BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
yang menjadi
indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu Negara, masih tergolong tinggi di Indonesia yaitu AKI 307/100.000 KH dan AKB 35/10.000 KH (SDKI 2002/2003). Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas di antara Negara-negara Asia Tenggara. Penyebab Kematian Ibu terbanyak adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, partus lama/macet 8% dan aborsi 5% (SKRT 2001). Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka kematianPerinatal, dimana kematian karena gangguan perinatal menurut Survey kesehatan Rumah Tangga 1986 adalah 42,3% dari kematian bayi pada usia 0-1 bulan. . Mengingat kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan maternal dan Perinatal sebagai kegiatan integrative di rumah sakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang bermasalah. Komplikasi Obstetri
tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin
saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu strategi penurunan kematian dan kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan pelatihan secara berkala. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di tingkat Puskesma. Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi sarana serta manajemen yang handal. 1
prasarana dan
Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu,
tenaga kesehatan
memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan perubaban perilaku dalam pelayanan kepada pasien.
1.2 Tujuan Pedoman 1. Tujuan Umum a. Peningkatkan Pelayanan maternal dan Perinatal yang bermutu dalam usaha penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia. 2. Tujuan Khusus a. Terlaksanany a manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek administrasi, manajemen, kompetensi, SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di Rumah Sakit. b. Terklaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di Rumah Sakit.
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan Upaya pelayanan PONEK : 1. Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan definitif. 2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK di ruang tindakan 3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi dan seksio sesarea 4. Perawatan intensif ibu dan bayi 5. Pelayanan Asuhan Antenatal resiko tinggi
1.4 PONEK Rumah Sakit Kelas C 1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis a. Pelayanan kehamilan. b. Pelayanan Persalinan. c. Pelayanan nifas. d. Asuhan Bayi Baru Lahir e. Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi (SDIDTK)
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dengan resiko tinggi a. Masa antenatal
Perdarahan pada kehamilan muda
Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
Gerak janin tidak dirasakan
Demam dalam kehamilan dan persalinan
Kehamilan ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan koma, tekanan darah tinggi.
b. Masa intranatal
Persalinan dengan parut uterus
Persalinan dengan distensi uterus
Gawat janin dalam persalinan
Pelayanan terhadap syok
Ketuban Pecah dini
Persalinan lama
Induksi dan akselerasi persalinan
Aspirasi vakum manual
Seksio sesarea
Episiotomi
Mal!pesentasi dan malposisi
Distosia bahu
Prolapsus tali pusat
Plasenta manual
Perbaikan robekan serviks
Perbaikan robekan vagina dan perineum
Perbaikan robekan dinding uterus
Histerektomi
Sukar bernafas
Kompresi bimanual dan aorta
Dilatasi dan kuretase
Ligase arteri uterine
Bayi baru lahir dengan asfiksia
BBLR
Resusitasi Bayi Baru lahir
Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
Anestesia spinal
c. Masa postnatal Masa nifas
Demam pasca persalinan
Perdarahan pasca persalinan
Nyeri perut pasca persalinan
Keluarga Berencana
Asuhan bayi baru lahir sakit
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal a. Hiperbilirubin b. Asfiksia c. trauma kelahiran d. hipoglikemi e. kejang f. sepsis neonatal g. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. h. gangguan pernafasan i.
kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA)
j.
gangguan perdarahan
k. renjatan (syok) l.
aspirasi meconium
m. koma n. Inisiasi Menyusui Dini o. Kangaroo Mother Care p. Resusitasi Neonatus q. Penyakit Membran Hialin r. Pemberian minum pada bayi resiko tinggi 4. Pelayanan Ginekologis a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi c. Perdarahan menoragia d. Kista ovarium akut e. Radang Pelvik akut f. Abses Pelvik g. Infeksi Saluran Genitalia 5. Perawatan Khusus (High Care Unit), Transfusi darah
1.5 Pelayanan Penunjang Medik 1. Pelayanan Darah a. Jenis Pelayanan Merencanakan kebutuhan darah di Rumah Sakit Menerima darah dari Unit Transfusi Darah yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah. Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah. Memantau persediaan darah harian atau mingguan. Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus pada darah donor dan darah resipient Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah resipient. Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO dan rhesus ke Unit Tranfusi Darah (UTD) secara berjenjang b. Kompetensi Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan Bank Darah di Rumah Sakit. Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan ketrampilan tentang Transfusi i darah,
penerimaan darah,
penyimpanan darah,
pemeriksaaan
golongan darah, pemeriksaan uji silang serasi, pemantauan mutu internal,
pencatatan,
pelaporan,
pelacakan
dan
dokumentasi,
kewaspadaan universal (universal precaution).
1.6 Batasan Operasional 1. PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif )
2. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal
adalah suatu sistem
pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal 3. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier. 4. Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam. 5. Periode Perinatal adalah jangka waktu dari masa kehamilan 22 minggu sampai 7 hari setelah lahir. Sebagai batasan operasional periode perinatal l dimulai pada usia kehamilan 27 minggu hingga bayi baru lahir usia 0-7 hari 6. Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh kembang manusia sejak masa konsepsi hingga 1 bulan setelah kelahiran, sehat, utuh, serta sanggup ! berkembang secara optimal sehingga tercipta generasi masa depan yang berkualitas. 7. Kematian Perinatal
adalah kematian yang terjadi pada janin dalam
kandungan usia 27 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari. 8. Keatian maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin, sampai masa nifas 42 hari setelah melahirkan, tidak memandang usia dan letak kehamilan, disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi bukan disebabkan kecelakaan
1.7 Landasan Hukum 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Undang - Undang Repullik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Peraturan Pemerintah ,Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 4. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Repullik
Indonesia
Nomor
340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit 5. Kepmenkes
RI
Nomor
1045/Menkes/PER/XI/2006
tentang
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
Pedoman
6. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1051/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit. 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
129 tahun 2008 Tentang Standar
BAB II STANDAR KETENAGAAN 2.1 Kualifikasi Sumber Daya manusia Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan PONEK maka standar tenaga di Rumah Sakit Dr. R. Soedjono Selong dijabarkan sebagai berikut : Nama Jabatan
Kualifikasi Formal
Ketua Tim PONEK
Dokter
Non Formal spesialis Pelatihan PONEK
kebidanan
dan
kandungan Koordinator UGD
Pendidikan Dokter
Pelatihan PONEK
Koordinator Poli Kebidanan
DIII kebidanan
Pelatihan PONEK
Koordinator ruang bersalin DIII kebidanan
Pelatihan PONEK
dan nifas Koordinator
pelayanan DIII kebidanan atau Pelatihan PONEK
Perinatologi
keperawatan
2.2 Distribusi Ketenagaan Pelayanan PONEK
dipimpin oleh dokter dan staf yang terdiri dari tenaga
medis, tenaga keperawatan yang berkualitas untuk menjamin dilaksanakannya pelayanan yang telah ditentukan, yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Ketua Tim PONEK adalah spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang terlatih 2. Koordinator IGD adalah dokter umum yang bertugas di IGD 3. Koordinator Poli kebidanan adalah lulusan DIII kebidanan masa kerja minimal 3 tahun 4. Koordinator pelayanan ruang bersalin dan nifas adalah lulusan DIII kebidanan, masa kerja minimal 3 tahun. 5. Koordinator Pelayanan Perinatologi adalah lulusan DIII kebidanan atau keperawatan masa kerja 3 tahun
2.3 Pengaturan Jaga Dinas Jam Dinas 1. Dinas Pagi
: Pukul 07.00 – 14.00
2. Dinas Siang
: Pukul 14.00 – 20.00
3. Dinas Malam
: Pukul 20.00 – 07.00
4. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan siap 24 jam menangani kasus maternal (sesuai jadwal) 5. Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal dan pediatrik (sesuai jadwal) 6. Tenaga bidan siap 24 jam melayani kasus maternal neonatal (sesuai jadwal)
BAB III STANDAR FASILITAS 3.1 Denah Ruang Ruangan yang berhubungan dengan pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (sesuai lampiran) : 1. Ruang bersalin 2. Ruang Nifas 3. Ruang Bayi 4. Pojok Laktasi 5. Poli Tumbuh Kembang 6. Poli Kebidanan dan Kandungan
3.2 Standar Fasilitas PONEK 1. Kriteria umum Rumah Sakit PONEK a. Ada dokter jaga yang terlatih di IGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergensi obstetrik dan neonatus. b. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat daruratan obstetrik dan neonatus. c. Mempunyai Standar Operasional Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat daruratan obstetrik dan neonates d. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat daruratan obstetrik dan neonatus e. Mempunyai standar respon time di IGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam. f. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam),
untuk melakukan
operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum. g. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit h. Memiliki petugas yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu, meskipun on call i.
Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK antara lain dokter kebidanan dan kandungan, dokter anak, dokter/petugas anestesi,
dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat. j.
Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
k. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK seperti i laboratorium dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap tersedia l.
Perlengkapan
Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran, bercak, cairan dll)
Permukaan metal harus bebas karat atau bercak
Semua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil)
Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel, dan steker menempel kokoh)
m. Bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini.
2. Kriteria Khusus a. Prasarana dan Sarana Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK diperlukan :
Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
Ruang pulih/observasi pasca tindakan
Protokol
pelaksanaan
dan
uraian
tugas
pelayanan
koordinasi dengan penyakit dalam. b. Kriteria Umum Ruangan
Struktur Fisik Lantai dari porselin atau plastik Dinding di cat dengan bahan yang bisa dicuci
termasuk
Kebersihan Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat dengan mudah Ruang bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah Rumah Sakit. Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan, instrument, pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langitlangit
Pencahayaan Pencahayaan terang dari cahaya alami atau listrik. Semua jendela diberi kawat nyamuk agar serangga tidak masuk. Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh. Tersedia peralatan gawat darurat. Ada cukup lampu untuk setiap neonatus
Ventilasi ventilasi termasuk jendela cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang. Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik. Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)
Pencucian Tangan Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau desinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki Wastafel, kran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari lantai dan dinding) Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka. Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka Harus ada handuk (kain bersih atau tisu) untuk mengeringkan tangan, diletakkan di sebelah wastafel
c. Kriteria Khusus Ruangan Area Cuci Tangan di Ruang Obstetri dan Neonatus Diruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan wastafel Area resusitasi dan stabilisasi di ruang obstetric dan neonates (IGD) Paling kecil, ruangan berukuran 8 meter dan ada di dalam unit perawatan khusus . Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan ibu bersalin dan bayi Tujuan kamar ini ialah memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti i jantung, hipotermi, asfiksia dan apabila perlu menolong darurat serta resusitasi. Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi dan inkubator. Kamar PONEK membutuhkan : o ruang berukuran 15 meter o Berisi lemari dan troli darurat o Tempat tidur bersalin serta tiang infus. o inkubator transport o
Pemancar pemanas
o meja kursi o aliran udara bersih dan sejuk o pencahayaan o lampu sorot dan lampu darurat o mesin isap o defibrillator o oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding (outlet) o lemari isi : perlengkapan persalinan, vakum, forceps, kuret, obat, infus o alat resusitasi dewasa dan bayi o Wastafel dengan air mengalir dan antiseptik
o
alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin
o
nurse station dan lemari rekam medik
o USG mobile o Sarana pendukung, meliputi : keluarga, kamar
toilet, kamar tunggu
persiapan peralatan (linen dan
instrument), kamar kerja kotor, kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang bersalin/kamar operasi i terletak saling berdekatan dan merupakan bagian dari i unit gawat darurat d. Ruangan Maternal Kamar bersalin Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD Luas minimal 6 m2 orang. Berarti bagi 1 pasien, 1 penunggu dan 2 penolong diperlukan 4x4 m2 = 16 m2. Paling kecil ruangan berukuran 12 m2 (6 m2 untuk masingmasing pasien). Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah. Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir. Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat melintas orang. Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin. Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum. Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transport bayi dengan komplikasi ke ruang rawat. Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat. Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin. Harus ada kamar mandi toilet berhubungan kamar bersalin Ruang post partum harus cukup luas Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari.
Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup. Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan. Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa kekoridor) Ruang perawat (nurse station) berisi meja, telepon, lemari berisii perlengkapan darurat atau obat Pojok Laktasi Terdapar ruangan yang berisi meja, kursi, wastafel. Ruang Operasi Instalasi kamar operasi diperlukan untuk tindakan operasii seksio sesaria dan laparatomi. Disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Di dalam kamar operasi tersedia pemancar panas dan perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi. Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah berisi meja,kursi perawat, lemari obat, mesin pemantau tensi, nadi oksigen dan sebagainya, tempat rekam medis, troli darurat. Pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat pasien e. Ruangan penunjang yang harus disediakan
Ruang perawat/bidan
Kantor perawat
Ruang rekam medik
Toilet staf
Ruang staf medik
Ruang loker staf/perawat
Ruang rapat
Ruang keluarga pasien
Ruang cuci peralatan
Ruang linen bersih
f. Unit transfuse darah 24 jam g. Laboratorium 24 jam h. Radiologi
3. Peralatan esensial Tabel peralatan maternal esensial No
1
Jenis Peralatan
Kotak Resusitasi
Jumlah
Jumlah yang
di RS
dibutuhkan
1
Ambubag dan sungkup
1
Laringoskop dewasa berfungsi baik
1
Laringoskop bayi
1
Selang reservoir oksigen
1
Alat suntik 1, 3, 5, 10, 20 cc
1
Infus set
1
obat - obatan cairan infuse, adrenalin,
1
atropine, NaCl, MgSO4, sodium bikarbonat, dexamethason. Stilet
1
1
Alat endotrakea ukuran 2 ½, 3, 3 ½
1
1
2
Incubator
-
4
3
Infant warmer
1
1
4
Ektraktor vakum
4
2
5
Forceps naegel
1
1
6
Monitor denyut jantung/pernafasan
1
1
7
Fetal dopler
1
1
8
Set seksio sesarea
2
2
9
AVM
-
-
10
Pompa vakum listrik
1
-
Tabel peralatan neonates esensial No
Jenis Peralatan
Jumlah
Kebutuhan
yang ada 1
Infant warmer 1 unit di Instalasi kamar
1
1
operasi 2
Pulse oximeter neonates
1
1
3
Terapi sinar
3
3
4
Siringe pump
5
Tabung oksigen
6.
Lampu tindakan
1
1 1
3
1
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
4.1 Pelayanan Rawat Jalan Tata Laksana pelayanan perinatal resiko tinggi dalam ruang lingkup pelayanan rawat jalan terkait dengan kegiatan terprogram dari instalasi rawat jalan yaitu dalam pelayanan di poli kebidanan dan kandungan, poliklinik anak yang terjadwal setiap hari kerja yaitu hari senin – sabtu pukul 07.00-14.00 WITA. Kegiatan pelayanan rawat jalan adalah : 1. Poli anak a. Imunisasi Layanan imunisasi di poli anak adalah program imunisasi
wajib.
Pelaksanaan imunisasi di atas dilakukan setiap hari kerja antara pukul 07.0014.00, hari jumat pukul 07.00-11.00 WITA, kecuali campak dan BCG hanya dilakukan setiap hari rabu. b. Perawatan rutin bayi baru lahir dan perawatan tali pusat Pemeriksaan rutin bayi baru lahir dilakukan setiap hari kerja pukul 07.00 – 14.00, kecuali hari jumat pukul 07.00-11.00 WITA oleh dokter spesialis anak meliputi penimbangan berat badan, pemeriksaan kondisi umum dan fisik,
pemantauan pemberian ASI dan kemampuan minum ASI. Pada saat perawatan tali pusat, dilakukan juga pemeriksaan tanda-tanda adanya infeksi tali pusat, serta edukasi mengenai cara perawatan tali pusat yang benar kepada orang tua. Pemantauan pada bayi kurang bulan dilakukan secara berkala terhadap pertumbuhan dan perkemangan apakah sudah dapat tumbuh kejar pada kronologis pertumbuhannya, komplikasi atau gangguan perkembangan yang mungkin terjadi. 2. Poli kebidanan dan kandungan a. Pelayanan pasien di poli kebidanan dan kandungan dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan setiap hari kerjapukul 07.00-14.00 WITA kecuali hari jumat pukul 07.00-11.00 WITA, meliputi
Perawatan masa hamil yang meliputi kondisi kandungan. Pada kasus tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium dan USG
Perawatan masa nifas bagi ibu post partum, meliputi pencatatan keluhan, pemeriksaan fisik, perawatan luka episiotomi atau luka post operasi.
Senam hamil diadakan bagi ibu hamil trimester II dan III yang diijinkan mengikuti senam hamil oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Senam hamil dilaksanakan setiap hari kerja di ruang fisioterapi oleh bidan.
Dalam pelayanan pasien di poli ini dilakukan juga deteksi dini kehamilan yang mempunyai resiko tinggi, penatalaksanaannya dan pencegahan komplikasi lebih lanjut dengan intervensi pengobatan yang diperlukan, dilakukan pencatatan serta perencanaan dalam proses persalinan untuk resiko tinggi
b. Pelayanan KB
Sasaran : setiap pasangan suami istri usia produktif untuk mengatur kehamilan
jenis pelayanan kontrasepsi yaitu IUD, implan atau susuk, suntik KB kondom, MOW.
c. Kandungan Pelayanan pemeriksaan wanita dengan gangguan ginekologis misalnya mioma, kista ovari, endometriosis.
Alur pasien rawat jalan
Pasien
Baru
Lama
Pendaftaran pasien rawat jalan
Unit rawat jalan yang dituju
Pulang
Rawat Inap
4.2 Pelayanan rawat Inap Pelayanan rawat inap terkait secara fungsional dengan instalasi rawat inap dengan pintu masuk baik dari poli maupun rawat darurat dengan kasus-kasus kehamilan patologis. Persalinan yang direncanakan maupun kasus-kasus rujukan dengan kondisi gawat darurat. Pelayanan rawat inap ada pada lantai dua Rumah Sakit Dr. R. Soedjono Selong dengan kapasitas tempat tidur untuk maternal ada 40 tempat tidur dan untuk neonatus normal yang lahir di Rumah Sakit Dr. R. Soedjono Selong terdapat 36 box bayi, Untuk ruang neonatus kasus rujukan atau lahir di luar Rumah Sakit Dr.R.Soedjono Selong di rawat di ruang neonatus dengan kapasitas 20 box bayi dan 4 inkubator 1. Klasifikasi Penyakit a. Pelayanan Kesehatan Maternal
Persalinan fisiologis
syok
Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan
Perdarahan pasca persalinan
Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma, tekanan darah tinggi
Persalinan lama
Malpresentasi dan malposisi
Demam dalam kehamilan dan persalinan
Demam pasca persalinan
Nyeri perut pada kehamilan muda, pada kehamilan lanjut dan persalinan
Gerak janin tidak dirasakan
Ketuban pecah dini
Gawat janin dalam persalinan
b. Pelayanan Kesehatan Neonatus Neonatus normal Neonatus bermasalah : asfiksia neonatorum tetanus neonatorum sepsis trauma lahir sindrom gangguan pernafasan bayi berat lahir rendah kelainan kongenital ikterus neonatorum bayi lahir dengan ibu bermasalah, infeksi hepatitis B, diabetes melitus dan ibu dengan TBC. 2. Pengembalian Rekam Medik Data Rekam Medis yang berkaitan dengan pelayanan perinatal resiko tinggi disesuaikan dengan segala persyaratan dan ketentuan dari instalasi rekam medis baik dalam hal pengisian, waktu penyelasaian, kelengkapan serta
pengembalian data. Pengisian rekam medis sesuai dengan ketentuan rekam medis dan pengembalian rekam medis 1x24 jam setelah pasien pulang. Alur pasien rawat inap
Unit rawat jalan (poliklinik, IGD, rehab,dll)
Pendaftaran Rawat inap
Ruang Perawatan
Sembuh
Kasir rawat inap
Pulang
Rujuk
Meninggal
Nurse station ranap
Kasir ranap
Kasir Ranap
Kamar jenazah
Rumah sakit rujukan
Pulang
4.3 Sistem Rujukan 1. Pengertian rujukan Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik vertikal maupun
horizontal, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit, masalah penyakit atau permasalahan kesehatan. Kegiatan rujukan mencakup: a. Rujukan Pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah sakit. Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit dengan mengikuti sistem rujukan yang ada b. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk peningkatan kemampuan tenaga kesehatan (dana, alat dan sarana) c. Rujukan manajemen. Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan kepada unit yang kurang mampu untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang tidak dapat diatasi sendiri 2. Sistem pelayanan rujukan maternal dan perinatal di Rumah Sakit Dr.R.Soedjono selong Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera rujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap fasilitas dan tenaga kesehatannya. Harus ada koordinasi mudah sehingga tidak merugikan pasien. Mudah, cepat dan tepat adalah yang utama Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan didalam rumah sakit dan mekanisme kerja di bagian instalasi anak, obstetri dan ginekologi. Rujukan eksternal mengikuti mekanis merujuk pasien sesuai jenjang pelayanan. Persiapan rujukan pasien ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi : a. Menyiapkan petugas yang terlatih untuk mendampingi pasien b. Memberi penjelasan kepada pihak keluarga alasan pasien di rujuk ke rumah sakit lain. c. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala tindakan yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya. d. Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan dan resume medik pasien meliputi riwayat penyakit, penilaian kondisi pasien yang dibuat saat kasus diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah diberikan dan keterangan lain yang perlu atau ditemukan sehubungan dengan kondisi pasien. e. Proses pelaksanaan rujukan harus mendapat persetujuan dari dokter dan keluarga
Alur rujukan pasien Ibu hamil & neonatus
Dokter OBSGIN, dokter, bidan
Instalasi Gawat darurat
Laboratorium
Kamar tindakan prosedur tindakan kasus rujukan sesuai standar PONEK
Kasir Ranap Nifas Kamar operasi Prosedur operasi pada kasus rujukan
Ruang perinatologi Kasir Ranap Instalasi
Kamar bersalin Prosedur persalinan normal kasus rujukan sesuai standar pelayanan
v farmasi
Bank darah
BAB V LOGISTIK 5.1 Obat-obatan maternal khusus PONEK No
Nama obat
Keterangan ada
1
Ringer asetat
2
Dextrosa 10%
3
Dextran 40/ HES
4
Saline 0,9%
5
Adrenalin/ epinefrin
6
Metronidazole
7
Kadelex atau ampul KCL
8
Larutan ringer laktat
9
Kalsium glukonat 10%
10
Ampisillin
11
Gentamisin
12
Dexametason
13
Aminophyline
14
Transamin
15
Dapamin
16
Dobutamin
17
Sodium bikarbonat 8,4%
18
MgSO4 40%
19
Nifedipine
Tidak
5.2 Obat-obatan neonatal khusus PONEK No
Nama obat
Keterangan ada
1
Dextrosa 10%
2
Dextran 40/ HES
3
NS
4
KCL
Tidak
5
NaCl 0,9% 25 ml
6
NaCl 0,9% 500 ml
7
Kalsium glukonat 10 ml
8
Dopamin
9
Dobutamin
10
Adrenalin/epinefrin
11
Morphin
12
Sulfas atropine
13
Midazolam
14
Phenobarbital injeksi
15
MgSO4 20%
16
Sodium bikarbonat 8,4%
17
Ampisilin
18
Gentamisin
BAB VI KESELAMATAN PASIEN 6.1 Definisi Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
6.2 Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit 2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di rumah sakit 4. Terlaksananya
program-program
pencegahan
sehingga
tidak
terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
6.3 Standar Pasien Safety Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan instalasi rawat inap ibu dan bayi : 1. Ketepatan identitas 2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap 3. Pelaksaan ESBAR 4. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang 5. Ketepatan pemberian obat 6. Ketepatan transfuse
BAB VII KESELAMATAN KERJA 7.1 Pengertian Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit
7.2 Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Dr.R.Soedjono Selong 2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. 3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. 4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
7.3 Tatalaksana Keselamatan Karyawan a. Setiap petugas medis dan non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non-infeksius c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas d. Menggunakan baju kerja yang bersih e. Melakukan upaya medis yang tepat dalam menangani kasus HIV, flu burung, hepatitis B
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU 8.1 ON THE JOB TRAINING 1. Pengertian On the job training (OJT) adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengawasi atau mengevaluasi kinerja unit maternal neonatal RSUD Dr.R.Soedjono
Selong
di
dalam
OJT
juga
terkandung
upaya
bimbingan/penyampaian saran jika ditemukan kejanggalan/hal-hal yang tidak sesuai dengan seharusnya. 2. Pelaksana Tim pelaksana dapat berasal dari tim PONEK RSUD Dr.R.Soedjono Selong maupun tim PONEK RS luar, apabila dirasa belum mampu melakukan secara mandiri. Penilaian oleh tim PONEK RSUD Dr.R.Soedjono Selong minimal harus dikerjakan satu kali setiap bulannya dilanjutkan dengan memebrikan laporan kepada direktur Rumah Sakit. Hal ini dinilai adalah standar Kinerja Manajemen yang terdiri atas : a. Standar masukan Daftar tilik pemantauan standar masukan meliputi area cuci tangan, area resusitasi dan stabilisasi di ruang neonates/IGD, unit perawatan khusus, unit perawatan intensif, area laktasi, area pencucian incubator. b. Tandar manajemen Daftar tilik pemantauan pengelolaan menurut bagiannya antara lain referensi catatan medis, sumber daya manusia, manajemen kualitas, manajemen pemeliharaan. 3. Peserta Peserta adalah unit maternal neonatal beserta berbagai unit pendukungnya. Hal ini dilakukan dalam waktu bersamaan, sehingga jika ada masalah dapat diselesaikan bersama. Kesehatan ibu dan anak merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 4. Pelaksanaan OJT
dilakukan
selama
2
hari.
Hari
pertama
secara
bersama-sama
mengevaluasi kinerja manajemen dan kinerja klinis RS PONEK tersebut. Di hari pertama ini juga sekaligus diberikan bimbingan dan arahan yang
diperlukan. Hari kedua memberikan laporan kepada direktur Rumah sakit sekaligus membicarakan langkah selanjutnya yang perlu diupayakan. 5. Instrumen Agar lebih seragam dan terarah, sediakan instrument untuk melakukan OJT yaitu : a.
Standar kinerja manajemen (standar masukan dan standar manajemen)
b.
Standar kinerja klinis (protocol asuhan neonatal ssensial dan buku paket pelatihan PONEK : protocol bagi tenaga kesehatan)
6. Target Target pengendalian mutu pada pelayanan PONEK RSUD Dr.R.Soedjono Selong yaitu mengurangi dua pertiga tingkat kematian anak-anak usia dibawah lima tahun dan mengurangi tiga perempat rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
B.
IN HOUSE TRAINING
In house training adalah suatu kegiatan berupa lokakarya yang melibatkan seluruh personil RSUD Dr.R.Soedjono Selong yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan PONEK. Materi lokakarya dapat meliputi pelatihan manajemen maupun bidang klinis.
C.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA
Pemantauan dan evaluasi kinerja ini bersifat : 1. Dapat dilakukan mandiri oleh tim PONEK RSUD Dr.R.Soedjono Selong tidak tergantung pada siapapun, dilakukan setiap saat berkesinambungan dan terarah. 2. Bila tim PONEK RSUD Dr.R.Soedjono Selong belum bisa melakukan penilaian mandiri dapat meminta bantuan pihak luar. Pihak luar yang dimaksud adalah RS yang sudah memenuhi criteria RS mampu PONEK atau kelompok profesi yang sudah kompeten dalam membentuk pelatihan PONEK bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat. Penilaian ini secara bertahap akan dikurangai dan diupayakan untuk dapat kembali ke poin 1 yaitu menilai secara mandiri. 3. Hasil penilaian dapat meliputi 3 kriteria yaitu RS belum mampu PONEK, Mampu PONEK dan Mampu PONEK plus.
4. Hasil penilaian ini harus dilaporkan ke direktur RSUD Dr.R.Soedjono Selong. Pihak dinas kesehatan setempat yang bekerjasama dengan profesi terkait perlu mendapat laporan dalam upaya mendapatkan legitimasi hasil pencapaian ini. 5. Bagi RS PONEK yang ingin meningkatkan hasil pencapaian kinerja RS PONEKnya dapat melalui berbagai cara yang dirasakan paling sesuai yaitu magang,
sistering
atau
mengikuti
suatu
pelatihan
yang
sudah
terstandarisasi. 6. Untuk mempertahankan/meningkatkan pencapaian kinerja RS PONEK perlu dilakukan AMP secara berkala minimal 3 atau 4 kali dalam setahun.
AMP bukan hanya membicarakan berbagai kasus kematian ibu dan bayi tetapi juga ditujukan bagi kasus yang nyaris mati. Hal ini peerlu dilakukan agar tidak terulang kejadian yag sama. Selain itu AMP juga membahas pencegahan keakitan/kematian ibu saat melahirkan, upaya perluasan cakupan peserta KB agar mencapai 75%. Berbagai hal yang bersifat nonmedik seperti yang tertera di bawah ini : 1. Perlu tidaknya uang muka rumah sakit 2. Siapa yang menanggung biaya transport pasien ke rumah sakit 3. Kelambatan petugas 4. Intensif untuk tenaga medis 5. Persediaan obat dan lain-lain
BAB IX PENUTUP Perawatan perinatal tidak dapat dipisahkan dengan riwayat kehamilan seorang ibu sedangkan angka kematian maternal sendiri masih sangat tinggi yang banyak disebabkan karena perdarahan, infeksi dan hipertensi. Oleh sebab itu peningkatan kualitas dari pelayanan obstetri dari pusat rujukan adalah sangat penting. Rumah Sakit Dr. R. Soedjono Selong sebagai tempat pelayanan yang terkait secara khusus dalam pelayanan perinatal resiko tinggi berperan juga untuk meningkatkan kualitas pelayanannya dalam keikutsertaan untuk menurunkan angka kematian maternal lneonatal. Telah disusun suatu Pedoman Pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif sebagai acuan untuk melaksanakan dan mengelola pelayanan kesehatan maternal neonatal di ruang lingkup rumah sakit Dr. R. Soedjono Selong.