PANCASILA SEBAGAI JAWABAN ATAS PERMASALAHAN BANGSA Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Mengikuti Intermediate Training (LK II) Tingkat regional Yang dilaksanakan HMI Cabang Jayapura 18 s/d 28 Oktober 2014 OLEH: ZAKARIA USMAN HMI Cabang Jayapura
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG JAYAPURA 2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberi kesehatan serta nikmat lainnya yang tidak sanggup dihitung dengan alat secanggih apapun, seiring shalawat dan salam kepada utusan-Nya baginda Muhammad S.A.W yang membawa kita dari alam jahiliyah hingga kealam Islamiyah yang berpendidikan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dengan perjuangan beliau dan para sahabatnya kita bisa merasakan kehidupan yang layak seperti saat i ni. Terima kasih penulis ucapkan kepada Pengurus HMI Cabang Jayapura, Pengurus HMI Komisariat Fakultas Hukum Uncen, rekan-rekan kader HMI dan para Senior serta Alumni HMI yang telah membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan makalah ini dengan judul “Pancasila “Pancasila Sebagai Jawaban Atas Permasalahan Bangsa” Bangsa” dan juga terima kasih yang sebesar – besarnya penulis ucapkan kepada
semua
pihak yang telah
membantu penulis
sehingga sehingga
terselesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekhilafan, maka dengan hal itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga ke depan dapat menjadi koreksi untuk kemajuan dan lebih baik.
Jayapura, 18 Oktober 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................. .................................................................... ............................................. ............................. .......
i
BAB I: Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG ............................................ ................................................................... ............................. ......
1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................... .................................................................. .......................... ...
2
C. TUJUAN PENULISAN .......................................... ................................................................. ............................. ......
2
BAB II: Pembahasan
A. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila pancasila ......................... ................................ .......
3
1. Sila pertama ............................................ .................................................................. ........................................ ..................
3
2. Sila Kedua .......................................... ................................................................ ............................................ ......................
4
3. Sila Ketiga .......................................... ................................................................ ............................................ ......................
5
4. Sila Keempat .......................................... ................................................................ ........................................ ..................
6
5. Sila Kelima ............................................ ................................................................... ......................................... ..................
7
B. Pancasila menjawab permasalahan bangsa .......................................... ..........................................
7
BAB III: Penutup A. Kesimpulan .......................................... ................................................................ ............................................ .......................... ....
11
B. Saran .......................................... ................................................................ ............................................ ..................................... ...............
13
Daftar pustaka ........................................... ................................................................. ............................................ ................................. ...........
14
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia sebagai sebuah bangsa tentu membutuhkan ideologi nasional. Di dalam ideologi nasional itu tercantum seperangkat nilai yang dianggap baik dan cocok bagi masyarakat Indonesia. Nilai – – nilai nilai itu diterima dan diakui serta menjadi tujuan mulia dari bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sudah sepakat bahwa nilai – nilai – nilai itu adalah nilai – – nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah ideologi nasional dari bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang ingin bersatu, kita menetapkan dasar dan ideologi yaitu pancasila sebagai alat pemersatu dan pengikat, yang kemudian melahirkan kaidah-kaidah penuntun dalam kehidupan sosial, politik dan hukum. Pada hakikatnya pancasila mengandung dua pengertian, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai dasar negara Republik Republik Indonesia. Konsekuensinya
seluruh
pelaksanaan
dan
penyelenggaraan
negara
terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara republik Indonesia beserta segala unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, beserta pemerintah negara. Pada akhirnya, menjadi baik kiranya bila menyimak kembali apa yang pernah dikatakan oleh Roeslan Abdulgani (1986), “Pancasila kita bukan sekedar berintikan nilai-nilai statis, teapi juga jiwa dinamis. Kurang gunanya bagi kita, hanya secara verbal mencintai kemerdekaan, kalau kita tidak berani melawan penjajahan, baik yang tradisional-kuno maupun yang neokolonial. Kurang gunanya kita, secara verbal saja menjunjung tinggi sila Ketuhanan Yang Maha Esa kalau kita takut melawan kemusyrikan. Kurang gunanya kita, secara verbal saja mengagungkan sila Perikemanusiaan, kalau kita membiarkan merajalela
1
situasi yang tidak manusiawi. Kurang faedahnya kita, secar verbal saja cinta Persatuan Indonesia, kalau kita membiarkan merajalelanya rasa nasionalisme dan patriotisme merosot dan membiarkan bangsa lain mengeksploitasi kebodohan dan kelemahan rakyat kita. Kurang manfaatnya kita cinta Sila Kerakyatan kalau kita membiarkan keluhan rakyat tersumbat. Kurang artinya kita ngobrol saja tentang sila Keadilan Sosial, kalau kita membiarkan kepincangan sosial ekonomis merajalela.” merajalela.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka timbul beberapa masalah yang akan dibahas dalam dalam makalah ini. yaitu: 1.
Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila?
2.
Bagaimana Pancasila menjawab permasalahan bangsa?
C. Tujuan Penulisan 1.
Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
2.
Untuk mengetahui bagaimana pancasila menjawab permasalahan bangsa.
2
BAB III PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Pancasila Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Dalam Dictionary Dalam Dictionary of Sociology an Related Sciences nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Menurut C Klukhon, nilai bukanlah keinginan melainkan apa yang diinginkan. Sedang menurut Kamus ilmiah populer nilai adalah ide tentang apa yang baik, benar, bijaksana, dan apa yang berguna, sifatnya lebih abstrak dari norma. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Dari zaman dahulu, nilai pancasila sudah terkandung dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia. Nilai-nilai tersebut telah meliputi berbagai aspek kehidupan dan sekarang pun masih tetap dipelihara sampai saat ini. Semua nilai-nilai pancasila perlu sekali kita kembangkan dalam kehidupan-kehidupan sosial budaya, demi terciptanya suasana yang cukup tenang, sejahtera, damai, dan aman. Tanpa nilai-nilai tersebut kita tidak bisa untuk mencapai semua itu. Pancasila di rumuskan bukan semata tanpa arti. Dalam setiap sila dalam Pancasila mengandung nilai-nilai luhur. Nilai-nilai inilah yang jika diterapkan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat menjadi pendorong untuk untuk kemajuan bangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila yaitu sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa Sila Ketuhan yang Maha Esa mengandung nilai antara lain keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna,
3
yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifat yang suci serta ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa yakni menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sila pertama ini meliputi dan menjiwai sila-sila selanjutnya. Sila pertama ini mencerminkan bahwa suatu keharusan bagi masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan dan masyarakat yang beragama. Negara yang berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kebebasan untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Implementasi nilai ketuhanan adalah : a)
Percaya dan takwa terhadap Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
b)
Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c)
Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
d)
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai yang terkandung dalam sila ini antara lain pengakuan terhadap adanya martabat manusia, perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dengan hewan. Nilai sila ini diliputi dan dijiwai sila I, meliputi dan menjiwai sila III, IV, dan V. Sila ini mencerminkan agar bangsa Indonesia membentuk suatu kesadaran tentang keteraturan sebagai asas kehidupan untuk menjadi manusia sempurna. Manusia yang peradabannya maju akan lebih mudah menerima kebenaran, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, 4
dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang harus diterapkan dalam kehidupn agar tercipta kehidupan yang penuh toleransi. Implementasi nilai kemanusiaan adalah : a)
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
b)
Saling mencintai sesama manusia.
c)
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d)
Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk dan saling menghargai adanya perbedaaan tersebut.
e)
Melakukan musyawarah, jujur dan saling berkerjasama.
f)
Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama sebagai manusia yang beradab.
3. Persatuan Indonesia Sila ketiga adalah Persatuan Indonesia. Nilai yang terkandung dalam sila ini antara lain persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah, bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia, Pengakuan terhadap ke-Bhineka Tunggal Ika-an suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa. Nilai sila ini diliputi dan dijiwai sila I dan II, meliputi dan menjiwai sila IV, dan V. Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa dan sila ini menegaskan pada bangsa Indonesia perbedaan bukan untuk dipertentangkan tetapi hal tersebut te rsebut akan menjadi sesuatu yang luar biasa jika dijadikan persatuan Indonesia. Implementasi nilai persatuan :
5
a)
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan bangsa dan negara serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
b)
Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
c)
Cinta tanah air dan bangsa.
d)
Bangga sebagai bangsa indonesia.
e)
Saling menghormati adanya perbedaan suku, ras etnis dan agama sehingga dapat terjadinya persatuan.
4. Kerakyatan
Yang
Dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Sila keempat adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Nilai yang terkandung dalam sila ini antara lain menegaskan bahwa kedaulatan negara ada ditangan rakyat, pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi oleh akal sehat, manusia Indonesia sebagai warga Indonesia dan masyarakat warga Indonesia mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama, musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat. Nilai sila ini diliputi dan dijiwai sila I, II, II, dan dan III, meliputi dan menjiwai sila V. Prinsip-prinsip kerakyatan untuk membangkitkan bangsa Indonesia adalah kerakyatan yang mampu mengendalikan diri dan mengusai diri untuk menciptakan perubahan pada kebangkitan bangsa. Hikmah kebijaksanaan bisa diartikan sebagai kondisi rakyat yang harus berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari pemikiran kelompok dan aliran tertentu yang sempit. Implementasi nilai kerakyatan : a)
Mengutamakan kepentingan bersama.
b)
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c)
Mengutamakan
musyawarah
dalam
pengambilan
keputusan
untuk
kepentingan bersama.
6
d)
Keputusan musyawarah yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai yang terkandung antara lain perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh bangsa Indonesia, keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan pertahanan keamanan nasional (Ipoleksosbudhankamnas), citacita masyarakat adil makmur, material dan spiritual yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, dan cinta akan kemajuan dan pembangunan. Nilai sila ini diliputi dan dijiwai dijiwai sila I, II, II, III, dan IV. Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Setiap bangsa Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup. Segala usaha diarahkan untuk menggali potensi rakyat, membangun perwatakan sehingga bisa meningkatan kualitas rakyat. Dengan demikian kesejahteraan yang meratapun bisa tercapai. Implementasi nilai keadilan : a)
Berbuat luhur dan saling membantu dan gotong royong.
b)
Bersikap adil.
c)
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d)
Menghormati hak-hak orang lain.
e)
Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f)
Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
B. Pancasila Menjawab Permasalahan Bangsa Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila sangat relevan untuk mengatasi isu-isu global yang tengah menembus seluruh belahan dunia. Pancasila adalah sumber pencerahan, p encerahan, inspirasi, dan solusi. Contonya: isu terorisme, isu 7
korupsi, isu mafia hukum, isu kemiskinan, isu pemanasan global dan isu-isu lainnya. Maka pendidikan pancasila harus digalakan mulai dari linkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat dengan semua orang yang terlibat didalamnya ikut berperan secara aktif. Solusi dari pancasila yang paling diperlukan saat ini adalah mengenai pemberantasan terorisme dan juga penyebarannya, bukan menganggap remeh masalah lain tapi masalah ini merupakan masalah yang sedang hangat-hangatnya dibincangkankan masyarakat. Lemahnya pendidikan pancasila pada masa reformasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mudahnya ideologiideologi yang salah seperti ideologi terorisme masuk ke susunan masyarakat indonesia dalam hal ini pemuda. Banyak pemuda yang direkrut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menjadi eksekutor bom bunuh diri, pasukan berani mati, dan perampok dengan dalih jihad, hal ini sebenarnya dapat dihindari apabila para pemuda-pemuda tersebut memiliki dasar ideologi pancasila yang baik. Dalam hal ini pendidikan pancasila harus dapat disinergikan bersama-sama dengan pendidikan agama. Karena sebenarnya dua hal ini mampu saling melengkapi satu sama lain dalam pembentukan karakter mental seseorang. Pendidikan pancasila juga mampu menjadi solusi bagi masalah korupsi di negeri kita ini, kurangnya pemahaman pancasila teah mengakibatkan korupsi merajalela di segala lini kehidupan dari kelas bawah hingga para petinggi negara. Terlambat memang kalau pendidikan pancasila di berikan kepada para terdakwa atau terpidana koruptor dan juga para pemimpin yang saat ini memimpin, namun pendidikan pancasila ini dapat diberikan kepada para calon-calon pemimpin masa depan seperti pelajar dan mahasiswa. Pendidikan pancasila dapat digunakan sebagai garis besar penddikan anti korupsi yang diberikan pada pelajar dan mahasiswa karena dalam pendidikan pancasila terdapat bagaimana cara hidup bertata negara yang baik. Namun solusi ini tidak dapat langsung dirasakan saat ini karena pada pendidikan anti korupsi yang baru dimulai beberapa tahun ini memerlukan waktu untuk prosesnya.
8
Isu selanjutnya yang dapat diatasi dengan pendidikan pancasila adalah isu mafia hukum, isu ini sejatinya tidak jauh berbeda dengan isu korupsi diatas. Seharusnya para petinggi hukum di negeri ini sudah tahu benar apa itu pancasila makna dan bagaimana pengamalanya dalam penegakan hukum di negeri ini, namun mengapa harus terjadi mafia hukum? Hal ini karena mereka hanya mempelajari pancasila dan tidak menghayatinya di dalam hati. Untuk itu selain mempelajari pancasila sebaiknya pendidikan pancasila juga memberikan pemahaman mendasar kepada peserta didik agar di dalam hatinya benar-benar tertanam jiwa pancasila. Dan sebenarnya yang benar-benar diperlukan bangsa ini adalah sosok yang jujur dan mau mengamalkan pancasila secara utuh, maka dari itu pendidikan pancasila harus benar-benar diberikan secara baik agar generasi baru bangsa ini dapat menjadi sosok yang yang diharapkan. Dalam hal kemiskinan yang kian menjadi di negara ini s esungguhnya tidak harus terjadi jika pancasila sudah diamalkan dengan benar, seperti yang dikatakan Bapak Junaidi M.Hum bahwa miskin dan kaya memang harus ada di dunia ini karena keduanya adalah bagian dari kodrat alam. Namun seharusnya antara si miskin dan si kaya tidak akan terjadi kesenjangan yang jauh apabila pengamalan pancasila terutama sila kelima sudah dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah di Indonesia. Contohnya dalam hal pembagian subsidi banyak kebijakan pemerintah yang belum tegas sehingga banyak dana subsidi yang tidak tepat sasaran sehingga banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang sebenarnya sudah kaya. Pemahaman yang kurang juga terdapat pada si kaya yang seharusnya tidak menerima subsidi, jika mereka mampu memahami pancasila pancasi la maka mereka akan malu saat menerima subsidi yang bukan haknya karena sebenarnya masih banyak yang lebih berhak menerimanya. Pendidikan pancasila dapat juga menjadi solusi bagi masalah lingkungan seperti pemanasan global hal berhubungan pemanfaatan sumber daya alam. Akhir-akhir ini isu pemanasan global merupakan isu yang sering di bahas dalam pertemuan tingkat dunia maupun tingkat regional, sumber dari masalah yang sebenarnya adalah pada pendayagunaan yang kurang tepat dan tidak sebagaimana
9
mestinya. Kita sebagai manusia yang beradab sesuai dengan sila ke dua pada pancasila seharusnya mampu menggunakan kekayaan alam yang ada seefektif mungkin dan tidak menghambur-hamburkanya karena sumber daya tersebut terbatas. Dalam sila kedua juga di jelaskan bahwa kita sebagai manusia yang adil maka dari itu selain memanfaatkan alam kita harus merawatnya sebaik mungkin. Dan dalam pendidikan pancasila seharusnya diajarkan untuk tidak merusak lingkungan, mebuang sampah pada tempatnya, menghemat bahan bakar dan energi, dan lain-lain sebagai bukti pengamalan pancasila.
10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Pada kondisi saat ini banyak persoalan-persoalan bangsa yang tidak kunjung selesai, ini merupakan wujud lunturnya nilai-nilai pancasila dari jiwa bangsa Indonesia. Sebenarnya semua persoalan itu dapat terselesaikan dengan membentuk karakter sebagai identitas sebuah bangsa. Sebuah karakter yang dapat membuat bangsa ini lebih baik, memiliki pendirian yang teguh dan karakter itu bernama pancasilais. Pancasila adalah kristalisasi inti peradaban nusantara, rumusan filosofisideologis yang bertolak dari kesadaran sejarah dan cara pandang bangsa Indonesia dalam menghadapi masa depannya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk senantiasa menyegarkan ingatan, memperkuat keyakinan, mempertajam cara pandang, serta membangun jatidiri dan watak kita sebagai bangsa yang pancasilais, baik sebagai nilai-nilai hidup keseharian, maupun sebagai asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila membuktikan “BHINNEKA TUNGGAL IKA” bukan slogan kosong semata. Tuhan yang memberi kita kesempatan untuk menjadi bangsa yang bermartabat. Negeri yang indah dan ramah, yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. Namun,
potret
perjalanan
Pancasila
juga
menampakkan
sisi-sisi
sebaliknya. Kita mengetahui bagaimana Pancasila dipertanyakan, dipersoalkan, dipertentangkan, bahkan diselewengkan. Lebih dari itu, Pancasila juga telah dimaknai secara berlebihan, sehingga ada banyak mitos-mitos yang dikaitkan dengan Pancasila. Kita tidak bisa menghindar dari kecenderungan munculnya berbagai bentuk penafsiran dan penentangan. Antara dukungan dan penolakan adalah dua hal yang selalu menyertai perjalanan sejarah Pancasila. Singkat kata, Pancasila terdinamisasi oleh pasang-surut dan pasang-naik sikap kita.
11
Pada era reformasi ini, terjadi perubahan-perubahan mendasar dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Bahkan, untuk dan atas nama reformasi itu telah dilakukan empat kali amandemen konstitusi, yakni perubahan atas Undang-Undang Dasar 1945. Amandemen itu telah berakibat luas pada sistem ketatanegaraan kita. Banyak kalangan menganggap prinsip-prinsip liberalisme cenderung mewarnai proses perubahan tersebut. Proses amandemen ini haruslah kita cermati sungguh-sungguh, karena dalam proses itu terbuka kemungkinan masuknya tujuan-tujuan yang tidak sejalan dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945. Kewajiban kita semua untuk mengevaluasi proses reformasi ini, sehingga tidak menyimpang dari cita-cita para pendahulu kita. Ini adalah era penting bagi bangsa Indonesia untuk menemukan kembali kesadaran historis, kesadaran kolektif, dan kesadaran akan masa depannya. Era demokrasi memungkinkan Pancasila dievaluasi secara kritis, direvitalisasi, bahkan direinterpretasi. Kita harus menyadari bahwa Pancasila tidak sekadar legitimasi konstitusional sebagai syarat sah berdirinya sebuah negara, tetapi lebih dari itu, Pancasila haruslah benar-benar menjadi pandangan hidup di kalangan masyarakat, menjadi praksis sosial yang merekatkan seluruh keragaman yang kita miliki sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Kita menyadari betapa berat persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita. Berbagai persoalan muncul silih berganti, seakan tiada henti-henti. Dalam konteks Ipolek-sosbud-hankam hampir semua aspek mengalami degradasi. Penyelesaian kasus per-kasus yang dilakukan tidak menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya. Lemahnya rasa persatuan dan kesatuan menjadi ancaman setiap saat yang dapat muncul. Mungkin kita bertanya, apa mungkin Pancasila menjadi solusi masalah bangsa. Bagaimana mungkin? Tapi kita harus sadari, bahwa momen daripada detik-detik proklamasi yang hanya sesaat itu telah mengubah segalanya, dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka, walaupun tidak disertai perubahan-perubahan fisik. Ini menyangkut sikap mental, menyangkut watak dan kepribadian, menyangkut nurani kita. Sebuah perubahan yang berbasis pada spirit kebangsaan daripada ketercukupan materi.
12
Dengan demikian yang terpenting dari semua persoalan bangsa kita adalah bagaimana kita secara bersama-sama, segenap warga bangsa, membangun satu visi dan misi kesejarahan kita, yakni di dalam satu arah dan tujuan yang satu. Arah dan tujuan dari kemerdekaan nasional kita. Sehingga kita terhindar dari benturan arah dan tujuan yang satu sama lainnya berseberangan. berseberangan. Bangsa ini terlalu heterogen untuk dibiarkan berada pada tujuannya masing-masing. Konflik kepentingan,
ketegangan
antar
umat
beragama,
diskriminasi
kesukuan,
kedaerahan dan sebagainya harus kita akhiri. Seharusnya Pancasila digunakan untuk menjalin semangat kebersamaan, saling menghormati dan semangat gotong royong yang sudah tersemayam di dalam jiwa bangsa Indonesia sejak dulu. Ke depan, guna menguatkan pancasila sebagai vision of state, pemerintah harus segera merevitalisasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Merevitalisasi Pancasila berarti menjadikan nilai-nilai Pancasila menjadi nilai-nilai yang hidup dan diimplementasikan dalam kehidupan seharihari. Pancasila yang sesungguhnya berada dalam tataran filsafat harus diturunkan ke dalam hal-hal yang sifatnya dapat diimplementasikan. Sebagai ilustrasi, nilai sila kedua Pancasila harus diimplementasikan melalui penegakan hukum yang adil dan tegas. Contoh, aparat penegak hukum harus tegas dan tanpa kompromi menindak pelaku kejahatan, termasuk koruptor. Tanpa penegakan hukum yang tegas, Pancasila hanya rangkaian kata-kata tanpa makna dan nilai serta tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
B. SARAN Dengan mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini dan peran pancasila sebagai jalan keluarnya. Maka penulis berharap agar pembaca menerapkan pengetahuannya dan khususnya pengetahuan akan pancasila yang memang sangat efektif dalam memberikan jalan keluar atas segala permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Dalam penerapannya penulis ingin agar pancasila bukan lagi hanya sekedar menjadi simbol/lambang negara semata, tapi pancasila haruslah dipahami dan menjadi pegangan hidup dalam berbangsa maupun bernegara. Pancasila
13
dengan sila-silanya yang saling melengkapi dan mencerminkan jati diri bangsa harus tetap eksis di masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan pemuda yang menjadi ujung tombak negara ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Syamsu.dkk, Pancasila Syamsu.dkk, Pancasila Bung Karno: Bhinneka Bhinneka Tunggal Ika, Ika, Jakarta, 2005. Latif Yudi, Negara Paripurna: historisitas, rasionalitas, dan aktualitas Pancasila, Gramedia, Jakarta, 2011.
http://pejuangpemikirindonesia.wordpress.com/2011/11/20/revitalisasi-pancasila sebagai-jawaban-permasalahan-kebangsaan/ sebagai-jawaban-permasalahan-keb angsaan/ http://febrijatmiko.blogspot.com/2012/04/pendidikan-pancasila-di-indonesia.html http://febrijatmiko.blogspot.com/2012/10/mengapa-bangsa-indonesiaberpancasila.html http://sitirulia22.blogspot.com/2013/01/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam sila.html http://stefangreg2410.wordpress.com/2013/04/24/nilai-nilai-yang-terkandungdidalam-pancasila/
15