apalagi apalagi berdeb berdebat, at, terutam terutamaa dalam dalam rumusa rumusan n “mengap “mengapa“, a“, hal yang yang demikian menurut Masdar F Mas’udi (1993 : 11) karena berhubungan erat dengan akar historis yang amat tipikal dalam kehidupan masyarakat islam zaman kemandegan Pertengahan abad ke 13
M. Di sebagian masyarakat Pesantren terdapat persepsi atau frem yang tidak sepenuhnya benar, yakn yaknii sebua sebuah h frem frem yang yang menga mengang nggap gap bahw bahwaa ilmu ilmu buka bukanl nlah ah sesu sesuat atu u yang yang lahi lahirr dari dari pros proses es pengam pengamata atan n (ru’ya (ru’ya)) dan penala penalaran ran (ra’y (ra’yu), u), melain melainkan kan suatu suatu nur yang yang memanca memancarr atau atau yang yang dipancarkan dari atas dari sebuah sumber yang tidak diketahui bagaimana datangnya. Akhirnya muncul persepsi bahwa ilmu bukan sesuatu yang harus dicari, digali dan diupayakan dari bawah, melainkan sesuatu yang ditunggu dari “atas”. Giliran selanjutnya ternyata bukan hanya ilmu yang diyakini memancar dari atas, tetapi juga termasuk kemampuan kemanpuan lain manusia atau bahkan segala sesuatu yang terhampar di alam semesta ini . akibatnya adalah apa yang mesti dilakukan seseorang untuk memperoleh ilmu adalah menyediakan kondisi spiritual yang kondusif bagi hadirnya anugrah itu melalui latihan latihan kerohanian (riyadhah) secara intensif dan benar. Nah Nah dalam dalam proses proses riyadha riyadhah, h, pada perspe perspekti ktiff sufi, sufi, difaham difahamii bahwa bahwa seoran seorang g murid murid tak ubahnya bagaikan si buta yang tak mungkin menemukan jalan tanpa uluran tangan seorang guru (mursyid) (mursyid) yang dipercaya dipercaya mengantarkannya mengantarkannya kepada Tuhan Tuhan yang maha kuasa. Disinilah Disinilah kita dapat memahami posisi guru menjadi demikian signifikan dan vital bagi seorang murid yang hendak mengarungi jalan bathin. Syair sufi mengatakan “ hendaklah dihadapan gurumu, engakau bagaikan sebujur sebujur mayat ditangan yang memandikannya”. memandikannya”. Hal yang seperti seperti ini jelas akan melemahkan melemahkan daya kritis dan kreatifitas pada masyarakat pesantren, lebih lebih di jaman serba canggih ini. Dipesantren, lebih banyak menghafal ketimbang kemampuan memahami dan menalar ilmu ilmu itu, diakui bahwa kemampuan mengingat dan menghafal bukan sesuatu yang tidak penting, akan tetapi mesti seimbang dengan kemampuan menalar, sebab kalau dimensi menalar dilemahkan , maka dengan sendirinya santri menjadi tidak mempunyai daya kritisitas yang memadai. Akhirnya pro prose sess pendi pendidi dika kan n hany hanyaa bers bersif ifat at trans transfe ferr (mem (memin indah dahkan kan), ), tida tidak k ada pros proses es pend pendal alama aman, n, pemahaman dan kajian. Nah bila ini yang terjadi maka bukan tafaqquh tapi hanya tahafudz. Leteratur yang dikaji jangan hanya terbatas pada kitab yang sudah menjadi barang jadi,
seperti, fahtul muin, fathul wahab, tetapi diprioritaskan pada ilmu metodologinya, seperti : ushul fiqh, tarikh tasyri’ dan semacamnya. Walhasi alhasill bahwa bahwa pendidi pendidikan kan di pesant pesantren ren ada kelemah kelemahan an dan kelebi kelebihann hannya ya,, tapi tapi jika jika pesantren pesantren mampu mengeleminir mengeleminir kelemahan kelemahan tersebut tersebut dan mengoptimalk mengoptimalkan an kelebihannya kelebihannya,, maka bukan tidak mungkin ia menjadi salah satu alternatif yang cukup menjajikan dimasa masa yang akan akan datang, datang, teruta terutama ma ditenga ditengah h pengapny pengapnyaa system system pendidi pendidikan kan nasion nasional al yang yang cenderu cenderung ng lebih lebih menekankan pada education for the brain dan relatif mengabaikan Education for The heart, yang gilirannya hampir bisa dipastikan akan menghasilkan over educated society, kian membludaknya pengangguran elit intelektual, meraksasa dalam tehnik tapi merayap dalam etik, pongah dengan pengetahuan tapi bingung dalam menikmati kehidupan, cerdas otaknya tapi bodoh nuraninya,. Dalam suasana yang seperti ini, lembaga pendidikan pesantren akan dilirik untuk memainkan peran sebagai : 1. Lembaga pendidikan pendidikan yang memadu pendidikan pendidikan integralistik integralistik,, humanistik, humanistik, pragmatik, pragmatik, idealistik idealistik dan realistik. 2. Pusat rehabilitasi rehabilitasi sosial (banyak keluarga yang mengalami kegoncangan psikologi spiritual spiritual akan mempercayakan penyeklamatannya pada pesantren) 3. Sebagai Sebagai pencetak manusia manusia yang punya keseimbangan keseimbangan trio cerdas, yakni Kecerdasa Kecerdasan n Intelektual Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) Dan kecerdasan Spiritual (SQ).
Dalam melaksanakan sistem dan proses pengajaran, pendidikan pondok pesantren dalam perspektif pendidikan Islam Indonesia mempun yai peran serta memiliki unsur-unsur atau kontribusi pemiki pemikiran ran terhada terhadap p berkem berkembang bang dan tumbuh tumbuhnya nya pendidi pendidikan kan Islam. Islam. Dalam Dalam hal ini, ini, lembaga lembaga pendidikan yang mengajarkan agama Islam kepada masyarakat dan anak-anak Indonesia, telah lahir dan dan berk berkem emba bang ng seme semenj njak ak masa masa awal awal keda kedata tang ngan an Isla Islam m di nege negeri ri ini. ini. Pada Pada masa masa awal awal
kemunculannya, lembaga pendidikan ini bersifat sangat sederhana berupa pengajian al-Qur’an dan tata cara beribadah yang diselenggarakan di masjid, surau, atau dirumah-rumah ustadz. Keberadaan lembaga-lembaga yang tersebut di atas, kemudian muncul dan berkembang dengan nama pesantren, ini terus tumbuh didasari tanggung jawab untuk menyampaikan Islam kepada masyarakat dan generasi penerus. Pondok sebagai asrama tempat tinggal para santri, masjid sebagai pusat peribadatan dan pendidikan, santri sebagai pencari ilmu, pengajaran kitab kuning serta kiai yang mengasuh merupakan lima elemen dasar keberadaannya. Secara mayoritas pondok pesantren merupakan komunitas belajar keagamaan yang erat hubungannya hubungannya dengan lingkungan lingkungan sekitarny sekitarnya, a, pada umumnya umumnya masyarakat masyarakat pedesaan. Komunitas Komunitas tersebut kehidupan keagamaan merupakan bagian integral dalam kenyataan hidup sehari-hari, dan tidak dianggap sebagai sektor yang terpisah. Oleh karena itu, sosok kiai dalam dunia pondok pesantren tidak dapat dipisahkan, karena keberadaannya merupakan unsur yang paling signifikan dan sebagai sebagai pimpin pimpinan an keagama keagamaan an atau atau sesepuh sesepuh yang yang diakui diakui di lingku lingkungan ngan serta serta diperh diperhati atikan kan nasehat-nasehatnya. Oleh sebab itu, pondok pesantren bukan diperuntukkan sebagai tempat pendidikan bagi santr santrii semata, semata, melain melainkan kan juga juga bagi masya masyaraka rakatt sekita sekitarny rnya. a. Hal ini berbeda berbeda dengan dengan lembag lembagaalembaga pendidikan lainnya yang pada umumnya menyatakan tujuan pendidikannya dengan jelas. Sebagaimana telah dijelaskan atau dideskripsikan pada pembahasan sebelumnya, inti atau penekanan penekanan pendidikan pendidikan pondok pesantren sebagai wadah dan tempat tercapainya tercapainya suatu pendidikan pendidikan Islam Islam Indone Indonesia sia,, yakni yakni tercapa tercapainy inyaa tujuan tujuan pemban pembanguna gunan n nasion nasional al bidang bidang pendidi pendidikan. kan. Secara Secara realistis banyak kalangan menilai bahwa sistem pendidikan yang berlangsung di tanah air ini masih belum mampu mengantarkan tercapainya pendidikan Islam, yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya. Terbukti erbukti semakin semakin maraknya maraknya tawuran tawuran antar pelajar, pelajar, konsumsi konsumsi pengedaran pengedaran narkoba narkoba yang meraja merajalel lela, a, kurang kurangnya nya rasa rasa hormat hormat pesert pesertaa didik didik kepada kepada pendidi pendidik k dan orang orang tua, tua, munculn munculnya ya
egoisme kesukuan yang mengarah kepada separatisme, rendahnya moral para penyelenggara negara serta lain sebagainya adalah indikasi-indikasi yang mendukung penilaian di atas. Berpijak dari konsep dasar itulah pendidikan pondok pesantren mencoba memberikan respon dalam menanggapi sistem pendidikan yang ada di tanah air ini dan dituntut adanya penyikapan pen yikapan yang arif dan bijaksana.
B. Visi dan Misi Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional Dalam perspektif Pendidikan Islam Indonesia
Dunia pesantren adalah dunia yang mewarisi dan memelihara kontinoitas tradisi islam yang dikembangkan ulama dari masa kemasa, dan hal tersebut tidak terbatas pada periode tertentu dalam sejarah islam, Karenanya tidak sulit bagi dunia pesantren untuk melakukan readjustment terhadap berbagai perubahan yang terjadi. Maka itu kemamupuan pesantren untuk tetap survive dalam setiap perubahan, bukan sekedar karena karakteristiknya yang khas, tetapi juga karena kemampuannya dalam melakukan adjustment dan readjustment. Terdapat erdapat pelbag pelbagai ai visi, visi, misi, misi, karakt karakter er dan kecender kecenderunga ungan n baru baru yang yang terus terus berkem berkembang bang dinamis dalam pesantren yang membuatnya tetap dan terus survive dan bahkan berpotensi besar sebagai salah satu alternatif ideal bagi masyarakat transformatif, lebih lebih ditengah pengapnya sist sistem em
pend pendid idik ikan an
nasi nasion onal al
yang ang
kura kurang ng
menc mencer erda dask skan an
dan dan
cend cender erun ung g
memu memunc ncul ulka kan n
ketergantungan yang terus menerus. Visi dan kecenderungan tersebut antara lain : Pertama, karakterinya yang khas dan tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya, yakni mengakar kuat di masyarakat dan berdiri kokoh sebagai menara air (bukan menara api). Menurut Nur Cholis Madjid, pesantren selain identik dengan makna keislaman juga mengandung makna keaslian keaslian indonesia indonesia . Nah sebagai sebagai indigenous, indigenous, Pesantren Pesantren selain selain memiliki memiliki lingkungan, juga menjadi menjadi milik lingkungannya. antara pesantren dengan lingkungannya ibarat setali mata uang, atau harimau dan rimbanya yang satu sama lain mempunyai relasi yang erat bersifat simbiotik dan organik. Karena itu posisi pesantren bagi masyarakatnya sering digambarkan seperti pada Qs. Ibrahim : 24 –
25. Laksana Laksana pohon pohon yang yang baik, baik, akarnya akarnya kokoh kokoh dan rantin rantingny gnyaa menjul menjulang ang kelangi kelangit, t, pohon pohon itu memberi buah setiap musim dengan idzin Allah Swt. Kedua, Di Pesantren terdapat prinsip yang disebut Panca Jiwa, yakni berupa keikhlasan, kesede kesederha rhanaan naan,, kemandi kemandiria rian, n, ukuwah ukuwah islamiy islamiyah ah dan kebebas kebebasan an (Suba (Subahar har,, 2002 2002 : 5) Menuru Menurutt Subahar, Subahar, Hakekat pendidikan pesantren pesantren sebenarnya sebenarnya terletak pada pembinaan pembinaan jiwa ini, bukan pada yang lain, karenanya hasil pendidikan di Pesantren akan mencetak jiwa yang kokoh yang sangat menentukan falsafah hidup santri dihari kemudian, artinya, mereka tidak sekedar siap pakai tetapi yang lebih penting adalah siap hidup. Prinsip inilah yang menjadikan menjadikan pesantren tetap survive dan terus menjadi oase bagi masyarakat dalam perubahan yang bagaimanapun. Ketiga, Adanya hubungan lintas sektoral yang akrab antara santri dengan kyai. Artinya Kyai bagi santri tidak sekedar guru Ta’lim, tetapi juga sebagai guru ta’dzib dan guru tarbiyah. Dia tidak sekedar menyampaikan informasi keislaman, tetapi juga menyalakan etos Islam dalam setiap jiwa santri dan bahkan mengantarkannya pada taqarrub ilalloh. Karena itu hubungan kyiai dengan santri tidak sekedar bersifat fisikal, tetapi lebih jauh juga bersifat batiniyah. Keempat, Model pengasramahan. Di pesantren , terdapat istilah santri mukim, dimana santri diasramakan dalam satu tempat yang sama. Dimaksudkan selain menjadikan suasana tidak ada perbedaan antara anak orang kaya atau orang miskin. Juga sang kyiai dapat memantau langsung perkembangan keilmuan santri, dan yang lebih penting adalah diterapkannya pola pendampingan untu untuk k mela melati tih h pola pola pril prilaku aku dan kepri kepriba badi dian an para para sant santri ri.. Sela Selain in itu, itu, pola pola penga pengasr sram amaha ahan n memung memungkin kinkan kan santri santri melati melatih h kemampu kemampuan an bersos bersosial ial dan bermas bermasya yaraka rakat, t, sehing sehingga ga akan cepat cepat beradaptasi ketika mereka terjun pada kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Kelima, Fleksibel terhadap berbagai perubahan yang terjadi. Menurut Hadi Mulyo, Salah satu faktor yang menjadikan pesantren tetap eksis dan bahkan menjadi alternatif prospektif dimasa yang akan datang, karena ia mempunyai karakter membuka diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan riil, dikalangan pesantren terkenal slogan “Almuhafadatu ala al qodim as
soleh wal ajdu bil jadidil aslah” . (1995 : 99) Dengan berbagai visi serta kecenderungan baru itulah, kekhawatiran banyak pihak yang memprediksi memprediksi pesantren pesantren akan kehilangan nilai relevasiny relevasinyaa dengan kehidupan sosial yang terus berubah, saat ini secara perlahan mulai terjawab, Misalnya dalam segi “Elemen pokok”, pada perkembangan selanjutnya elemen pokok pesantren tidak hanya terdiri dari : Kyai, Masjid, Pondok, Pengajian kitab klasik dan santri, sebagaimana dilihat Clifford Greertz, Martin Van Bruinessen, Zamakzary Dhofir dan Zeimek, Tapi telah jauh berkembang pada : Pusat keterampilan, gedung perg perguru uruan an tinggi tinggi,, pusat pusat olah olah raga, raga, kantor kantor admini administr strasi asi,, perpus perpustaka takaan, an, Laborat Laboratori orium, um, Pusat Pusat pengem pengemban bangan gan bahasa, bahasa, koprasi koprasi,, balai balai pengobat pengobatan, an, pemanc pemancar ar radio, radio, penerbi penerbitan tan dan lain lain lain lain (Kontowijoyo, 1991 :251 dan Sujoko Prasojo, 1982 : 83) Demikian juga kita melihat terdapat beberapa refungsionalisasi dalam pesantren, misalnya dari sekedar fungsi pendidikan dan sosial, saat ini berkembang pada fungsi ekonomi, pengkaderan, public public service, service, dll. Dengan refungsional refungsionalisasi isasi tersebut, tersebut, pesantren pesantren pada giliranny gilirannyaa tidak sekedar memainkan fungsi - fungsi tradisionalnya, seperti : transmisi ilmu ilmu keislaman, pemeliharaan tradis tradisii Islam Islam dan reprod reproduks uksii ulama’ ulama’,, tetapi tetapi juga juga telah telah menjad menjadii altern alternati atiff pembang pembangunan unan yang yang berpu berpusat sat pada pada masyarak masyarakat at itu sendir sendirii (Peopl (Peoplee centere centered d develop developmen ment), t), Pusat Pusat pengemba pengembanga ngan n pembangunan pembangunan yang berorientasi berorientasi pada nilai (Value (Value oriented oriented development) development),, Pembangunan Pembangunan lembaga lembaga (Institution development) dan kemandirian (Self reliance and sustainability). Dengan berbagai perkembangan baru yang terus bergerak (walau terkesan hati hati dan cenderung cenderung gradual gradual evolusioner) evolusioner),, Pesantren Pesantren --menurut --menurut Azyumardi Azyumardi Azra.-- jelas bukan saja mampu bertahan dan survive, tapi lebih dari itu, dengan penyesuaian, akomodasi dan perubahan yang dilakuk dilakukanny annya, a, pada gilira giliranny nnyaa pesant pesantren ren mampu mampu mengemb mengembangk angkan an diri diri dan bahkan bahkan kembal kembalii menempatkan dirinya pada posisi sentral sebagai pusat pencerahan, pusat penyuluhan kesehatan, pusat pengembangan tehnologi tepat guna, pusat usaha penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup, pusat emansipasi wanita dan pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat.( 1997 : xxi)
Kendati bersifat evolusioner, dengan langkah yang mantap pesantren -- khususnya di Jawa-terus mengalami perkembangan dan kemajuan yang konstan, dari tahun ke tahun mereka mampu menarik minat masyarakat stake holder untuk berbondong bondong memasukkan putra putrinya ke lembaga tersebut, tidak hanya dari sekitar wilayah mereka, tetapi juga dari luar Jawa, bahkan dari luar luar Negeri, Negeri, sepert sepertii malays malaysia ia dan Brunai Brunai Darus Darus Salam. Salam. Hal terseb tersebut ut selain selain diseba disebabkan bkan faktor faktor internal, dimana pesantren terus melakukan pembenahan dan konsolidasi diri, juga disebabkan faktor faktor ekster eksternal nal dimana dimana lembag lembagaa pendidi pendidikan kan modern modern tidak tidak mampu mampu secara secara nyata nyata melahi melahirka rkan n manusia yang integratif , mandiri dan berakhlakul karimah. Padahal yang paling dibutuhkan dalam dunia yang semakin menua ini tidak saja manusia yang siap pakai, yang lebih penting justru yang siap hidup, Untuk hal yang terakhir, peran alumni pesantren tidak dapat diragukan. Dalam penelitiannya tahun 1955, Departemen Agama mencatat terdapat 30.368 pesantren dengan santri sejumlah 1.392.159 orang. Sebagai perbandingan saja pada tahun 1972 diperkirakan jumlah pesantren bertambah menjadi 37 000 buah dengan sekitar 4 juta santri. Angka angka ini menunjukkan menunjukkan bahwa pendidikan pendidikan pesantren pesantren mengalami mengalami ekspansi yang menakjubkan, menakjubkan, meski berada dibawah sistem dan kelembagaan pendidikan lainnya. Fenomi Fenomina na Mutahi Mutahirr yang yang dapat dapat diamat diamatii adalah adalah bahwa bahwa pesant pesantren ren terus terus mengem mengembang bangkan kan ekspansinya hingga batas yang boleh disebut strategis, misalnya : 1. Secara Secara fisik, pesantren pesantren mengalami mengalami kemajuan yang cukup fenominal, fenominal, sehingga sehingga tidak tepat lagi sepenuhnya diasosiasikan dengan lembaga yang berfasilitas seadanya, kumuh, sesak dan tidak heginis, tetapi seiring dengan perkembangan ekonomi umat islam, saat ini tidak sulit mencari pesantren yang memiliki gedung megah dan mentereng. 2. Begitu juga dengan domaiannya, ia tidak saja saja sebagai rural based institution, tetapi juga menjadi lembaga pendidikan urban. Ini bisa dilihat dari kemunculan sejumlah pesantren kota, pesantren pembangunan, pesantren mahasiswa, pesantren tehnologi, pesantren gender, pesantren industri, pes pesan antr tren en ling lingkun kunga gan, n, pesa pesant ntre ren n nara nara pida pidana na yang yang notabe notabene ne berdom berdomis isil ilii dikot dikotaa kota kota
metpropolitan. Seperti : PP Darun Najah, PP Assiddiqiyah di Jakarta, PP Alkautsar dan PP Darul Arafah Arafah di Medan, PP Darul Hikmah di Pekan baru, Al Hikam di Malang, Malang, Al Jauhar dan Nurul Islam Islam di Jember Jember dan banyak banyak lagi lagi ditemp ditempat at lain lain sepert sepertii : Bandung Bandung,, Surabay Surabaya, a, Jogjak Jogjakart arta, a, Semarang, dll. 3. Selain Selain itu saat ini pesantren tidak tidak melulu identik identik dengan kelembagaan kelembagaan islam khas Jawa, tetapi tetapi mulai di adopsi oleh wilayah wilayah lain, seperti di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dsb. 4. Sistem Sistem pengasramahan pengasramahan yang di pesantren pesantren dikenal dengan istilah istilah santri santri mukim, saat ini ditiru ditiru oleh lembaga lembaga pendidikan umum, modern dan unggulan dengan istilah boarding school atau boarding system. Di lingkungan Perguruan tinggi sudah dirintis beberapa model yang -- meski malu malu-sesungguhnya meniru model pesantren, seperti : Pondok pesabtren Hj Nuriyah sobron di Univ. Muhammadiyah Surakarta, Pesantren Kampus di UIS Malang, Pesantren Mahasiswa di UNTAN UNTAN Pontianak, dan banyak contoh contoh lain. Tidak Tidak sediki sedikitt Pesant Pesantren ren yang yang secara secara cemerl cemerlang ang berhas berhasil il member memberday dayakan akan masya masyarak rakat at disekit disekitarn arnya, ya, tidak tidak saja saja dalam dalam bidang bidang pendid pendidika ikan, n, tetapi tetapi juga juga bidang bidang ekonom ekonomi, i, tehnol tehnologi ogi dan ekologi. Pesantren Annuqoyah Guluk guluk Madura, misalnya, telah berhasil mengangkat desanya dari desa swadaya pada tahun 1978 menjadi desa swakarya pada tahun 1979 dan menjadi desa swasembada pada tahun 1981. Perubahan besar ini terjadi setelah pesantren tersebut mendirikan “Biro Pengabdian Masyarakat” yang mengantarkannya mendapat penghargaan Kalpataru pada tahun 1981. Pesant Pesantren ren lain lain yang yang juga juga mendapa mendapatka tkan n penghar penghargaan gaan serupa serupa adalah adalah Pesant Pesantren ren Sabili Sabilill Muttaqin Magetan yang berhasil membuka cabang cabang pendidikan di 55 kecamatan dan ratusan desa, Pesantren ini juga berhasil memberangkatkan 354 KK untuk mengikuti kegiatan transimigrasi dengan bekal skill yang memadai, sehingga mengantarkannya mendapat penghargaan Kalpataru
pada tahun 1986. Demikian juga dengan Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Pesantren Maslakhul Huda margoyoso Pati, Pesantren Suralaya Tasikmalaya dan juga beberapa pesantren lainnya, yang masing masing masing mendapa mendapatt penghar penghargaan gaan Kalpat Kalpataru aru karena karena kontri kontribus businy inyaa yang yang sangat sangat signif signifika ikan n dalam dalam pembangunan masyarakat . Dengan menyandarkan diri kepada Allah SWT, para Kiai pesantren memulai pendidikan pesantrennya dengan modal niat ikhlas dakwah untuk menegakkan kalimatnya, didukung dengan sarana prasarana sederhana dan terbatas. Inilah ciri pesantren, tidak tergantung pada sponsor dalam melaks melaksanak anakan an visi visi dan misiny misinya. a. Memang Memang sering sering kita kita jumpai jumpai dalam dalam jumlah jumlah kecil kecil pesant pesantren ren tradis tradision ional al dengan dengan sarana sarana dan prasar prasarana ana yang yang mudah, mudah, namun namun para para Kiai Kiai dan santri santriny nyaa tetap tetap mencerminkan mencerminkan prilaku-pri prilaku-prilaku laku kesederhanaan. kesederhanaan. Akan tetapi tetapi sebagian sebagian besar pesantren pesantren tradisional tradisional tampil dengan sarana dan prasarana sederhana. Keterbatasan sarana dan prasarana ini, ternyata tidak menyudutkan para Kiai dan santri untuk melaksanakan program-program pesantren yang telah dicanangkan. Mereka seakan sepakat bahwa pesantren tempat untuk melatih diri (riyadhoh) dengan penuh keprihatinan, asalkan tidak menghalamgi mereka untuk menuntut ilmu. Dengan Dengan demikia demikian n jiwa jiwa keseder kesederhana hanaan an di atas, atas, maka maka tujuan tujuan pendid pendidika ikan n pesant pesantren ren adalah adalah mencip menciptak takan an dan mengemb mengembangk angkan an kepriba kepribadia dian n muslim muslim,, yaitu yaitu kepriba kepribadia dian n yang yang berima beriman n dan berta bertaqwa qwa kepada kepada Allah Allah SWT, SWT, berakhl berakhlak ak mulia, mulia, berman bermanfaa faatt bagi masya masyaraka rakat, t, sebagai sebagai pelaya pelayan n masyarakat, mandiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan agama Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat Islam. (Sulthon dan Ridho, 2006: 159-160). Untuk Untuk mengem mengembang bangkan kan dan mening meningkat katkan kan mutu mutu kualit kualitas as out put pondok pondok pesant pesantren ren itu tergantung bagaimana suatu program yang sudah di tentukan oleh sosok pengasuh. Dalam artian terealisasinya visi, misi dan tujuan pondok pesantren terletak pada kebijakn seorang kiai. Oleh
karena itu, ada beberapa faktor yang dimaksud dengan visi, misi dan tujuan pondok pesantren sebagaimana di bawah ini : 1. Adanya kemampuan SDM pengelola atau pengasuh 2. Adanya Adanya strategi strategi yang baik demi demi tercapainya tercapainya suatu suatu tujuan 3. Adanya Adanya kebijak kebijaksan sanaan aan pemeri pemerinta ntah, h, baik baik melalu melaluii perunda perundang-u ng-undan ndangan gan,, surat surat keputusan mentri atau pejabat pemerintah dan sebagainya untuk mendukung program-program yang sudah ada di pondok pesantren. 4. Adanya Adanya intervensi intervensi masyarakat masyarakat (sosio-cu (sosio-cultur) ltur) 5. Dapat menyesuaik menyesuaikan an dengan adanya perkembanga perkembangan n pengetahuan pengetahuan dan teknologi Hal ini juga dikemukakan dikemukakan oleh Abdurrahman Abdurrahman Mas’ud dkk, sesungguhnya sesungguhnya tujuan pendidikan pesantren tergantung atau ditentukan oleh kebijakan kiai, sesuai dengan perkembangan pesantren tersebut. Maka dari pada itu perkembangan dan perubahan pesantren yang cukup berperan aktif serta sebagai pedoman di dalam proses pendidikan untuk tercapainya tujuan instruksional selalu menggunakan kurikulum. (2002:85)
C. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional Dalam perspektif Pendidikan Islam Indonesia
Kurikulum pendidikan di pesantren saat ini tidak sekedar fokus pada kita kitab klasik (baca : ilmu agama), tetapi juga memasukkan semakin banyak mata pelajaran dan keterampilan umum, di Pesantren saat ini dikhotomi ilmu mulai tidak populer , beberapa pesantren bahkan mendirikan lembaga pendidikan umum yang berada dibawah DIKNAS, Misalnya Undar Jombang, Pondok pesantren Iftitahul Muallimin Ciwaringin Jawa barat, dll. Perkembangan yang begitu pesat dalam ilmu pengetahuan dan tehnologi, menyebabkan pengertian kurikulum selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, namun demikian satu hal yang permanen disepakati bahwa Istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, semula populer
dalam dalam bidang bidang olah olah raga, raga, yaitu yaitu Curere yang berarti jarak terjauh yang harus ditempuh dalam olahraga olahraga lari mulai start hingga finish. Kemudian dalam konteks konteks pendidikan, pendidikan, kurikulum diartikan diartikan sebagai “circle “circle of instruction” instruction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalamnya. Dalam bahasa Arab Menurut Omar Muhammad (1979 : 478), term kurikulum dikenal dengan term manhaj, manhaj, yakni jalan terang yang dilalui manusia dalam hidupanya. Dalam konteks pendidikan kurikulum diartikan sebagai jalan terang yang dilalui oleh pendidik dan peserta didik untuk menggabungkan pengetahuan, ketampilan, sikap dan seperangkat nilai. Secara Secara etimol etimologi ogi,, artiku artikulas lasii kurikul kurikulum um dapat dapat dibedak dibedakan an menjad menjadii dua, pertama, dalam pengertiannya yang sempit, disebut juga (pengertian tradisional) yakni sebagaimana dirumuskan Regan ( 1960 : 57) “ The curriculum has mean the subjects taught in school, or the course of study “. Kurikulum adalah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah atau bidang studi. Kedua, dalam pengertiannya yang luas, disebut juga (pengertian modern), yakni seperti The curriculum is looked as being composed of all the actual dirumuskan Spear ( 1975 : 67) ““The experience experience pupils have under school direction, direction, writing a courrse of study become but small prt of curriculum program”. Kurikulum Kurikulum adalah semua pengalaman pengalaman aktual yang dimiliki siswa siswa di bawah pengaruh sekolah, sementara bidang studi adalah bagian kecil dari program kurikulum secara keseluruhan. Rumusan ini dijustifikasi oleh sejumlah pakar lain seperti Saylor dan Alexander yang menyebutkan “The curriculum is the sum total of the school’s effort to influence learning whether in the calssroom, calssroom, on the playground, playground, or out of shoo” kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah dalam mempengaruhi belajar anak yang berlangsung di dalam kelas, di sekolah, maupun di luar sekolah. Melampaui pembagian diatas, saat ini ada juga beberapa pakar seperti Lee and Lee ( 1940 : Curricuum is the strategy which we use in adapting this cultural 211) yang menyebutkan bahwa ““Curricuum
ger gerit itag agee to the the purp purpos osee of the the shoo shoo “ Kuriku Kurikulum lum adalah adalah strat strategi egi yang yang digunak digunakan an untuk untuk mengadaptasikan pewarisan kultural dalam mencapai tujuan sekolah. Berdasarkan literatur yang ada yang dimaksud dengan kurikulum adalah salah satu komponen utama utama yang yang diguana diguanakan kan sebagai sebagai acuan acuan untuk untuk menent menentukan ukan isi pengaja pengajaran ran,, mengar mengarahka ahkan n proses proses mekanisme pendidikan, tolak ukur keberhasilan dan kualitas hasil pendidikan disamping fakyorfaktor yang lain. Oleh sebab itu, keberadan kurikulum dalam sebuah lembaga pendidikan sangat penting. Kita selalu sering mendengar sorotan tajam bahwa kurikulum selalu tertinggal dengan perkembangan zaman. Denga engan n
demi demiki kian an
pemb pemben enah ahan an
kuri kuriku kullum
haru haruss
senan enanti tias asaa
dil dilakuk akukan an
secar ecaraa
berkesinambungan. Dalam konteks pendidikan di pesantren, Nurcholis Madjid mengatakan yang dikutip oleh Abdurrahman Mas’ud dkk, bahwa istilah kurikulum tidak terkenal di dunia pesantren (masa pra kemerdekaan), walaupun sebenarnya materi pendidikan sudah ada di dalam pesantren, terutama pada praktek pengajaran bimbingan rohani dan latihan kecakapan dalam kehidupan di pes pesan antr tren. en. Seca Secara ra eksp ekspli lisi sitt pesan pesantr tren en tida tidak k meru merumu musk skan an dasa dasarr dan dan tuju tujuan an pesant pesantre ren n atau atau mengaplikasikannya dalam bentuk kurikulum. (2002:85) Dewasa ini pesantren dihadapkan pada banyak tantangan, termasuk di dalamnya modernisasi pendidikan Islam. Dalam banyak hal sistem dan kelembagaan pesantren telah dimodernisasi, serta disesuaikan dengan tuntutan pembangunan, terutama dalam aspek-aspek kelembagaan sehingga secara otomatis akan mempengaruhi ketetapan kurikulum. Berdas Berdasark arkan an pendapat pendapat di atas, atas, bahwa bahwa kuriku kurikulum lum pada dasarny dasarnyaa merupa merupakan kan sepera seperangka ngkatt perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan lembaga pendidikan pendidikan yang diidamkan. diidamkan. Pesantren Pesantren dalam aspek kelembagaannya, kelembagaannya, mulai mengembangkan mengembangkan diri dengan dengan jenis jenis dan corak corak pendidi pendidikann kannya ya yang yang bermac bermacamam-mac macam. am. Sepert Sepertii Pesant Pesantren ren Tebuire ebuireng ng Jombang Jombang yang di dalamnya dalamnya telah berkembang berkembang madrasah, madrasah, sekolah umum, sampai perguruan tinggi yang dalam proses pencapaian tujuan institusional selalu menggunakan kurikulum. Tetapi pesantren
yang mengikuti pola salafi (tradisional), mungkin kurikulum belum dimasukkan secara baik. Maka dari pada itu kurikulum pondok pesantren tradisional statusnya cuma sebagai lembaga pendi pendidik dikan an non formal formal yang yang hanya hanya mempel mempelaja ajari ri kitabkitab-kit kitab ab klasi klasik. k. Melipu Meliputi ti : nahwu, nahwu, sorrof sorrof,, belaghoh, tauhid, tafsir, hadist, mantik, tasawwuf, bahasa arab, fiqih, ushul fiqh dan akhlak. Dengan demik demikia ian n pelaks pelaksan anaan aan kurik kurikul ulum um pendi pendidi dika kan n pesa pesant ntre ren n ini ini berdas berdasar arka kan n kemud kemudaha ahan n dan dan kompleksitas ilmu atau masalah yang dibahas dalam kitab. Jadi ada tingkat awal, menengah, dan lanjutan. Jenj Jenjang ang pendi pendidik dikan an dalam dalam pesa pesant ntre ren n tidak tidak dibat dibatas asii sepe sepert rtii dalam dalam lemb lembag agaa-lem lembag bagaa pendidikan yang memakai sistem klasikal. Umumnya, kenaikan tingkat seorang santri didasarkan kepada kepada isi mata pelaja pelajaran ran terten tertentu tu yang yang ditanda ditandaii dengan dengan tamat tamat dan bergan bergantin tinya ya kitab kitab yang yang dipelajarinya. Apabila seorang santri telah mengusai satu kitab atau beberpa kitab dan telah lulus ujian yang diuji oleh Kiainya, maka ia berpindah kepada kitab lain yang lebih tinggi tingkatannya. Jelasnya, penjenjangan pendidikan pesantren tidak berdasarkan usia tetapi berdasarkan penguasaan kitabkitab yang telah ditetapkan dari paling rendah sampai paling tinggi. Seba Sebagai gai kons konseku ekuen ensi si dari dari cara cara penje penjenj njan angan gan di atas atas,, pendi pendidi dika kan n pesa pesant ntre ren n bias biasany anyaa menyediakan beberapa cabang ilmu atau bidang-bidang khusus yang merupakan fokus masingmasing pesantren untuk dapat menarik minat para santri menuntut ilmu di dalamnya. Biasanya keunika keunikan n pendid pendidika ikan n sebuah sebuah pesant pesantren ren telah telah diketah diketahui ui oleh oleh calon calon santri santri yang yang ingin ingin mondok mondok.. (Sulthon dan Ridho, 2006: 159-160) Kendati beberapa pakar berbeda dalam merumuskan pengertian kurikulum, tetapi mereka tidak berbeda mengenai fungsi kurikulum, kurikulum, yakni : sebagai sebagai sarana sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sebagai pelestari nilai nilai budaya dan sebagai pedoman tentang jenis, lingkup dan hirarki urutan isi dan proses pendidikan.. Kuri Kuriku kulu lum, m, bagi bagi pend pendid idik ik berf berfun ungs gsii seba sebaga gaii pedo pedoma man n kerj kerjaa dala dalam m meny menyus usun un dan dan
mengor mengorgani ganisir sir pengalam pengalaman an belaja belajarr pesert pesertaa didik, didik, bagi bagi tenaga tenaga kependi kependidik dikan an berfun berfungsi gsi sebagai sebagai pedoman dalam mengadakan supervisi, bagi wali murid berfungsi untuk memberikan informasi sekaligus dorongan agar membantu menggiatkan belajar yang relevan di rumah, dan bagi perserta didik sendiri berfungsi sebagai informasi tentang jenis pengetahuan, nilai nilai dan keterampilan yang telah diperolehnya sebagai entri behaviorn ya. Kurikulum Pendidikan pesantren, menurut Hasan (2001 : 6 ) paling tidak memiliki beberapa komponen, antara lain : tujuan, isi pengetahuan dan pengalaman belajar, strategi dan evaluasi. Biasanya komponen tujuan tersebut terbagi dalam beberapa tingkatan, yakni tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurekuler dan tujuan instruksional. Namun demikian berbagai tingkat tujuan tersebut satu sama lainnya merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Komponen isi meliputi pencapaian target yang jelas, materi standart, standart hasil belajar siswa, dan prosedur pelaksanaan pembelajaran. kepribadian. Komponen strategi tergambar dari cara yang ditempuh di dalam melaksanakan pengajaran, cara di dalam mengadakan penilaian, cara dalam dalam melaks melaksana anakan kan bimbin bimbingan gan dan penyulu penyuluhan han dan cara cara mengatu mengaturr kegiata kegiatan n sekola sekolah h secara secara keseluruhan. Cara dalam melaksanakan pengajaran mencakup cara yang berlaku dalam menyajikan tiap bidang studi, termasuk cara mengajar dan alat pelajaran yang digunakan. Kompon Komponen en evaluas evaluasii berisi berisi penilai penilaian an yang yang dilakuk dilakukan an secara secara terus terus meneru meneruss dan bersif bersifat at menyeluruh terhadap bahan atau program pengajaran yang dimaksudkan sebagai feedback terhadap tujuan, materi, metode, sarana, dalam rangka membina dan mengembangkan kurikulum lebih lanjut Menur Menurut ut Imam Imam Bawa Bawani ni (198 (1987 7 : 92) adala adalah h berb berbeda eda anta antara ra pendi pendidi dika kan n Isla Islam m denga dengan n pendidikan agama Islam. Bila disebut pendidikan Islam, maka orientasinya adalah sistem, yaitu sistem pendidikan yang Islami yang teori-teorinya disusun berdasarkan alqur’an hadits. Sedangkan pendidikan agama Islam adalah nama kegiatan atau aktivitas dalam mendidikkan agama Islam. Dengan Dengan kata kata lain lain pendid pendidika ikan n agama agama Islam Islam adalah adalah sejaja sejajarr dengan dengan mata mata pelaja pelajaran ran lain lain di sekolah seperti pendidikan matematika, ataupun pendidikan biologi. Dalam kurikulum Pendidikan
Agama Islam dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agam agamaa Isla Islam, m, diba dibare rengi ngi denga dengan n tunt tuntuna unan n untu untuk k mengh menghor orma mati ti penga penganut nut agam agamaa lain lain dala dalam m hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi Jadi kuriku kurikulum lum Pendid Pendidika ikan n pesasn pesasntre tren n adalah adalah bahan-b bahan-bahan ahan pendidi pendidikan kan agama agama Islam Islam di pesan pesantre tren n berupa berupa kegiata kegiatan, n, pengeta pengetahuan huan dan pengal pengalama aman n yang yang dengan dengan sengaj sengajaa dan sistea sisteatis tis diberi diberikan kan kepada kepada santri santri dalam dalam rangka rangka mencapai mencapai tujuan tujuan Pendid Pendidika ikan n Agama Agama Islam. Islam. Kuriku Kurikulum lum Pendidikan pesasntren merupakan alat untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Adapun ling lingkup kup mate materi ri pendi pendidi dika kan n pesas pesasnt ntre ren n adal adalah ah : Al-Q Al-Qur’ ur’an an dan dan Hadi Hadits ts,, Keim Keimana anan, n, akhla akhlak, k, Fiqh/ibadah Fiqh/ibadah dan sejarah, sejarah, dengan kata lain, cakupan Pendidikan Pendidikan pesasntren pesasntren adanya keserasian, keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya. Untuk mencapai tujuan Pendidikan pesasntren tersebut, perlu rekonstruksi kurikulum agar lebih riil. Rumusan tujuan Pendidikan pesasntren yang ada selama ini masih bersifat general dan kurang mach dengan realitas masyarakat masyarakat yang terus mengalami transformasi. transformasi. Rekonstruksi Rekonstruksi disini disini dimaksudkan untuk meningkatkan daya relevansi rumusan tujuan Pendidikan pesasntren dengan persoalan riil yang dihadapi masyarakat dalam hidup kesehariann ya. Prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan pesasntren secara umum dapat dikelompkkan menjadi dua, yakni prinsip umum , yang meliputi prinsip relevansi, prinsip fleksebelitas, prinsip kontinoitas kontinoitas,, prinsip prinsip praktis, praktis, prinsip prinsip efektifitas efektifitas dan prinsip prinsip efisiensi efisiensi.. Sedangkan Sedangkan prinsip prinsip khusus mencakup prinsip yang berkenaan dengan tujuan Pendidikan pesasntren, prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi Pendidikan pesasntren , prinsip yang berkenaan dengan metode dan strategi prose prosess pembel pembelaja ajaran ran Pendid Pendidika ikan n pesant pesantren ren,, prinsi prinsip p yang yang berkena berkenaan an dengan dengan alat alat evalus evalusii dan penilaian Pendidikan pesasntren.
Mastuh Mastuhu u secara secara prakti praktiss member memberikan ikan konsep konsep tentan tentang g model model dan paradig paradigma ma Pendid Pendidika ikan n pesasntren yang diharapkan menjadi orientasi dan landasan dalam kurikulum lembaga Pendidikan pesasntren, yaitu : •
Dasa Dasarr Pend Pendid idik ikan an : Pend Pendid idik ikan an pesas pesasnt ntre ren n harus harus menda mendasa sark rkan an pada pada “teosentris’ dengan menjadikan “antroposentri “antroposentris” s” sebagai bagian esensial dari konsep teosentris. Hal ini berbeda dengan pendidikan sekuler yang hanya bersifat antroposentris semata.
•
Tujua Tujuan n Pendid Pendidika ikan n : kerja kerja membang membangun un kehidup kehidupan an duniawi duniawiyah yah melalu melaluii pendidi pendidikan kan sebagai sebagai perwujudan mengabdi kepada-Nya. Pembangunan kehidupan duniawiyah bukan menjadi tujuan final, tetapi merupakan kewajiban yang diimani dan terkait kuat dengan kehidupan ukhrawiyah, tujuan finalnya adalah kehidupan ukhrawi dengan den gan ridla Allah SWT. SWT.
•
Konsep Konsep manusi manusiaa : Pendid Pendidika ikan n Islam Islam memand memandang ang manusia manusia mempuny mempunyai ai fitrah yang yang harus harus tabularasadikembangkan, tidak seperti pendidikan sekuler yang memandang manusia dengan tabularasanya.
•
Nilai : Pendidikan pesasntren berorientasi pada Iptek sebagai kebenaran relatif dan Imtaq sebagai kebenaran mutlak. Berbeda dengan pendidikan sekuler yang hanya berorientasi pada Iptek. Pengembangan kurikulum Pendidikan pesasntren yang terus menerus menyangkut seluruh
komponennya merupakan sesuatu yang mutlak untuk dilakukan, agar ia tidak kehilangan relevansi dengan kebutuhan riil yang dihadapi komonitas pendidikan islam yang kecenderungannya terus mengalami proses dinamika transformatif. Pendid Pendidika ikan n pesant pesantren ren yang yang dibangu dibangun n atas atas dasar dasar pemikir pemikiran an yang yang Islami Islami bertol bertolak ak dari dari pandangan pandangan hidup dan pandangan tentang manusia, serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah – kaidah Islam. Kurikulum yang demikian biasanya mengacu pada sembilan prinsip utamanya sebagai berikut : •
Sistem dan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan fitrah manusia, agar tetap
berada dalam kesucianya dan tidak menyimpang. •
Kurikul Kurikulum um hendakny hendaknyaa mengacu mengacu kepada kepada pencapa pencapain in tujuan tujuan akhir akhir pendidi pendidikan kan Islam Islam sambil sambil memperhatikan tujuan – tujuan di bawahnya.
•
Kurikulum perlu disusun secara bertahap mengikuti periodisasi perkembangan peserta didik.
•
Kurikul Kurikulum um hendakny hendaknyaa memper memperhat hatika ikan n kepenti kepentingan ngan nyata nyata masya masyarak rakat at sepert sepertii keseha kesehatan tan,, keamanan, administrasi dan pendidikan. Kurikulum hendaknya pula disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan seperti iklim dan kondisi alam yang memungkinkan adanya perbedaan pola kehidupan, agraris , industri dan komersial.
•
Kuirikulum hendaknya terstruktur dan terorganisasi secara integral.
•
Kurikulum hendaknya realistis. Artinya, kurikulum dapat dilaksanakan sesuai dengan berbagai kemudahan yang dimiliki setiap negara yang melaksanakanya.
•
Metode pendidikan yang merupakan salah satu komponen kurikulum ini hendaknya bersifat fleksibel.
•
Kurikulum hendaknya efektif untuk mencapai tingkah laku dan emosi yang positif.
•
Kurikul Kurikulum um hendakny hendaknyaa memper memperhat hatiak iakan an tingkat tingkat perkemb perkembang angan an pesert pesertaa didik, didik, baik baik fisik, fisik, emosional, emosional, ataupun intelektual intelektualnya; nya; serta berbagai berbagai masalah masalah yang dihadapi dihadapi dalam setiap tingkat perkembangan seperti pertumbuhan bahasa, kamatangan sosial, dan kesiapan religiusitas.
D. Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional Dalam perspektif Pendidikan Islam Indonesia
Dalam Dalam prinsi prinsip p ajaran ajaran Islam, Islam, segala segala sesuat sesuatu u tidak tidak boleh boleh dilakuk dilakukan an secara secara asal-a asal-asal salan an melainkan harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur dan proses-prosesnya juga harus diikuti dengan tertib. Sesungguhnya hnya Allah Dalam sebuah riwayat Rasulullah saw bersabda : yang artinya : ““Sesunggu
sangat mencintati orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)”. (HR Thabrani) Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam, sebab dalam islam arah gayah (tujua (tujuan) n) yang yang jelas, jelas, landas landasan an yang yang kokoh, kokoh, dan kaifiyah yang yang benar benar merupak merupakan an amal amal perbuatan yang dicintai Allah swt. Setiap Setiap organisasi organisasi,, termasuk termasuk pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren memiliki memiliki aktivitasaktivitas-aktivi aktivitas tas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Salah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. Dengan pengetahuan manajemen, pengelola pondok pesantren bisa mengangkat dan menerapkan prinsip-prinsip dasar serta ilmu yang ada di dalam Al-Qur’an dan Hadis ke dalam kembaganya tersebut. Manajemen sebagai ilmu yang baru dikenal pada pertengahan abad ke-19, dewasa ini sangat populer, bahkan dianggap sebagai kunci keberhasilan pengelola perusahaan atau lembaga pendidikan, tak terkecuali lembaga pendidikan Islam seperti pondok pesantren, maka hanya dengan manajemen lembaga pendidikan pesantren diharapkan dapat berkembang sesuai harapan, karena itu manaje manajemen men merupak merupakan an sebuah sebuah niscay niscayaa bagi lembag lembagaa pendidi pendidikan kan Islam Islam atau atau pesant pesantren ren untuk untuk mengembangkan lembaganya ke arah yang lebih baik. Abudin Nata (2003 : 43) menyebutkan dewasa ini pendidikan islam terus dihadapkan pada berbagai problema yang kian kompleks, karena itu upaya berbenah diri melalui penataan SDM, peningkatan kompetensi dan penguatan institusi mutlak harus dilakukan, dan semua itu mustahil tanpa manajemen yang profesional. Seperti diketahui bahwa sebagai sebuah sistem pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya, komponen tersebut meliputi landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola hubungan guru dan murid, metodologi
pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi pembiayaan dan lain sebagainya. Berbagai komponen ini -- karena dilakukan tanpa perencanaan konsep yang matang -- seringkali berjalan apa adanya, alami dan tradisional, akibatnya mutu pendidikan Islam acapkali menunjukkan keadaan yang kurang membanggakan. Al-Qur’an dan Hadits yang notabene merupakan landasan dan dasar pendidikan Islam saat ini belum benar-benar digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini diakibatkan oleh minimnya pakar --di Indonesia-- yang secara khusus mendalami pemahaman kedua sumber tersebut dalam perspektif pendidikan Islam. Ummat Islam belum banyak mengetahui tentang isi kandungan AlQuran Quran dan Al-Sun Al-Sunnah nah yang yang berhub berhubunga ungan n dengan dengan pendidi pendidikan kan secara secara baik. baik. Akibat Akibatnya nya proses proses pendidikan Islam belum berjalan diatas landasan d an dasar ajaran Islam itu sendiri. Sebaga Sebagaii konsek konsekwen wensiny sinya, a, visi visi dan misi misi pendid pendidika ikan n Islam Islam juga juga masih masih belum belum berhas berhasil il dirumuskan dirumuskan secara baik dan universal. universal. Tujuan pendidikan Islam juga seringkali seringkali diorientasikan diorientasikan untuk menghasilkan manusia – manusia siap pakai bukan siap hidup, menguasai ilmu Islam saja bukan berkarekter islami, dan visinya diarahkan untuk mewujudkan manusia yang shalih dalam arti ritual ukhrowi belum sosial dunia, Akibatnya lulusan pendidikan Islam hanya memiliki kesempatan dan peluang yang terbatas, mereka kurang mampu bersaing dan tidak mampu berebut peluang dan kesempatan dalam ruang yang lebih kompleks. Konsek Konsekwen wensi si lebih lebih lanjut lanjut lulusa lulusan n pendidi pendidikan kan Islam Islam semaki semakin n terpin terpinggi ggirka rkan n dan tak berdaya, ini merupakan masalah besar yang perlu segera diatasi, lebih lebih dalam dunia persaingan yang kian kompetieif dan mengglobal. Problema ini kian diperparah oleh tidak tersedianya tenaga pendidik Islam yang profesional, yaitu tenaga pendidik yang selain menguasai materi ilmu yang diajarkannya secara baik dan benar, juga harus mampu mengajarkannya secara efektif dan efisien kepada para siswa, serta harus pula memiliki me miliki idealisme. Manajemen yang dimaksud disini adalah kegiatan seseorang dalam mengatur organisasi,
lembaga atau perusahaan yang bersifat manusia maupun non manusia, sehingga tujuan organisasi, lembaga atau perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Bertolak dari rumusan ini , terdapat beberapa unsur yang inheren dalam manajemen, antara lain : 1. Unsur proses, proses, artinya artinya seorang manejer dalam menjalanka menjalankan n tugas manajerial manajerial harus mengikuti mengikuti prinsip graduasi yang berkelanjutan. 2. Unsur penataan, artinya dalam proses manajemen prinsip utamanya utamanya adalah semangat mengelola, mengatur dan menata. 3. Unsur implementa implementasi, si, artinya, artinya, setelah diatur dan ditata dengan baik perlu dilaksanakan dilaksanakan secara secara profesional. 4. Unsur kompetensi. Artinya sumber-sumber sumber-sumber potensial yang yang dilibatkan baik yang bersifat bersifat manusia maupun non manusia mesti berdasarkan kompetensi, k ompetensi, profesionalitas dan kualitasnya. 5. Unsur tujuan tujuan yang harus dicapai, tujuan tujuan yang ada harus disepakati disepakati oleh keseluruhan keseluruhan anggota organisas organisasi. i. Hal ini agar semua sumber daya manusia mempunyai tujuan yang sama dan selalu berusaha untuk mensukseskannya. Dengan demikian tujuan yang ada dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas dalam organisasi. 6. Unsur Unsur efekti efektifit fitas as dan efisie efisiensi nsi.. Artiny Artinya, a, tujuan tujuan yang yang diteta ditetapkan pkan diusah diusahakan akan tercapa tercapaii secara secara efektif dan efisien. Relevan dengan hal diatas, Hamzah (1994 : 32) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Manaje Manajemen men Pendid Pendidika ikan n Pesant Pesantren ren adalah adalah aktivit aktivitas as memaduk memadukan an sumber sumber-s -sumbe umberr Pendid Pendidika ikan n Pesantren agar terpusat dalam usaha untuk mencapai tujuan Pendidikan Pesantren yang telah ditentukan ditentukan sebelumnya, sebelumnya, dengan kata lain manajemen manajemen Pendidikan Pendidikan merupakan mobilisasi mobilisasi segala sumberdaya Pendidikan Pesantren untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Maka Maka manaje manajemen men Pendid Pendidika ikan n Pesant Pesantren ren hakekat hakekatnya nya adalah adalah suatu suatu proses proses penataa penataan n dan pengel pengelola olaan an lembaga lembaga Pendidi Pendidikan kan Pesant Pesantren ren yang yang meliba melibatka tkan n sumber sumber daya daya manusi manusiaa dan non
manusi manusiaa dalam dalam mengger menggerakka akkanny nnyaa mencapai mencapai tujuan tujuan Pendid Pendidika ikan n Pesant Pesantren ren secara secara efekti efektiff dan efisien.”. Yang disebut “efektif dan efisien” adalah pengelolaan yang berhasil mencapai sasarannya dengan sempurna, cepat, tepat dan selamat. Sedangkan yang “tidak efektif” adalah pengelolaan yang tidak berhasil memenuhi tujuan karena adanya mis-manajemen, maka manajemen yang tidak efisien adalah manajemen yang berhasil mencapai tujuannya tetapi melalui penghamburan atau pemborosan baik tenaga, waktu maupun biaya. Reddin (1970 : 135) memberikan beberapa gambaran tentang perilaku manajer yang efektif, antara lain : pertama, pertama, mengembangkan mengembangkan potensi potensi para bawahan, bawahan, kedua, memahami dan tahu tentang tentang apa yang diinginkan dan giat mengejarnya, memiliki motivasi yang tinggi, ketiga, memperlakukan bawahan secara berbeda-beda sesuai dengan individunya, dan keempat, bertindak secara team manajer. Seoran Seorang g manaje manajerr tidak tidak hanya hanya memanf memanfaatk aatkan an tenaga tenaga bawahan bawahannya nya yang yang sudah sudah ahli atau atau trampil demi kelancaran organisasi yang dia pimpin saja, tetapi juga memberikan kesempatan pada bawahannya agar mereka dapat meningkatkan keahlian atau ketrampilannya. Manajer Pendidikan Pesantren pada umumnya hanya tahu apa tugas mereka agar proses pendidikan pendidikan dapat berlangsung berlangsung konstan, tetapi acapkali mereka kurang mampu mengantisip mengantisipasi asi secara secara akurat akurat perubah perubahan an yang yang bakal bakal terjad terjadii di masya masyaraka rakatt pada pada umumnya umumnya dan dalam dalam dunia dunia pendi pendidik dikan an Islam Islam khususny khususnya. a. Akibatn Akibatnya ya mereka mereka hanya hanya tenggel tenggelam am dalam dalam tugastugas-tug tugas as rutin rutin orga organi nisa sasi si kese keseha hari rian an teta tetapi pi sang sangat at suli sulitt mela melaku kukan kan inov inovas asii progr progres esif if nan nan memu memung ngki kinka nkan n dicapainya tujuan organisasi secara lebih improve dan membanggakan. Dala Dalam m seti setiap ap perj perjal alana anan n sebu sebuah ah lemb lembaga aga itu itu tidak tidak terl terlep epas as yang yang nama namany nyaa aktiv aktivit itas as managemen, karena setiap lembaga, organisasi dan termasuk pondok pesantren selalu berkaitan dengan usaha-usaha mengembangkan dan memimpin suatu tim kerja sama atau kelompok orang
dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Semuanya ini untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi yang ditetapkan sebelumnya. Maka dari pada itu, keterkaitan managemen dan memimpin tidaklah salah jika kemudian orang menyatakan bahwa managemen sangat berkait erat dengan persoalan kepemimpinan. Karena managemen dari segi etimologinya yang berasal dari sebuah kata manage atau manus (latin) yang berarti memimpin, menangani, mengatur, dan membimbing. Dengan demikian pengertian managemen dapat diartikan sebagai sebua sebuah h pros proses es khas khas,, yang yang terd terdir irii dari dari tind tindaka akann-ti tind ndaka akan; n; perenc perencana anaan an,, pengo pengorg rgani anisa sasi sian, an, penggiatan, dan juga pengawasan. Ini semua juga dilakukan untuk menentukan atau juga untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia, serta sumbersumber lainnya. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa managemen adalah ilmu aplikatif, dimana jika dijabarkan menjadi sebuah proses tindakan meliputi beberapa hal : Pleaning, organizing, aktuating, controling. Berdasarkan empat hirarki tersebut managemen dapat bergerak, tentunya hal itu juga bergantung bergantung tingkat kepemimpinan kepemimpinan seorang manager. manager. Artinya adalah proses managerial managerial sebuah organisasi akan bergerak apabila para managernya mengerti dan paham secara benar akan apa yang dilakukannya. (Suhartini, dkk,2005:70-72) Maka berdasarkan dari definisi di atas, baik secara etimologi dan termenologi, berbicara managem managemen en pendid pendidikan ikan pondok pondok pesant pesantren ren atau atau bisa bisa disebut disebut mengol mengolah ah konsep konsep apapun apapun tentan tentang g pesantren pesantren sebenarnya bukanlah pekerjaan pekerjaan mudah. Terlebih Terlebih dahulu adanya adanya kenyataan kenyataan bahwa tidak ada ada konse konsep p yang yang mutl mutlak ak rasi rasiona onal, l, dan palin paling g afdh afdhol ol dite ditera rapk pkan an di pesa pesantr ntren en.. Baik Baik seja sejara rah h pertu pertumbu mbuhan hannya nya yang yang unik unik maupun maupun karena karena tertin tertinggal ggalny nyaa pesant pesantren ren dari dari lembaga lembaga-le -lemba mbaga ga kemasy kemasyara araka kata tan n lain lain dala dalam m mela melakuk kukan an kegia kegiata tann-keg kegia iata tan n tekn teknis is,, pesa pesant ntre ren n belum belum mamp mampu u mengol mengolah, ah, apalag apalagii dalam dalam soal soal melaks melaksana anakan kan konsep konsep yang yang disusu disusun n berdas berdasark arkan an pertim pertimbang bangan an rasional. Kendati bersifat gradual, dalam beberapa tahun terakhir di lembaga pendidikan pesantren
telah telah dilakuk dilakukan an berbaga berbagaii pembaha pembaharua ruan n di bidang bidang manajem manajemen en sebagai sebagai jawaban jawaban atas atas tuntut tuntutan an demokratisasi global, salah satu bentuknya adalah model manajemen demokratis yang berbasis kultural, dari, oleh dan untuk peserta didik (DOUP), dalam konteks ini terjadi rekonstruksi dari yang ang top top down down menj menjad adii butt button on up, up, dari dari yang ang dokt doktri rima mall menj menjad adii demo demokr krat atik ik,, dari dari yang ang menyeramkan menjadi menyenangkan. Konsederasi yang dapat digunakan bagi model manajemen demokratis adalah bahwa setiap manusia dan masyarakat diciptakan dalam keadaan merdeka, karena itu kemerdekaan adalah hak setiap manusia, dan kemerdekaan sejati itu adalah terbebasnya rakyat dari berbagai bentuk ketidak berdayaan disegala bidang, termasuk pendidikan. Karena itu agenda utama manajemen demokratis dalam pendidikan islam adalah semangat pembebasan kaum muslimin dari belenggu ideologi dan relasi kekuasaan yang menghambatnya mencapai perkembangan harkat dan martabat kemanusiaannya, maka manajemen demokratis dalam pendi pendidik dikan an islam islam sejati sejatinya nya diarah diarahkan kan pada proses proses aksi aksi dimana dimana kelomp kelompok ok sosial sosial kelas kelas bawah bawah mengontrol ilmu pengetahuan dan membangun daya melalui pendidikan, penelitian dan tindakan sosial kritis. Dari sisi managemen kelembagaan, di pesantren saat ini telah terjadi perubahan mendasar, yakni dari kepeminpinan yang sentralistik, hirarkis dan cenderung singgle fighter berubah menjadi model managemen kolektif seperti model yayasan. Sejatinya manajemen berhubungan erat dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia dalam organisasi atau lembaga pendidikan Islam dengan cara yang sebaik mungkin. Manajemen bukan hanya mengatur tempat melainkan juga mengatur orang per orang, dalam mengatur orang, tentu diperlukan seni atau kiat agar setiap orang yang bekerja dapat menikmati pekerjaan mereka. Dalam Dalam proses proses manajem manajemen, en, fungsi fungsi-fu -fungs ngsii manaje manajemen men digamba digambarka rkan n secara secara umum dalam dalam tampilan prangkat organisasi yang dikenal dengan sebutan teori manajemen klasik. Para pakar
manajemen mempunyai perbedaan pendapat dalam merumuskan proses manajemen, Bagi Poul planning, organizin organizing, g, staffing, staffing, directing directing and Mali Mali (1981 (1981 : 54), 54), fungsi fungsi manajemen manajemen meliputi meliputi : planning, controlling. Sedan Sedangk gkan an dala dalam m panda pandanga ngan n Wayne ayne (198 (1988 8 : 32) fungs fungsii manaj manajem emen en meli meliput putii : planning, organizing, leading and controlling. Sementara menurut Peter Drukcer (1954 : 87) proses manajemen dimulai dari planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting . Dan menurut Made Pidarta (1988 : 85) manajemen meliputi : planning, organizing, comanding, coordinating, controlling con trolling Berdasarkan uraian diatas, yang wajib ada dalam proses manajemen minimal empat hal, yakni planning, organizing organizing,, actuating, actuating, controlling controlling,, (POAC). (POAC). Empat hal ini prosesnya digambarkan : planning, dalam bentuk siklus karena adanya saling keterikatan antara proses yang pertama dengan proses berikunya, berikunya, begitu juga setelah setelah pelaksanaan pelaksanaan controlling lazimnya lazimnya dilanjutkan dilanjutkan dengan membuat planning baru. baru. Dalam hal ini para pakar manajemen pendidikan Islam merumuskan siklus proses manajemen pendidikan Islam diawali oleh adanya sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu, lalu disusunlah rencana untuk mencapai sasaran tersebut dengan mengorganisir berbagai sumber daya yang ada baik materiil maupun non materiil lalu berbagai sumberdaya tersebut digerakkan sesuai jobnya masing masing, dan dalam aktuating tersebut dilakukan pengawasan agar proses tersebut tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan Perencanaan pendidikan pendidikan islam adalah proses proses mempersiapka mempersiapkan n secara secara sistemati sistematiss kegiatan kegiatan kegiatan yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai sasaran atau tujuan pendidikan islam yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya. Dalam islam keharusan membuat perencanaan yang teliti sebelum melakukan tindakan banyak disinyalir dalam teks suci, baik secara langsung maupu n secara sindiran (kinayah (kinayah), ), misalnya dalam dalam islam islam diajar diajarkan kan bahwa bahwa upaya upaya penegak penegakan an yang yang ma’ruf ma’ruf dan pencega pencegahan han yang yang munkar munkar membutuhkan sebuah perencanaan dan strategi yang baik, sebab bisa jadi kebenaran yang tidak
terorganisir dan terencana akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir dan terencana. Meskipun Alqur’an menyatakan yang benar pasti mengalahkan yang bathil (al Isra’ : 81), namun Allah lebih mencintai dan meridhoi kebenaran yang diperjuangkan dalam sebuah barisan yang rapi, terencana dan teratur ( as shaff : 4) Setela Setelah h perenca perencanaan naan,, dilanj dilanjutk utkan an dengan dengan pengor pengorgani ganisas sasian ian,, yakni yakni proses proses penataa penataan, n, pengelompokan dan pendistribusian tugas, tanggung jawab dan wewenang kepada semua perangkat yang dimiliki menjadi menjadi kolektifitas kolektifitas yang dapat digerakkan digerakkan sebagai satu kesatuan kesatuan team work dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efesien. Dalam Qs. 6 : 132 ditegaskan bahwa “Setiap orang mempunyai tingkatan menurut pekerjaannya masing-masing. Sewaktu Sewaktu Rasulullah Rasulullah membentuk atribut-ari atribut-aribut but negara dalam kedudukan kedudukan beliau sebagai pemegang kekuasaan tetinggi, beliau membentuk organisasi yang didalamnya terlibat para sahabat beliau yang beliau tempatkan pada kedudukan menurut kecakapan dan ilmu masing-masing. Tidak dapat dipungkiri bahwa Rasulullah adalah seorang organisatoris ulung, administrator yang jenius, dan pendidik yang baik yang menjadi panutan, karena itu beliau disebut sebagai panutan yang baik (uswatun hasanah). hasanah). Setelah planning dan organizing, dalam siklus manajemen pendidikan islam dilanjutkan dengan actuating, actuating, yakni proses menggerakkan menggerakkan atau merangsang merangsang anggota anggota anggota kelompok untuk melaksanakan tugas mereka masing masing dengan kemauan baik dan antusias. Fungsi Fungsi Actuating Actuating berhubungan berhubungan erat dengan sumber daya manusia, manusia, oleh karena itu seorang pemimpin pendidikan Islam dalam membina kerjasama, mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja para bawahannya perlu memahami seperangkat faktor-faktor manusia tersebut, karena itu actuating bukan hanya kata-kata manis dan basa-basi, tetapi merupakan pemahaman radik akan berbagai kemampuan, kesanggupan, keadaan, motivasi, dan kebutuhan orang lain, yang dengan itu dijadikan sebagai sarana penggerak mereka dalam bekerja secara bersama-sama sebagai taem work. Siklus terakhir adalah controlling, yakni proses pengawasan dan pemantauan terhadap tugas
yang dilaksanakan, sekaligus memberikan penilaian, evaluasi dan perbaikan sehingga pelaksanaan tugas kembali sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Siagian (1983 : 21) fungsi pengawasan merupakan upaya penyesuaian antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan dilapangan, untuk mengetahui hasil yang dicapai benar benar-be -benar nar sesuai sesuai dengan dengan rencana rencana yang yang telah telah disusu disusun n diperl diperlukan ukan inform informasi asi tentan tentang g tingkat tingkat pencapaian hasil. Informasi ini dapat diperoleh melalui komunikasi dengan bawahan, khususnya laporan dari bawahan atau observasi langsung. Apabila hasil tidak sesuai dengan standar yang ditentukan, pimpinan dapat meminta informasi tentang masalah yang dihadapi. Dengan Dengan demikia demikian n tindaka tindakan n perbai perbaikan kan dapat dapat disesu disesuaik aikan an dengan dengan sumber sumber masala masalah. h. Di samping itu, untuk menghindari kesalahpahaman tentang arti, maksud dan tujuan pengawasan antara pengawas dengan yang diawasi perlu dipelihara jalur komunikasi yang efektif dan bermakna dalam arti bebas dari prasangka nigatif dan dilakukan secara berdayaguna dan berhasilguna, al hasil, hasil, tujuan tujuan pengawa pengawasan san pendid pendidika ikan n Islam Islam harusl haruslah ah konstr konstrukt uktif, if, yakni yakni benar benar benar benar untuk untuk memperbaiki, meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Bahwa Bahwa pendidi pendidikan kan pondok pondok pesant pesantren ren tradis tradisonal onal adalah jenis pesant pesantren ren yang yang mempertahankan kemurnian identitas aslinya sebagai tempat mendalami ilmu-
ilmu agama (tafaqquh fiddin) melalui kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang ditulis oleh para ulama’ abad pertengahan. Dalam Dalam perspe perspekti ktiff pendidi pendidikan kan Islam Islam Indones Indonesia, ia, pendidi pendidikan kan pondok pondok pesant pesantren ren tradis tradision ional al merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan nasional yang memberikan pencerahan bagi pes peser erta ta didi didik k seca secara ra inte integr gral al,, baik baik kogn kognit itif if (knowlagde) knowlagde), afekti ktif (attucude) attucude) maup maupun un psikomotorik ( skill) 2. Bahwa visi dan misi pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren tradisional tradisional dalam dalam persepktif persepktif pendidikan islam indonesia adalah : Pertama, : Pertama, menekankan pada prinsip asasul khomsah khomsah atau atau panca panca jiwa, jiwa, yakni yakni keikhl keikhlasa asan, n, keseder kesederhana hanaan, an, kemandi kemandiria rian, n, ukuwah islamiyah dan kebebasan. Kedua, Kedua, pola relasi kiai dengan santri tidak sekedar bersifat fisikal, tetapi juga bersifat batiniyah.Ketiga, pendidikan pondok pesantren selain diarahkan pada transmisi ilmu ilmu keislaman, pemeliharaan tradisi Islam dan reproduksi ulama’, juga dimaksudkan menjadi alternatif bagi Peopl Peoplee
cent center ered ed
deve develo lopm pment ent,,
Value alue
orie orient nted ed
devel develop opme ment nt,,
Inst Instit itut utio ion n
development dan Self reliance and sustainability. 3. Bahwa kurikulum kurikulum pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren tradisona tradisonall saat ini tidak sekedar sekedar fokus fokus pada pada kita kita kitab kitab klasik klasik (baca : ilmu ilmu agama), agama), tetapi tetapi juga memasu memasukkan kkan semakin banyak mata pelajaran dan keterampilan umum, saat ini di pendidikan pondok pesantren dikhotomi ilmu mulai tidak p opuler. 4. Bahw Bahwaa dari dari sisi sisi mana managem gemen en kele kelemb mbag agaan aan,, di lemb lembag agaa pendi pendidi dikan kan pond pondok ok pesan pesantre tren n tradis tradision ional al saat saat ini telah telah terjad terjadii perubah perubahan an mendas mendasar ar,, yakni yakni dari dari kepeminpinan yang sentralistik, hirarkis dan cenderung singgle fighter berubah menjadi model managemen kolektif seperti model yayasan.
B. Rekomendasi
1. Karena peran lembaga lembaga pendidikan pendidikan pondok pesantren pesantren tradisional tradisional sangat penting penting dalam menjawab krisis kerohanian manusia modern, atau paling tidak sebagai balance terhadap kecenderungan pola hidup hedonistik dan ketidak jujuran, maka keberadaannya perlu mendapat dukungan yang lebih serius dari semua pihak. 2. Karena kesuksesa kesuksesan n manusia lebih banyak banyak ditentukan ditentukan oleh faktor EQ dan SQ, sedangkan sedangkan SQ merupakan aspek utama yang menjadi focus dari pendidikan pondok pesantren tradisional, maka direkomendasikan kepada semua pihak untuk terus mengembangkan pendidikan hati demi memperoleh kesuksesan hidup yang hakiki. 3. Karena Karena aktifi aktifitas tas pendidi pendidikan kan pondok pondok pesant pesantren ren tradis tradision ional al sejak sejak awal awal kelahi kelahiran ranny nyaa mampu berkembang positif di masyarakat bahkan mempunyai kontribusi vital tidak saja dalam dimensi theologis tetapi juga sosial sebagai lokomotif utama dalam pencerahan masyarakat, maka tentu saja ia merupakan hazanah dan kekayaan nasional yang patut dilestarikan di bumi nusantara tercinta ini.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
Tags: skripsi Prev: TOPIK UTAMA BAHTSUL MASA’IL OLEH DR. SAID AGIL SIRAJ Next: PROPOSAL