PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL
SOP
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur 6. Langkah-langkah
No. Dokumen : 800.1/ /SOP /PKM-SDR/2017 No. Revisi :Tanggal Terbit : Januari 2017 Halaman : 1/3 Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan bayi sesuai standar mulai 6 jam sampai 28 hari setelah kelahiran 1. Pemantauan perubahan fisiologis pada neonatal 2. Mencegah terjadinya infeksi SK Kepala Puskesmas Siulak Deras No.800 / / / PKM-SDR 2017 tentang Penyusunan rencana layanan medis. SK Kepala Puskesmas Siulak Deras No.800 / / / PKM-SDR 2017 tentang Layana klinis yang menjamin kesinanambungan Pedoman pemantauan setempat kesehatan ibu dan anak Kemenkes RI Tahun 2010. Sarwono.2006, Buku Sarwono.2006, Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal . Yayasan Bina Pustaka, Jakarta Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan bayi sesuai standar mulai 6 jam sampai 28 hari setelah kelahiran 1. Kunjungan KN1 (6 – 48 48 jam) 1.1. Cuci tangan 1.2. Pastikan bayi tetap hangat dan jangan mandikan bayi hingga 24 jam setelah persalinan. Jaga kontak kulit antara ibu dan bayi serta tutupi kepala bayi dengan topi 1.3. Tanyakan pada ibu dan atau keluarga tentang masalah kesehatan kepada ibu : (keluhan tentang bayinya, penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi (TBC, demam, demam saat persalinan, KPD > 18 jam, hepatitis B atau C, siphilis, HIV/AIDS, penggunaan obat), cara, waktu, dan tindakan yang diberikan pada bayi jika ada, riwayat bayi buang air kecil dan besar, frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap) 1.4. Lakukan pemeriksaan fisik dengan bayi dalam keadaan tenang dengan mendahulukan pernapasan dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut, pemeriksaan dimulai dari (lihat postur, tonus dan aktivitas bayi, lihat kulit berwarna merah muda, tanpa adanya bisul atau kemerahan, hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada bawah ketika bayi seda ng tidak menangis, hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop di dada kiri setinggi apeks kordis, lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer, lihat dan raba bagian kepala, lihat mata, lihat bagian dalam mulut (masukkan satu jari menggunakan sarung tangan kedalam mulut, raba langit-langit), lihat dan raba perut, lihat tali pusat, lihat punggung dan raba tulang belakang, lihat ekstremitas, lihat lubang anus (hindari memasukkan alat atau jari dalam memeriksa anus, tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar), lihat dan raba alat kelamin luar (tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air kecil), Timbang bayi (timbang bayi dengan menggunakan selimut, hasil dikurangi selimut), mengukur panjang dan lingkar kepala bayi, menilai cara menyusui, minta ibu untuk menyusui bayinya). 1.5. Catat seluruh hasil pemeriksaan. Bila terdapat kelainan, lakukan rujukan sesuai pedoman MTBM(lihat buku saku pelayanan kesehatan neonatal essensialkementerian kesehatan RI) 1.6. Berikan ibu nasihat merawat tali pusat bayi dengan benar (cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat, jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan keluarganya. Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila terdapat infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab. Sebelum meninggalkan bayi, lipat popok dibawah puntung tali pusat. Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat mengering dan terlepas sendiri. Jika puntung tali pusat kotorm bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan se gera keringkan secara
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS
SOP
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : TanggalTerbit:
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan
4. Referensi 5. Prosedur
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
Suatu tindakanintervensipemantauanmasanifas 1 Pemantauan perubahan fisiologis masa nifas 2 Mencegah terjadinya infeksi SK Kepala Puskesmas Siulak Deras No.800 / / / PKM-SDR 2017 tentang Penyusunan rencana layanan medis. SK Kepala Puskesmas Siulak Deras No.800 / / / PKM-SDR 2017 tentang Layana klinis yang menjamin kesinanambungan Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI Tahun 2010 Persiapan alat 1 Tensimeter 2 Stetoskop 3 Thermometer 4 Sarung tangan dan pinset dalam bak steril 5 Status pasien dan alat tulis 6 Bengkok 7 Alas bokong 8 Celana dalam pasien dan pembalut 9 Selimut 10 Kantong plastik ( kantong kresek ) B. Persiapan ruangan Jendela dan pintu ditutup
6. Langkah-langkah
1. 2. 3. 4.
5.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Memperkenalkan diri pada pasien Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien Mempersilakan pasien untuk naik ke tempat tidur Melakukan observasi KU dan kesadaran pasien dengan mengajak pasien berbicara. Mencuci tangan Memasang sarung tangan Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan Mengkaji keadaan rambut Memeriksa mata ( konjungtiva, sklera, kebersihan mata) Memeriksa hidung (apakah ada polip atau tidak) Memeriksa mulut dan gigi Memeriksa leher Mempersilakan pasien untuk membuka pakaian bagian atas untuk diperiksa payudaranya Memeriksa tangan (kebersihan kuku, warna ujung jari pucat/tidak) Memeriksa keadaan payudara (bentuk, puting, ASI, bendungan ASI) Memeriksa keadaan perut Memeriksa kontraksi uterus dan mengukur tinggi fundus uteri Memasang selimut dan alas bokong Mempersilakan pasien membuka pakaian bawah untuk diperiksa bagian kemaluannya Memasukkan pembalut ke dalam kantong plastik sambil mengkaji lokhia (warna, bau, dan volume) Meminta pasien dalam posisi dorsal recumbent Memakai sarung tangan steril Mengkaji keadaan luka jahitan perineum (tanda-tanda infeksi, proses
VULVA HYGIENE DAN PERAWATAN LUKA PERINEUM
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
1. Pengertian
Tindakan membersihkan vulva samapai perineum pasien
2. Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun uterus. 2. Untuk penyembuhan luka/ jahitan pada perineum. 3. Menjaga kebersihan vulva dan perineum. 4. Memberikan rasa nyaman pasien
3. Kebijakan 4. Referensi
A. Persiapan alat 1. Sarung tangan DTT 1 pasang 2. Kapas bulat kering dalam tempatnya 3. Air DTT 4. Pispot bawahnya dialasi 5. Betadine Zalf 6. Kom kecil dengan kasa steril dan lidi kapas steril 7. Perlak dan pengalas bokong 8. Celana dalam dan pembalut 9. Bengkok 10. Ember sampah bertutup 11. Status pasien dan alat tulis 12. Larutan klorin dalam tempatnya B. Persiapan Ruangan 1. Pencahayaan ruangan yang cukup 2. Jendela dan pintu ditutup C. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 2. Pasien diberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan. D. Pelaksanaan 1.
Mencuci tangan
2.
Berilah waktu jika ibu ingin buang air kecil
3.
Mempersilahkan pada pasien untuk melepaskan pakaian bawah, badan bagian bawah ditutup dengan selimut, atur posisi pasien dorsal recumbent
4.
Kaji lokhia, buang pembalut dalam ember sampah basah.
5.
Perlak dan pengalas dipasang di bawah bokong pasien
6.
Pasang pispot di bawah bokong pasien
BIMBINGAN PADA PASIEN NIFAS SEBELUM PULANG No. Dokumen : No. Revisi : SOP Halaman : Tanggal Terbit : PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
Bimbingan yang diberikan pada ibu nifas tentang perawatan dan kebutuhan selama masa nifas, sehingga pasien mampu melakukannya sec ara mandiri di rumah seteah pulang dari pelayanan kesehatan.
2. Tujuan
Melatih kemandirian pasien untuk melakukan pe rwatan masa nifas sendiri dirumah
3. Kebijakan 4. Referensi
A. Persiapan ruangan 1. Persiapan ruangan yang nyaman dan tenang 2. Jaga privasi pasien 3. Cukup pengetahuan mengenai perawatn ibu nifas 4. Alat peraga ( bila ada) B. Pelaksanaan 1. Berikan salam dengan ramah dan akrab sehingga ibu merasa nyaman dan tidak canggung. 2. Memperkenalkan diri pada pasien. 3. Menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan perhatian 4. Mengupayakan ibu agar mau untuk bertanya 5. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh ibu 6. Menjelaskan dengan menggunakan berbagai metode/cara agar ibu mudah mengerti. 7. Gunakan alat bantu/peraga jika ada 8. Berikan informasi kepada ibu mengenai a. Gizi (nutrisi dan cairan) b. Personal hygiene c. Pola BAK dan BAB d. Pemberian ASI eksklusif e. Tablet zat besi dan vitamin A f. Perawatan bayi g. Perawatan luka perineum h. Imunisasi bayi i.
Latihan/ senam nifas
j.
Tanda-tanda bahaya dan kapan harus menghubungi tenaga kesehatan.
9. Tanyakan pada ibu apakah ia sudah cukup mengerti dengan penjelasan yang telah disampaikan. 10. Mempersilahkan pada ibu untuk bertanya
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010 PENANGANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL Tindakan yang diberikan pada bayi baru
lahir yang dalam keadaan normal pada 2 jam pertama
2. Tujuan
1. Pencegahan infeksi (PI) 2. Penilaian awal 3. Pencegahan kehilangan panas 4. Pemotongan dan perawatan tali pusat 5. Pemberian ASI 6. Pencegahan perdarahan 7. Pencegahan infeksi mata 8. Pemeriksaan 9. Pemberian imunisasi
3. Kebijakan 4. Referensi
Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir Depkes RI Tahun 2009
5. Prosedur
Persiapan Alat dan tempat :
1. Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan 2. Air bersih sabun dan handuk kering 3. Sarung tangan bersih 4. Kain bersih 5. Stetoskop 6. Jam dengan jarum detik 7. Termomoter 8. Timbangan bayi 9. Pengukur panjang bayi 10. Pengukur lingkar kepala 11. Pemeriksaan dilakukan ditempat yang datar, rata, bersih kering, hangat dan terang.
6. Langkah-langkah
1. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir 2. Gunakan sarung tangan 3. Jelaskan kepada keluarga tentang apa yang akan dilakukan 4. Jaga bayi tetap hangat, tidak perlu menelanjangi bayi bulat-bulat pada setiap tahap pemeriksaan. Buka hanya bagian yang akan diperiksa atau diamati dalam waktu singkat untuk mencegah kehilangan panas. 5. Mendekatkan alat 6. Memakai celemek dan sarung tangan 7. Tanyakan pada ibu atau keluarga (keluhan tentang bayinya, penyakit ibu yang mungkin
PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOXOID
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010 PENANGANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL Tindakan yang diberikan pada bayi
baru lahir yang dalam keadaan normal pada 2 jam pertama 2. Tujuan
1. Pencegahan infeksi (PI) 2. Penilaian awal 3. Pencegahan kehilangan panas 4. Pemotongan dan perawatan tali pusat 5. Pemberian ASI 6. Pencegahan perdarahan 7. Pencegahan infeksi mata 8. Pemeriksaan 9. Pemberian imunisasi
3. Kebijakan
Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir Depkes RI Tahun 2009
4. Referensi
A. Persiapan Alat dan tempat : 1. Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan 2. Air bersih sabun dan handuk kering 3. Sarung tangan bersih 4. Kain bersih 5. Stetoskop 6. Jam dengan jarum detik 7. Termomoter 8. Timbangan bayi 9. Pengukur panjang bayi 10. Pengukur lingkar kepala 11. Pemeriksaan dilakukan ditempat yang datar, rata, bersih kering, hangat dan terang.
B. Cara Kerja 1. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir 2. Gunakan sarung tangan 3. Jelaskan kepada keluarga tentang apa yang akan dilakukan 4. Jaga bayi tetap hangat, tidak perlu menelanjangi bayi bulat-bulat pada setiap tahap pemeriksaan. Buka hanya bagian yang akan diperiksa atau diamati dalam waktu singkat untuk mencegah kehilangan panas. 5. Mendekatkan alat 6. Memakai celemek dan sarung tangan
MEMBANTU IBU MENYUSUI YANG PERTAMA
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
1. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya memberikan bimbingan cara menyusui yang benar.
2. Tujuan
Prosedur laktasi lancar dan menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur
A. Persiapan Alat 1. Baskom berisi air hangat 2. Wash lap 3. Handuk 4. Minuman hangat 5. Sampiran 6. Status pasien/ kertas dan alat tulis B. Persiapan
6. Langkah-langkah
1.
Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2.
Pasien diberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
1. Mencuci tangan dan menganjurkan ibu untuk cuci tangan. 2. Menjelaskan tujuan prosedur 3. Menjelaskan posisi ibu senyaman mungkin. 4. Posisi duduk dengan kursi memakai sandaran kaki tidak menggantung. 5. Posisi tidur dengan ibu miring dan punggung diganjal bantal. 6. Membantu saat membaringkan bayi, menyangga kepala dan tubuh bayi. 7. Memperagakan cara menyangga payudara, dengan empat jari di bawah dan ibu jari di atas. 8. Mengajarkan untuk merangsang mulut bayi dengan puting susu samapai mulut bayi terbuka. 9. Mengajarkan cara menghentikan hisapan bayi saat bayi kenyang yaitu dengan cara memasukkan jari kelingking ibu kedalam mulut bayi. 10. Mencuci tangan. 11. Mengkaji respon ibu dan bayi. 12. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan 9. Unit terkait
0. Dokumen terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. Kohort NIFAS 2. Buku KIA
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
1.
Pengertian
Aktifitas pengukuran lingkar kepala bayi baru lahir
2.
Tujuan
Menilai pertumbuhan dan ukuran otak bayi serta mendeteksi sejak dini gangguan perkembangan otak
3.
Kebijakan
4.
Referensi
A. Persiapan alat 1. Pita pengukur 2. Sarung tangan disposible 3. Buku catatan dan alat-alat tulis B. Persiapan 1. Orang tua/ keluarga bayi diberitahu dan diminta persetujuan tindakan 2. Prosedur kerja dan tujuan tindakan dijelaskan C. Pelaksanaan 1. Mencuci tangan 2. Memasang sarung tangan 3. Membaringkan bayi diatas meja bayi 4. Mengukur dengan pita pengukur mulai dari frontalis (melingkar) 5. Membaca angka pada pita pengukur 6. Mengukur dengan pita pengukur mulai mento (dagu) kearah occipitalis, kemudian kembali kearah mento (dagu) 7. Membaca pada pita pengukur 8. Mengukur dengan pita pengukur mulai dari bregmatica (ubun-ubun besar ) kearah sub occipitalis kembali ke arah bregmatica (belakang kepala)
9. Membaca angka pada pita pengukur 10. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan. 11. Menuliskan hasil dalam buku catatan 12. Membereskan alat-alat 13. Mencuci tangan
5.
Prosedur
A. Persiapan alat 1. Pita pengukur 2. Sarung tangan disposible 3. Buku catatan dan alat-alat tulis B. Persiapan 1. Orang tua/ keluarga bayi diberitahu dan diminta persetujuan tindakan 2. Prosedur kerja dan tujuan tindakan dijelaskan
6.
Langkah-langkah
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan 2. Memasang sarung tangan 3. Membaringkan bayi diatas meja bayi 4. Mengukur dengan pita pengukur mulai dari frontalis (melingkar) 5. Membaca angka pada pita pengukur 6. Mengukur dengan pita pengukur mulai mento (dagu) kearah occipitalis, kemudian kembali kearah mento (dagu) 7. Membaca pada pita pengukur 8. Mengukur dengan pita pengukur mulai dari bregmatica (ubun-ubun besar ) kearah sub occipitalis kembali ke arah bregmatica (belakang kepala) 9. Membaca angka pada pita pengukur 10. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan. 11. Menuliskan hasil dalam buku catatan 12. Membereskan alat-alat 13. Mencuci tangan
7. 8.
Bagan alir Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
6.
Ruang KIA
7.
Poskesdes
8.
Puskesmas
9.
Pembantu
10. 10. Dokumen terkait
Bidan di desa
3. Kohort NIFAS 4. Buku KIA
MENGUKUR BERAT BADAN
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
1.
Pengertian
Aktifitas mengukur berat badan bayi baru lahir dengan alat timbangan badan bayi
2.
Tujuan
1.
Mengetahui berat badan dan perkembangannya
2.
Membantu menentukan program pengobatan (dosis)
3.
Menentukan status nutrisi
4.
Menentukan status cairan pasien
3.
Kebijakan
4.
Referensi
A. Persiapan alat 1. Timbangan badan untuk bayi 2. Alas timbangan 3. Pembungkus bayi 4. Sarung tangan disposible 5. Alat tulis untuk mencatat hasil B. Persiapan 1. Orang tua/ keluarga bayi diberitahu dan diminta persetujuan tindakan 2. Prosedur kerja dan tujuan tindakan dijelaskan C. Prosedur 1. Timbangan disiapkan bentangkan alas di atas timbangan 2. Mengontrol jarum timbangan berada di atas nol 3. Mencuci tangan 4. Memasang sarung tangan 5. Meletakkan bayi di atas timbangan dalam keadaan terbungkus 6. Membaca skala jarum timbangn menunjukan hasil timbangan 7. Mengangkat bayi dari atas timbangan dan memasang pakaian 8. Menimbang alas dan pembungkus bayi 9. Hasil timbangan bayi dikurangi dengan berat alas dan pembungkus bayi 10. Membereskan alat-alat 11. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan 12. Menulis hasil berat badan dalam buku catatan
5.
Prosedur
A. Persiapan alat 1. Timbangan badan untuk bayi 2. Alas timbangan 3. Pembungkus bayi 4. Sarung tangan disposible 5. Alat tulis untuk mencatat hasil B. Persiapan 1. Orang tua/ keluarga bayi diberitahu dan diminta persetujuan tindakan 2. Prosedur kerja dan tujuan tindakan dijelaskan
6.
Langkahlangkah
1. Timbangan disiapkan bentangkan alas di atas timbangan 2. Mengontrol jarum timbangan berada di atas nol 3. Mencuci tangan 4. Memasang sarung tangan 5. Meletakkan bayi di atas timbangan dalam keadaan terbungkus 6. Membaca skala jarum timbangn menunjukan hasil timbangan 7. Mengangkat bayi dari atas timbangan dan memasang pakaian 8. Menimbang alas dan pembungkus bayi 9. Hasil timbangan bayi dikurangi dengan berat alas dan pembungkus bayi 10. Membereskan alat-alat 11. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
12. Menulis hasil berat badan dalam buku catatan
7. 8.
Bagan alir Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. Kohort Bayi 2. Kartu bayi 3. Buku KIA
MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI BARU LAHIR
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
1.
Pengertian
Aktifitas mengukur panjang badan bayi baru lahir dengan alat ukur panjang badan bayi
2.
Tujuan
Menilai pertumbuhan bayi melalui perbandingan panjang badaN dengan berat badan bayi
3.
Kebijakan
4.
Referensi
5.
Prosedur
A. Persiapan alat 1. Mistar pengukur / pita pengukur 2. Sarung tangan disposible 3. Buku catatan dan alat-alat tulis B. Persiapan 1. Orang tua/ keluarga bayi diberitahu dan diminta persetujuan tindakan 2. Prosedur kerja dan tujuan tindakan dijelaskan
6.
Langkah-langkah
1. Mencuci tangan 2. Memasang sarung tangan 3. Membaringkan bayi dengan posisi miring 4. Pengukur diletakkan merapat pada kepala dan badan 5. Mengukur mulai dari puncak kepala sampai tumit 6. Membaca angka pada mistar pengukur 7. Mengangkat bayi dari mistar pengukur 8. Membereskan alat 9. Melepas sarung tangan dan cuci tangan 10. Mencuci tangan
7. 8.
Bagan alir Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. Kohort Bayi 2. Kartu bayi 3. Buku KIA MELAKUKAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
1.
Pengertian
Tindakan membersihkan dan merawat tali pusat
2.
Tujuan
1. Membersihkan tali pusat 2. Mencegah masuknya bakteri dan partikel lain.
3.
Kebijakan
Asuhan Persalinan Normal Depkes RI Tahun 2008
4.
Referensi
Asuhan Persalinan Normal Depkes RI Tahun 2008
5.
Prosedur
A. Persiapan alat 1. Sarung tangan steril 2. Kasa kering steril dalam tempatnya 3. Bengkok B. Persiapan 1. Orang tua/keluarga bayi diberi tahu dan diminta persetujuannya 2. Prosedur kerja dan tindakan dijelaskan
6.
Langkah-langkah
1. Lakukan informed concent 2. Cucitangan.
3. Gunakan sarung tangan. 4. Bersihkantali pusat dengan kasa DTT, mulai dari ujung sampai pangkal tali pusat kalau basah. Jika tali pusat kering membersihkan dari arah pangkal ke ujung. 5. Memakaikan kembali pakaian bayi. 6. Melepai sarung tangan dan mencuci tangan. 7. Mengevaluasi respon keluarga. 8.
Mencuci tangan.
9. Mendokumentasikan dalam catatan perawatan.
7.
Bagan alir
8.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
9.
Unit terkait
10. Dokumen terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. Kohort Bayi 2. Kartu bayi 3. Buku KIA
MELAKUKAN PEMBERIAN SALEP MATA
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
1.
Pengertian
Pemberian antibiotik salep mata segera setelah bayi lahir
2.
Tujuan
Mencegah infeksi pada mata bayi
3.
Kebijakan
4.
Referensi
5.
Prosedur
Persiapan alat 1. Sarung tangan steril 2. Salep mata yg mengandung tetrasiklin 1 %
6.
Langkah-langkah
1. Orang tua/keluarga bayi diberi tahu dan diminta persetujuannya 2. Prosedur kerja dan tindakan dijelaskan 3. Melakukan informed concent 4. Mencuci tangan. 5. Memakai sarung tangan 6. Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yg paling dekat dengan hidung bayi menuju kebagian luar mata atau tetes mata 7. Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata bayi 8. Jangan menghapus salep atau tetes mata dari mata bayi 9. Anjurkan keluarga untuk tidak menghapus obat-obat tersebut
10. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan. 11. Catat di kartu bayi dan buku KIA
7. 8.
Bagan alir Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
10. Dokumen terkait
1. Kohort Bayi 2. Kartu bayi 3. Buku KIA
MELAKUKAN INJEKSI VIT K 1
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
2. Tujuan 3. Kebijakan
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatunaftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapaprotein yang berperan dalam pembekuan darah. Terlindunginya bayi baru lahir terhadap PDVK (Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K) .
4. Referensi
Pedoman Tekhnis Pemberian Injeksi Vit K1 Profilaksis pada bayi baru lahir Kemernterian R1
1. Pengertian
Tahun 2011.
5. Prosedur
Persiapan Alat 1. Injeksi Vit K1 (phytomenadione 10mg). 2. Semprit steril sekali pakai 1 ml dengan jarum 26 G (semprit tuberculin) 3. Kapas DTT
6. Langkah-langkah
4.
Beri tahu ibu atau keluarga tujuan pemberian Vit K1
5.
Cuci tangan dengan air mengalir
6.
Pasang handscoon
7.
Masukkan Vit K1 kedalam semprit sekali pakai steril 1 ml
8.
Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk memudahkan identifikasi suntikan vitamin K1 di paha kiri
9.
Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas DTT yang telah direndam dalam larutan antiseptik dan biarkan mengering.
10.
Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
11.
Isap obat yang akan disuntikkan kedalam semprit dan pasang jarumnya.
12.
Suntikkan secara Intra Musculer (IM) dipaha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal
Lakukan observasi setelah penyuntikan
13.
7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
0. Dokumen terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. Kohort Bayi 2. Kartu bayi 3. Buku KIA
MEMANDIKAN BAYI
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010 Tindakan membuat bayi bersih dengan cara dimandikan dengan cara yang benar sesuai petunjuk/prosedur.
2. Tujuan
1. Membersihkan bagian tubuh bayi 2. Mencegah masuknya bakteri dan partikel lain.
3. Kebijakan 4. Referensi
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Depkes RI Tahun 2008
5. Prosedur
A. Persiapan alat 1. Meja mandi khusus 2. Handuk mandi 3. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi 4. Waslap 5. Kapas lembab dan kapas kering 6. Cotten bud 7. Baby oil 8. Tempat pakaian kotor 9. 2 waskom berisi air 10. Bak mandi bayi
B. Persiapan 1. Orang tua/keluarga bayi diberi tahu dan diminta persetujuannya 2. Prosedur kerja dan tindakan dijelaskan
6. Langkah-langkah
1. Lakukan informed concent
2. Tunggu minimal enam jam setelah lahir untuk memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi) 3. Lakukan pengecekkan suhu tubuh bayi stabil sebelum memandikan bayi 4. Cuci tangan. 5. Gunakan sarung tangan. 6. Pastikan ruangan hangat, tidak ada tiupan angin 7. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat 8. Basahi rambut bayi hingga bersih, lalu keringkan dengan handuk (membilas bisa dilakukan dengan membawa bayi mendekati bak kemudian dibilas, atau dapat dibilas saat bayi dimandikan) 9. Bersihkan mata bayi dengan kapas mata yang sudah dibasahi dengan air matang dari arah luar kedalam 10. Bersihkan hidung dan telinga bayi dengan cotton buds 11. Bersihkan mulut bayi dengan kassa 12. Bersihkan muka, telinga bayi dengan menggunakan waslap, kemudian menyabuni tubuh bayi dengan urutan tubuh, paha, kaki, kedua lengan bagian depan dan belakang, lalu miringkan bayi dan menyabuni tubuh bayi dari belakang 13. Gendong bayi ke dalam bak mandi bayi dengan cara pegangi bayi sedemikian rupa sehingga lengan kiri ibu berada dibawah tengkuknya dan jari-jari tangan kiri mencengkram disekitar ketiak 14. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering 15. Berikan tubuh bayi dengan baby oil pada lipatan-lipatan, sekitar perut, dada dan punggung, serta beri baby lotion pada lengan dan kaki 16. Keringkan tali pusat dengan kasa steril kering. 17. Memakaikan kembali pakaian bayi. 18. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan. 19. Mengevaluasi respon keluarga. 20. Mencuci tangan. 21. Mendokumentasikan dalam catatan perawatan.
7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
10.
Dokumen terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. Kohort Bayi 2. Kartu bayi 3. Buku KIA
KMC (KANGAROO MOTHER CARE) / PERAWATAN BAYI LEKAT
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010 Perawatan untuk bayi berat lahir rendah dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu
2. Tujuan
1. mencegah terjadinya hipotermi pada bayi BBLR 2. mencegah meningkatnya kasus kematian akibat BBLR
3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur
A. Persiapan alat dan ruangan
1. Kamar hangat (22 – 24 0C) tenang dan nyaman 2. Obat-obatan 3. Tempat tidur 4. Kursi 5. Bantal 6. Suport binder 7. Pakaian bayi 8. Selimut bayi 9. Thermometer axila 10. Timbangan neonatus 11. Perawatan resusitasi dasar
B.
Persiapan ibu 1. Mandi dengan air dan sabun untuk menjaga kebersihan 2. Mengenakan pakaian apa saja yang ringan dan longgar dengan bagian depan dapat dibuka
C.
Persiapan bayi 1. Bila suhu ruangan 22 – 240C, bayi mengenakan popok, topi hangat dan kaos kaki 2. Bila suhu < 22 0C bayi mengenakan baju tanpa lengan terbuat dari katun yang terbuka bagian depannya, popok, topi hangat dan kaos kaki
6. Langkah-langkah
1. Jelaskan pada ibu alasan, keuntungan dan manfaat KMC (Kangaroo Mother Care) pada
ibu 2. Lakukan informed concent 3. Cuci tangan 4. Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, bayi menempel kedada ibu 5. Amankan posisi bayi dengan suport binder 6. Posisikan bayi dengan kepala dipalingkan ke sisi kanan/kiri dengan posisi sedikit ekstensi, ujung pengikat suport binder berada dibawah kuping bayi 7. Posisikan perut bayi di epigastrium ibu agar perut bayi tidak tertekan 8. Posisikan tangan bayi dalam keadaan fleksi agar pangkal paha bayi dalam forg position (fleksi/ekstensi) 9. Letakkan selimut hangat dipunggung bayi dalam suport binder, kemudian ikatkan kain dengan cukup kuat agar bayi tidak tergelincir 10. Ajarkan ibu memasukkan dan mengeluarkan bayi dari baju kanguru : a.
Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan dibelakang leher sampai punggung bayi
b.
Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan tidak menutupi saluran nafas ketika bayi berada dalam posisi tegak
c.
Tempatkan tangan lainnya dibawah pantat bayi
11. Bayi dapat dijauhkan dari kontak kulit pada keadaan : a.
Mengganti popok, membersihkan dan merawat tali pusat
b.
Pemeriksaan klinis (memandikan bayi setiap hari tidak disarankan tidur dan istirahat)
12. Anjurkan ibu istirahat disiang hari dapat menggunakan kursi dengan sandaran yang diatur 13. Anjurkan ibu tidur bersama bayi dalam keadaan berbaring atau setengah miring dalam posisi kanguru, kepala lebih tinggi 15 derajat dari posisi horizontal, dengan cara mengganjal tempat tidur bagian atas, ditopang dengan beberapa bantal 14. Ajarkan ibu untuk mengawasi tanda bahaya : a.
Kesulitan bernafas
b.
Bernafas sangat cepat – sangat lambat
c.
Apnoe sering dan lama
d.
Bayi dingin
e.
Sulit minum
f.
Kejang
g.
Diare
h.
ikterik
15. Mencuci tangan. 16. Mendokumentasikan dalam catatan perawatan.
7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5. 10.
Dokumen terkait
Bidan di desa
1. Kohort Bayi 2. Kartu bayi 3. Buku KIA
TATA CARA MERUJUK
SOP
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
Tanggal Terbit :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
1. Pengertian
Terlaksananya rujukan sesuai standar
2. Tujuan
Untuk mempermudah proses rujukan.
3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur
Prinsip rujukan 1. Bidan atau perawat harus mendampingi bayi dan ibu/keluarga 2. Alat resusitasi harus dibawa bidan dalam perjalanan menuju tempat rujukan 3. Keluarga/ibu harus ikut menemani bayi ketempat rujukan 4. Surat rujukan/formulir tentang data-data yang diperlukan diatas harus dibawa bidan saat itu 5. Oksigen (jika tersedia) 6. Kendaraan harus dipersiapkan 7. Uang
6. Langkah-langkah
Prinsip Pra Rujukan dan selama merujuk 1. Tentukan kasus perlu rujuk 2. Tentukan dan hubungi sebelum tempat rujukan sehingga dapat merujuk dengan cepat, aman dan benar sesuai dengan besaran resiko, jarak dan fasilitas yang tersedia 3. Sudah dilakukan asuhan awal terhadap kasus yang diderita 4. Jaga kehangatan bayi dan selama transportasi dengan cara : a.
Kalau memungkinkan dilakukan perawatan metode kanguru
b.
Membungkus atau menyelimuti bayi dengan kain yang kering, hangat dan tebal
c.
Membungkus kepala bayi atau memakai topi/tutup kepala
d.
Jangan meletakkan bayi ditepi jendela atau pintu kendaraan
e.
AC mobil dimatikan
1. Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan membersihkan jalan nafas dan lendir atau cairan. 2. Bila memungkinkan bayi tetap diberi ASI 3. Sudah dilakukan manajemen awal terhadap masalah spesifik penderita.
7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. Kohort Bayi 2. Kartu bayi 3. Buku KIA
CARA MENYUSUI YANG BENAR
SOP
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010 Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
2. Tujuan
Sebagai persiapan untuk memperlancar pengeluaran ASI
3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur
6. Langkah-langkah
Persiapan : 1.
Ibu
2.
Bayi
Pelaksanaan 1. Cuci tangan bersih dengan sabun 2. Atur posisi bayi : a.
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi
b.
Lengan ibu pada belakang bahu bayi, tidak pada dasar kepala, leher tidak menengadah
c.
Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan ke puting susu, sedangkan telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
d.
Dekatkan bayi kebadan ibu (menempel)
3. Pegang payudara kanan dengan tangan kiri, dan sebaliknya. Ibu jari pada ibu berada diatas puting sedangkan keempat jari lain dibawah puting. Jangan menjepit puting dengan jari telunjuk dan jari tengah, karena posisi puting dalam mulut bayi yang tidak benar mengakibatkan ASI yang keluar tidak lancar 4. Beri rangsangan bayi untuk membuka mulut dengan cara menyentuhkan puting susu pada pipi atau sudut mulut bayi 5. Usahakan aerola dapat masuk kedalam mulut bayi. 6. Tempelkan dagu bayi pada payudara, hidung dekat payudara, tetapi lubang hidung jangan sampai tertutup payudara. 7. Lepaskan payudara dengan menggunakan jari kelingking ibu yang bersih, jari dimasukkan kedalam sudut mulut bayi. Cara lain dengan menekan dagu bayi kebawah atau menutup lubang hidung bayi, jangan menarik puting untuk melepaskannya. 8. Lakukan menyusui bayi dengan dua payudara secara bergantian 9. Sendawakan bayi dengan cara :
7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
a.
Menyandarkan bayi dipundak ibu lalu diterpuk – tepuk punggungnya pelan-pelan
b.
Bayi dtengkurapkan di pangkuan ibu sambil digosok-gosok punggungnya
6.
Ruang KIA
7.
Poskesdes
8.
Puskesmas
9.
Pembantu
10. Bidan di desa 10. Dokumen terkait
4. Kohort Bayi 5. Kartu bayi 6. Buku KIA
MANAJEMEN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
SOP
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010 Suatu tindakan untuk menekan angka kematian pada Bayi Berat Lahir Rendah dengan memberi penanganan gangguan pernafasan, suhu tubuh dan pemberian nutrisi secara maksimal dengan harapan bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa meninggalkan kecacatan fisik.
2. Tujuan
Memantau dan mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang lahir kurang dari 2500 gram
3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur
1.
2.
Persiapan bayi a.
Pastikan bayi dalam keadaan sehat
b.
Jangan meletakan bayi dekat jendela/ kipas angin/ AC
c.
Tetap jaga kehangatan bayi
d.
Badan bayi dalam keadaan bersih
e.
Pastikan tidak ada gangguan menelan
Persiapan Ibu Ibu dalam keadaan Sudah mandi (bersih)
6. Langkah-langkah
1.
Pastikan sebelum memegang/ mengendong bayi ibu sudah mencuci tangan dengan baik dan benar
2.
Pastikan ibu tidak menderita penyakit (kulit, pernafasan, demam, flu)
3.
Setiap melakukan perawatan bayi BBLR ibu tidak berkeringat
4.
Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan dengan menggunakan metode kangguru
5.
Jelaskan kepada ibu bagaimana cara pemberian ASI dan cara menyusui yang baik dan benar pada bayi BBLR
6.
Jelaskan kepada ibu bagaimana cara melakukan pencegahan infeksi
7.
Lakukan pemberian imunisasi pada BBLR
8.
Kenali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir untuk persiapan pra rujukan :
9.
a.
Bayi tidak dapat menghisap
b.
Letargi
c.
Gangguan pernafasan
d.
Kejang
e.
Teraba dingin/ panas
f.
Perdarahan tali pusat
g.
Muntah terus menerus dengan perut gembung, diare
h.
Infeksi berat tali pusat, mata/ kulit
i.
Pucat, sianosis
j.
Phletora (bayi tanpa kemerahan pada muka dan badan)
Pada saat merujuk, cantumkan tentang obat yang diberikan berikut dosis dan waktu pemberian
10. Lakukan pendokumentasian dalam format MTBM dan kohort bayi, buku KIA, register bayi 11. Petugas melakukan pemantauan pada bayi BBLR pada minggu-minggu pertama
7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
10.
Dokumen terkait
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. 2.
Kohort Bayi Kartu bayi / format mtbm
3.
Buku KIA
TATA LAKSANA BBLR SETELAH LAHIR DENGAN ASFIKSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
SOP
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010 Bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gr tidak segera menangis dan bernafas dengan spontan
2. Tujuan
Terlaksananya penanganan bayi BBLR dengan asfiksia sesuai standar
3. Kebijakan
4. Referensi 5. Prosedur
Tatalaksana BBLR setelah lahir dengan asfiksia 1
2
Persiapan Keluarga
Jelaskan pada keluarga tentang kemungkinan yang akan terjadi pada bayi
Lakukan inform consent
Persiapan Tempat dan ruangan
Tempat harus bersih, hangat, terang, dan datar
Ruangan memiliki ventilasi yang cukup
Jendela dan pintu ditutup
3
Persiapan Alat
4
Alat resusitasi dalam tempatnya
ambu bag
vacum mucus
1 handuk untuk menghangatkan bayi
1 helai kain untuk membungkus bayi
1 helai kain untuk mengganjal bahu
Persiapan diri/ petugas
Menggunakan alat pelindung diri (tutup kepala, kaca mata, masker, celemek, sepatu boat)
Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih sekali pakai
6. Langkah-langkah
Memakai hand scoon steril
Penatalaksanaan 1.
2.
3.
Lakukan penilaian sebelum bayi lahir a.
Apakah kehamilan cukup bulan
b.
Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
Segera setelah bayi lahir a.
Apakah bayi menangis atau bernafas/ tidak/ megap-megap
b.
Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif
Jika bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernafas atau megap-megap atau lemas a.
Potong tali pusat dengan cepat
b.
Lakukan langkah awal (30 detik)
Jaga bayi tetap hangat
Atur posisi bayi
Isap lendir
Keringkan
Reposisi kembali
c.
Nilai pernafasan
Jika bayi bernafas normal lakukan asuhan pasca resusitasi
Pemantauan tanda bahaya (kejang, biru, kuning pada telapak kaki dan tangan, retraksi, nafas cepat ≥ 60 x/menit, nafas lambat ≤ 30 x/menit, tarikan dinding dada kedalam , merintih
d.
Perawatan tali pusat
IMD
Pencegahan hipotermi
Pemberian Vit K1
Pemberian salep mata
Pemeriksaan fisik
Pencatatan dan pelaporan
Jika bayi tidak bernafas / megap-megap
Lakukan ventilasi -
Pasang sungkup, perhatikan lekatan
-
Ventilasi 2x dengan tekanan 30 cm air
-
Jika dada mengembang lakukan ventilasi 20x dengan tekanan 20cm air selama 30 detik
-
Nilai nafas
e.
Jika bayi mulai bernafas normal hentikan ventilasi, lakukan asuhan pasca resusitasi
f.
Jika bayi tidak bernafas / bernafas megap-megap, ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik, setiap 30 detik nilai pernafasan
g.
Jika bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi, lakukan persiapan rujukan.
h.
Lakukan penilaian denyut jantung bayi. Jika bayi dirujuk ,
lakukan konseling
Lanjutkan resusitasi
Pantau tanda bahaya
Lakukan perawatan tali pusat
Cegah hipotermi
Jika bayi tidak mau dirujuk dan tidak berhasil,
Sesudah 10 menit bayi tidak bernafas spontan dan tidak terdengar denyut jantung pertimbangkan menghentikan resusitasi
7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
Lakukan konseling kepada keluarga
Lakukan pencatatan dan pelaporan
1.
Ruang KIA
2.
Poskesdes
3.
Puskesmas
4.
Pembantu
5.
Bidan di desa
1. 2. 3.
Kohort Bayi Kartu bayi / format mtbm Buku KIA
PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
SOP
: : : :
PUSKESMAS SIULAK DERAS
1. Pengertian
Ns. Herdizal, S.Kep NIP. 19750907 200406 1010
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin
2. Tujuan
1. Pemantauan perubahan fisiologis masa nifas 2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Kebijakan
Pedoman pemantauan setempat kesehatan ibu dan anak Kemenkes RI Tahun 2010.
4. Referensi
Pedoman pemantauan setempat kesehatan ibu dan anak Kemenkes RI Tahun 2010.
5. Prosedur
Alat : a. Tensi meter b. Stetoskop c. Thermometer d. 2 kapsul Vitamin A 200.000 IU
6. Langkah-langkah
1. Kunjungan masa nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan. a.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b.
Lakukkan pemeriksaan vital sign (tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu)
c.
Lakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus)
d.
Lakukan pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya
e.
Lakukan penilaian fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa lelah dan nyeri punggung
f.
Tanyakan kepada ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang didapatkannya dari keluarga, pasangan dan masyarakat untuk perawatan bayinya.
g.
Lakukan tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah
h.
Anjurkan ibu untuk menghubungi tenaga kesehatan bila ibu menemukan salah satu tanda berikut :
Perdarahan berlebihan
sekret vagina berbau
demam
nyeri perut berat
kelelahan atau sesak
bengkak
i.
ditangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau pandangan kabur
nyeri payudara, pembekakkan payudara, luka atau perdarahan puting)
Berikan informasi kepada ibu perlunya kebersihan diri :
Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang,