BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisasi Pentingnya CBR Bobot SKS mata kuliah Manajemen Sekolah di Universitas Negeri Medan khususnya pada prodi Pendidikan Teknik Bangunan pada saat ini hanya 2 SKS yang seluruhnya berupa kuliah tanpa praktikum/responsi. Hal ini menyebabkan mahasiswa harus memiliki buku referensi untuk memperdalam ilmu dan wawasan mengenai Manajemen Sekolah. Adapun masalah yang terjadi saat ini adalah minat baca mahasiswa akan bukubuku teks sangat kecil. Hal ini sejalan dengan hasil Studi Most Littered Nation In The World tahun 2016 yang menyatakan bahwa minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Mahasiswa hanya mengandalkan penjelasan dari dosen dan hand out yang ada sehingga dalam praktiknya didalam kelas, mahasiswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti pertemuan perkuliahan. Jika hal seperti itu terus terjadi, maka kuliah yang dijalani dengan susah payah tidak akan berarti apa-apa karena ilmu yang didapatkan akan sangat sedikit dan tidak mampu diaplikasikan dalam kehidupan kedepannya. Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa harus rajin dalam membaca bukubuku teks agar menambah wawasan atau kajian literatur mahasiswa sehingga nantinya proses interaksi antara siswa dan dosen didalam kelas menjadi aktif dan ilmu yang diberikan oleh dosen dapat diterima oleh mahasiswa serta nantinya mampu diaplikasikan kedepannya. Sering kali kita bingung memilih buku teks sebagai referensi untuk kita baca dan pahami. Tidak jarang ketika kita memilih sebuah buku, buku tersebut kurang memuaskan hati kita, misalnya dari segi tampilan, layout dan tata letak, isi, maupun tata bahasa dan penyampaiannya. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasan mengenai Manajemen Sekolah.
Page | 1
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
B. Tujuan Penulisan CBR Adapun tujuan dari penulisan Critical Book Report (CBR) antara lain: 1. Untuk menyelesaikan salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Manajemen Pendidikan. 2. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai Manajemen Pendidikan khususnya Manajemen Sekolah. 3. Untuk meningkatkan kemampuan dalam pembuatan critical book report. 4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku Manajemen Sekolah yang direport. 5. Untuk menguatkan pemahaman mengenai prinsip dan teori dalam memanajemen sekolah. 6. Untuk melatih diri agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari sebuah buku. C. Manfaat CBR Adapun manfaat dari penulisan Critical Book Report (CBR) antara lain: 1. Dapat memahami isi buku Manajemen Sekolah yang direport. 2. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai Manajemen Sekolah. 3. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan buku Manajemen Sekolah yang di-report. 4. Melatih kemampuan diri dalam me-report buku. D. Identitas Buku 1. Judul
: MANAJEMEN SEKOLAH – Teori Dasar dan Praktik
2. Edisi
: Khusus Cetakan kesatu
3. Pengarang
: Dr. Rohiat, M.Pd.
4. Editor
: A. Saridewi
5. Desain Sampul
: Hendra Kurniawan
6. Penerbit
: PT Refika Aditama
7. Kota terbit
: Bandung
8. Tahun Terbit
: 2008
9. ISBN
: 979-1073-39-2
Page | 2
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
BAB II RINGKASAN ISI BUKU A. BAB 1. Manajemen Pengelolaan Organisasi Menurut Gulick (1965), manajemen menjadi suatu ilmu, jika teori teorinya mampu menuntun manajer dengan memberikan kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan mereka meramalkan akibatakibat dari tindakannya. Menurut Marry Parker Follet dalam Stoner (1986), manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art getting thing done through people). Dalam proses manajemen terdapat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pemimpin, yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), kepemimpinan (Leading), dan Pengawasan (Controlling). Manajemen yang baik adalah manajemen yang tidak jauh menyimpang dari konsep dan yang sesuai dengan objek yang ditangani serta tempat organisasi itu berada. Manajemen yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan kondisi disebut manajemen yang fleksibel. “Ada sejumlah nilai yang pada umumnya dapat diterima dalam manajemen. Nilai-nilai yang dimaksud ialah kebahagiaan, ketaatan pada hukum, konsistensi, integritas dan kesetiaan” (Massie, 1973:28). Bagaimana usaha manajemen dapat sesuai dengan konsep,feasible, dan didukung oleh nilai-nilai yang baik? Hal tersebut sebagian besar ditentukan oleh dedikasi, keahlian, dan otoritas para manajer. Evans (1981;39) mengharuskan manajer memiliki otoritas dan akuntabilitas dan keduanya harus berimbang. Suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif apabila pekerjaan itu memberi hasil yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan semula. Manajemen Pendidikan disuatu sekolah dikatakan efektif jika para siswa lulusan sekolah itu memiliki kompetensi (teori dan praktik) yang telah ditentukan sebagai tujuan. Reddin (1970;13) memberikan beberapa gambaran tentang prilaku manajer yang efektif, yaitu : (1). Mengembangkan potensi bawahan, (2) mengetahui apa yang diinginkan dan giat mengejarnya serta memiliki motivasi yang tinggi, (4) bertindak secara tim manajer. Page | 3
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
Reddin
(1970:6)
menunjukkan
perbedaan
manajemen
efektif dengan
manajemen efisien dalam tabel berikut. Manajemen Efektif
Manajemen Efisien
Membuat yang benar
Mengerjakan yang benar
Mengkreasikan Alternatif-alternatif
Menyelesaikan masalah
Mengoptimalkan sumber-sumber
Mengamankan sumber-sumber.
Memeroleh hasil
Mengikuti tuhas-tugas pekerjaan
Meningkatkan Keuntungan
Merendahkan biaya
Keterampilan manajemen diperlukan untuk melakukan manajemen secara efektif. Keterampilan ini antara lain : (1) Keterampilan konseptual (conceptual skill), (2) Keterampilan manusiawi (human skill), (3) Keterampilan Teknik, (4) Keterampilan Desain (design skill). Haroln Koontz,Cyril O’ Donnell, dan Heinz Weihrich (1984) menunjukan keterampilan konsep dan desain sebagian besar ada pada top management, dan keterampilan teknik sebagian besar berada pada supervisor management, Sedangkan Keterampilan manusiawi atau human hampir merata sehingga tidak jauh berbeda dengan manajemen tertinggi, manajemen madya, atau manajemen terdepan. Berbagai usaha banyak dilakukan manajer dan ahli manajemen untuk menyelamatkan organisasi dari kematian yang mengenaskan. Usaha ini dapat diidentifikasi dengan berbagai kegiatan yang selalu dilakukan para manajer dan ahli manajemen untuk mencari konsep baru dalam manajemen organsasi. Berbagai konsep diintroduksikan, dicobakan, direvisi, dan dikembangkan. B. BAB 2. Manajemen Sekolah; Konsep Dan Tantangan Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah/organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistermatis dalam suatu proses. Manajemen dan administrasi adalah dua kata yang bisa memiliki arti yang sama atau berbeda. Sutisna (1989:25) menulis, dalam pemakaiannya secara umum, administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator dengan manajer.
Page | 4
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
Administrasi dalam masyarakat sehari-hari biasanya diartikan secara sempit, yaitu sesuatu yang berkenaan dengan ketatausahaan. Fungsi manajemen sebagai suatu karakteristik dari pendidikan muncul dari kebutuhan untuk memberikan arah pada perkembangan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam operasional sekolah. Keith and Girling (1991;xvii) dalam penelitiannya
menyebutkan:
“kontribusi
manajemen
pendidikan
terhadap
keberhasilan dan kegagalan belajar siswa adalah sebesar 32%”. Denagn bertumpu pada landasan tersebut, pendidikan memulai usahanya dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan suatu teori dan ilmu administrasi pendidikan. Seorang kepala sekolah yang tidak mempelajari teori manajemen dalam mengelola sekolahnya tidak akan dapat mencapai tujuan secara efektif karena apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan harus berpijak pada perilaku yang sistematis dan berhubungan dengn konsep, asumsi, dan generalisasi teori manajemen. Pendekatan-pendekatan dalam manajemen pendidikan antara lain: (1) Manajemen adalah kerjasama orang-orang, (2) Manajemen adalah suatu proses, (3) Manajemen sebagai suatu sistem,
(4) Manajemen sebagai pengelolaan, (5)
Kepemimpinan dalam manajemen, (6) Pengambilan keputusan dalam manajemen,. (7) Komunikasi dalam Manajemen, dan (8) Ketatausahaan dalam Manajemen. Manajemen sekolah memiliki garapan sebagai berikut. 1. Manajemen kurikulum. Harus dirumuskan sesuai dengan filsafat dan citacita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan, dan kemajuan masyarakat. 2. Manajemen kesiswaan. Merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan disekolah. 3. Manajemen sarana dan prasarana.
Merupakan kegiatan yang mengatur
untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan disekolah. 4. Manajemen Personil/Anggota. Mencoba untuk mempelajari bagaimana peran kepegawaian dalam mengelola sumber daya manusia. 5. Manajemen Keuangan. Meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggung jawaban penggunaan dana. 6. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Hubungan sekolah dan masyarakat dapat dikatakan sebagai usa kooperatif untuk menjaga dan Page | 5
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personil sekolah, dan anggota masyarakat. 7. Manajemen Layanan Khusus. Dilakukan untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar, antara lain berupa pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, bimbingan konseling, dan kantinsekolah. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Faktor kedua, penyelenggaraaan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik sentralistik sehingga penempatan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat bergantung pada keputusan birokrasi yang mempunya jalur sangat panjang dan terkadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Faktor ketiga, peranserta warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Berdasarkan kenyataankenyataan tersebut, tentu perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dengan manajemen berbasis sekolah. C. BAB 3. Manajemen Sekolah Manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang memiliki nilai filosofi tinggi. Ia harus dapat mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Pada hakikatnya, upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan performansi (kinerja) sekolah dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan, baik tujuan nasional maupun lokal institutional. Kepala sekolah dituntut mampu secara maksimal melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola berbagai aspek komponen sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan. Kepala sekolah juga perlu berfikir system (system thinking) yang oleh Senge (1990;69) dideskripsikan sebagai suatu discipline for seeing wholes: disiplin untuk melihat keseluruhan, yaitu suatu kerangka acuan (framework) untuk melihat keintereleasian daripada elemen-elemennya, melihat pola perubahan daripada jepretan foto (snapshots) yang statis. Kepala Sekolah sebagai manajer menempati posisi puncak yang memegang kunci keberhasilan dalam mencapa tujuan yang telah ditentukan. Kepala sekolah Page | 6
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
sebagai manajer dan pemimpin perlu memiliki kemampuan kepemimpinan yang prima demi organisasi yang dipimpinnya. Sutisna (1998) mengemukakan Administrator menghadapi pilihan untuk menjadi seorang cendikia yang senantiasa memperdalam pengetahuannya tentang masalah-masalah dan isyu penting dibidangnya, orang yang menempatkan dirinya dalam posisi kepemimpinan melalui pengetahuan dan kesanggupannya. Peters dan Austin dalam Sallis (1993), berpendapat kepemimpinan pendidikan membutuhkan perspektif sebagai berikut: (1) Visi dan simbol, (2) Management by walking about, (3) For the kids, (4) Autonomi, pengalaman dan dukungan terhadap kegagalan, (5) Menciptakan rasa ‘kekeluargaan’, (6) Rasa sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas dan antusiasme. Senior manajemen harus memberikan arahan, visi, dan inspirasi. Dalam organisasi yang menerapkan tim, semua manajer harus menjadi pemimpin dan menjadi juara dalam proses mutu. Untuk itu mereka harus mengomunikasikan visi dan mengalirkannya memalui institusi. Aspek kunci peran kepemimpinan dalam pendidikan adalah memberdayakan para
guru
untuk
memberi
mereka
kesempatan
secara
maksimum
guna
mengembangkan belajar siswanya. Kreativitas dalam menggunakan pengetahuan akan menjadi teramat penting bila tekanan ditempatkan pada pengembangan pertimbangan yang kritis, hipotesa yang produktif, dan kesimpulan yang beralasan. RPS merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan dan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia menuju sekolah yang berkualitas. RPS berisi sasaran program dan kegiatan untuk mengatasi kesenjangan antara kondisi sekolah saat ini dengan kondisi sekolah yang diharapkan baik ditinjau dari output, proses maupun input sekolah. Jadi, Pengertian RPS adalah suatu rencana sekolah yang memuat berbagai upaya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada pada tiap aspek dan indikator pendidikan sehingga nantinya pesoalan tersebut secara bertahap dapat dikurangi atau dihilangkan. Hal yang sangat penting dalam penyusunan RPS adalah mempertimbangkan segala aspek yang dapat memengaruhi kesempurnaan RPS itu sendiri, misalnya tentang (a) kemampuan memahami potensi sumber daya sekoalh dan lingkungan. (b) Page | 7
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
kemampuan memahami kelemahan dan ancaman terhadap pelaksanaan program, (c) kemampuan membaca peluang yang ada untuk dijadikan dasar penentuan program, (d) keterlibatan stakeholder dalam penyusunan RPS, dan (e) ketepatan pemilihan prioritas ataupun keruntutan program yang dikembangkan dalam RPS. D. BAB 4. Manajemen Berbasis Sekolah Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah) memberikan fleksibilitas/keluwesan kepada sekolah, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha), dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan meningkatkan kinerja sekolah melalui pemberian kwewnangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tatapengelolaan sekolah yang baik, yaitu partisipasi, transparasi, dan akuntabilitas. Kinerja sekolah meliputi peningkatan kualitas, efektivitas, efisiensi, produktivitas, dan inovasi pendidikan. Secara yuridis, penerapan MBS dijamin oleh peraturan perundang-undangan berikut: (a) UU No 20 Tahun 2003, (b) UU No 25 Tahun 2000, (c) Kepmendiknas No 44 Tahun 2002, (d) Kepmendiknas No 087 tahun 2004, PP No 19 tahun 2005. Esensi MBS = otonomi sekolah + fleksibilitas + partisipasi untuk mencapai sasaran mutu sekolah. Karakteristik MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan menjadi input, proses, dan output. Input meliputi perencanaan dan evaluasi kurikulum, ketenagaan, fasilitas, keuangan, kesiswaan, humas, iklim sekolah, lingkungan hidup. Proses meliputi segala proses belajar mengajar, sedangkan output meliputi prestasi siswa) Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses sebagai berikut: (1) proses belajar mengajar dengan efektivitas yang tinggi, (2) kepemimpinan sekolah yang kuat, (3) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (4) pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, (5) memiliki budaya mutu, (6) memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis. (7) memiliki kewenangan, (8) Page | 8
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat, (9) memiliki keterbukaan anajemen, (10) memiliki kemauan untuk berubah, (11) melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan, (12) responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, (13) memiliki komunikasi yang baik, (14) memiliki akuntabilitas, (15) manajemen lingkungan hidup sekolah yang baik, (16) sekolah memiliki kemampuan menjaga sustainabilitas. Urusan-urusan yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab sekolah dalam kerangka MBS meliputi : (1) proses belajar mengajar, (2) perencanaan dan evaluasi program sekolah, (3) pengelolaan kurikulum, (4) pengelolaan ketenagaan, (5) pengelolaan peralatan dan perlengkapan, (6) pengelolaan keuangan, (7) pelayanan siswa, (8) hubungan sekolah dan masyarakat, (9) pengelolaan iklim sekolah. Adapun prakondisi yang diperlukan untuk melaksanakan MBS: sekolah memiliki kapasitas kelembagaan yang memadai untuk menerapkan MBS, budaya yang kondusif bagi penyelenggaraan MBS, kemampuan membuat kebijakan, rencana dan program sekolah untuk penyelenggaraan MBS, sistem untuk mempromosikan akuntabilitas sekolah terhadap publik, dukungan pemerintah pusat dan daerah yang ditunjukkan melalui arahan, bimbingan, pengaturan, serta monitoring dan evaluasi untuk kelancaran penyelenggaraan MBS. Tahap tahap dalam pelaksanaan MBS antara lain : (1) melakukan sosialisasi MBS, (2) memperbanyak mitra sekolah, (3) merumuskan kembali aturan sekolah, peran unsur-unsur sekolah, serta kebiasaan dan hubungan antar unsur-unsur sekolah, (4) menerapkan prinsip-prinsip MBS yang baik, (5) mengklarifikasi fungsi dan aspek manajemen pendidikan sekolah, (6) meningkatkan kapasitas sekolah, (7) meredistribusi
kewenangan
dan
tanggung
jawab,
(8)
menyusun
rencana
pengembangan sekolah (RPS), melaksanakan, memonior, dan mengevaluasinya. Monitoring dan Evaluasi MBS bertujuan mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil monitoring dapat digunakan untuk memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan pelaksanaan MBS, sedangkan hasil evaluasi dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk memberi masukan terhadap keseluruhan komponen MBS, baik pada konteks, input, proses, output, maupun outcome-nya.
Page | 9
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
Tonggak tonggak kunci keberhasilan MBS merupakan target-target hasil MBS yang akan dicapai dalam jangka menengah (lima tahun) dan jangka pendek ( satu tahun). E. BAB 5. Pengembangan Rencana Sekolah Pengembangan program-program sekolah baik secara kualitas, maupun kuantitas, dianggap sangat penting sehingga dalam penyelenggaraan pendidikannya dapat terarah dengan langkah langkah pelaksanaan yang mantap. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan perencanaan program bagi sekolah potensial adalah: 1) Secara ideal, RPS memiliki dua jenis, yaitu RPS untuk jangka panjang (diatas lima tahun), dan menengah (lima tahun) disebut rencana strategis (Renstra) dan RPS jangka pendek (satu tahun) disebut rencana operasional (Renop). 2) Prosedur pembuatan RPS mengacu pada langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan RPS, 3) Secara substansi, isi perencanaan program yang dikembangkan dalam RPS disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing, tetapi tetap mengacu pada aspek-aspek SNP. Adapun yang termasuk pengembangan rencana pengembangan sekolah (RPS), antara lain : (1) pengembangan program sekolah, (2) pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, (3) pengembangan proses belajar mengajar, (4) pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, (5) pengembangan manajemen, (6) pengembangan sumber dana dan pendanaan, (7) pengembangansistem penilaian,, (8) pengembangan lingkungan sekolah, (9) pengembangan budaya sekolah, (10) pengembangan kegiatan kesiswaan, (11) pengembangan pendidikan teknologi dasar (12) pengembangan pendidikan kecakapan hidup (life skill education), Dalam penyusunan RPS harus diterapkan prinsip-prinsip, yaitu mengubah kondisi nyata menjadi kondisi yang diinginkan (ideal), mencapai prestasi siswa, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/pengembangan), sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, tanggap terhadap perubahan, demand driven (berdasarkan kebutuhan), partisipasi, keterwakilan, transparansi, data driven
Page | 10
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
realistik sesuai dengan hasil analitis SWOT dan mendasarkan pada hasil review dan evaluasi. Langkah-langkah menyusun Renstra dalam RPS antara lain : (a) melakukan analisis lingkungan strategis sekolah, (b) melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini, (c) melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan pada lima tahun kedepan, (d) menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan diharapkan lima tahun kedepan. (e) merumuskan visi sekolah, (f) merumuskan misi sekolah, (g) menentukan strategi pelaksanaan pada sekolah, (h) menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan, (i) menentukan rencana biaya, (j) membuat rencana pemantauan dan evaluasi. Langkah-langkah menyusun Renop dalam RPS antara lain : (a) melakukan analisis lingkungan operasional sekolah, (b) melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini, (c) melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan (yang diharapkan). (d) menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan diharapkan satu tahun kedepan, (e) merumuskan tujuan sekolah. (f) mengidentifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya. (g) Melakukan analisi SWOT, (h) merumuskan dan mengidentifikasi alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan. (i) menyusun rencana program, (j) menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan, (k) menyusun rencana biaya, (l) menyusun rencana pelaksanaan program, (m) Menyusun rencana pemantauan dan Evaluasi, (n) membuat jadwal Pelaksanaan program, (o) Menentukan penanggung jawab program/kegiatan. Suatu perencanaan pengembangan dapat dikatakan baik apabila memenuhi kriteria : (1) keluasan, cakupan, dan ketajaman analisis lingkungan strategis sekolah, (2) keluasan, cakupan, dan ketajaman analisis situasi pendidikan sekolah saat ini, (3) kualitas dan kuantitas situasi pendidikan sekolah yang diharapkan, (4) analisis kesenian, (5) kelengkapan elemen Renstra, (6) cakupan jenis perencanaan (pemerataan, kualitas, efisiensi, relevansi, dan kapasitas). (7) kemanfaatan serta kesesuaian Renstra dan renop dengan permasalahan pendidikan, (8) kelayakan strategi renstra dan renop, (9) kelayakan rencana monitoring dan evaluasi, (10) kecukupan, kemutakhiran, dan kerelevansi data, (11) Sustainabilitas SDM, EMIS, dana
Page | 11
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
pendukung, dsb., (12) sistem dan mekanisme penyusunan RPS, serta (13) kelengkapan elemen renop. F. BAB 6. Monitoring: Evaluasi Dan Pelaporan Monitoring adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah potensial, apakah sesuai yang direncanakan atau tidak, sejauh mana kendala dan hambatan ditemui, dan bagaimana upaya-upaya yang sudah dan harus ditempu untuk mengatasi kendala dan hambatan yang muncul selama pelaksanaan program dalam sekolah potensial. Kegiatan evaluasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah potensial dan sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan utama kegiatan evaluasi antara lain : (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui keberhasilan program, (c) sebagai bahan masukan dalam perencanaan penyelenggaraan sekolah potensial tahun berikutnya, (d) memberikan penilaian tentang kelayakan dilanjutkannya sebagai penerima dana bantuan pembinaan, dan (e) melakukan pembinaan bagi sekolah potensial agar pada tahun berikutnya diperoleh hasil yang lebih baik/mengingat secara signifikan. Pelaksana kegiatan monitoring dan evaluasi pada sekolah potensial terdiri atas : (1) Tim monitoring dan evaluasi provinsi. Monitoring ini dilakukan untuk menjamin pelaksanaan program dan transparansi kegiatan-kegiatan disekolah, (2) Tim monitoring dan evaluasi kabupaten/kota. Dari sisi birokrasi, tim ini memungkinkan untuk melakukan pembinaan secara terus menerus sehingga kesalahan-kesalahan yang fatal dapat dihindari. (3) Laporan monitoring dan evaluasi. Dimaksudkan untuk melihat kemajuan sekolah secara komprehensif. Sekolah yang mendapatkan dana bantuan school grant diwajibkan membuat pelaporan. Pelaporan yang dimaksud adalah semua hal yang dijalankan sekolah beserta hasil-hasilnya. Hal-hal yang harus dilaporkan adalah semua sasaran, program, kegiatan, baik pelaksanaanya maupun hasil-hasilnya seperti yang telah direncanakan dalam RPS. Pelaporan dibuat rangkap empat, yaitu untuk provinsi, kabupaten/kota, komite sekolah, dan sekolah yang harus dilegasi oleh Komite sekolah dan dinas pendidikan Kab/Kota setempat. Page | 12
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Isi Buku a. Pembahasan Bab 1 tentang Managemen Pengelolaan Organisasi
Manajemen menurut Rohiat (2008:2) dalam buku Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, adalah proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan atau mengawasi upaya organisasi dengan segala aspek agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen menurut buku Pengantar Manajemen Pendidikan Di Sekolah karangan Nur Hamiyah, dan Mohammad Jauhar (2015:2) adalah mengurusi atau kemampuan menjalankan dan menontrol suatu urusan atau “act of running adn controlling a business” (Oxfort, 2005)
Manajemen Menurut Malayu S.P. Hasibuan (1995), dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia, adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen menurut buku Pengantar Manajemen Pendidikan karangan Muhimbbuddin Abdulmuid adalah proses pemberdayaan dan kerjasama sumber yang daya, baik manusia maupun alam, secara efektif untuk mencapai tujuan sebuah organisasi. Berdasarkan keempat pendapat diatas maka, Managemen organisasi adalah
suatu ilmu dan seni mengatur proses pemberdayaan sumber daya, baik manusia, alam, dan hewan hidup, melalui fungsi pokok manager yang antara lain perencanaan, pengeorganisasian, kepemimpinan, dan Pengawasan untuk mewujudkan tujuantujuan organisasi secara optimal, efektif dan efisien. b. Pembahasan Bab 2 Tentang Manajemen Sekolah: Konsep dan Tantangan
Garapan manajemen sekolah menurut Rohiat (2008:21) dalam buku Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, antara lain adalah manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen personil/anggota, manajemen Page | 13
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
Sarana dan prasarana, manajemen keuangan, manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, manajemen layanan khusus.
Tim dosen Administrasi Pendidikan dalam buku Manajemen Pendidikan, Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan.
Menurut B. Suryosubroto (2010:30) dalam buku Manajemen Pendidikan karangan Muhimbbuddin Abdulmuid, rincian sub-sistem atau bidang garapan manajemen pendidikan di sekolah meliputi manajemen kurikulum, kesiswaan, personalia atau tenaga pendidik dan kependidikan, sarana pendidikan, tatalaksana sekolah, keudngan, pengorganisasian sekolah, hubungan sekolah dengan masyarakat. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka Garapan manajemen Sekolah
mencakup Manajemen terhadap kurikulum, kesiswaan, personalia, sarana dan prasarana, keuangan, hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus. c. Pembahasan Bab 3 Tentang Manajemen Sekolah
Sutisna (1998: 338) dalam buku Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, karangan rohiat, menguraikan: Kepemimpinan dan perubahan dalam manajemen
sekolah
merupakan
prilaku
kepemimpinan
yang
telah
menekankan Perubahan Dengan kata lain, jika pemimpin membantu menciptakan tujuan, kebiaksanaan, atau struktur, dan prosedur baru, ia memperlihatkan perilaku kepemimpinan.
Hubungan kepemimpinan dengan manajemen dijelaskan oleh Siagian (dalam Soegito, 2010:41) dalam buku Manajemen Pendidikan karangan Muhibbuddin abdulmuid yang menyatakan bahwa manajemen merupakan inti dari administrasi,
sedangkan
inti
dari
manajemen
ialah
kepemimpinan
(leadership). Hal ini memaksa manajemen pendidikan untuk menumbuhkan pergerakan bersama sehingga memiliki situasi dan karakter dimensi Page | 14
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
kepemimpinan yang kuat, dan proses manajemen dalam pendidikan bisa optimal.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan dalam buku
Manajemen Pendidikan,
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang yang sangat penting dalam manajemen sekolah. Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepada sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka Kepemimpinan dalam menejemen sekolah merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya kepemimpinan dalam manajemen, segala bentuk perubahan yang menyangkut pada sekolah, akan mampu dikendalikan sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dan berjalan dengan optimal, efektif, dan kondusif. d. Pembahasan Bab 4 Tentang Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut Rohiat (2008:47) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, adalah proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan atau mengawasi upaya organisasi dengan segala aspek agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan dalam buku
Manajemen Pendidikan.
Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school-based management”, istilah ini pertama kali muncul di amerika serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah ( pelibatan masyarakat ) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.
Nurkolis
(2003:
Muhimbbuddin
1)
dalam
Abdulmuid,
buku
Manajemen
mengungkapkan
Pendidikan
bahwa
secara
karangan leksikal,
Manajemen Berbasis Sekolah berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis dan sekolah. Berdasarkan makna leksikal tersebut, MBS diartikan sebagai
Page | 15
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka Kepemimpinan dalam menejemen sekolah merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya kepemimpinan dalam manajemen, segala bentuk perubahan yang menyangkut pada sekolah, akan mampu dikendalikan sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dan berjalan dengan optimal, efektif, dan kondusif. e. Pembahasan Bab 5 Tentang Pengembangan Rencana Sekolah
Rohiat (2008:74) dalam buku Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, Sekolah yang melaksanakan MBS, harus melakukan perencanaan sekolah dan menghasilkan RPS. Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menemukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. RPS penting dimiliki oleh sekolah untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah dengan resiko yang kecil dan mengurangi ketidakpastian dimasa depan.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan dalam buku
Manajemen Pendidikan,
Rencana sekolah merupakan salah satu perangkat terpenting dalam pengelolaan MBS. Rencana sekolah merupakan perencanaan sekolah untuk jangka waktu tertentu, yang disususun oleh sekolah sendiri bersama dewan sekolah. Adapun yang dikandung rencana tersebut adalah visi dan misi sekolah, tujuan sekolah, dan prioritas prioritas yang akan dicapai , serta strategi – strategi untuk mencapaimya.
W.
Gulo
(2008:1-2)
dalam
buku
Manajemen
Pendidikan
karangan
Muhimbbuddin Abdulmuid, arti strategi menyesuaikan diri dengan bidangnya. Di dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai satu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Page | 16
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa : Untuk setiap sekolah yang sedang melaksanakan MBS, harus melakukan perencanaan sekolah yang berkaitan dengan menemukan tindakan tindakan yang tepat berdasarkan sumber daya yang tersedia dalam rentang waktu tertentu. Tanpa adanya perencanaan sekolah dalam hal ini
maka tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh sekolah tidak akan tercapai dengan efektif dan efisien. f. Pembahasan Bab 6 Tentang Monitoring: Evaluasi dan Pelaporan
Rohiat (2008:115) dalam buku Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, Monitoring adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaan sekolah potensial, apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, sejauh mana kendala dan hambatan yang ditemui, dan bagaimana upaya-upaya yang sudah dan harus ditempuh untuk mengatasi kendala dan hambatan yang muncul selama pelaksanaan program dalam sekolah potensial.
Teguh Triwiyanto (2015) dalam jurnal “Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan untuk penilaian kinerja manajerial kepala sekolah”, Tujuan pelaksanaan monitorng, evaluasi dan pelaporan yaitu memberikan penilaian apakah program yang dilaksanakan oleh sekolah telah sesuai dengan rencana yang dibuat dan mengidentifikasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan program sekolah agar dapat diatasi.
Dodi Wahyugi dalam jurnal “Pengembangan Sistem Informasi Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkulu Utara Berbasis Web”, Kegiatan monitoring diperlukan untuk mencatat perkembangan kondisi pelaksanaan pembangunan, memantau proses dan kemajuan pelaksanaan kebijakan secara terus menerus, mengidentifikasi masalah dan penyimpangan yang muncul, merumuskan pemecahan masalah, dan membuat laporan kemajuan secara rutin dalam kurun waktu yang pendek. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka apat ditarik suatu kesimpulan
bahwa Monitoring adalah kegiatan memantau perkembangan suatu program secara terus menerus (dalam hal ini program sekolah) untuk memperoleh apakah Page | 17
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
penyelenggaraan kegiatan telah sesuai dengan rencana, mengidentifikasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan program sekolah agar dapat diatasi, dan membuat laporan kemajuan secara rutin dalam kurun waktu tertentu. B. Kelebihan dan Kekurangan Buku a. Kelebihan 1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku Manajemen Sekolah: Teori dasar dan Praktik yang ditulis oleh Dr. Rohiat, M.Pd. : a) memiliki desain sampul yang menarik. Adapun menarik dalam hal ini adalah sampul didesain dengan mengkombinasikan gambar faktual berwarna (ruangan kelas, perpustakaan, dan loker arsip) dengan gambar ilustrasi (buku dan pulpen) dimana gambar disusun sedemikian rupa sehinnga tampak menarik dan mampu memperjelas materi/isi buku tersebut
yaitu, tentang manajemen sekolah. SEDANGKAN Pada buku
pembanding I tidak memiliki sampul dan buku pembanding II tidak memuat gambar faktual pada cover. b) Dibagian belakang sampul dilengkapi dengan biography penulis sehingga memudahkan pembaca untuk lebih mengenal sang penulis buku. SEDANGKAN buku pembanding I tidak memiliki sampul belakang. c) Mutu kertas yang digunakan sebagai komponen utama untuk membuat buku cukup baik, tidak terlalu kaku dan mudah untuk dibolak balik. SEDANGKAN buku pembanding I tidak bisa dibolak-balik karena merupakan softcopy. d) Judul buku yang ditawarkan sudah mampu menarik minat orang untuk membelinya dimana konteksnya pada manajemen sekolah yang berisi teori dasar dan praktiknya. SEDANGKAN untuk manajemen pendidikan lebih terkesan luas cakupannya sehingga mengurangi minat pembaca. e) Format buku teks dalam hal ini ukuran panjang dan lebarnya, telah menggunakan ukuran buku ideal, yaitu ukuran buku B5 (176 mm x 250 mm). f) Sistematika pembahasan materi pada buku telah ditulis dengan sistematis dimulai dari pengenalan manajemen, konsep dan tantangan manajemen sekolah, pembahasan lebih dalam manajemen sekolah, pembahasan Page | 18
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
manajemen berbasis sekolah, mengembangkan rencana sekolah, hingga memonitoring, mengevaluasi dan pelaporan. 2. Dari Aspek layout dan tata letak, serta tulis, termasuk penggunaan font adalah: a) buku Manajemen Sekolah: Teori dasar dan Praktik yang ditulis oleh Dr. Rohiat, M.Pd. memiliki layout yang baik pada bab dan sub babnya, yaitu telah terlihat kontras sehingga pembaca mudah mengenali bagian judul dan sub judul. Sub judul juga telah diberi sedikit area kosong setelah bagian isi sehingga pembaca memiliki jeda untuk beralih ke bagian berikutnya. b) Sistem penomoran halaman dan footer telah digunakan dengan baik. c) Perataan pada buku mengunakan perataan kiri kanan (Justify) sehingga terkesan rapi. d) Elemen-elemen komunikasi grafis (teks, gambar, tabel) dalam buku telah ditulis dan disusun dengan baik dan komunikatif. e) Font yang digunakan dalam menulis buku ini ada beberapa jenis, diantaranya isi menggunakan arial dengan ukuran 12 dan times new roman dengan ukuran 10. Hal ini membuat materi/pembahasan yang ditampilan pada buku mudah diidentifikasi. 3. Dari Aspek isi buku, buku manajemen sekolah: teori dasar dan praktik yang ditulis oleh Dr. Rohiat, M.Pd. memiliki isi/pembahasan yang sangat terstruktur sehingga pola pikir pembaca pun menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti langkah langkah yang disampaikan. Ditambah lagi isi buku banyak dilengkapi dengan teori-teori yang mendukung isi/pembahasan berdasarkan pendapat para ahli sehingga pemahaman konten akan lebih jelas untuk dipelajari. Disamping itu, buku juga dilengkapi lampiran rencana pengembangan sekolah (RPS) rintisan sekolah bertaraf internasional SMP Negeri 1 Kota Bengkulu yang dapat digunakan oleh pembaca untuk memperdalam pengetahuan mengenai rencana pengembangan sekolah. 4. Dari aspek tata bahasa, buku manajemen sekolah: teori dasar dan praktik yang ditulis oleh Dr. Rohiat, M.Pd. menggunakan bahasa yang baku dan sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Page | 19
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
b. Kekurangan 1. Dari aspek tampilan, tidak ditemukan kekurangan. 2. Dari segi layout dan tata letak, terdapat kekurangan sebagai berikut: a) huruf yang digunakan (font style) yang digunakan pada sub judul dan isi (body text) menggunakan huruf yang sama dan tidak adanya ornamenornamen disetiap pergantian bab sehingga tampak monoton. b) Penataan paragraf pada buku masih sering ditemukan kesalahan dimana pada sebagian paragraf penulis tidak memberikan jarak untuk memulai suatu paraghrap baru diantaranya pada halaman 1, 3, 9, 11, dst. c) gambar yang terdapat dalam buku hanya berupa gambar ilustrasi flowchart dan tidak ada gambar faktual sehingga buku tampak kurang menarik. d) font yang digunakan untuk mebuat subbab dengan isi/pembahasan menggunakan font yang sama sehingga tampilan buku tampak kurang menarik. 3. Dari aspek Isi buku, terdapat kekurangan sebagai berikut: a) Tidak memuat kesimpulan diakhir pembahasan yang merupakan intisari dari pembahasan materi tiap bab. b) Tidak memuat Daftar pustaka/referensi maupun footnote disetiap bab yang menandakan bukti-bukti referensi yang digunakan dalam penulisan buku. c) Tidak memuat soal-soal evaluasi sehingga tidak dapat melakukan pengujian penguasaan materi. 4. Dari aspek Bahasa, terdapat kekurangan sebagai berikut: a) selain menggunakan bahasa baku, penyampaian isi/pembahasan sering kali diselipkan kata-kata asing dalam bahasa inggris sehingga menyulitkan pembaca untuk menangkap maksud penulis karena penyampaiannya terkesan bertele-tele.
Page | 20
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang mendesain ulang suatu organisasi dalam hal ini menyangkut penataan pendidikan formal yang merupakan pendidikan di sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam pencapaian tujuantujuan pendidikan serta meningkatkan mutu sekolah melalui pembenahan oleh kepala sekolah selaku manajer tertinggi. Kepala sekolah selaku manajer tertinggi disekolah harus mampu melakukan manajemen yang efektif agar sumber daya yang dimiliki dapat dikelola secara efektif dan efisien. Berdasarkan hasil critical book report yang telah dilakukan terhadap buku Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik karangan Dr. Rohiat, M.Pd., maka buku ini cocok dijadikan sebagai buku referensi dalam mempelajari tentang manajemen sekolah. Hal ini karena, dengan membaca buku ini, pembaca akan memperoleh pengetahuan/teori dasar dan praktik yang dibutuhkan agar bisa merancang suatu manajemen sekolah dengan baik. Materi yang disampaikan pada buku ini cukup sitematis, walaupun terkadang terdapat beberapa kalimat yang cukup sulit difahami karena penyampaiannya dikolaborasi dengan kata-kata berbahasa inggris. Dengan adanya pemahaman dan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari buku ini, mahasiswa akan lebih aktif dalam mengikuti pertemuan didalam kelas, terkhusus pada mata kuliah Manajemen Sekolah. B. Rekomendasi Adapun rekomendasi atau saran yang dapat diberikan antara lain adalah: buku Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktek cocok digunakan sebagai buku pedoman dalam mempelajari Manajemen Sekolah. Namun, direkomendasikan untuk menggunakan buku Manajemen Pendidikan yang disusun oleh Tim Dosen Administrasi. Hal ini karena berdasarkan hasil report dengan membandingkan 2 buku lainnya, buku karangan Muhimbbuddin Abdulmuid isinya kurang bersifat umum. Sedangkan Untuk Buku yang disusun Tim Dosen Administrasi Pendidikan, pembahasan materi tidak sebatas pemahaman mengenai konsep dasar dan praktik Page | 21
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
pada manajemen sekolah (mikro), tetapi lebih mendalam lagi karena berisi pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai konsep dasar, fungsi, dan pranan, proses dan prosedur, serta bidang-bidang garapan pengelolaan pendidikan di tingkat mikro (sekolahan), messo (kabupaten/kota), maupun makro (nasional).
Page | 22
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH
DAFTAR PUSTAKA Abdulmuid, Muhibbuddin. 2013. Manajemen Pendidikan. Batang; CV. Pengging Mangkunegara. Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung; PT Refika Aditama. Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2010. Manajemen Pendidikan. Banding; Alfabeta. Triwiyanto, Teguh. 2015. “Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi, Dan Pelaporan Untuk Penilaian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah”. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Februari 2015, Th. XXXIV, No.1, hlm. 67-77.
Page | 23
CRITICAL BOOK REPORT MANAJEMEN SEKOLAH