Pada praktikum kali ini, dilakukan dilakukan pembuatan pembuatan sediaan setengah setengah padat yang meliputi meliputi krim kloramfenikol. Krim adalah sediaan setengah s etengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Depkes RI, !"!#. $ara pembuatan krim yaitu dengan ara melebur terlebih dahulu bagian lemak diatas penangas air, kemudian tambahkan bagian airnya dengan &at pengemulsi. 'etelah itu, diaduk sampai terbentuk suatu ampuran yang berbentuk krim ('yamsuni, ., )00*#. 'uatu sediaan krim terdiri dari dua fase, yaitu fase minyak dan fase air. Kedua fase ini perlu dilakukan peleburan diatas penangas air setelah masing+masing bahan yang termasuk kedalam fasenya diampurkan dalam adah yang berbeda berupa aan porselen. Dalam formula krim klormfenikol ini yang termasuk ke dalam fase minyak yaitu paraffin air, asam stearate, dan setil alkohol. 'edangkan yang termasuk ke dalam fase air adalah gliserin, -/, nipagin dan air. Kedua fase ini dileburkan pada suhu "0 $. Karena pada suhu ini ("0 $# merupakan titik dimana men1adi titik leleh tertinggi untuk melelehkan2meleburkan bahan dalam fase minyak. minyak. 3ahan tersebut adalah asam stearate dengan titik leleh 6!+"0 $, diikuti diikuti setil alkohol dengan titik leleh 4*+*) 4*+*) $ dan paraffin air dengan titik leleh +),)+(+!,4# +),)+(+!,4# $. /sam stearate termasuk ke dalam fase minyak karena asam stearate praktis tidak larut dalam air. Dan fase air dipanaskan hingga suhu yang sama ("0 $# karena bila fase air tidak sama temperaturny temperaturnyaa dengan fase minyak, minyak, maka beberapa bahan akan men1adi men1adi padat, sehingga sehingga ter1adi pemisahan antara fase minyak dan fase air. 5ntuk bahan+bahan atau komponen yang tidak berampur dengan air seperti minyak dan lilin diairkan bersama+sama diatas penangas air pada suhu "0+"* $, pada saat yang sama ampurkan bahan+bahan yang berampur dengan air diatas penangas air dengan suhu yang sama. Kemudian ampuran lemak seara perlahan+lahan ditambahkan ke dalam larutan berair yang air dan diaduk seara konstan, temperature dipertahankan selama *+0 menit untu untuk k men meneg egah ah kris kristal talis isasi asi dari dari lili lilin2 n2lem lemak ak.. 'ela 'elan1 n1ut utny nyaa amp ampur uran an perl perlah ahan an+la +laha han n diding didingink inkan an dengan dengan pengad pengaduka ukan n yang yang terus+m terus+mene enerus rus sampai sampai ampur ampuran an mengen mengental tal.. 3ila 3ila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan men1adi padat, sehingga ter1adi pemisahan antara fase lemak dan fase air (unson, !!#. /sam stearate berfungsi sebagai emulsifying agent, pelarut, dan sebagai &at tambahan untuk melembutkan kulit. Konsentrasi penggunaan asam stearate dalam formula ini sudah sesuai dengan literature yaitu 1ika digunakan dalam salep atau krim ada pada konsentrasi + )0% dan dalam formula ini digunakan "%. 'etil alkohol berfungsi sebagai stiffening agent atau untuk meningkatk meningkatkan an 7iskositas 7iskositas sediaan krim ini. 8liserin 8liserin berfungsi berfungsi sebagai kosol7en, kosol7en, emollient, dan humektan. Dimana humektan berfungsi untuk meminimalkan hilangnya air
dari sediaan menegah kekeringan (kehilangan air# dan meningkatkan kualitas usapan dan konsistensi seara umum. -/ berfungsi sebagai surfaktan dan dapar sehingga sediaan stabil selama penyimpanan. 9ipagin berfungsi sebagai &at antimikroba. Karena sediaan krim kloramfenikol ini mengandung air dengan kadar yang ukup tinggi (hampir *0% pada setiap formula#, dengan 1umlah air yang banyak ini semakin memungkinkan mikroba untuk dapat tumbuh dan berkembang. aka dengan penambahan nipagin ini diharapkan dapat meminimalisir sediaan teremar mikroba. /ir berfungsi sebagai pelarut dan fase air dalam pembuatan basis. 'etelah fase air dan fase minyak diampur diatas penangas hingga terbentuk massa putih seperti susu, ampuran diturunkan suhunya hingga menapai 60+6* o$ lalu ditambahkan kloramfenikol dan diaduk sampai homogen. :ungsi penambahan kloramfenikol pada sediaan krim ini sebagai &at aktif dimana kadar kloramfenikol yang dibolehkan dalam krim hanya )% (;kta7ia, )0)#. Kloramfenikol adalah antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces venezuelae. Pada dasarnya kloramfenikol bersifat sebagai bakteriostatik dan pada konsentrasi tinggi kadang < kadang bersifat sebagai bakterisid terhadap kuman< kuman tertentu (8un, !!*= -an > Rahar1a, !?#. /ktifitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan 1alan mengikat ribosom *0', yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol merupakan antibiotik spetrum luas, dimana efektif terhadap bakteri aerob gram positif termasuk Streptococcus penumoniae dan beberapa bakteri aerob gram negatif termasuk Haemophilus influenzae dan lain+lain (anifiyah, -.-.#. Kloramfenikol bisa digunakan seara eksternal (topial#. /ntibiotik topial memegang peranan penting pada penanganan kasus dibidang kulit. /ntibiotik topial biasanya diresepkan untuk pasien yang mengalami ahe 7ulgaris ringan samapi sedang serta merupakan terapi ad1unti7e dengan obat oral. Kloramfenikol ditu1ukan pada bagian appedages di kulit. Dipilih bentuk sediaan krim karena
dapat mengurangi iritasi obat
terhadap saluran erna, mendapatkan efek emollient pada 1aringan, untuk menghindari first pass metabolism serta mudah diterima dan digunakan oleh pasien. (anidiyah, -.-.# @angkah selan1utnya adalah penurunan suhu sampai 40o$ dan ditambahkan 3( Butylated Hydroxytoluene). -u1uan dari penurunan suhu karena kelembaban dan panas dapat menyebabkan perubahan arna dan aktifitas 3- berkurang. 3- ini berfungsi sebagai antioksidan pada sediaan topikal. @alu dilakukan penambahan parfum yang berfungsi untuk memberikan aroma yang menyenangkan pada sediaan topikal.
Penambahan 3- dalam
sediaan sebagai &at antioksidan karena beberapa bahan2komponen krim ini bersifat tidak stabil dan mudah teroksidasi, seperti paraffin air yang mudah teroksidasi oleh panas dan
ahaya dan 1uga asam stearate yang kurang stabil dan lebih baik ditambahkan dengan &at antioksidan. 3- ditambahkan terakhir karena 3- tidak stabil 1ika terkena panas (berlebih# dan dapat menyebabkan perubahan arna adan aktifitasnya sebagai antimikroba dapat berkurang. ;leh karena itu 3- ditambahkan terakhir setelah suhu ampuran tidak terlalu tinggi yaitu A2+ 40 $. 3- pada beberapa sediaan krim 1uga dimaksudkan untuk menegah ketengikan akibat oksidasi oleh ahaya pada minyak tak 1enuh. 9amun apabila 3dipanaskan dengan asam dapat menyebabkan bau tengik. 3- tidak termasuk ke dalam fase air karena 3- praktis tidak larut dalam air. -etapi lebih larut dalam minyak2lemak. Pembanding pada sediaan krim kloramfenikol adalah 1umlah setil alkohol yang berbeda dari ketiga formulasi. Pada : (Kel. dan )# digunakan setil alkohol %, :) (Kel.B dan 4# )% dan :B (Kel.* dan 6# B%. Perbedaan 1umlah setil alkohol pada sediaan krim ini mempengaruhi 7iskositas dan kepadatan tekstur krim karena 'etil alkohol selain berfungsi sebagai emulgator 1uga berfungsi untuk meningkatkan stabilitas , tekstur, dan konsistensi krim 1uga untuk menaikkan 7iskositas dimana dengan naiknya 7iskositas maka sifat fisik dan stabilitas krim semakin bagus. Dari hasil pengamatan, kelompok * yang menggunakan :B merupakan krim dengan tekstur terpadat dan hal ini sesuai dengan literatur dimana konsentrasi setil alkohol pada :B merupakan yang terbanyak yakni B%. 9amun ter1adi ketidaksesuaian pada kelompok 6 yang menggunakan formula yang sama tetapi memiliki hasil krim yang teksturnya lebih halus disbanding kelompok *, hal ini dapat ter1adi karena perbedaan pada saat pembuatan sediaan. asil dari krim kelompok yang menggunakan : menun1ukan hasil yang sesuai dengan literature karena penggunaan setil alohol dengan 1umlah yang paling sedikit yaitu % membuat krim yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut halus seperti lotion dan sedikit ener. Pada :) tekstur krim yang didapatkan baik agak ener spt krim namun tidak lebih ener dari pada : hal ini karena setil alohol yang digunakan adalah diantara : dan :B yaitu )%. 9amun harus diperhatikan 1uga, penggunaan yang kurang tepat dalam formulasi akan menyebabkan krim men1adi terlalu keras, kental dan berubah arna men1adi lebih gelap, sehingga menimbulkan rasa kurang nyaman saat penggunaan dan sediaan krim yang kurang stabil (/nsel, !?!#. Rentang konsentrasi setil alkohol sebagai emollient dan emulsifying agent adalah )+*%, sedangkan sebagai stiffening agent memiliki rentang konsentrasi )+0% (Roe dkk., )00!#. 7aluasi dari sediaan krim dengan &at aktif kloramfenikol dilihat dari segi organoleptis, p, dan homogenitas. 7aluasi pertama adalah u1i organoleptis, e7aluasi yang dilakukan dengan ara mengamati sediaan krim tersebut dengan dilihat bentuk, arna, dan
bau dari sediaan krim kloramfenikol yang dibuat. ;rganoleptis pada setiap kelompok memiliki arna dan bau yang sama, yaitu berarna putih dan berbau rosa. 7aluasi kedua adalah u1i p. 51i p dilakukan dengan menempelkan kertas indikator pada krim. asil dari u1i p yakni kel. pnya antara "+?, kel.) dan kelompok B antara 6+" sedangkan p kelompok 4,*, dan 6 memiliki p 6. Dari hasil u1i p ini kelompok ), B, 4, *, dan 6 memenuhi syarat p ideal untuk sediaan krim. Karena menurut literatur, pada sediaan krim p sediaan harus berada dalam rentang p kulit untuk menegah ter1adinya iritasi pada kulit ($-, 5eda, dkk, )00!# dimana nilai p dari kelompok tersebut sesuai dengan p kulit yaitu 6,0< ",0 ('afitri, )04# sehingga aman untuk diaplikasikan ke kulit. 'edangkan p krim kelompok memiliki rentang "+? atau lebih tinggi daripada sediaan krim yang lain. Peningkatan p ini dapat disebabkan karena penggunaan -/ yang berlebihan akibat kesalahan penimbangan. p dari -/ yang berfungsi sebagai dapar sekaligus agen pengemulsi adalah 0,* (Roe, )00!# sehingga penambahan -/ yang berlebihan akan menaikkan nilai p krim. 7aluasi yang ketiga adalah u1i homogenitas. 51i homogenitas dilakukan dengan ara mengoleskan krim ke lapisan kulit, dimana sediaan krim tidak boleh terdapat gumpalan+ gumpalan partikel di dalamnya ($-, 5eda, dkk, )00!#. Dari hasil u1i homogenitas diperoleh hasil homogen pada setiap kelompok namun masi terdapat butiran dari kloramfenikol, hanya pada kelompok 6 yang terasa sedikit atau hampir tidak ada butiran dari kloramfenikol pada saat pengolesan krim pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA
/nsel, .$., !?!. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Pener1emah C :. Ibrahim. disi ke+4. Penerbit 5ni7ersitas Indonesia. akarta. Dit1en P;. (!?*#. :ormularium Kosmetika Indonesia. akartaC Penerbit Departemen Kesehatan RI. Depkes RI. !"!. Farmakope ndonesia !disi . akartaC Departemen Kesehatan RI 8un, '., !!*, :armakologi dan -erapi, edisi IE (edisi perbaikan#, 3agian :armakologi :akultas Kedokteran 5ni7ersitas Indonesia, akarta.
anifiyah,
I&&atul. -.-. "aporan Semi Solid #rim
#loramfenikol .
Diakses
dariC
.aademia.edu2)?BB"2@/P;R/9Fs';@FKRIFK@;R/:9IK;@ (B ei )0"# unson. !!. $nalisis Farmasi diter%emahkan oleh Har%ana. 'urabayaC 5ni7ersitas /irlangga ;kta7ia, aria Dona, 'ri Kartika /yu, /u&al alim. )0). GP98/R5 3/'I' KRI -R/D/P
P9-R/'I
K@;R/:9IK;@
98859/K/9
K5@I-
9$I-H. urnal 'ekolah -inggi Ilmu :armasi '-I:/R Padang. :akultas :armasi 5ni7ersitas /ndalas. Padang Roe, Raymon $ et al. )00!. Handbook of Pharmaceutical !xcipients. @ononC Pharmaeutial Press /nd /merian Pharmait /ssoiation 'afitri, 9abila /yu, dkk. )04. G;ptimasi :ormula 'ediaan Krim kstrak 'troberi (:ragaria ananassa# sebagai Krim /nti PenuaanH. &a%alah #esehatan F#'B (olume . 'yamsuni, . )00*. Farmasetika *asar dan Hitungan Farmasi. akartaC Penerbit 3uku Kedokteran 8$ 5eda $-, 'hah EP, Derd&inski K, ing 8, :lynn 8, aibah et al. )00!. +opical and +ransdermal *rug Product,Stimuli to the revision process. Pharmaopeial :orum.