TUGAS AKHIR TEORI TEO RI AKUNTANSI AKUNTANSI
POSITIVE AND AND NON POSITIVE POSITIVE (NON-MAINSTREAM) (NON-MAINSTREAM) ACCOUNTING RESEARCH RESEARCH DI INDONESIA INDONESIA
Oleh: Olin Meisa Ludipa 15205320!
"ROGRAM MAGISTER AKUNTANSI #AKULT #AKULTAS AS EKONOMI EKONO MI UNI$ERSITA UNI$ERSI TAS S AN%ALAS 201!
&A& I "EN%AHULUAN
1'1 La(a) &ela*an+
Penelitian akuntansi perlu untuk terus berkembang menyesuaikan dengan praktik akuntansi kontemporer saat ini seiring perkembangan bisnis yang tidak hanya berkaitan dengan simbol angka. Penelitian kuantitatif identik dengan penelitian yang menggunakan data kuantitatif dan alat analisis pun juga menggunakan alat kuantitatif, yaitu statistik. Sementara penelitian kualitatif dipahami sebagai penelitian yang menggunakan data kualitatif dan alat analisis kualitatif, yaitu berupa teori-teori yang difungsikan sebagai alat analisis Pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode atau pun teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal penting agar dapat dicapai hasil yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan. Pendekatan yang mana sebaiknya digunakan apakah pendekatan kualitatif atau kuantitatif? Metode kuantitatif secara nyata memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan ilmu eksakta dan teknologi. Perubahan dan perkembangan besar di ranah ini membuat para peneliti ilmu sosial merasa kagum, sehingga akhirnya mereka menggunakan metode kuantitatif ini di ranah ilmu sosial (Ian, !"#$%.
1'2' Ru,usan Masalah
&agaimana perkembangan penelitian akuntansi dan minat peneliti dalam melakukan penelitian positive dan non positive di Indonesia?
&A& II
"EM&AHASAN
1'"OSITI$E RESEAR-H
Penelitian kuantitatif atau penelitian positivistik merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar 'ariabel.ariabel'ariabel ini diukur biasanya dengan instrument-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapatdianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Paradigma positif sering dinamakan paradigma functionalist. Paradigma ini berusaha menguji keajegan (reguralities% dan hubungan 'ariabel sosial yang diharapkan dapat menghasilkan generalisasi dan prinsip‐ prinsip yang bersifat uni'ersal. Paradigma ini beriorentasi pada upaya untuk mempertahankan status )uo dari isu penelitian yang ada. *rtinya, penelitian dilakukan dengan asumsi baha isu sosial sudah ada di luar sana (gi'en% tinggal diteliti+dikonfirmasi sehingga tidak ada usaha untuk mengubah isu yang ada. Paradigma ini mencoba mengembangkan teori berdasarkan pendekatan deduktif dengan diaali dengan re'ie atas literature dan mengoperasionalkannya dalam penelitian. ipotesis kemudian dikembangkan dan diuji dengan menggunakan data yang ada berdasarkan pada analisis statistik. leh karena itu, pendekatan ini cenderung mengkonfirmasi, atau mere'isi ataumemperluas teori (refinement% melalui analisis hubungan sebab akibat (causal analysis%.
2. NON POSITIVE (NON-MAINSTREAM) RESEAR-H
Metode penelitian non positivistik atau metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (laannya adalah eksperimen% di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan%, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dari suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang merupakan nilai di balik data yang tampak. leh karena itu dalam penelitian ini tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. alam penelitian kualitatif, generalisasi disebut juga transferability, artinya hasil penelitian tersebut dapat
digunakan di tempat lain, jika tempat tersebut memiliki karasteristik yang tidak jauh berbeda.
3'
"ER&E%AAN
ANTARA
"ENELITIAN
POSITIVISTIC
%AN
NON
POSITIVISTIC
Secara umum penelitan dapat dikelompokkan atas dua yaitu peneliti an positi'istic dan non posti'ististic. Istilah ini untuk membedakan secara tegas baha penelitian positi'istic secara ontotologi, espistimologi dan metodologi berbeda dengan penelitan non positi'istic. Secara ontologi penelitan positi'istic memandang adanya realitas diluar dirinya sedang non positi'istic memandang realitas sebagai bagian dari dirinya. Pada tataran epistimologi sebagai cara untuk mendapatkan ilmu, maka penelitan positi'istic menggunakan pendekatan pure science yang pada intinya ilmu dibangun dari 'erifikasi dan falsifikasi yang terukur, obyektif yang tinggi serta bebas nilai. Sedang penelitan non positi'istic dibangun dengan menjadi bagian dari realitas yang diteliti bukan diluar. Peneliti ini mengedepankan subyekti'itas peneiti dan serta tidak bebas nilai. emikian juga pada metodologi yang digunakan, penelitan positi'istic yang cenderung monothetic (tunggal% sehingga terikat dengan pakem yang ada dengan melakukan kuantifikasi sehingga peralatan statistik sangat dibutuhkan dalam menguji hipotesis yang dibagnun sebelumnya. Sedang pada penelitan non positi'istis yang cenderung ideografic yang hanya dapat dilakukan secara natural apa adanya oleh sang peneliti yang sering mengedepankan unsur subyekti'itas dan tidak bebas nilai.
Ta.el 1 "e).edaan N/n "/si(iis,e dan "/si(iis,e den+an .e).a+ai K)i(e)ia K)i(e)ia Pandangan peneliti
Pelatihan dan pengalaman peneliti
*tribut-atribut psikologis peneliti
N/n"/si(iis,e "/si(iis,e Peneliti senang dengan berbagai Peneliti senang dengan dimensi paradigma kualitatif berbagai dimensi paradigma kuantitatif - /eahlian menulis secara literary, - /eahlian menulis - keahlian dalam analisis teks dengan secara teknis, komputer, - keahlian dalam analisis - keahlian kepustakaan statistik dengan komputer, - keahlian kepustakaan - Senang dengan ketiadaan aturan - Senang dengan aturan dan prosedur spesifik dalam dan pedoman spesifik melakukan penelitian, dalam melakukan
-
Sifat masalah
Pemerhati studi (0ditor jurnal1 /omisi Pembimbing dan atau Penguji% 2ehnik yang digunakan /riteria kualitas Sumber 2eori Persoalan kausalitas 2ipe pengetahuan yang digunakan Pendirian Maksud Instrumen 6aktu penetapan pengumpulan dan analisis data esain 7aya 8atar Perlakuan Satuan /ajian 9nsur /onstekstual
bertoleransi tinggi terhadap ambiguitas, aktu studi yang relatif panjang -
penelitian, bertoleransi rendah terhadap ambiguitas, aktu studi yang relatif pendek - Penelitian eksploratori - *danya kerangka - ariabel tidak diketahui literatur dari studi-studi - Mementingkan konteks sebelumnya - apat tidak berdasarkan teori - ariabel-'ariabel dalam studi diketahui - *danya teori yang mendasari studi Indi'idu-indi'idu yang terbiasa dan Indi'idu-indi'idu yang mendukung studi kualitatif terbiasa dan mendukung studi kuantitatif /ualitatif 3ele'ansi ari asar *pakah 4 menyebabkan 5 dalam latar alamiah Proposisional yang diperluas
/uantitatif 3igor * Priori apatkah 4 menyebabkan 5 Proposisional
0kspansionis 0kspansionis rang sebagai peneliti
3eduksionis erifikasi /ertas-pinsil dan fisik lainnya Sebelum penelitian
Selama dan sesudah pengumpulan data Muncul-berubah Seleksi *lami &er'ariasi Pola-pola 2urut campur atas undangan
Pasti ( preordinate% Inter'ensi 8aboratorium Stabil ariabel /ontrol
Perbedaan kedua jenis penelitian ini sering juga dibedakan dengan istilah penelitan metode ilmiah untuk peenlitan positi'istic dan penelitian naturalistic untuk penelitian non positi'istic (:ogianto , !"";% dan yang lain menyebutnya penelitan kantitatif untuk positi'istic dan kualitatif untuk penelitian non positi'istic. 9ntuk itu peneliti seharusnya tidak terpaku pada nama yang diberikan tetapi lebih dari itu memahami dari sudut keilmuan baik secara ontology, epistimologi maupun metodologi.
alkat
al ini penting karena nama yang dilekatkan sebagai atribut dapat menyesatkan jika kita tidak memehami dasar yang membedakan suatu penelitan.
3'1' "ARA%IGMA %ALAM "ENELITIAN AKUNTANSI
*da berbagai definisi mengenai paradigma1 paradigma adalah pandangan dunia (world view% atau cara pandang seseorang atau sekelompok orang terhadap realitas sosial. Menurut
"% mengartikan paradigma dalam konteks ilmu sosial dan teori organisasi sebagai "metatheorical or philosophical sense to denote an implicit or eksplisit view of reality" Paradigma melekat pada diri seseorang dan akan memengaruhi sikap dan mengarahkan perilakunya terhadap sesuatu. :adi pengertian paradigma di sini dapat dipahami sebagai alat untuk melihat (misalnya realitas ilmu dan praktik akuntansi% dan sekaligus juga merupakan alat untuk tidak melihat. Paradigma tetap berkembang dan berproses menuju kesempurnaan. &erdasarkan klasifikasi paradigma ilmu sosial dalam A% menyederhanakan paradigma tersebut menjadi tiga yaitu mainstream ( functionalist atau positivist) persfective, interpretive persfective, dan critical persfective. Sarantakos (#==$% menambah satu paradigma yang telah dikemukakan @hua (#=>A% sehingga menjadi empat yaitu postmodernist paradigm. Sedangkan 2riyuono (!"""% mengklasifikasikan paradigma ilmu pengetahuan dan metodologi penelitian dalam empat paradigma yaitu #% positi'isme (fungsionalis, modernisme, dan strukturalisme%, !% nominalisme (interpretif%, $% kritisisme dan B% posmodernisme. Paradigma positi'isme adalah kuantitatif, sedangkan paradigma interpretif, kritis dan posmo adalah non positi'isme+kuliatatif. alam kenyataannya, pada aspek keilmuan akuntansi memang terdapat empat paradigma ini. ari paradigma ini ada lima dimensi yaitu #% imensi ontologisme yaitu bagaimana cara pandang peneliti terhadap realitas yang diteliti. ari sudut pandang non positi'istik1 realitas adalah subjektif dan berganda sebagaimana yang diperlihatkan oleh partisipan
dalam studi1 !% imensi epistemologis yaitu cara pandang tentang bagaimana hubungan peneliti dengan yang diteliti. ari sudut pandang non positi'istik peneliti berinteraksi dengan yang diteliti sehingga kualitas penelitian ditentukan oleh seberapa dalam kita berinteraksi dengan informan1 $% imensi aksiologis yaitu cara pandang tentang peranan nilainilai1 B% imensi etnodologis yaitu cara pandang atas dilakukannya proses penelitian. ari sudut pandang non positi'istik terdiri dari proses induktif, mutual simultan shaping factor, emerging design, dibatasi konteks, dan pokok-pokok teori dihilangkan.
3'1' "a)adi+,a In(e)p)e(i un(u* Kaian A*un(ansi
Paradigma interpretif yang berakar dari tradisi pemikiran 7erman ini mencakup suatu rentang pemikiran filosofis dan sosiologis yang luas, namun memiliki karakteristik upaya yang sama untuk memahami dan menjelaskan dunia sosial. /esamaan tersebut terutama berpangkal dari titik pandang baha aktor secara langsung terlibat dalam proses sosial. Penelitian yang dilakukan dalam ilayah paradigma interpreti'is bertujuan untuk menafsirkan (to interpret % dan memahami (to understand % fenomena akuntansi. &agi paradigma ini, akuntansi merupakan representasi dari sebuah realitas. engan kata lain, realitas akuntansi direpresentasikan dalam bentuk simbol. Simbol itu sendiri menyimpan makna. Penelitian akuntansi
dengan paradigma interpreti'is berusaha mengungkap
makna yang tersembuyi di balik simbol tersebut. Setelah menemukan makna yang tersembunyi, peneliti baru kemudian memahami makna dari simbol akuntansi tersebut (&urrell and Morgan #=;=1 @hua #=>A%. *liran-aliran pemikiran yang termasuk dalam paradigma interpretif ini adalah hermeneutika, solipsisme, fenomenologi, interaksionisme simbolik, dan ethnometodologi serta etnografi Secara spesifik, mengidentifikasi karakteristif riset dalam paradima interpretif,
sebagai berikut
Ta.el 2 Ka)a*(e)is(i Rise( dala, "a)adi,a In(e)p)e(i K)i(e)ia 2ujuan penelitian Peran teori
In(e)p)e(i Mengadakan pemahaman, pemaknaan dan rekonstruksi tindakan social Sebagai langkah menyusun deskripsi dan pemahaman terhadap kelompok
Sifat pengetahuan
masyarakat yang hendak ditelitinya Merupakan rekonstruksi pemikiran indi'idual yang kemudian berkembang
Peranan Common-
menjadi konsensus masyarakat /ekuatan teori berasal dari kehidupan keseharian yang harus dapat
sense *kumulasi
digunakan oleh arga masyarakat secara maksimal 8ebih banyak laporan dari rekonstruksi pemikiran 1 seolah berasal dari
pengetahuan 8ingkup eksplanasi 0ksplanasi sejati &ukti yang baik /riteria kualitas
pengalaman yang dimiliki sendiri Ideografis /esesuaian dari kehendak baik bagi mereka yang menyadari sedang belajar itanamkan dalam konteks interaksi social &ersifat terpercaya dan asli serta dapat mengandung salah pengertian
3'2' Me(/de "eneli(ian Kuali(a(i A*un(ansi "a)adi+,a K)i(is
Penelitian ini bertujuan untuk membebaskan (to emancipate% dan mengubah (to transform% (&urrell and Morgan #=;=1 @hua #=>A%. &agi paradigma ini, ilmu pengetahuan atau struktur sosial merupakan entitas yang menindas! sekelompok orang. Paradigma ini sangat peduli tentang bagaimana orang-orang tertindastersebut dapat dibebaskan. /emudian setelah dibebaskan, orang-orang tersebut diubah kehidupannya ke arah yang lebih baik. @ontoh yang lebih konkrit misalnya adalah akuntansi modern. *kuntansi modern yang kapitalis oleh paradigma ini dipandang telah melakukan dominasi (penjajahan% terhadap masyarakat bisnis. /arena begitu kuat dan lamanya penindasan ini, sehingga orang-orang yang tertindas tersebut sampai-sampai tidak merasakan baha dirinya sedang ditindas. Paradigma ini dengan penelitiannya berusaha untuk melakukan penyadaran terhadap orang-orang tertindas tersebut untuk melakukan pembebasan diri. Setelah dapat
membebaskan diri, maka mereka dapat melakukan perubahan bisnis dan praktik akuntansi ke arah yang lebih baik. engan demikian, bentuk-bentuk akuntansi baru akan dapat dihasilkan dengan paradigma ini. &entuk ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh paradigma ini adalah konkrit (dapat membentuk hidup seseorang% dan membebaskan serta sekaligus dapat diubah ke arah yang lebih baik. Ilmu dalam paradigma ini sarat nilai, karena sarat dengan berbagai kepentingan.
Pendekatan teori kritis memiliki komitmen tinggi kepada tatanan sosial yang lebih adil. ua asumsi dasar yang melandasinya adalah #. ilmu sosial bukan sekedar memahami ketidakadilan dalam distribusi kekuasaan dan sumber daya, melainkan berupaya membantu menciptakan kesamaan dan emansipasi dalam kehidupan !. pendekatan ini memiliki keterikatan moral untuk mengkritik status )uo dan membangun masyarakat yang lebih adil. Paradigma ini memandang realitas sosial berada di antara objekti'isme dan subjekti'isme, kompleks, diciptakan oleh manusia, dalam ketegangan dan kontradiksi, tekanan dan eksploitasi. Pada paradigma ini jika dilihat dari asumsi ontologis akuntansi, maka akuntansi dan realitas diciptakan oleh pihak yang berkuasa (akuntan%, akuntan juga memanipulasi dan mengkondisikan agar orang lain memahami+menginterpretasikan sesuatu seperti yang diinginkan. ari segi sifat akuntansi, akuntansi berada di antara sifat subjektif dan objektif, atau berada antara determinasi dan humanisme. *kuntansi juga sarat nilai dan kepentingan1 konstruksi akuntansi selalu diaali dengan e'aluasi tentang posisi sesuatu yang benar atau salah. ari sisi sifat manusia, manusia (akuntan atau non akuntan% adalah makhluk yang kreatif, tetapi mereka ditekan oleh kondisi dan faktor sosial serta dieksplotasi pihak lain yang berusaha meyakinkan baha apa yang dilakukan sudah benar. ari sisi tujuan penelitian, menjelaskan dan mengkritik praktik akuntansi dan realitas yang terkait, berdasarkan fakta dan konteks. :uga memberdayakan manusia (akuntan dan non akuntan% untuk mengubah realitas atau kondisi akuntansi yang dianggap menindasnya. ari segi metode penelitian, merupakan
metode induktif yang lebih menekankan pada penggunaan alat-alat kualitatif dan juga alat-alat kuantitatif sebagai pelengkap.Serta tidak terikat dengan aturan, metode, dan prosedur yang baku. Paradigma ini muncul untuk memperbaiki kelemahan yang ada pada paradigma sebelumnya, yaitu dengan cara melakukan pembebasan dan perubahan. Pembebasan dan perubahan yang dilakukan oleh paradigma ini tidak saja pada tingkat teori, tetapi juga pada tingkat praktik. Pada tingkat teori, pembebasan dan perubahan dapat dilakukan sejak dari aspek metodologi sampai pada bentuk teori itu sendiri. alam konteks ini, metodologi akuntansi modern dan akuntansi modern itu sendiri (yang dibangun berdasarkan paradigma positi'isme% saat ini sangat mendominasi. 9ntuk membebaskan diri dari bentukbentuk EpenindasanE metodologi akuntansi modern, paradigma ini melakukan kritik untuk selanjutnya melakukan perubahan. alam konteks akuntansi juga demikian. Praktik akuntansi modern selalu digoyang kemapanannya agar selalu terjadi perubahan. Paradigma ini mempunyai anggapan baha masyarakat yang EnormalE adalah masyarakat yang selalu berubah. /ekuatan paradigma ini adalah ingin selalu membebaskan (to emancipate% dan mengubah (to tansform) di mana karakter ini tidak dimiliki oleh dua paradigma sebelumnya. engan karakter ini akuntansi menjadi selalu dinamis dan kaya baik pada tingkat teori maupun praktik.
3'3' Me(/de "eneli(ian Kuali(a(i A*un(ansi "a)adi+,a "/s,/de)nis
Penelitian dengan paradigma posmodernis (yang karakternya sangat majemuk, yaitu mengombinasikan berbagai pemikiran yang bahkan bisa bertentangan antara yang satu dengan yang lain% bertujuan untuk melakukan dekonstruksi (to deconstruct %. Mendekonstruksi adalah memasukkan sesuatu Cyang lainD ( the other, sing liyan, sé laén% ke sesuatu yang dianggap pusat (sesuatu yang dianggap tunggal, penting, dan dominan%. Sebagai contoh, akuntansi modern memahami laba sebagai laba materi. Materi di sini dianggap sebagai pusat dan yang satu-satunya. &agi paradigma posmodernis, pusat tidak boleh tunggal, penting, dan dominan. leh karena itu perlu memasukkan Cyang lainD (yang dianggap di pinggiran, remeh dan tidak penting%. C5ang lainD ( the others, sing liyan, sé laén% yang dimaksudkan di sini adalah mental dan spiritual. &agi akuntansi modern, aspek mental dan spiritual adalah aspek yang berada di pinggiran dan tidak boleh dimasukkan sebagai bagian dari akuntansi modern. 2etapi sebaliknya bagi paradigma posmodernis, kedua aspek tersebut sama pentingnya dengan aspek materi. leh karena itu, akuntansi posmodern mendefinisikan laba sebagai laba
materi, mental, dan spiritual. engan demikian, konsep laba *kuntansi posmodern lebih utuh (holistik% dibanding laba akuntansi modern yang hanya semata mengakui laba materi. Posmodernisme merupakan suatu gerakan yang dipicu oleh berbagai ekses negatif dari modernisme yang hendak mere'isi kemodernan itu. Sebutlah misalnya ajaran yang biasa menyebut dirinya metafisika ew !ge. Mungkin bisa pula dimasukkan di sini pemikiran-pemikiran yang mengaitkan diri dengan ilayah mistiko-mitis. Mereka ini umumnya muncul dari ilayah Fisika &aru, dan bersemboyan EholismeE yang mendekonstruksi atau membongkar segala unsur penting dalam sebuah gambaran dunia seperti diri, 2uhan, tujuan, makna, dunia nyata, dan seter usnya. Paradigma ini muncul untuk mengatasi kelemahan paradigma positi'isme dengan mencoba memahami realitas secara lebih utuh dan lengkap. 9ntuk memahami realitas yang kompleks ini, paradigma posmodernisme tidak memiliki bentuk pendekatan keilmuan yang baku. Sebaliknya pendekatannya selalu tidak terstruktur, tidak berbentuk, tidak formal dan tidak mutlak. Semuanya serba relatif. Memahami realitas yang kompleks memang tidak bisa dilakukan dengan pendekatan positi'istik yang hanya berorientasi pada dunia fisik. Paradigma ini sering melakukan kombinasi dan perkainan dari berbagai pemikiran yang berbeda atau bahkan bertentangan. :adi paradigma ini menganggap baha teori (akuntansi% digunakan untuk menstimulasi (to stimulate% kebangkitan kesadaran manusia pada tingkat yang lebih tinggi yaitu kesadaran emosi dan kesadaran spiritual. Paradigma ini juga bersifat all inclusive sehingga dapat menerima dan mengkombinasikan atau mensinergikan pemikiranpemikiran yang berbeda. Misalkan nilai maskulin disinergikan dengan nilai feminin. engan konsep all inclusive nya, paradigma ini menjadi paradigma yang paling komprehensif sehingga mampu memahami realitas lebih lengkap bila dibandingkan dengan tiga paradigma lainnya. 9ntuk lebih memungkinkan dapat memahami makna dari posmodernisme, ada baiknya untuk terlebih dahulu memahami modernisme. Modernisme di bidang filsafat adalah gerakan pemikiran dan gambaran dunia tertentu yang aalnya diinspirasikan oleh escartes, dikokohkan oleh gerakan Pencerahan, dan mengabadikan dirinya hingga abad keduapuluh ini melalui dominasi sains dan kapitalisme. 7ambaran dunia macam ini, beserta tatanan sosial yang dihasilkannya, ternyata telah melahirkan berbagai konsekuensi buruk bagi kehidupan
manusia dan alam pada umumnya. Pada taraf praksis, untuk menyebut beberapa saja di antaranya #. pandangan dualistiknya yang membagi seluruh kenyataan menjadi subjek dan
objek,
spiritual-material, manusia-dunia,
telah mengakibatkan
objekti'isasi alam secara berlebihan dan pengurasan alam secara semenamena. al ini telah mengakibatkan krisis ekologi. !. Pandangan dunia modern yang bersifat objekti'itas dan positi'istis akhirnya cenderung menjadikan manusia seolah objek juga, dan masyarakat pun direkayasa bagaikan mesin. $. dalam modernisme, ilmu-ilmu positif-empiris menjadi standar kebenaran tertinggi. /onsekuensi keempat adalah materialisme. &anyak konsekuensi lainnya yang diakibatkan oleh standar kebenaran yang ditetapkan oleh paradigma ini. alam memandang realitas, posmodernisme cenderung untuk mengatakan baha tidak ada sesuatu yang secara cukup kuat meakili realitas. Ia juga menolak beberapa pandangan tentang realitas yang menganggap alami proses mental indi'idu dan komunikasi antar subjek.
' IM"LIKASI RISETRISET AKUNTANSI %I MASA MEN%ATANG
ari keempat paradigma tersebut, hanya paradigma positi'isme saja yang sangat dominan. leh karena itu paradigma positi'isme disebut juga paradigma arus utama atau mainstream paradigm. Sedangkan paradigma lainnya disebut non-mainstream paradigm. Metodologi penelitian kuantitatif dengan teknik statistiknya diakui mendominasi analisis penelitian sejak abad ke-#> sampai abad ini. engan semakin canggihnya teknologi komputer,
berkembang
pula
teknik-teknik
analisis
statistik
yang
mendukung
pengembangan penelitian kuantitatif. Metotodologi penelitian kuantitatif statistik menjadi lebih bergengsi daripada metodologi penelitian kualitatif. 2erutama dengan adanya sejumlah kenyataan baha ada sementara calon ilmuan yang menggunakan metodologi kualitatif dengan alasan dan bukti ketidakmampuannya menguasai teknik-teknik analisis statistik. Setiap metode
penelitian memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif adalah saling melengkapi dan masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. leh karena itu metode kualitatif dan kuantitatif keberadaannya tidak perlu dipertentangkan karena keduanya justru saling melengkapi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk penelitian yang masalahnya sudah jelas, dan umumnya dilakukan pada populasi yang luas sehingga hasil penelitian kurang mendalam. Sedangkan metode penelitian kualitatif cocok digunakan untuk meneliti di mana masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak luas, sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan bermakna. Sebagian orang berpendapat baha paradigma mainstream adalah paradigma yang mengkaji akuntansi secara empiris, sedangkan paradigma nonmainstream adalah paradigma yang mengkaji akuntansi pada tataran konseptual (tidak empiris%. Padahal sebetulnya secara implisit dapat diketahui baha paradigma nonmainstream melakukan kajian dan pengembangan akuntansi tidak saja pada tataran konsep, tetapi juga pada tataran praktik. :adi hal ini berarti baha penelitian akuntansi dengan paradigma non-mainstream tidak membatasi diri pada akuntansi normatif, tetapi juga akuntansi positif. *kuntansi non-mainstream memiliki kelebihan dibandingkan dengan akuntansi mainstream terutama pada aspek kontekstual. *kuntansi non-mainstream sangat memperhatikan aspek lingkungan, yang terkait dengan nilai-nilai budaya, sosial dan politik serta sistem ekonomi yang melingkupinya
&A& III KESIM"ULAN
Metodologi penelitian non positi'istik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Persepsi sebagian besar orang masih menganggap baha penelitian ini sebagai penelitian dengan prosedur nonmatematik, membuat pemaknaan.
realitas+fenomena+gejala. alam paradigma ini realitas sosial
dipandang sebagai suatu yang holistik+utuh, kompleks, dinamis dan penuh makna. Paradigma ini disebut paradigma postpositi'isme yang mengembangkan penelitian kualitatif. Sedangkan paradigma sebelumnya disebut paradigma positi'isme, di mana dalam memandang gejala, lebih bersifat tunggal, statis dan konkrit. Paradigma positi'isme mengembangkan metode kuantitatif. 3ealitas (akuntansi% pada hakikatnya tidak terbatas pada realitas fisik, tetapi juga pada psikis dan spiritual. Pada paradigma posmodernis yang lahir sebagai antithesis dari modernisme yang positi'istik, dimana paradigma positi'istik yang merupakan pola pikir modernisme hanya memahami realitas pada lapisan materi (fisik% saja. :adi untuk penelitianpenelitian akuntansi di masa mendatang, masih banyak ruang yang tersedia untuk peneliti-peneliti akuntansi dengan menggunakan paradigma non-positi'istik
%a(a) "us(a*a
&urrell, 7 dan 7. Morgan, #=;=, ociological Paradigms and #rganisational !nalysis$ %lements of &he ociology of Corporate 'ife. einemann 0ducational &ooks, 8ondon
@hua, 6ai Fong. #=>A. (adical evelopments in !ccounting &hought . 2he *ccounting 3e'ie, ol A#,
Fransiskus 3anda, !"">, Memahami Paradigma alam Membangun 3iset *kuntansi, :urnal Sistem Informasi, Manajemen dan *kuntansi ol A ##" Fakultas 0konomi 9*: Makassar 7affikin , Michael ( !""Gc % , E *ritik &eori !kuntansi E , 96 , School of *ccounting H Finance.
Ian 2riyuono,!"#$, +akrifat +etode penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk penegembangan disiplin akuntansiS<* #A
Muhammad
Prof. r. 9nti 8udigdo, *k, *sumsi asar Paradigma Interpretif, Fakultas 0konomi dan &isnis 9ni'ersitas &raijaya Malang