Pemba embaha hasa san n TO 5
1 A. Obstruksi jalan nafas 2 B. Corynebacterium Diphteria Diphteria •
• • •
Keywords: Anak Anak usia usia 8 tah tahun un dema demam m + batu batuk. k. Selaput putih keabuan pada orofaring. Swab Swab tenggo tenggoro rok: k: basil basil halus halus,, gram gram (+), (+), granul granula a pada kedua kutub. Diagnosis ? Difteria Etiologi : Corynebacterium Diphteria Komplikasi ? Obstruksi jalan nafas
•
TATALAKSANA
•
KOMPLIKASI
- ADS ADS (A (Anti Diphteri eria Serum) 40.000 IU secara IM atau IV
- Obstruksi ja jalan na nafas
- Antibiotik
- Miokarditis
Penisilin G, eritromisin
- Suportif Antipiretik Patensi
jalan nafas
- Para aralisi lisiss otot otot rongg ongga a mulut
3 B. Crazy pavement dermatosis •
Keywords: - Anak Anak 6 tahun ahun tampa ampak k kuru urus, kulit tampak kering, tipis, mengkilat. - Atrofi trofi lapis lapisan an basalis basalis epider epidermis mis disert disertai ai hiperkeratosis. •
Diagnosis? Suspek kwashiorkor • Apakah sebutan untuk kelainan tersebut ? Crazy pavement dermatosis
Kwashiorkor vs. Marasmus
PILIHAN LAIN PELAGRA (dermatitis berbentuk kalung) Defisiensi vit B3
Acrodermatitis enteropatika Defisiensi zink Manifestasi di periorifisial dan akral
4 D. Inkompatibilitas ABO •
Keywords: - Bayi berusia 32 jam kuning sejak lahir. - Bayi Bayi lahi lahirr cuku cukup p bula bulan n dari dari seorang seorang ibu deng dengan HIV nonreaktif pada perinatal, streptokokus grup B negative, hepatitis B negatif. - Anak Anak terli erliha hatt kun kunin ing g di di dad dada a. Pemeriksaan darah ibu O+ dan ayah B+ kemungkinan kemungkinan darah anak B+. •
Masalah ? Ikterus patologis • Penyebab paling mungkin? Inkompatibilitas ABO
SYARAT INKOMPATIBILITAS •
Inkompatibilitas ABO
•
Inkompatibilitas rhesus
Terjadi pada :
Terjadi pada:
- Ibu O, anak A atau B
- Ibu Rh-, anak Rh +
- Ibu A, anak B - Ibu B, anak A
Keywords untuk PILIHAN LAIN •
Sepsis bayi merintih, susah menetek, tanda vital bayi abnormal, faktor risiko pecah ketuban pada ibu. • Breast Milk Jaundice kuning setelah lahir 1 minggu, ASI eksklusif (+). • Breast Feeding Jaundice kuning pada hari 2-7, bayi kesulitan minum. • Atresia biliaris kuning paling sering 2 minggu awal, BAB dempul (akolik).
5 A. Tes Coombs •
• •
Keywords: Bayi 32 jam tampak kuning, Bayi lahir cukup bulan, infeksi ibu selama perinatal (-). Anak tampak sehat, terlihat kuning di dada. Pemeriksaan golongan darah ibu rhesus (+) dan bayi rhesus (+). Masalah : ikterus patologis masih ada kemungkinan inkompatibilitas ABO. Pemeriksaan laboratorium yang paling mungkin? Tes Coomb’s
PRINSIP: deteksi antibodi yang menyerang antigen pada RBC. PRINSIP : - Direk : dilakukan pada RBC - Indirek : dilakukan pada plasma (serum).
6 A. Reaksi kompleks imun •
•
•
Keywords: Anak 10 tahun kencing berwarna seperti air cucian daging . Keluhan juga disertai bengkak pada bawah mata dan tungkai. Tekanan darah: 130/60 mmHg, Urinalisis: eritrosit 5 lpb, protein: +1. Diagnosis ? Sindrom nefritik. Sindrom nefritik pada anak paling sering disebabkan oleh GNAP (Glomerulonefritis Akut Post Streptokok) Mekanisme ? Reaksi kompleks imun
Reaksi hipersensitivitas: - Tipe 1 (tipe cepat) Oleh Ig E Contoh: anafilaktik - Tipe 2 (tipe sitotoksik) Oleh Ig M, Ig G Contoh : anemia hemolitik - Tipe 3 (kompleks imun) Oleh antigen-antibodikomplemen. Contoh : GNAPS - Tipe 4 (tipe lambat) Oleh sel T Contoh : tes tuberkulin
7 A. Hipospadia •
Keywords: Anak 3 tahun memiliki lubang kencing yang terletak tepat diantara batang penis dan kantung kemaluan.
•
Diagnosis ? Hipospadia
Hipospadia = lubang kencing di sisi ventral
Epispadia = lubang kencing di sisi dorsal.
8 A. Lunak, rendah serat •
Keywords:
- Anak 6 tahun, demam 7 hari, cenderung naik pada sore hari, nafsu makan berkurang, nyeri perut hilang timbul, tidak bisa BAB, lidah kotor +. - Leukopeni dan tubeks +. •
Diagnosis ? Demam tifoid
•
Diet yg disarankan? Lunak, rendah serat
•
Tatalaksana:
1. Antibiotik : kloramfenikol, amoksisilin, kotrimoksazol, sefiksim. 2. Suportif:
DEMAM NYERI PERUT, DIARE, KONSTIPASI, MUNTAH, KEMBUNG LIDAH TIFOID, HEPATOMEGALI ANEMIA, LEUKOPENIA
-
Kebutuhan cairan dan kalori cukup.
-
Makanan mudah dicerna tidak berserat.
KOMPLIKASI: -PERFORASI USUS -TIFOID ENSEFALOPATI
9 E. Atresia bilier tipe perinatal •
Keywords:
- Bayi usia 3 minggu kuning sejak 1 minggu yang lalu, BAB warna dempul. - Laboratorium didapatkan bilirubin total 11 g%, bilirubin direk 10,2 g%, bilirubin indirek 0,8 g%. •
Diagnosis ? Atresia bilier tipe perinatal.
•
2 tipe:
- Embrional terkait situs inversus, polisplenia/ asplenia, + kelainan kongenital lainnya. Biasanya terjadi dalam 2 minggu awal. - Perinatal/ postnatal hanya atresia bilier saja (tersering). Terjadi dalam > 2 minggu.
10 D. IgM HAV + •
Keywords: - Anak 8 tahun mengeluh mata kuning sejak seminggu . Gejala sistemik konstitusional (+). Kencing berwarna seperti teh pekat. Teman sekolah pasien menderita sakit serupa. Sering jajan sembarangan. - Sklera ikterik (+/+), hepar teraba 2 cm BAC, lien tak teraba. •
Diagnosis? Hepatitis A akut. • Hasil pemeriksaan serologi ? IgM anti HAV +
Hepatitis A Akut • •
• • •
•
Demam Keluhan sistemik tidak khas (mual, muntah, nyeri perut). Kencing seperti air teh. Faktor risiko fekal oral PF: ikterus, hepatomegali, nyeri tekan perut kanan atas. Lab : SGPT, SGOT, IgM anti HAV.
•
Tatalaksana: 1. Suportif - Antipiretik - Asupan kalori cukup
11 E. Infiltrat + hiperinflasi dada •
-
• •
Keywords: Anak 1 tahun batuk, pilek , dan demam tinggi. Suhu 38o C, nafas cuping hidung, retraksi intercostal dan subcostal, wheezing dan ronkhi basah kasar. Diagnosis ? Bronkiolitis Gambaran radiologi ? Streaky infiltrate seluruh lapang paru disertai hiperinflasi dada
Bronkiolitis Etiologi : virus RSV. •
DEMAM TINGGI
•
•
RETRAKSI DINDING DADA, DADA HIPERINFLASI
- Suportif
•
RONKI BASAH, MENGI , EKSPIRASI MEMANJANG
TATALAKSANA:
O2,
suction
- antiviral, antibiotik, inhalasi salbutamol + ipratropium, kortikosteroid (belum inkonklusif)
12 A. Insulin Dependent DM •
Keywords:
- Anak 8 tahun penurunan kesadaran. 3 bulan yang lalu pasien mudah capek dan BAK sering. - Pasien dalam keadaan koma, TD 80/60, nadi 130x/menit. GDS 310. •
Diagnosis ? IDDM (DM Tipe 1)
•
DM Tipe 1 maupun tipe 2 pada anak, memiliki gejala klasik 3 P. • Perbedaannya: - DMT1 pasien mudah lelah, kurus, biasanya datang karena penurunan kesadaran (KAD), C peptide rendah/ (-) karena fungsi sel Beta rusak. - DMT2 usia > 10 tahun, obesitas, ada riwayat keluarga DMT2, C peptide normal / tinggi.
•
-
Tatalaksana DM T1: Insulin Pengaturan makan Olahraga Edukasi Pemantauan gula darah mandiri.
13 A/ D Asam valproat / Fenobarbital •
• • • • •
13. Anak Jordan 2 tahun, dengan demam tinggi datang setelah kejang 10 menit. Sebelumnya anak dalam satu hari ini sudah kejang sebanyak 2 x, diantara kejang anak sadar, saat ini anak belum bisa berjalan. Terapi rumatan yang paling tepat? A. As. Valproat selama 1 tahun bebas kejang B. As. Valproat selama 2 tahun bebas kejang C. Fenitoin rumatan D. Fenobarbital rumatan E. Diazepam saat kejang
TATALAKSANA : 1. Profilaksis intermiten dengan antipiretik dan antikejang (diazepam) 2. Terapi jangka panjang / Rumatan dengan fenobarbital atau asam valproat yang diberikan sampai 1 tahun bebas kejang. Diberikan pada kejang demam > 15 menit, disertai defisit neurologis sebelum maupun sesudah kejang, kejang fokal. Namun, profilaksis intermiten lebih disukai karena efek
14 A. Trombositopenia, PT normal, aPTT normal. •
• •
Keywords: Anak 3 tahun, bintik bintik kemerahan pada tungkai bawah sejak 3 hari yang lalu. Riwayat mimisan, lebam, dan trauma (-). Anemis, sklera ikterik, dan organomegali (-). Petekie pada palatum mole dan multipel ekimosis superfisial pada ekstremitas . Diagnosis ? ITP Pemeriksaan penunjang ? Trombositopenia, PT normal, aPTT normal
WAJIB DIBEDAKAN •
HEMOFILIA
- bayi: bengkak, hematom spontan pada saat mulai merangkak. Anak : hemartrosis di sendi lutut, siku. - Riwayat kelainan serupa dalam keluarga pada saudara laki-laki. - aPTT, CT memanjang.
•
ITP
- petekia, purpura pada kulit dan mukosa. - Biasanya pasca infeksi virus atau bakteri. - Trombositopenia, BT memanjang.
15 D. Pemeriksaan Darah Lengkap •
• •
Keywords: Anak 12 tahun mengeluh benjolan dileher kiri sejak 1 minggu. Riwayat nyeri menelan dan demam 6 minggu sebelumnya. Keluhan batuk berdahak dan keringat malam (-). PF: benjolan diameter 1,5 cm kenyal dan mobile. Diagnosis ? Limfadenopati koli sinistra e.c suspek infeksi non spesifik. Pemeriksaan paling tepat? Pemeriksaan darah lengkap.
Benjolan di leher •
Pasien mengeluh benjolan 1,5 cm, kenyal, mobile pasca demam + nyeri menelan kemungkinan limfadenopati nonspesifik akibat proses infeksi rongga mulut. TIDAK MUNGKIN: • Limfadenopati TB dicurigai bila benjolan KGB multipel, konfluens (menyatu), nyeri (-). Oleh karena itu, pemeriksaan saat ini yang dianjurkan hanya darah lengkap untuk membuktikan ada tidaknya infeksi saat ini.
16 E. Gangguan pembentukan surfaktan •
Keywords:
- Anak umur 1 hari sesak nafas, riwayat lahir prematur dengan BB 1750 gram. - Pemeriksaan foto thorax : tampak bercak granuler halus pada kedua paru dengan air bronkhogram (+) . •
Diagnosis ? Penyakit Membran Hialin
•
Penyebab ? Defisiensi surfaktan
•
•
01:
retikulogranuler (ground glass) • 02: 01 + air bronchogram • 03: 02 + batas jantung paru kabur • 04: 03 + white lung.
Etiologi : defisiensi surfaktan tegangan permukaan turun sehingga alveolus kolaps. • Penyakit membran hialin sering dijumpai pada persalinan prematur. - Takipneau - Merintih - Retraksi dinding dada - Sianosis • Tatalaksana : - Terapi O2 - Surfaktan
17 E. Furosemid •
Keywords:
- Anak 6 bulan, riwayat menetek terputusputus, sejak lahir bibir biru. - Peningkatan JVP dan pembesaran hepar. •
Terapi untuk menurunkan preload jantung? Furosemid
PEMBAHASAN • •
•
-
Pasien kemungkinan memiliki penyakit jantung bawaan. Ada tanda-tanda kongestif cairan : JVP meningkat, hepatomegali tatalaksana: diuretik kuat (furosemid) untuk menurunkan preload jantung. PILIHAN LAIN: Kaptopril vasodilator arteriol eferen ginjal (sedikit menurunkan preload jantung), dominan menurunkan after load (tahanan perifer). Dobutamin, Dopamin meningkatkan kardiak output. Digoksin inotropik
18 C. PTU •
• •
Keywords: Bayi usia 10 minggu, pembesaran pada leher. Tampak lesu, hipotonia, jaundice, dan makroglosia. TSH serum meningkat dan free T4 menurun. Diagnosis ? Hipotiroid kongenital Kemungkinan obat yang dikonsumsi ibu saat hamil ? PTU (suatu obat anti tiroid).
•
Ibu hamil dengan hipertiroid seringkali harus diberikan pengobatan antitiroid. Obat terpilih yang digunakan adalah PTU.
•
PTU lebih dipilih dibandingkan metimazol karena memiliki efek samping lebih sedikit.
•
Meskipun demikian, kejadian hipotiroid kongenital masih dapat terjadi akibat PTU.
19 A. Motorik kasar •
Keywords:
- Bayi 6 bulan tidak dapat menegakkan kepala. •
Gangguan ? Motorik kasar
20 D. Giardiasis •
Keywords:
- Anak 9 tahun mencret2, perut kembung, sering buang angin. - Makroskopis: feses bau busuk, berlemak dan berlendir. Mikroskopis didapatkan kista inti 4 dengan axostyle. •
Diagnosis ? Giardiasis
•
Tatalaksana ? Metronidazol
•
Diare berminyak
•
Bloating
Penunjang : kista inti 4 atau tropozoit. Tatalaksana : metronidazol
21 E. Metronidazol •
Keywords:
- Anak 10 tahun berak-berak encer + darah sejak 2 hari yang lalu. - Pemeriksaan feses ditemukan Entamoeba histolytica. •
Diagnosis ? Disentri amoeba
•
Penatalaksanaan ? Metronidazol.
•
Disentri
•
Gambaran kista atau tropozoit
•
Tatalaksana : metronidazol
•
Komplikasi : abses hepar.
22 C. Pielonefritis akut •
Keywords:
- Bayi berusia 20 hari, BAK sedikit, air kencing berbau busuk. Demam (+), Ruam popok (+), •
Diagnosis ? Pielonefritis Akut
Spektrum ISK •
Pielonefritis akut: demam, mual muntah, nyeri pinggang. Namun, pada neonatus seringkali gejala tidak spesifik : rewel, susah menetek.
•
Sistitis akut: disuria, frekuensi, demam (-)
•
Asimtomatik bakteriuria: kultur urin (+) tetapi manifestasi klinis (-), biasanya pada perempuan.
23 C. Vibrio Cholera •
Keywords: Anak 8 tahun mengeluh diare sudah 5 kali seperti air cucian beras.
•
Diagnosis ? Kolera
•
Etiologi ? V. Cholera
•
Tatalaksana ? Tetrasiklin, doksisiklin.
KOLERA
TATALAKSANA : 1. Rehidrasi 2. Antibiotik yang efektif :DOKSISIKLIN, TETRASIKLIN Alternatif : kotrimoksazol, eritromisin. 3. Zink 4. Edukasi dan Gizi
24 C. Kotrimoksazol •
• •
Keywords: Anak 5 tahun nyeri saat BAK, BAK berwarna merah. Nyeri tekan supra pubik. Diagnosis ? Sistitis akut Terapi ? Kotrimoksazol Siprofloksasin dikontraindikasikan pada anak < 18 tahun karena mengganggu pertumbuhan tulang rawan.
Infeksi Saluran Kemih •
Diagnosis - Gejala khas : frekuensi, nyeri kencing, demam - Tanda : nyeri ketok CVA, nyeri tekan suprasimfisis. - Penunjang : Urinalisis Kultur urin bermakna
•
Tatalaksana 1. Higieni 2. Antibiotik : - Rawat jalan amoksilin, sefiksim, kotrimoksazol - Rawat inap ampicilin, sefotaksim, gentamisin Antibiotik biasanya diberikan empirik dahulu. Kuman penyebab tersering: E coli.
25 B. ETEC •
Keywords : Bayi 2 bulan, diare cair, dehidrasi (+), gejala disentri (-), tanda kesakitan(-). - Pemeriksaan feses: bakteri gram negatif, agar darah Mac Conkey: pertumbuhan bakteri baik, koloni bundar, halus dan memfermentasi glukosa. • Etiologi ? Enterotoxin E.coli (ETEC)
E Coli •
Bakteri gram negatif
•
Koloni pink pada agar McConkey fermentasi gula.
•
Dibedakan menjadi beberapa subtipe berdasarkan patogenesisnya: ETEC, EHEC, EIEC, EPEC, dan EAEC.
TIPS MEMBEDAKAN ETEC
EHEC
EIEC
EPEC & EAEC
JENIS DIARE
CAIR
DISENTRI
DISENTRI
MUKOID
NYERI PERUT
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
POSITIF
FEKAL LEUKOSIT
NEGATIF
NEGATIF
POSITIF
POSITIF
KARAKTERISTIK
SERING MENIMBULKAN HUS
Enterophatogenic E.coli (EPEC) Enterotoxin E.coli (ETEC) Enterohemorhagic E.coli (EHEC) EnteroInvasive E.coli (EIEC) EnteroagregativeE.coli (EAEC)
HUS : HEMOLITIK UREMIK SYNDROME - ANEMIA HEMOLITIK --TROMBOSITOPENIA -- GAGAL GINJAL AKUT
26 C. Penyakit jantung reumatik •
KU: Sesak 1 minggu SMRS –
Berhubungan dengan aktivitas
–
Riwayat Poliartritis Migrans
•
PF: Murmur (+) Karditis
•
WD: Penyakit Jantung Reumatik –
Bukti Infeksi
Penyakit Jantung Reumatik
Medscape.com
Jones Criteria (ARF)
medinterestgroup.com
27 B. Profilaksis sekunder •
WD: Penyakit jantung reumatik (bukan demam reumatik akut)
•
Rx: Profilaksis sekunder
Profilaksis Demam Reumatik Akut
WHO, 2014
Durasi Profilaksis
Profilaksis Demam Reumatik Akut
Profilaksis Demam Reumatik Akut
28 E. Honeycomb appearance •
KU: Batuk berdhak 3 hari SMRS –
Infeksi paru rekuren
•
PF: Suhu 39,2 C, Ronkhi basah kasar (+)
•
Sputum: Makroskopik: gambaran 3 lapis
•
WD: Bronkiektasis
•
Rontgen: honeycomb appearance
Three layer sputum - Bronchiectasis
29 A. Elektrolit •
KU: Sering kerim
•
Riwayat Hipertensi dan Gagal Jantung
•
Current Rx: Furosemid, propranolol, captopril
•
Mengarahkan kepada hipokalemia –
Periksa kadar elektrolit
Manifestasi Hipokalemia
Medscape.com
30 A. Menambahkan spironolakton •
WD: Hipokalemia
•
Rx: Tatalaksana untuk memperbaiki kadar kalium
•
Menambahkan Spironolakton (Potassium Sparring diuretic) –
Meningkatkan kadar kalium
31 C. H. pylori •
KU: Rasa terbakar di ulu hati –
Tidak berhubungan dengan aktivitas (menyingkirkan angina pektoris)
•
WD: GERD
•
Mikroorganisme terkait: H. pylori
Nhs.uk
30 C. Barrett Esofagus •
Metaplasia mukosa esofagus proksimal dari sfingter bawah esofagus
Barrett Esofagus
Barrett Esofagus
33 E. A+C •
KU: demam kronik (1 bulan) –
Fokus infeksi (-): Batuk (-), keluhan BAK dan BAB ()
–
Riwayat operasi katup jantung
•
WD: Endokarditis infektif
•
Pemeriksaan: –
Kultur 2 saat dan 2 tempat yang berbeda
–
Ekokardiografi
Modified Dukes Criteria
Modified Dukes Criteria
Modified Dukes Criteria
34 A. Osler’s Node •
Extracardial manifestation –
Osler’s Node
–
Janeway Lesions
–
Roth’s Spot
–
Other vascular phenomenone
Osler’s Node & Janeway lesion
http://stanfordmedicine25.stanford.edu
Roth Spot
N Engl J Med 2014; 370:e38
35 A. Koarktasio Aorta •
KU: Kedua kaki mudah lelah sejak 1 bulan SMRS –
•
Sebelumnya asimtomatik
PF: Pulsasi nadi a. radialis asimetris –
Tekanan darah lengan kiri dan kanan berbeda jauh
–
Refleks fisiologis dan patologis singkirkan stroke
Koarktasio aorta
Medscape.com
Koarktasio aorta
Radiopaedia.org
36 A. Edukasi gaya hidup sehat + GDS GDP ulang •
KU: polifagi, polidipsi, poliuri dan BB turun –
Gejala khas DM
•
Lab: GDS dan GDP (-)
•
WD: Diabetes melitus
•
Rencana: Ulang pemeriksaan GDS dan GDP
Algoritme Diagnosis DM II
37 A. Pasien meminum larutan gula 75g dan periksa GD sebelum dan 2 jam sesudahnya •
Hasil Lab GDS dan GDP Ulang (-) –
•
Lakukan pemeriksaan TTGO 75g GD2PP
Meminum larutan gyula 75g dalam 5 menit dan periksa GD 2 jam setelahnya
38 B. Ganti metformin dengan golongan lain •
•
Pasien DM –
Current Rx: Sulfonilurea, metformin dan acarbose
–
On Continuous renal replacement therapy (CRRT) menandakan gangguan ginjal tahap akhir atau lanjut
Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
Terapi Medikamentosa DM pada CKD
Clin Diabet. 2007;25(3):90-7
39 C. Limfoma hodgkin •
KU: Benjolan tidak nyeri. –
•
Tanda dan gejala mengarah kepada Limfadenopati
Lab PA: Reed Sterberg Cell Tipikal Limfoma Hodgkin
Reed Sternberg Cell
40 D. Sebaiknya tidak diberikan levofloksasin •
KU: Batuk produktif 3 minggu • Lab: –
BTA (-) – X-Ray Toraks: meragukan •
WD: CAP • DD: Tb Paru • Rencana: –
Percobaan terapi empiris CAP tanpa menggunakan antibiotik yang efektif thd M. tuberculosis (Levofloksasin)
Algoritma diagnosis Tb Paru
PDPI, 2011
41 C. Washed PRC Gol Darah B+ •
Produk darah dengan efek samping minimal –
•
Efek samping berbanding lurus dengan konsentrasi sel darah putih
Jumlah leukosit/unit –
Whole Blood: 109 sel
–
Leucodepleted Blood product: 70% less Leukocyte
–
Washed PRC: PRC dicuci dengan normal saline untuk menurunkan jumlah leukosit dan kadar antibodi (Leukosit <1x106) MJAFI 2006; 62 : 174-177
42 C. Defisiensi vitamin B12 •
KU: Lelah yang memberat –
Konsumsi alkohol berat
•
Lab: Hb 7mg/dl, makrositik
•
Dx: Anemia makrositik normokrom –
•
Etiologi: Defisiensi Vit B12/9
Konsumsi alkohol mengganggu absorpsi vit B12
43 C. Mallory Weiss Tear •
Ruptur dari dinding gaster –
•
Pemicu –
•
Biasanya disebabkan oleh penyebab mekanik (Trauma) Muntah, batuk, hiccup, trauma tumpul, atau CPR
Faktor risiko –
Hernia hiatal, konsumsi alkohol (sering muntah)
Emedicine.medscape.com
Mallory-Weiss Tear
44 C. Asthma Control Test (ACT) •
Penyesuaian terapi menggunakan parameter ACT –
•
Menilai derajat kendali asma dalam 1 bulan terakhir
Interpretasi –
Terkontrol sempurna (25): Pertahankan atau turunkan intensitas terapi
–
Terkontrol sebagian (20-24): Tingkatkan intensitas terapi
–
Tidak terkontrol (<20): Tingkatkan intensitas terapi
Level of asthma control
ACT
45 A. Meningkatkan intensitas terapi •
Dx: Asma persisten ringan • Current Rx: –
•
Kortikosteroid inhalasai dosis rendah
Skor ACT 24 terkontrol sebagian –
Tingkatkan intensitas terapi tambahkan LABA (bukan kortikosteroid oral)
46 C. Hepar, Mata, Ginjal •
KU: Demam 4 hari SMRS. –
Kuning 2 hari setelahnya
–
Nyeri otot di betis
•
PF: Suhu 28,9 C, Sklera ikterik (+), Mata merah (+)
•
Mengarahkan ke leptospirosis derajat berat (Weil’s disease) –
Mata merah conjunctival suffusion
–
Ikterik Hepar
–
Ureum & kreatinin meningkat Ginjal
Tanda dan Gejala Lepstospirosis •
Tanda dan gejala dapat diklasifikasikan –
Ikterik/NonIkterik – Acute stage/Immune stage – Mild/Severe (Weil’s disease): muncul beberapa hari setelah gejala ringan mereda •
Weil’s disease melibatkan multiorgan –
Hepar, ginjal, kardiak – SSP – Pulmonal – Mata
Gejala ringan •
90% kasus menunjukkan gejala mild – – – – – – – – –
a high temperature (fever) that is usually between 38 and 40°C (100.4-104°F) chills sudden headaches nausea and vomiting loss of appetite muscle pain, particularly affecting the muscles in the calves and lower back conjunctivitis (irritation and redness of the eyes) cough a short-lived rash
Conjunctival suffusion
45 B. Melalui sel M pada plak Peyeri •
KU: Demam 1 minggu SMRS –
•
Konstipasi
Demam <7 hari –
Infeksi Dengue – Parasit – Leptospirosis •
Lab: Leukopeni, Trombosit normal Infeksi dengue less likely • WD: Infeksi Salmonella typhii –
Melalui sel M pada plak Peyeri
Patofisiologi S. Typhii
bio.davidson.edu
48 B. IgM/IgG Salmonella typhii •
Pemeriksaan penunjang untuk Demam Typhoid –
Kultur feses
–
Aspirasi sumsum tulang gold standard
–
Kultur darah
–
Serologi (TUBEX – IgM/IgG Salmonella typhii ) >5 hari
Pemeriksaan penunjang Demam Tiphoid
Pemeriksaan Lab vs kultur darah
49 C. Emboli paru •
KU: Nyeri dada tiba-tiba –
Sedang tirah baring – Riwayat keganasan on kemoterapi •
PF: Hipotensi, Takipneu • EKG: Fenomena S1Q3T3 (McGinn-White sign) –
S1Q3T3 menandakan adanya cor pumonale – Faktor prognostik dan diagnostik emboli paru – EKG menyingkirkan kegawatdaruratan lainnya pada nyeri dada (ACS) Chan TC, Vilke GM, et al. J Emerg Med. 200; 21(3):263-70
McGinn-White ECG sign
http://www.ipej.org
50 C. Trombosis vena dalam •
Etiologi Emboli paru –
Deep vein thrombosis (pada tungkai bawah) – Emboli lemak – Emboli dari jaringan tumor – Emboli udara •
Pada pasien tersebut kemungkinan besar DVT merupakan etiologi –
Perlu skrining DVT pada pasien dengan emboli paru
Faktor risiko PE
Circulation. 2002; 106: 1436-1438
Triad Virchow •
Blood stasis –
•
Hypercoagulability –
•
Tirah baring lama Malignancy
Endothelial dysfunction –
Pada kasus ini tidak ada informasi
Kecurigaan PE
Am Fam Physician. 2004 Jun 15;69(12):2829-2836.
Diagnosis PE-DVT
Diagnosis PE-DVT
Am Fam Physician. 2004 Jun 15;69(12):2829-2836.
51. B. Etika Kedokteran Keywords : •
Dokter, berpraktik hingga larut malam
•
Kesehatan seorang dokter kemungkinan akan terganggu
• Pasal
20 KODEKI 2012
KODEKI 2012
52. D. Kemandirian Profesi Keywords : •
Seorang dokter yang bekerjasama dengan perusahaan farmasi
•
Memberikan obat milik perusahaan farmasi tersebut tanpa indikasi yang jelas
KODEKI 2012
53. C. Plasenta ada dan masih melekat Keywords : • Ditemukan mayat bayi, BB 2200, PB 48 • Plasenta ada dan melekat, lanugo ada • Memar bibir dan wajah • Paru mozaik, teraba seperti spons
Termasuk Infantisida / pembunuhan anak sendiri jika tidak ada tanda perawatan, yakni plasenta ada/melekat dan lanugo masih ada.
Pembunuhan •
Pembunuhan anak sendiri: dilakukan oleh ibu atas anak kandungnya ketika dilahirkan/tidak berapa lama setelah dilahirkan
•
(Syarat: dilakukan ibu kandung, jika dibunuh orang lain = pembunuhan hukuman >> berat), waktu: saat belum timbul kasih sayang
Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
Tanyakan... 1. Viabel? >28 mgg; PB >35; BB>1000 g; LK>32, tidak ada cacat bawaan fatal 2. Apakah lahir mati/hidup? tidak bernapas (dada belum mengembang, uji apung paru negatif) 3. Apa sudah dirawat? verniks kaseosa, tali pusat, pakaian 4. Apa sebab kematiannya? trauma lahir? asfiksia? Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
54. B. Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit Keywords : •
RS A merawat seorang pasien anak
•
Oleh orang tua dipindahkan ke RS B
•
Orang tua meminta rekam medis pasien tersebut dari RS A namun tidak diberikan
•
PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 tentang REKAM MEDIS
Jadi jika diminta, RS berhak memberikan isi rekam medis kepada pasien (ingat, isi adalah milik pasien). Namun isi yang dimaksud bukanlah dalam bentuk fotokopi/salinan rekam medis, ringkasan rekam medis (resume melainkan pulang/perawatan/dll)
PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 tentang REKAM MEDIS
55. C. Melakukan Operasi tanpa Informed Consent Keywords : •
Kasus gawat darurat, butuh laparotomi eksploratif cito
•
Keluarga/kerabat pasien tidak ada
•
Pengantar pasien ada
56. C. Luka lecet berbentuk bulan sabit Keywords : •
Dugaan pembunuhan akibat cekikan pada leher
•
Dapat ditemukan luka lecet berbentuk bulan sabit (e.c kuku jari orang yang mencekik)
Jawaban Lain •
Alur jerat vertikal: cenderung ke arah bunuh diri dengan cara gantung diri
•
Alur jerat horizontal: cenderung ke arah kekerasan oleh orang lain dengan cara menjerat dari belakang
•
Patah tulang krikoid: dapat diakibatkan gantung diri
57. E. Mengumpulkan Data Postmortem Keywords : •
Kecelakaan pesawat terbang (massal)
•
Sudah dilakukan pengamanan serta dokumentasi tempat kejadian oelh komanda operasi evakuasi
•
Langkah selanjutnya? Data postmortem dengan pemeriksaan mayat
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2012; 2(1): 5-7
58. C. Profil gigi Keywords : •
Data primer untuk pemeriksaan postmortem –
Primer/1o identifier: sidik DNA, sidik jari pihak berwenang (keluarahan, kepolisian), odontogram
–
Sekunder/2o identifier: unique/personal features (tato, skar, baju, dokumen, perhiasan)
www.interpol.int/Media/Files/INTERPOL.../DVI/White-Paper-DVI
59. A. Otonomi Keywords : • Seorang penyandang retardasi mental, diperkosa • Keluarga menyetujui sterilisasi dan Anda sebagai dokter melakukannya Meskipun tidak langsung persetujuan kepada pasien (karena dalam hal ini pasien tidak kompeten), tindakan tetap dilakukan atas persetujuan keluarga otonomi
60. C. Aritmia Ventrikuler Keywords : •
Meninggal akibat sengatan listrik
Aritmia ventrikuler, semisal fibrilasi ventrikel (VF) sering diinduksi akibat sengatan arus listrik kuat (sekitar 30 miliAmpere, dengan frekuensi listrik AC sebesar 50-60 Hz)
61. D. Nervus optikus 62. A. Intoksikasi Metanol Keywords : •
Laki-laki, 24 tahun
•
Buta mendadak
•
Pesta minuman keras, kemungkinan “dioplos” dengan metanol (alkohol industri yang murah harganya, tidak kena pajak minuman keras, namun toksik dan bukan untuk diminum)
Methanol-Induced Optic Neuropathy •
Diduga metabolit metanol, yakni asam format bertanggung jawab terhadap kerusakna saraf optik • Kadar serum yang berkesesuaian adalah 20 mg/dL • Perubahan funduskopi: edema diskus optikus, hiperemia • Selain itu metanol mengakibatkan asidosis metabolik http://emedicine.medscape.com/article/1174890-overview
Methanol-Induced Optic Neuropathy •
Gejala awal intoksikasi terhadap pkular: fotofobia, pandangan kabur, nyeir saat pergerakan bola mata, pupil tidak reaktif Right (A) and left (B) optic discs of the patient with pseudoglaucomatous optic neuropathy secondary to methanol intoxication (optic disc area both eyes: 2.6 mm 2; neuroretinal rim area right eye: 1.1 mm 2; left eye: 0.92 mm2). Note intensely pale appearance of the optic disc with alteration of neuroretinal rim configuration and (most likely) pre-existing peripapillary atrophy zone. Note also the “washboard-like” pattern of the internal limiting membrane (arrow) secondary to acute loss of retinal nerve fibres.
Br J Ophthalmol 2002;86:1064-1065 doi:10.1136/bjo.86.9.1064
63. B. Tonometri Schiotz Keywords : • Perempuan, 50 tahun • Pandangan kiri buram sejak 6 jam yang lalu • OS: merah, berair, AVOS 3.60, injeksi silier, edema kornea, bilik mata depan dangkal • Nyeri kepala berdenyut kiri •
Glaukoma akut untuk tekanan bola mata uji dengan Tonometer, termasuk Tonometer Schiotz
Uji Lain •
Uji Anel: untuk uji saluran/duktus nasolakrimalis • Kampimetri: untuk uji lapangan pandang. Untuk kasus glaukoma kronik, bukan glaukoma akut • Uji Hirschberg: untuk uji kedudukan bola mata dengan senter/pen-light • Uji Schrimer: untuk uji fungsi ekskresi kelenjar lakrimalis
64. D. Tetes mata kloramfenikol 1% 6 kali sehari Keywords : •
Perempuan, 27 tahun
•
Mata merah, injeksi konjungtiva, sekret purulen sejak 5 hari
•
Konjungtivitis bakterialis Tx dengan tetes mata kloramfenikol/antibakterial lain
http://www.clinicaladvisor.com/therapeutic-strategies-for-bacterialconjunctivitis/article/209142/
65. A. Kompres hangat dan antibiotik topikal Keywords: • Laki-laki, 42 tahun • Gatal pada tepi kelopak mata, berat, panas • Mata lengket pagi hari • Edema, hiperemis pada margo palpebra superioris •
Dx: blefaritis
•
Tx: seka dengan air hangat untuk mempermudah evakuasi pus (kompres hangat) • Bersihkan tepi palpebra untuk membersihkan dengan krusta (juka dengan kain hangat) • Antibiotik http://emedicine.medscape.com/article/1211763-treatment
66. D. Sinar sejajar tidak dibiaskan secara seimbang di semua meridian Keywords : •
Anak, 9 tahun
•
Penglihatan kabur perlahan
•
Koreksi terbaik dengan lensa silindris (C)
67. E. Fluorescein Keywords : •
Laki-laki 18 tahun
•
Mata nyeri dan merah
•
Lensa kontak, namun jarang dirawat
•
Dx: keratitis, dugaan e.c bakterial
Keratitis Bakterialis •
Komplikasi paling sering dari penggunaan lensa kontak yang tidak higienis
•
‘Penyebab: Streptococus, Pseudomonas, Enterobacteriaceae (Klebsiella), Sptaphylococcus
•
Rapid onset of pain, fotoboia, pandangan kabur, pada PF ditemukan ulserasi epitel, infiltrat kornea
Tx •
Antibiotik topikal spektrum luas, seperti FQ drops
•
Jika berat perlu diberikan tobramisin/gentamisin setiap jam
68. Pterigium gr. II Keywords : •
Laki-laki, 58 tahun
•
Tidak ada gangguan penglihatan
•
Mata terasa mengganjal
•
Jaringan kekuningan dari limbus hingga 3 mm arah kornea, tidak melewati pupil
Rev. bras.oftalmol. vol.71 no.6 Rio de Janeiro Nov./Dec 2012
69. E. Rujuk ke dr. Sp.M secepatnya Keywords : •
Anak, 7 tahun
•
Terkena shuttlecock pada mata
•
AVOS 1/60, genangan darah 1/3 kamera okuli anterior
•
Hifema
Hifema
Grade
Keberadaan darah di COA
1
< 1/3
2
1/3 sampai ½
3
Lebih dari ½
4
Total (Penuh)
a.k.a blackball / 8-ball hyphema
70. B. Oklusi Vena Retina Sentral Keywords : •
Laki-laki, 67 tahun
•
Pandangan kabur mendadak, sudah pulih
•
Perdarahan berbentuk flame, dengan gambaran copperwire
CRVO mata tenang visus turun mendadak •
• • • •
Perubahan arteriosklerosis gambaran copper wire (retinopati HT) arteri jadi rigid menekan vena retinal sentral, gangguan hemodinamik CRAO berkaitan dengan CRVO Hipertensi adalah faktor risiko utama CRVO Funduskopi: retinal hemorrhage, dot and blot, flame blood and thunder appearance Tx: Belum ada yang efektif, namun dapat dicoba aspirin dan NSAID dan injeksi intravitreal terhadap steroid dan ranibizumab/afibercept
Jawaban Lain •
CRAO: cherry red spot, visus turun mendadak
•
Arteritis temporal: terlihat dilatasi pembuluh darah di wajah disertai gangguan pnelgihatan
•
Amaurosis fugax: “ocular stroke”, pulih sempurna pada umumnya
•
Ablatio retina: lapang pandang tertutup tirai, berkaitan dengan retinopati DM dan miopia berat
71. B. Perdarahan vitreous Keywords : • Perempuan, 58 tahun • Penderita DM • Saat ini funduskopi: cotton wool spot, tidak ad neovaskularisasi •
Retinopati DM • Komplikasi?
Perdarahan Vitreous •
Diakibatkan pecahnya neovaskularsiasi di lapisan retina (sering akibat komplikasi langsung diabetes melitus)
•
Painless unilateral floaters, visual loss
72. D. Katarak kongenital Keywords : •
Riwayat ibu bersin, pilek, demam infeksi akut dari viral, kemungkinan Rubella
•
Anak: mata kucing, leukokoria
•
Dx: katarak kongenital e.c susp. Rubella kongenital
Congenital Rubella
http://www.sajch.org.za/index.php/SAJCH/article/view/461/358
73. A. Katarak Keywords : •
Visus yang membaik dengan pin-hole
Jika dengan pin-hole visus membaik, dapat dipastikan kelainan yang terjadi adalah refraksi. Katarak bukan kelainan refraksi, sedangkan astigmatisma, miopia, hipermeteropia, dan presbiopia adalah kelainan refraksi.
Mengapa pinhole memperbaiki visus pada kelainan refraksi?
74. E. Ambliopia Keywords : •
Anak, 6 tahun
•
Pandangan kabur sejak lama
•
Visus terbaik dengan koreksi tidak 6/6!
•
= ambliopia/mata malas
75. A. IgE Keywords : •
Perempuann, 18 tahun
•
Mata merah, hilang timbul, gatal hebat
•
Cobble stone di konjungtiva
•
Dx: konjungtivis vernal terkait dengan hipersensitivitas tipe I = IgE
76. B. Vaginosis bakterial Keywords: •
keluar cairan dari vagina sejak 3 hari yll
•
Pasien merupakan sekual aktif
•
PF: Serviks berwarna pink, cairan putih kental, test amin “whiff ” (+).
Tes Untuk BV Wet mount: Sampe duh vagina dicampurkan dengan larutan garam pada slide mikroskopik, dan diperiksa keberadaan bakteri, sel darah putih, dan CLUE CELLS. Jika Clue Cells (+) mungkin diagnosis = BV • Whiff test: 1 tetes KOH 10% diteteskan pada sekret vagina terdapat fishy odor • pH Vagina: normal pH vagina = 3.8 - 4.5. •
–
•
Bacterial vaginosis sering menyebabkan pH > 4.5
Oligonucleotide probes: Pemeriksaan DNA bakteria penyebab BV tidak rutin dikerjakan
Kriteria Diagnosis KLINIS “Amsel criteria” • Thin, white, yellow, homogeneous discharge • Clue cells on microscopy • pH of vaginal fluid >4.5 • Release of a fishy odor on adding alkali— 10% potassium hydroxide (KOH) solution. Paling sedikit 3 dari 4 (+) untuk confirm diagnosis “Modified Amsel Criteria” kriteria sama seperti Amsel, tetapi cukup 2 SAJA untuk konfirm BV (+)
77. B. Haemophillus ducreyi Keywords: •
Luka pada batang alat genital, terasa nyeri
•
Sering berganti-ganti pasangan
•
PF: ulkus lebih dari 1, ukuran 2-3 cm, menggaung, tepi tidak teratur, dasar kotor, dan teraba lunak
Diagnosis: Chancroid/Ulkus Mole
Chancroid Vs Sifilis •
Chancroid biasanya timbul awal seabagai papul, dan cepat berkembang menjadi pustular dan mengalami ulserasi • Ulkus membesar , batasnya compangcamping, batas tepi eritema • TIDAK SEPERTI sifilis, lesi chancroid nyeri dan batas ulkus TIDAK ada indurasi
Terapi: Azithromycin 1g PO SINGLE DOSE, atau Kanamicin 2x500 mg i.m. 6-14 hari, atau Ofloxacin 400 mg singe dose
78. D. Dinyatakan sembuh Keywords: • Keluhan kencing nanah. Setelah dilakukan pengecatan gram, didapatkan diplococcus gram negatif intrasel • Setelah diberi terapi selama 7 hari, diplococcus dan leukosit sudah tidak ditemukan Diagnosis: GO
79. A. Tric Trichom homona onass vaginalis aginalis Keywords: •
Keput eputiihan han dir dirasak asakan an 2 min mingg ggu u ini, ini, kunin uning g dan dan berbuih
•
Nyeri dan panas saat kencing
•
Mikr Mikroo oorrganism anisme e bent bentuk uk buah buah pear pear,, deng dengan an flag flagel el,, Beri Berint ntii satu satu
Flagellated organism : Trichomonas Trichomonas Vs Giardia Lamblia Trichomonas
Giardia Lamblia
•
Bentuk: pyriform
• flattened pear shaped
•
Nukleu Nukleuss tungg tunggal
•
2 nuclei, 8 flagella arising
•
looking like l ike tennis rackets rackets without the handle
•
comical face-like face-like appearance (tamp (tampak ak depa depan) n)
80. E. Steroid Keywords: • Luka berwarna kemerahan pada kedua siku lengannya. lengannya. Keluhan dialami sejak 2 bulan b ulan yang lalu setelah pasien bermain tenis • PF: jaringan keratin yang tebal dengan dasar berupa makula eritem pada siku lengan dan lutut Diagnosis: Psoriasis
CORTICOSTEROIDS •
cornerstone of Topical corticosteroids are the cornerstone treatment for the majority of patients with psoriasis
•
EFEK: Anti inflamasi, anti proliferasi, proliferasi, imunosupresi, vasokonstriksi vasokonstriksi
81. D. Erisipelas Keywords: • keluhan ada bercak dan bengkak pada lutut kiri, nyeri apabila disentuh dan terasa hangat pada daer daerah ter tersebut sebut Awaln nya anak anak terja erjatu tuh h dan dan terk erkena ena bebe beberrapa apa kali ali • Awal pada lutut kiri. Demam m ting tinggi gi,, saki sakitt tengg enggor oroa oan n dan dan lema lemas. s. • Dema Pemerik riksaa saan: n: Erite Eritema ma edema edemato tous us dengan dengan bata batass • Peme jelas, didapati bula dan vesikel, vesikel, disertai disertai tandatanda anda radan adang g pada ada dae daerah ters ersebu ebut.
Erisipelas •
Inf Infeksi eksi akut akut Stre Strept ptoc ococ occu cuss ẞ hemolitikus menye menyerrang epide epiderm rmis is dan dermi dermiss • Gejala: –
•
Gejala Gejala konstitusi onstitusi:: demam, malaise malaise
Didahu Didahului lui traum trauma a pred predil ilek eksi si : tung tungk kai bawa bawah h PF: erit eritem ema a bat batas tegas egas,, ping pinggi girr meni mening nggi gi deng dengan an • PF: tanda ta nda2 2 radan radang g akut, akut, dapa dapatt disert disertai: ai: edema edema,, vesikel, bula. Lab: leukositosis erapi: Antibiotik sistemik, sistemik, topikal: kompres kompres • Terapi: larut larutan an antis antisep eptik tik
Pilihan Lain •
A. Furunkulosis peradangan Folikel + jaringan sekitar (awalnya papul/pustul eritematosa nodus eritematosa)
•
B. Impetigo bulosa Keadaan umum tidak dipengaruhi (eritema, bula, dan bula hipopion)
•
C. Sellulitis batas tidak tegas
•
E. Urtika reaksi vaskular ditandai edema setempat, pucat kemerahan, meninggi di permukaan kulit
82. D. Alopesia Keywords: •
An. Charles, 3 tahun keluhan rambut kepala rontok sejak 10 hari yang lalu, dan disertai rasa nyeri dan anak rewel
Diagnosis: Kerion
Kerion •
Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis berupa pembengkakkan sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya
•
Penyebab: Microsporum canis, Microsporum gypseum –
Jarang: Trichophyton tonsurans, Trichophyton violaceum
Komplikasi •
Komplikasi kerion jangka panjang: Alopesia menetap dengan jaringan parut
83. A. Dermatitis numularis Keywords: •
Alfonso, 45 tahun: bercak merah sebesar uang logam 500 di betis, Sangat gatal sering kambuh.
•
Status Dermatologis : di regio kruris tampak lesi soliter diameter 2 cm, permukaan eksudatif, sebagian tampak krusta hitam.
Dermatitis Numularis (discoid eczema/neurodermatitis numular) •
Lesi bentuk mata uang (coin) atau agak lonjong, batas tegas dengan efloresensi papulovesikel, biasanya mudah pecah basah (oozing) • Penyebab: multifaktor: stafilokokus&mikrokokus dan Mekanisme hipersensitivitas, lingkungan (kelembaban rendah), stres emosional, minuman alkohol, trauma fisik/kimia (terutama di tangan)
•
Sign & symptoms: –
Sangat gatal – Vesikel & papulovesikel (0.3-1.0 cm), kemudian berkonfluens membentuk coin, berbatas tegas – Penyembuhan dimulai dari tengah mirip dermatomikosis •
Terapi: –
emolien – steroid topikal – Bila masih eksudatif kompres permanganas kalikus 1:10.000
84. B. Vulvovaginitis Kandida Keywords: •
Susilawati, usia 27 tahun hamil 7 minggu, keputihan dan gatal sejak 2 bulan yang lalu,
•
Pemeriksaan fisik: vulva hiperemi, maserasi. Serviks hiperemi, udem, flour abous berwarna putih seperti pecahan susu
•
Kehamilan Esterogen level ↑ Penimbunan Glikogen dalam eputel vagina • Keluhan utama: gatal di daerah vulva, pada infeksi lanjut: rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan dyspareunia • Khas: fluor albus kekuningan, gumpalan kepala susu (massa yang terlepas dari dinding vulva atau vagina, terdiri atas bahan nekrotik, sel epitel, jamur)
Terapi •
Pada kehamilan: –
suppositoria: •
Miconazole (Monistat)
•
Clotrimazole (Gyne-Lotrimin)
85. E. Klindamisin Keywords: •
Komar, 15 tahun keluhan wajah berjerawat.
•
Pemeriksaan: tampak papul, nodul, komedo yang disertai pustulasi eritem
Antibiotik pilihan pada akne vulgaris •
Topikal –
Tetrasiklin 1% – Eritromisin 1% – Kllindamisin fosfat 1% •
Sistemik –
Tetrasiklin (250mg-1g/hari) – Eritromisin (4x250 mg/hari) – Doksisiklin (50mg/hari) – Trimetoprim (3x100 mg/hari)
86. B. Impetigo bulosa Keywords: •
An. Linda, 5 tahun lepuh-lepuh berisi nanah pada daerah leher dan dada kanan
•
Pemeriksaan: bula hipopion dan coleret pada lesi.
Impetigo Bulosa •
Predileksi: Ketiak, dada, punggung
•
Efloresensi: Eritema, bula, bula hipopion
•
Kadang vesikel atau bula sudah pecah saat pasien datang hanya tampak koleret dan dasarnya masih eritematosa
Pilihan lain •
A. Impetigo krustosa bukan bula, tetapi eritema, vesikelpecahkrusta madu di daerah wajah sekitar lubang hidung dan mulut • C. Impetigo neonatorum pada neonatus, lokasi menyeluruh, dapat disertai demam • D. Epidermolisis bulosa penyakit bulosa kronik diturunkan, bisa dipicu trauma. Bula jernih, kadang hemoragik. Diagnosis: mikroskop elektron untuk melihat taut dermoepidermal • E. Herpes zoster umut lebih sering pada dewasa, didahului gejala prodromal, vesikel berkelompok sesuai dermatom
87. E. Neurodermatitis sirkumskripta •
Nunung, usia 20 tahun gatal pada belakang leher dan punggung kaki
•
Hal ini dirasakan ketika pasien mau ujian
•
Pemeriksaan: plak hiperpigmentasi dengan likenifikasi, skuama, dan ekskoriasi
Neurodermatitis sirkumskripta (LSK/Liken Vidal) •
Perdangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dengan likenifikasi akibat garukan berulang • Bila muncul, sulit untuk tahan tidak digaruk • Lesi biasanya tunggal, sedikit eritem, lambat laun edema, menebal, likenifikasi, ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal TIDAK JELAS • Predileksi: biasanya: Skalp, tengkuk, leher, lengan ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perineum, paha medial, lutut, tungkai bawah lateral
•
Terapi: –
Antipruritus
–
Kortikosteroid topikal atau intralesi
–
Ter
–
UVB/PUVA
88. E. Seluruh tubuh kecuali wajah •
Munaroh, usia 19 tahun, keluhan tercapat bintil-bintil kemerahan berisi air di sekitar kemaluannya
•
Pasien adalah seorang PSK
•
Menemukan sendiri kutu di pubis
Treatment tips •
• • • • • •
Treatment for public lice will be more effective if a few simple guidelines are followed, including: Usually the whole body from neck to toes should be treated, including the perineum (the skin between the vagina and the anus) and the anal area. Read and follow the instructions on the medication carefully. The skin should be cool, clean and dry when the cream is applied. Apply the cream and leave it on overnight. It can be washed off the next morning. You don’t need to apply the cream to head hair. Wash clothing, towels and bedding at the same time as treatment (hot machine washing and drying is sufficient). The treatment should be repeated after one to two weeks as it is not effective against unhatched eggs. Eggs hatch in 6 –10 days. Avoid close personal contact until you and your sexual contacts or partner are treated.
89. C. Permethrin •
An. Bejo, 1 tahun, keluhan gatal dan rewel di sela-sela jari dan kaki terutama malam hari. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dan ada anggota keluarga yang terkena.
•
PF: papul-papul eritematous, vesikel, dan krusta di sela-sela jari dan kaki. Terapi yang tepat pada kasus ini adalah?
Tatalaksana Skabies •
Pilihan utama = Permetrin (kecuali bayi dibawah 2 bulan) • Sulfur presipitatum Dapat dipakai pada semua umur tetapi penggunaan harus lebih dari 3 hari, berbau, mengotori pakaian, iritasi • Boric acid: antiseptic untuk luka bakar minor, mencuci mata (diencerkan), vaginal douche untuk bacterial vaginosis karena pH yang alkali, juga candidiasis karena non candida albicans, terapi acne.
90. E. Sulfur endapan Keywords: •
Tn. Agus, 30 tahun mengeluh gatal diserta bercak di siku, lutu, dan di kepala
•
PF: plak dengan skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika
Terapi Psoriasis (sistemik) •
Kortikosteroid
•
Obat sitostatik: metotreksat
•
Levodopa
•
DDS
•
Etretinat dan asitretin
•
Siklosporin
Terapi psoriasis: Topikal •
Preparat Ter
•
Kortikosteroid
•
Ditranol (antralin)
•
Penyinaran: UV menghambat mitosis ( UVA) dan dapat dikokmbinasi dengan psoralen (PUVA), UVB
•
Calcipotriol
•
Tazaroten
•
Emolien
91. D. Presbikusis Keywords: •
Keluhan penurunan pendengaran sehingga kesulitan komunikasi dengan lingkungannya
•
Keluhkan telinga berdenging (tinnitus)
•
Sebelumnya tidak ada masalah THT
Presbiakusis (Tuli sensorineural pada Geriatri) •
Tuli Sensorineural frekuensi tinggi, muali pada usia 65 tahun • Gejala klinis: Berkurang pendengaran perlahan, progresif, simetris (kapan mulai berkurang pendengaran tidak diketahui) • Keluhan lain: telinga berdenging (tinnitus nada tinggi): Dapat mendengar percakapan tapi sulit memahaminya, terutama jika latar nya bising (cocktail party deafness), bila suara ditinggikan nyeri telinga
92. C. Dekongestan oral Keywords: •
Keluhan telinga terasa penuh dan penurunan pendengaran setelah berenang
•
Nyeri telinga (-), Keluar cairan dari telinga (-).
Otitis media efusi (otitis media serosa) •
sekret telinga NONPURULEN di telinga tengah, Membran timpani UTUH • Kalau sekret cair otitis media serosa (karena perbedaan tekanan hidrostatik) • Jika kental otitis media mukoid (glue ear) (karena sumbatan Tuba) • Gejala: Penurunan pendengaran, rasa tersumbat pada telinga, suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis), seperti ada cairan bergerak saat berubah posisi kepala
Pengobatan •
Medikamentosa: dekongestan tetes hidung, dan kombinasi anti histamin-dekongestan peroral
•
3 bulan ridak berhasil Miringotomi & pipa ventilasi
93. E. Kiri normal, kanan sensorineural Keywords: •
Pendengaran berkurang sejak 2 minggu yang lalu
•
PF: kedua membrane timpani utuh
•
Tes penala: swabach memendek pada telinga kanan, rine (+) pada kedua telinga, weber lateralisasi ke kiri
•
Swabach memendek pada telinga kanan sensori neural kanan • Swabach sama pada telinga kiri telinga kiri normal • Rinne: + pada kedua telinga konfirmasi telinga kiri normal dan telinga kanan sensorineural • Weber lateralisasi ke kiri (ke telinga normal) Tuli sensorineural kanan
94. E. Dekongestan Keywords: • keluar cairan dari telingan kanan. Sebelumnya pasien tidak demam • Pasien mengeluh mengalami penurunan pendengaran • Pasien suka berenang di sungai • Ditemukan perforasi membrane timpani dan secret. •
Diagnosis: Barotrauma
Barotrauma Telinga •
Definisi: Keadaan terjadinya perubahan tekanan tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, menyebabkan tuba gagal membuka. • Tatalaksana: Dekongestan • Jika Menetap sampai beberapa minggu: Pipa ventilasi (Gourmmet) • Komplikasi: Perforasi membran timpani, infeksi, hilang pendengaran, vertigo
95. C. Otosclerosis Keywords: •
Ny. Lala, usia 50 tahun mengeluh fungsi organ pendengarannya semakin menurun
•
Dua bulan yang lalu pasien pernah periksa dan didiagnosis menderita tuli konduksi
•
Dari hasil pemeriksaan telinga tengah diperoleh membran timpani dan fungsi tuba eustachius normal
Otosclerosis •
Spongiosis di kaki stapesstapes kaku hantaran suara ke labirin tidak baik
•
AWALNYA tuli KONDUKTIF, bila menyebar ke koklea TULI CAMPUR atau SENSORINEURAL
•
Penyebab: tidak diketahui, mungkin keturunan dan gangguan perdarahan pada stapes
•
Gejala: Pendengran berkurang progresif, tinitus, kadang vertigo
•
Membran timpani utuh
•
Tuba paten
•
Tidak ada riwayat penyakit telinga atau trauma
•
Diagnosis: audiometri nada murni dan impedance
•
Terapi: ABD, stapedektomi/stapedotomi
96. E. Aerotitis Keywords: •
An. Alejandro umur 8 tahun: kurang mendengar, dan telinganya terasa nyeri. Riwayat demam sebelumnya disangkal.
•
Riwayat keluar cairan dan batuk juga disangkal
•
Pasien dan Ibu 1 minggu yang lalu pergi ke Bali dengan pesawat udara
Barotrauma (Aerotitis) •
Definisi: Keadaan terjadinya perubahan tekanan tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, menyebabkan tuba gagal membuka. • Tatalaksana: Dekongestan • Jika Menetap sampai beberapa minggu: Pipa ventilasi (Gourmmet) • Komplikasi: Perforasi membran timpani, infeksi, hilang pendengaran, vertigo
97. B. Dix-Hallpike •
Perasat yang digunakan untuk mendiagnosis BPPV adalah: –
Dix-Hallpike – Side Lying •
Perasat untuk terapi: –
Epley – Brand-Daroft – Liberatory (semont) •
Kobrak: Pemeriksaan keseimbangan dengan menginduksi nistagmus dengan air es (0o C, 5 cc, selama 20 detik) • Dix-Hallpike lebih sering digunakan daripada side lying karena pada posisi kepala tersebut sempurna untuk canalith repositioning treatment
98. Keywords: • Keluhan demam sejak 3 hari yang lalu, disertai nyeri menelan yang hebat, dan nyeri telinga sebelah kanan • PF: Mulut berbau, banyak ludah (hipersalivasi), sukar membuka mulut, dan suara gumam • Teraba KGB submandibular diameter 2,5 cm yang disertai nyeri tekan
Abses Peritonsil •
Gejala-gejala diatas menujuk ke gejala abses peritonsil, yaitu: Odinofagia (nyeri menelan), Otalgia (nyeri telinga), Mulut berbau (foetor ex ore), banyak ludah (hipersalivasi), suara gumam (hot potato voice), sulit membuka mulut (trismus), dan pembengkakkan KGB disertai nyeri tekan
•
Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral, tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan terdorong ke tengah, depan, bawah • Terapi: PUNGSI pada daerah abses dilanjutkan INSISI
99. C. EBV Penyebab karsinoma nasofaring hampir dapat dipastikan adalah Virus Epstein-Barr Selain EBV, banyak faktor yang menyebabkan timbulnya KNF: Letak geografis, ras, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, lingkungan, kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, infeksi kuman/parasit
100. E. BERA Keywords: •
An. Zara, 1 tahun, memeriksakan fungsi pendengaran ke dokter
•
Didiagnosis gangguan tumbuh kembang oleh dokter anak. Alat yang dapat digunakan oleh dokter tersebut adalah:
TES Pendengaran BERA
Free Field test
•
•
Untuk menilai ambang dengar anak di dalam ruangan khusus
•
Menilai kemampuan anak dalam memberikan respons terhadap rangsangan bunyi yang diberikan
Untuk menilai fungsi pendengaran dan fungsi N. VIII secara objektif dengan merekam potensial listrik yang dikeluarkan sel koklea hingga ke batang otak • Sangat BERMANFAAT pada keadaan tidak memungkinkan pemeriksaan biasa, cth: bayi, anak gangguan sifat & perilaku, intelegensia rendah, cacat ganda, penurunan kesadaran
Audiometri bermaik
Echocheck & Emisi otoakustik
•
Audiometri nada murni pada saat anak bermain
•
•
Dilakukan pada anak usia 34 tahun bila cukup kooperatif
Menilai fungsi koklea secara objektif, sebagai skrining pendengaran pada bayi dan anak
101. A. Plasmodium Malariae 102. B. Artesunat+amodiakuin Keyword: • Wanita, 20 tahun, demam sejak 3 hari yang lalu • meningkat setiap 3 hari kuartana • disertai menggigil • kembali dari Papua daerah endemis malaria • PF: konjungtiva anemis, splenomegali • apusan darah : basket form dan band form. •
Diagnosis? Malaria • Vektor? Plasmodium Malariae • Pengobatan? Artesunat+amodiakuin
Sediaan darah tipis
Trofozoid tua P.malariae (band form)
Trofozoid P.malariae (basket form)
Schizont P.malarie
Gametosit P.malariae
P.malariae: eritrosit yang terinfeksi ukurannya lebih kecil, terdapat band form atau basket form.
Pilihan lain •
P. Falciparum: trofozoit berbentuk cincin (accole). Gametosit berbentuk sabit/pisang/sosis. Terapi: ACT+primakuin 1 hari
•
P. Vivax: eritrosit membesar, gametosit bulat, skizon berisi 12-24 merozoit. Terapi: ACT+primakuin 14 hari
•
P. Ovale: eritrosit membesar berbentuk oval, gametosit bulat, skizon berisi 8-12 merozoit. Terapi: ACT+primakuin 14 hari
103. C. Telur 104. A. Albendazol 400 mg dosis tunggal Keyword: •
Laki-laki, 5 tahun, BAB cair disertai nyeri perut sejak 7 hari yang lalu
•
tampak kurus, pernah keluar cacing dari anus
•
Feses ditemukan telur
•
Diagnosis? Ascariasis
•
Stadium infektif? telur
•
Stadium infektif telur
•
Diagnosis: menemukan telur dalam feses, cacing dewasa keluar sendiri melalui mulut, hidung atau feses
•
Tatalaksana: - pirantel pamoat 10 mg/kgBB - mebendazol 500 mg - albendazol 400 mg
dosis tunggal
105. B. Gonorrhea Keywords: •
Wanita, 22 tahun, keputihan dan gangguan berkemih
•
Suami : periksa kencing bernanah
•
pewarnaan HE: diplococcus gram negatif
•
Diagnosis? Gonorrhea
Pilihan lain •
Sifilis, disebabkan Treponema palidum. Bakteri berbentuk spiral.
•
Trihcomoniasis , disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Bakteri berbentuk seperti buah pir dan berflagel.
•
Candidiasis, disebabkan oleh Candida albicans. Pada sediaan KOH, ditemukan pseudohifa.
•
Chlamidiasis, disebabkan oleh Chlamidia trachomatis.
T. palidum
Trichomonas vaginalis
Candida albicans
106. C. Gunakan forceps Keywords: •
Wanita, 28 tahun, hamil G2P1A0 datang dirujuk ke rumah sakit karena persalinan kala II tidak maju. PF : kepala bayi di hodge III-IV, kontraksi kurang bagus, pasien kelelahan
•
Pasien ini mengalami kala II memanjang kontraksi kurang bagus + pasien kelelahan gunakan forceps
•
•
Syarat ekstraksi vakum / forsep: –
Tidak ada disporporsi
–
Pembukaan lengkap
–
Kepala sudah masuk panggul
–
Ketuban pecah
–
Kepala bayi posisi normal (ubun-ubun anterior)
Indikasi vakum dan forsep: –
Preeklamsia
–
Penyakit jantung
–
Inersia kala dua
–
Doitosia kala dua
–
Gawat janin (bradikardi)
•
Keuntungan Forsep –
Tidak tergantung his, sedangkan pada vakum membutuhkan bantuan dari pasien untuk mengedan dan dilakukan penarikan pada saat puncak his
–
Pada kasus ini pasien kelelahan dan kontraksi kurang bagus sehingga lebih dipilih forsep.
Pilihan lain •
SC Cito dilakukan jika syarat vakum dan forsep tidak terpenuhi
•
Pimpin ibu meneran tidak bisa lagi dilakukan karena ibu sudah kelelahan
•
Manuver Mc Robert merupakan salah satu manuver yang dilakukan jika ada tanda-tanda distosia bahu
Manuver Mc Robert
107. C. Manual plasenta Keywords: •
Wanita, 36 tahun, baru saja melahirkan anak kedua sudah 30 menit plasenta belum lahir.
•
Retensio plasenta plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelah kelahiran bayi.
•
Tindakan yang sebaiknya dilakukan? manual plasenta
•
Tata Laksana: –
–
Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menitdan 10 UNIT IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 UNIT dalam 1000ml larutan NaCl0,9% / RingerLaktat, dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti Lakukan tarikan tali pusat terkendali
–
Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan plasenta manual secara hati-hati
–
Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g IV DAN metronidazol500mgIV).
WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan.
108. C. Hamil 34 minggu dengan ketuban pecah Keywords: •
•
Wanita, 31 th, G1P0A0 hamil 34 minggu, TFU 33 cm, keluhan mulas dan keluar air-air serta kontraksi yang teratur dalam 1x/15 menit lamanya 25 detik . Pemeriksaan dalam : portio lunak, bukaan 1, kepala masuk PAP, hasil tes dengan kertas lakmus merah jadi biru
•
Ketuban Pecah dini : Pecahnya selaput ketuban sebelum dimulainya persalinan atau tanda inpartu (penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yg mengakibatkan perubahan serviks dg frek min 2 kali dalam 10 menit, keluarnya darah dari vagina) • Diagnosis dilakukan dengan anamnesis berupa keluarnya cairan banyak secara tiba-tiba dan inspekulo berupa adanya cairan yang keluar dari serviks • Dapat dilakukan tes konfirmasi dengan: –
Tes nitrazin : kertas lakmus berubah warna dari merah jadi biru – Tes pakis : cairan ketuban diletakan dalam object glass yang dibiarkan mengering, lalu dilihat gambaran pakis secara mikroskopis WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan
•
His teratur : kontraksi minimal 3 kali dalam 10 menit dengan lamanya lebih dari 40 detik pada setiap kontraksi.
109. E. Mola Hidatidosa Keywords: •
Wanita, usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam yang lalu, mual (+), muntah (+). Uterus teraba setinggi pusat dan lembek, serviks uteri tertutup, kadar βHCG meningkat
•
Mola Hidatidosa –
•
bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edem
Diagnosis – – – – – – –
Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak Mual dan muntah hebat Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan (setinggi pusat20 minggu) Tidak ditemukan janin intrauteri Nyeri perut Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)
WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan
•
Macam-macam abortus
WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan
110. B. Kista endometrium Keywords: •
Wanita, 23 tahun, nyeri tiap haid yang tidak mengganggu aktivitas. 3 bulan terakhir nyeri makin berat, sudah menikah 6 bulan.
•
Pemeriksaan dalam : vagina normal, porsio tertarik ke belakang, uterus terfksir, terdapat massa terfiksir pada adneksa 7cm.
•
•
Kista endometrium atau endometriosis adalah jaringan endometrium yang tumbuh di tempat lain, yang umumnya tumbuh pada pelvis (anterior dan posterioi cul-de-sac, ligamen uterosakral, tuba, ovarium) Gejala : dismenorea, perdarahan iregular, nyeri pelfis, nyeri pada punggung bawah, dispareunia, diskezia, nyeri inguinal, nyeri saat mikturisi, dan nyeri saat exercise. Endometriosis. www.nlm.nih.gov/medlineplus/endometriosis/html
Pilihan lain •
Adneksitis atau salpingo-oovoritis : radang pada tuba falopi dan ovarium yang terjadi secara bersamaan. Biasa terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas sampai uterus/akibat tindakan post kuretase maupun post pemasangan IUD. • Vulvovaginitis : infeksi atau inflamasi pada bagian vulva dan vagina yang bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, virus dan faktor lingkungan. • Nyeri ovulasi : merupakan nyeri pada pelvis atau perut bawah yang terjadi saat ovulasi. Hal ini terjadi karena saat ovulasi, ovum dan cairan serta darah keluar dari ovarium dan dapat mengiritasi rongga abdomen sehingga mengakibatkan nyeri. Vulvovaginitis: Cause, symptomps, &diagnosis. www.healthline.com Painful Ovulation. www.webmd.com/women/guide/mittelschmerz
111. A. Kortikosteroid IM Keywords: •
Wanita, 25 tahun, G1P0A0, hamil 32 minggu
•
nyeri perut yang menjalar ke pinggang belakang, dirasakan setiap 30 menit
•
pemeriksaan dalam: pembukaan 1 dan kepala di hodge 1
•
Tindakan yang dilakukan selanjutnya? Kortikosteroid IM (setiap 6 jam)
•
Pasien inpartu usia kehamilan < 34 minggu diberikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin
112. B. Prolaps uteri Keywords: • Wanita, 50 tahun, keluar benjolan dari kemaluan. 1 bulan lalu mengalami hal serupa tetapi dapat masuk kembali. Pasien meiliki 7 orang anak. •
Prolaps uteri : penonjolan keluar serviks dan uterus menuju introitus vagina yang umumnya disebabkan oleh gangguan pada ligament apikal uterosakral atau kardinal • Faktor risiko :Kelemahan otot dasar panggul kongenital, Kesulitan dan trauma persalinan, Multiparitas-trauma, penyakit kronik chronic obstructive airway, konstipasi, straining, tumor abdomen, Obesitas, merokok, sering mengangkat beban berat, Menopause, operasi pelvis Cunningham G, Leveno K, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. Williams Obstetrics. 23rd edition. US: McGraw-Hill, 2010.
Tipe Prolaps Uteri Derajat 1 • Uterus turun dari posisi anatominya (os eksterna berada di spina iliaka . Os eksterna masih berada didalam vagina
Derajat 2 • Os eksterna berada pintu vagina tapi uterus masih di dalam
Derajat 3 • Serviks berada di luar vagina
Derajat 4 • Seluruh uterus berada di luar vagina
Pilihan lain •
Mioma –
•
Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menopangnya
Kista endometrium – jaringan
endometrium yang tumbuh di tempat lain, yang umumnya tumbuh pada pelvis (anterior dan posterioi cul-de-sac, ligamen uterosakral, tuba, ovarium)
•
Kista Bartolin –
Obstruksi pada kelenjar bartolin sehingga cairan menunmpuk dan mengakibatkan bengkak yang tidak nyeri.
113. C. Ginekoid Keywords: •
Jenis panggul dengan bentuk agak lonjong dengan diameter transversal lebih panjang sedikit dari diameter anteroposterior dan jenis paling banyak pada wanita normal
•
Jenis ginekoid: panggul paling baik untuk perempuan. Panjang diameter antero-posterior kira-kira sama dengan diameter transversa. • Jenis android: panggul pada pria. Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. • Jenis antropoid: bentuk pintu atas panggul agak lonjong. Panjang diameter antero-posterior lebih besar daripada diameter transversa. • Jenis platipelloid : ukuran melintang jauh lebih besar
114. A. Poly cyclic ovarian syndrome Keyword •
Wanita, 37 tahun, infertil
•
Gejala utama: akne, histuarism, dan alopesia.
•
Diagnosis yang mungkin? Polycyclic ovarian syndrome (PCOS)
Polycyclic ovarian syndrome (PCOS) Gambaran umum: •
Pertumbuhan polikistik ovarium kedua ovarium, amenorea sekunder, oligomenorea, dan infertilitas
•
Sekitar 50% pasien mengalami hirsutisme dan obesitas.
•
Usia 15-30 tahun
Pilihan lain •
Hipertiroid berdebar-debar, mudah berkeringat, penurunan BB, diare, TSH menurun, T4 meningkat
•
Choriocarcinoma suatu penyakit trofoblas gestasional. Merupakan tumor ganas yang terdiri dari lapisan-lapisan sel sitotrofoblas dan sinsiotrofoblas dengan perdarahan, nekrosis, dan invasi pembuluh darah yang jelas
•
Endometritis radang endometrium
115. A.Cephalopelvic disproportion Keyword • Wanita, 38 tahun, hamil anak kedua usia kehamilan 39 minggu • kenceng – kenceng sejak semalam • tanda vital normal • TFU 32 cm, DJJ (+) 144 x/menit, letak kepala • kontraksi 4x dalam 10 menit, durasi 50 detik power baik • Pemeriksaan dalam pembukaan 7 cm, penipisan 75% • Presentasi kepala • Dalam evaluasi 4 jam kemudian tidak didapatkan kemajuan persalinan, didapatkan moulase maksimal, caput (+) •
Diagnosis yang tepat? Cephalopelvic disproportion
Persalinan dipengaruhi oleh tiga aspek (3P) : • Power yaitu kekuatan his dan kekuatan mengedan • Pelvis yaitu keadaan jalan lahir. • Passenger yaitu keadaan janin yang dikandung •
•
Arrest of descent: Failure of the presenting fetal part to continue to descend during the second stage of labor despite uterine contraction and maternal effort (pushing) Cephalopelvic Disproportion (CPD) merupakan 50% penyebab Arrest of descent pada nulipara dan pada multipara hanya 29,7%
Tanda-tanda CPD Pemeriksaan abdominal Ukuran anak besar. • Kepala anak menonjol di simphisis • pubis. Pemeriksaan pelvis Servik mengecil setelah pemecahan • ketuban Edema servik • Penempatan kepala tidak baik lagi di • servik Kepala belum dipegang pintu atas • panggul Ditemukan kaput • Ditemukan molage • • Ditemukan kepala defleksi Ditemukan asinklitismus •
116. B. Gardnerella vaginalis 117. C. Metronidazol Keywords: •
Wanita, 28 tahun, keluar cairan dari vagina berwarna putih keabuan sejak 1 minggu yang lalu
•
berbau fishy odor
•
Terdapat clue cell
•
Diagnosis? Bacterial vaginosis
•
Organisme penyebab? Garnerella vaginalis
Gejala klinis BV yaitu Cairan/duh berbau amis, berwarna jernih/putih/keabuan, tidak ada peradangan Diagnosis: 3 dari 4 kriteria Amsel • Sekret homogen tipis • Ph vagina >4,5 • Whiff test (+) • Ditemukan clue cells Tata laksana: Metronidazole 2x500 mg PO selama 7 hari
118. C. Biopsi Keywords: •
Wanita, 55 tahun, keluar darah dari kemaluan setiap berhubungan, disertai nyeri, menikah pertama kali umur 15 tahun, 4 orang anak dari 3x pernikahan. Suami sopir truk antarpulau
•
Inspekulo: massa rapuh di serviks, darah (+), fluor albus (-).
Kanker Serviks •
Gejala –
•
Stage awal tidak menunjukan gejala jika kanker semakin tumbuh maka akan timbul perdarahan vagina yang terjadi diantara periode regular mens, perdarahan sesudah berhubungan seksual/pemeriksaan pelvis, menstruasi yang lebih bayak dan lama dari sebelumnya, perdarahan walaupun sudah menopause. Gejala lain berupa peningkatan vaginal discharge, nyeri pelvis dan nyeri selama berhubungan seksual
Faktor risiko –
Merokok – Penurunan sistem imun – Mengkonsumsi kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun – Mempnyai anak (semakin banyak anak faktor risiko semakin besar)
Cervical cancer. http://www.medicinenet.com/cervical_cancer
LESI PRA KANKER
KANKER (masa mirip kembang kiol atau terdapat ulkus
Pilihan lain •
Test IVA : skrining lesi pra kanker dengan menggunakan asam asetat sehingga menimbulkan gambaran acetowhite • Tes pap smear : metode skrining lesi pra kanker dengan melihat gambaran selpada zona transformasi pada serviks • Biopsi : untuk diagnosis pasti kanker serviks, dilakukan jika terdapat gambaran kanker serviks berupa gambaran mirip kembang kol atau adanya ulkus
119. C. HPV 16 dan 18 •
Low risk type ( HPV 6 & 11 ) tidak menyebabkan kanker menyebakan anogenital warts
•
High risk type ( HPV 16 & 18) menyebabkan kanker serviks
120. C. Ca serviks stadium III •
Sel kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan serviks sepanjang dinding panggul
Cervical cancer staging. http://emedicine.medscape.com/article/2006486-overview
121. D. Pemeriksaan fluor albus dengan NaCl 0,9% Keywords: • Wanita, 21 tahun, keluar cairan dari vagina berwarna putih keabuan sejak 5 hari yang lalu • Inspekulo: bintik-bintik merah pada serviks dan dinding vagina merah ( strawberry appearance) •
Diagnosis? Trichomoniasis • Etiologi? Trichomonas vaginalis • Pemeriksaan? Pemeriksaan fluor albus dengan NaCl 0,9%
•
Gejala klinis trichomoniasis: Duh hjau kekuningan berbusa, terdapat strawberry appearance, dyspareunia, disuria • Diagnosis: menemukan sel berflagel bergerak-gerak pada peeriksaan mikroskopis mikroskopis sediaan basah NaCl • Tatalaksana: Metronidazole 2x500 mg PO selama 7 hari
Strawberry appearance
122. D. Abortus inkomplit 123. B. Kuretase Keywords: •
Wanita, 25 tahun, G3P2A0 hamil 6 minggu, mi nggu, perdarahan perdarahan pervaginam sejak 5 jam yang lalu
•
tanda vital normal
•
Pemeriksaan bimanual : serviks livid, OUE terbuka, teraba jaringan yang keluar
•
Diagnosis? Abortus inkomplit inkomplit
•
Tatalaksana? Kuretase
124. D. Tubektomi •
•
Keyword: –
Pasien sien P5
–
Usia Usia 50 tahun ahun (>35 (>35 tahun ahun))
–
Tidak ingin hamil lagi
Metode Metode KB yang yang paling paling sesuai: sesuai: sterilis sterilisasi asi (tubektomi)
125. D. Preeklampsia berat Keywords: • Wanita, 20 tahun, hamil anak pertama, hamil 36 minggu • TD 170/110 mmHg, kedua kaki edema (+) • tidak memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan • pandangan kabur, nyeri ulu hati, kejang disangkal • proteinuri (+3) •
Diagnosis? PEB
Pilihan lain •
Hipertensi kronik : hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan
•
Hipertensi gestasional : hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan
•
≥140/90mmHg pada usia kehamilan Preeklampsia ringan : TD ≥140/90mmHg >20minggu. Tes Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24 mg /24 jam
•
Eklampsia: kejang umum dan/atau koma, ada tanda dan gejala preeklampsia, tidak ada kemungkinan penyebab penyebab lain (misalnya (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
126. C. Vesikolitiasis Keywords: •
Nyeri saat BAK
•
BAK sering berhenti dan lancar lagi dengan perubahan posisi
•
Tidak ada demam (bukan INFLAMASI) maupun nyeri pinggang (bukan di GINJAL)
Vesikolitiasis Vesikolitiasis batu pada kandung kemih • Patofisiologi: •
–
Terbentuk secara de novo – Beberapa terbentuk dari plak Randal yang turun ke kandung kemih ditambah deposisi kristal batu berkembang – Laki-laki tua biasanya terdiri dari batu asam urat; batu kalsium terbentuk di ginjal – Anak-anak biasa terdiri dari batu amonium asam urat, kalsium oksalat, atau campuran •
Etiologi: –
Pembesaran prostat obstruksi kandung kemih batu kandung kemih – Benda asing di kandung kemih iatrogenik (kateter Foley), non iatrogenik (benda sengaja ditaruh di kandung kemih dengan alasan tertentu) – Striktur uretra, neurogenic bladder, divertikula, anomali kongenital
Vesikolitiasis •
Diagnosis: –
Gejala: tanpa gejala hingga nyeri suprapubik, disuria, intermiten, frekuensi, hesitancy , nokturia, dan retensi urin, hematuria gross, dan tiba-tiba BAK terhenti – Pemeriksaan: urinalisis (pH asam), BNO IVP (radioopak), USG (hiperekoik dgn bayangan posterior u/ batu radiolusen) •
Tatalaksana: –
u/ batu asam urat alkalisasi dgn kalium sitrat – Bedah: transuretral sistolitopaksi, sistolitopaksi suprapubik perkutan, sistostomi suprapubik terbuka
Pilihan lain A. Nefrolitiasis batu ginjal B. Ureterolitiasis batu ureter D. Uretrolitiasis batu uretra E. Inkontinensia urin tidak dapat BAK
127. A. Torsio testis Keywords: •
Laki-laki 24 tahun
•
Nyeri tiba-tiba pada kemaluan
•
Tidak ada trauma
•
PF: benjolan spt tali di inguinale kanan dan testis kanan tidak teraba pada skrotum
Diagnosis?
128. C. USG abdomen Keywords: •
Nyeri perut kanan atas
•
Demam
•
Kuning
•
Mual, muntah
•
Lemah
Diagnosis? Curiga kolangitis
Kolangitis Kolelit Koled Kolesis Kolan iasis okoliti titis gitis asis Nyeri kolik +
+
+/-
+/-
Nyeri tekan/ Mur phy’s sign
-
+
+
Demam
-
-
+ (low- + grade) (high grade)
Ikterus
-
+
-
•
–
Trias Charcoat: demam, ikterus, nyeri RUQ – Reynolds pentad: demam, ikterus, nyeri RUQ, syok septik, perubahan status mental •
+
Kolangitis ingat
Pemeriksaan Penunjang –
Foto polos abdomen evaluasi awal tapi diagnosis tidak signifikan – USG sensitifitas dan spesifisitas tinggi – ERCP penyebab dan letak sumbatan; dapat langsung terapi
129. A. Ultrasonografi Keywords: •
Nyeri pada skrotum
•
Tidak ada trauma
•
PF: skrotum membesar, nyeri tekan, eritema
•
Refleks kremaster hilang khas TORSIO testis
Diagnosis: Torsio testis Gold standard pemeriksaan penunjang: USG Doppler u/ lihat aliran darah ke testis
130. E. Colon in loop Keywords: •
Laki-laki 62 tahun
•
Diare berulang 2 bulan
•
Bercampur darah
•
Kurus dan lemah
Diagnosis: curiga Ca colon
Ca Colon •
Pemeriksaan penunjang: –
Kolonoskopi – CT Scan u/ lihat metastasis •
Colon in loop teknik pemeriksaan dari usus besar dgn kontras retrograde –
Tujuan: melihat gambaran anatomis kolon – Indikasi: kolitis, Ca, divertikel, megakolon, obstruksi, invaginasi, stenosis, volvulus, atresia ani – Kontraindikasi: perforasi, obs akut, diare berat Sumber: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-cancer/basics/tests-
131. C. Ruptur uretra posterior Keywords: •
Gangguan BAK
•
Pasca kecelakaan
•
PF: keluar darah dr OUE
•
Colok dubur: flying prostate
Diagnosis?
Ruptur Uretra •
Ruptur uretra :
- Ruptur uretra anterior retensi urin, hematom di meatus uretra eksternus, flying prostat (-) - Ruptur uretra posterior retensi urin, hematom perineum, flying prostat (+) Penunjang : uretrografi Tatalaksana : pungsi suprapubik
132. B. Fraktur basis kranii Keywords: •
Jatuh dari ketinggian
•
PF: memar daerah mastoid kiri
•
Keluar cairan jernih dari lubang hidung dan telinga
Diagnosis?
Fraktur Basis Cranii •
•
Gejala klinis: –
Fraktur pada tl temporal: otorrhea dan memar pada mastoid (Battle sign)
–
Fraktur pada fosa kranial anterior: rinorea dan memar daerah mata (raccoon eyes)
–
Hilang kesadaran
Tatalaksana: bedah
Pilihan Lain A. Hematoma epidural perdarahan pada epidural; interval Lucid; bentuk bikonveks C. Herniasi tonsilaris tonsil serebelum turun ke foramen magnum D. Komosio cerebri gegar otak; penurunan kesadaran tanpa kerusakan anatomis E. Contusi cerebri memar pada jar otak dengan hiperdensitas serebri pada CT Scan
133. A. Dekompresi pleural space kanan Keywords: •
KLL
•
Sesak nafas dan nyeri dada
•
PF: palpasi toraks tidak simetris, paru kanan hipersonor, auskultasi vesikuler (-)
Diagnosis? Curiga tension pneumotoraks paru dextra
134. C. Subdural hematom 135. C. Bridging vein Keywords: •
KLL
•
Pusing, mual
•
Luka lecet temporal sinistra
•
GCS 10
•
CT Scan lesi hiperdens, bentuk semilunar
•
Diagnosis?
Pilihan A. Epidural hematom: pecah a. meningeal media; interval lusid; gambaran BIKONVEKS B. Subarachnoid hematom: kaku kuduk (+) C. Subdural hematom: pecah bridging veins; gambaran CT Scan BULAN SABIT D. Intraventrikular hematom: klinis buruk; CT Scan perdarahan di ventrikel E. Intraserebral hematom: pecah pembuluh darah besar; CT Scan hiperdensitas mencolok
136. B. Hemoroid interna grade II Keywords: •
Berak berdarah + benjolan dari anus
•
Benjolan dapat masuk sendiri!!!
Hemoroid
Hemoroid •
Faktor risiko: – – – – – – – – – – – – – – – –
Penurunan venous return Konstipasi dan mengedan Hamil Hipertensi portal dan varises anorektal Kurang postur tegak Kecenderungan dalam keluarga Diare kronik Keganasan kolon Penyakit hati Obesitas Trauma med spinalis Hilang tonus otot rektal Bedah rektal Episiotoi Hubungan seks anal IBD
•
Derajat hemoroid interna –
Grade I: sering berdarah tapi tidak prolaps – Grade II: keluar dari anal tapi dapat masuk spontan – Grade III: keluar dari anal dan butuh reduksi manual – Grade IV: prolaps dan tidak dapat direduksi •
Tatalaksana hemoroid interna –
Grade I: konservatif dan hindari konsumsi NSAID serta makanan pedas – Grade II dan III: prosedur nn bedah – Grade III yang mengganggu dan IV: hemoroidektomi – Grade IV atau inkaserata atau gangren: bedah segera
137. D. Invaginasi ileokolika Keywords: • Anak 3 tahun • Sakit perut • Riwayat diare dan mendapat puter • Palpasi abd: defans muskular (+), massa di perut kiri atas, perut kanan bawah kosong • Colok dubur: portio-like sign Diagnosis?
Intusepsi • • • •
• •
Usus bagian distal masuk ke usus proksimal Penyebab ileus obstruksi tersering <3 thn Penyebab: tidak diketahui Faktor risiko: usia (6 bln-3 thn), jenis kelamin (laki2 >>>), pembentukan usus tidak normal, riwayat intusepsi sebelumnya, AIDS Pem penunjang: USG, X-Ray (“bull’s eye”), CT scan, barium enema Tatalaksana: barium enema, bedah jika usus robek
Sumber: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/intussusception/basics/definition/con-
138. E. Dual energy X-Ray absorptiometry Keywords: •
Osteporosis
Diagnosis: osteoporosis senilis
139. Barium enema Keywords: • Anak 3 tahun • Sakit perut • Riwayat diare dan mendapat puter • Palpasi abd: defans muskular (+), massa di perut kiri atas, perut kanan bawah kosong • Colok dubur: portio-like sign Diagnosis? Invaginasi Pembahasan baca no 137
140. A. Hernia inguinalis direk Keywords: •
Benjolan pada pangkal paha keluar masuk
•
PF: benjolan menyentuh jari bagian medial
Diagnosis?
Hernia •
Hernia inguinalis – di atas lipatan abdominokrural pada laki2 –
Direk/ medial dewasa – Indirek/ lateral anak2 karena tidak sempurna penutupan dari kanalis inguinalis •
Hernia femoralis – di bawah lipatan abdominokrural pada wanita tua • Hernia umbilikalis: pada ibu hamil Tatalaksana: herniotomi-herniorafi-hernioplasti
141. B. Kolitis ulseratif Keywords: •
Usia 55 tahun
•
Diare berdarah 1 bulan terakhir
•
Endoskopi: gambaran granular dan pseudopolip
•
Ba enema: lead pipe
Diagnosis?
Klasifikasi IBD
DEFINISI
KOLITIS ULSERATIF
CHRON’S DISEASE (CD)
Inflamasi transmural Inflamasi idiopatik pada mukosa idiopatik pada saluran cerna; kolon skip lession
PATOLOGI
Granular, friable mucosa with diffuse ulceration; pseudopolyps
Nonfriable mucosa; cobblestoning, aphthous ulcers, deep & long fissure
BARIUM ENEMA
Hazy margins, loss of haustra (“lead pipe”)
Sharp lesions, cobblestoning, long ulcers & fissures (“string sign”)
GEJALA KLINIS
Grossly bloody diarrhea
Mucus containing, non grossly bloody diarrhea
KOMPLIKASI
Ca Colon
Ca Colon
http://emedicine.medscape.com/article/179037-overview
142. A. Peritonitis primer Keywords: •
Nyeri perut + mual + muntah
•
Riwayat sirosis hati
•
PF abdomen: fenomena papan catur
Diagnosis?
Peritonitis •
Primer: infeksi monomikrobial; ekstraperitoneal yang menyebar secara hematogen –
•
Contoh: sirosis hepatis dgn asites, sindrom nefrotik, peritoneal dialisis
Sekunder: infeksi intraabdomen akibat perforeasi organ berongga • Tersier: kegagalan respon inflamasi; superinfeksi
143. E. Tumor phylloides Keywords: • Wanita 40 tahun • Benjolan di payudara kanan • Awal kelereng buah jeruk • Tidak dipengaruhi siklus mens • PF: kulit mengkilat, ukuran 8x8 cm, kenyal, tidak nyeri Diagnosis? Tumor phylloides Lihat pembahasan TO4 no 128
144. E. AFP Keywords: • 55 tahun • Badan lemah 3 bulan terakhir, mual, demam • PF: kulit kuning, sklera ikterik • PF abdomen: hepar berbenjol-benjol • Lab: anti HCV (+) Diagnosis? Hepatoma Marker keganasan hati: AFP
145. C. Ro Panoramik Keywords: •
KLL
•
GCS 12
•
Fraktur mandibula dan maksila Le Fort I
Pemeriksaan Penunjang • • • • •
X-Ray Waters, Stevens, Townsend u/ tulang wajah CT Scan midface fracture Panoramik u/ lihat hubungan oklusi ortnografik, terutama fraktur mandibula MRI dilakukan 48 jam setelah trauma kurang akurat dibanding CT Angiografi dibutuhkan jika ada hubungan dengan a. karotis/ a. maksila interna
Le Fort
146. B. Menghambat pertumbuhan tulang dan tulang rawan Keywords: •
Anak usia 2 tahun
•
Nyeri BAK + demam
•
Antibiotik pilihan utama tidak dapat diberikan
Kemungkinan Ab golongan tetrasiklin
Efek Samping Tetrasiklin •
Reaksi kepekaan
•
Reaksi toksik dan iritatif
•
–
Terikat pada jaringan tulang yang sedang tumbuh menghambat pertumbuhan tulang
–
Gigi susu dan gigi tetap disgenesis dan perubahan warna permanen (kuning coklat)
–
Tidak diberikan hingga anak usia 8 tahun
Reaksi akibat perubahan biologik ber
kologi dan
ed
147. A. PTU Keywords: Anak lema lemah, h, kuni kuning, ng, uku ukurran lida lidah h besa besarr, pusar pusar • Anak membon membonjol jol keluar eluar ta tand nda a hipo hipoti tirroid oid Riwayat hipe hipert rtir iroi oid d pada pada keham ehamil ilan an konsumsi • Riwa obat obat anti antitir tiroid oid Anti Antiti tirroid oid yang ang dila dilarrang ang saat saat hami hamill karen arena a men menyebab ebabk kan bayi bayi hipo hipoti tirroid oid adal adalah ah yodiu odium m radioak radioaktif tif,, karena karena yang yang ditan ditanya ya adalah “yang dikonsumsi” dikonsumsi” leb lebih tepat PTU Propanolol diberikan pada ibu hamil hanya pada saa saat tir tiroid oid storm orm ber
kologi kologi dan
ed
148. D. Nateglinid Keywords: •
Keluha Keluhan n pusing, pusing, nye nyeri ri perut, perut, berk berkering eringat, at, pucat gejala gejala hipogli hipoglik kemia
•
GDS 60 mg/dL
Obat Obat pen penyebab ebab hipo hipogli glik kemia emia? ? Golo Golong ngan an insuli insulin n secreta secretagogue gogue (sulfoniur (sulfoniurea/ ea/ glinid)
ber
lola
dan
han Diab es Meli
2 di Ind
149. B. Rifampisin Rifampisin Keywords: •
Pasie asien n didi didiag agno nosi siss TB
•
Riw Riwayat peng pengob obat atan an DM deng dengan glim glimep epir irid id
Interaksi? Rif Rifampi ampisi sin n dgn dgn glim glimep epir irid id
Int Interak eraksi si Rifamp Rifampisin isin •
Pemic emicu u met metabol abolis isme me obat obat hipo hipogl glik ikem emik ik oral oral,, kortik ortikoste ostero roid, id, dan kontr ontrasepsi asepsi oral oral efekt efektifi ifita tass berkur berkurang ang
•
Mengg Menggan anggu ggu penye penyerrapan apan vita vitamin min D osteomalasia
•
Meningk Meningkatk atkan an hepat hepatot otoks oksisi isita tass ING pada aseti asetila lato torr lamba lambatt
ber
kologi kologi dan
ed
150. C. Pirazinamid Keywords: •
Diag Diagno nosi siss TB dan dan seda sedang ng OAT
•
Kunin ning seluruh bada adan
•
SGO SGOT dan dan SGPT SGPT tin tinggi ggi
OAT hepatotoksisitas? Pirazinamid
151. B. Pemberian IVIG atau plasmaferesis •
Keywords: –
Diani, berusia 28 tahun dengan keluhan kedua tungkainya lemah mendadak. Kelemahan simetris dan disertai kesemutan di telapak kaki – Beberapa jam kemudian kedua lengannya ikut lemah (ascending paraly paralysis) sis) – Riwayat sakit tenggorokan 9 hari yl – PF: kekuatan motorik amat menurun disertai refleks fisiologis yang menurun •
Diagnosis: Guillain Barre syndrome • Tatalaksana: IVIG, plasmaferesis
GBS Patogenesis Demi Demiel elin inas asii sera serabu butt sara saraff perif perifer er akiba akibatt pros proses es autoimun
Tat atala alaksa ksana na : plas plasma maffares aresis is atau IVIG IVIG Sumb Sumber er :
152. A. A. Paraplegia e.c cedera medulla spinalis total • • •
Keywords: Toni, 30 tahun, mengalami jatuh dari gedung lantai 2 Ia dalam keadaan sadar tetapi kedua kakinya tidak dapat digerakkan dan terasa baal. Kedua tangannya masih dapat digerakkan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan kekuatan motorik ekstremitas ekstremitas atas adalah 5 dan ekstremitas ekstremitas bawah adalah 0 –
• •
(paraplegia, parestesia
Ia pun tidak bisa menahan BAK (gangguan otonom) Diagnosis: paraplegia e.c cedera medula spinalis total –
Total : mengenai sensorik, motorik dan autonom
153. A. BPPV •
Keywords –
Ponco, 33 tahun, keluhan pusing berputar terutama ketika berubah posisi. Pada pemeriksaan didapatkan hasil dix hallpike manuever (+) (tes diagnostik utk BPPV)
–
Diagnosis: BPPV
–
Tatalaksana: •
Betahistine
•
Appley maneuver
Epley manuver=terapi
Pendekatan vertigo •
Pusing berputar vertigo. Bedakan dengan dizziness atau melayang!! Kalo vertigo pasien merasa dirinya/lingkungannya yang berputar. Dizziness = seperti di atas kapal, melayang
Secara umum vertigo dapat dibagi menjadi dua: • Vertigo sentral –
Onset gradual – less-intense – Ada riwayat HT, CVA, gangguan keseimbangan/koordinasi •
Vertigo perifer Onset mendadak (bedakan dengan soal yang keluhannya sudah berlangsung lama) – Disertai mual/muntah + keluhan telinga (tinnitus/penurunan pendengaran) –
Sumber :
Penyakit Meniere, Labirinitis Supuratif & Neuritis Vestibularis PENYAKIT MENIERE Peningkatan tekanan dalam sistem endolimfatik telinga dalam Gejala dan tanda •Gangguan pendengaran •Vertigo •Tinnitus •Telinga terasa penuh Tata laksana : Betahistine, diazepam (vestibulosupresan), surgery
LABIRINITIS SUPURATIF Komplikasi meningitis atau otitis media
Manifestasi klinis Gangguan keseimbangan dan gangguan pendengaran Penunjang MRI dengan kontras (baku emas) NEURITIS VESTIBULARIS Serangan vertigo mendadak tanpa pencetus, tapi pendengaran normal. Tata laksana
154. Kolinesterase inhibitor •
Sukirno, 86 tahun, dibawa ke dengan keluhan akhir-akhir ini sering lupa dan memori jangka pendeknya terganggu. Riwayat terkena stroke 1 tahun yang lalu.
•
Diagnosis: Alzheimer Demensia
•
Terapi: cholinesterase inhibitor
Alzheimer (ATROFI SEREBRAL, terutama LOBUS TEMPORAL) Sulit menyerap informasi baru Sifat progresif Usia > 65 tahun Belum diketahui penyebab pasti Terapi : inhibitor kolinesterase, antagonis NMDA
155. D. Demensia Alzheimer •
•
Keywords: –
Dion, 78 tahun saat ini sulit mengenali istri cucu bahkan anak. Awalnya sering lupa meletakkan benda dan sering tersesat.
–
Skor MMSE 5, CT scan ditemukan atrofi serebral
Diagnosis:
Alzheimer Demensia
Alzheimer (ATROFI SEREBRAL, terutama LOBUS TEMPORAL) Sulit menyerap informasi baru Sifat progresif Usia > 65 tahun Belum diketahui penyebab pasti Terapi : inhibitor kolinesterase, antagonis NMDA
•
Demensia : hilangnya fungsi otak yang terjadi pada beberapa penyakit.
•
Kehilangan fungsi ini adapat mengenai memori, fungsi kognitif, bahasa, serta perilaku Keypoint untuk demensia vaskular: ada riwayat HT, DM, stroke, PAD Usia 55-75 tahun Lupa hal-hal simple pada awalnya lama2 sulit mengurus diri sendiri Onset gradual
Sumber : www.nlm.nih.gov www.alz.org
•
Dementia with Lewy body : berhubungan dengan Parkinson – Gejala utama : fluktuasi kesadaran sepanjang hari, halusinasi visual – Terapi : inhibitor kolinesterase –
•
Parkinson : –
Degenerasi ganglia basal di substansia nigra – Gejalanya TRAP : tremor istirahat, rigiditas, akinesia, postural reflexes loss – Terapi : levodopa , antagonis NMDA (Amantadin), antikolinergik, Sumber : Konsensus Tatalaksana
156. C. Stroke iskemik karena sumbatan arteri serebri media bagian superior •
Didit, 52 tahun, dibawa karena pasien mengeluh lemah sisi tubuh sebelah kanan mendadak sejak 3 jam yang lalu ketika sedang bekerja. Bagian tubuh sebelah kanan lebih sedikit gerak dibandingkan tubuh sebelah kiri, kelemahan ini dirasakan lebih berat pada anggota tubuh atas. Pasien juga mengalami kebas pada sisi tubuh sebelah kanan (hemiparetesia). Pasien juga sulit untuk berbicara, tetapi masih dapat mengerti pembicaraan orang la in (afasia broca motorik). Tekanan darah 180/100 mmHg. • Diagnosis: Stroke iskemik • Gejala: hemiparesis (atas>bawah)+hemiparestesia+afasia motorik sumbatan a. Serebri media bg superior
•
A. Cerebri media bg inferior: –
•
A. Cerebri posterior –
•
Visual loss (homonim hemianopia, apraxia, afasia reseptif (wernicke) Visual loss (homonim hemianopia kontralateral)
A. Vertebrobasiler –
Gejala tergantung saraf kranial, seringnya N.8 gejala vertigo
Tpa= gold standard medikamentosa pada stroke •
Bila diberikan < 3 jam-4,5 jam meningkatkan kemungkinan recovery dari stroke
•
Pada kasus tidak diberi onset kejadian, tetapi yang ditanyakan adalah TERAPI DEFINITIF jadi jawabannya r-TPA
•
R-TPA bekerja dengan memecah bekuan darah meingkatkan aliran darah ke bagian otak yang sebelumnya iskemi Stroke: aspek diagnostik, patofisiologi, amanjemen
157. C. Bridging vein • •
• • •
Keywords: Ranti, 55 tahun mengalami kecelakaan, datang dengan penurunan kesadaran, ketika dibawa ke rumah sakit, pasien sempat sadar sebentar tetapi kemudian mengalami penurunan kesadaran kembali (lucid interval) CT Scan: lesi hiperdens di area parietooksipital berbentuk bikonveks. Diagnosis: perdarahan epidural Pembuluh darah yang mengalami perdarahan?
Hematom subdural : di antara duramater dan arachnoid, yang pecah bridging vein, CT seperti bulan sabit Subdural —sabit (S-S); Epidural -bikonveks Hematom epidural : antara dura dengan tabula interna, yang, ada pecah a. meningea media lucid interval, CT tampak bikonveks
Pilihan lainnya •
SAH : di antara pia dan duramater. Bisa karena trauma, pecahnya aneurisma, atau AVM. Ada nyeri kepala, kaku kuduk, pe↓ kesadaran
•
ICH : perdarahan di parenkim. CT akan tampak hiperdens di parenkim otak.
Sumber : Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis
ICH
Hematom epidural
Hematom subdural
158. C Autoimun, kerusakan lipatan pada taut neuromuskular • •
• • •
Keywords: Dini, 28 tahun mengeluh sulit membuka kelopak mata dan suara menjadi serak pada siang hari setelah beraktivitas. Keluhan berkurang setelah pasien beristirahat. Diagnosis: Myasthenia gravis Patofisiologi: Autoimun Uji spesifik: –
tes wartenberg (pasien diminta menatap suatu benda tanpa berkedip, pada penderita MG akan terjadi ptosis)
Miastenia gravis •
penyakit autoimun jumlah reseptor asetilkolin pascasinaptik pada taut neuromuskular otot rangka berkurang
•
Asetilkolin sendiri, yang berasal dari saraf presinaptik, jumlahnya secara alami akan berkurang dengan pemakaian dan kembali normal dengan istirahat. Pada orang sehat, penurunan ini tidak bergejala karena j umlah reseptor normal.
•
Karena itu, pasien miastenia gravis diobati dengan inhibitor asetilkolinesterase (co. piridostigmin) dengan tujuan memperbanyak kadar asetilkolin di sinaps, sehingga mengkompensasi penurunan jumlah reseptor
Taut Neuromuskular Normal dan Miastenia Gravis
159. D. Epilepsi 160. B. ELektroensefalografi •
Dana 14 tahun
•
Kejang berulang tanpa demam
•
FR kejang lain (-)
•
Diagnosis dan pemeriksaan yang dianjurkan
•
– – – – – –
•
•
Epilepsi umum :
–
Absans Mioklonik Tonik Klonik Tonik-klonik Atonik
Tidak terjadi perubahan kesadaran – Kejang awalnya fokal kemudian menyebar di sisi yang sama – Kepala nengok ke area tubuh yang kejang •
Kejang fokal disertai terganggunya kesadaran – Diikuti automatisme
Epilepsi parsial : Parsial sederhana – Parsial kompleks – Secondary generalized
Terapi : asam valproate (kecuali kejang parsial lini pertamanya carbamazepine)
Sumber : Ped
Tatalaks
Parsial kompleks –
–
•
Parsial sederhana :
Epilepsi 2008
•
Secondary generalized –
Kejang parsial yang menjadi kejang umum – Kejang umum bersifat tonik klonik
161.B. Cedera Kepala Sedang •
Joko, 25 tahun, kecelakaan, kepala terbentur, pingsan, GCS 10. • CT Scan tidak ada perdarahan • Diagnosis? •
Klasifikasi cedera kepala berdasar GCS –
Ringan (13-15) – Sedang (9-12) – Berat (3-8)
162. B MRI Lumbosakral •
Diagnosis : spondilolistesis
•
Pemeriksaan baku emas nya adalah
•
Spondilolisthesis adalahh ketidaksegarisan tulang belakang –
Dapat diperiksa dengan foto X Ray lateral, CT Scan dan MRI lumbo sakral (Gold standard)
163. E. Hemianopia •
Riko, 38 tahun, dengan kelemahan anggota badan sebelah kanan.
•
CT Scan: lesi hiperdens subkorteks lobus oksipital
•
Hasil pemeriksaan? –
Subkorteks lobus oksipital mengarah ke primary visual korteks gangguan penglihatan
–
Hemianopia atau hemianopsia gangguan penglihatan setengah lapang padang yang biasanya disebabkan oleh stroke
164. A. Tibialis anterior •
•
Ronald 17 tahun tidak bisa melakukan dorsofleksi. Nervus yang terganggu adalah
Dorsoflesi: tibialis anterior dan peroneus profundus • Plantarfleksi: isciadicus, gastrocnemius, soleus
165. E. Semua benar •
Liko, 60 tahun, badan sebelah kiri mendadak tidak dapat digerakkan. Saat ini sudah kembali normal • Diagnosis: transient ischemic attack • Terapi yang dapat diberikan pada kasus ini antiplatelet –
Aspirin – Clopidogrel – Cilostazol (anti posfodiesterase 3 inh)
166. B. Gangguan Obsesif Kompulsif Keywords •
Ninda, 25 tahun, tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya •Selalu terpikir kalimat yang ditulisnya salah
(obsesi) sehingga berulang-ulang nmengubahnya (kompulsi) •Laporannya akhirnya tidak
selesai (mengganggu pekerjaan gangguan Obsesi kompulsi, bukan tipe kepribadian lagi) Sumber: Panduan pelayanan medis psikiatri
Bulimia nervosa •
Bulimia nervosa – Perilaku
membuang kalori setelah episode makan yang berlebihan dengan cara purging (muntah paksa, laksatif) atau nonpurging (olahraga berlebihan, puasa). Berat badan normal. – Tatalaksana: fluoxetine
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM
Anorexia nervosa •
Anorexia nervosa: –
Diet ketat yang mengakibatkan berat badan di bawah batas normal
–
Takut berat badan naik, meskipun badan kurus
– Self-image buruk – •
(menganggap diri gendut, meskipun kurus)
Pada wanita bisa menyebabkan amenorea
Ada dua tipe: –
Restriksi, yaitu mengurangi konsumsi makanan
– Purging, yaitu meningkatkan
pengeluaran makanan dari tubuh (muntah paksa, konsumsi laksatif)
•
Tata laksana: –
Koreksi abnormalitas metabolik
– Re-feeding –
perlahan-lahan (untuk mencegah re-feeding syndrome)
Konseling psikiatri Sumber : Panduan pelayanan medis iki
167. C. Proyeksi • •
•
Donna, 23 tahun, siswi akademi perawat Memiliki ketakutan hebat dan menetap pada jarum suntik sulit menjalani pendidikan Mekanisme pertahanan yang paling umum digunakan?
•
Proyeksi impuls internal yang tidak dapat diterima dan dihadapi dirasakan dan ditanggapi seakan-akan berasal dari luar dirinya –
Usaha menyalahkan orang lain atas kegagalannya
–
CO. Nilai olahraga kurang baik karena sedang sakit
–
Atau seperti pada kasus, mengalami kegagalan karena takut jarum
•
Ekstrenalisasi Suatu keadaan dimana seseorang tanpa sadar membagi keadaannya yang sama dengan kondisi di luar –
•
Misalnya, seseorang yang melihat lukisan ibu dengan anaknya, kemduian berkata “aku dan ibuku dulu juga selalu seperti itu”
Introyeksi keadaan dimana seseorang memasukkan hal-hal yang mengancamnya menjadi nilai-nilai dalam kehidupannya –
Misalnya, anak yang semasa kecil sering diperlakukan dengan keras, memasukkan nilai otoriter dalam keseharian
•
Simbolisasi mekanisme pertahanan dengan menggunakan suatu objek untuk mewakili ide, tanpa disadari oleh orang yang bersangkutan –
Co. Menggunakan pulpen merah utk menunjukkan kemarahan – Co. Cara berjalan yang menghentak untuk menunjukkan kemarahan •
Reaksi formasi reaksi mencegah keinginan yang berbahaya dengan melebih2kan sikap dan perilaku kearah yang berlawanan agar menjadi rintangan –
Co. Seseorang yang melarang keras perjudian dengan maksud agar dapat menekan kecenderungannya untuk ke arah itu – Co. Seseorang yang menyayangi orang lain berlebihan, tetapi memperlihatkan sikap yang sebaliknya
168. C. Halusinasi auditorik Nino, 24 tahun dibawa ke dokter karena sering mendengar suara-suara teriakan orang yang mengatakan ingin membunuhnya • Keluarga sudah meyakinkan bahwa tidak ada orang-orang tersebut • Psikopatologi yang terdapat pada kasus adalah halusinasi auditorik •
–
Halusinasi: persepsi panca indera yang terjadi tanpa adanya rangsangan – Ilusi: persepsi yang salah terhadap suatu rangsang (jadi ilusi ada rangsang)
•
A. Halusinasi visual melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada • B. Halusinasi taktil • D. Depersonalisasi merasa tubuh/bagian tubuhnya aneh/bukan bagian dari dirinya • E. Halusinasi olfaktori mencium bau sesuatu yang sebenarnya tidak ada, biasanya merupakan gejala awal epilepsi atau kelianan saraf lain
169. B. Hipersomnia •
Clarisa, 20 tahun, datang dengan keluhan amat sering tertidur. Pasien juga merasa mengantuk setiap saat.
•
Diagnosis: hipersomnia –
Adanya rasa mengantuk yang berlebihan pada waktu siang hari atau waktu tidur malam yang lebih panjang yang terjadi setidaknya 3 bulan sebelum ditegakkan diagnosis
Pilihan lainnya •
A. Insomnia sulit tidur
•
C. Parasomnia kumpulan gangguan tidur
•
D. Somnambulisme sleep walking
•
E. Narkolepsi tidur mendadak, tanpa didahului mengantuk
170. A. Asosiasi longgar •
170. Mintono dibawa ke dokter oleh keluarganya, percakapan di ruang periksa: • Dokter J: apa yang anda rasakan? • Mintono (pasien): harga mangga sedang naik, memang presiden itu hebat sehingga ruangan harus dicat putih. • Gangguan yang terdapat pasien adalah ... –
Mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama lain (di awal frase sudah tidak berhubungan dengan pertanyaan) – Bedakan dengan flight of ideas, dimana pasien akan menjawab berhubungan, tetapi sebelum ide nya selesai dia sudah melompat ke ide yang lain
171. B. Delirium •
Keywords –
Rono, 68 tahun, diantar keluarganya ke IGD karena suka bingung. Badannya panas, merecau, dan gaduh. Pasien sering bicara pada tembok dan seolah-olah ingin mengusir sesuatu (halusinasi auditorik, halusinasi visual (?) – Pasien tidak bisa mengenali anaknya, tidak tahu ada dimana, dan tidak bisa membedakan waktu (gangguan orientasi mendadak) – Lab: SGOT dan SGPT jauh diatas normal. – Diagnosis : Delirium
Pilihan lainnya •
A. Gangguan waham organik –
•
Waham (+), halusinasi (+), tetapi TIDAK ada gg.kesadaran
Jadi pada soal lebih cocok delirium karena adanya gangguan orientasi yang berarti pasien mengalami gangguan kesadaran
172. A. Waham kebesaran •
Keywords –
Dinita, 44 tahun, memiliki keyakinan kuat bahwa ia adalah utusan Tuhan yang dikirim ke dunia untuk menyelamatkan dunia
–
Walaupun semua orang berusaha menyadarkannya, ia tetap yakin bahwa ia adalah utusan Tuhan yang telah diberi kelebihan.
•
Gangguan apakah yang terdapat pada pasien? Waham kebesaran
•
Waham=keyakinan kuat yang tidak dapat digoyahkan –
Waham kebesaran: keyakinan kuat bahwa dirinya memiliki kelebihan, manusia pilihan
Pilihan lainnya •
B. Waham rujukan keyakinan yang kuat bahwa ada orang-orang yang berusaha berubuat jahat/ bersekongkol untuk membuatnya gagal
•
C. Idea of refference merasa hal-hal yang umum ditujukan untuk dirinya
•
D. Kompulsi dorongan untuk mengerjakan sesuatu
•
E. Halusinasi auditorik merasa mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada
173. B. Antisosial •
Keywords
•
Donita, 26 tahun, amat suka melanggar peraturan, sering membuat keributan dengan orang lain dan tidak suka diatur
•
Gangguan kepribadian yg dialami: anti sosial
Gangguan Kepribadian •
Kluster A –
Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka berhubungan dengan orang lain
–
Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap orang lain
–
Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang aneh
Sumber : Panduan pelayanan medis Departemen Psikiatri RSCM 10/29/2014
Gangg Gangguan uan Kepri epribad badia ian n •
Klu Kluster B –
Anti tiso sosi sia al : ti tida dak k pe pedu duli li ha hak k or ora ang la lain in da dan n sena se nang ng me mela langg nggar ar pe perrat atur uran an
–
Amba Ambang ng : impu impuls lsiv ivit itas as sert serta a hubu hubung ngan an inte interp rper erson sonal al dan dan mood mood yan yang g inte intens ns ta tapi pi tida tidak k stabil
–
Histri Histrioni onik k : menc mencari ari perha perhatia tian, n, suka suka mengg menggod oda a
–
Narsisi Narsisist stik ik : melebi melebih-l h-lebi ebihk hkan an diri, diri, merenda merendahk hkan an ora orang lain lain,, mud mudah iri iri
10/29/2014
Sumber Sumber : Pandu Panduan an pelay pelayana anan n med ikia
Gangg Ganggua uan n Kepri epriba badi dian an •
Kluster C –
Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa merasa tidak layak – Dependen : merasa tidak mampu bertanggung jawab atas atas diri sendiri, sehingga terlalu bergantung bergantung pada orang lain, apapun konsekuensinya – Obsesif-kompulsif: preokupasi dengan keteraturan, perfeksionisme yang berlebihan, terlalu kaku kaku dalam memandang suatu hal 10/29/2014
Sumber Sumber : Pandu Panduan an pelay pelayana anan n med ikia
174. B. Agorafobia
Agorafobia dan Fobia Sosial •
Agorafobia –
•
Fobi Fobia a sosi sosial al –
•
Takut akut bersos bersosial ialisa isasi si denga dengan n oran orang g yang yang belum belum dikena dikenall baik, baik, taku takutt situas situasi-s i-situ ituasi asi sosial sosial
Gang Ganggu guan an pani panik k –
•
Tak akut ut di diti ting ngg gal se send ndir iria ian n di tem empa patt um umum um
Cemas, Cemas, tidak tidak ada pence pencetus tusn nya, ya, hilan hilang g timbul timbul
Reak eaksi stres tres akut akut –
10/29/2014
Geja Gejala la cema cemass munc muncul ul set setelah elah sebu sebuah ah kejad ejadia ian n trauma traumatik, tik, berlangsun berlangsung g sepanjan sepanjang g waktu, waktu, sembuh sembuh send sendir irii dala dalam m waktu aktu <1 bula bulan n Sumber Sumber : Pandu Panduan an pelay pelayana anan n med ikia
175. A. Sadisme
•
Ganggu Gangguan an seksua seksuall lainn lainnya ya (par (parafi afilia lia)) – –
– – –
–
Feti Fetish shis isme me:: kepua epuasa san n seks seksua uall dida didapa patt dari dari obje objek/ k/be bend nda a tert terten entu tu Ekshi Ekshibis bision ionism isme: e: kepu kepuasa asan n seksua seksuall didapa didapatt denga dengan n memp memper erli liha hatk tkan an alat alat kelam elamin in di situ situas asii dan dan temp tempat at yang ang tida tidak k semestinya Maso Ma soki kism sme: e: kepua epuasa san n seks seksua uall dida didapa patt deng dengan an car cara disi disiks ksa a Sadi Sadism sme: e: kepua epuasa san n seks seksua uall dida didapa patt deng dengan an cara cara men menyiks yiksa a Troil roilis isme: me: kepua epuasa san n seks seksua uall mela melalu luii hubu hubung ngan an seks seksua uall deng dengan an lebih ebih dari dari satu satu pasa pasang ngan an pada pada saa saat ber bersama samaan an (ter (terma massuk meno menont nton on pasa pasang ngan ann nya berh berhub ubun ung gan deng dengan an oran orang g lain lain)) saat ini sudah tidak termasuk parafilia Voyeur oyeurism isme: e: Kepua Kepuasan san seksua seksuall denga dengan n cara cara mengin mengintip tip,, tanpa tanpa keing eingin inan an mela melaku kuka kan n hubu hubung ngan an seks seksua ual. l. Bila Bila meno menont nton on deng dengan an terbuka ia tidak akan merasa puas, harus ada unsur mengintipnya. Sumber Sumber : Pandu Panduan an pelay pelayana anan n medis medis Depart Departeme emen n Psikia Psikiatri tri RSCM RSCM
176. B. B. TRAKEOSTOMI TRAKEOSTOMI •
Pasie asien n riwa riway yat kecel ecelak akan an terd terdapa apatt (afo (afonia nia,, strido stridorr insp inspir irasi asi dan ekspi ekspira rasi) si),, kem kemer eraha ahan n dilehe dileherr deng dengan an emfi emfise sema ma subk subkut utis is TRAUMA SALURAN NAFAS
•
Stri Strido dorr ekpir ekpiras asii dan dan insp inspir iras asii subglotis
SUDAH INDIKASI TRAKEOSTOMI
sumbatan
INDIKASI TRAKEOSTOMI
177. B. E3M5V1
179. C. Kardioversi 200 joule monofasik •
Pasien VT dengan nadi
•
Bergejala NYERI ANGINA PASIEN DALAM KEADAAN UNSTABLE (LIHAT ALGORITM DI SLIDE SELANJUTNYA)
•
LAKUKAN KARDIOVERSI 200 JOULE MONOFASIK
179. E. Mengeluarkan benda asing dengan teknik sapuan jari PASIEN CHOKING •
MASIH SADAR HEIMLICH MANEUVER
•
TIDAK SADAR ? (baca slide selanjutnya) PENYEBAB CHOKING • • • • • • •
Eating too fast, failing to chew food well enough, or eating with poorly fitting dentures Drinking alcohol (even a small amount of alcohol affects awareness) Being unconscious and breathing in vomit Breathing in or swallowing small objects (young children) Injury to the head and face (for example, swelling, bleeding, or deformity can cause choking) Aftereffects of a stroke with swallowing difficulties Enlarging tonsils or tumors of the neck and throat
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000051.htm
• •
• •
• •
•
• • •
Roll the person onto the back on a hard surface, keeping the back in a straight line while firmly supporting the head and neck. Expose the person's chest. Open the person's mouth with your thumb and index finger, placing your thumb over the tongue and your index finger under the chin. If the object is visible and loose, remove it. If the person is older than age 8, sweep two fingers from one side of the throat to the other to attempt to remove the object. Lift the person's chin while tilting the head back to move the tongue away from the windpipe. Place your ear close to the person's mouth and watch for chest movement. For 5 seconds look, listen, and feel for breathing. If the person is breathing, give first aid for unconsciousness. If the person is not breathing, begin rescue breathing. Maintain the head position, close the person's nostrils by pinching them with your thumb and index finger, and cover the person's mouth tightly with your mouth. Give two slow, full breaths with a pause in between. If the person's chest does not rise, reposition the head and give two more breaths. Open the person's mouth with your thumb and index finger. If the object is visible and loose, remove it. If the object is removed, but the person has no pulse, begin CPR with chest compressions. If no object is visible, begin CPR. If the person starts having convulsions or seizures, give first aid for this problem
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000051.htm
180. C. Tiga jadi diatas prosesus xyphoideus •
Pasien penurunan kesadaran
•
Gambaran EKG asistol tidak di defibrilasi NAMUN DI RJP, POSISI DIMANA?
CHEST COMPRESSION
Locate the correct hand position by placing the heel of one hand on the person’s sternum (breastbone) at the center of his or her chest. Place your other hand directly on top of the first hand and try to keep your fingers off of the chest by interlacing them or holding them upward. If you feel the notch at the end of the sternum, move your hands slightly toward the person’s head. If you have arthritis in your hands, you can give compressions by grasping the wrist of the hand positioned on the chest with your other hand. The person’s clothing should not interfere with finding the proper hand position or your ability to give effective compressions. If it does, loosen or remove enough clothing to allow deep compressions in the center of the person’s chest.
https://www.resus.org.uk/pages/bls.pdf
181. Menarik diri (avoidance) CARA MENGATASI KONFLIK •
•
•
•
•
AVOIDANCE • Dilakukan bila isu/masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting (potensi konflik tidak seimbang) AKOMODASI • Memberi kesempatan orang lain mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya isu tersebut penting bagi orang lain KOMPETISI • Jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian lebih dibanding lainnya dan tidak ingin kompromi nilai-nilai anda KOMPROMI/NEGOSIASI • Saling memberi dan menerima, meminimalkan kekurangan semua pihak dan menguntngkan semua pihak KOLABORASI/MEMECAHKAN MASALAH • Pemecahan sama-sama menang, pihak terlibat mempunyai tujuan yang sama
182. C. Penyuluhan KIA disetiap kelurahan 1 minggu sekali berpindah •
Cara menurunkan ANGKA KEMATIAN IBU?
•
5 LANGKAH DIRJEN BINA KIA –
Intervensi di hilir dan hulu
–
Lengkapi sarana dan prasarana
–
Penyediaan obat
–
Tingkatkan pemahaman tentang kehamilan
–
Melakukan riset melalui badan penelitan dan pengembangan
Kementria kesehat
183. E. Dokter melakukan kunjungan tokoh agama dan masyarakat untuk menjelaskan pentingnya imunisasi •
Konteks masyarakat masih primitif
•
Kepercayaan nenek moyang masih kental perlu PENDEKATAN SASARAN SEKUNDER
•
TOKOH AGAMA DAN MASYARAKAT
Kementria kesehat
184. E. Tetap memberikan ASI secara langsung dan benar dan menjelaskan putting susu terbenam tidak mempengaruhi pemberian ASI KESULITAN FISIK • Pembengkakan payudara • Putting susu nyeri dan lecet • Sumbatan pada duktus laktiferus • Mastitis • Infeksi Candida albicans asal dengan • Retraksi putting (duktus laktiferus pendek) teknik menyusu yang benar TIDAK masalah
Buk Gizi Keseh
aka
185. D. Kontaminasi pada makanan •
Makanan TIDAK higienis banyak lalat KONTAMINASI
•
Bukan proses pembuatannya
B
NOMOR:186
HEALTH PROMOTION KEYWORD
• •
Pasien diperiksa TIDAK MENDERITA APA APA PECEGAHAN PRIMER • Health promotion • Spesific protection
PRIMARY PREVENTION
SECONDARY PREVENTION
• •
Pencegahan SEBELUM timbul penyakit Mengurangi insiden dan prevalen
•
INTERVENSI: PROMOSI KESEHATAN & SPECIFIC PROTECTION
• •
Penyakit SUDAH TERJADI NAMUN pasien belum tahu adanya penyakit
•
INTERVENSI: EARLY DIAGNOSIS & PROMPT TREATMENT
•
Penyakit (+) dengan gejala TUJUAN: Menurunkan progresivitas penyakit • Mencegah komplikasi • Meningkatkan kualitas hidup •
•
TERTIARY PREVENTION •
INTERVENSI: DISABILITY LIMITATION + REHABILITATION
187. E. Psychosocial hazard •
Psychosocial hazards can include occupational stress, workplace harassment, workplace aggression and violence, fatigue, and other negative behaviours that occur at the workplace • Traditional hazard sudah dari lama menyebabkan penyakit contoh sanitasi buruk • Modern hazard limbah, polusi pabrik ataupun kendaraan bermotor http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2702398/
D
NOMOR:188
KEYWORD
MEJA 4 •
Penyuluhan perorangan berdasar KMS
Meja I: Pendaftaran Menuliskan nama balita pada KMS (Kartu Menuju Sehat) dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS dan mendaftarkan nama ibu Hamil di formulir Ibu Hamil Meja II: Penimbangan Menimbang Bayi/Balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS Meja III: Pengisian KMS Memindahkan catatan hasil penimbangan Bayi/Balita dari secarik kertas kedalam KMS Meja IV: Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS Memberikan penyuluhan kepada setiap Ibu yang mengacu pada data KMS yang menjadi hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami objek posyandu (sasaran) dan memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan serta memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar misalnya pil penambah darah, vitamin A, oralit,dan sebagainya Meja V: Pelayanan Sektor (KB.Kes) Pelayanan yang diberikan antara lain pelayanan imunisasi,pelayanan KB, pengobatan dan pemberian pil penambah darah (pil besi), vitamin A, dan obat-obat lainnya.
189. •
Infant mortality rate = 50/450
•
Numerator = yang meningggal dibawah 1 tahun = 50 orang
•
Denumerator = yang lahir hidup ANGKA KEMATIAN BAYI =
JUMLAH KEMATIAN BAYI < 1 TAHUN 1000 BAYI LAHIR HIDUP
190. A. Suspek
http://avianflunetwork.blogspot.com/2009/04/case-classifications-what-are-suspected.html
191. B. Analisis SWOT
Teori Blum (kesehatan masyarakat)
192. B. Frekuensi minum teh •
Variabel bebas = bukan hasil
VARIABEL DEPENDEN / TERGANTUNG INDEPENDEN / BEBAS
HASIL / OUTCOME
193. D. 40/200 •
Jumlah penderita yang sakit = 10 + 30 = 40
•
Populasi berisiko 200 DISEASE ATTACK RATE =
JUMLAH PENDERITA YANG SAKIT JUMLAH POPULASI BERISIKO
HATI-HATI !!! • •
Pada penyakit yang HANYA satu kali terkena, misalnya campak Jumlah populasi HANYA untuk pasien masih potensial terkena
194. D. Chi kuadrat •
Variabel bebas Obat nyamuk gelang vs oles
•
Variabel tergantung Pencegahan DBD NOMINAL 2 KELOMPOK
VARIABEL BEBAS KATEGORIK/ NUMERIK
X2
195. D. Cluster random sampling •
SIMPLE RANDOM SAMPLING
Semua memiliki kesempatan yang sama Radomisasi tabel, pengundian ataupun komputer Syarat: populasi homogen
• •
•
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
•
PROBABILITY SAMPLING
•
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
• •
CLUSTER RANDOM SAMPLING
• •
Setelah di randomisasi Diambil berdasarkan urutan atau pola tertentu Dibagi menjadi sub-populasi berdasarkan strata/tingkatan baru di randomisasi Cocok pada populasi heterogen Setiap strata dirandomisasi Dibagi menjadi sub-populasi (cluster) yang terbagi alami seperti wilayah Dari cluster terpilih yang dirandomisasi
196. A. Kasus kontrol •
•
• • • •
Ada kelompok kasus dan kontrol !!!
2 jenis kohort: • Prospective cohort • Retrospective/historical cohort Subjek diikuti untuk periode tertentu SANGAT BAIK menilai KAUSALITAS Relatif LAMA dan MAHAL Menghitung RELATIF RISK (RR)
• • • • •
2 KELOMPOK: Kelompok kasus (sakit) dan kelompok kontrol (sehat) Retrospektif, sewaktu DAPAT melihat KAUSALITAS Umum digunakan pada KASUS LANGKA Menghitung ODDS RATIO (OR)
•
Deskriptif, sewaktu HUBUNGAN ASOSIASI TIDAK KAUSALITAS • CEPAT DAN MURAH • Menghitung RELATIF RISK (RR) •
197. B. Stratified random proportional sampling • •
Sampel sama rata berdasarkan tingkat pendidikan Stratified jumlah sampel sama rata proportional
•
SIMPLE RANDOM SAMPLING
Semua memiliki kesempatan yang sama Radomisasi tabel, pengundian ataupun komputer Syarat: populasi homogen
• •
•
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
•
PROBABILITY SAMPLING
•
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
• •
CLUSTER RANDOM SAMPLING
• •
Setelah di randomisasi Diambil berdasarkan urutan atau pola tertentu Dibagi menjadi sub-populasi berdasarkan strata/tingkatan baru di randomisasi Cocok pada populasi heterogen Setiap strata dirandomisasi Dibagi menjadi sub-populasi (cluster) yang terbagi alami seperti wilayah Dari cluster terpilih yang dirandomisasi
198. C. Variabel tergantung •
Variabel tergantung = hasil (tekanan darah)
VARIABEL DEPENDEN / TERGANTUNG INDEPENDEN / BEBAS
HASIL / OUTCOME
199. Tidak ada jawaban (harusnya Akomodasi CARA MENGATASI KONFLIK •
•
•
•
•
AVOIDANCE • Dilakukan bila isu/masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting (potensi konflik tidak seimbang) AKOMODASI • Memberi kesempatan orang lain mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya isu tersebut penting bagi orang lain KOMPETISI • Jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian lebih dibanding lainnya dan tidak ingin kompromi nilai-nilai anda KOMPROMI/NEGOSIASI • Saling memberi dan menerima, meminimalkan kekurangan semua pihak dan menguntngkan semua pihak KOLABORASI/MEMECAHKAN MASALAH • Pemecahan sama-sama menang, pihak terlibat mempunyai tujuan yang sama
200. A. Deskriptif •
Studi untuk mengetahui distribusi penyakit ISPA DESKRIPTIF
DESIGN PENELITIAN LAPORAN KASUS • CASE-SERIES •
DESKRIPTIF
EKSPERIMENTAL
OBSERVASIONAL
TIDAK ADA PERBANDINGAN ANTAR TIAP KELOMPOK
KOHORT • CASE-CONTROL • CROSSSECTIONAL/POTONG LINTANG •
ADA PERLAKUAN /INTERVENSI
ANALITIK / ETIOLOGI ADA PERBANDINGAN ANTAR TIAP KELOMPOK
•
• • • •
2 jenis kohort: • Prospective cohort • Retrospective/historical cohort Subjek diikuti untuk periode tertentu SANGAT BAIK menilai KAUSALITAS Relatif LAMA dan MAHAL Menghitung RELATIF RISK (RR)
• • • • •
2 KELOMPOK: Kelompok kasus (sakit) dan kelompok kontrol (sehat) Retrospektif, sewaktu DAPAT melihat KAUSALITAS Umum digunakan pada KASUS LANGKA Menghitung ODDS RATIO (OR)
•
Deskriptif, sewaktu • HUBUNGAN ASOSIASI TIDAK KAUSALITAS • CEPAT DAN MURAH • Menghitung RELATIF RISK (RR)