REFERAT
DEVELOPMENTAL DYSPLASIA OF THE HIP
Disusun oleh : Nadira Danata 11!111"" Pe#$i#$in% : Dr& 'arti(a) S*&OT
'EPANITERAAN 'LINI' ILM+ ,EDAH RS+D PASAR RE,O -A'ARTA FA'+LTAS 'EDO'TERAN +NIVERSITAS YARSI O(to$er !1.
PENDAHULUAN Istil Istilah ah dislo disloka kasia sia pang panggu gull kong kongen enita itall perta pertama ma kali kali diun diungk gkap apka kan n pada pada masa masa Hipp Hippoc ocrat rates es.. Kond Kondis isii ini, ini, biasa biasa diseb disebut ut seba sebaga gaii disp displa lasia sia pang panggu gull atau atau developmental dysplasia of the hip DDH!, telah terdiagnosa dan diterapi selama ratusan tahun. "ang paling dikenal, #rtolani, seorang dokter anak pada tahun $%&&an, menge'aluasi, mendiagnosa, dan memulai memulai tatalaksana tatalaksana displasia displasia panggul. panggul. (alea))i kemudian mengumpulkan mengumpulkan $*.&&& $*.&&& kasus
DDH dan melaporkan hubungan antara pan+ang emur saat leksi -ang terlihat lebih pendek dengan dislokasia panggul. e+ak saat itu, telah ban-ak kema+uan dalam e'aluasi dan tatalaksana DDH. Deinisi dari DDH tidak secara uni'ersal disepakati. Istilah DDH ditu+ukan bagi pasien -ang lahir dengan dislokasi atau panggul -ang tidak stabil, -ang dapat men-ebabkan displasia panggul. Perkembangan abnormal panggul termasuk struktur tulang, seperti asetabulum dan emur pro/imal, termasuk labrum, kapsul, dan +aringan lunak lainn-a. Kondisi ini dapat ter+adi kapan pun, dari konsepsi hingga perkembangan tulang de0asa. Istilah -ang lebih spesiik digunakan untuk mendeskripsikan kondisi ini1 $! sublu/ation, kaput emoris berada di asetabulum dan dapat mengalami dislokasi parsial saat pemeriksaan1 *! dislocatable, pinggul dapat dislokasi seluruhn-a dengan manipulasi tetapi berada pada lokasi normal pada saat ba-i istirahat1 2! dislocated, pinggul berada dalam posisi dislokasi paling parah! Diagnosis dini merupakan aspek penting dalam tatalaksana anak dengan DDH. Kegunaan U( dan modalitas ima+ing lainn-a dan pelaksanaan perkembangan program edukasi dapat mengurangi angka keterlambatan diagnosis DDH pada anak. De0asa ini, teknik operasi in'asi minimal dikembangkan sebagai usaha untuk mengurangi angka morbiditas dari operasi dan mempermudah pen-embuhan.
,A, ! TIN-A+AN P+STA'A
*.$ Anatomi Panggul a. Persendian panggul endi panggul hip joint ! merupakan hubungan proksimal dari e/tremitas inerior. Hip joint articulatio co/ae! adalah persendian antara kaput
emoris -ang berbentuk hemisphere dan asetabulum os co/ae -ang berbentuk mangkuk dengan tipe 3ball and socket 4. Dibandingkan dengan shoulder joint -ang konstruksin-a untuk mobilitas, hip joint sangat stabil -ang konstruksin-a untuk menumpuh berat badan. $$ Hip joint dibentuk oleh kaput emur -ang kon'eks bersendi dengan asetabulum -ang konka. Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) tria/ial +oint. Asetabulum terbentuk dari pen-atuan os ilium, ischium, dan pubis. eluruh asetabulum dilapisi oleh cartilago h-aline dan pusat asetabulum terisi oleh suatu massa +aringan lemak -ang tertutup oleh membran s-no'ial. $$ 5aringan ibrokartilago -ang melingkar datar di asetabulum disebut dengan labrum acetabular, -ang melekat disekeliling margo asetabulum. Labrum acetabular menutup cartilago h-aline dan sangat tebal pada sekeliling asetabulum daripada pusatn-a. Hal ini menambah kedalaman asetabulum. Asetabulum terletak di bagian lateral pel'is, menghadap ke lateral, anterior dan inerior. Kaput emur secara sempurna ditutup oleh cartilago h-aline. Pada pusat kaput emur terdapat lubang kecil -ang dinamakan dengan o'ea capitis -ang tidak ditutup oleh cartilago h-aline. Kaput emur berbentuk spherical dan menghadap kearah anterior, medial dan superior. $$
(ambar *.$. Hip (coxal) bone – lateral view
(ambar *.*. Hip (coxal) bone - medial view b. Ligamentum Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi -ang kuat, ligamen ilioemoral, puboemoral, dan ischioemoral. impai sendi +aringan ikat di sebelah depan diperkuat oleh sebuah ligamentum -ang kuat dan berbentuk " karena arah serabut mirip huru " terbalik!, -akni ligamentum ileoemoral -ang melekat pada IAI pina Iliaka Anterior Inerior! dan pinggiran asetabulum serta pada linea intertrochanterica di sebelah distal. Ligamentum ini mencegah ekstensi -ang berlebihan se0aktu berdiri. Di ba0ah simpai tadi diperkuat oleh ligamentum puboemoral -ang berbentuk segitiga. Dasar ligamentum melekat pada ramus superior ossis pubis dan ape/ melekat diba0ah pada bagian ba0ah linea intertrochanterica. Ligamentum ini membatasi gerakan ekstensi dan abduksi. Di belakang simpai ini diperkuat oleh ligamentum ischioemorale -ang berbentuk spiral dan melekat pada corpus ischium dekat margo acetabuli. Ligamentum ini mencegah ter+adin-a hieprekstensi dengan cara memutar kaput emoris ke arah medial ke dalam asetabulum se0aktu diadakan ekstensi pada articulatio co/ae. Hip joint +uga diperkuat oleh ligamen trans'erse acetabular -ang kuat dan bersambung dengan labrum acetabular. Ligamentum teres emoris berbentuk pipih dan segitiga. Ligamentum ini melekat melalui puncakn-a pada lubang -ang ada di kaput emoris dan melalui dasarn-a pada ligamentum trans'ersum dan pinggir incisura acetabuli. Ligamentum ini terletak pada sendi dan dan dibungkus membrana s-no'ial.
(ambar *.2. Persendian panggul 6 anterior view
(ambar *.7. Persendian panggul 6 posterior view
(ambar *.8. Persendian paggul 6 lateral 'ie0 Ligamen teres emoris berungsi sebagai pengikat kaput emur ke bagian ba0ah asetabulum dan memberikan stabilisator -ang kuat didalam sendi intraartikular!. tabilisator bagian luar dihasilkan oleh 2 ligamen -ang melekat pada collum9 neck emur -aitu : ligamen ilioemoral, puboemoral dan ischioemoral
*.* Deinisi DDH +uga diistilahkan sebagai De'elopmental Dislocation o ;he Hip. Dislokasi panggul kongenital adalah deormitas ortopedik -ang didapat segera sebelum atau pada saat kelahiran. Kondisi ini ber'ariasi dari pergeseran minimal ke lateral sampai dislokasi komplit dari kaput emoris keluar asetabulum. $,2 Ada tiga pola -ang terlihat: $! sublu/ation, kaput emoris berada di asetabulum dan dapat mengalami dislokasi parsial saat pemeriksaan1 *!
dislocatable, pinggul dapat dislokasi seluruhn-a dengan manipulasi tetapi berada pada lokasi normal pada saat ba-i istirahat1 2! dislocated, pinggul berada dalam posisi dislokasi paling parah!.*,7 *.2 Epidemiologi De'elopmental Dislocation o ;he Hip DDH! merupakan ase spektrum dari ketidakstabilan sendi panggul pada ba-i. Pada keadaan normal, panggul ba-i baru lahir dalam keadaan stabil dan sedikit leksi.2 Ketidakstabilan panggul berkisar 8 6 *&< dari $.&&& kelahiran hidup dan sebagian besar akan men+adi stabil setelah 2 minggu dan han-a $=*< -ang tetap tidak stabil. Dislokasi panggul kongenital tu+uh kali lebih ban-ak pada perempuan daripada laki 6 laki, sendi panggul kiri lebih sering terkena dan han-a $= 8< -ang bersiat bilateral. Kelainan ini lebih ban-ak ditemukan pada orang Amerika dan 5epang serta +arang ditemukan pada orang Indonesia.
*,2,7
*.7 Etiologi dan Patogenesis Ada beberapa aktor pen-ebab -ang diduga berhubungan dengan ter+adin-a De'elopmental Dislocation o ;he Hip DDH!, antara lain: $. Fa(tor %eneti( >aktor genetik men+adi aktor etiologi, karena dislokasi kongenital cenderung ditemukan dalam sekeluarga dan bahkan dalam seluruh populasi misaln-a orang Italia Utara!. ?-nne= Da'ies $%@&! menemukan dua ciri 0arisan -ang dapat mempengaruhi ketidakstabilan pinggul -akni sendi -ang longgar merata, suatu siat -ang dominan dan displasia asetabulum, suatu siat poligenik -ang ditemukan pada kelompok -ang lebih kecil terutama gadis! -ang menderita ketidakstabilan -ang menetap. ;etapi ini bukan keterangan satu= satun-a karena pada 7 dari 8 kasus han-a $ -ang mengalami dislokasi. *,2 *. Fa(tor hor#onal ;inggin-a kadar estrogen, progesteron dan relaksin pada ibu dalam beberapa minggu terakhir kehamilan, dapat memperburuk kelonggaran ligamentum pada ba-i. Hal ini dapat menerangkan langkan-a ketidakstabilan pada ba-i prematur, -ang lahir sebelum hormon= hormon mencapai puncakn-a. Hormon relaksin digunakan ba-i untuk relaksasi panggul pada saat keluar dari panggul ibu. *,2 elama periode neonatal, ba-i relati memba0a estrogen dari ibun-a. Hal ini memungkinkan relaksasi ligamen di dalam tubuh. eberapa ba-i sangat sensiti terhadap estrogen, sehingga men-ebabkan ligament panggul men+adi terlalu lemah, dan panggul tidak stabil. *,2
2. Mal*osisi intrauterin ;erutama posisi bokong dengan kaki -ang berekstensi, dapat mempermudah ter+adin-a dislokasi, ini berhubungan dengan lebih tinggin-a insidensi pada ba-i -ang merupakan anak sulung, dimana 'ersi spontan lebih +arang ter+adi.*,2 Dislokasi unilateral biasan-a mempengaruhi pinggul kiri, ini sesuai dengan presentasi 'erteks biasa occiput anterior kiri! dimana pinggul kiri men-esuaikan dengan sakrum ibu sehingga ter+adi posisi adduksi. *,2 7. Fa(tor *as/a(elahiran Dapat men-ebabkan menetapn-a ketidakstabilan neonatal
dan
gangguan perkembangan asetabulum. Dislokasi sering kali ditemukan pada orang Lapps dan orang Indian Amerika Utara -ang membedong ba-in-a dan menggendongn-a dengan kaki merapat, pinggul dan lutut sepenuhn-a berekstensi, dan +arang pada orang Bina elatan dan Negro Arika -ang memba0a ba-i pada punggungn-a dengan kedua kaki berabduksi lebar= lebar. Ada +uga bukti dari percobaan bah0a ekstensi lutut dan pinggul secara serentak mengakibatkan dislokasi panggul selama perkembangan a0al. * !&.&
Patolo%i
Panggul mungkin tidak stabil saat kelahiran, tetapi bentukn-a masih normal CcKibbin, $%@&!. Namun, kapsul sering tertarik secara berlebihan. elama masa kanak6kanak beberapa perubahan timbul, beberapa di antaran-a mungkin menun+ukkan displasia primer pada asetabulum dan 9atau emur proksimal, tetapi keban-akan di antaran-a muncul karena adaptasi terhadap ketidakstabilan menetap dan pembebanan sendi secara abnormal.* Kaput emoris mengalami dislokasi di bagian posterior tetapi dengan ekstensi panggul, pertama 6 tama kaput terletak posterolateral dan kemudian superolateral pada asetabulum. oket tulang ra0an terletak dangkal dan ante'ersi. Kaput emoris -ang bertulang ra0an ukurann-a normal tetapi inti tulangn-a terlambat muncul dan osiikasin-a tertunda selama masa ba-i. * Kaput teregang dan ligamentum teres men+adi pan+ang dan hipertroi. Di bagian superior, labrum asetabulum dan tepi kapsuln-a dapat didorong ke dalam soket oleh kaput emoris -ang berdislokasi1 libus ibrokartilaginosa ini dapat menghalangi usaha reduksi tertutup terhadap kaput emoris. *
etelah mulai men-angga badan perubahan 6 perubahan ini lebih hebat. Asetabulum dan colum emur tetap ante'ersi dan tekanan dari kaput emoris men-ebabkan terbentukn-a suatu soket palsu di atas asetabulum dan m. psoas, menimbulkan suatu penampilan +am pasir hourglass!. Pada saatn-a otot di sekelilingn-a men-esuaikan diri dengan memendek. *
*.. Diagnosis a. Caniestasi klinis Keadaan ideal -ang masih belum tercapai adalah mendiagnosis setiap kasus pada saat kelahiran. eharusn-a setiap ba-i -ang baru lahir diperiksa untuk mencari tanda= tanda ketidakstabilan panggul. ila terdapat ri0a-at dislokasi kongenital dalam keluarga, disertai presentasi bokong, kita harus berhati 6 hati dan ba-i mungkin terpaksa diperiksa lebih dari sekali. Pada nenonatus terdapat beberapa cara untuk mengu+i ketidakstabilan panggul. * Apabila tidak terdeteksi saat baru lahir, ibu dapat menemukan adan-a panggul -ang asimetri, a clicking hip, atau kesulitan dalam menggunakan pampers karena keterbatasan abduksi. Pada dislokasi unilateral lipatan kulit terlihat asimetris dan kaki sedikit pendek tanda (alea))i! dan terputar ke arah
eksternal1 pada perabaan, +empol pemeriksaan ketika meraba selangkangan mungkin tidak meraba adan-a kaput emur. Pada dislokasi bilateral terdapat lebar perineum abnormal. Abduksi berkurang. * Keterlambatan ber+alan bukan merupakan tanda utama. Diagnosis dislokasi pada anak -ang tidak dapat ber+alan sampai usia $ bulan dapat disingkirkan. randelenburg gait atau waddling gait dapat men+adi tanda ter+adin-a dislokasi -ang tidak terdeteksi. b. Pemeriksaan isik Pemeriksaaan klinik untuk mengetahui dislokasi panggul kongenital pada ba-i baru lahir adalah: a!. !ji "rtolani Dalam u+i #rtolani, bagian medial paha ba-i dipegang dengan ibu +ari dan +ari 6 +ari diletakkan pada trokanter ma-or1 pinggul dileksikan sampai %& o dan diabduksi perlahan 6 lahan. iasan-a abduksi ber+alan lancar sampai hampir %&o. Pada dislokasi kongenital biasan-a gerakan ini terbatas. aat tekanan diberikan pada trokanter ma-or akan terdapat suatu bun-i halus -ang menandakan
dislokasi
tereduksi,
dan
kemudian
panggul
berabduksi
sepenuhn-a sentakan ke dalam!. 5ika abduksi berhenti di tengah +alan dan tidak ada sentakan ke dalam, mungkin ada suatu dislokasi -ang tak dapat direduksi.*
(ambar *.. (ambar skematis u+i #rtolani. Pemeriksaan ini dilakukan dengan +alan mengembalikan kepala emur -ang mengalami dislokasi kembali ke asetabulum. Pertama=tama emur dipegang dalam keadaan leksi di daerah midline. Kemudian emur diabduksi secara perlahan sambil mendorong torakanter ma-or dengan +ari=+ari ke arah anterior.
b)# !ji $arlow U+i arlo0 dilakukan dengan cara -ang sama, tetapi di sini ibu +ari pemeriksa di tempatkan pada lipatan paha dan sambil memegang paha bagian atas, diusahakan mengungkit kaput emoris ke dalam dan keluar asetabulum selama abduksi dan adduksi. Apabila kaput emoris normaln-a berada pada posisi reduksi, tetapi dapat keluar dari sendi dan kembali masuk lagi, panggul itu digolongkan sebagai dislocatable -aitu tak stabil!.*
(ambar *.@. (ambar skematis nu+i arlo0. >emur dileksikan kemudian dengan hati=hati digeser ke arah midline. etelah itu emur didorong ke arah posterior secara perlahan. ila terdapat dislokasi sendi panggul maka akan terasa kepala emur terdorong keluar asetabulum.
etiap panggul dengan tanda ketidakstabilan 6 0alaupun ringan 6 perlu dilakukan pemeriksaan U( -ang dapat menggambarkan bentuk soket tulang ra0an dan posisi kepala emur. Apabila ditemukan abnormalitas, anak ditempatkan dalam posisi splint dengan panggul dileksikan dan diabduksi. Kemudian lakukan pemeriksaan ulang setelah * minggu dan minggu. Pada saat
itu dapat di nilai apakah panggul tereduksi dan stabil, tereduksi tetapi tidak stabil terdislokasi pada pemeriksaan arlo0Fs test!, tersubluksasi, atau terdislokasi. c)# anda %alea&&i Pada pemeriksaan ini kedua lutut ba-i dilipat penuh dengan panggul dalam keadaan leksi %&& serta kedua paha saling dirapatkan. Keempat +ari pemeriksa memegang bagian belakang tungkai ba0ah dengan ibu +ari di depan. Dalam keadaan normal kedua lutut akan sama tinggi dan bila terdapat dislokasi panggul kongenital maka tungkai -ang mengalami dislokasi, lututn-a akan terlihat lebih rendah dan disebut sebagai tanda (alea))i9 Allis positi.*
(ambar *.. (ambar skematis pemeriksaan tanda (alea)i. Dalam keadaan berbaring dan lutut dilipat, kedua lutut seharusn-a sama tinggi. ila terdapat dislokasi panggul, maka lutut pada pada tungkai -ang bersangkutan akan terlihat lebih rendah.
c. Pemeriksaan penun+ang Pe#eri(saan Radiolo%i
Pemeriksaan biasan-a agak sulit dilakukan karena pusat osiikasi sendi baru tampak pada ba-i umur 2 bulan atau lebih sehingga pemeriksaan ini han-a bermanaat pada umur bulan atau lebih. *,7 Ront%en Pel0is
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan indeks acetabuler, garis hori)ontal Hilgenreiner, garis 'ertikal Perkin serta garis arkuata dari henton. Keterangan: •
(aris Hilgenreiner adalah garis hori)ontal -ang melintasi tulang ra0an tri=
•
radiatum. (aris Perkin adalah garis 'ertikal -ang ber+alan melalui aspek lateral dari asetabulum. ;epi asetabulum pada ba-i masih merupakan tulang ra0an
•
sehingga tidak terlihat pada oto rontgen. Indeks Asetabular udut Hilgenreiner! Dibentuk oleh perpotongan antara garis sepan+ang atap asetabulum dengan garis Hilgenreiner.
•
(aris henton adalah garis -ang mele0ati arkus antara tepi atas oramen obturator dan bagian medial leher emur. (aris ini akan terpotong bila terdapat dislokasi panggul.
(ambar *.%. a!, b!, c! (ambaran rontgen pel'is memperlihatkan Bongenital Dislocation o the Hip
+ltrasono%rai 2+S34
Pemeriksaan U( pada ba-i dilakukan untuk menggantikan pencitraa n panggul dengan oto rontgen. Pada ba-i baru lahir, asetabulum dan kaput emoris dihubungkan oleh tulang ra0an, sehingga pada oto polos biasa tidak terlihat. Dengan pemeriksaan U(, meskipun penderita berusia di ba0ah 2 bulan, hubungan antara kaput emoris dan asetabulum dapat diamati.
@,,%
Persiapan pemeriksaan pada U(: $. Persiapan pasien Umur -ang sesuai untuk melakukan pemeriksaan U( pada ba-i • •
adalah di atas minggu. a-i diposisikan secara supine kaki ba-i menghadap ke arah
•
pemeriksa!. a-i boleh diposisikan secara dekubitus dengan meletakkan bantal di
•
punggungn-a. 5ika ba-i memakai popok, popok dibuka supa-a dapat di skaning
•
secara coronal pada panggul. a-i diiringi oleh tua.
*. ;eknik kanning
•
Panggul ba-i diskaning secara coronal dan trans'ersal untuk menge'aluasi panggul dalam posisi neutral, abduksi 9 adduksi dan leksi.
U( secara luas telah menggantikan radiograi untuk pencitraan panggul neonatus. Pada saat kelahiran, asetabulum dan kaput emoris merupakan tulang ra0an sehingga tak kelihatan pada oto rontgen biasa. U( n-ata memberikan gambaran -ang tepat mengenai tata hubungan antara satu dengan -ang lainn-a. Diagnosis dapat ditegakkan apabila terdapat gambaran: Asimetris lipatan paha U+i #rtolani dan (alea))i positi Asetabular indeks 7& dera+at atau lebih besar Disposisi lateral kaput emoris pada radiogram Limitasi -ang menetap dari gerakan sendi panggul dengan atau tanpa gambaran radiologis -ang abnormal Kombinasi dari hal=hal -ang disebutkan diatas
*.$&. (ambaran U( panggu normal pada anak kanan!. (ambaran DDH kiri!.
*.@. a.
;atalaksana* 2= bulan pertama Tersedia +S3& etiap anak baru lahir dan inan -ang memiliki resiko tinggi
atau diduga mengalami ketidakstabilan panggul diperiksa dengan U(. Apabila terlihat gambaran panggul
-ang tereduksi dan terdapat garis kartilago -ang
normal, maka tidak membutuhkan terapi, tetapi anak harus tertap di obser'asi selama 2= bulan. Apabila ditemukan displasia asetabulum atau ketidakstabilan panggul, panggul di bebat dengan posisi leksi dan abduksi. Dilakukan skaning berulang dengan U( sampai diperoleh stabilitas dan gambaran anatomi -ang
normal atau keputusan untuk melepaskan bebat karena akan dilakukann-a tatalaksana -ang lebih agresi. Tida( tersedia +S3& emua anak -ang beresiko tinggi, positi pada tes
arlo0, dan tes #rtolani, di+adikan suspek DDH dan dipasang bantal abduksi selama minggu pertama. Anak -ang mengalami ketidakstabilan -ang menetap di terapi dengan bebat abduksi sampai panggul men+adi stabil dan pada gambaran /= tra- atap asetabulum -ang baik biasan-a dalam 2= bulan!. ;erdapat dua kelemahan pada metode ini: sensiti'itas dan tes klinis tidak cukup tinggi untuk memastikan ditemukann-a semua kasus, dan pada anak dengan panggul -ang tidak stabil pada saat lahir, biasan-a dalam *=2 akan stabil secara spontan. Lebih baik tidak memulai pembebatan secepatn-a kecuali apabila panggul sudah terdislokasi. Hal ini dapat mengurangi resiko nekrosis epiisal -ang dapat ter+adi pada pemasangan bebat neonatus. #leh karena itu, +ika panggul terdislokasi tetapi biasan-a tidak mengalami dislokasi, ba-i tidak diterapi tetapi diu+i pengu+ian setiap minggu1 apabila dalam 2 minggu panggul tetap tidak stabil, pembebatan abduksi dilakukan. Apabila panggul sudah mengalami dislokasi pada pemeriksaan -ang pertama kali, dilakukan reduksi dan pembebatan abduksi digunakan saat permulaan. Geduksi dipertahankan sampai panggul stabil. Cungkin han-a memerlukan beberapa minggu, tetapi kebi+akan -ang paling aman adalah penggunaan bebat hingga oto /=tra- memperlihatkan gambaran atap asetabulum -ang baik. Pe#$e$atan& ;u+uan dari pembebatan adalah untuk menahan panggul agar
tetap leksi dan abduksi. Posisi -ang ekstrim dihindari dan panggul harus masih dapat bergerak sedikit dalam pembebatan. ebat on GosenFs adalah suatu bebat lunak -ang berbentuk H. ebat ini bermanaat dan mudah digunakan dan dilepaskan. 'elvic harness lebih sulit digunakan tetapi lebih sulit digunakan tetapi memberikan kebebasan pada anak untuk bergerak, sementara posisi masih dipertahankan. ;iga aturan dalam pembebatan: $. Panggul harus direduksi terlebih dahulu sebagaimana mestin-a sebelum dibebat. *. Hindari posisi ekstrim 2. Panggul masih dapat digerakkan
Apabila
panggul dibebat dalam keadaan subluksasi atau dislokasi, dinding
posterior asetabulum beresiko tinggi mengalami gangguan pertumbuhan -ang mengakibatkan rekonstruksi. Pada saat panggul tidak dapat tereduksi sebagaimana mestin-a, pembebatan sebaikn-a tidak dilakukan. Geduksi tertutup atau reduksi terbuka men+adi pilihan terapi. Follow up& ;indakan apa pun -ang telah diambil, tindak lan+ut tetap diteruskan
hingga anak dapat ber+alan. Kadang=kadang sekalipun dengan terapi -ang hati=hati, panggul dapat memperlihatkan adan-a dispplasia asetabulum tertentu dikemudian hari.
*.$$. erbagai +enis pembebatan abduksi a!, b!.
b.
Dislokasi menetap =$ bulan Pada keadaan panggul -ang tetap tidak dapat direduksi secara total meskipun
telah dilakukan terapi a0al, atau anak baru memperlihatkan ge+ala dikemudian hari karena dislokasi -ang tidak terdeteksi, panggul harus direduksi dengan metode tertutup. Apabila diperlukan, dapat dilakukan operasi. Geduksi dipertahankan sampai perkembangan asetabulum memuaskan. Redu(si tertutu*& Geduksi tertutup dapat digunakan pada anak setelah usia 2
bulan. Dilakukan diba0ah anastesi umum dengan menggunakan arthrogram untuk mengkonirmasi reduksi -ang konsentrik. Bara ini ideal tetapi mempun-ai resiko rusakn-a pasokan darah pada kaput emoris dan men-ebabkan nekrosis. Untuk mengurangi resiko neksrosis a'askular, reduksi harus dilakukan berangsur=angsur dimana traksi dilakuan secara 'ertikal pada kedua kaki. ecara berangsur=angsur abduksi ditingkatkan hingga dalam 2 minggu, kedua kaki terentang lebar=lebar.
Canu'er ini dapat mencapai reduksi konsentrik stabil dan dicek dengan rontgen pel'is. Apabila ter+adi kegagalan pada taha reduksi konsentrik dengan metode reduksi tertutup, diperlukan operasi terbukapad usia $ tahun. Panggul harus stabil dalam posisi abduksi -ang aman, -ang dapat ditingkatkan dengan tenotomi aduktor tertutup. Pe#$e$atan& Pembebatan panggul -ang direduksi secara kosentrik ditahan
dalam suatu spika gips dalam keadaan & leksi, 7& abduksi, dan *& rotasi internal. etelah minggu, spika digantikan dengan bebat -ang mencegah adduksi tetapi memungkinkan pergerakan. 'elvic harness atau gips lutut dengan batang melintang dapat digunakan. ebat ini dipertahankan 2= bulan lagi dan diperiksa dengan rontgen untuk memastikan kaput emoris tereduksi secara kosentrik dan atap asetabulum berkembang dengan normal. O*erasi& Apabila konstentrik reduksi tidak dapat dicapai, operasi terbuka
dibutuhkan. c. Dislokasi menetap $ bulan 6 7 tahun Pada anak -ang lebih tua, reduksi tertutup +arang tercapai. Dokter bedah keban-akan lebih memilih dilakukann-a arthrograph- dan reduksi terbuka. Tra(si& Ceskipun reduksi tertutup tidak mencapai hasil -ang diinginkan, periode traksi apabila dibutuhkan dikombinasikan dengan psoas dan adduktor tenotomi! mungkin membantu dalam melonggarkan +aringan dan menurunkan kaput emoris berhadapan dengan asetabulum. Arthro%ra*h5& Arthrogram dapat memper+elas struktur anatomi panggul dan menun+ukkan adan-a displasia asetabulum. O*erasi& Kapsul sendi dibuka secara anterior, setiap kapsul -ang tidak diperlukan dibuang untuk pengurangan termasuk ligamentum teres -ang hipertroi dan ligamentum asetabular trans'ersus dan kaput emoris ditempatkan pada asetabulum. iasan-a diperlukan osteotomi derotasi emur. Pada saat -ang bersamaan, $ cm segmen dapat di buang dari emur proksimal untuk mengurangi tekanan pada panggul. Pe#$e$atan& etelah operasi, dilakukan pembebatan dengan spika gips selama 2 bulan dan kemudian dibiarkan tidak disanggah untuk memungkinkan
pemulihan gerakan selama $=2 bulan. Kemudian dilakukan pemeriksaan isik dan radiologis sampai tercapai maturitas tulang. d. Dislokasi menetap lebih dari 7 tahun Geduksi dan stabilisasi men+adi sangat sulit dengan bertambahn-a usia. Namun, pada anak usia 7= tahun 6terutama apabila dislokasi ter+adi unilateral= masih dapat diusahakan. Perlu diingat bah0a ter+adi peningkatan angka nekrosis a'askular dan kekakuan panggul sebesar *8<. Dislo(asi +nilateral& Pada anak diatas usia tahun, biasan-a panggul dapat digerakan dan rasa n-eri han-a sedikit. Kondisi ini tidak memerlukan terapi, 0alaupun ter+adi gangguan keseimbangan. Apabila reduksi dilakukan, diperlukan operasi terbuka dan rekonstruksi asetabulum. Dislo(asi ,ilateral& Deormitas dan waddling gait simetris sehingga tidak terlalu tampak adan-a kelainan. Gesiko dari operasi +uga semakin besar karena kegagalan pada satu sisi dapat men+adikann-a deormitas -ang tidak simetris. #leh karena itu, biasan-a dokter bedah menghindari operasi pada usia diatas tahun kecuali terasa n-eri -ang amat sangat di daerah panggul atau deormitas -ang ter+adi memang berat. Pasien -ang tidak diterapi dapat ber+alan dengan tergo-ang= go-ang, atau bahkan tidak menimbulkan ge+ala -ang berarti. *..
Komplikasi erbagai komplikasi -ang mungkin dapat ter+adi, termasuk redislocation, kekakuan panggul, ineksi, kehilangan darah dan kemungkinan nekrosis paling
berat dari kaput emur. ;ingkat nekrosis kaput emur ber'ariasi, pada penelitian ini rentang tingkat dari &< sampai @2<. an-ak penelitian menun+ukkan bah0a abduksi ekstrim, khususn-a dikombinasikan dengan ekstensi dan rotasi internal, menghasilkan nekrosis a'askular -ang lebih tinggi kecuali dikoreksi segera setelah lahir, penekanan abnormal men-ebabkan malormasi perkembanga tulang paha dengan ga-a ber+alan pincang. 5ika kasus kelainan panggul de'elopmental terlambat
diobati,
anak
akan
memiliki
kesulitan
ber+alan
-ang
dapat
mengakibatkan rasa sakit seumur hidup. elain itu +ika kondisi ini tidak diobati posisi pinggul abnormal akan memaksa asetabulum untuk mencari posisi lain untuk menampung kaput emur. *,@, *.%.
Prognosis ecara keseluruhan, prognosis terapi displasia panggul pada anak sangat baik. Khususn-a apabila displasia diketahui se+ak dini dan ditatalaksana dengan terapi
tertutup. Apabila terapi tertutup tidak berhasil dan reduksi terbuka diperlukan, prognosisn-a men+adi kurang baik, 0alaupun hasiln-a terlihat memuaskan dalam +angka 0aktu pendek. @ Prognosis pasien dengan displasia unilateral lebih baik dibandingkan displasia bilateral. Displasia bilateral membutuhkan terapi -ang lebih rumit dan sering ter+adi keterlambatan diagnosis. Angka ke+adian nekrosis lebih tinggi pada grup displasia bilateral, tetapi perbedaan ini disebabkan oleh umur -ang lebih tua dan dera+at dislokasi panggul -ang lebih besar sebelum operasi. Hasil klinis setelah operasi pada anak dengan dislokasia panggul bilateral lebih buruk karena hasil -ang seringkali asimetris.@
DAFTAR P+STA'A
$. +amsuhida+at, De+ong ?im. uku A+ar Ilmu edah Edisi ke=*. 5akarta: E(B1 *&&8 *. Aple- (raham dkk. uku A+ar #rtopedi dan >raktur istem Aple- Edisi ke=@. 5akarta: ?id-a Cedika1 $%%8
2. Gas+ad Bhairuddin. Pengantar Ilmu edah #rtopedi. Cakassar: intang Lamumpatue1 *&&2 7. Gasad +ahriar. Gadiologi Diagnostik Edisi ke=*. 5akarta: alai Penerbit >KUI1 *&& 8. Kumpulan ahan Kuliah lok $ >K Unand Padang. . Kelainan pada Pel'is: Hip D-splasia. Diunduh tanggal #ktober *&$8 dari 000.google.com. @. Prognosis dan dislokasi panggul kongenital diunduh tanggal #ktober *&$8 dari http:99books.google.co.id9booksJ id%-;PteIBMpgPA2%MlpgPA2%MdPrognosisdislokasipanggulkonge nitalMsource . Gadiologi dislokasi panggul kongenital diunduh tanggal #ktober *&$8 dari http:99books.google.co.id9booksJ id(;UHH>7AoBMpgPA*78MlpgPA*78MdGadiologidislokasipanggulk ongenitalMsource %. De'elopmental Dislocation o the Hip diunduh tanggal #ktober *&$8 dari 000.usp= neonatal=hips=0inner.html $&. Perthes Disease diunduh tanggal #ktober *&$8 dari 000.u/=perthes.html $$. Netter >H. Atlas o Human Anatom-. 7 th ed. U: aunders1 *&&