B ase ed Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Model Pr oject Bas Learning (PBL) di Kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya Rahma Siska Utari, Dra. Trimurti Saleh, M.A., dan Dra. Indaryanti, M.Pd. Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Matematika, FK IP Unsri email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project model Project Based Learning di kelas X SMA Negeri I Inderalaya yang dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X.D yang berjumlah 31 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan tes. Observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model Project Based Learning . Tes digunakan untuk melihat hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning secara keseluruhan dikategorikan aktif dengan nilai rata-rata 77,91. Hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran matematika dengan model Project model Project Based Learning dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 78,49. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning merupakan akumulasi dari aktivitas dan hasil belajar siswa, persentase pelaksanaan Project pelaksanaan Project Based Learning adalah 79,03%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Project model Project Based Learning di kelas X SMA Negeri 1 Inderalaya dikategorikan baik. Kata-kata kunci : pelaksanaan Project pelaksanaan Project Based Learning , aktivitas siswa, hasil belajar siswa.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu
maupun kegunaannya dalam kehidupan
disiplin ilmu yang dipelajari di lembaga
sehari-hari, serta dengan menggunakan
pendidikan, diberikan kepada siswa sejak
konsep dan prinsip matematika, dapat
tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih
membantu siswa untuk mengkaji sesuatu
tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa
secara logis, kreatif, dan sistematis.
matematika sebagai suatu mata pelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran di
yang memiliki peranan cukup penting,
kelas guru diperkenankan menggunakan
baik
pendekatan multistrategi dan multimedia,
pola
pikir
matematika
dalam
membentuk siswa menjadi berkualitas
sumber
belajar
dan
teknologi
yang
1
memadai, dan memanfaatkan lingkungan
adalah
sekitar sebagai sumber belajar (Depdiknas,
menginduksi kreatifitas siswa, melatih
2006:6). Pemilihan strategi, pendekatan,
siswa dalam berfikir kritis, rasional, dan
model,
meningkatkan
dan
metode
matematika
di
pembelajaran
kelas,
juga
harus
disesuaikan pada kurikulum yang berlaku, yaitu
Kurikulum
yang
pemahaman
dapat
terhadap
materi yang diajarkan serta memberi pengalaman nyata terhadap siswa.
Satuan
Dibalik pentingnya pemilihan suatu
bersesuaian
model pembelajaran untuk dilaksanakan
dengan tujuan mata pelajaran matematika
di kelas, perlu juga diperhatikan tingkat
di sekolah untuk masing-masing jenjang
keberhasilan siswa dalam mempelajari
pendidikan.
materi matematika. Studi awal lapangan
Pendidikan
(KTSP)
Tingkat
pembelajaran
serta
Salah satu model pembelajaran yang inovatif,
mengacu
dan
mata pelajaran matematika di SMA Negeri
bersesuaian dengan tujuan mata pelajaran
I Inderalaya, Ibu Sundari, S.Pd. Beliau
matematika
menyatakan bahwa proses pembelajaran
untuk
pada
KTSP
adalah melakukan wawancara dengan guru
sekolah
menengah
adalah adalah Project Based Learning
matematika
(PBL).
menggunakan pendekatan pembelajaran
Project
Based
Learning
di
pembelajaran, siswa melakukan aktivitas-
Centered Learning Learning ). ). Siswa belajar dengan
aktivitas belajar melalui proyek yang
diberi
sudah dirancang, untuk mengembangkan
refrensi, sumber atau penjelasan dari
pengetahuan mereka agar mendapatkan
materi
pengalaman
kemudian
siswa
Mahmudi (2011:1-2) menyatakan bahwa
tersebut
secara
Project
membuat ringkasan dari materi tersebut,
Based
meningkatkan
sepanjang
Learning
pemahaman
hayat.
dapat
matematika
baru
selanjutnya
tugas,
yang
siswa
sudah
yang
suatu
pada
X
menempatkan siswa sebagai pusat proses
belajar
berpusat
kelas
(Student (Student
seperti:
akan
mengkaji
mencari
dipelajari, isi
berkelompok,
masing-masing
kelompok
menjelaskan
proyek
nyata
hasilkan.
anggota kelompok yang lain, tetapi guru
Susanti
dan
(2008:107)
menyatakan bahwa hasil belajar siswa
Learning
pada saat latihan soal-soal atau ulangan
menuliskan
mereka
Muchtar
Project
Based
tersebut
dan
siswa, menjadikan siswa produktif dengan yang
materi
materi
kepada
2
harian masih tergolong rendah. Guru harus
dengan
mengadakan remidial sebanyak dua kali
berdasarkan pengalaman. Untuk mengatasi
kepada sebagian siswa di salah satu kelas
permasalahan tersebut, guru hendaknya
X, dari kelas tersebut hanya 40% siswa
melakukan inovasi dalam pembelajaran
yang nilainya mencapai KKM yaitu ≥ 70,
matematika
dengan kata lain kurang dari setengah
melaksanakan pembelajaran matematika
siswa yang berhasil dalam mempelajari
dengan model Project Based Learning
materi matematika dan 60% siswa lainnya
(PBL). Pada pembelajaran berbasis proyek
harus mengikuti remidial pertama. Setelah
siswa aktif membangun pengetahuan baru
diadakan remidial pertama ternyata masih
dari pengetahuan yang telah ada, siswa
ada 23% siswa yang harus mengikuti
diberikan kebebasan untuk mengerjakan
remidial kedua, hal ini mengindikasikan
proyek
bahwa proses pembelajaran yang terjadi
pengetahuan yang mereka miliki, siswa
tidak efektif, tidak menarik bagi siswa,
belajar melalui aktivitas-aktivitas untuk
dan tidak melibatkan aktivitas belajar
membangun
siswa secara menyeluruh.
(learning by doing ), dan pada akhirnya
Rendahnya hasil belajar siswa dapat
siswa
melakukan
di
dan
kelas.
berdasarkan
suatu
diharapkan
Guru
dapat
pemahaman
dan
pengetahuan
menghasilkan
suatu
produk
pengetahuannya sendiri melalui aktivitas
siswa telah memahami materi tersebu.
yang
bermakna,
siswa
tanpa
Model Proj ect Based L earn in g (PBL)
pembelajaran
Thomas (2000:2) menyatakan model
berakibat
Project Based Learning adalah model
pembelajaran yang terjadi tidak tersimpan
pembelajaran inovatif, yang menekankan
baik
belajar
secara
mengalami
bahwa
hanya
belajar berdasarkan buku dan penjelasan guru,
mengindikasikan
baru
terjadi, karena siswa tidak membangun
belajar
yang
belajar
langsung,
dimemori
yang
otak.
DePorter
dan
kontekstual
melalui
kegiatan –
Hernacki (2011:38) menyatakan bahwa
kegiatan kompleks. Buck Institute for
otak akan menyimpan ingatan lebih lama
Education
ketika
bahwa
seseorang
mengalami
suatu
(BIE)
(2012)
pembelajaran
menyatakan
berbasis
proyek
kejadian/ peristiwa dengan melakukan
adalah pembelajaran yang berfokus pada
aktivitas
konsep – konsep
yang
nyata,
seperti
belajar
utama
disiplin
ilmu,
3
melibatkan siswa dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah
dan
tugas – tugas
2. Berfokus pada pertanyaan/ masalah (driving question)
bermakna lainnya, memberi peluang siswa
Proyek berfokus pada pertanyaan atau
bekerja secara otonom mengkonstruksi
masalah, yang mendorong siswa menjalani
belajar mereka sendiri, dan puncaknya
(dengan kerja keras) konsep-konsep dan
menghasilkan produk karya siswa bernilai
prinsip-prinsip
dan realistik
disiplin.
Blumenfeld, dkk., (dalam Thomas, 2000:1) mendefinisikan, “Pembelajaran
inti
atau
pokok
dari
3. Penyelidikan konstruktif / (constructivisme investigation)
berbasis proyek sebagai suatu pendekatan
Proyek melibatkan siswa dalam investigasi
komperehensif
dan
konstruktif. Investigasi mungkin berupa
pembelajaran yang dirancang agar siswa
proses desain, pengambilan keputusan,
melakukan riset terhadap permasalahan
penemuan masalah, pemecahan masalah,
nyata yang prosesnya berjangka waktu”.
diskoveri,
untuk
pengajaran
Dengan demikian Project Based Learning
adalah
salah
satu
model
atau
proses
pembangunan
model. 4. Otonomi (autonomy)
pembelajaran yang berfokus pada konsep
Siswa lebih diberikan kesempatan untuk
dan prinsip inti sebuah disiplin ilmu,
mengerjakan proyek sesuai sesuai dengan
memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi,
minat dan kemampuan.
pemecahan
5. Realistik (realism)
masalah,
dan
tugas-tugas
bermakna lainnya yang berpusat pada
Proyek
siswa, menghasilkan produk nyata, dan
proyek memberikan keontentikan pada
prosesnya relatif berjangka waktu.
siswa. Karakteristik ini
Karakteriristik Proj ect Based L earn in g
Tahap-tahap Proj ect Based L earn in g
1. Keterpusatan (centrality).
1. Tahap presepsi/ pendahuluan
Proyek dalam Project Based Learning
Untuk menarik minat siswa dalam proses
adalah pusat atau inti kurikulum, bukan
pembelajaran guru memberikan motivasi
pelengkap kurikulum.
kepada siswa, motivasi dapat diberikan dalam
adalah
bentuk
realistik.
Karakteristik
menyampaikan
tujuan
4
pembelajaran,
serta
memberikan
METODE PENELITIAN
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
Penelitian ini merupakan penelitian
kepada materi yang akan dipelajari.
deskriptif
yang
2. Tahap perencanaan proyek
memperoleh
gambaran
tentang
Pada tahap perencanaan proyek langkah
pelaksanaan
pembelajaran
matematika
yang dilakukan siswa adalah mendesain
dengan model Project Based Learning
perencanaan proyek (design a plan for
yang dilihat dari aktivitas dan hasil belajar
project ) dan membuat jadwal pelaksanaan
siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah
proyek (creates a schedule).
: (1) Aktivitas belajar siswa adalah
3. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian
kegiatan-kegiatan
proyek
proses
Pada tahap ini siswa melaksanakan proyek
dilihat dari lima tahap Project Based
sesuai perencanaan yang dibuat sekaligus
Learning yaitu: tahap presepsi, tahap
menyelesaikan proyek di bawah monitor
perencaan proyek, tahap pelaksanaan dan
guru (monitor students and the progress of
penyelesaian proyek, tahap penilaian, dan
the project ).
tahap evaluasi, dan (2) Hasil belajar siswa
4. Tahap penilaian
adalah tingkat keberhasilan yang dicapai
Pada tahap ini, guru menilai keseluruhan
siswa dalam pembelajaran matematika
hasil/ produk (assess the outcome), siswa
menggunakan
mempresentasikan hasil kinerja proyek
Learning . Hasil belajar siswa diperoleh
didepan kelas, kemudian guru menilai
melalui hasil kinerja proyek siswa, hasil
kinerja proyek siswa.
latihan siswa, dan hasil tes akhir siswa.
5. Evaluasi
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
Pada tahap ini, guru menilai keseluruhan
siswa di kelas X.D SMA Negeri 1
hasil/ produk (assess the outcome), siswa
Inderalaya yang berjumlah 31 siswa.
mempresentasikan hasil kinerja proyek
Penelitian dibagi menjadi 3 tahapan yaitu
didepan kelas, kemudian guru menilai
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
kinerja proyek siswa.
tahap analisis data. Teknik pengumpulan
belajar
bertujuan
yang
terjadi
mengajar
model
untuk
selama
berlangsung,
Project
Based
data yang digunakan yaitu Observasi dan Tes.
Observasi
digunakan
untuk
5
mengetahui
gambaran
aktivitas
siswa
selama proses pembelajaran dengan model
Nilai
f
Perentas (%)
Kategori
Pertemuan Kedua (1 Februari 2013)
Project Based Learning . Tes digunakan
85-100
8
25,81%
Sangat Aktif
untuk melihat hasil belajar siswa setelah
70-84
18
58,06%
Sktif
dilaksanakannya pembelajaran matematika
56-69
5
16,13%
Cukup
dengan model Project Based Learning .
41-55
0
0%
Kurang
Pelaksanaan
0-40
0
0%
Tidak Aktif
Jumlah
31
100%
pembelajaran
matematika
dengan model Project Based Learning merupakan
rata-rata
dari
frekuensi
78,03
Rata-rata
Aktif
aktivitas dan hasil belajar siswa secara Nilai
keseluruhan untuk setiap kategori.
Deskripsi dan Analisis Data Observasi
selama
observasi
aktivitas
dilakasanakannya
Perentas (%)
Kategori
Pertemuan Ketiga (6 Frbruari 2013)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
f
siswa
pembelajaran
matematika dengan model project based
85-100
9
29,03%
Sangat Aktif
70-84
16
51,61%
Sktif
56-69
6
19,36%
Cukup
41-55
0
0%
Kurang
0-40
0
0%
Tidak Aktif
Jumlah
31
100%
learning di kelas X SMA Negeri 1
77,11
Rata-rata
Aktif
Inderalaya dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Nilai
Tabel 1 . Hasil Observasi Aktivitas Siswa Nilai
f
Perentas (%)
Kategori
Pertemuan Pertama (30 Januari 2013)
f
Perentas (%)
Pertemuan Keempat (8 Februari 2013) 85-100
9
29,03%
Sangat Aktif
70-84
18
58,06%
Sktif
56-69
4
12,91%
Cukup
41-55
0
0%
Kurang Tidak Aktif
85-100
9
29,03%
Sangat Aktif
70-84
13
41,94%
Sktif
56-69
9
29,03%
Cukup
0-40
0
0%
41-55
0
0%
Kurang
Jumlah
31
100%
0-40
0
0%
Tidak Aktif
Jumlah
31
100%
Rata-rata
76,51
Kategori
Rata-rata
78,34
Aktif
Aktif
6
Nilai
f
Perentas (%)
Kategori
Pertemuan Kelima (13 Februari 2013)
51,61% termasuk kategori aktif, dan 6
85-100
12
38,71%
Sangat Aktif
70-84
14
45,16%
Sktif
56-69
5
16,13%
Cukup
41-55
0
0%
Kurang
0-40
0
0%
Tidak Aktif
Jumlah
31
100%
siswa atau 19,36% termasuk kategori cukup aktif dan nilai rata-rata observasi aktivitas siswa pada hari pertama adalah 77,11 termasuk kategori aktif. Pada pertemuan keempat jumlah
79,88
Rata-rata
kategori sangat aktif, 16 siswa atau
Aktif
siswa yang hadir 31 orang terdapat 9 siswa atau 29,03% termasuk kategori sangat
Berdasarkan tabel 1 hasil observasi aktivitas siswa, pada pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir 31 siswa, terdapat 9 siswa atau 29,03% termasuk kategori sangat
aktif,
13
siswa
atau
41,94%
termasuk kategori aktif, dan 9 siswa atau 29,03% termasuk kategori cukup aktif dan nilai rata-rata observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama adalah 76,50 termasuk kategori aktif.
yang hadir 31 orang terdapat 8 siswa atau 25,84% termasuk kategori sangat aktif, 18 siswa atau 58,06% termasuk kategori aktif, 5 siswa atau 16,13% termasuk kategori cukup aktif dan niali rata-rata observasi aktivitas siswa pada hari kedua adalah 78,03 termasuk aktegori aktif.
jumlah
pertemuan
siswa
yang
kategori aktif, dan 4 siswa atau 12,91% termasuk kategori cukup aktif dan nilai rata-rata observasi aktivitas siswa pada pertemua keempat adalah 78,34 termasuk kategori aktif. Untuk pertemuan kelima jumlah siswa yang hadir 31 orang, terdapat 12 siswa atau 38,71% termasuk kategori sangat aktif, 14 siswa atau 45, 16%
Pada pertemuan kedua jumlah siswa
Untuk
aktif, 18 siswa atau 58,06% termasuk
ketiga
hadir
31
termasuk kategori aktif, dan 5 siswa atau 16,18% termasuk kategori cukup aktif dan nilai rata-rata observasi aktivitas siswa pada pertemuan kelima yang didapatkan adalah 79,88 termausk kategori aktif. Rata-rata aktivitas siswa selama lima kali pertemuan berdasarkan hasil observasi dapat dilihat pada tabel 2 Distribusi
dengan orang
diketahui 9 siswa atau 29,03% termasuk
Aktivitas Siswa dengan Model Project Based Learning Secara Keseluruhan di bawah ini.
7
Tabel 2. Distribusi Aktivitas Siswa dengan Model Proj ect B ased Learning Secara Keseluruhan Nilai
f
Perentas (%)
Kategori
85-100
9
29,03%
Sangat Aktif
70-84
16
51,61%
Sktif
56-69
6
19,36%
Cukup
41-55
0
0%
Kurang
0-40
0
0%
Tidak Aktif
Jumlah
31
100%
Tabel 3. Distribusi Nilai Latihan Siswa Nilai
f
Perentas (%)
Kategori
85-100
8
25,81%
Sangat Baik
70-84
15
48,38%
Baik
56-69
8
25,81%
Cukup
41-55
0
0%
Kurang
0-40
0
0%
Sangat Kurang
Jumlah
31
100% 77,09
Rata-rata
77,91
Rata-rata
Baik
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat
Aktif
diketahui bahwa selama lima kali latihan Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui
bahwa
selama
pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan model Project Based Learning terdapat 9 siswa atau 29,03% termasuk kategori aktif, 16 siswa atau 51,61% termasuk kategori
ada
cukup,
serta
nilai
rata-rata
aktivitas siswa secara keseluruhan adalah
siswa
atau
25,81%
termasuk
kategori sangat baik, 15 siswa atau 48,38% termasuk kategori baik, dan 8 siswa atau 25,81% termasuk kategori cukup, serta nilai rata-rata latihan yang diperoleh adalah 77,09. Tabel 4 di bawah merupakn tabel
aktif, dan 6 siswa atau 19,36% termasuk kategori
8
distribusi nilai tugas proyek siswa. Tabel 4. Distribusi Nilai Tugas Proyek Siswa
77,91 termasuk dalam kategori aktif. Nilai
f
Perentas (%)
Kategori
85-100
5
16,13%
Sangat Baik
70-84
26
83,87%
Baik
56-69
0
0%
Cukup
merupakan
41-55
0
0%
Kurang
akumulasi dari nilai latihan siswa selama
0-40
0
0%
Sangat Kurang
lima kali pertemuan, nilai tugas proyek
Jumlah
31
100%
Deskripsi
dan
Analisis
Data
Hasil
Belajar Siswa
Hasil
belajar
sisiwa
siswa, dan nilai tes akhir.
Rata-rata
80,42
Baik
Di bawah ini disajikan tabel 3, yaitu tabel distribusi nilai latihan siswa. 8
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat
Nilai hasil belajar siswa adalah 3 x
diketahui bahwa terdapat 5 siswa atau
nilai latihan, 2 x nlai tugas proyek, dan 5 x
16,13% mendapatkan nilai tugas proyek
nilai tes akhir kemudian dibagi 10. Untuk
dengan kategori sangat baik, dan 26 siswa
melihat nilai hasil belajar siswa dengan
atau 83,87% mendapatkan nilai tugas
model
proyek dengan kategori baik. Nilai rata-
dilihat pada tabel 6 berikut ini.
rata tugas proyek siswa adalah 80,42
Project
Learning
dapat
Tabel 6. Distribusi Nilai Hasil Belajar
dengan kategori baik.
Siswa
Tabel 5 di bawah merupakan tabel distribusi nilai tes akhir siswa. Tabel 5. Distribusi Nilai Tes Akhir Siswa
Nilai
f
Perentas (%)
Kategori
85-100
9
29,03%
Sangat Baik
70-84
15
48,39%
Baik
56-69
7
22,58%
Cukup
41-55
0
0%
Kurang
0%
Sangat Kurang
Nilai
f
Perentas (%)
Kategori
0-40
0
85-100
9
29,03%
Sangat Baik
Jumlah
31
70-84
16
51,62%
Baik
56-69
6
19,35%
Cukup
41-55
0
0%
Kurang
0-40
0
0%
Sangat Kurang
Jumlah
31
100% 78,49
Rata-rata
Baik
Berdasarkan tabel 6 di atas, untuk perolehan nilai hasil belajar siswa dapat
100% 78,57
Rata-rata
Based
diketahui bahwa terdapat 9 siswa atau
Baik
29,03% dengan kategori sangat baik, 15 Berdasarkan tabel 5 di atas, pada
siswa atau 48,39% dengan kategori baik
saat tes akhir dapat diketahui bahwa
dan 7 siswa atau 22,58% mendapatkan
terdapat
29,03%
dengan kategori cukup. Nilai rata-rata
mendapatkan nilai tes akhir sangat baik,
hasil belajar siswa secara keseluruhan
16 siswa atau 51,67% mendapatkan nilai
adalah 78,49 dan dikategorikan baik.
9
siswa
atau
tes akhir dengan kategori baik dan 6 siswa atau 19,35% mendapatkan nilai tes akhir
Deskripsi dan Analisis Pelakasanaan
dengan kategori cukup. Nilai rata-rata tes
Pembelajaran
akhir
siswa
adalah
dikategorikan baik.
78,57
dan
Rusman bahwa
(2012:395)
pelaksanaan
menyatakan pembelajaran
9
matematika dengan model Project Based
sekolah
Learning (PBL)
penelitian hingga menyusun instrumen
dapat
dilihat
dari
yang
ingin
penelitian
pelaksanaan
matematika
Pembelajaran (RPP), Lembar Aktivitas
dengan model project based learning
Siswa (LAS), Lembar Observasi, Lembar
ditunjukkan pada tabel 7 di bawah.
Kerja Proyek Siswa, dan bahan ajar yang
. Tabel 7. Distribusi Pelaksanaan
termasuk
Perentas
f
(%)
dalamnya
Pelaksanaan
instrumen
tes
kognitif. Kemudian instrumen-instrumen
Project Based Leaeni ng Nilai
di
Rencana
tempat
aktivitas dan hasil belajar siswa. Distribusi pembelajaran
yaitu
dijadikan
Kategori
yang telah disusun tersebut divalidasi oleh para ahli yang kemudian menghasilkan
85-100
9
29,03%
Sangat Baik
70-84
15,5
50%
Baik
56-69
6,5
20,97%
Cukup
41-55
0
0%
Kurang
Aktivitas siswa dalam pelaksanaan
0-40
0
0%
pembelajaran matematika dengan model
Jumlah
31
100%
Sangat Kurang -
instrumen yang valid untuk digunakan untuk tahap pelaksanaan.
Project Based Learning dilihat dari lima tahapan, yaitu:
Berdasarkan tabel 7 di atas diketahui 29,03% termasuk dalam kategori sangat aktif dan sangat baik, 50% termasuk dalam kategori aktif dan baik, dan 20,97% termasuk
kategori
keseluruhan
cukup,.
pelaksanaan
Secara
pembelajaran
matematika dengan model Project Based
1. Tahap pendahuluan/ persepsi Secara
keseluruhan
rata-rata
keaktifan siswa pada tahapan ini adalah 89,68% yang tegolong sangat aktif. Pada tahapan aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa seperti seperti siswa menjawab pertanyaan dari peneliti, memperhatikan
Learning adalah 79,03% yang termasuk
penjelasan
dari
peneliti,
membentuk
dalam kategori baik.
kelompok kooperatif, dan membagi tugas masing-masing anggota. 2. Tahap perencanaan proyek
Pembahasan
Prosedur
dalam
tahap-tahap
Secara
keseluruhan
rata-rata
dari
keaktifan siswa pada tahapan ini adalah
melaksanakan studi awal pendahuluan ke
72,47% yang termasuk kategori aktif.
persiapan telah
dilakukan
mulai
10
Dimana aktivitas-aktivitas yang dilakukan
aktif. Pada tahap ini siswa diminta untuk
siswa adalah: (a) Siswa mongkonstruksi
mempresentasikan hasil kerja kelompok di
desain
berdasarkan
depan kelas. Selain itu, siswa juga diminta
pengalaman
yang dimiliki, (b) Siswa
untuk bertanya dengan kelompok lain
melakukan
kajian
serta
perencanaan
perencanaan membuat
literatur
proyek , alokasi
dan
terhadap (c)
waktu
memberikan
pendapat
kepada
Siswa
kelompok lain. Secara keseluruhan rata-
(jadwal
rata keaktifan siswa pada tahap penilaian
pelaksanaan) proyek
adalah 48,82% termasuk kategori kategori
3. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian
kurang aktif
proyek
5. Tahap evaluasi
Pada tahapan ini aktivitas-aktivitas
Rata-rata
keaktifan
siswa
untuk
yang dilakukan siswa adalah : (a) Siswa
tahap evaluasi adalah 75,05% termasuk
menstransformasikan pengetahuan kepada
dalam kategori aktif. Aktivitas-aktivitas
teman
Siswa
yang dilakukan siswa pada tahapan ini
proyek
adalah: (a) Siswa memberikan respon atau
kelompoknya,
berinvestigasi berdasarkan
(b)
mengerjakan perencanaan,
(c)
Siswa
pendapat
terhadap
pembelajaran,
(b)
bertanggung jawab terhadap tugas masing-
Siswa menyimpulkan hasil kinerja proyek
masing, (d) Siswa ikut berdiskusi dalam
terhadap pembelajaran matematika, dan
menyelesaikan
(c) Siswa mengerjakan latihan individu.
memberikan
proyek , pendapat
(e)
alternatif
Rata-rata hasil belajar siswa setelah
jawaban dalam menyelesaikan proyek, dan
dilaksanakannya pembelajaran matematika
(f) Siswa menyelesaikan proyek tepat
dengan model Project Based Learning
waktu.
yaitu 78,49 termasuk dalam kategori baik.
Secara
atau
Siswa
keseluruhan
rata-rata
keaktifan siswa pada tahap pelaksanaan
Pada
pertemuan
ketiga,
siswa
dan penyelesaian proyek adalah 84,84%
mengerjakan tugas proyek dengan baik,
dikategorikan sangat aktif .
walaupun terdapat 3 kelompok yang tidak
4. Tahap penilaian
menyajikan hasil kinerja proyek di depan
Tahap penilaian ini merupakan tahap
kelas. Untuk jawaban kinerja proyek
di mana tingkat keaktifan siswa sangat
terdapat
beberapa
kelompok
yang
rendah, dan termasuk kategori kurang
membuat
langkah
perencanaan
dan
11
pembahasan dengan baik yaitu kelompok
langkah-langkah kerja yang digunakan
3,
untuk menyelesaikan proyek berdasarakan
dan
kelompok
6.
Masing-masing
kelompok tersebut merencanakan langkah-
aktivitas-aktivitas
langkah kerja dengan terperinci, dan hasil
direncanakan.
yang didapatkan juga sudah benar. Untuk
melihat
gambaran
yang
telah
Selanjutnya untuk melihat gambaran hasil
kinerja proyek matematika 1, dapat dilihat
hasil kinerja proyek matematika 2, dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 2. Cuplikan Hasil Proyek Matematika 2
Pada
Gambar 1. Cuplikan Perencanaan Proyek Matematika 1 Siswa
Berdasarkan gambar 1 di atas adalah hasil perencanaan proyek dari kelompok 3
gambar
2
menyelesaikan
proyek
dengan
selain
baik,
di
atas
siswa
matematika telah
2
membuat
perencanaan dan langkah kerja yang akan dilakukan,
siswa
juga
telah
menyimpulkan
pembelajaran
aktivitas-aktivitas
belajar
yang
dapat dari telah
dilakukan.
untuk proyek matematika 1, terlihat bahwa
Tes akhir siswa dilakukan pada
siswa sudah membuat perencanaan yang
pertemuan keenam, siswa diberikan 7 soal
cukup detail dengan membuat alokasi
untuk semua sub materi berikut ini
waktu, tempat, dan tanggal pelaksanaan.
cuplikan beberapa jawaban siswa pada
Selain itu siswa juga telah membuat
saat tes akhir.
12
Berdasarkan gambar 3. siswa hanya
Soal No 4 Tes Akhir
4, Dinda dan Meta mengamati puncak
menuliskan jarak antara tiang bendera ke
tiang bendera pada arah berlawanan.
Dinda,
Dinda melihat dengan sudut 45° dan
ditanyakan adalah jarak antara Dinda dan
Meta
60°
Meta siswa tidak menambahkan jarak
terhadap arah horizontal. Jarak Meta ke
antara Meta ke tiang bendera, sehingga
tiang bendera 10 m. Gambarlah sketsa
hasil yang ditanyakan pada soal no 4.b
pada
melihat
dengan
permasalahan
mengukur
di
langsung
sudut
Tinggi
tiang
menurut
soal
yang
atas,
tanpa
belum benar. Untuk jawaban siswa yang
tinggi
tiang
benar pada soal no 4, dapat dilihat pada
bendera, hitung: a.
padahal
gambar 4. cuplikan jawaban siswa yang bendera
(Tinggi
benar.
pengamat di abaikan) b. Jarak antara Dinda dan Meta Cuplikan jawaban siswa untuk soal no 4 tes akhir dapat dilihat pada gambar 3. cuplikan jawaban siswa yang belum benar, dan gambar 4 adalah cuplikan jawaban siswa yang benar.
Gambar 4. Cuplikan Jawaban Siswa yang Benar Soal No 4 Tes Akhir
Soal No 6 Tes Akhir
6. Rangga melihat puncak pohon dengan 0
sudut elevasi 50 . Kemudian Rangga Gambar 3.. Cuplikan Jawaban Siswa
melangkah maju sejauh 2 m dari posisi
yang Belum Benar Soal No 4 Tes Akhir
semula dan melihat puncak pohon yang 0
sama dengan sudut elevasi 60 . Tanpa mengukur jarak Rangga ke pohon,
13