PEDOMAN PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH 1) UMUM Sebelum mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), Kepala bagian IPAL yang bertanggung jawab penuh atas instalasi, harus mengorganisir dan menginstruksikan tindakantindakan yang tepat kepada personel-personel yang bertanggung jawab atas pengoperasian instalasi tersebut. a. Kepala IPAL harus menentukan kondisi pengoperasian aktual dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan flow rate, kualitas influent dan efluen, sudut pandang ekonomis, usia masing-masing peralatan, dan lain-lain. b. Kepala IPAL harus mengkonfirmasikan kegiatan harian dalam sistem pengoperasian IPAL. Kepala IPAL harus menerangkan hal penting berkaitan dengan sistem operasional berikut ini kepada operator: ¾ Detail pengoperasian ¾ Pencatatan Data Pengoperasian ¾ Memelihara Kebersihan lokasi ¾ Langkah Pengamanan Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan IPAL mengacu pada Pedoman dan Tata Cara Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sub Bidang Air Limbah. Pedoman dan Tata Cara yang diacu adalah sebagai berikut: • Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Kolam Stabilisasi • Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Rotating Biological Contactor (RBC) • Tata Cara Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Limbah Terpusat tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan 2) SISTEM PELISTRIKAN Pasokan listrik biasanya dari jaringan PLN, tetapi jika diperlukan bisa juga di backup dengan unit genset tersendiri. Jika dengan dua sumber, maka penel listrik untuk power supply juga dipasang (lihat Gambar 1). Handle pada posisi 0
: Netral, semua listrik baik dari jaringan PLN maupun Genset tidak tersambung kejaringan, sehingga semua peralatan tidak bisa berjalan / berfungsi.
1
Handdle pada posiisi I Handdle pada posiisi II
: Sumber listrrik berasal daari PLN. : Sumber listrrik berasal daari Genset.
Gambbar 1. Panel Listrik L Dari panel poweer supply inni, listrik akkan masuk ke k panel listtrik utama. Panel listrik k dan perlenngkapannya adalah untuuk memudahhkan komunikasi dan interaksi antaraa operator dengan mesinn yang dikeloolanya. Sem mua peralatann mesin pada suatu plant IPAL dikonttrol dan dimonitor melallui panel lisstrik yang suudah diatur dan disetel sedemikian rupa, baik ssusunan peralatan listrikk dan masingg masing kappasitasnya seerta kabel dan n sambungannnya. d dimensi dari panel liistrik adalah bergantung pada banyakknya peralataan dan Beraggam bentuk dan mesinn yang dikoontrol, dan juuga sampai seberapa jaauh/detil akaan memonitoor dan meng gamati unjukk kerja dari setiap s peralattan atau messin yang terp pasang. Bila ada peralatann/mesin yang g bisa bekerrja secara ottomatis, makka pasti adaa peralatan sensor s yang mengatur ssistem otomaatisasi tersebbut. Secarra umum perralatan listrikk standar yanng selalu ada pada box paanel adalah seebagai beriku ut: a) NFB N (No Fusse Breaker) : Untuk peembatas dayaa / beban listrrik yang digu unakan oleh sesuatu mesiin. p jarringan jika teerjadi hubun ngan arus penndek Sebagai pengaman p atau pemutuus jaringan/teegangan listrrik yang mem mpunyai kap pasitas Sebagai penghubung amper tinnggi MCB (Magneetic Circuit Breaker): B b) M MCB berrfungsi samaa dengan NFB B namun MC CB digunakaan untuk keku kuatan arus dengan amper yaang kecil
2
Gambar 2. Panel listrik IPAL dan isinya (Mexico) c) Contactor : Saklar yang bekerja berdasarkan magnit listrik Untuk mengaktifkan/bekerjanya magnit, kontaktor memerlukan tegangan listrik. Untuk mengaktifkan magnitnya hanya membutuhkan tegangan listrik + 3 watt, bisa difungsikan sebagai otomatisasi untuk mengkontrol alat/jaringan yang mempunyai tegangan sampai ribuan watt.
3
NFB) Dan Magnetic Ma Circcuit Breaker ((MCB) Gambaar 3. No Fuse Breaker (N d) O Overload therrmis : Fungsinyya untuk menngamankan beban b listrik k, terutama motor m listrik agar tidak ru usak / terbakar jika kelebihhan beban/tiidak kuat memutar m alatt yang digerrakkan. Oveerload thermis bekerja b berdaasarkan sensoor panas. e) T Tombol tekann on/off (Pussh Button) : Warna hijau h : untuuk mengaktiifkan kontak ktor, menghhubungkan kkontaktor dengan tegangan listrik agar aktif/bekerja a a. m : untuk memutuskann kontaktor dari d aliran/jaaringan teganngan listrik su upaya Warna merah mati /off
Kontakktor
Overloadd Gambarr 4. Contactoor, Overload Dan Tombool On/Off
4
f) L Lampu indikaator : Sebagai alat a bantu visual v yang dihubungkan d n ke push buutton, sehinggga mudah dilihat d apakah poosisi pada onn (lampu warrna hijau) ataau posisi padda off (lampuu warna meraah) mpu indikatoornya ada 3 warna, w Pada indiikator powerr supply denggan jaringan 3 phasa, lam yaitu merrah, kuning dan d hijau. Seehingga jika power supply dihidupkaan harusnya ketiga k lampu terrsebut akan menyala, m jikka ada yang mati m salah saatu, artinya ssalah satu paasokan listrik daari aliran 3 phasa terssebut ada yang y mati. Jangan menngaktifkan semua s peralatan/mesin jika salah s satu phhasa mati. Saklar geser : g) S Untuk meemindahkan fungsi kerja, dari / ke au utomatis dan manual
Auto
Mannual
Gam mbar 5. Lamppu Indikator Dan D Saklar Geser G Penghubung Kabel/Termi K inal h) P Untuk meenghubungkaan kabel kabbel
Gam mbar 6. Term minal i)
Aksesoris Pellengkap Lainnnya : A Alat banttu untuk mem mudahkan peenyambungan n / pengerjaaan electrical
Buatlah Plaakat berisi urut B u urutan cara c menghiidupkan dann mematikaan peralatan listrik untuuk pengoperrasian IPAL L, Plakat diteempekan paada pintu paanel listrik, s supaya muddah terlihat dan d terbaca.
5
3. PENGOPERASIAN UNIT PRETREATMENT a. Saringan /Screen Awal (Sebelum Pompa Angkat)
Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar. Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake. Jika menggunakan/terpasang saringan mekanis (mechanical screen), maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah. Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.
Bar Screen
Gambar 7. Bar Screen b. Pompa Angkat / Lift Pump Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa angkat, 2 unit pompa untuk dioperasikan dan 1 unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu-waktu, misal dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir, atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya. Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa i. Periksa apakah operation panel (Kontrol Panel Pompa) sudah menyala. Panel operasi ada di ruang mesin untuk lift pump. Periksa lampu yang berwarna hijau. Jika power indicator lamp (lampu indikator power) tidak menyala, hidupkan NFB untuk power supply.
6
ii.
dicator Perikksa listrik yaang disalurkaan ke pompaa. Listrik terssambung jikka lampu ind yang warna hijauu menyala. Jika lampu op perasi tidak menyala, m hiddupkan NFB untuk pomppa yang diingginkan didalaam panel listtrik.
G Gambar 8. Pompa P Ulir (S Screw Pump) iiii.
Tergaantung dari jenis j pompaa yang dipak kai pada plannt IPAL yanng ada, Lift pump dengaan tipe screw w biasanya dilengkapi d deengan sistem m pompa gem muk/grease pump. p Perikksa apakah tangki/wadah t h gemuk (grrease) sudahh diisi dengaan gemuk dengan jumlaah yang disyaratkan.
ivv.
Perikksa listrik yaang disalurkaan ke greasee pump. Listtrik sudah teersalur jika lampu l indikkator yang warna w hijau menyala. m Jika lampu opeerasi tidak m menyala, hidu upkan NFB yang ada dii dalam paneel. Grease ak kan dipompaakan pada beearing dan bagian b bagiaan bergerak lainnya l secarra otomatis.
Pengopeerasian Lift pum mp selalu punnya 2 mode operasi, o yaitu u pengoperassian otomatiss atau manua al. Pengop perasian Otoomatis Ada duua jenis penggoperasian, tergantung tinggi t permuukaan air di stasiun (ru umah) pompa. Detail dari pengoperasia p an adalah seb bagai berikutt:
7
Pengoperasian Otomatis 1 Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level tinggi tertentu, misalnya X (▼+6), pompa otomatis menyala, dan jika air mencapai level Z (▼+5), pompa otomatis mati. Jika memilih mode auto-1, pompa otomatis menyala dan mati ketika air di rumah pompa mencapai level X dan Z . Pengoperasian Otomatis 2 Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level Y (▼+6), pompa otomatis akan menyala, dan jika air mencapai level Z (▼+5), pompa otomatis akan mati. Jika diatur pada mode auto-2, pompa otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah pompa diantara level air Y dan Z. Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa angkat akan beroperasi, sementara pompa yang lain dalam kondisi stand by. Karena itu, satu pompa harus diatur dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2. Catatan: Tombol pengoperasian untuk masing-masing pompa biasanya selalu punya pilihan yaitu : “auto-1”, “auto-2”, “manual” dan “stop”. Mode pengoperasian untuk masing-masing pompa harus dipilih berdasarkan kondisi inflow. Pompa yang sudah dipilih akan beroperasi secara otomatis dengan level air yang sudah ditentukan di rumah pompa. Pengoperasian grease pump untuk pompa yang yang sudah dipilih harus dilakukan dengan prosedur yang sama seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Periksa apakah pompa mengangkat limbah sesuai dengan mode pengoperasian yang sudah dipilih. Limbah yang dialirkan oleh pompa secara otomatis diatur menurut inflow limbah. Karena itu instalasi dengan sistem pompa seperti ini tidak memerlukan operator untuk mengawasi aliran air limbah. Operasi manual o Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus diposisikan pada tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara
8
manual. o Jika tombol pengoperasian diposisikan ke “stop”, maka pompa akan mati. Periode harian pengoperasian pompa angkat. Pada pompa angkat tipe screw pump, biasanya di dalam panelnya terdapat alat hitung (counter) pengoperasian. Alat hitung punya angka dari 0~9999. Setiap hitungan satu menandakan pompa beroperasi selama satu menit . Sebagai contoh, pada suatu hari, alat hitung menunjukkan 1.200. Ini artinya dalam satu hari operasi tersebut pompa beroperasi selama 1.200 menit (20 jam). c. Screen Tahap Kedua (Setelah Pompa) Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar. Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake. Jika menggunakan / terpasang mechanical screen, maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah. Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari. d. Penangkap Butiran Kasar/ Grit Chamber Bila jenis grit chamber yang digunakan adalah sistem kanal, dan grit diambil/dikuras dengan pompa pasir jenis submersible, pompa pasir jenis ini biasanya digantungka pada derek listrik/chain hoist. Maka sistem operasinya adalah sebagai berikut: Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa o Sama seperti pada prosedur yang sudah sudah seperti diatas, nyalakan pompa pasir dan derek. o Pompa pasir dioperasikan melalui kontrol panel yang dipasang di ruang mesin untuk rumah pompa. o Listrik disalurkan ke derek melalui panel kontrol yang sama dengan pompa pasir, dan derek dioperasikan dengan cara mengoperasikan push button pada derek. o Derek punya tiga jenis pengoperasian yaitu jalan maju, jalan mundur, dan mengerek naik atau turun.
Memulai Pengoperasian o Pompa pasir tergantung diatas di grit chamber yang akan dikuras (jika ada beberapa grit chamber) o Biasanya terdapat beberapa derek dan setiap pasang derek dioperasikan secara
9
independen. o Hidupkan pompa pasir dengan tombol pengoperasian yang terdapat di panel kontrol o Setelah memeriksa jalannya pompa, tekan tombol travelling forward/jalan maju pada derek supaya derek mulai berjalan. Jika Derek telah mencapai sisi inflow grit chamber, mulailah dengan memompa dari sisi ke sisi pada bagian inflow tersebut, hentikan/stop chain hoist, dan tekan tombol travelling backward/ jalan mundur untuk memundurkan derek. Ulangi operasi seperti tadi yaitu memompa dari satu sisi ke sisi lainnya, prosedur tersebut diulang bolak-balik sebanyak tiga sampai lima kali. o Jalankan pompa pasir untuk memompa grit, dengan dereknya sekali atau dua kali sehari
Gambar 9. Operasi Grit Chamber Tipe Kanal
Menghentikan Pengoperasian o Setelah menyelesaikan pengurasan grit seperti yang dijelaskan di atas, hentikan pompa pasir dengan memencet tombol Stop Operation di panel kontrol o Matikan NFB Derek listrik (didalam panel kontrol)
Catatan: o Biasanya dua grit chamber dioperasikan secara paralel o Pindahkan pasir dan kotoran-kotoran lain yang tersedimentasi dan terkumpul di grit chamber menggunakan pompa pasir dan derek listrik yang dioperasikan manual. Walau demikian, hindari pengoperasian secara bersamaan. o Hentikan derek tepat didalam tutup tahan air. o Grit akan dpompa masuk ke pengumpul/cyclone separator.
10
Bila tipe grit chamber yang digunakan adalah tipe kolam detritus/square horizontalflow/circular rake, maka sistem operasinya adalah sebagai berikut: Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa o Nyalakan sekop putar/scoop, nyalakan mekanik pencuci grit, juga nyalakan pompa untuk mengembalikan bahan organik. o Sekop putar dioperasikan melalui panel kontrol yang dipasang di ruang mesin untuk pompa angkat. o Juga pencuci grit dan pompa pengembalian organik, semua diopersikan melalui panel kontrol yang berada diruang mesin untuk pompa angkat.
Memulai Pengoperasian o Sekop mekanik berada didasar setiap grit chamber yang akan dikuras (jika ada beberapa grit chamber) o Mekanisme pencuci grit/rake yang bergerak maju mundur, terletak disebelah dari bak kotak, dan berhubungan dengan sekop putar pad kolam pengumpul grit. Mekanisme ini dijalankan secara bebas, juga mekanis/pompa untuk mengembalikan kandungan organik. o Hidupkan sekop putar dengan tombol pengoperasian yang terdapat di kontrol panel o Setelah memeriksa jalannya sekop putar, hidupkan rak pencuci grit/rake grit washer. Setelah mengamati dan memeriksa jalannya mekanisme take dan sekop, hidupkan juga pompa atau mekanik untuk mengembalikan kandungan organic dari hasil pencucian grit, kembali ke bak / kolam detritus. o Grit yang telah bersih dan kering akan keluar melalui ujung rak, dikumpulkan dan masukan pada gerobak /kereta dan buang ketempat pembuangan grit o Jalankan seluruh mekanisme sekop, rake pencuci an pengembalian organik pada grit chamber, sekali atau dua kali sehari
Menghentikan Pengoperasian o Setelah menyelesaikan pengurasan dan pencucian grit seperti yang dijelaskan diatas, hentikan sekop putar, rake pencuci dengan memencet tombol Stop Operation dikontrol panel o Matikan NFB didalam kontrol panel, jika tombol on /off berada diluar ruang control.
11
Gambar 10. Grit Chamber Tipe Cirrcular rake / Detriitus Tank / Squaree HorizontalFlow Sumberr: Metcalf & Eddy y, 2000
12
mbar 11. Opperasional Grrit Chamber Tipe Circulaar Rake/Detrritus Gam e. Peemisah Tipee Pusaran & Tipe Ulir /Cyclone / Sep parator & Sccrew Separaator Cycloone separatoor adalah raangkaian perralatan dari sistem pemiisahan grit ddari grit cha amber sistem m kanal, padda sistem koolam detrituss grit sudah dicuci dan dikumpulkaan pada ujun ng rak pencuuci. Operasioonal Cyclonee separator adalah a sebagaai berikut: Cyclone C sepaarator dihubuungkan langgsung dengan n pipa keluarr dari pompaa pasir, tanaah dan p pasir dan butiiran kasar laiinnya yang terkumpul t dii dasar grit chhamber disedot bersama-sama d dengan limbaah cair oleh pompa p pasir tersebut dan n dipisahkan menjadi bahhan padat daan cair d didalam cycllone separattor. Tanah dan pasir yang sudahh dipisahkann, terkumpul dan teersimpan di chamber c di dasar d cyclonee separator. Setelah S selesaai mengoperrasikan pomppa pasir, buk ka kran yanng terpasangg di bagian bawah b c chamber di baagian bawahh cyclone sepparator, lalu limbah disalurkan kedalaam parit. Tanah T dan paasir akan tetaap berada di dalam d parit, dan limbah secara s alami mengalir keembali k grit chambber. ke Tanah T dan paasir yang terkkumpul di paarit diciduk 1-2 1 kali seminnggu dan pinndahkan ke sludge s d drying bed. Kadang K perluu dicuci supayya tidak bau..
13
Gambar 12. 1 Cyclone Separator S w separator mempunyai konstruksi seperti s ulir yang y miring dan d bertumppu pada dasaar bak, Screw dimanna bak terseebut adalah sebagai dasaar dari grit chamber. c Daasar dari griit chamber dibuat d konus dan miringg kearah ujuung screw sep eparator. Op perasional sccrew separattor adalah seebagai berikkut: Hidupkan H sceew separatorr, screw/ulir akan berputtar dan menggangkat air berserta gritt yang teerkumpul diddasarnya naikk keatas Dinding D screew separatorr terbuat daari plat berllubang lubanng, sehinggaa air akan keluar k m melaui lubangg tersebut, seedangkan griit akan terang gkat naik. Efek E dari puttaran serta dorongan d darri screw akaan membersiihkan grit daari bahan orrganik laainnya, sehinngga grit yanng keluar darri sistem ini sudah s tercucii bersih dan tidak bau. Grit G akan kelluar melalui ujung dari screw, dan ak kan ditampunng pada waddah/bin, dan setiap h dibuang. hari f. Saaringan Kassar Grit cham mber Biasaanya pada ujuung grit chamber sistem kanal, terdaapat lagi bar screen, sisteem operasion nalnya samaa yaitu: Plastik P dan kotoran k menggambang laiinnya dalam influen disaaring dengann saringan kasar k / b screen. bar Kotoran-koto K oran yang menempel m di saringan diiambil secaraa manual deengan alumu unium rake. Ambil kotoran k 1-2 kali sehari. Misal M pada titik t ini dipasang mechannical screen maka buang secaraa rutin. secara otomattis sampah akan dikumpuulkan dan dib
14
Gambar 13. Screw Separator S
Jika menggunnakan mechaanical screenn, maka den ngan conveyoor belt sampaah yang teraangkat d dipisahkan daan dimasukann dalam penggumpul/conttainer sampaah. K Kotoran diam mbil dan dibuuang paling tidak t 1 (satu) kali sehari jika mengguunakan bar screen s sistem manuaal, dan jika mamakai m sariingan mekan nis juga dibuaang sekali seehari.
Gambaar 14. Bar Sccreen Kedua g. Baak pembagi Setelaah unit prettreatment, pada awal/huulu dari sisteem pengolahhan dengan kolam stabiilisasi, selaluu terdapat bak b pembagii aliran. Penngolahan deengan sistem m kolam stabbilisasi umu umnya terdirri dari minimal 2 (duaa) jalur sisteem pengolah han, karena hal tersebuut memungk kinkan penannganan yangg maksimal dan baik jiika terjadi problem p padda salah satuu jalur, bisaa juga berfuungsi pada saaat pasokan limbah l sangaat sedikit ataau kurang darri 50%, makka pengolahan n bisa dilakuukan hanya dengan d sat jaalur pengolahhan.
15
Pada bak pembagi/distribution chamber, terdapat 2 (dua) pintu air/gate (jika ada 2 jalur pengolahan), setiap gate/pintu air berfungsi untuk menyalurkan air limbah ke salah satu jalur/baris kolam stabilisasi. Pengoperasian pintu air bisa secara manual atau secara otomatis. Operasional bak pembagi tersebut adalah sebagai berikut: Jika aliran air limbah 100% dari kapasitas desain, maka 2 (dua) pintu air dibuka normal, kedua pintu air tersebut akan mendistribusikan efluen ke kolam stabilisasi No.1 dan No.2. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dua baris kolam dipasang paralel di dalam sistem ini Biasanya Setiap baris terdiri dari 2 (dua) atau 3 (tiga) kolam anaerobik (paralel) ditambah dengan 2 (dua) kolam fakultatif (paralel) dan 2 (dua) kolam maturasi yang disusun secara seri. Air limbah tersalurkan ke semua kolam secara normal. Jika aliran air limbah kurang dari 50% dari kapasitas desain, mengoperasikan satu baris kolam boleh dilakukan. Dalam hal ini, "tutup" salah satu pintu air/distribution gate pada baris kolam yang akan diistirahatkan. h. Perangkap Lemak/ Grease Trap
Sebaiknya grease trap dipasang/berada pada setiap rumah, sehingga resiko penyumbatan pada jaringan perpipaan jadi minim/kecil, sehingga pemeliharaan jaringan perpipaan secara keseluruhan akan menjadi ringan. Pemeliharaan grease trap menjadi tanggung jawab masing masing rumah tangga.
Jika grease trap dibuat sentral, maka terdapat 2 (dua) jenis grease trap yang bisa digunakan. Jenis pertama adalah grease trap dengan konstruksi sederhana yaitu kolam yang diberi sekat-sekat. Grease trap jenis ini tidak memerlukan pengoperasian secara khusus, hanya perawatan dan pemeliharaan saja. Lemak dan kotoran mengambang pada kolam, diambil dan dibersihkan setiap hari dan dibuang ketempat pembuangan sampah atau bisa dibakar di incinerator.
Grease trap jenis kedua adalah grease trap yang menggunakan aerasi udara, disebut juga dengan sistem flotation. Operasional grease trap jenis ini adalah sebagai berikut: o Hidupkan pompa udara / kompressor untuk flotasi, tombol ada pada panel listrik diruang utama. o Hidupkan skimmer/ pengeruk dan pengumpul scum o Scum yang terkumpul pada kolam pengumpul diambil dan dibuang 1-2 kali dalam sehari.
16
Gambar 15. Grease Trap
i. Bak Perata/ Ekualisasi Bak ekualisasi berfungsi sebagai pengumpul air limbah selama 24 jam dari cakupan wilayah kerja IPAL yang ada, juga sebagai kolam pengumpul sebelum dipompakan ke unit pengolahan berikutnya. Dari bak ekualisasi ini, air limbah dipompa masuk ke unit pengolahan selama 24 jam. Tidak ada operasi khusus pada bak ekualisasi ini. j. Pompa Angkat/ Lift pump Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 (tiga) unit pompa angkat, 2 (dua) unit pompa untuk dioperasikan (bergantian) dan 1 (satu) unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu waktu, misal dalam kondisi air di pump station tinggi/ banjir, atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya. Jenis pompa angkat (positip) bermacam macam, bergantung pada besarnya volume dan berapa tingginya air yang mau dipindah, dan lain sebagainya. Untuk IPAL komunal, biasanya dipakai pompa jenis sump-pump yang submersible (terbenam di dalam air limbah).
17
Gambbar 17. Conttoh Pompa Angkat A (Lift Pump) P Peersiapan operrasi/item yanng harus dipeeriksa o Periksa apakah a operaation panel (ppanel kontrol ompa) sudaah menyala. Panel operaasi ada di ruang mesin. m Perikksa lampu inddikator yang berwarna hijjau. o Jika poweer indicator lamp (lampuu indikator listrik) tidak menyala, m hiddupkan NFB untuk power suppply. o Periksa liistrik yang disalurkan d kee pompa. Listrik tersambuung jika lam mpu indicatorr yang warna hijjau menyala. o Jika lam mpu operasi tidak menyyala, hidupk kan NFB unntuk pompa yang diing ginkan didalam panel p listrik. Peengoperasiann P Pompa angkkat selalu puunya 2(dua)) mode opeerasi, yaitu pengoperasian otomatiss atau m manual. Peengoperasiaan Otomatis Ada dua jenis pengoperasian, tergantuung ketinggiaan permukaaan air di rum mah pompa. Detail D daari pengoperaasian adalah sebagai beriikut: Peengoperasiann Otomatis 1 Jikka tinggi peermukaan aiir di rumah pompa men ncapai level tinggi terteentu, misalny ya X, poompa otomattis menyala, dan jika air mencapai level Y, pomppa otomatis m mati. Jika meemilih m mode auto-1, pompa otom matis menyala dan mati ketika k air di rumah pomppa mencapaii level X dan Y .
18
Pengoperasian Otomatis 2 Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level X, pompa otomatis menyala, dan jika air mencapai level Y, pompa otomatis akan mati. Jika diatur pada mode auto-2, pompa otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah pompa diantara level air X dan Y. Timer otomatis pada POMPA 1 diatur pada 00.00 off / mati 06.00 on /nyala 12.00 off / mati 18.00 on /nyala Timer otomatis pada POMPA 2 diatur pada 00.00 on /nyala 06.00 off / mati 12.00 on /nyala 18.00 off / mati Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa akan beroperasi secara bergantian setiap 6 jam, sementara pompa ketiga dalam kondisi standby. Karena itu, satu pompa harus diatur dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2. Catatan: Tombol pengoperasian untuk masing-masing pompa biasanya selalu punya pilihan : “auto-1”, “auto-2”, “manual” dan “stop”. Pompa yang sudah dipilih akan beroperasi secara otomatis dengan level air dan waktu yang sudah ditentukan di rumah pompa. Periksa apakah pompa mengangkat limbah sesuai dengan mode pengoperasian yang sudah dipilih.
Operasi manual Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus diposisikan pada tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara manual. Jika tombol pengoperasian diposisikan ke “stop”, maka pompa akan mati. Waktu kerja (berapa jam nyalanya) pompa juga akan bekerja secara manual. Biasanya operasi pompa ini dihubungkan dengan sistem alarm baik pada pengoperasian secara otomatis maupun manual, sehingga jika pompa tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka alarm akan memberikan sinyal supaya operator bisa bertindak sebagaimana mestinya.
19
k. Pengatur aliran/ Flow control Jika aliran air limbah yang masuk ke IPAL akan diatur/dibagi rata masuknya berapa m3 /jam, dan kontinyu selama 24 jam, maka diperlukan alat pengatur aliran/flow control box. Konstruksinya biasanya dengan V-notch, sehingga bisa diatur debit yang diinginkan masuk ke unit IPAL. Atur ketinggian permukaan air pada V-Notch Ukur debit yang keluar, jika sudah tercapai debit yang sesuai , kencangkan baut gate Vnotch tersebut.
4. PENGOPERASIAN KOLAM STABILISASI LIMBAH a.
Umum
Sistem ini pada umumnya tidak dilengkapi peralatan mekanis, maka pengoperasian dan pemeliharaan sistem ini relative mudah , sederhana dan murah. Mengoperasikan kolam stabilisasi membutuhkan tenaga orang-orang yang terlatih. Pengoperasian dan perawatan mencakup memulai pengoperasian kolam, mengelola kondisi permukaan kolam, menjaga tanggul dan lokasi site kolam, dan juga menguras kolam serta membuang lumpur. b.
Peralatan yang diperlukan
Untuk mengelola permukaan kolam, yang dibutuhkan: perahu kecil dan garu bergagang panjang, selang air atau pompa portabel dan sumber air. Untuk memelihara tanggul dan lokasi kolam, yang dibutuhkan: sekop, kapak, parang, alat potong rumput dan ilalang, gerobak sorong, persediaan batu, tiang kayu, pagar kawat, palu, paku, pipa cadangan, semen. Peralatan lain yang dibutuhkan antara lain tool shed, rambu peringatan, bahan pembuat pagar, dan sarung tangan dan sepatu bot dari karet. Jangan lupa memakai sepatu bot dan sarung tangan jika berkerja di sekitar kolam stabilisasi. Kolam stabilisasi yang beroperasi dengan baik dan dipelihara sebagaimana mestinya biasanya tidak berbau. Bagi anak-anak maupun orang dewasa, tempat ini tampak seperti tempat untuk berenang atau bermain. Tindakan-tindakan ini harus dilarang. Harus dilakukan tindakan pencegahan untuk mencegah orang-orang yang tak berwenang masuk ke dalam lokasi. Pasang rambu peringatan, atau pasang pagar atau barikade. c. Definisi umum Algae: tumbuhan kecil berwarna hijau, biasanya mengambang di permukaan air; tumbuhan ini tumbuh dan berkembang di kolam stabilisasi dan menghasilkan oksigen.
20
Kolam anaerobik: kolam stabilisasi yang menerima sewage/air limbah dari sistem jaringan pengumpul air limbah dan mengalirkan ke kolam fakultatif Efluen: air limbah yang sudah melewati proses pengolahan. Kolam fakultatif: kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah terolah di kolam anaerobik, dan mengalirkan air yang sudah diolah ke selokan kering atau ke kolam maturasi. Kolam maturasi: kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah diolah di kolam fakultatif, selanjutnya mengolah air limbah tersebut dan mengalirkannya ke selokan kering; kolam maturasi kadang-kadang digunakan untuk memelihara ikan. Scum: kotoran/padatan/partikel mengambang yang muncul di permukaan cairan, sangat lazim terjadi di kolam anaerobik. Sewage (air limbah): air yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti air cucian, tinja, dan air yang digunakan untuk menggelontor tinja dari bangungan/rumah lewat pipa jaringan pengumpul dan menuju tangki septik, jamban atau kolam stabilisasi. Lumpur (Sludge): padatan / lumpur yang mengendap Sewage (air limbah) olahan: air limbah yang mengalir keluar dari kolam stabilisasi atau sistem pengolahan lain. Sewage olahan lebih aman dari pada sewage yang sudah diendapkan dan bisa digunakan untuk irigasi tanaman yang bukan dikonsumsi manusia. d. Memulai Pengoperasian Kolam Stabilisasi Jika rancangan waktu retensi suatu kolam tidak lebih dari 10 hari, atau jika hanya sebagian dari seluruh hunian tersambung ke sistem jaringan pipa pengumpul air limbah, mungkin lebih menguntungkan untuk membagi kolam dalam beberapa bagian. Pembagian akan membuat dasar kolam lebih cepat kedap air dan mencegah tumbuhnya rumput dan tanaman liar. Buatlah satu atau dua tanggul selebar kolam. Tanggul tersebut membagi kolam menjadi dua atau tiga bagian. Tanggul ini dibuat dari tanah dan tingginya tidak lebih dari 5 m. Alirkan sewage ke dalam kolam. Padatan yang mengendap akan mengendap pelan-pelan dan pelan-pelan menutupi dasar kolam bagian pertama. Setelah beberapa hari, kolam bagian pertama akan penuh dan air limbah yang akan diolah (sewage) akan luber dan melewati tanggul sementara dan mulai menutupi dasar kolam bagian kedua. Setelah satu atau dua minggu,
21
tergantung ukuran kolam dan volume aliran per hari, kolam akan terisi dengan efflent hingga kedalaman yang direncanakan. Jika ada dua atau lebih kolam: i. Tutup inlet kolam pertama dan alihkan sewage ke kolam ke-dua, isi bagian per-bagian. ii. Biarkan efluen di kolam yang sudah terisi hingga mencapai “matang” selama 10-20 hari. Efluen perlahan-lahan berubah warna menjadi kehijau-hijauan. iii. Alihkan aliran efluen kembali ke kolam pertama sehingga sewage yang sudah diolah mengalir keluar lewat outlet. Jika kolam terhubung secara seri, sewage yang sudah diolah akan mengalir dari kolam pertama mejuju kekolam ke dua dan disalurkan keluar dari outlet kolam kedua. Jika kolam-kolam berhubungan secara paralel: i. Biarkan kolam yang sudah diisi bersamaan, matang selama 10-20 hari, sampai berwarna kehijau-hijauan ii. Biarkan sewage memasuki kedua kolam tersebut dan mengalir keluar dari kedua kolam sebagai sewage olahan.
Aliran Aliran
Kolam yg sdh penuh, dan matang
Kolam yg sedang diisi
Kolam yg sdh penuh, dan matang
Kran Kran
Sekat tanah Temporer, + 0,5 m
Kolam yg sedang diisi
Kran buka Kran tutup
Sekat tanah Temporer, + 0,5 m
Aliran
Aliran KOLAM secara paralel
KOLAM secara seri
Gambar 18. Proses Pengisian Kolam
22
Seperti telah dipaparkan di muka, sistem ini terdiri dari 3 (tiga) urutan proses, yaitu proses pada kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam maturasi. e. Kolam Anaerobik Periksa kedalaman kolam anaerobik, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran/outlet dari sistem, apakah letaknya sudah sesuai dengan desain. Bersihkan seluruh tanaman yang tumbuh dikolam kosong calon untuk kolam anaerobik. Isi kolam dengan air limbah mentah, pengisian dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu tertentu. Pengisian pertama bisa dengan 25% dari kapasitas kolam. Jika memungkinkan, inokulasikan biomass aktif pada awal operasi ini. Biomasss aktif bisa diambil dari kolam anaerobik lain atau dari reaktor lain yang masih aktif (UASB, Baffle septic tank, tangki septik, dan sebagainya). Kolam anaerobik diisi secara bertahap hingga mencapai daya tampung yang direncanakan selama kurun waktu 3 (tiga) minggu hingga 6 (enam) minggu. Waktu pengisian kolam tersebut sangat tergantung dari kondisi pertumbuhan microorganisme, ada tidaknya penambahan microorganisme aktif dalam kolam tersebut (sehingga dapat mempercepat). Selama masa start-up ini kondisikan dan pertahankan pH pada 7-7,5 supaya memungkinkan populasi archareal methanogenic tumbuh. Jika pH bersifat asam/merosot menjadi < 7, koreksilah dengan menambahkan kapur/gamping kedalam kolam. Sangat penting menjaga kondisi pH pada awal start –up ini. Lakukan sampling dan analisa setiap minggu, chek kandungan organik dari influen dan efluen sehingga tahu bahwa kolam anaerobik telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara normal. Setelah beroperasi secara normal, lakukan operasi standar sebagai berikut.
Periksa saluran inlet dan outlet sehari dua kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah. Lokalisir scum yang terjadi pada permukaan kolam, dengan konstruksi scum box (lihat gambar) Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh ditepi kolam atau dari dalam kolam. Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan. Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
23
Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu, tikus, dsb) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera dilakukan perbaikan. Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan perbaikan permanen secepatnya.
Gambar 19. Kolam Stabilisasi Dengan Scum Box f.
kolam Fakultatif
Kolam Fakultatif pada tahap awal memulai sistem kolam stabilisasi o
Kolam fakultatif dioperasikan terlebih dahulu sebelum mengoperasikan kolam anaerobik agar bau tidak timbul jika efluen dari kolam anaerobik disalurkan ke kolam fakultatif.
o
Periksa kedalaman kolam fakultatif, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran /outlet dari sistem, apakah letaknya sudah sesuai dengan desain.
o
Isi kolam dengan air bersih, bukan air limbah. Air bersih bisa didapat dari air permukaan/air sungai, atau air tanah/air dari sumur. Isi penuh sesuai kapasitas desain
o
Diamkan selama 3-4 minggu dan tidak ada penambahan air baru. Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam.
o
Selama periode tersebut akan tumbuh populasi bakteri heterotropik dan algae yang diperlukan bagi pengolahan limbah.
24
o
Jika tidak tersedia air bersih, boleh diisi dengan air limbah mentah. Isi penuh sesuai kapasitas.
o
Diamkan dalam kurun waktu 3 sampai 4 minggu, tidak ada penambahan air baru. Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam.
o
Akan tumbuh populasi mikrobaia pada masa start up tersebut, jika memakai air limbah mentah, kemungkinan akan timbul bau pada periode tersebut.
o
Lakukan Sampling dan analisa setiap minggu, chek kandungan organik dari influen dan efluen sehingga tahu bahwa kondisi kolam fakultatif telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara normal.
Setelah beroperasi secara normal, lakukan standard operasi sebagai berikut. o
Periksa saluran inlet dan outlet sehari dua kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah.
o
Buang lapisan scum yang timbul, karena scum pada kolam fakultatif akan menghambat proses fotosintesis dari algae.
o
Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh di tepi kolam atau dari dalam kolam.
o
Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.
o
Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
o
Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu, tikus, dan sebagainya) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera dilakukan perbaikan.
o
Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan perbaikan permanen secepatnya.
g. Kolam Maturasi/ Pematangan Kolam maturasi pada tahap awal memulainya sama dengan tahap awal pada sistem kolam stabilisasi. Operasional kolam ini adalah sebagai berikut: o
Kolam maturasi dioperasikan bersamaan dengan pengoperasian kolam fakultatif, sebelum mengoperasikan kolam anaerobik. Maksudnya supaya bau tidak timbul jika efluen dari kolam anaerobik disalurkan ke kolam fakultatif dan maturasi.
25
o
Periksa kedalaman kolam maturasi, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran/outlet dari sistem, apakah letaknya sudah sesuai dengan desain.
o
Isi kolam dengan air bersih, bukan air limbah. Air bersih bisa didapat dari air permukaan / air sungai, atau air tanah/air dari sumur. Isi penuh sesuai kapasitas desain
o
Diamkan selama 3 sampai 4 minggu dan tidak ada penambahan air limbah baru (influen). Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam.
o
Selama periode tersebut akan tumbuh populasi bakteri heterotropik dan algae diperlukan bagi pengolahan limbah.
o
Jika tidak tersedia air bersih, boleh diisi dengan air limbah mentah. Isi penuh sesuai kapasitas.
o
Diamkan dalam kurun waktu 3 sampai 4 minggu, tidak ada penambahan air baru. Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam.
o
Akan tumbuh populasi mikrobia pada masa start up tersebut, jika memakai air limbah mentah, kemungkinan akan timbul bau pada periode tersebut.
o
Lakukan sampling dan analisa setiap minggu, periksa kandungan organik dari influen dan efluen sehingga tahu bahwa kolam anaerobik telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara normal.
yang
Setelah beroperasi secara normal, lakukan standar operasi unit ini adalah sebagai berikut: o
Periksa saluran inlet dan outlet sehari 2 (dua) kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah.
o
Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh ditepi kolam atau dari dalam kolam.
o
Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.
o
Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
o
Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu, tikus, dan sebagainya) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera dilakukan perbaikan.
o
Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan perbaikan permanen secepatnya.
26
5. PEMELIHARAAN KOLAM STABILISASI LIMBAH a.
Mengelola kondisi permukaan kolam
Perubahan cuaca, volume aliran harian air limbah, temperatur air, dan arah angin bisa menimbulkan kondisi-kondisi yang tidak diinginkan pada permukaan kolam, khususnya perkembang-biakan algae. Pada permukaan kolam akan muncul lapisan scum dan lapisanlapisan lumpur (sludge) yang mengambang. Algae bisa berkembang-biak dan membentuk lembaran-lembaran yang mengambang di permukaan dan menghalangi sinar matahari dan merusak efisiensi kolam. Lembaran-lembaran algae yang mati bisa membusuk dan menimbulkan bau tak sedap. Lembaran-lembaran tersebut harus dipecah dan dibuyarkan dengan semprotan air dari selang atau dengan kait. Jika diperlukan, gunakan perahu untuk menjangku lembaran-lembaran tersebut. Lapisan scum sering sekali terbentuk di permukaan kolam anaerobik. Scum akan menimbulkan bau tak sedap dan merangsang serangga berkembangbiak disana. Hancurkan scum dengan semprotan air atau kait bergagang panjang.
Lembaran ganggang, scum, lumpur
Pengait
Pengait
Sampah mengambang Screen pelindung outlet
Permukaan kolam Permukaan kolam Dasar kolam
PEMELIHARAAN PERMUKAAN KOLAM
Outlet Outlet Dasar kolam
Pakailah selalu Baju Pelampung jika bekerja di Kolam
Gambar 20. Kegiatan Pemeliharaan Kolam Masalah di permukaan lainnya adalah kotoran-kotoran yang terbawa angin, misalnya daundaunan. Benda-benda seperti ini bisa menganggu outlet kolam. Benda ini harus dibuang dari kolam dan dikumpulkan di luar kolam.
27
Tabel 1. Kondisi Permukaan Kolam Kondisi Pertumbuhan Algae
Masalah Yang Ditimbulkan Bau, Kinerja Kolam Menurun
Solusi Buyarkan Lembaran Algae
Lapisan Scum
Bau, Serangga berkembang biak
Buyarkan Lapisan Scum
Lumpur yang naik ke permukaan Sampah mengambang
Bau
Buyarkan lapisan lumpur
Mengganggu outlet
Buang sampah yang mengambang
Kondisi permukaan lain yang harus diperiksa secara berkala adalah warna kolam. Setiap jenis kolam punya ciri warna, dan perubahan warna biasanya menandakan masalah yang harus diperiksa secepatnya. Warna kolam yang berjalan pada kondisi normal/berimbang dapat dilihat pada Tabel 2.
JenisKolam Anaerobik Fakultatif Maturasi
Tabel 2. Warna Kolam Ciri Warna Hitam kehijau-hijauan Hijau atau hijau kecoklat-colatan Hijau
Perubahan warna biasanya menandakan perubahan dalam sewage yang masuk ke dalam kolam. Ini bisa terjadi oleh kenaikan konsentrasi tinja, air hujan atau air dibawah permukaan masuk ke dalam sistem sewer. Atau karena bahan seperti minyak, bahan kimia, darah binatang masuk bersama dengan sewage. Apapun penyebabnya, itu harus ditemukan dan dihentikan secepat mungkin. Jika ada laboratorium, sampel air kolam di permukaan dan dibawah permukaan diteliti untuk mengetahui penyebab perubahan pada kolam. b. Pemeliharaan tanggul dan lokasi sekitar kolam Lakukan pemeriksaan tanggul dan lokasi kolam setiap satu atau dua minggu. Selain kondisi permukaan kolam seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperiksa. Jika ada masalah, perbaiki segera. Pemeliharaan tanggul dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
28
Memotong rumput Menyiangi
Mengisi lubang dengan tanah Tanah
Tanggul luar
Tanggul dalam Kolam
Gambar 21. Kegiatan Pemeliharaan Tangul
Gambar 22. Jenis Tanggul Pada Kolam Stabilisasi (Tanggul Dengan Konstruksi Dari Beton dan Pasangan Batu) c. Pengelolaan lumpur Pada tahun pertama pengoperasian kolam, lumpur akan terkumpul di dasar kolam. Setelah itu, proses biologis akan mulai menguraikan lumpur pada kecepatan yang sama dengan kecepatan terkumpulnya lumpur di dasar kolam, umumnya membuat akumulasi lumpur bisa diabaikan. Walau demikian, ketebalan lumpur harus diperiksa setiap tahun. Jika lebih dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, hal ini bisa mengganggu proses alamiah dari kolam
29
tersebut dan bisa menyumbat pipa inlet. Jika demikian, kolam harus dikuras dan lumpur harus dibuang. Seberapa sering hal ini harus dilakukan tergantung pada kondisi lokal dan jenis kolam. Frekuensi pengurasan lumpur dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 3. Permasalahan Dan Perawatan Kolam Stabilisasi Area yang diperiksa Kondisi atau Tindakan masalah Area disekeliling lokasi Pohon atau semak yang Potong dan buang kolam baru tumbuh Area disekeliling lokasi Limpahan air permukaan Alihkan atau hindari supaya kolam tidak masuk kolam dengan dam kecil atau parit Lereng Tanggul bagian luar Erosi air atau angin Isi dengan bahan padat; tanam dan puncak tanggul rumput Lereng Tanggul bagian luar Rumput atau ilalang Potong rumput atau ilalang; dan puncak tanggul buang rumput yang sudah dipotong Lereng tanggul bagian Erosi karena cuaca atau Ganti batu yang dipasang untuk dalam gelombang air kolam melindungi tanggul kolam Tepian kolam Rumput Potong dan buang hasil potongan Outlet kolam Sampah di sekitar outlet Buang sampah yang menghalangi outlet Permukaan kolam Nyamuk Ppenyemprotan minyak bahan bakar berukuran halus atau pelihara ikan yang memakan jentik-jentik nyamuk Jika sistem sewer komunitas dihubungkan pada satu kolam saja, walaupun hanya sementara, perlu dibuat kolam lain atau pengolahan komunal secara temporer. Efluen dari sistem sewer temporer ini tak boleh dibuang ke sungai, danau atau selokan kering. Tabel 4. Frekuensi Pengurasan Lumpur Kolam Jenis Kolam Frekuensi Anaerobik 2-12 tahun Fakultatif 8-20 tahun Maturasi Mungkin tidak pernah
30
Memeriksa Ketebalan Lumpur. Sekali setahun, ukur ketebalan lumpur di dekat inlet kolam. Gunakan perahu dan tongkat panjang dengan ujung yang dililiti kain berwarna terang sepanjang satu meter. Gambaran kegiatan pemeriksaan ketebalan lumpur terlihat pada Gambar 23 berikut ini.
Tongkat pengukur
Perahu
Kain warna terang diikat pd tongkat
Warna hitam menunjukan kedalaman lumpur
Ps. Batu
Tanggul Inlet
Lumpur
Dasar kolam
Gambar 23. Kegiatan Pemeriksaan Ketebalan Lumpur Celupkan tongkat ke dasar kolam dan setelah satu menit, angkat pelan-pelan. Partikel-partikel lumpur akan menempel pada kain dan ketebalan lumpur bisa diukur. Jika ketebalan kurang dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, tak diambil tindakan apapun. Jika ketebalan lumpur sama dengan atau lebih besar dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, kolam harus dikuras dan lumpur harus dibuang. Lakukan pengurasan pada musim kering. Menguras kolam. Jika kolam-kolam berhubungan secara seri, alihkan aliran ke kolam berikutnya. Jika kolamkolam berhubungan secara paralel, alihkan seluruh aliran sewage ke kolam yang tidak sedang dikuras. Untuk menguras kolam, copot sambungan sambungan/sock pipa dari outlet vertikal satu persatu. Ini memungkinkan untuk menurunkan permukaan kolam secara bertahap hingga permukaan lumpur terlihat.
31
Memindahkan lumpur. Biarkan lumpur kering karena sinar matahari. Ini akan butuh beberapa minggu tergantung pada kondisi lokal. Jika lumpur benar-benar kering, lumpur bisa diambil dengan escavator atau sekop. Angkut lumpur dengan truk atau pedati. Lumpur dalam jumlah kecil bisa dibiarkan dalam kolam untuk membantu memulai proses biologis ketika kolam kembali beroperasi. Membuang lumpur Buang lumpur kering di tempat penimbunan atau gunakan sebagai pupuk, lebih tepatnya untuk tanaman yang tidak ditujukan untuk manusia. Jangan gunakan lumpur untuk tanaman yang akan dimakan mentah, seperti tomat atau selada.
Kolam terisi dan beroperasi
Aliran
Mengangkut Mengisi gerobak
Membajak Lumpur untuk pertanian
Lumpur
Tanggul Aliran
Gambar 24. Kegiatan Pemindahan Lumpur Kering Mengisi Kolam. Ketika kolam kosong, periksa pipa inlet dan outlet, dan saringan. Jika ada kerusakan, perbaiki secepatnya. Jika kolam-kolam dihubungkan secara seri, alihkan kembali aliran efluen ke inlet kolam yang kosong. Jika kolam dihubungkan secara paralel, kolam kedua mungkin perlu dikosongkan dan dibersihkan. Alihkan aliran efluen ke kolam kosong dan kolam kedua dikeringkan dan lumpur dipindahkan, alihkan efluen sehingga aliran efluen mengalir sama besar ke kedua kolam.
32
d. Pengelolaan peralatan Alat untuk mengoperasikan dan memelihara sebuah kolam kolam stabilisasi harus disimpan di gudang di dekat lokasi kolam. Bersihkan semua alat dan simpan dalam kondisi yang baik. Buatlah catatan yang menunjukkan semua kegiatan pemeliharaan. Tabel 5. Contoh Catatan Pemeliharaan Kolam Stabilisasi Tanggal
Tugas
1 Jan 2008
Memotong Rumput dan Ilalang di Tanggul. Mencabuti rumput yang tumbuh di tepian kolam; membuang rumput yang sudah dicabut.
5 jan 2008
Dengan perahu mengambili sampah yang menutupi saringan pelindung outlet
1 Feb 2008
Memotong dan Membuang rumput dan ilalang di tanggul.
15 Mar 2008
Memotong dan Membuang rumput dan ilalang di tanggul.
30 Mar 2008
Dengan perahu, memecahkan lembaran algae yang muncul dipermukaan kolam.
10 April 2008
Dengan perahu, mengukur ketebalan lumpur. Hasil pengukuran tebal lumpur 1,5 meter. Hasil bagus.
28 April 2008
Memotong rumput dan ilalang di tanggul. Mencabuti rumput yang tumbuh di tepian kolam; membuang rumput yang sudah dicabut.
e. Pemeliharaan rutin Begitu kolam mulai berfungsi dalam kondisi yang mapan, pemeliharaan rutin yang diperlukan adalah pemeliharaan minimal, walau demikian sangat diperlukan supaya dapat beroperasi dengan baik. Kegiatan perawatan rutin yang utama adalah: Membuang grit atau bahan yang tersaring dari unit pengolahan awal Memotong rumput di tanggul kolam Membuang scum dan makrofita mengambang dari permukaan kolam fakultatif dan kolam maturasi. Jika lalat berkembang biak dalam jumlah besar pada scum di kolam anaerobik, scum harus dipecah dan ditenggelamkan dengan semprotan air. Membuang setiap material yang menghalangi inlet dan outlet
33
Memperbaiki setiap kerusakan pada kolam yang disebabkan oleh hewan pengerat atau atau hewan penggali lainnya. Memperbaiki setiap kerusakan di pagar dan gerbang.
f. Pegurasan Lumpur Sesuai dengan nilai desain, berapa lumpur yang akan terkumpul setiap tahun dalam kolam anaerobik. Lumpur harus dikuras/ dikurangi jika sudah mencapai sepertiga dari kapasitas lumpur maksimal Sludge yang terkumpul sebaiknya diambil dan dibuang dari kolam anaerobik sekali setiap tahun. Alat penyedot lumpur hendaknya cukup memadai, seperti unit penyedot kontinus, kompresor udara dan kapal. g. Pembuangan lumpur
h.
Sludge drying bed dibagi jadi 3 (tiga) bagian jalur operasi, artinya secara bergantian sludge drying bed akan dioperasikan untuk isi, pengeringan, kuras dan rawat . Lumpur yang terkumpul di kolam anaerobik disalurkan ke sludge drying bed lewat sludge discharge unit atau secara manual setahun sekali. Pengisian sludge drying bed harus dilakukan dari kolam ke kolam. Jika konsentrasi lumpur sebesar 20%, dan kapasitas serta lama operasi unit pompa diketahui, maka dapat dihitung pengisian kolam akan penuh dalam berapa hari . Lumpur yang sudah berada dalam drying bed akan terpisah menjadi lapisan atas yang bening dan lapisan bawahnya yang kental. Atur pintu air/stop log supaya lapisan bening bagian atas dapat dibuang keluar dan masuk ke kolam pengolahan lagi. Atur pintu tersebut berulang ulang sehingga konsentrasi lumpur semakin kental dan tidak mau memisah lagi beningannya. Setelah itu lumpur dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 (dua) atau 3 (tiga) bulan sampai bisa diambil dengan sekop. Lumpur yang sudah kering bisa diangkut dengan truk dan dibuang ke tempat pembuangan sludge atau dibuat pupuk. Kebersihan Lingkungan Instalasi pengolahan air limbah dapat saja menjadi kotor karena operasi-operasi seperti halnya memindahkan pasir dari grit chamber, memindahkan sludge yang terkumpul dari anaerobik lagoon, memindahkan lumpur kering dari sludge drying bed, dan lain sebagainya. Gunakan service water pump untuk memelihara kebersihan instalasi pengolahan limbah. Sediakan beberapa titik strategis tempat kran air dengan tekanan pompa service ini. Sediakanlah beberapa hose station pada beberapa lokasi yang strategis, setiap hose station ada sebuah kotak yang berisi peralatan seperti selang, sikat, sprayer.
34
i.
Sebelum mengoperasikan pompa air, siapkan selang untuk area yang akan dibersihkan, baru kemudian operasikan pompa . pompa air bisa dioperasikan dengan menekan tombol on/off pompa. Pemeliharaan Peralatan
Adalah penting untuk menjalankan tugas-tugas pemeliharaan yang layak supaya tercapai fungsi dan kinerja instalasi pengolahan limbah yang baik. Manual ini berisi kegiatan-kegiatan pemeliharaan instalasi pengolahan limbah sistem kolam stabilisasi. Personil yang terlibat harus detail dalam memahami dan memelihara agar instalasi ini senantiasa dalam kondisi yang baik. Pemeliharaan harus dilakukan secara periodik sesuai dengan suatu standar yang spesifik: 1) Inspeksi Harian Pemeriksaan harian ditetapkan pada jam yang sama setiap hari untuk melihat apakah ada kelainan/ anomali pada mesin atau peralatan yang sedang berkerja. Hasil inspeksi dicatat dalam Tabel Inspeksi Harian 2) Inspeksi Periodik Inspeksi periodik dilakukan menurut standar inspeksi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ini dimaksudkan untuk memahami kondisi abrasi / ke-aus-an dan kelapukan pada mesin dan peralatan yang ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan penggantiannya secara sistematis. Jika ditemukan cacat atau kerusakan, langkahlangkah perbaikan harus dilakukan saat itu juga. Hasil pemeriksaan harus dicatat. 3) Standar Inspeksi/Pemeliharaan Dengan inspeksi tahunan, 6 (enam) bulanan, 4 (empat) bulanan, bulanan atau harian, item dan hasil inspeksi tiap-tiap mesin dan peralatan harus dicatat seperti berikut ini:
35
Tabel 6. Contoh Catatan Pemeriksaan Harian Tanggal: _______________ No 1
Nama Servis Pompa angkat
Item Pemeriksaan 1 2
2 3 4
5
Gate / Pintu air Sand Pump Cyclone Separator / Screw Separator Aerator (jika ada)
Suara, getaran, dan panas Pengukuran Arus Listrik Temperatur Bearing (diukur dengan tangan)
1 1 1
Minyak pada bagian berulir pada spindle Penurunan flow rate akibat penyumbatan Catatan pasir yang dipindahkan dari sand pot
1
Pengukuran Arus Listrik Temperatur Bearing (diukur dengan tangan)
2 6
Service Water Pump
1 2
Suara, getaran, dan panas Temperatur Bearing (diukur dengan tangan)
7
Derek / Rake screen
1 2
Suara disimpan dan diberi tutup jika tidak sedang digunakan pemeriksaan aspek keamanan saat pengoperasian
3 8
Saringan kasar (Coarse ScreenI
1
Membersihkan sludge dari saringan dan memeriksa catatannya.
9
Unit Pembuangan Lumpur Engine generator
1 2
Kebocoran pengoperasian Pompa / pengoperasian kapal keruk Jumlah minyak pelumas, air pendingin dan minyak bahan bakar air cleaner kekencangan pada belt, kabel, dll
10
1
2 3 Keterangan: √ Dalam kondisi baik X Tidak baik/rusak
36
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
j. Pemeliharaan Trunk Sewer/Saluran Limbah Utama Saluran limbah harus terus menerus menyalurkan limbah ke instalasi pengolahan air limbah. Patroli harus memeriksa setiap manhole (lubang masuk gorong-gorong) di trunk sewer secara periodik. Saat pemeriksaan, semua sampah seperti grit, kantong plastik, atau benda asing lainnya yang terkumpul di manhole harus dibuang sampai tuntas. k. Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Unit IPAL secara keseluruhan dicek dan dicatat semua aktivitas yang dilakukan oleh operator. Untuk memudahkan pemeriksaan pada kegiatan pemeliharaan IPAL, buatlah tabel pencatatan seperti contoh dibawah ini, sehingga pekerjaan pemeliharaan bisa lebih sistematis. Tabel 7. Contoh Catatan Pemeriksaan Mingguan Tanggal: _____________________ No 1
Nama Servis Lift pump
Item Pemeriksaan 1
Memeriksa tinggi permukaan minyak pada grease tank dan pengisian kembali minyak pelumas
2 2 3 4 5
Aerator (jika ada) Service water pump Derek / Rake screen Unit Pembuangan Lumpur
1 2 1
Minyak pelumas Kekencangan belt Minyak pelumas
1
Minyak pelumas
1
Inlet pompa/float switch (tersumbat oleh lumpur) sambungan pipa yang longgar sambungan kabel/selang yang longgar
2 3 Keterangan: √ Dalam kondisi baik X Tidak baik/rusak
37
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
Tabel 8. Contoh Catatan Pemeriksaan Bulanan Tanggal: _______________ No
Nama Servis
Item Pemeriksaan
1
Lift pump
1 Mengencangkan baut yang longgar (termasuk baut pondasi)
2
Aerator (jika ada) Unit Pembuang Lumpur Derek / Rake screen
1 Kekencangan drive belt
Generator
1 Pengoperasian tanpa beban untuk mencegah tidak mengoperasikan dalam waktu yang lama, karena generator tidak dalam pengoperasian secara konstan. perubahan air pendingin perubahan minyak bahan bakar
3 4
5
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
1 Mengencangkan baut yang longgar 1 Pengoperasian tanpa beban untuk mencegah tidak mengoperasikan dalam waktu yang lama, karena generator tidak dalam pengoperasian secara konstan perubahan air pendingin perubahan oli perubahan minyak bahan bakar
Keterangan: √ Dalam kondisi baik X Tidak baik/rusak
Tabel 9. Contoh Catatan Pemeriksaan Catur Wulanan Tanggal: _____________ No
Nama Servis
Item Pemeriksaan
1
Lift pump
1
Penggantian minyak pelumas
2
Gate / pintu air
1
Pemberian grease baru pada spindle
3
Sand pump
1
pemeriksaan dan mengisi kembali minyak pelumas
4
Aerator (jika ada)
1
Mengganti minyak pelumas
Keterangan: √ Dalam kondisi baik X Tidak baik/rusak
38
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
No 1 2
Tabel 10. Contoh Catatan Pemeriksaan 6 (enam) Bulanan Tanggal : ______________ Hasil Keterangan Nama Servis Item Pemeriksaan Pemeriksaan Service water 1 Penggantian minyak pelumas pump 1 Penggantian minyak Engine pelumas Generator
Keterangan: √ Dalam kondisi baik X Tidak baik/rusak
Tabel 11. Contoh Catatan Pemeriksaan Tahunan Tanggal: ___________ No 1
2
Nama Servis Lift pump
Gate / pintu air
Item Pemeriksaan 1 2 3 1 2 3
3
Sand pump
1 2 3
4
5
6
Cyclone separator / Screw separator
1
Aerator (jika ada)
2 1
Service water pump
2 3 1 2
Memperbaharui coating Overhaul pada driving section Abrasi pada saringan membuang pasir dari bagian hisap memperbaharui coating karat dan abrasi pada gate sampah yang menempel permukaan water-stop dan karat serta kerusakannya memperbaharui coating bagian dalam impeller perubahan dalam minyak pelumas motor test insulation onderdil yang perlu diganti memperbaharui coating overhaul memperbaharui coating overhaul bagian bergerak onderdil yang perlu diganti memperbaharui coating overhaul bagian yang bergerak onderdil yang perlu diganti
39
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
Tabel 11. 1 Contoh Catatan C Pemeeriksaan Tahuunan (Lanjuttan) No 7
Nama Serrvis D Derek / rake
Item Pemeriksaan n 1 2
8 9
SScreen U Pembuanngan Unit L Lumpur
3 1 1 2 3
Hasil Pemeriksaaan
Keterrangan
Mengganti oli gear case Mengganti oli roda trolleyy gear Memperbahaarui coating
Memperbahaarui coating memperbahaarui coating overhaul baggian dalam pom mpa / tangki abrasi katup--katup
Keteraangan: √ Dalam m kondisi baik X Tidak baik/rusak
6. a.
PENGOPER P RASIAN UN NIT PENGO OLAHAN AIR A LIMBAH P Pengendapa an /Sedimen ntasi awal
Jika mem makai tangkii pengendapaan dengan peeralatan mekaanik (mechannical clarifieer).
Gaambar 25. Taangki Pengenndap Pertamaa Tipe Mechanical Circuular (Sumber: Metcalf M & Eddy, 2000)
40
Hidupkan listrik pada clarifier 1 pada kontrol panel. Periksa apakah mekanik scapper dan scoop pada tangki clarifier sudah berjalan normal. Hidupkan pompa lumpur sekali atau dua kali setiap harinya. Periksa apakah lumpur tersalurkan dengan baik kekolam pengering lumpur.
Jika memakai kolam pengendapan natural, misal operasionalnya adalah sebagai berikut:
dengan konstruksi tangki septik, maka
Sedot dan buang lumpur pada periode tertentu menurut desain, misal setiap 6 (enam) bulan atau setiap tahun. Serok dan buang juga scum yang terkumpul pada bagian atas air. Penyedotan bisa memakai pompa lumpur, pompa vacuum, pompa angkat dengan udara, atau bisa memakai jasa mobil sedot tinja. Masukan lumpur dan scum tersebut pada kolam pengering lumpur. Serok lumpur yang telah kering dari kolam pengering tersebut secara periodik, buang ke pembuangan lumpur, atau gunakan sebagai pupuk.
b. Pengolahan Anaerobik Teknologi pengolahan secara Anaerobik sebagai pengolahan awal/primary treatment pada IPAL komunal, bertujuan untuk mengurangi/menekan biaya operasi yang timbul, bandingkan jika hanya memakai pengolahan aerobik (misal RBC) saja. Teknologi yang biasa dipakai adalah tangki septik model baffle atau anaerobik filter. Pada kedua teknologi tersebut tidak diperlukan sistem pengoperasian khusus, setelah air limbah masuk secara kontinyu lewat kota pengontrol aliran, maka pemeliharaan rutin adalah : Sedot lumpur dari kolam anaerobik, setiap tahun Penyedotan bisa memakai pompa lumpur, pompa vacuum, pompa angkat dengan udara, atau bisa memakai jasa mobil sedot tinja. Pada konstruksi baffle septic tank, penyedotan lumpur tidak boleh sampai habis, sisakan sekitar sepertiga dari akumulasi lumpur yang ada. Masukan lumpur ke sludge drying bed, dan keringkan. Ambil/sekop lumpur yang telah kering dari kolam pengering lumpur, buang lumpur tersebut ke tempat pembuangan atau gunakan untk keperluan lain.
41
Media
Filter Anaerobik
Gambar 26. Kompartemen Pada Filter Anaerobik
c. RBC (Rotating Biological Contactor) Unit RBC bisa diletakkan selevel dengan unit anaerobik, dibawah tanah, dan bisa juga diletakan di atas tanah ataupun di atas bangunan. Peletakan unit RBC bergantung pada kondisi lokasi yang ada.
Gambar 27. Rotating Biological Contactor
42
Secara umum teknologi RBC mengkonsumsi energi/listrik sangat kecil, sehingga hal inilah yang menjadikan RBC berkembang pesat. Perbandingan kasar antara teknologi RBC dan Activated sludge (sama sama pengolahan dengan sistem aerobik) adalah 1 : 10, sehingga biaya operasional dengan sistem RBC sangat rendah. Sebagai gambaran RBC dengan teknologi lattice 3 dimensi dengan motor penggerak hanya 2 HP (1,5 KW) sanggup menghilangkan kandungan BOD sampai 20 Kg BOD per harinya. Teknologi lumpur aktif dengan kapasitas sama akan membutuhkan energi sampai 20 HP (15 KW) Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa o o o o o
Periksa apakah operation panel (panel kontrol operasi) sudah menyala. Panel operasi ada di ruang mesin. Periksa lampu indikator yang berwarna hijau. Jika lampu indikator energi/listrik tidak menyala, hidupkan NFB untuk power supply. Periksa listrik yang disalurkan ke RBC. Listrik tersambung jika lampu indikator yang warna hijau menyala. Jika lampu operasi tidak menyala, hidupkan NFB untuk RBC didalam panel listrik.
Pengoperasian o RBC hanya punya sistem pengoperasian secara manual. o Pada panel listrik RBC terdapat tombol on dan off o Pijit tombol on maka RBC akan berputar, dan tekan tombol off, maka RBC akan berhenti. o Pada panel listrik tersebut juga terdapat satu tombol besar berwarna merah, namanya tombol emergensi, jika terjadi kondisi darurat tertentu, pijitlah tombol merah tersebut dan seluruh unit mesin yang bergerak akan segera berhenti/stop. o RBC dioperasikan non-stop tanpa berhenti, hentikan RBC hanya untuk pemeliharaan rutin dan atau dalam keadaan darurat. d. Cara menumbuhkan Mikroba Pada Awal Operasi RBC Secara natural mikroba akan tumbuh sendiri pada media RBC setelah beberapa minggu RBC beroperasi. Ada beberapa trik untuk mempercepat pertumbuhan mikroba yaitu: o
Pasokan limbah yang masuk diperbesar debitnya, contoh: bila desain parameter untuk pasokan limbah masuk sebesar 1 m3/ menit, maka jadikan menjadi 2 m3/menit, setelah mikroba terlihat tumbuh (sekitar 2 minggu), maka pasokan dikembalikan lagi ke normal.
o
Bisa menambahkan nutrisi kedalam bak/vessel RBC contohnya susu atau pupuk urea. Jika diberi nutrisi, maka pasokan limbah yang masuk hendaknya dihentikan atau diperkecil menjadi 25% sampai terlihat mikroba tumbuh pada media, dan secara
43
berangsur aliran air limbah ditambah sampai pada aliran normal.
o
Secara umum mikroba pada media RBC akan tumbuh antara 2-6 minggu, dalam kondisi pH netral dan tidak terdapat kandungan yang bersifat toksik bagi mikroba.
o
Secara natural mikroba akan tumbuh lebih banyak pada bagian hulu RBC, dan semakin menuju ke outlet maka pertumbuhannya akan semakin kecil
Kondisi Microorganisme pada RBC. o
Pada umumnya putaran RBC telah dirancang sesuai dengan beban limbah yang akan diolah, sehingga pertumbuhan mikroba tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu kecil yang terlihat dari tebal atau tipisnya lapisan lendir pada cakram RBC.
o
Jika mikroba pada RBC terlalu tipis, bisa berarti bahwa kandungan organik pada limbah telah diuraikan pada pengolahan pada hulunya, misal dengan pengolahan anaerobik, sehingga dapat dikatakan mikroba pada RBC telah kehabisan makanan sehingga tidak bisa tumbuh dengan baik/sehat.
o
Tetapi jika dari analisis efluen, ternyata kandungan organiknya masih tinggi, berarti ada sesuatu hal yang menjadikan mikroba tidak mau tumbuh pada media RBC. Beberap hal bisa menjadikan kondisi seperti ini antara lain putaran RBC terlalu cepat, sehingga mikroba sulit menempel dan berkembang karena banyak yang rontok, pH mungkin terlalu asam atau terlalu basa atau terdapat kandungan yang bersifat toksik terhadap mikroba, seperti disinfektan, kandungan kimia, dan sebagainya. • Jika mikroba terlalu tebal, hal ini juga akan merugikan kinerja RBC karena luas permukaan RBC menjadi lebih kecil sehingga mikroba yang aktif jadi berkurang juga. Akibatnya efisiensi RBC akan menurun. • Mikroba terlalu tebal bisa diakibatkan karena beban organik yang masuk terlalu besar, dengan kata lain makanan terlalu banyak sehingga mikroba akan tumbuh terlalu gemuk • Atau putaran RBC terlalu lambat, sehingga mikroba tua yang berada pada permukaan tidak mau rontok, padahal mikroba tua kinerjanya juga sudah berkurang, dan harus dirontokan, supaya mikroba yang muda dan aktif bisa lebih berperan. • Kadang warna mikroba pada RBC berbeda beda, hal ini dikarenakan variasi mikroba pada RBC memang banyak, sehingga koloni jenis mikroba tertentu akan berwarna tertentu pula. Jika terjadi hal ini menandakan RBC berjalan dan berfungsi sangat baik.
44
e. Peengendapan n akhir / Seccondary Clarrifier Bak pengendap p p pada pengolaahan ini berfu fungsi mengeendapkan paddatan tersusppensi atau paartikel dan mikroba m dari proses aerobbik dihulunyya. Sama sep perti pada bakk pengendappan awal, biaasanya pada IPAL komunnal hanya dipakai kostruuksi sederhan na saja, tanpaa mekanik tertentu. Konsstruksi bak pengendapan p n akhir bisaa lebih keciil dibanding pengendapan awal, kaarena disini tidak didessain untuk menyimpan m l lumpur dalam m jangka waktu w tertentuu (1 tahun).. Endapan/lu umpur pada kolam ini dipompa d setiiap hari dan dimasukan pada bak peengendapan awal, pompaa bisa mpa lumpur,, atau jenis pompa p angkaat lainnya. mengggunakan pom
Gambar 28. Bak Pengen ndap Kedua f. Su uci Hama/D Disinfection Unit disinfeksi unntuk IPAL koomunal henddaknya dipak kai yang sedderhana saja, seperti tipe kotak ngki untuk proses p desinffeksi dapat dilihat d atau kanal dengaan tablet klorrin. Bentuk bak atau tan d bawah. Opperasional deesinfeksi akaan diuraikan selanjutnya. pada Gambar 31 di M klorrin tablet padda wadah yanng telah diseediakan Masukan Atur A bukaan pintu p air (gate) pada alat tersebut Periksa/analis P sa kandungaan khlorin paada efluen ak khir, setelah kandungan mencapai 4 ml/lt, k kencangkan b pada gatte tersebut. baut Secara S berkalla periksa unnit desinfeksi ini dari kottoran yang menyumbat m paada pintunyaa. Tablet T klorin dimasukan pada p wadah yang y tersediaa, dan klorinn akan mencaair secara perrlahan jiika terkena aliran a air lim mbah efluen, dan secara berkala dipeeriksa dan dditambahkan tablet k klorin nya jikka telah habiss.
45
7. PERAWATAN RBC a. Perawatan Rutin Motor Apabila mitor dilengkapi dengan grease fittings dan relief plugs, maka sebaiknya diberikan pelumasan ulang setiap setahun sekali dengan minyak untuk motor secukupnya. Reducer / Gear Box Reducer/Gear Box pada unit RBC diisi dengan oli sederajat SAE – 40, atau isi sesuai dengan spesifikasi pada brosur. Diperlukan pengecekan visual secara berkala. Perikasa level oli dan tambahkan dengan oli yang sama sehingga level yang diperlukan. setiap tahun sekali oli gear box diganti dengan oli yang baru dengan jenis dan tipe yang sama.
Wadah khlorin tablet
Chlorinated
Chlorin
Gambar 29. Unit Desinfeksi Bearings Bearings dilumasi dengan grease/gemuk. Pelumas lama-kelamaan akan habis dan laju pengurangannya merupakan fungsi dari kondisi operasi. Setiap minggu sekali pompa/masukan grease ke bearing lewat grease nipple nya dengan alat grease-gun. Sprocket dan Rantai Penggerak rantai sebaiknya diperiksa setiap 3 (tiga) bulan untuk hal-hal berikut dibawah ini:
46
jika rantai ditutupi pasir atau kotoran, harus dibersihkan dengan kerosin dan kemudian diberi pelumas kembali. o periksa oli dan pengotor seperti potongan kayu, debu atau pasir o ganti oli jika perlu ( disarankan menggunakan oli dengan viskositas SAE 30 pada suhu ruangan 5-30o C ) o periksa tegangan rantai dan kencangkan jika diperlukan o
b. Perawatan Sistem Proses Hal-hal berikut harus diperhatikan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi RBC yang optimum : o
Hindari masukan deterjen dalam jumlah banyak kedalam RBC, gunakan deterjen yang biodegradable. Sistem ini sendiri dapat mendegradasikan deterjen dalam jumlah yang normal. Harus diperhatikan untuk penggunaan mesin cuci agar digunakan jumlah deterjen yang sesuai petunjuk pemakaian. Jumlah deterjen yang berlebihan dapat menimbulkan bau pada sistem pengolahan.
o
Hindari masukan minyak dalam jumlah banyak ke dalam RBC. Sistem dapat mengolah minyak dan lemak dalam jumlah tertentu. Jika minyak dan lemak terlalu banyak hingga menutupi saluran permukaan air limbah di primary clarifier yang mengakibatkan terhalangnya air limbah dengan udara.
o
Jangan membuang minyak dalam jumlah yang banyak di pipa inlet.
o
Lumpur dan padatan yang terapung harus dibuang minimum tiga bulan sekali untuk mempertahankan operasi optimal dalam sistem.
o
Jangan masukan bahan-bahan yang tidak dapat diolah secara biologis seperti plastik, karet, popok bayi, pembalut wanita, rokok dll.
o
Jangan masukan bahan-bahan kimia kedalam sistem karena dapat mematikan bakteri yang digunakan untuk pengolahan. Contohnya pembersih lantai, desinfektan, bahan kimia yang bersifat asam atau basa, bensin, oli, dll
o
Jangan hubungkan aliran listrik lain ke panel kontrol karena akan merusak sistem kontrol.
c. Perawatan Mekanikal RBC RBC sangat mudah dioperasikan dan beberapa pekerjaan dapat dilaksanakan secara otomatis. Kondisi ini memiliki kecendrungan kecendrungan untuk mengabaikan perawatan. Perlu diingat bahwa kecermatan pengamatan akan sangat mendukung program pemeliharaan dan perawatan sehingga dapat diperoleh umur pakai dan kinerja terbaik. Untuk mencapai hal tersebut langkah yang perlu dilakukan adalah :
47
Penggerak RBC – Motor Penggerak o Amati tingkat kepanasan motor (dapat dipegang dengan tangan terbuka selama 5 menit) o Teliti dan cermati apakah ada bunyi gesekan yang tidak wajar o Perhatikan apakah ada gerakan/ayunan yang tidak wajar Pemerikasaan Reducer / Gear Motor c Amati tingkat kepanasan pada reducer c Amati ketinggian minyak pelumas dalam reducer c Amati apakah ada gerakan /ayunan yang berulang . Pemeriksaan Bearing o Periksa pelumas pada bearing baik jumlahnya maupun sifat pelumasannya. Bila grease sudah mengalami penurunan dalam tingkat pelumasannya, ganti dengan grease yang baru o Amati apakah ada gerakan /hentakan/ bunyi gesekan yang tidak normal Dengan pengamatan tersebut , indikasi adanya gangguan pada : o Bearing: menunjukkan kemungkinan adanya gangguan pada shaft o Reducer: menunjukkan terjadinya ketidakseimbangan beban atau dudukan motor dan reducer tidak kokoh o Rantai: Periksa keluasan rantai pada waktu berputar o Periksa ketegangan rantai pada bagian sisi penarik (tigth strand) maupun bagian pengulur (slack strand). o Ketidak selarasan dan ketidak seimbangan pada rantai menunjukkan perlu pengaturan ulang kedudukan reducer Pemeriksaan Sprocket o Amati keausan pada gigi Sprocket o Amati Keselarasan antara sprocket besar dan sprocket kecil Bak Pelumas Rantai (Oil Bath) o Periksa ketinggian oli yang ada, tambahkan bila kurang o Ganti Oli tersebut bila terkontaminasi (kotoran padat, bercampur air, dsb) Selain pengamatan terhadap bagian bergerak tersebut diatas, perlu dilaksanakan pengamatan terhadap keteraturan putaran RBC. Putaran dinilai normal apabila: o putaran teratur dan tidak tersendat-sendat o apabila bagian RBC yang mengalami kelambatan, maka pengamatan terhadap putaran RBC dibagi dalam ¼ lingkaran. Apabila selisih waktu putaran antara ¼ lingkaran kurang dari tiga detik, putaran RBC masih dianggap normal.
48
8. OPERASI DAN PEMELIHARAAN OXYDATION DITCH a. Deskripsi Oxydation Ditch adalah metoda pengolahan air limbah dengan menerapkan proses extended aeration sebagai salah satu modifikasi proses lumpur aktif konvensional. Prinsip utama dari proses ini adalah untuk mengurangi produk lumpur (excess sludge), dengan lima perbedaan utama dibandingan dengan proses lumpur aktif konvensional, yaitu: • Waktu detensi yang lebih lama, sehingga volume reaktor lebih besar • Beban organik yang lebih rendah • Konsentrasi MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid) yang lebih tinggi • Konsumsi oksigen yang lebih tinggi • Tidak dilengkapi dengan bak pengendap pertama dan unit digester Lebih lengkapnya, berikut diuraikan kelebihan dan kelemahan Oxydation Ditch: Tabel 12. Kelebihan dan Kelemahan Oxidation Ditch Keuntungan
Kerugian
Lebih ekonomis, terutama bila lahan mahal dan suilt didapati Sedikit membutuhkan peralatan mekanis Biaya konstruksi yang murah Instalasi tidak menimbulkan bau
Membutuhkan operator yang terlatih, terampil dan terdidik Kebutuhan listrik yang tinggi Pemeliharaan aerator yang banyak Adanya potensi kenaikan lumpur karena denitrifikasi pada pengendap kedua (secondary clarifier)
Lumpur terbuang dapat di dewatering dengan cepat pada unit drying bed tanpa bau Lumpur terbuang relatif lebih stabil Volume lumpur terbuang lebih besar Tingkat menetralisasi lumpur terbuang tinggi Tidak membutuhkan unit prasedimentasi atau digester Dapat di desain untuk memisahkan fosfor dan nitrogen secara biologis
Oxydation Ditch memberikan efisiensi yang cukup bagus dengan > 95% pemisahan suspended solid, > 98% pemisahan BOD dan 40-80% pemisahan amonia nitrogen. Disamping itu, Oxydation Ditch dapat mengolah air limbah industri secara efisiensi pada konsentrasi BOD5 hingga 8.000 mg/liter dan biaya proses akan lebih murah 49
dibandingkan pengolahan biologis biasa apabila debit air yang diolah sekitar 380-3.800 m3/hari. Adapun alur proses dari Oxydation Ditch adalah sebagai berikut: • Raw sewage dari unit bar screen atau communitor dialirkan langsung ke Oxydation Ditch sementara rotor bekerja kontinyu • Efluen Oxydation Ditch dialirkan ke bak pengendap agar lumpur yang terjadi selama proses oksidasi dapat dipisahkan • Sebagian lumpur yang mengendap dikembalikan lagi ke Oxydation Ditch dengan pompa, dan sisanya sebagai produksi lumpur (excess sludge/wasted sludge) dialirkan langsung ke unit drying bed (unit pengolahan lumpur) • Lumpur yang telah diolah akan lebih stabil sehingga bisa dimanfaatkan sebagai soil conditioner dan pupuk b. Kebutuhan Operasi dan Pemeliharaan • Monitor kualitas efluen sesuai dengan standar aliran dan/atau standar efluen yang berlaku • Analisis proses operasi (seperti MLSS, DO, selimut lumpur, settleability) • Pembersihan rutin screen, pelimpah, mekanisme skimmer, dinding tangki, dan komponen lainnya c. Pra-Start Up • Analisis Air Limbah Manfaat analisis di sini sebagai informasi untuk estimasi: start up loading, kebutuhan kimia, level pH dan sebagainya. Informasi yang diperlukan adalah analisis konsentrasi BOD5, COD, TSS, pH, NH3-N, Ortho-Phosphor dan analisis khusus. • Pembibitan (Seeding) Urutan kegiatan persiapan pembibitan: o Pilih sampel dari sistem pengolahan dan jenis limbah yang sama. Jika tidak tersedia tetap diperlukan periode akilmatisasi biologi mulai berproduksi secara tepat o Urutan prioritas sumber-sumber air limbah yang harus diambil terdiri dari: Sludge underflow dari final setting tangki pengendap II Mixed liquor pada tangki aerasi Mixed liquor pada digester aerobik
50
Lakukan pengujian mikroskopik terhadap bahan-bahan dasar secepat mungkin agar kualitasnya dapat segera diketahui. Kualitas mikroorganisme yang baik adalah dalam bentuk kehidupan mikroskopik yang lebih tinggi dan dalam jumlah moderat dan tinggi Lakukan tes DO up-take pada masing-masing sampel agar lebih terjamin kualitas yang lebih baik Perlunya pengamanan transportasi dengan baik Kapasitas seed material dicari dengan formula: Kap = VX / x, …………………………………………………….(1) Keterangan: Kap = kapasitas bahan dasar (liter) V = kapasitas tangki aerasi (liter) X = konsentrasi MLSS awal dalam tangki aerasi = 500 mg/liter x = konsentrasi bahan dasar, (mg/liter) a) Proses Checklist Tabel 13. Proses Checklist dapat menggunakan tabel berikut Hasil analisa sampel
Kondisi start-up
Seeding
BOD5 = …. mg/liter COD = …. mg/liter pH = NH3 = …. mg/liter O-P = …. mg/liter Debit = …m3/hari Rasio F/M = Nutrien N = … kg/hari Nutrien P = … kg/hari Asam = … liter/menit Basa = … liter/menit Jumlah Sumber Jenis proses (serupa/tidak) Jenis limbah (serupa/tidak) Mocro exam (ok/tidak ok) Sumber titik sampling VSS (mg/liter) Kebutuhan seed material - kg - liter Kebersihan transportasi
51
1……2……3……4……5
d. Start Up (Uji Coba) i. Dry Check-Up (pemeriksaan dalam kondisi kering) Kegiatannya meliputi: • Arah aliran pada masing-masing pipa ditandai dengan cat berbeda, misalnya untuk influen, efluen, lumpur dan sebagainya • Pemberian pelumas, dan tes setiap perlengkapan • Tangki-tangki dan perpipaan dibersihkan dari debu dan kotoran • Light meter, indikator dan recorder harus dalam keadaan siap dioperasikan • Dokumen berupa instruksi pabrik dan manual pemeliharaan harus sudah dibaca dan disiapkan di tempat khusus sebagai referensi • Kelengkapan daily operating log untuk mencatat data-data harian ii.Wet Check-Up (pemeriksaan dalam kondisi basah) Kegiatannya meliputi: • Isi tangki aerasi dengan air secara perlahan • Untuk diffused air system, suplai udara segera diberikan begitu aerator mulai terendam dan debit udara ditingkatkan secara bertahap hingga tangki aerasi terisi penuh • Untuk surface aerator akan dihidupkan bila air di tangki aerasi sudah penuh • Isi final settling tank hingga penuh, periksa limpahan air pada pelimpah dan apabila elevasinya tidak merata maka perlu penyesuaian ketinggian pelimpah • Tes semua drain, valve, gate dan pompa return sludge • Tangki aerasi diisi dengan air limbah dan secara estafet air yang ada akan diganti oleh air limbah sehingga aerator dapat mentransfer udara ke air limbah iii. Pembentukan Lumpur Aktif Kegiatannya meliputi • Lakukan seeding • Gunakan rasio resirkulasi tinggi dari final settling tank, bahkan bila perlu ditambah dengan bypassing sludge dari primary settling tank (untuk membentuk padatan) Waktu pembentukan lumpur aktif sekitar 1,5-3 bulan dan pada masa tersebut kemungkinan diperlukan desinfeksi efluen guna mencegah pencemaran badan air mengingat efisiensi sistem belum optimal. 52
iv.
e.
Pengendalian Untuk mencapai efisiensi yang diinginkan, ada tiga metode pengendalian zat padat dengan cara pembuangan lumpur (waste sludge) untuk menjaga MLVSS selalu konstan, menjaga rasio F/M selalu konstan atau menjaga umur lumpur selalu konstan. Monitoring i. Konsep dasar • Membandingkan indikator kualitas yang terjadi dan yang diharapkan • Membuat action plan, antara lain: o Kapan saat menghidupkan dan mematikan pompa o Kapan saat menutup dan membuka katup-katup o Kapan dan berapa debit return sludge dan waste sludge disalurkan ii. Teknik Monitoring Terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu:
Secara Visual: • Warna (lumpur yang baik dan aerobik biasanya berwarna merah tua kecoklatan dan lumpur yang berwarna hitam gelap tidak aerobik) • Bau • Buih (apabila banyak berarti kondisi pengoperasian yang kurang baik) • Pertumbuhan alga (apabila banyak berarti nutrien yang tinggi pada influen instalasi) • Pola penyebaran aerator • Kebeningan efluen • Gelembung udara (apabila ada maka kemungkinan lumpur yang tertahan di dalam tangki sudah terlalu lama sehingga return sludge perlu dinaikkan atau lumpur terbuang harus dikurangi) • Bahan-bahan yang mengapung (disebabkan tingginya konsentrasi minyak dan lemak dapat mengganggu proses pengendapan lumpur yang pada ujungnya mengurangi efisiensi reduksi BOD5) • Akumulasi zat padat (biasanya disebabkan oleh pengadukan yang kurang memadai dan tidak efektifnya grit chamber yang disediakan sebelum pengendapan primer)
53
Secara analisis: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p.
DO BOD COD Tes laju DO up-take SS dab VSS di mixed liquor Nutrien pH Minyak dan lemak Temperatur Analisis mikroskopik Kedalaman selimut lumpur Asiditas dan alkalinitas Jar test Debit Waktu detensi Kapasitas pembubuhan kimia
f. Masalah yang mungkin timbul serta solusinya Masalah yang kemungkinan akan timbul pada instalasi unit dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini. Tabel 14. Permasalahan Pada Tangki Masalah
Penyebab
Solusi
Bulking Sludge, dimana lumpur dari reaktor mempunyai karakteristik pengendapan jelek atau kompaktibilitas jelek
Berkembangnya organisme filamentous, terutama sphaerotilas yang tidak dapat mengendapkan dibawah kondisi kurang/tidak sesuai atau - DO dan pH rendah - Rasio F/M tinggi - Nutrien kurang - Lonjakan beban organik Tebal selimut lumpur terlalu tinggi
Dapat dikurangi atau dihilangkan dengan cara - Tingkatkan DO di TA hingga 2 mg/liter - Tambahkan kapur hingga pH > 8 Klorinasi berat hingga membasmi organisme penyebab bulking
Lumpur klarifier
mengambang
di
54
Sediakan clear zone diatas selimut sludge 0,5 m dengan menambah waste sludge secara bertahap
Tabel 14. Permasalahan Pada Tangki (Lanjutan) Masalah
Penyebab
Deflokulasi di klarifier
Flok berjurai floc) di klarifier
(straggler
Floc seperti peniti (pin floc) di klarifier terutama pada sistem extended aeration Buih putih bergelembung
Buih coklat tebal/kental
tua
dan
- pH rendah/rendah - Nutrien kurang - Mengandung bahan toksik - Lumpur terlalu muda - MCRT rendah - Lonjakan beban organik - Aerasi berlebihan - Lumpur terlalu tua - MCRT tinggi - Lumpur terlalu muda - MCRT rendah - DO rendah - Lonjakan beban organik - Mengandung bahan toksik - Lumpur terlalu tua - MCRT tinggi
Solusi -Tambahkan kapur -Tambahkan nutrien -Pengendalian influen -Tambahkan kapur -Tambahkan nutrien -Pengendalian influen -Pola operasi aerator -Naikkan lumpur terbuang secara bertahap hingga MCRT minimum -Kurangi lumpur terbuang secara bertahap -Pola operasi atau modifikasi aerator -Pengendalian influen Naikkan lumpur terbuang secara bertahap hingga MCRT minimal
A. UASB (UPFLOW ACTIVATED SLUDGE BLANKET) UASB terdiri dari lapisan lumpur kental yang terflokulasi atau berbutir (sludge blanket) yang dikembangkan di dalam suatu reaktor, dimana air limbah baku dialirkan ke dalamnya dengan pola up-flow. Butiran lumpur berdiameter 1-2 mm tertahan di dalam suspensi dengan ketebalan tertentu sebagai pertumbuhan biologi aktif. Di dalam reaktor akan terbentuk tiga lapisan cair yaitu: 1. Bed lumpur (lapisan bawah) dengan konsentrasi 40-100 kg VSS/m3 2. Selimut lumpur (lapisan aktif) dengan konsentrasi 15-30 kg VSS/m3 3. Cairan bening (lapisan atas) Aplikasi UASB terutama untuk mengolah air limbah industri dan limbah domestik dengan prosentase BOD/COD tinggi dalam bentuk terlarut seperti gula bit, pemrosesan kentang, maizena, ragi, bir, susu, pengalengan sayur dan buah, kertas, tempat potong hewan, tepung terigu dan gandum, alkohol, kimia, asam sitrat, kopi, lindi dan air limbah domestik. Adapun keuntungan dan kerugian metode ini jenis pengolahan ini dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
55
Tabel 15. Keuntungan dan Kerugian pada UASB Keuntungan Kerugian Cocok diterapkan di daerah tropis
Memerlukan waktu yang lama untuk menstabilkan slude blanket Konstruksi sederhana Memerlukan debit yang relatif konstan Peralatan mekanik yang minim sehingga Pemisahan COD hanya 60-80% biaya operasi dan pemeliharaan rendah Ada produk biogas yang dapat Diperlukan post treatment untuk dimanfaatkan memenuhi standar efluen seperti aerasi dengan cascade, pemisahan BOD/SS lanjutan atau desinfeksi Lebih murah daripada filter anaerobik Beberapa kesulitan untuk uji coba pada air limbah penyulingan, ragi dan jagung terutama untuk pengembangan lumpur yang kental dan berbutir Efluen dapat digunakan untuk irigasi Masalah buih pada tipe air limbah kaya karena fosfat dan nitrat tidak banyak protein tereduksi Produk lumpur bersifat stabil, mudah Pemanfaatan gas untuk membangkitkan penanganannya dan baik untuk pupuk tenaga membutuhkan peralatan khusus dan operator ahli
a. Start Up Tujuan pengaktifan proses UASB mempunyai 3 sasaran: 1. Akumulasi lumpur 2. Perbaikan kualitas lumpur 3. Formulasi blanket (selimut lumpur) Pekerjaan uji coba dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut: • Gunakan bibit lumpur granulated sebesar 10.000-15.000 g VSS/m3 atau < 40.000 g TSS/m3 volume reaktor yang diperoleh dari UASB tempat lain yang telah beroperasi dengan baik atau dengan kotoran sapi
56
•
Beban lumpur awal 0,05-0,1 g COD/g VSS.hari dengan cara mengatur debit yang masuk yaitu o Q = d X V / L1……………………………………………………(2) Keterangan: Q = debit yang masuk, m3/hari d = beban lumpur awal, g COD/g VSS.hari = 0,05-0,1 g COD/g VSS.hari X = VSS dalam reaktor, g/m3 = 10.000 - 15.000 g VSS/m3 L1 = COD yang masuk, g/m3> 5.000 mg/liter
•
Jangan tingkatkan beban tersebut bila volatile fatty acid (VFA, COD degradable) yang terdegradasi masih < 80% Lakukan wash-out terhadap lumpur yang mempunyai sifat pengendapan jelek Sebaiknya tahan bagian lumpur yang berat Jaga kondisi lingkungan di reaktor (pH > 6,2, penuhi nutrien, hilangkan/kurangi senyawa toksik)
• • •
Pelaksanaan start up dapat juga dilakukan meskipun tanpa pembibitan, hanya waktunya lebih lama hingga 10 minggu. b) Memonitor Pengoperasian Kegiatan monitoring kualitas terdiri dari: • BOD, COD, TSS pada influen dan efluen, periksa kinerjanya dan lakukan minimal setiap minggu • pH, VSS dan kadar air pada bed lumpur melebihi 100 kg/m3, maka diperlukan pembuangan lumpur dan lakukan minimal setiap minggu • Monitor produksi, komposisi dan bau gas dilakukan minimal setiap minggu • Penanganan lumpur yang dikeluarkan dari dasar UASB dan disalurkan langsung ke unit penanganan lumpur. Dengan drying bed, lumpur dapat dikeringkan selama minimal 6 hari atau bila kadar air sudah mencapai maksimal 70%. Dengan waktu pengeringan selama 1 minggu, maka sebaiknya pengeluaran lumpur UASB dilakukan setiap minggu. Penyesuaian jumlah unit drying bed dapat dihitung berdasarkan persamaan: I = As h / q P ………………………………………………………………(3)
57
Keterangan: I = interval lumpur dan belum termasuk 1 hari pengambilan cake (hari) As = luas bed, m2 h = tebal operasi lumpur basah di atas bed (m) q = kapasitas lumpur spesifik, 0,00015 m3/orang/hari P = penduduk terlayani, manusia Bila I < 6 maka diperlukan penambahan unit drying bed 9.
PEMECAHAN MASALAH /TROUBLE SHOOTING a) Begitu terjadi kondisi atau masalah yang abnormal, personil yang mengetahui harus melapor ke kepala IPAL. Dalam hal ini, standby unit yang sudah siap harus segera menggantikan b) suku cadang dan onderdil yang rusak harus diganti sesuai dengan petunjuk perawatan dari penjual mesin atau peralatan tersebut. c) jika standby unit dan onderdil yang rusak tidak tersedia di tempat, kepala IPAL harus memberitahu Kepala Dinas yang membawahi IPAL secara mendetail, supaya bisa menghubungi vendor. d) Catatlah alamat, telpon, email, dlsb. semua daftar vendor dan sub-vendor sebagai referensi. e) Pada kasus gawat darurat yang luar biasa, kepala IPAL harus menginstruksikan langkah langkah optimum kepada operator-operator tiap instalasi. Pada kasus terburuk, instalasi harus dihentikan sementara dan limbah dialirkan lewat by-pass tanpa pengolahan. Walau demikian, penghentian harus diminimalisir. f) Untuk peralatan yang terpisah, periksa petunjuk perawatan masing-masing peralatan tersebut.
58