KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunianya sehingga Kami dapat menyusun pedoman Upaya Pemberantasan Penyakit ( P2 ) dengan baik. Pedoman ini kami susun bertujuan sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan upaya pemberantan penyakit menular di Puskesmas Ngraho baik untuk penanggung jawab program P2 maupun pelaksana sub program P2. Dalam kegiatan upaya pemberantasan penyakit mensyaratkan adanya pembuktian pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan pemberantasan penyakit melalui pendokumentasian yang baik, ini sesuai dengan prinsip Akreditasi Puskesmas. Pedoman ini berisi tentang pedoman-pedoman pelaksanaan kegiatan pemberantasan penyakit di maysarakat. Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua rekan-rekan pelaksana program yang terlibat dalam proses penyusunan pedoman upaya pemberantasan penyakit. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada pedoman ini. Oleh karena itu Kami mengundang Kontributor untuk memberikan saran serta kritik yang membangun. Kritik konstruktif dari rekan-rekan sangat Kami harapkan untuk penyempurnaan pedoman selanjutnya.Akhir kata semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menciptakan kecamatan yang memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup
sehat
dibutuhkan
kerjasama
masyarakat
dalam
menciptakan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia berfungsi untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga setiap orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu pembenahan yang terkonsentrasi guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan masyarakat yang optimal. Disini peran masyarakat dan perangkat-perangkat kesehatan memiliki peran yang sangat penting, salah satu perangkat kesehatan tersebut adalah puskesmas. Puskesmas Ngraho merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang berbasiskan masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan
kesehatan
milik pemerintah. Upaya kesehatan puskesmas
meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Di sini, puskesmas difungsikan sebagai ujung tombak penentu kinerja Kabupaten untuk mewujudkan masyarakat yang sehat di wilayah kerjanya karena Puskermas merupakan
sarana
pelayanan
kesehatan
dasar
yang
paling
dekat
denganmasyarakat. Puskesmas Ngraho merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP di srata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan di Kecamatan Ngraho. Di dalam pembangunan kesehatan, Indonesia memiliki masalah kesehatan yang cukup kompleks, dibuktikan dengan meningkatnya kasus
penyakit menular.Banyaknya jumlah kematian yang terjadi, serta meningkatnya penyakit yang dapatdicegah dengan imunisasi, Di berbagai kecamatan masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit menular, baik karena kualitas lingkungan, masalah sarana sanitasi dasar maupun akibat pencemaran lingkungan. Sehingga insidens dan prevalensi penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi. B. Tujuan Pedoman Tujuan dari penyusunan Pedoman Upaya Pemberantasan Penyakit adalah sbb : 1. Sebagai acuan pelaksanaan kegiatan Program Pemberantasan Penyakit. 2. Sebagai bahan analisa kegiatan Upaya pemberantasan Penyakit untuk meningkatkan kualitas Program 3. Sebagai bahan acuan untuk melakukan evaluasi program, membuat rencana tindak lanjut, tindak lanjut, evaluasi tindak lanjut, perbaikan-perbaikan dan inovasi yang perlu dilakukan untuk mencapai target-target yang telah disepakati. C. Sasaran Pedoman Adapun sasaran dari pedoman Pemberantasan Penyakit adalah : 1. Penanggung jawab Program Pemberantasan Penyakit. 2. Pelaksana Program Pemberantasan Penyakit.
D. Ruang Lingkup Pedoman Pedoman Pemberantasan Penyakit Ruang lingkup dari pedoman Pemberantasan Penyakit adalah sbb : 1. Upaya Pencegahan 2. Upaya Pengendalian 3. Upaya Pemberantasan 4. Upaya Penanggulangan E. Batasan Operasional 1. Upaya Pencegahan Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memutus mata rantai penularan, perlindungan spesifik, pengendalian faktor risiko, perbaikan gizi masyarakat dan upaya lain sesuai dengan ancaman Penyakit. 2. Upaya Pengendalian Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan. 3. Upaya Pemberantasan Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk meniadakan sumber atau agen penularan, baik secara fisik, kimiawi dan biologi. 4. Upaya Penanggulan Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menanggulangi suatu penyakit yang bisa menimbulkan wabah.
BAB II SATANDART KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya manusia Sumberdaya Manusia untuk melakukan kegiatan program Pemberantasan Penyakit adalah sbb : 1. Minimal lulusan D III Kesehatan ditambah pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan program yang dilakukan 2. Kompetensinya adalah sbb : a. Mampu menyediakan dan memberikan
pelayanan
kegiatan
Pemberantasan penyakit yang berkualitas b. Mampu melakukan koordinasi baik dengan lintas program dan lintas c. d. e. f.
sektor Mampu menggunakan peralatan kerja yang tersedia. Mampu membuat pemetaan wilayah Mampu mengambil keputusan secara profesional sesuai wewenagnya. Selalu belajar sepanjang karir baik formal maupun non formal untuk
peningkatan pengetahuan dan ketrampilannya B. Distribusi Ketenagaan Distribusi Sumber Daya Manusiapada program Pemberantasan Penyakit dibagai menjadi dua yaitu sebagai penanggung jawab dan pelaksana program Pemberantasan Penyakit di Puskesmas Ngraho. Distribusi Sumber Daya Manusia tersebut adalah sbb : 1. Penanggung jawab Program P2 Umar Syarip, SST. 2. Pelaksana Program P2 TB Umar Syarip, SST. 3. Pelaksana Program P2 Kusta Umar Syarip, SST.
4. Pelaksana Program P2 HIV/AIDS Umar Syarip, SST. 5. Pelaksana Kesehatan Matra Haji Umar Syarip, SST. 6. Pelaksana Kesehatan Matra Penanggulangan Bencana Sunarti, Amd. Keb. 7. Pelaksana Program P2 Malaria Sastyar, Amd. Kep. 8. Pelaksana Program P2 DBD dan Penanggulangan DBD Mohammad Sutrisno, Amd. Kep. 9. Pelaksana Program P2 dan Penanggulangan Diare Ira Imzi’ah, Amd. Keb. 10. Pelaksana Program P2 ILI, ISPA, Pneumonia Balita Ira Imzi’ah, Amd. Keb. 11. Pelaksana Program P2 Rabies ( HPR ) Maria Ikawati, Amd. Kep. 12. Pelaksana Program P2 AFP 13. Pelaksana Program P2 Frambusia 14. Pelaksana Program P2 Leptospirosis 15. Pelaksana Program P2 Filariasis 16. Pelaksana Program PTM Ulfa Khusnatin, Amd. Kep. 17. Pelaksana Surveylence Epidemiologi : a. Kolera, Diare, Diare Berdarah, Thypus Perut Ira Imzi’ah, Amd. Keb. b. TB Paru BTA +, TB Paru Klinis Umar Syarip, SST. c. Kusta PB, Kusta MB Umar Syarip, SST. d. Campak, Diftheri, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Hepatitis Klinis Ika Sri Wardani, Amd. Keb. e. Malaria Klinis, malaria Vivax, malaria Falciparum, Malaria Mix Sastyar, Amd. Kep. f. DBD, Demam Dengue Mohammad Sutrisno, Amd. Kep. g. Sifilis, Gonoroe, IMS Maria Ikawati, Amd. Kep. h. Pnemonia, Infuensa Ira Imzi’ah, Amd. Kep. i. Frambusia j. Filariasis
C. Jadwal Kegiatan 1. Program P2 TB No 1
2
Jenis
Pelaksanaan Bulan 6 7 8
Kegiatan Pengiriman
1
2
3
4
5
9
10
11
12
Spesimen TB
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
Kunjungan Rumah Penderita TB
3
Kontak Serumah Penderita TB
4
BTA + Penyuluhan
5
Etika Batuk Penemuan penderita TB Paru
2. Program P2 Kusta
No 1
Jenis
Pelaksanaan Bulan 6 7 8
Kegiatan Penemuan
1
2
3
4
5
Penderita
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
9
10
11
12
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
Pelaksanaan Bulan 6 7 8
9
10
11
12
baru Kusta 2
Kunjungan Rumah Penderita Kusta
3
Kontak Serumah Penderita Kusta
4
Penyuluhan Penyakit Kusta
3. Program P2 HIV/AIDS No
Jenis Kegiatan
1
2
3
4
5
1
Penyuluhan Penyakit
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
HIV/AIDS 2
Pemeriksaan PITC
4.
Program Kesehatan Matra Haji No 1
Jenis Kegiatan Pelacakan Penyakit Potensial Wabah
D.
1
2
3
4
5
Pelaksanaan Bulan 6 7 8
9
×
10
11
12
5. Program P2 Diare No 1
2
Jenis
Pelaksanaan Bulan 6 7 8
Kegiatan Pembinaan
1
2
3
4
5
Diare
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
9
10
11
12
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
Penyuluhan Penyakit Diare
6. Program P2 Pneumonia Balita No 1
Jenis
Pelaksanaan Bulan 6 7 8
Kegiatan Pembinaan
1
2
3
4
5
Pneumonia
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
9
10
11
12
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
Balita 2
Penyuluhan Penyakit Pneumonia Balita
E.
7. Program P2 Malaria No 1
Jenis Kegiatan Penemuan Penderita Malaria
2
Pelaksanaan Bulan 6 7 8
1
2
3
4
5
9
10
11
12
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
Klinis Penyelidikan Epidemiologi Malaria
3
Pemeriksaan SD Malaria
4
Pemeriksaan Follow Pendrita Malaria
F.
Up
8. Program P2 DBD No 1
Jenis Kegiatan
2
3
4
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
9
10
11
12
Penemuan Penderita DBD
2
1
Pelaksanaan Bulan 5 6 7 8
Penyelidikan Epidemiologi DBD
3
4
Fogging
PJB,
PSN, ×
Abatisasi, 5
Penyuluhan Penanggulanga n KLB DBD
G.
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
9. Program PTM ( Penyakit Tidak Menular ) No 1
Jenis Kegiatan Posbindu
1
2
3
4
5
PTM
×
×
×
×
×
Pelaksanaan Bulan 6 7 8 ×
×
×
9
10
11
12
×
×
×
×
10. Program SE Campak No 1
Jenis Kegiatan
3
2
3
4
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
9
10
11
12
Penemuan Penderita
2
1
Pelaksanaan Bulan 5 6 7 8
Campak PE Campak
Sweping Imunisasi Campak
4
Penanggulanga n KLB Campak
H.
11. Program SE PD3I No 1
Jenis Kegiatan
2
3
4
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
×
9
10
11
12
Penemuan Penderita
2
1
Pelaksanaan Bulan 5 6 7 8
Pendampingan Pengambilan Spesimen
3
Pelaksanaan ORI
4
Penanggulanga n KLB PD3I
BAB III STANDART FASILITAS A. Denah Ruang Secara khusus pelayanan Upaya Pemberantasan Penyakit belum mempunyai ruangan tersendiri, disebabkan karena jumlah ruangan disesuaikan dengan aturan standar ruangan dari Kemenkes. B. Standart Fasilitas Fasilitas yang ada di UPTD Puskesmas Ngraho untuk upaya Pemberantasan Penyakit adalah sbb : 1. Pengobatan. 2. Pemeriksaan Laboratorium. 3. Konseling Penyakit. 4. Pelayanan Fogging. 5. Pelayanan Rujukan. 6. Ambulance/Pusling.
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan pokok pemberantasan penyakit terdiri dari lima kegiatan pokok yaitu : 1. Pencegahan dan Pengendalian Faktor Resiko. 2. Peningkatan Imunisasi. 3. Penemuan dan Tata Laksana Penderita. 4. Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. 5. Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. Dari kelima kegiatan pokok tersebut diatas dapat dijabarkan sbb : Upaya
pencegahan,
pengendalian,
dan
pemberantasan
dalam
Penanggulangan Penyakit dilakukan melalui kegiatan: 1. Promosi kesehatan; a. Promosi kesehatan dilakukan dengan metode komunikasi, informasi dan edukasi secara sistematis dan terorganisasi. b. Promosi kesehatan dilakukan untuk tercapainya perubahan perilaku pada masyarakat umum yang dilakukan oleh masyarakat di bawah koordinasi Pejabat Kesehatan Masyarakat di wilayahnya. c. Promosi kesehatan dilakukan melalui: - Penyuluhan; - Konsultasi, - Bimbingan dan konseling; - Intervensi perubahan perilaku; - Pemberdayaan; - Pelatihan; - Pemanfaatan media informasi. Promosi kesehatan diarahkan untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat guna memelihara kesehatan dan pencegahan penularan penyakit. Perilaku hidup bersih dan sehat sebagaimana dimaksud berupa: a. Cuci tangan pakai sabun; b. Pemberantasan jentik nyamuk; c. Menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga; d. Mengkonsumsi makanan gizi seimbang; e. Melakukan aktivitas fisik setiap hari; f. Menggunakan jamban sehat; g. Menjaga dan memperhatikan kesehatan reproduksi; h. Mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat.
paling sedikit
Promosi Kesehatan dilakukan secara terintegrasi baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Promosi kesehatan sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh masyarakat baik di rumah tangga maupun di fasilitas umum, institusi swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi masyarakat guna menggerakkan potensi masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit di lingkungannya. Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan secara massal oleh media cetak, media elektronik, dan jejaring sosial, serta melalui penggunaan teknologi informasi lain dengan maksud mengajak peran aktif masyarakat dalam mencegah penyebaran Penyakit Menular. 2.
Surveilans kesehatan; Kegiatan Surveilans dilakukan untuk : a. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya masalah kesehatan masyarakat dan faktorfaktor yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka pelaksanaan program penanggulangan secara efektif dan efisien; b. Terselenggaranya
kewaspadaan
dini
terhadap
kemungkinan
terjadinya KLB/wabah dan dampaknya; c. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/wabah; d. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan. 3. Pengendalian Faktor Risiko; Pengendalian faktor risiko ditujukan untuk memutus rantai penularan a.
dengan cara: Perbaikan kualitas media lingkungan; - Perbaikan kualitas media lingkungan meliputi perbaikan kualitas air, udara, tanah, sarana dan bangunan, serta pangan agar tidak menjadi tempat berkembangnya agen penyakit. Perbaikan kualitas media lingkungan dilaksanakan melalui upaya
b.
penyehatan dan pengamanan terhadap media lingkungan. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit; Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit dilakukan sesuai
c.
ketentuan peraturan perundang-undangan. Rekayasa Lingkungan; Rekayasa lingkungan dilakukan paling sedikit dengan kegiatan
d.
rehabilitasi lingkungan secara fisik, biologi maupun kimiawi. Peningkatan Daya Tahan Tubuh.
Peningkatan daya tahan tubuh paling sedikit dilakukan dengan 4.
perbaikan gizi masyarakat. Penemuan Kasus; a. Penemuan kasus dilakukan secara aktif dan pasif terhadap penyakit termasuk agen penyebab penyakit. b. Penemuan kasus secara aktif terhadap penyakit termasuk agen penyebab penyakit dilakukan dengan cara petugas kesehatan datang langsung ke masyarakat dengan atau tanpa informasi dari masyarakat, untuk mencari dan melakukan identifikasi kasus. c. Penemuan kasus secara pasif terhadap penyakit termasuk agen penyebab penyakit dilakukan melalui pemeriksaan penderita Penyakit Menular yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. d. Penemuan kasus harus diperkuat dengan uji laboratorium. e. Setiap orang yang mengetahui adanya penderita Penyakit Menular berkewajiban melaporkan kepada tenaga kesehatan atau Puskesmas. f. Tenaga kesehatan harus melaporkan kepada Puskesmas untuk dilakukan verifikasi, pengobatan, dan upaya lain yang diperlukan
5.
agar tidak terjadi penularan penyakit. Penanganan Kasus; a. Penanganan kasus ditujukan untuk memutus mata rantai penularan dan/atau pengobatan penderita. b. Dalam rangka memutus mata rantai penularan, Pejabat Kesehatan Masyarakat berhak mengambil dan mengumpulkan data dan informasi kesehatan dari kegiatan penanganan kasus c. Tenaga Kesehatan yang melakukan penanganan kasus wajib memberikan data dan informasi kesehatan yang diperlukan oleh
6.
Pejabat Kesehatan Masyarakat. Pemberian Kekebalan ( Imunisasi ) a. Pemberian kekebalan dilakukan melalui imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus. b. Ketentuan mengenai penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. Pemberian Obat Pencegahan Secara Massal; a. Pemberian obat pencegahan secara massal hanya dapat dilakukan pada penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit tropik yang terabaikan
(Neglected
Tropical
Diseases/NTD)
dengan
memperhatikan tingkat endemisitas wilayah masing-masing. b. Tingkat endemisitas ditetapkan oleh Menteri berdasarkan pertimbangan dari komite ahli penyakit menular .Berdasarkan pada
pertimbangan epidemiologis, sosial budaya, keamanan, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dampak malapetaka yang ditimbulkan di masyarakat sesuai kriteria Penyakit Menular yang dapat menimbulkan Wabah. Dalam hal penanggulangan dimaksudkan untuk menghadapi potensi wabah, terhadap kelompok masyarakat yang terjangkit Penyakit Menular dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Penemuan penderita di fasilitas pelayanan kesehatan; 2. Penyelidikan epidemiologi; 3. Pengobatan massal; 4. Pemberian kekebalan massal; 5. Intensifikasi pengendalian faktor risiko.
a. b. c. d. e. f. g.
B. Metode 1. Promosi kesehatan dilakukan dengan metode : Penyuluhan; Konsultasi, Bimbingan dan Konseling; Intervensi perubahan perilaku; Pemberdayaan; Pelatihan; Pemanfaatan media informasi. 2. Penanggulangan Masalah Kesehatan dilakukan dengan metode : a. Penemuan penderita di fasilitas pelayanan kesehatan; b. Penyelidikan epidemiologi; c. Pengobatan massal; d. Pemberian kekebalan massal; e. Intensifikasi pengendalian faktor risiko. C. Langkah Kegiatan Langkah-langkah kegiatan pokok pemberantasan penyakit yang terdiri dari lima kegiatan pokok dijabarkan sbb : 1. Langkah-langkah kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Resiko : a. Menyiapkan
materi
dan
menyusun
regulasi
pencegahan dan penanggulangan faktor resiko. b. Menyusun rencana kebutuhan untuk
dan
kebijakan
pencegahan
penanggulangan faktor resiko. c. Menyediakan kebutuhan untuk pencegahan dan
dan
penanggulangan
faktor resiko. d. Meningkatkan kemampuan tenaga pencegahandan penanggulangan faktor resiko.
e. Melakukan
bimbingan,
pemantauan
dan
evaluasi
kegiatan
pencegahan dan penanggulangan faktor resiko. f. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis pencegahan dan faktor resiko. g. Melakukan kegiatan faktor resiko. h. Membina dan
penanggulangan
program pencegahan dan
mengembangkan
kegiatan
penanggulangan pencegahan
dan
penanggulangan faktor resiko. i. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan faktor resiko. 2. Langkah-langkah kegiatan Peningkatan Imunisasi : a. Menyiapkan materi dan menyusun regulasi b. c. d. e.
dan
kebijakan
peningkatan imunisasi. Menyusun rencana kebutuhan untuk peningkatan imunisasi. Menyediakan kebutuhan untuk peningkatan imunisasi. Meningkatkan kemampuan tenaga peningkatan imunisasi. Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi kegiatan
peningkatan imunisasi. f. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis peningkatan imunisasi. g. Melakukan kegiatan program peningkatan imunisasi. h. Membina dan mengembangkan kegiatan peningkatan imunisasi. i. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan peningkatan imunisasi. 3. Langkah-langkah kegiatan Penemuan dan Tata Laksana Penderita : a. Menyiapkan materi dan menyusun regulasi dan kebijakan Penemuan dan Tata Laksana Penderita. b. Menyusun rencana kebutuhan untuk Penemuan dan Tata Laksana Penderita. c. Menyediakan kebutuhan untuk Penemuan dan Tata Laksana Penderita. d. Meningkatkan kemampuan tenaga Penemuan dan Tata Laksana Penderita. e. Melakukan bimbingan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Penemuan dan Tata Laksana Penderita. f. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis Penemuan dan Tata Laksana Penderita. g. Melakukan kegiatan Penderita.
program Penemuan dan Tata Laksana
h. Membina dan mengembangkan kegiatan Penemuan dan Tata Laksana Penderita. i. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan Penemuan dan Tata Laksana Penderita. 4. Langkah-langkah kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah : a. Menyiapkan materi
dan
menyusun
regulasi
dan
kebijakan
Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. b. Menyusun rencana kebutuhan untuk Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. c. Menyediakan kebutuhan untuk Peningkatan
Surveilans
Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. d. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan menanggulangi KLB, termasuk dampak bencana. e. Meningkatkan kemampuan
tenaga
Peningkatan
Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. f. Melakukan bimbingan, pemantauan dan
Surveilans
evaluasi
kegiatan
Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. g. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan
konsultasi
teknis
Peningkatan
Surveilans
Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. h. Melakukan kegiatan program Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. i. Membina dan mengembangkan kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. j. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah. 5. Langkah-langkah kegiatan Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit : a. Menyiapkan materi dan menyusun
regulasi
dan
kebijakan
Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. b. Menyusun rencana kebutuhan untuk Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. c. Menyediakan kebutuhan untuk Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. d. Meningkatkan kemampuan tenaga Peningkatan
Komunikasi
Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
e. Melakukan
bimbingan,
pemantauan
dan
evaluasi
kegiatan
Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. f. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. g. Melakukan kegiatan program Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. h. Membina dan mengembangkan kegiatan Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. i. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan Peningkatan Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN/PROGRAM Dalam melaksanakan kegiatan program, semua pelaksana program harus memperhatiakan keslamatan sasaran/program. Ada tujuh standar keselamatan sasaran yaitu : 1. Hak sasaran Sasaran dan masyarakat sekitar sasaran mempunyai hak untuk mendapatakan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan ) Langkah yang harus diambil adalah : a. Menunjuk penanggung jawab dan pelaksana program Pemberantasan Penyakit. b. Menyusun rencana kegiatan c. Penanggung Jawab dan pelaksana program harus memberikan informasi dengan jelas dan benar mengenai rencana dan hasil kegiatan atau prosedur kegiatan untuk sasaran dan masyarakat sekitar sasaran termasuk kemungkinan terjadinya KTD. 2. Mendidik sasaran dan masyarakat sekitar sasaran Puskesmas harus mendidik sasaran dan masyarakat sekitar sasaran tentang kewajiban dan tanggung jawabnya dalam kegiatan program. Langkah yang harus diambil : a. Kegiatan program harus melibatkan sasaran dan masyrakat sekitar sasaran b. Menyusun meknisme dan sitem pendidikan sasaran dan masyarakat sekitar sasaran tentang kewajiban dan tanggung jawab sasaran dan masyarakat sekitar sasaran dalam kegiatan program. c. Tujuan pendidikan tersebut diharapkan sasaran dan masyarakat sekitar sasaran dapat : Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab. Mengajukan pertanyaanuntuk hal yang tidak dimengerti. Memahami dan menerima kosekwesi kegiatan. Mematuhi dan menghormati peraturan puskesmas. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa. Memenuhi kewajiban finansial jika ada.
3. Keselamatan sasaran dan kesinambungan pelayanan kegiatan Puskesmas menjamin kesinambungan kegiatan dan menjamin koordinasi lntas program dan lintas sektor. Langkah-langkah yang harus diambil : a. Melakukan Koordnasi kegiatan secara menyeluruh. b. Melakukan Koordinasi kegiatan disesuaikan kebtuhan sasaran dan kelayakan sumber daya. c. Melakukan Koordinasi kegiatan mencakup peningkatan komunikasi d. Melakukan Komunikasi dan transfer informasi antar pelaksana program dan karyawan. 4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi program peningkatan keselamatan sasaran. Puskesmas harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja KS. Langkah-langkah yang harus diambil : a. Puskesmas menyusun perancangan yang baik, sesuai tujuh langkah menuju keselamatan sasaran puskesmas. b. Puskesmas melakukan pengumpulan data kinerja. c. Puskesmas melakukan evaluasi intensif.puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis. 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan sasaran. Kepala UPTD Puskesmas mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan sasaran melalui penerapan tujuh langkah menuju keselamtan sasaran Puskesmas, menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi resiko keselamatan sasaran dan program mengurangi KTD, mendorong dan menumbumbuhkan koordinasi antar unit berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan sasaran, Langkah-langkah yang harus diambil : a. Menyusun tim keselamatan sasaran antar disiplin untuk program keselamatan sasaran. b. Menyusun mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen Puskesmas terintregrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan sasaran. c. Menyusun proses unit reaksi cepat terhadap insiden, termasuk mekanisme penanganan sasaran yang terkena musibah, membatasi resiko pada sasaran lain dan penyampaian informasi yang jelas dan benar untuk keperluan analisis. d. Menyusun mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan “Kejadian Sentinel’ pada saat program keselamatan sasaran mulai dilaksanakan. e. Menyusun mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel”.
f.
Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar disiplin. g. Menyediakan sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan sasaran, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut. h. Menyediakan sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja puskesmast dan keselamatan sasaran, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya. 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien. Langkah-langkah yang harus diambil : a. Puskesmas menyelenggarakan program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing. b. Puskesmas mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan in- service training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden. c. Puskesmas menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien. 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat. Langkah-langkah yang harus diambil : a. Menyediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan sasaran. b. Menyusun mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada.
BAB VII KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja adalah sarana utama mencegah kecelakaan, cacat dan kematian kematian sebagai akibat kecelakaan kerjs. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja.keselamatan kerja merupakan tindakan perfentif terhadap kecelakaan yang dilakukan, sebagai bentuk tanggung jawab diri saat bekerja. Tujuan dari Keselamatan Kerja Adalah : 1. Melindungi keselamatan pekerja dalam pekerjaanya sehingga tecapai kesejahteraan hidupnya. 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerjanya. 3. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Langkah-langkah Keselamatan Kerja : 1. Pencegahan resiko kerja a. Pemakaian APD ( AlatPelindung Diri ) b. Bekerja sasuai SOP 2. Memberi informasi kepada pekerja a. Pelatihan pemakaian alat. b. Memberi informasi tentang : - Tempat. - Waktu - Luas - Jumlah penduduk yang akan dilayani dan terpapar pekerjaan 3. Membentuk organisasi dan penyediaan sarana untuk menentukan langkahlangkah yang diperlukan : a. Menyusun tim keselamatan kerja b. Pengadaan sarana dan prasarana alat dan bahan. c. Menyusun POA, Pedoman Kerja, KAK dan Pendokumentasiannya. d. Evaluasi kegiatan, analisa hambatan e. Menyusun rencana tindak lanjut f. Impelementasi RTL g. Evaluasi tindak lanjut h. Inovasi tindak lanjut.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU A. Pengertian Pengendalian mutu adalah merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, dan objektif dalam memantau dan menilai barang, jasa, maupun pelayanan yang dihasilkan perusahaan atau institusi dibandingkan dengan standar yang ditetapkan serta menyelesaikan masalah yang ditemukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu. B. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Mutu Tujuan pengendalian mutu meliputi dua tahap yaitu : 1. Tujuan antara pengendalian mutu adalah agar dapat diketahui mutu barang, jasa, maupun pelayanan yang dihasilkan. 2. Tujuan akhirnya yaitu untuk dapat meningkatkan mutu barang, jasa, maupun pelayanan yang dihasilkan. Pengendalian mutu penting dilakukan, karena dapat meningkatkan indeks kepuasan mutu (quality satisfaction index), produktivitas dan efisiensi, keuntungan, pangsa pasar, moral dan semangat karyawan, serta kepuasan pelanggan. Terdapat lima dimensi pokok mutu, yaitu sebagai berikut : 1. Bukti langsung (tangible), terdiri dari fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.. 2. Keandalan (reliability), merupakan kemampuan institusi dalam memberi pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. 3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu dapat diakses, tidak lama menunggu, serta bersedia mendengar keluh kesah konsumen, standar yang ditetapkan serta menyelesaikan masalah yang ditemukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu. 4. Empati, merupakan kemudahan berhubungan, berkomunikasi, perhatian pribadi, serta memahami kebutuhan konsumen.
C. Prinsip-Prinsip Pengendalian Mutu Prinsip-Prinsip Penqendalian Mutu: Menurut Deming, pengendalian mutu secara sistematis mengikuti langkah-langkah : 1. 2. 3. 4.
Perencanaan (Plan), Pelaksanaan (Do), Pemeriksaan (Check), Penindakan atas dasar hasil evaluasi dan perbaikan terus menerus (Act).
Langkah-langkah ini lebih dikenal dengan sebutan PDCA Cycle Secara rinci, langkah-langkah pengendalian mutu dengan PDCA Cycle memperhatikan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1.
PLAN
:
Identifikasi
masalah
dan
merencanakan
perbaikan
berkesinambungan : a. Apakah rencana mencakup penyempurnaan dan siapa yang melaksanakan? b. Apakah rencana
memuat
kapan,
di
mana,
dan
secara akan
bagaimana
melaksanakannya? c. Bagaimana perubahan harus dilaksanakan? d. Apakah rencana memuat siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana 2.
3.
4.
pengumpulan data yang diperlukan? DO : Melakukan perbaikan, pengumpulan data, dan analisis : a. Apakah perbaikan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana? b. Siapa yang memantau rencana? c. Apa alat-alat grafis untuk menampilkan data telah digunakan secara maksimal? CHECK : Memeriksa dan mempelajari hasil yang dicapai : a. Apakah proses perbaikan sesuai dengan yang diharapkan? b. Apakah proses perbaikan ditinjau dari sudut pandang pelanggan? c. Apakah proses perbaikan ditinjau dari sudut pandang pekerja? − Aspek apa dalam tim yang terlaksana baik? d. Bagaimana memperbaiki kolaborasi yang ada? e. Adakah penghematan yang bisa diidentifikasi? ACT : Bertindak atas dasar hasil evaluasi dan melanjutkan perbaikan proses : a. Komponen apa saja yang perlu dibakukan dari proses yang telah b. c. d. e. f.
diperbaiki? Bagaimana mengubah flowchart yang ada? Kebijakan dan prosedur apa saja yang perlu direvisi? Siapa saja yang perlu dilatih? Siapa saja yang perlu disadarkan pada arti perubahan? Ulangi langkah-langkah PDCA selama tetap layak secara ekonomis.
Prinsip-prinsip pengendalian mutu berdasarkan 14 poin menurut Deming (Deming's 14 points) adalah sebagai berikut : 1. Ciptakan keajegan tujuan untuk perbaikan produk dan jasa; 2. Adopsi falsafah baru yang menolak segala macam cacat/kerusakan; 3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi dalam membentuk mutu produk tapi 4. 5. 6. 7.
bergantunglah pd pengendalian statistik; Hentikan praktik menghargai kontrak pemasok berdasarkan tawaran rendah; Perbaiki secara konstan dan terus menerus sistem produksi dan jasa; Lembagakan on the job training; Berikan semua karyawan alat-alat tepat agar dapat merampungkan tugas
mereka dengan baik; 8. Kembangkan komunikasi dan produktivitas; 9. Dorong semua departemen untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah; 10. Hilangkan slogan, desakan, dan target yang tidak mengarah pada metode perbaikan spesifik; 11. Gunakan metode statistik untuk memperbaiki mutu dan produktivitas; 12. Hilangkan segala penghalang yang dapat menurunkan kebanggaan karyawan pada keahliannya; 13. Berikan pelatihan ulang secara berkesinambungan agar dapat mnyesuaikan diri dengan perubahan produk maupun metode; 14. Tentukan secara jelas komitmen permanen manajemen puncak terhadap mutu.
D. Faktor-faktoe Penghambat Namun tidak selamanya keempat belas poin tersebut dapat berjalan secara efektif, disebabkan
karena
adanya
faktor-faktor
penghambat.
Manajemen
perlu
memperhatikan dan mengantisipasi faktor-faktor ini, yaitu : 1. Kurangnya keajegan tujuan; 2. Penekanan pada keuntungan jangka pendek; 3. Sistem pemeriksaan personal berdasarkan sasaran tanpa menyediakan metode atau standar; 4. Mobilitas manajemen dan pergantian personil dalam posisi k pemimpinan secara terus menerus;
5. Hanya menggunakan data dan informasi
yang
tampak
(visible) dalam
pengambilan keputusan; 6. Tertalu berlebihan produk, proses, maupun tempat kerja yang tidak aman bagi keselamatan kerja karyawan; 7. Biaya beban institusi berlebihan.
BAB IX PENUTUP Pada prinsipnya pedoman upaya pemberantasan penyakit adalah untuk memberika arahan, acuan pada penanggung jawab program maupun pelaksana sub program untuk bekerja sesuai dengan pedoman ini. Selain itu pedoman ini merupakan kelanjutan prinsip akreditasi yaitu “ TULIS YANG DIKERJAKAN DAN KERJAKAN YANG DITULIS, BISA DIBUKTIKAN SERTA
DAPAT
DITELUSURI
DENGAN
PEMBUKTIAN
ADANYA
DOKUMEN ”. Implementasi dari pedoman upaya pemberantasan penyakit ini perlu dukungan dan komitmen bersama dari seluruh penanggung jawab dan pelaksana upaya pemberantasan penyakit di Puskesmas Ngraho. Dengan tersusunya pedoman upaya pemberantasan penyakit ini diharapkan dapat membantu penanggung jawab dan pelaksana upaya pemberantasan penyakit dalam melaksanaka kegiatan-kegiatan yang dilakukan.