LAPORAN KASUS
PARAPARESIS INFERIOR FLAKSID Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Saraf di RSUD Tugurejo Semarang
Disusun oleh : Sherlyana Mega Aprivinta H2A00902
Pembimbing Klinik : !r" N##r$anah P% Sp"S
FAKUL& FAKUL&AS AS KEDOK&E KE DOK&ERAN RAN UNI'ERSI&AS MUHAMMADIAH SEMARAN( 20) 1
S&A&US MAHASIS*A KEPANI&RAAN ILMU PEN+AKI& SARAF FAKUL&AS KEDOK&ERAN UNI'ERSI&AS MUHAMMADIAH SEMARAN( RUMAH SAKI& UMUM DAERAH &U(URE,O SEMARAN(
Kasus
: Paraparesis Inferior laksid
!ama "ahasis#a
: Sherlyana "ega $pri%inta $pri%inta
!I"
: &'$(()(*'
I" IDEN IDEN&I &I& &AS PASI PASIEN EN !ama : Tn+S Umur : ,* tahun $gama : Islam Suku : -a#a Pekerjaan : Kernet angkutan $lamat : .rajan RT ,/ II Tampingan0 Boja0 Kendal Status : "enikah Dira#at Dira#at di ruang ruang : $lama $lamanda nda Bed 1+' Tgl masuk RS : (' -uli '(2* Tgl Ke Keluar RS RS : (3 (3 -u -uli '( '(2* rujuk RSDK !o R" : *12)*2
II" DAF& DAF&AR MASAL MASALAH AH !4 2+
"asalah $ktif
Tanggal Tanggal
Paraparesis Inferior
('5(65'(2*
laksid '+
!yeri pinggang
('5(65'(2*
2
!4
"asalah Tidak $ktif
Tanggal Tanggal
III"ANAMNESIS $namnesis dilakukan se7ara $utoanamnesis dan $loanamnesis di Ruang
$lamanda RSUD Tugurejo Semarang Tanggal : Rabu0 (' -uli '(2* -am : (6+21 8IB Ri-ayat Penya.it Se.arang 2+ Keluhan Utama : !yeri pinggang
'+ Ri#ayat Penyakit Sekarang : 9okasi : Pinggang o o 4nset : Saat "asuk Rumah Sakit o Kualitas : $kti%itas dibantu oleh keluarga o Kuantitas : Terus menerus
Kronologis
:
2 bulan S"RS0 Pasien jatuh terduduk
dari angkot saat hendak
menurunkan penumpang dengan posisi kaki kiri tertekuk dan tertindih barang penumpang serta kaki kanan lurus ke depan+ Pasien masih bisa berjalan tetapi mengalami kesulitan karena merasakan nyeri yang terus menerus di pinggangnya+ Kemudian pasien meminum
jamu dan pijat
tetapi tidak ada perubahan+ Pasien masih bisa bekerja+ Sebelum terjatuh pasien tidak pernah mengalami nyeri pinggang0 kesemutan0 keram0 sandal terlepas dengan sendirinya ataupun lemah anggota gerak+
2' hari S"RS0 Pasien sulit berjalan karena lemah di kaki kanan dan kiri+ !yeri di pinggang masih dirasakan serta tak bisa Buang $ir Besar ;B$B<0 Buang $ir Ke7il ;B$K< harus mengejan+ Pasien tidak bekerja+
2( hari S"RS0 Pasien tidak bisa berjalan sama sekali0 baal di tungkai kiri+ !yeri masih dirasakan di pinggang+
3
S"RS pasien merasakan nyeri yang hebat terus menerus terutama di pinggang menjalar sampai kaki kiri+ 9emah anggota gerak ba#ah+ Pasien tidak bisa berjalan sama sekali dan terasa baal terutama di tungkai kiri+ Pasien tidak demam+ Belum bisa B$B dan B$K+
o o
aktor memperberat : -ika berakti%itas aktor memperingan : Saat beristirahat
Ri-ayat Penya.it Dah/l/ Ri#ayat trauma Ri#ayat nyeri pinggang Ri#ayat demam
: diakui : disangkal : disangkal
Ri-ayat Penya.it Kel/arga
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini+ Ri#ayat stroke Ri#ayat hipertensi Ri#ayat diabetes mellitus Ri#ayat penyakit jantung
: disangkal : disangkal : disangkal : disangka
Ri-ayat #ial e.#n#1i Pasien seorang kernet bus+ Biaya pengobatan ditanggung BP-S non PBI
;-amsostek<+ Kesan ekonomi kurang+ I'" PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal (' -uli '(2*0 jam (6+,( 8IB Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : 7omposmentis0 .=S : >*"?@1 : 21 Status giAi : BB : 1? kg0 TB 2?( 7m0 kesan giAi 7ukup 'ital Sign
TD
: 2,(/3( mm&g
!adi
: 3* / menit0 regular0 isi dan tegangan 7ukup
RR
: '* / menit0 regular0 thorakoabdominal
Suhu
: ,? o =
Stat/ generaliata Kepala : bentuk : meso7hepal0 nyeri ;5<+ "ata : =a 5/50 SI 5/50 reflek 7ahaya C/C0 edem palpebra 5/50 4
&idung Telinga "ulut 9eher
pupil bulat isokor ,mm /,mm : nafas 7uping ;5<0 deformitas ;5<0 se7ret ;5< : serumen ;-<0 nyeri mastoid ;5<0 nyeri tragus ;5<0 kurang pendengaran 5/5 : lembab ;C<0 sianosis ;5< : pembesaran limfonodi ;5<0 pembesaran tiroid ;5<
Stat/ Intern/ Thora Inspeksi : o Pergerakan dinding dada simetris+ Retraksi inter7ostal ;5/5<+ Penggunaan otot5otot bantu pernapasan ;5/5< o Palpasi : !yeri tekan ;5/5< 0 tidak teraba massa @okal fremitus ;sulit dinilai<+ Iktus 7ordis teraba di I=S @ linea midkla%ikularis kiri+ Perkusi : Sonor seluruh lapang paru o o $uskultasi : @esikuler C / C0 ronkhi 5/5 0 #heeAing 5/5 0 murmur ;5<0
gallop ;5< $bdomen Inspeksi : Supel o o Palpasi !yeri tekan &epar Splen Ballotement o Perkusi $uskultasi o
: nyeri tekan epigastrium;5< : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba : 5/5 : Timpani : Bising usus ;C< !
S&A&US NEUROLO(IS : =ompos mentis Kesadaran : >*"?@1 21 Kuantitatif ;.=S< "ata : pupil isokor0 reflek 7ahaya ;C/C< 9eher: kaku kuduk ;5< Stat/ Pi.i Tingkah laku Perasaan hati 4rientasi Daya ingat Ke7erdasan
: normoa7ti%e : euthymi7 : baik : baik : baik
Nervi 3raniali 5
! I+ ;49$KT4RIUS< Daya pembau
Kanan !ormal
Kiri !ormal
! II+ ;4PTIKUS< Daya penglihatan "edan penglihatan
Kanan !ormal !ormal Tidak dilakukan
Kiri !ormal !ormal Tidak dilakukan
! III+;4KU94"4T4RIUS< Ptosis Reflek 7ahaya langsung .erak mata ke atas Reflek 7ahaya konsesual .erak mata ke ba#ah Reflek akomodasi Ukuran pupil Strabismus di%ergen Bentuk pupil Diplopia
Kanan ;5< !ormal !ormal !ormal !ormal !ormal , mm ;5< Bulat isokor ;5<
Kiri ;5< !ormal !ormal !ormal !ormal !ormal , mm ;5< Bulat isokor ;5<
! I@+ ;TR4K&9>$RIS< .erak mata lateral ba#ah Strabismus kon%ergen Diplopia
Kanan !ormal ;5< ;5<
Kiri !ormal ;5< ;5<
! @+ ;TRI.>"I!US< "enggeget "embuka mulut Reflek masseter Sensibilitas Reflek kornea
Kanan !ormal
Kiri !ormal
;C<
;C<
!ormal
!ormal
!ormal
!ormal
!ormal
!ormal
! @I+ ;$BDUS>!< .erak mata ke lateral Strabismus kon%ergen Diplopia
Kanan !ormal ;5< ;5<
Kiri !ormal ;5< ;5<
! @II+ ;$SI$9IS< "engerutkan dahi Sudut nasolabia "enutup mata Perasaan lidah ;'/, bagian
Kanan !ormal
kiri !ormal
!ormal
!ormal
!ormal !ormal
!ormal !ormal
undus 4kuli
depan<
6
! @III+ ;$KUSTIKUS< "endengar suara Penurunan pendengaran ! IE+ ;.94S4$RI!.>US< $rkus faring Tersedak
Kanan !ormal ;5< Kanan Simetris ;5<
kiri !ormal ;5< kiri Simetris ;5<
! E+ ;@$.US< $r7us faring Sengau "enelan
Kanan Simetris ;C< ;C<
kiri Simetris ;C< ;C<
! EI+ ;$KS>S4RIUS< "emalingkan kepala
Kanan Kontur otot tegas dan
kiri Kontur otot tegas dan
konsistensi keras0
konsistensi keras0
"engangkat bahu Sikap bahu Trofi otot bahu
adekuat
adekuat
$dekuat Simetris ;5<
$dekuat Simetris ;5<
! EII+ ;&IP4.94SUS< Sikap lidah Kekuatan lidah $rtikulasi Trofi otot lidah Tremor lidah
Kanan De%iasi ;5< Kuat ;C< -elas ;5< ;5<
kiri De%iasi ;5< Kuat ;C< -elas ;5< ;5<
AN((O&A (ERAK A&AS
Kanan
7
kiri
Inspeksi: Drop hand =la# hand Pit7herFs hand Kontraktur 8arna kulit Palpasi : 9engan atas 9engan ba#ah tangan Sistem motorik : .erakan Kekuatan Tonus Trofi Sensibilitas !yeri Reflek fisiologik : Bisep Trisep Radius
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada !ormal
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada !ormal
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
!ormal 111 !ormal >utrofi !ormal !ormal
!ormal 111 !ormal >utrofi !ormal !ormal
!ormal !ormal !ormal !ormal ;5<
!ormal !ormal !ormal !ormal ;5<
Ulna Perluasan reflek
AN((O&A (ERAK 4A*AH Inspeksi: Drop foot =la# foot Pit7herFs foot Kontraktur 8arna kulit Sistem motorik : .erakan Kekuatan Tonus Trofi
Kanan
kiri
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada !ormal
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada !ormal
Terbatas 25050 678 >utrofi
Terbatas )5050 678 >utrofi
8
Klonus Reflek fisiologik : Patela $7hiles Perluasan reflek Sensibilitas
!yeri Reflek Patologis Babinski .onda =haddo7k Bing 4ppenheim Rossolimo .ordon S7haeffer
;5<
;5<
678 678 ;5< Hipetei !ari /$/ng
678 678 ;5< Hipetei !ari /$/ng
.a.i .anan a1pai
.a.i .anan a1pai
etinggi !er1at#1
etinggi !er1at#1
L2 !e.tra 678
L) initra 678
Kanan ;5< ;5< ;5< ;5< ;5< ;5< ;5< ;5<
Kiri ;5< ;5< ;5< ;5< ;5< ;5< ;5< ;5<
Reflek kremaster ;C/C< FUN(SI 'E(E&A&IF "iksi : inkontinentia urin ;5<0 reteni# /rin 6780 anuria;5<0 poliuria;5< Defekasi : inkontinentia al%i ;5<0 reteni# alvi 678 •
KOORDINASI% LAN(KAH DAN KESEIM4AN(AN .aya berjalan : tidak dilakukan • Tandem : tidak dilakukan • Tes Romberg : tidak dilakukan • Tes disdiadokhokinesis : tidak dilakukan • Tes Dismetria : tidak dilakukan • Rebound phenomen : tidak dilakukan • ukuda : tidak dilakukan • (ERAKAN5(ERAKAN A4NORMAL Tremor : ;5< • $tetosis : ;5< • "ioklonus : ;5< • Khorea : ;5< • DIA(NOSIS Diagnosis KliniK : Paraparesis inferior flaksid Diagnosis Topik : Radiks Spinalis dermatom 9' detra0 92 sinistra Diagnosis >tiologik : DD/ : 9
− − −
Trauma spinalis "yelitis Tumor medula spinalis
REN3ANA A*AL
-
E foto lumbal $P/ 9ateral
-
9umbal Pungsi atau
-
"RI
&:
-
Infus R9 '( tetes/menit ;i%<
-
Inj+ Ketorola7 ',(mg ;i%<
-
Inj+ "ethyl prednisolon ,2'1mg ;i%<
-
Inj+ Ranitidin '1(mg ;i%<
-
"e7obalamin drip 2 amp/ hari
-
"i7rola per re7tal
-
Pasang D=
M: TT@0 .=S0 Defisit neurologis E:
-
"enjelaskan kepada keluarga penderita tentang penyakit yang diderita0 pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan dan penatalaksanaan selanjutnya+
PRO(NOSIS $d %itam $d fungsionam $d sanam
: dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad bonam
10
&IN,AUAN PUS&AKA Pengertian
"edula spinalis merupakan satu kumpulan saraf5saraf yang terhubung ke susunan saraf pusat yang berjalan sepanjang kanalis spinalis yang dibentuk oleh tulang %ertebra+ Ketika terjadi kerusakan pada medula spinalis0 masukan sensoris0 gerakan dari bagian tertentu dari tubuh dan fungsi in%olunter seperti pernapasan dapat terganggu atau hilang sama sekali+ Ketika gangguan sementara ataupun permanen terjadi akibat dari kerusakan pada medula spinalis0 kondisi ini disebut sebagai 7edera medula spinalis+2 Ini!eni
Setiap tahun di $merika Serikat0 sekitar 6+?(( sampai 2(+((( indi%idu mengalami 7edera medula spinalis+ Sampai tahun '(((0 diperkirakan ada sebanyak 23,+((( sampai '(,+((( orang yang hidup dengan 7edera medula spinalis di negara tersebut+' =edera medula spinalis dikaitkan dengan mortalitas yang tinggi0 ketidak berdayaan0 rehabilitasi dan pera#atan yang berkepanjangan0 dan beban ekonomi yang tinggi+ 2 Tabel 2+ Dampak ekonomi dari 7edera medula spinalis ,
Pada tahun '((*0 Christopher & Dana Reeve Foundation bekerja sama dengan Centers for Disease Control and Prevention ;=D=< melakukan penelitian 11
untuk mengetahui epidemiologi penderita 7edera medula spinalis dan yang mengalami paralisis di $merika Serikat.4
Gambar 1.
Epidemiologi paralisis dan cedera medula spinalis di Amerika Serika4
&asilnya yaitu sekitar 20)G dari populasi $merika Serikat atau sekitar 1+1)?+((( orang melaporkan beberapa bentuk paralisis berdasarkan definisi fungsional yang digunakan dalam sur%ei tersebut+ * Sekitar (0*G dari populasi $merika Serikat atau sekitar 2+'61+((( orang dilaporkan mengalami paralisis dikarenakan oleh 7edera medula spinalis+ * "enurut Dahlberg dkk+ ;'((1<0 penyebab 7edera medula spinalis yang terbanyak di &elsinki0 inlandia adalah jatuh ;*,G< 0 diikuti dengan ke7elakaan lalu lintas ;,1G<0 menyelam ;)G<0 kekerasan ;*G< dan penyebab lain ;)G<+ 1 Penyebab 7edera medula spinalis di negara berkembang ber%ariasi dari satu negara ke negara lain+ Ke7elakaan lalu lintas men7akup sebesar *)G penyebab 7edera medula spinalis di !igeria0 *303G di Turki dan ,(G di Tai#an+? Bila dibandingkan dengan negara maju0 insiden 7edera medula spinalis lebih tinggi di negara yang sedang berkembang+ aktor5faktor yang berpengaruh terhadap hal ini antara lain:
Kondisi jalan yang buruk
12
Berkendara mele#ati batas ke7epatan
Kurangnya penggunaan sabuk pengaman dan sandaran kepala di dalam mobil
@olume kendaraan yang berlebih
Perlengkapan keamanan yang tidak adekuat saat menyelam dan bekerja
Kondisi5kondisi yang tidak laAim seperti jatuh dari pohon dan jembatan?
Eti#l#gi
=edera medula spinalis dapat dibagi menjadi dua jenis: ,0* 5
=edera medula spinalis traumatik Terjadi ketika benturan fisik eksternal seperti yang diakibatkan oleh ke7elakaan kendaraan bermotor0 jatuh atau kekerasan0 merusak medula spinalis+ =edera medula spinalis traumatik sebagai lesi traumatik pada medula spinalis dengan beragam defisit motorik dan sensorik atau paralisis+ Sesuai dengan $meri7an Board of Physi7al "edi7ine and Rehabilitation >amination 4utline for Spinal =ord Injury "edi7ine0 7edera medula spinalis traumatik men7akup fraktur0 dislokasi dan kontusio dari kolum %ertebra+
5
=edera medula spinalis non traumatik0 terjadi ketika kondisi kesehatan seperti penyakit0 infeksi atau tumor mengakibatkan kerusakan pada medula spinalis0 atau kerusakan yang terjadi pada medula spinalis yang bukan disebabkan oleh gaya fisik eksternal+ aktor penyebab dari 7edera medula spinalis men7akup penyakit motor neuron0 myelopati spondilotik0 penyakit infeksius dan inflamatori0 penyakit neoplastik0
13
penyakit %askuler0 kondisi toksik dan metabolik dan gangguan kongenital dan perkembangan+ 3
14
Pat#;ii#l#gi)
Defisit neurologis yang berkaitan dengan 7edera medula spinalis terjadi akibat dari proses 7edera primer dan sekunder+ Sejalan dengan kaskade 7edera berlanjut0 kemungkinan penyembuhan fungsional semakin menurun+ Karena itu0 inter%ensi terapeutik sebaiknya tidak ditunda0 pada kebanyakan kasus0 #indo# period untuk inter%ensi terapeutik diper7aya berkisar antara ? sampai '* jam setelah 7edera+ "ekanisme utama yaitu 7edera inisial dan men7akup transfer energi ke korda spinal0 deformasi korda spinal dan kompresi korda paska trauma yang persisten+ "ekanisme ini0 yang terjadi dalam hitungan detik dan menit setelah 7edera0 menyebabkan kematian sel yang segera0 disrupsi aksonal dan perubahan metabolik dan %askuler yang mempunyai efek yang berkelanjutan+ Proses 7edera sekunder yang bermula dalam hitungan menit dari 7edera dan berlangsung selama berminggu5minggu hingga berbulan5bulan0 melibatkan kaskade yang kompleks dari interaksi biokimia0 reaksi seluler dan gangguan serat traktus yang mana kesemuanya hanya dimengerti sebagian+ Sangat jelas bah#a 15
peningkatan produksi radikal bebas dan opioid endogen0 pelepasan yang berlebihan dari neurotransmitter eksitatori dan reaksi inflamasi sangat berperan penting+ 9ebih jauh lagi0 profil mR!$ ;messenger
Ribonu7lei7 $7id<
menunjukkan beberapa perubahan ekspresi gen setelah 7edera medula spinalis dan perubahan ini ditujukan sebagai target terapeutik+ Beberapa teori telah diusulkan untuk menjelaskan patofisiologi dari 7edera sekunder+ Teori radikal bebas menjelaskan bah#a0 akibat dari penurunan kadar anti5oksidan yang 7epat0 oksigen radikal bebas berakumulasi di jaringan sistem saraf pusat yang 7edera dan menyerang membrane lipid0 protein dan asam nukleat+ &al ini berakibat pada dihasilkannya lipid peroidase yang menyebabkan rusaknya membran sel+ Teori kalsium menjelaskan bah#a terjadinya 7edera sekunder bergantung pada influks dari kalsium ekstraseluler ke dalam sel saraf+ Ion kalsium mengakti%asi phospholipase0 protease0 dan phosphatase+ $kti%asi dari enAim5 enAim ini mengakibatkan interupsi dari akti%itas mitokondria dan kerusakan membran sel+ Teori opiate re7eptor mengusulkan bah#a opioid endogen mungkin terlibat dalam proses terjadinya 7edera medula spinalis dan bah#a antagonis opiate
;7ontohnya
naloone<
mungkin
bisa
memperbaiki
penyembuhan
neurologis+ Teori inflamasi berdasarkan pada hipotesis bah#a Aat5Aat inflamasi ;seperti
prostaglandin0
leukotrien0
platelet5a7ti%ating
fa7tor0
serotonin<
berakumulasi pada jaringan medula spinalis yang 7edera dan merupakan mediator dari kerusakan jaringan sekunder+ "enyusul 7edera medula spinalis0 penyebab utama kematian sel adalah nekrosis dan apoptosis+ 8alaupun mekanisme kematian sel yang utama segera setelah terjadinya 7edera primer adalah nekrosis0 kematian sel apoptosis yang terprogram mempunyai efek yang signifikan pada 7edera sekunder sub akut+ Kematian sel oligodendrosit yang diinduksi oleh apoptosis berakibat demyelinasi dan degenerasi aksonal pada lesi dan sekitarnya+ 16
Proses 7edera sekunder berujung pada pembentukan jaringan parut glial0 yang diperkirakan sebagai penghalang utama regenerasi aksonal di dalam sistem saraf pusat+ Pembentukan jaringan parut glial merupakan proses reaktif yang melibatkan peningkatan jumlah astrosit+ "enyusul terjadinya nekrosis dari materi abu5abu dari korda sentral dan degenerasi kistik0 jaringan parut berkembang dan meluas sepanjang traktus aksonal+ Pola dari pembentukan jaringan parut dan infiltrasi sel inflamatori dipengaruhi oleh jenis dari lesi medula spinalis+ Terdapat tiga jenis lesi : lesi mikro0 kontusif dan lesi tusukan yang luas ;large stab<
Gambar 2.
!am"aran skemaik dari iga lesi sereoipik dari sisem sara#
pusa$ lesi mikro %A&' lesi konusi# %(& dan lesi usukan )ang "esar %*&. +ada semua ipe' makro#ag mengin,asi lesi erse"u dan "aik chondroitin sulfate proteoglycans %*S+!s& dan keratan sulfate proteoglycans %S+!s& diregulasi naik. A. eseaaran asrosi idak erganggu' eapi akson idak dapa "eregenerasi di luar lesi. (. Selapu oak idak rusak' eapi ka,iasi pada episenrum dari lesi erse"u dan deposisi proeoglikan eradi. Akson idak
17
dapa "eregenerasi di luar lesi' eapi akson )ang masi/ "aik dapa diemukan disal dari lesi. *. esi usukan )ang menem"us selapu oak dan mengiinkan in,asi "ro"las dan makro#ag. Akson direpulsi secara inggi ole/ peningkaan gradien dari *S+!s dan S+!s. (e"erapa molekul in/i"ior lainn)a uga di/asilkan pada enis cedera ini dan secara k/usus pre,alen pada ini lesi. E* extracellular matrix.
Pada lesi mikro0 sa#ar darah otak terganggu sedikit0 astrosit tetap dalam kesejajaran yang normal tetapi menghasilkan 7hondroitin sulfate proteogly7ans ;=SP.s< dan keratan sulfate proteogly7ans ;KSP.s< sepanjang traktus yang 7edera dan makrofag mengin%asi lesi tersebut+ $kson tidak dapat beregenerasi di luar lesi tersebut+ Pada lesi kontusif0 sa#ar darah5otak terganggu0 tetapi selaput otak masih utuh+ , Ka%itasi terjadi di episentrum dari lesi tersebut+ Kesejajaran astrosit terganggu pada lesi+ $strosit menghasilkan =SP.s dan KSP.s pada gradien yang meningkat dari penumbra menuju pusat lesi+ Tidak dijumpai in%asi fibroblast pada inti lesi0 dan karena itu0 tidak dijumpai inhibitor yang mengekspresikan fibroblast+ "akrofag mengin%asi lesi tersebut dan intinya dan akson distrofik mendekati lesi tersebut sebelum pertumbuhan berhenti+ Pada lesi tusukan yang luas0 sa#ar darah otak rusak0 dan ka%itasi terjadi pada pusat lesi+ Klai;i.ai
Penilaian neurologis pada 7edera medula spinalis meliputi penilaian berikut seperti:
Sensasi pada tusukan ;traktus spinotalamikus<
Sensasi pada sentuhan halus dan sensasi posisi sendi ;kolum posterior<
Kekuatan kelompok otot ;traktus kortikospinal<
Refleks ;abdominal0 anal dan bulboka%ernosus<
18
ungsi saraf kranial ;bisa dipengaruhi oleh 7edera ser%ikal tinggi0 seperti disfagia<2(
Dengan memeriksa dermatom dan miotom dengan 7ara demikian0 le%el dan 7ompleteness dari 7edera medula spinalis dan keberadaan kerusakan neurologis lainnya seperti 7edera pleksus brakialis dapat dinilai+ Segmen terakhir dari fungsi saraf spinal yang normal0 seperti yang diketahui dari pemeriksaan klinis0 disebut sebagai le%el neurologis dari lesi tersebut+ &al ini tidak harus sesuai dengan le%el fraktur0 karena itu diagnosa neurologis dan fraktur harus di7atat+ 2( =edera inkomplit didefinisikan sebagai 7edera yang berkaitan dengan adanya preser%asi dari fungsi motor dan sensorik di ba#ah le%el neurologis0 termasuk pada segmen sakral yang paling rendah+2( Penilaian tingkat dan komplit atau tidaknya suatu 7edera medula spinalis memungkinkan prognosa untuk dibuat+ -ika lesi yang terjadi adalah komplit0 kemungkinan penyembuhan jauh lebih ke7il dibandingkan dengan lesi inkomplit+ "enyusul terjadinya 7edera medula spinalis0 terdapat beberapa pola 7edera yang dikenal0 antara lain: 60? 5
Sindroma korda anterior Terjadi akibat gaya fleksi dan rotasi pada %ertebra menyebabkan dislokasi ke anterior atau akibat fraktur kompresi dari 7orpus %ertebra dengan penonjolan tulang ke kanalis %ertebra+ Dengan gejala :
5
o
Paralisis diba#ah batas luka ;trauma<
o
&ilangnya sensasi nyeri dan temperatur diba#ah batas luka
o
Sensasi sentuhan0 pergerakan0 posisi dan %ibrasi tetap
Sindroma korda sentralis
19
Biasanya dijumpai pada orang tua dengan spondilosis ser%ikal+ =edera hiperekstensi menyebabkan kompresi medula spinalis antara osteofit ireguler dari 7orpus %ertebra di anterior dengan ligamentum fla%um yang menebal di posterior+ Dengan gejala Kelemahan motorik ekstermitas atas lebih besar dari ekstermitas ba#ah+ 5
Sindroma korda posterior Sindroma ini umumnya dijumpai pada hiperekstensi dengan fraktur pada elemen posterior dari %ertebra+
5
Sindroma Bro#n5seHuard Se7ara klasik terjadi akibat 7edera tusukan tetapi juga sering dijumpai pada fraktur massa lateral dari %ertebra+ Tanda dari sindroma ini : o
Ipsilateral paralisis diba#ah trauma
o
Ipsilateral hilangnya sentuhan0 %ibrasi0 proprioseption diba#ah trauma
o
Kontralateral hilangnya sensasi nyeri dan temperatur diba#ah lesi
5
Sindroma konus medularis
5
Sindroma kauda ekuina ?
20
.ambar ,+ Potongan melintang dari korda spinalis0 menunjukkan sindroma 7edera medula spinalis parsial Derajat keparahan 7edera medula spinalis dapat dibagi menjadi beberapa grade menurut rankel+ ? 5
rankel $ : kehilangan fungsi motorik dan sensorik
5
rankel B : ada fungsi sensorik0 motorik tidak ada
5
rankel = : fungsi motorik ada tetapi tidak berfungsi
21
5
rankel D : fungsi motorik ada tetapi tidak sempurna
5
rankel > : fungsi sensorik dan motorik baik0 hanya ada refleks abnormal
&an!a !an (e$ala •
Tanda spinal sho7k ;pemotongan komplit ransangan<0 meliputi: la77id paralisis diba#ah batas luka0 hilangnya sensasi diba#ah batas luka0 hilangnya reflek5reflek spinal diba#ah batas luka0 hilangnya tonus %aso motor ;&ipotensi<0Tidak ada keringat diba#ah batas luka0 inkontinensia urine dan retensi feses berlangsung lama hiperreflek/ paralisis spasti7
•
Pemotongan sebagian rangsangan: tidak simetrisnya fla77id paralisis0 tidak simetrisnya hilangnya reflek diba#ah batas luka0 beberapa sensasi tetap utuh diba#ah batas luka0 %asomotor menurun0 menurunnya blader atau bo#el0 berkurangnya keluarnya keringat satu sisi tubuh
•
Sindroma 7idera medula spinalis sebagian 2+ $nterior
-
Paralisis diba#ah batas luka ;trauma<
5
&ilangnya sensasi nyeri dan temperatur diba#ah batas luka
5
Sensasi sentuhan0 pergerakan0 posisi dan %ibrasi tetap
'+ =entral 5
Kelemahan
motorik
ekstermitas
atas
lebih
besar
dari
ekstermitas ba#ah ,+ Sindroma bro#n seHuard Terjadi akibat trauma pada bagian anteror dan posterior pada satu sisi 5
Ipsilateral paralisis diba#ah trauma
22
5
Ipsilateral hilangnya sentuhan0 %ibrasi0 proprioseption diba#ah trauma
5
Kontralateral hilangnya sensasi nyeri dan temperatur diba#ah lesi
K#1pli.ai
Komplikasi yang dapat terjadi pas7a 7edera medula spinalis antara lain yaitu instabilitas dan deformitas tulang %ertebra0 fraktur patologis0 syringomyelia pas7a trauma0 nyeri dan g angguan fungsi seksual+ ? Penatala.anaan
"ayoritas pasien dengan 7edera medula spinalis disertai dengan 7edera bersamaan pada kepala0 dada0 abdomen0 pel%is dan ekstremitashanya sekitar *(G 7edera medula spinalis yang terisolasi+ Penatalaksanaan a#al berlangsung seperti pasien trauma pada umumnya yang meliputi sur%ei primer0 resusitasi dan sur%ei sekunder+20, Protokol terapi yang direkomendasikan berdasarkan pada , hal yang penting+ Jang pertama0
pen7egahan
7edera
sekunder
dengan
inter%ensi
farmakologis seperti pemberian metilprednisolon dalam 3 jam setelah kejadian sesuai dengan panduan yang dianjurkan dalam studi !$S=IS5III+' Pasien sebaiknya diberikan metilprednisolon dengan dosis bolus ,(mg/kg berat badan diikuti dengan dosis pemeliharaan 10*mg/kg berat badan per jam selama ', jam atau *3 jam se7ara infusan+' Kedua0 hipoksia dan iskemia di lokasi lesi medula spinalis sebaiknya diminimalisir dengan mengendalikan status hemodinamik dan oksigenasi+ Semua pasien sebaiknya menerima oksigen tambahan yang 7ukup untuk men7apai saturasi oksigen mendekati 2((G+ '
23
Ketiga0 begitu 7edera medula spinalis disangkakan0 tulang belakang harus diimobilisasi untuk men7egah 7edera neurologis yang lebih lanjut+ ' "anajemen farmakologi pada 7edera medula spinalis akut masih kontro%ersi+ 4ptimisme yang menganggap bah#a pemahaman yang mendalam mengenai patogenesa dari 7edera medula spinalis akut akan mengarah kepada penemuan strategi pengobatan farmakologis untuk men7egah 7edera sekunder telah menemui keke7e#aan dalam praktek klinis+ 2( Kemungkinan aplikasi sel pun7a pada penanganan 7edera medula spinalis terus dipelajari baik dengan menggunakan sel pun7a eksogen0 seperti sel stroma mesenkim dan olfa7tory ensheating glial 7ells0 maupun dengan memanipulasi sel pun7a endogen+30) Pembedahan merupakan dan akan tetap menjadi pilihan utama dalam paradigma penanganan 7edera medula spinalis0 tetapi #aktu yang tepat untuk melakukan operasi dekompresi masih menuai banyak kontro%ersi+ 3 Untuk kondisi medis di mana kesembuhan belum tersedia0 seperti 7edera medula spinalis0 deteksi dari faktor resiko0 implementasi program pre%entif0 dan identifikasi dari subjek yang potensial terkait merupakan rele%ansi yang penting+ Studi epidemiologis dengan follo# up jangka panjang memberikan kontribusi ke dalam hal ini dengan memberikan gambaran perkiraan dari insidensi dan pre%alensi0 mengidentifikasi faktor resiko0 memberikan gambaran ke7enderungan0 dan memprediksi keperluan di masa yang akan datang+ 2
DAF&AR PUS&AKA
2+ Kondra0 8+ Penuntunan !eurologi+ -akarta : KUI+ '(2(
24
'+ Sloane0 >thel+ $natomi dan isiologi+ -akarta : >.=+ '((6 ,+ Sidharta+0 De#anto+ $natomi Susunan Saraf Pusat "anusia+ -akarta: Pustaka Uni%ersitas+ '((* *+ PRI=>0 S+$0 8ilson0 9+ "+ Patofisiologi Konsep Klinis Proses5 Proses Penyakit+ -akarta : >.=+ '((1 1+ Perdossi+ Konsensus !asional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal+ -akarta : Perdossi+ '((? ?+ Basuki $7edera "edula Spinalis $kut+ Dalam : kega#atdaruratan !eurologi+ Bandung : Bagian Saraf K Uni%ersitas Padjadjaran/ RS dr+ &asan Sadikin+ '(() 6+ !ational Spinal =ord Injury Statisti7al =enter+ Spinal =ord Injury: a7t and igures at $ .lan7e+ http://###+ns7is7+uab+edu/Publi7Do7uments/fa7tfiguresdo7s/a7 tsG'('(2,+pdf 3+ Satyanegara+ Ilmu Bedah Saraf+ -akarta : .ramedia+ '(2( )+ !ational Institute of !eurologi7al Disorders and Stroke+ !I!DS Spinal
=ord
Injury
Information
Page+
http://###+ninds+nih+go%/disorder/s7i/s7i+htm 2(+ -alalin+
Penuntun
pemeriksaan
fisik
dan
fungsional
ilmu
kedokteran fisik dan rehabilitasi+ Palembang+ Bagian Rehabilitasi "edik akultas Kedoktern Uni%ersitas Sri#ijaya/ RSUP DR+ "oh &osein Palembang+ '((?
25