PRAKTIKUM JALAN
BAB IV AS - 03 PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER (Softening Point of Asphalt and Tar in Ethylene Glycol Ring and Ball)
(SNI 06-2434-1991) 4.1. Tujuan 4.1.1. Tujuan Praktikum •
Menentukan nilai titik lembek aspal keras ( solid )
•
Agar mahasiswa mampu menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian titik lembek sesuai dengan standar pengujian.
•
Memberikan pengertian dan kemampuan dasar kepada mahasiswa untuk dapat menentukan titik lembek aspal sebagai salah satu parameter karakteristik utama aspal.
4.1.2. Tujuan Pemeriksaan
Untuk memeriksa apakah titik lembek aspal PEN 60/70 memenuhi Spesifikasi Bina Marga Tahun 2010 revisi 3. 4.2. Terminologi Duplo
Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang diuji adalah ganda dan dipersiapkan, dibuat dan dijaga pada kondisi yang sama. Ring & Ball
Istilah umum yang digunakan untuk menyatakan jenis praktikum ini (pemeriksaan titik lembek aspal dan ter), karena peralatan utama yang digunakan adalah seperangkat cincin kuningan dan bola baja. 4.3. Teori Dasar
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun demikian perilaku/respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya prinsipnya membentuk suatu suat u spektrum/beragam, tergantung dari komposisi unsur-unsur penyusunnya.
KELOMPOK XIV (AG - 03) Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter | | 1
PRAKTIKUM JALAN
Percobaan ini dibuat karena pelembekan (softening) bahan-bahan aspal dan ter, tidak terjadi secara sekejap pada suhu tertentu, tetapi lebih merupakan perubahan gradual seiring penambahan suhu. Oleh sebab itu, setiap prosedur yang dipergunakan untuk menentukan titik lembek aspal atau ter, hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut, artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya berlangsung secara gradual dalam jenjang yang halus. Metoda Ring and Ball yang umumnya diterapkan pada bahan aspal dan ter ini, dapat mengukur titik lembek bahan semisolid sampai solid. 4.4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 53-89: 1990) 4.4.1. Peralatan yang Digunakan
1. Cincin kuningan 2. Bola baja dengan diameter 9,53 mm berat 3,45 gr sampai 3,55 gr 3. Dudukan benda uji 4. Bejana gelas diameter dalam 8,5 cm dan tinggi + 12 cm. 5. Hot Plate sebagai alat pemanas 6. Termometer 7. Penjepit yang dilengkapi dengan pengarah bola 8. Stopwatch 4.4.2. Penyiapan Sampel
1. Memanaskan contoh aspal perlahan-lahan sambil diaduk terus menerus hingga cair merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar gelembung-gelembung udara cepat keluar. 2. Setelah cair merata, menuang contoh ke dalam dua buah cincin. Suhu pemanasan ter tidak melebihi 56 oC di atas titik lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi 111oC di atas titik lembeknya. 3. Memanaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan meletakkan kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk dan sabun. 4. Menuang contoh ke dalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu sekurangkurangnya 8 oC di bawah titik lembeknya sekurang-kurangnya lebih 30 menit. 5. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang telah dipanaskan. KELOMPOK XIV (AG - 03) Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter | 2
PRAKTIKUM JALAN
4.4.3. Prosedur Persiapan Benda Uji yang Harus Diperhatikan Adalah:
1. Suhu pemanasan aspal maksimal adalah titik lembek perkiraan ditambah 50°C (kira-kira 100°C). 2. Lamanya pemanasan di atas api tidak lebih dari 30 menit dan jika di dalam oven tidak lebih dari 2 jam. 3. Larutan gliserin dan talk digunakan pada permukaan alat besi bagian atas bukan pada dinding ring benda uji. 4. Contoh aspal yang telah dipanaskan, dituang ke dalam cetakan benda uji dan diamkan selama 30 menit, dipotong dengan spatula panas lalu disimpan dalam ruangan pendingin (± 5°C) selama 30 menit. 5. Proses penuangan sampai percobaan selesai tidak boleh kurang dari 240 menit. 4.4.4. Pengujian Titik Lembek
1. Memasang dan mengatur kedua benda uji di atas kedudukan dan meletakkan pengarah bola di atasnya. Kemudian memasukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas. 2. Mengisi bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1) oC sehingga tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. 3. Meletakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini di antara kedua benda uji (kurang lebih dari 12,7 mm dari tiap cincin). 4. Memeriksa dan mengatur jarak antara permukaan pelat dasar benda uji sehingga menjadi 25,4 mm. 5. Meletakkan bola-bola baja yang bersuhu 5 oC di atas dan di tengah permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5 oC menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola. 6. Memanaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5 oC permenit. Kecepatan pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5 oC/menit.
KELOMPOK XIV (AG - 03) Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter | 3
PRAKTIKUM JALAN
4.5. Perhitungan dan Pelaporan
Dari hasil pengujian di laboratorium didapat nilai titik lembek sebagai berikut : •
Nilai titik lembek aspal sampel 1
= 49,0 °C
•
Nilai titik lembek aspal sampel 2
= 49,3 °C
•
Nilai hasil penetrasi
= 61,7 div
Sehingga nilai titik lembek rata-rata : = = 49,0 + 49,3 2 = 49,15°C Menentukan nilai Indeks Penetrasi (PI) PI =
(20 − 500A) (1 + 50A)
dengan: A
= = = 0,046 → Syarat: 0,015 < A < 0,06 ( memenuhi )
Sehingga nilai Indeks Penetrasi (PI) PI = (20 - 500 x 0,046) (1 +50 x 0,046) = -0,909 →Syarat : -3 PI 7 ( memenuhi ) 4.6. Diskusi
Dari hasil pengujian titik lembek diperoleh nilai titik lembek untuk sampel 1 = 49,0 ºC dan sampel 2 = 49,3 ºC diperoleh nilai titik lembek rata-rata yaitu 49,15 ºC, dimana nilai ini memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010 revisi 3 untuk aspal PEN 60/70 dengan nilai titik lembek ≥ 48ºC.
Dengan menggunakan nilai penetrasi dari hasil pengujian penetrasi diperoleh nilai Indeks Penetrasi (PI) yaitu -0,909 , dimana nilai ini memenuhi syarat -3 PI 7.
KELOMPOK XIV (AG - 03) Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter | 4
PRAKTIKUM JALAN
Nilai titik lembek aspal yang tinggi menunjukan bahwa aspal tahan terhadap beban lalulintas berat dan temperatur perkerasan yang tinggi. Sedangkan indeks penetrasi (PI) menunjukan workability aspal, dimana dalam hal ini aspal yang diuji memiliki PI yang memenuhi syarat, sehingga memiliki workability yang tinggi. 4.7. Kesimpulan dan Saran 4.7.1. Kesimpulan
Hasil pemeriksaan titik lembek aspal PEN 60/70 diperoleh nilai rata-rata pada suhu 49,15 °C dimana nilai ini memenuhi Spesifikasi Bina Marga 2010 revisi 3 dengan nilai ≥48ºC, sehingga aspal yang diuji layak digunakan dalam pekerjaan
perkerasan jalan. 4.7.2. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan pengujian Titik Lembek Aspal & Ter, harus dipahami dengan baik mengenai prosedur percobaan, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan pengujian. Pastikan alat praktikum yang digunakan (hot plate) dalam kondisi yang baik dan layak digunakan. Usahakan agar Thermometer yang digunakan tidak menyentuh dasar bejana gelas, sehingga suhu
yang terbaca adalah suhu air di dalam bejana gelas bukan suhu hot plate. Lakukan percobaan dengan teliti agar hasil (data) yang didapatkan akurat.
KELOMPOK XIV (AG - 03) Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter | 5
PRAKTIKUM JALAN
LAMPIRAN
Gambar 4.1. Cincin kuningan
Gambar 4.2. Bola baja
Sumber : Dokumentasi Praktikum Jalan Raya 2018 Kelompok 14
Gambar 4.3. Dudukan benda uji
Gambar 4.4. Bejana gelas
Sumber: Dokumentasi Praktikum Jalan Raya 2018 Kelompok 14
KELOMPOK XIV (AG - 03) Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter | 6
PRAKTIKUM JALAN
Gambar 4.6. Termometer
Gambar 4.5. Hot plate
Sumber: Dokumentasi Praktikum Jalan Raya 2018 Kelompok 14
Gambar 4.7. Penjepit bola
Gambar 4.8. Stopwatch
Sumber: Dokumentasi Praktikum Jalan Raya 2018 Kelompok 14
KELOMPOK XIV (AG - 03) Pemeriksaan Titik Lembek Aspal dan Ter | 7