PATOFISIOLOGI PATOFISIOLOGI DEMENSIA VASKULER
Demensia merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada lanjut usia. Di negara-negara negara-negara barat, demensia demensia vaskular vaskular (DVa (DVa) menduduk mendudukii urutan kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer. Tetapi karena DVa merupakan tipe demensia demensia yang terbanyak terbanyak pada beberapa negara Asia dengan dengan populasi populasi penduduk yang besar maka kemungkinan DVa ini ini merupakan tipe demensia yang terbanyak di dunia. DVa juga merupakan bentuk demensia yang dapat diegah sehingga mempunyai peranan yang besar dalam menurunkan angka kejadian demensia dan perbaikan kualitas hidup usia lanjut. Dalam arti kata luas, semua demensia yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah serebral dapat disebut sebagai DVa. !stilah Dva menggantikan istilah demensia multi in"ark karena in"ark multipel bukan satu-satunya s atu-satunya penyebab demensia tipe ini. !n"ark tunggal di lokasi tertentu, episod episodee hipote hipotensi nsi,, leukoa leukoarai raiosis osis,, in"ark in"ark inkomp inkomplit lit dan perdar perdaraha ahan n juga juga dapat dapat menyebabkan kelainan kogniti". #aat ini istilah DVa digunakan untuk sindrom demens demensia ia yang yang terjadi terjadi sebaga sebagaii konsek konsekuen uensi si dari dari lesi hipoks hipoksia, ia, iskemi iskemiaa atau atau perdarahan di otak. $revalensi DVa bervariasi antar negara, tetapi prevalensi terbesar ditemukan di negara maju. Di %anada insiden rate pada usia & ' tahun besarnya , per *+++ sedangkan di epang prevalensi Dva besarnya ,/. $revalensi DVa akan semakin meningkat dengan meningkatnya usia seseorang, dan dan lebi lebih h seri sering ng diju dijump mpai ai pada pada laki laki-l -lak aki. i. #ebu #ebuah ah pene peneli liti tian an di #0ed #0edia ia menunjukkan risiko terjadinya DVa pada laki-laki besarnya 1,/ dan perempuan *2,/. The Europ European ean Commun Community ity Concert Concerted ed Action on Epidemiology and Prevention of Dementia Dementia mendapatkan prevalensi berkisar dari *,3*++ 0anita usia 4-42 tahun di !nggris hingga *',13*++ laki-laki usia di atas + tahun di !tali
PATOGENESIS PATOGENESIS DEMENSIA VASKULAR`
Infark multipel
Demensia multi in"ark merupakan akibat dari in"ark multipel dan bilateral. Terdapat ri0ayat satu atau beberapa kali serangan stroke dengan gejala "okal seperti hemiparesis3h hemiparesis3hemipleg emiplegi, i, a"asia, hemianopsia. hemianopsia. Pseudobulbar palsy sering
disertai disartria, gangguan berjalan ( small step gait), forced laughing/crying , re"leks 5abinski dan inkontinensia. Computed tomography imaging (6T san) otak menunjukkan hipodensitas bilateral disertai atro"i kortikal, kadang-kadang disertai dilatasi ventrikel. Infark lakunar
7akunar adalah in"ark keil, diameter -* mm, disebabkan kelainan pada small penetrating arteries di daerah dienephalon, batang otak dan sub kortikal akibat dari hipertensi. $ada sepertiga kasus, in"ark lakunar bersi"at asimptomatik. Apabila menimbulkan gejala, dapat terjadi gangguan sensorik, transient ischaemic attack , hemiparesis atau ataksia. 5ila jumlah lakunar bertambah maka akan timbul sindrom demensia, sering disertai pseudobulbar palsy. $ada derajat yang berat terjadi lacunar state. 6T san otak menunjukkan hipodensitas multipel dengan ukuran keil, dapat juga tidak tampak pada 6T san otak karena ukurannya yang keil atau terletak di daerah batang otak. agnetic resonance imaging (89!) otak merupakan pemeriksaan penunjang yang lebih akurat untuk menunjukkan adanya lakunar terutama di daerah batang otak (pons). Infark tunal !i !aera" #tratei#
!trategic single infarct dementia merupakan akibat lesi iskemik pada daerah kortikal atau sub kortikal yang mempunyai "ungsi penting. !n"ark girus angularis menimbulkan gejala a"asia sensorik, aleksia, agra"ia, gangguan memori, disorientasi spasial dan gangguan konstruksi. !n"ark daerah distribusi arteri serebri posterior menimbulkan gejala amnesia disertai agitasi, halusinasi visual, gangguan visual dan kebingungan. !n"ark daerah distribusi arteri serebri anterior menimbulkan abulia, a"asia motorik dan apraksia. !n"ark lobus parietalis menimbulkan gangguan kogniti" dan tingkah laku yang disebabkan gangguan persepsi spasial. !n"ark pada daerah distribusi arteri paramedian thalamus menghasilkan thalamic dementia. Sin!r$m %in#&aner
:ambaran klinis sindrom 5ins0anger menunjukkan demensia progresi" dengan ri0ayat stroke, hipertensi dan kadang-kadang diabetes melitus. #ering disertai gejala pseudobulbar palsy, kelainan piramidal, gangguan berjalan ( gait ) dan inkontinensia. Terdapat atro"i "hite matter , pembesaran ventrikel dengan
korteks serebral yang normal. ;aktor risikonya adalah small artery diseases (hipertensi, angiopati amiloid), kegagalan autoregulasi aliran darah di otak pada usia lanjut, hipoper"usi periventrikel karena kegagalan jantung, aritmia dan hipotensi. Ani$pati amil$i! #ere'ral
Terdapat penimbunan amiloid pada tunika media dan adventisia arteriola serebral. !nsidensinya meningkat dengan bertambahnya usia. %adang-kadang terjadi demensia dengan onset mendadak. (ip$perfu#i
Demensia dapat terjadi akibat iskemia otak global karena henti jantung, hipotensi berat, hipoper"usi dengan3tanpa gejala oklusi karotis, kegagalan autoregulasi arteri serebral, kegagalan "ungsi perna"asan. %ondisi-kondisi tersebut menyebabkan lesi vaskular di otak yang multipel terutama di daerah "hite matter . Per!ara"an
Demensia dapat terjadi karena lesi perdarahan seperti hematoma subdural kronik, gejala sisa dari perdarahan sub arahnoid dan hematoma serebral.
8ekanisme lain dapat mengakibatkan demensia termasuk kelainan pembuluh darah in"lamasi atau non in"lamasi (poliartritis nodosa, lim"omatoid granulomatosis, giant#cell arteritis, dan sebagainya).
FAKTOR RISIKO
#eara umum "aktor risiko DVa sama seperti"aktor risiko stroke meliputi> usia, hipertensi, diabetes melitus, aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit arteri peri"er, plak pada arteri karotis interna, alkohol, merokok, ras dan pendidikan rendah. 5erbagai studi prospekti" menunjukkan risiko vaskular seperti hipertensi, diabetes, hiperkolestrolemia merupakan "aktor risiko terjadinya DVa. #tudi %ohort di %anada menujukkan, penderita diabetes risiko mengalami DVa ,* kali lebih besar, penderita hipertensi ,+ kali lebih besar, penderita kelainan jantung , kali lebih besar. #edangkan mereka yang makan kerang-kerangan ( shellfish) dan berolahraga seara teratur merupakan "aktor penegah terjadinya DVa