Pelepasan alat medis dalam islam Ulama menetapkan diperbolehkan melepas seluruh instrumen yang dipasang pada seseorang meskip meskipun un sebagi sebagian an organ organny nya, a, seperti seperti jantun jantung g masih masih berden berdenyu yutt karena karena kerja kerja instru instrumen men tersebut. Argumen kebolehan melepas alat-alat pengaktif organ dan pernapasan dari pasien, kare karena na tida tidak k berg bergun unaa lagi lagi.. Bahk Bahkan an,, sebag sebagia ian n ulam ulamaa mewa mewajib jibka kann nnya ya meng menghen henti tikan kan penggunaan alat-alat itu, karena kare na menggunakannya berarti bertentangan dengan syariah islam dengan alasan tindakan itu berarti menunda pengurusan jenazah dan penguburannya tanpa alasan darurat, menunda pembagian warisan, menunda ‘iddah bagi isterinya jika dengan seorang suami! dn hukum-hukum lain yang terkait dengan kematian. "uga berarti menyianyiakan harta dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak ada guna nya. "uga, memberi mudarat kepada orang lain dengan menghalangi mereka memanfaatkan alat-alat yang sedang dipergunakan orang yang telah mati otak dan sarafnya itu. #alam ketentuan hukum islam, memberi mudarat kepada diri sendiri dan kepada orang lain dilarang. $esuai dengan hadits nabi %
Artinya% #ari Ubadah bin al-shamit, bahwa &asulullah $A' mewajibkan agar tidak memberi mudarat kepada diri sendiri dan kepada orang lain. (&. )bnu *ajah, *aj ah, Ahmad, Ahmad, dan *alik!.
Melepas alat bantu pengobatan
Ulama Ulama membol membolehk ehkan an pasien pasien yang yang telah telah lama lama menggu menggunak nakan an perala peralatan tan untuk untuk memban membantu tu keberlangsu keberlangsungan ngan hidupnya, hidupnya, seperti seperti infus, oksigen, respirator, fentilator, fentilator, dan berbagai berbagai alat bantu lainnya yang tidak membawa kemajuan sama sekali, bahkan jika para dokter yang merawa merawatny tnyaa menetap menetapkan kan kesembuh kesembuhann annya ya tidak tidak lagi lagi dapat dapat dihara diharapka pkan, n, mener menerusk uskan an penggunaan peralatan tersebut ter sebut sudah tidak ada manfaatnya, dan yang menjadikannya tampak ta mpak hidup semata-mata tergantung pada peralatan tersebut, jika dilepas tidak lama lagi akan meninggal, maka keluarganya diperbolehkan melepas peralatan tersebut dari si sakit dan membiar membiarkan kanny nyaa menuru menurutt kadar kadar kemamp kemampuan uanny nyaa sendir sendirii tanpa tanpa +ampur +ampur tangan tangan orang orang lain. lain. indakan ini tidak termasuk euthanasia, jika tidak di niati agar +epat mati, sebab tidak ada tindak tindakan an membun membunuhn uhnya, ya, yang yang dilaku dilakukan kanny nyaa hanya hanya menghe menghenti ntikan kan pengo pengobat batan an melalu melaluii peralatan buatan, dalam perspektif islam beralih menggunakan metode pengobatan yang lain, la in, termasuk doa, sabar, tawakkal, dan lain-lain. indakan menghentikan penggunaan peralatan itu itu dari dari si saki sakitt yang yang kead keadaan aanny nyaa suda sudah h demi demiki kian an tida tidak k lebih lebih ke+u ke+ual alii hany hanyaa seked sekedar ar meninggalkan hal yang mubah. Bahkan, sebagian ulama ada yang mewajibkannya. Berdasarkan ompilasi (ukum )slam pada *uktamar mman disebutkan ‘seseorang telah dinyatakan dinyatakan meninggal meninggal dunia menurut hukum islam dan berlaku segala hukum yang berlaku berlaku bagi kematian di kala itu, bilamana telah nyata adanya dua tanda, yaitu% yaitu% /. Apabil Apabilaa jantun jantungny gnyaa telah telah berhenti berhenti dan tidak tidak bernafas bernafas lagi se+ara sempur sempurna na dan para dokter ahli telah memastikan bahwa berhentinya pernafasan itu tidak dapat kembali lagi irreversible !.
0. Apabila seluruh organ otak telah tidak berfungsi lagi se+ara total mati batang otak! dan para dokter ahli telah memastikan tidak dapat kembali lagi irre1ersible!, sementara otaknya mulai mengurai. #alam keadaan dimikian patut mengangkat melepaskan! atau men+abut respirator dari pasien, meskipun sebagian organnya, seperti jantung masih dapat bekerja dengan bantuan alat tersebut. #alam kondisi seperti di atas, otak tidak berfungsi lagi tetapi nafas masih ada, para ulama berbeda pendapat tentang hukum men+abut alat bantu pernafasan yang dipasang. #alam hal ini ada dua pendapat, yaitu sebagai berikut% /. idak boleh, yaitu pendapat $yaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz yang berpendapat tidak boleh melepeas alat bantu yang dipasang pada pasien meski dokter telah menyatakan organ otak telah mati. indakan itu masih dianggap sebagai salah satu bentuk tidak menjaga kehidupan insani. #alil yang digunakan menga+u pada keharusan menjaga jiwa, )slam menekankan menjaga lima dlaruriyyah, seperti disebutkan ayat%
Artinya% 2#an janganlah kamu membunuh dirimu3 sesungguhnya Allah adalah *aha Penyayang kepadamu4 5.$. An-6isa7! % 08!
Artinya% 2#an janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya! melainkan dengan sesuatu sebab! yang benar4 5.$. Al-An9am:! % /;/! 0. $ebagian ulama memblehkannya, pada saat pasien bernafas menggunakan alat bantu tersebut bukan dalam arti bernafas menurut arti sebenarnya, nafas tersebut dianggap sebagai nafas buatan. #alam kondisi demikian dianggap pasien tersebut sebagai mayat yang bernafas dengan alat bernafas buatan.