1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kebakaran hutan dan lahan adalah salah satu bencana yang yang sering terjad terjadii di Indone Indonesia sia teruta terutama ma terjad terjadii setiap setiap musim musim kemara kemarau, u, yaitu yaitu pada pada bulan bulan Agustus, September, dan Oktober, atau pada masa peralihan (transisi). ilayah hutan dan lahan di Indonesia yang sangat berpotensi terbakar adalah !ilayah gambut seperti di "ulau Sumatera (#iau, Sumut, $ambi dan Sumsel) dan "ulau Kalimantan Kalimantan (Kalimantan (Kalimantan %arat, Kalimantan &engah, &engah, dan Kalimantan Kalimantan Selatan) Selatan) (Kumala!ati dkk, '1). %elakangan ini kebakaran hutan menjadi perhatian internasional sebagai isu isu ling lingku kung ngan an dan dan ekon ekonom omi, i, khus khusus usny nyaa setel setelah ah benc bencan anaa *l +ino +ino (*+S (*+SO) O) 1-/ yang menghanguskan lahan hutan seluas '0 juta hektar di seluruh dunia. Kebakaran dianggap sebagai ancaman potensial bagi pembangunan berkelanjutan karena karena eeknya eeknya secara secara langsu langsung ng pada pada ekosist ekosistem, em, kontrib kontribusi usi emisi emisi karbon karbon dan dampak dampaknya nya bagi bagi keanek keanekarag aragama aman n hayati hayati.. "encem "encemaran aran kabut kabut asap merupa merupakan kan masalah berulang bahkan selama tahun2tahun ketika peristi!a *+SO di Indonesia dan negara2negara tetangganya tidak terjadi. Selama peristi!a *+SO 1-/, Indonesia mengalami kebakaran hutan yang paling hebat di dunia. 3asalah yang sama teruiang pada ''. (&acconi, '4) Kebakaran 5utan menurut SK. 3enhut. +o. 10Kpts2II1 yaitu suatu keadaan keadaan dimana dimana hutan dilanda api sehingga sehingga mengakibatkan mengakibatkan kerusakan hutan dan hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomi dan lingkungannya. Kebakaran hutan hutan merupa merupakan kan salah salah satu dampak dampak dari dari semaki semakin n tinggi tingginya nya tingka tingkatt tekana tekanan n terhadap sumber daya hutan. 6ampak yang berkaitan dengan kebakaran hutan atau lahan adalah terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, seperti terjadinya kerusakan lora dan auna, tanah, dan air. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terjadi hampir setiap tahun !alaupun rek!ensi, intensitas, dan luas arealnya berbeda. Akibat dari kebakaran lahan dan hutan telah terjadi pelepasan senya!a karbon karbon ke udara. udara. 6engan 6engan mening meningkat katnya nya senya!a senya!a karbon karbon (7O') (7O') sebaga sebagaii gas rumah kaca, maka eek rumah kaca pun meningkat. *ek terpenting yang sangat tidak diharapkan dalam kehidupan makhluk di dunia adalah terjadinyapeningkatan
'
pemanasan bumi secara
global (global !arming) pada lapisan bioser.
3eningkatnya emisi gas2gas rumah kaca ternyata terjadi juga di +egara2negara berkembang termasuk Indonesia sehingga perlu ada upaya penurunan emisi. (Salim, '-) Kebakaran hutan dan lahan terjadi disebabkan oleh ' (dua) aktor utama yaitu aktor alami dan aktor kegiatan manusia yang tidak terkontrol. 8aktor alami antara lain oleh pengaruh *l2+ino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan sehingga tanaman menjadi kering. &anaman kering merupakan bahan bakar potensial jika terkena percikan api yang berasal dari batubara yang muncul di permukaan ataupun dari pembakaran lainnya baik disengaja maupun tidak disengaja. 5al tersebutmenyebabkan terjadinya kebakaran ba!ah ( ground fire) dan kebakaran permukaan ( surface fire) (#asyid, '19) Syarat terjadinya kebakaran atau nyalanya api pertama, harus tersedia bahan bakar yang dapat terbakar. Selain itu, kedua harus menghasilkan panas yang cukup yang digunakan untuk menaikkan suhu bahan bakar hingga ke titik penyalaan. Oksigen diperlukan untuk menjaga proses pembakaran agar tetap berjalan
dan
untuk mempertahankan suplai panas yang cukup sehingga
memungkinkan terjadinya penyalaan bahan bakar yang sulit terbakar. 3anajemen bahan bakar adalah tindakan atau praktek yang ditujukan untuk mengurangi kemudahan bahan bakar untuk terbakar (uel lammability) dan mengurangi kesulitan dalam pemadaman kebakaran hutan. 3anajemen bahan bakar dapat dilakukan secara mekanik, kimia!i, biologi atau dengan menggunakan api. "erlakuan bahan bakar adalah setiap manipulasi bahan bakar agar bahan bakar
itu
tidak
mudah
terbakar,
dengan
cara pemotongan, penyerpihan,
penghancuran, penumpukan dan pembakaran (#umajomi, ') Tujuan
&ujuan dari Kebakaran 5utan dan :ahan yang berjudul ;5ubungan $enis %ahan %akar dan "erilaku Api< adalah sebagai berikut= 1. 3enguji karakteristik bahan bakar terhadap perilaku api '.
3enguji perbedaan cepat rambat api antar bahan bakar dan sumber api
TINJAUAN PUSTAKA
4
Kebakaran hutan dan lahan terjadi setiap tahun dengan luas cakupan dan jumlah titik api (hot spot ) yang ber>ariasi. Kejadian ini sebenarnya telah diantisipasi, namun tidakberdaya melakukan pencegahan. 3enurut berbagai hasil kajian dan analisis, penyebab kebakaran hutan dan lahan berhubungan langsung dengan perilaku manusia yang menginginkan percepatan penyiapan lahan ( land clearing ) untuk persiapan penanaman komoditas perkebunan. "ara pihak yang berkepentingan ingin segera menyiapkan lahan dengan biaya yang serendah2 rendahnya dan sekaligus mengharapkankenaikan tingkat kemasaman (p5) tanah. ("asaribu, '). 6ampak negati pada lingkungan isik antara lain meliputi penurunan kualitas udara akibat kepekatan asap yang memperpendek jarak pandang sehingga mengganggu transportasi, mengubah siat isika2kimia dan biologi tanah, mengubah iklim mikro akibat hilangnya tumbuhan, bahkan dari segi lingkungan global ikut memberikan andil terjadinya eek rumah kaca. 6ampak pada lingkungan hayati antara lain meliputi menurunnya tingkat keanekaragaman hayati, terganggunya suksesi alami, terganggunya produksi bahan organik dan proses dekomposisi (#achma!aty, '/). Kadar air merupakan aktor pengendali bahan bakar. Kadar air menentukan kemudahan
bahan
bakar
untuk
menyala, kecepatan
proses
pembakaran, dan kemudahan usaha pemadaman kebakaran. Semakin tinggi kadar air bahan bakar, maka memerlukan panas yang besar untuk mengeluarkan air dari bahan bakar, maka kecepatan pembakaran dan lamabilitas (kemampuan terbakar) dari bahan bakar juga munurun. Kadar air dipengaruhi oleh curah hujan, kelembaban, dan suhu udara. ?kuran bahan bakar ada kaitannya dengan kelakuan siat kebakaran yang terjadi. %ahan bakar yang halus yaitu bentuk daun, rumput dan serasah akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, mudah mengering, namun mudah pula menyerap air. Karena cepat kering apabila terbakar cepat meluas, namun cepat pula padam. Api akan semakin cepat menjalar bila luas permukaan bahan bakar semakin besar. %ahan bakar kasar, kadar air yang terkandung lebih stabil, tidak cepat mengering, sehingga sulit terbakar. +amun, apabila terbakar akan memberikan penyalaan api lebih lama. Susunan bahan bakar dibedakan atas susunan secara >ertical dan hori@ontal. %ahan bakar
9
dengan susunan >ertical atau kearah atas tajuk memungkinkan api mencapai tajuk dalam !aktu yang singkat. Sedangkan susunan bahan bakar secara hori@ontal menyebabkan bahan bakar dapat menyebar, sehingga api juga dapat menyebar berkisenambungan secara mendatar. $enis bahan bakar biasa digunakan untuk memprediksi intensitas kebakaran yang akan terjadi. &umbuh2tumbuhan berdaun jarum lebih mudah terjadi kebakaran besar dibandingkan dengan daun lebar yang relati> lebih sulit terbakar (Syauina, 1//). ?kuran bahan bakar ada kaitannya dengan kelakuan siat kebakaran yang terjadi. %ahan bakar yang halus akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, mudah mengering, namun mudah pula menyerap air.
Api akan
semakin cepat menjalar bila luas permukaan bahan bakar semakin kecil. %ahan bakar kasar, kadar air yang bila luas permukaan bahan bakar semakin besar. %ahan bakar kasar, kadar air yang dikandung lebih stabil, tidak cepat mengering, sehingga sulit terbakar. +amun apabila terbakar akan memberikan penyalaan api lebih lama ("urbo!aseso, '). "roses pembakarankebakaran adalah proses kimia2isika yang merupakan kebalikan dari reaksi otosintesa yaitu 7 51'O O ' Sumber "anas 7O' 5 'O "anas. 6apat dilihat bah!a terjadinya proses pembakarankebakaran apabila ada tiga unsur yang bersatu yaitu bahan bakar ( fuel ), oksigen (oxygen) dan panas (heat ). %ila salah satu dari ketiganya tidak ada maka kebakaran tidak akan terjadi. "rinsip ini dikenal dengan istilah prinsip segitiga api yang merupakan kunci utama dalam mempelajari kebakaran hutan dan lahan yang termasuk dalam upaya pengendalian kebakaran. %ahan bakar dan oksigen ters edia di hutan dalam jumlah yang berlimpah, sedangkan sumber panas penyalaan sangat tergantung kepada kondisi alami suatu daerah dan kegiatan manusia (&hoha, '/). Bolume bahan bakar dalam jumlah besar akan menyebabkan api lebih besar, temperatur disekitar lebih tinggi, sehingga terjadi kebakaran yang sulit dipadamkan. Sedangkan >olume bahan bahan bakar yang sedikit akan terjadi sebaliknya. yang dikutip oleh "urbo!oseso ('), mengistilahkan >olume bahan bakar dengan kuantitas bahan bakar.
Selanjutnya dibagi menjadi dua bagian
yaitu =bahan bakar potensial (total) dan bahan bakar tersedia.
%ahan bakar
potensial adalah jumlah bahan bakar yang terbakar pada kondisi cuaca ekstrim
0
(kering dan panas) serta intensitas kebakaran yang tinggi, sedangkan bahan bakar tersedia adalah bahan bakar yang tersedia pada setiap kebakaran hutan. $umlah dari bahan bakar tersedia akan ber>ariasi dan tergantung dari ukuran, susunan dan kadar air bahann bakar n(ibo!o, 10). Kadar air bahan bakar sangat berpengaruh dalam menentukan perilaku kebakaran,
kemudahan
bahan
bakar
untuk
menyala,
kecepatan
proses
pembakaran, kecepatan menjalarnya api dan kemudahan usaha pemadaman dalam kebakaran.
Kelembaban bahan bakar yang rendah akan mendirikan dampak
penting pada penyalaan, penyebaran dan intensitas api. %ahan bakar yang banyak mengandung air akan sulit, demikian sebaliknya. %eberapa jenis >egetasi mengandung bahan2bahan kimia!i, seperti kandungan minyak dan damar yang membantu api menyebar, meskipun pada keadaan kelembaban yang tinggi (Sagala,n19). Selama proses pembakaran, terdapat berbagai aktor yang memengaruhi perilaku api, yaitu karakteristik bahan bakar, kadar air bahan bakar, aktor cuaca dan iklim, serta topograi. Karakteristik bahan bakar dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu siat intrinsik dan ekstrinsik. Siat intrinsik mencakup kimia bahan bakar, kerapatan, dan kandungan panas. Siat ekstrinsik mencakup kelimpahan relati dari berbagai ukuran komponen bahan bakar, raksi yang mari, dan kekompakan bahan bakar. Kekompakan bahan bakar merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses pembakaran. Kekompakan bahan bakar merupakan aktor yang memengaruhi perilaku api, maka seberapa besar pengaruh kekompkan bahan bakar terhadap pembakaran harus diketahui. Kekompakan bahan bakar merupakan salah satu aktor yang paling penting dalam perilaku api kebakaran hutan. Kompak tidaknya bahan bakar menentukan seberapa besar api dan seberapa cepat api menjalar. %ahan bakar yang memiliki tingkat kekompakan kecil lebih mudah terbakar dan lebih mudah menjalarkan api ke bahan bakar dengan kekompakan yang rendah lainnya. 7ontoh sederhana dari hal ini adalah serutan kayu kering lebih cepat terbakar dan menjalarkan api daripada balok kayu (Sasongko,n'19)
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Temat
"raktikum Kebakaran 5utan dan :ahan yang berjudul ;5ubungan $enis %ahan %akar dan "erilaku Api< ini dilaksanakan tanggal '- September '1- pada pukul 10. I%. "raktikum ini dilakukan di #uang Kuliah '' 8akultas Kehutanan dan di 5utan &ridarma, ?ni>ersitas Sumatera ?tara. Alat dan Ba!an
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah stop!acth, penggaris, kamera dan alat tulis. %ahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun jarum, daun lebar, alang2alang, korek api, rokok. Pr"#edur
1. Alat dan bahan disiapkan. 2. Setiap 1 kg daun ditumpuk sebanyak tumpukan dengan ukuran 0 C 0 cm. 3. &umpukan daun dibakar satu persatu dengan korek api (daun jarum, daun lebar dan alang2alang) dan dengan puntung rokok (daun jar um, daun lebar dan alang2 alang). 4. ?kur lamanya daun jarum ,daun lebar dan alang2alang terbakar (menit), ukur luas terbakar (cm) dan ukur tinggi api (cm). 5. 6okumentasikan saat daun lebar, daun jarum dan alang2alang terbakar. 6. Isi tally sheet yang ada. Ta$el %& Pengamatan A' Dengan Sum$er A' +o
Sumber %ahan
:ama &erbakar
:uas &erbakar
&inggi Api
%akar
(menit)
(cm)
(cm)
1.
6aun $arum
'.
6aun :ebar
4.
Alang2Alang
-
HASIL DAN PEMBAHASAN Ha#'l
5asil dari "raktikum Kebakaran 5utan dan :ahan yang berjudul ;5ubungan $enis %ahan %akar dan "erilaku Api< adalah sebagai berikut= Tabel 1. Pengamatan Api Dengan Sumber Api Korek Api
+o 1. '. 4.
Sumber %ahan %akar 6aun $arum 6aun :ebar Alang2Alang
:ama &erbakar (3enit) -D09 1D- /D4/
:uas &erbakar (cm) 90 C 90 9 C 0 40 C 4
&inggi Api (cm) 9 90 44
Tabel 2. Pengamatan Api Dengan Sumber Api Puntung Rokok
+o 1. '. 4.
Sumber %ahan %akar 6aun $arum 6aun :ebar Alang2Alang
:ama &erbakar (3enit) 0D01 '-D'1 'D1/
:uas &erbakar (cm) 40 C 4 40 C 9 '0 C '
&inggi Api (cm) 4 '0 10
Pem$a!a#an
6ari hasil pengamatan yang dilakukan dapat dilihat yaitu pada &abel 1 dan &abel ' perbedaan lama terbakarnya sumber bahan bakar, luas terbakar dan tinggi api. %ahan bakar daun jarum memiliki !aktu pembakaran yang lebih cepat dari bahan bakar lain yaitu daun lebar dan alang2alang, lama terbakar dihitung dimulai dari api di hidup kan sampai api padam. 5al ini terjadi karena sumber bahan bakarnya yaitu daun jarum, merupakan sumber bahan bakar yang kondisinya lebih kering di bandingkan dengan daun lebar dan alang2alang. :ama terbakar juga mempengaruhi luas terbakarnya sumber bahan bakar dan tinggi api. Semakin lama terbakar maka luasan dan tinggi api juga semakin besar. 5al ini berkaitan dengan pernyataan
Syauina (1//) $enis
bahan bakar
biasa
digunakan untuk
memprediksi intensitas kebakaran yang akan terjadi. &umbuh2tumbuhan berdaun jarum lebih mudah terjadi kebakaran besar dibandingkan dengan daun lebar yang relati lebih sulit terbakar. Intensitas lama pembakaran bahan bakar terbakar juga disebabkan karena siat dan ukuran bahan bakar tersebut. 6ari hasil yang diperoleh dari &abel 1 dan &abel ' yaitu bahan bakar dengan daun lebar memiliki !aktu pembakaran lebih lama dari tiga bahan bakar lain yaitu daun jarum dan alang2alang. Semakin kecil luas permukaan bahan bakar maka intensitas pembakaran akan semakin cepat.
/
6aun lebar termasuk kedalam bahan bakar yang kasar dan memiliki luas permukaan lebih besar dari tiga bahan bakar lainnya, dan bahan bakar yang kasar, kadar air yang dikandung lebih stabil, tidak cepat mengering, sehingga sulit terbakar. 5al ini sesuai dengan pernyataan "urbo!aseso (') yaitu Api akan semakin cepat menjalar bila luas permukaan bahan bakar semakin kecil. %ahan bakar kasar, kadar air yang bila luas permukaan bahan bakar semakin besar. %ahan bakar kasar, kadar air yang dikandung lebih stabil, tidak cepat mengering, sehingga sulit terbakar. +amun apabila terbakar akan memberikan penyalaan api lebih lama. Kebakaran hutan terjadi di karenakan adanya tiga unsur yaitu sumber api, oksigen dan bahan bakar, jika ketiga unsur tersebut terpenuhi maka kebaran akan terjadi.
Sesuai
dengan
&hoha
('/)
bah!a
terjadinya
proses
pembakarankebakaran apabila ada tiga unsur yang bersatu yaitu bahan bakar ( fuel ), oksigen (oxygen) dan panas (heat ). %ila salah satu dari ketiganya tidak ada maka kebakaran tidak akan terjadi. "rinsip ini dikenal dengan istilah prinsip segitiga api yang merupakan kunci utama dalam mempelajari kebakaran hutan dan lahan yang termasuk dalam upaya pengendalian kebakaran. 8aktor lain menyebabkan daun jarum lebih lama intensitas terbakarnya adalah >olume bahan bakar yang digunakan, jika dilihat lebih teliti >olume banyaknya bahan bakar daun lebar lebih banyak dari bahan bakar lainnya yaitu daun jarum dan alang2alang. 5al ini sesuai dengan pernyataan ibo!o (10) yaitu >olume bahan bakar dalam jumlah besar akan menyebabkan api lebih besar, temperatur disekitar lebih tinggi, sehingga terjadi kebakaran yang sulit dipadamkan. Sedangkan >olume bahan bahan bakar yang sedikit akan terjadi sebaliknya. $umlah dari bahan bakar tersedia akan ber>ariasi dan tergantung dari ukuran, susunan dan kadar air bahan bakar. :ama proses pembakaran juga disebabkan karena kepadatan bahan bakar atau berat bahan bakar tersebut. 5al ini sesuai dengan penelitian #achma!ati ('/) semakin padatberat bahan bakamya maka kebakaran berlangsung Iebih lama, intensitas api lebih besar, perjalanan lambat dan membutuhkan !aktu yang lebih lama dalam memadamkan dibandingkan dengan kebakaran yang muatan bahan bakamya lebih ringansedikit.
8aktor berikutnya yaitu kandungan kandungan kadar air yang terkandung di bahan bakar tersebut. 6aun lebar memiliki kandungan kadar air yang lebih banyak atau lebih tinggi dari bahan bakar lainnya seperti daun jarum dan alang2 alang. 5al ini sesuai dengan pernyataan Sagala (19) Kadar air bahan bakar sangat berpengaruh dalam menentukan perilaku kebakaran, kemudahan bahan bakar untuk menyala, kecepatan proses pembakaran, kecepatan menjalarnya api dan kemudahan usaha pemadaman dalam kebakaran. Kelembaban bahan bakar yang rendah akan mendirikan dampak penting pada penyalaan, penyebaran dan intensitas api. %ahan bakar yang banyak mengandung air akan sulit, demikian sebaliknya. %eberapa jenis >egetasi mengandung bahan2bahan kimia!i, seperti kandungan minyak dan damar yang membantu api menyebar, meskipun pada keadaan kelembaban yang tinggi Sumber api berupa korek api dan puntung rokok memiliki nyala api yang berbeda. Korek api memiliki nyala api yang lebih besar dan lebih lama dibandingkan dengan puntung rokok. Ini menyebabkan bahan bakar yang di bakar dengan korek api lebih cepat terbakar dan intensitas pembakaran yang lebih lama. Sedangkan puntung rokok memiliki nyala api lambat dan intensitas pembakaran yang cepat karena cepat padam. "anas merupakan suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperature suatu bendabahan bakar sampai ke titik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan. "anas ini disebabkan oleh adanya sumber penyulut, dalam kebakaran hutan, sumber penyulut ini sebagian besar disebabkan oleh manusia baik secara sengaja atau tidak dan oleh alam. "ada saat praktikum dilakukan, cuaca di hutan tridharma tidak panas melainkan sedikit mendung. Oleh karena itu nyala api tidak terlalu besar karena suhu dan cuacanya. Sesuai dengan Sasongko, 3.+ ('19) siat api dipengaruhi oleh beberapa aktor seperti bahan bakar, cuaca dan topograi. ?ntuk kondisi bahan bakar dipengaruhi oleh muatan>olume bahan bakar, susunan bahan bakar, kandungan air bahan bakar dan jenis bahan bakar.
KESIMPULAN DAN SARAN Ke#'mulan
1
1. "ada tabel 1 ?ntuk sumber bahan bakar yang paling lama intensitas terbakar adalah sumber bahan bakar daun lebar yaitu 1D- menit dan pada tabel ' sumber bahan bakar daun lebar '-D'1 menit. '. "ada tabel 1 ?ntuk sumber bahan bakar yang paling cepat intensitas terbakar adalah sumber bahan bakar daun jarum yaitu -D09 menit dan pada tabel ' sumber bahan bakar daun jarum 0D01 menit. 4. :ama terbakarnya sumber bahan bakar berbanding lurus dengan luas terbakarnya bahan bakar. ?ntuk luas terbakar yang paling luas dari sumber api korek api dan puntung rokok adalah daun jarum. 6an luas terbakar paling kecil adalah alang2alang. 9. "ada tabel 1 dan tabel ' daun lebar tidak terlalu cepat terbakar dan tidak terlalu luas terbakar karena bentuk daun yang tidak seragam. 0. &inggi api pada tabel 1 yang tertinggi adalah daun lebar yaitu 90 cm, dan paling kecil adalah alang2alang 44 cm. Sedangkan pada tabel ' tinggi api tertinggi adalah daun jarum yaitu 4 cm dan terkecil pada alang2alang yaitu 'D1/. . Sumber api yang paling cepat untuk membakar cumber bahan adalah sumber api dari korek api. 8aktor air dan suhu udara juga mempengaruhi cepat rambatnya api pada bahan bakar. Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum Kebakaran 5utan dan :ahan yang berjudul 5ubungan $enis %ahan %akar 6an "erilaku Api, ini praktikan melakukannya sesuai dengan prosedur yang diberikan sehingga hasil yang diperoleh nantinya dapat dimanaatkan dan praktikan dapat lebih memahami manaat dilakukanya praktikum ini.
11
DA(TAR PUSTAKA Kumala!ati, #. "utra, 5. Arisanty, 6. 6e!i, 6. +ormelani, *. '1. :aporan "enelitian= Strategi "enanganan 5otspot "ada Setiap "enggunaan :ahan Akibat Kebakaran 5utan dan :ahan di Kabupaten %anjar Kalimantan Selatan. "asaribu, '. 3emahami "enyebab Kebakaran 5utan 6an :ahan Serta ?paya "enanggulangannya= Kasus di "ro>insi Kalimantan %arat.%adan :itbang %ogor. "urbo!aseso, %ambang. '. Pengendalian Kebakaran Hutan. 8akultas Kehutanan ?ni>ersitas :ambung 3angkurat, %anjarbaru. #achma!ati, +. ('/). Karakteristik bahan bakar dan perilaku api pada kebakaran hutan dan lahan ra!a gambut. urnal Hutan !ropis "orneo, 22, 0029. #asyid, 8. ('19). "ermasalahan dan 6ampak Kebakaran 5utan. idyais!ara +et!ork $ournal, 1(9), 9-20. #umajomi. '. Kebakaran 5utan di Indonesia dan 6ampaknya bagi Kesehatan. "rogram "asca Sarjana S4, Institut "ertanian %ogor. Sagala, A.".S, 19. Pengendalian #pi Pada $eboisasi di %ahan #lang&alang di !apin. 'eparte(en Kehutanan 'irektorat endral $eboisasi ) $ehabilitasi lahan. %alai teknologo reboisasi %anjarbaru. Kalimantan Selatan Salim, *. '-. 8orest Issues in ?+8777 and Its #ele>ancy to Indonesia. +ational orkshop. Indonesia 8orest 7limate Alliance. $akarta. Sasongko, 3.+. '19. "engaruh "rosentase 7o' &erhadap Karakteristik "embakaran 6iusi %iogas.3ekanika Bolume 1' +omor ' =/24. SK. 3enhut. +o. 10Kpts2II1 Syauina, :. 1//. "ola "enyebaran Kebakaran 5utan %erdasarkan 3usim 6i $a!a &engah. Institut "ertanian %ogor. %ogor. &acconi, :., '4. Kebakaran 5utan di Indonesia= "enyebab, %iaya dan Implikasi Kebijakan 7enter or International 8orestry #esearch (7I8O#) %ogor, Indonesia. &hoha, A. S. '/. "roses2"roses dan :ingkungan yang 3empengaruhi Kebakaran %iomassa. ?ni>ersitas Sumatera ?tara. 3edan. ibo!o, A. 10. Pe(bakaran terkendali pada Hutan *ucalyptus Kering di +o(bat ,tate- iktoria- #ustralia. "usat "enelitian dan "engembangan 5utan dan Konsen>asi Alam. %ogor
LAMPIRAN
1'
Eambar 1. 6aun :ebar Sumber Api Korek Api
Eambar 4. 6aun $arum Sumber Api Korek Api
Eambar 0. Alang2alang Sumber Api Korek Api
Eambar '. 6aun :ebar Sumber Api "untung #okok
Eambar 9. 6aun $arum Sumber Api "untung #okok
Eambar . Alang2alang Sumber Api "untung #okok