PRAKTIKUM IV VITRO ABSORPSI OBAT SECARA IN VITRO
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pengaruh pH terhadap absorpsi obat melalui saluran cerna secara in vitro. II.
PRINSIP PERCOBAAN
A. Abso Absorp rpssi Absorpsi atau penyerapan zat zat aktif adalah masuknya molekul obat ke dalam tubuh atau menuju ke peredaran darah tubuh setelah melewati sawar biologis (Aiache, et al., 1!". Absorpsi obat adalah peran yang terpen terpentin tingg untuk untuk akhirny akhirnyaa menen menentuk tukan an efekti efekti#it #itas as obat obat ($oen ($oenoes oes,, %&&%". Agar Agar suatu obat dapat mencapai mencapai tempat kerja di jaringan atau organ, obat tersebut harus melewati berbagai membran sel. '. era eraja jatt )on )onis isas asii erajat )onisasi yaitu perbandingan jumlah mol zat yang terionisasi dengan jumlah mol zat mula*mula. erajat ionisasi tergantung pada pH larutan dan p+a obat seperti terlihat pada persamaan Henderson* Hasselbalch.
. +ecepa +ecepatan tan tran transpo sport rt obat obat -erm -ermea eabi bilit litas as memb membra rann
biol biolog ogis is terh terhad adap ap suat suatuu
obat obat dapa dapatt
digamb digambark arkan an oleh oleh koefis koefisien ien partis partisiny inyaa dan mempu mempuny nyai ai hubung hubungan an linear linear
denga dengann kecep kecepata atann
transp transport ort atau atau
dinyatakan dengan persamaan
kecepa kecepatan tan absorp absorpsin sinya ya,,
III.
TEORI
-roses -roses absor absorps psii merupa merupakan kan dasar dasar pentin pentingg dalam dalam menent menentuka ukann akti#itas farmakologis obat. +ehilangan obat selama proses absorpsi akan mempengaruhi efek obat dan menyebabkan kegagalan terapi. /aktor yang mempen mempenga garuh ruhii kecepa kecepatan tan dan dan besar besarny nyaa absorb absorbsi, si, adalah adalah bentuk bentuk dosis, dosis, jalur0rute pemberian obat, aliran darah ke tempat pemberian, fungsi saluran pencernaan, pencernaan, adanya makanan makanan atau obat lain, serta #ariabel #ariabel lainnya (Abrams, %&&". Absorp Absorpsi si atau atau penye penyerap rapan an zat aktif aktif adalah adalah masuk masuknya nya moleku molekul* l* molekul obat ke dalam tubuh atau menuju ke peredaran darah tubuh sete setela lahh mele melewa wati ti sawa sawarr biol biolog ogis is.. Absor bsorps psii obat obat adal adalah ah pera perann yang yang terpentin terpentingg untuk akhirnya akhirnya menentuk menentukan an efekti#itas efekti#itas obat. Agar suatu suatu obat dapat mencapai tempat kerja di jaringan atau organ, obat tersebut harus melewati berbagai membran sel. -ada umumnya, membran sel mempunyai struktur lipoprotein yang bertindak sebagai membran lipid semipermeabel (2hargel and 3u, 144". 2ebelum obat diabsorpsi, terlebih dahulu obat itu larut larut dalam dalam cairan cairan biolog biologis. is. +elaru +elarutan tan serta serta cepat cepat*lam *lambat batny nyaa melaru melarutt menentukan banyaknya obat terabsorpsi. alam hal pemberian obat per oral, cairan biologis utama adalah cairan gastrointestinal, dari sini melalui membran biologis obat masuk ke peredaran sistemik ($oenoes, %&&%". 5bat pada umumnya diabsorpsi dari saluran pencernaan secara difu si pasif melalui membran selular. 5bat*obat 5bat*obat yang ditranspor secara difusi pasif hanyalah hanyalah yang larut dalam lipid. lipid. Makin baik kelarutannya kelarutannya dalam lipid, maka baik absorpsinya sampai suatu absorpsi optimum tercapai. 5bat *obat yang digunakan sebagian besar bersifat asam atau basa organik lemah. Absorpsi obat dipengaruhi derajat ionisasinya saat zat tersebut berh adapan dengan membran. Membran sel lebih permeable terhadap bentuk obat yang tidak terionkan dari pada bentuk obat yang terionkan. erajat ionisasi tergantung pada pH larutan dan p+a obat seperti terlihat pada
persamaan Henderson*Hasselbach sebagai berikut
Absorpsi obat adalah langkah utama untuk disposisi obat dalam tubuh dari sistem 6AM7 (6iberasi*Absorpsi*istribusi*Metabolisme* 7kskresi". 'ila pembebasan obat dari bentuk sediaannya (liberasi" sangat lamban, maka disolusi dan juga absorpsinya lama sehingga dapat mempengaruhi efekti#itas obat secara keseluruhan ($oenoes, %&&%". A. /aktor*faktor yang mempengaruhi absorpsi obat a" 8kuran partikel obat b" +ecepatan disolusi obat berbanding langsung dengan luas permukaan yang kontak dengan cairan0pelarut. Makin kecil ukuran partikel, makin luas permukaan total, makin mudah obat terlarut. c" -engaruh daya larut obat -engaruh daya larut obat0bahan aktif tergantung pada 1. 2ifat kimia modifikasi kimiawi obat %. 2ifat fisik modifikasi fisik obat !. -rosedur dan teknik pembuatan obat 9. /ormulasi bentuk sediaan0galenik dan penambahan eksipien d" 'eberapa faktor lain fisiko*kimia obat. 1. :emperatur %. p+a dan derajat ionisasi obat ($oenoes, %&&%" '. Mekanisme 6intas Membran Mekanisme lintas membran berkaitan dengan peristiwa absorpsi, meliputi mekanisme pasif dan aktif (2yukri, %&&%". a" ifusi pasif melalui pori 2emua senyawa yang berukuran cukup kecil dan larut dalam air dapat melewati kanal membran. 2ebagian besar membran (membran seluler epitel usus halus dan lain*lain" berukuran kecil yaitu 9*; < dan hanya
dapat dilalui oleh senyawa dengan bobot molekul yang kecil yaitu lebih kecil dari 1& untuk senyawa yang bulat, atau lebih kecil dari 9&& jika senyawanya terdiri atas rantai panjang (2yukri, %&&%". b" ifusi pasif dengan cara melarut pada lemak penyusun membran ifusi pasif menyangkut senyawa yang larut dalam komponen penyusun membran. -enembusan terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi atau elektrokimia tanpa memerlukan energi, sehingga mencapai keseimbangan pada kedua sisi membran. =aktu yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan tersebut mengikuti hukum difusi /ick (2yukri, %&&%". c" :ranpor aktif :ranspor
aktif
suatu
molekul
merupakan
cara
pelintasan
transmembran yang sangat berbeda dengan difusi pasif. -ada transpor aktif diperlukan adanya pembawa. -embawa ini dengan molekul obat dapat membentuk kompleks pada permukaan membran. +ompleks tersebut melintasi membran dan selanjutnya molekul dibebaskan pada permukaan lainnya, lalu pembawa kembali menuju ke permukaan asalnya (2yukri, %&&%". 2istem transpor aktif bersifat jenuh. 2istem ini menunjukkan adanya suatu kekhususan untuk setiap molekul atau suatu kelompok molekul. 5leh sebab itu dapat terjadi persaingan beberapa molekul berafinitas tinggi yang menghambat kompetisi transpor dari molekul berafinitas lebih rendah. :ranspor dari satu sisi membran ke sisi membran yang lain dapat terjadi dengan mekanisme perbedaan konsentrasi. :ranpor ini memerlukan energi yang diperoleh dari hidrolisis adenosin trifosfat (A:-" dibawah pengaruh suatu A:-*ase (2yukri, %&&%". d" ifusi terfasilitasi ifusi ini merupakan cara perlintasan membran yang memerlukan suatu pembawa dengan karakteristik tertentu (kejenuhan, spesifik dan kompetitif". -embawa tersebut bertanggung jawab terhadap transpor aktif, tetapi pada transpor ini perlintasan terjadi akibat gradien konsentrasi dan tanpa pembebasan energi (2yukri, %&&%".
e" -inositosis -inositosis merupakan suatu proses perlintasan membran oleh molekul*molekul besar dan terutama oleh molekul yang tidak larut. -erlintasan terjadi dengan pembentukan #esikula (bintil" yang melewati membran (2yukri, %&&%". f" :ranspor oleh pasangan ion :ranspor oleh pasangan ion adalah suatu cara perlintasan membran dari suatu senyawa yang sangat mudah terionkan pada pH fisiologik. -erlintasan terjadi dengan pembentukan kompleks yang netral (pasangan ion" dengan senyawa endogen seperti musin, dengan demikian memungkinkan terjadinya difusi pasif kompleks tersebut melalui membran (2yukri, %&&%". 2tudi
absorpsi in
vitro dimaksudkan untuk
memperoleh
informasi tentang mekanisme absorpsi suatu bahan obat, tem pat ter jad inya absorpsi yang optimal, permeabilitas membran saluran pencernaan terhadap berbagai obat, serta pengaruh berbagai faktor terhadap absorpsi suatu obat. 8ji -ermeasi 8sus :erbalik 'iasanya menggunakan usus tikus kecil untuk parameter kinetik menentukan transportasi yang handal dan direproduksi. Metode ini mutlak diperlukan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan kelangsungan jaringan usus yang hanya berlangsung selama maksimal % jam. Awalnya, studi ini hanya digunakan untuk mempelajari pengangkutan molekul makro dan liposom, namun kini telah mengembangkan penelitian untuk transportasi seluler obat > obat yang hidrofil dan mempelajari efek dari enhancer dalam penyerapan obat. +euntungan dari metode ini adalah karena dapat digunakan untuk menentukan transportasi di berbagai segmen dari usus kecil, sebagai studi awal untuk transportasi obat, dan untuk memperkirakan tingkat le#el first pass metabolisme obat pada sel epitel usus. 2edangkan kelemahan metode ini adalah karena adanya mukosa muskularis menyebabkan obat untuk berpindah dari lumen kedalam lamina
propria dan menembus mukosa muskularis, menyebabkan obat > obat tertentu dapat terikat dengannya dan menyebabkan transportasi lebih rendah dari yang seharusnya diukur (+eperawatan, %&11". Hewan percobaan yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah adalah tikus. :ikus ( Rattusnor vegicus" telah diketahui sifat*sifatnya secara sempurna, mudah dipelihara, dan merupakan hewan yang relati#e sehat dan cocok untuk berbagai penelitian. iri*ciri morfologi Rattusnor vegicus antara lain memiliki berat 1&*?&& gram, hidung tumpul dan badan besar dengan panjang 14*% cm, kepala dan badan lebih pendek dari ekornya, serta telinga relatif kecil dan tidak lebih dari %&*%! mm. 8sus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. uodenum pada manusia memiliki panjang sekitar % cm terikat erat pada dinding dorsal abdomen dan sebagian besar terlatak retroperitoneal. $alannya berbentuk seperti huruf yang mengitari pankreas dan ujung distalnya menyatu dengan jejunum yang terikat pada dinding dorsal rongga melalui
mesenterium.
$ejunum
dapat
bergerak
bebas
pada
mesenteriumnya dan merupakan dua*perlima bagian proksimal usus halus. 2edangkan ileum merupakan sisa tiga*perlimanya. inding usus halus terdiri atas empat lapis konsentris yaitu mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa (6eeson et al. 1&". 6apisan mukosa terdiri dari lamina epitel, lamina propia, dan muskularis mukosa. 'entuk mukosa tersusun dari tonjolan berbentuk jari yang disebut #ili yang digunakan untuk memperluas permukaan. -ada
permukaan epitel
#ili terdapat
mikro#ili yang
dapat
meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi. -ada usus halus juga terdapat sel goblet yang menghasilkan mucus sebagai pelindung mukosa usus. Membran mukosa adalah lingkungan yang unik dimana banyak spesies mikroorganisme yang berbeda dapat hidup dan berekspresi. :erdapat 1&19 mikroorganisme dari %&& spesies, 9&*& genus hidup pada permukaan tersebut, dan @ dari populasi mikroorganisme pada
membrane mukosa terjadi di bagian distal usus halus dan di bagian proksimal kolon. Membran mukosa dalam tubuh berkontak langsung dengan lingkungan luar dan membran mukosa juga terkolonisasi oleh mikroorganisme yang berbeda dalam jumlah yang besar. IV.
ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
A. Alat 1. :abung rane dan =ilson yang dimodifikasi %. 2pektrofotomet !. :imbangan Analitik 9. pH Meter . -eralatan oprasi ?. '. 'ahan
;. 4.
1. Hewan percobaan (tikus putih jantan" %. airan lambung buatan tanpa pepsin (pH 1,%", airan usus buatan !. 9. . ?. ;.
tanpa pankreatin (pH ;," 6arutan al &,@ b0# :M 7ter Bas 5ksigen Alkohol
4. . V.
PROSEDUR
C.1.
-embuatan +ur#a 'aku 1&. 1& mg :M standar dilarutkan dengan aDua dest hingga
1&& m6. +emudian diencerkan menjadi berbagai macam gradasi konsentrasi. Masing*masing larutan dimasukkan ke dalam ku#et dan dimasukkan ke alat spektrofotometer u#*#is di panjang gelombang %4?. nm. 6alu diukur masing*masing absorbansinya. 2etelah itu dilakukan perhitungan dan dibuat kur#a kalibrasinya. C.%. -embuatan 6arutan 'arium Hidroksida &,! dan 2eng 2ulfat @ 11. 'arium hidroksida ('a(5H"%.4H%5" ditimbang sebanyak 9,;!% gram, diperoleh dari rumus diatas ('ME !1,9;" (/) )C, 1 hal 11!;" dan dilarutkan kedalam air panas sebanyak 1&& ml. 2edangkan sengsulfat (Fn25 9. H%5" ditimbang sebanyak gram dan dilarutkan kedalam 1&& ml air ('ME 1;,9?" (/) )C, 1 hal 4!?". 'arium hidroksida agak sukar larut dalam air dingin, sehingga butuh pemanasan untuk melarutkannya, namun pada saat percobaan, barium hidroksida masih belum larut sempurna sekalipun dilarutkan dalam air panas sambil dipanaskan, sedangkan sengsulfat sangat larut dalam air. C.!. -enentuan Absorpsi -ada 8sus Halus :ikus 1%. Hewan percobaan dipuasakan selama %&*%9 jam, tetapi diberi minum air masak. 6alu tikus dibunuh dengan eter, kemudian dibuka perutnya di sepanjang linea mediana dan usus dikeluarkan. 2etelah itu, usus sepanjang 1 cm di bawah pylorus dibuang dan %& cm di bawahnya dipotong untuk percobaan. 6alu usus dibagi dua sama panjang dan dibersihkan. 'agian anal digunakan sebagai kontrol sedangkan ujung anal dari potongan usus tersebut diikat dengan
benang. +emudian dengan menggunakan pinset usus tersebut dibalik sehingga bagian mukosa terletak di luar. 1!. 8sus diisi dengan larutan al &,@ b0# sebanyak 1,9 ml. 6alu usus yang sudah diisi al dan diikat, dimasukkan ke dalam tabung yang berisi cairan mukosal pH 1,% sebanyak ; ml (yang mengandung bahan obat" pada suhu !;o. -erlakuan ini diulangi dengan tabung yang berisi cairan mukosal pH ;,9 (yang mengandung bahan obat" dan untuk kontrol menggunakan cairan mukosal pH 1,% dan pH ;,9 juga tetapi tanpa bahan obat. 2elama percobaan berlangsung, seluruh bagian usus dijaga agar dapat terendam dalam cairan mukosal dan selalu dialiri gas oksigen dengan kecepatan kira* kira 1&& gelembung per menit. 8ntuk larutan uji (berisi :M" tiap , 1&, dan 1, %&, %, !&, !, 9&, 9, &, dan ?& menit, cairan serosal diambil melalui kanula yang dimasukkan ke dalam #ial kemudian diisi lagi dengan 1,9 ml al &,@ b0#. Hal yang sama juga dilakukan terhadap larutan kontrol (tanpa :M". C.9. Analisis :M dengan 2pektrofotometer 8C 19. 2ebanyak 1 ml dari tiap #ial diambil kemudian ditambahkan dengan % ml larutan seng sulfat @ dan % ml barium hidroksida &,! . 6arutan dikocok dan disentrifugasi selama % menit dengan kecepatan !& rpm. 6alu, bagian yang jernih diambil dan dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer 8C pada panjang gelombang %?4. nm dan dibuat grafik hubungan antara jumlah dan kadar obat yang ditranspor, dihitung permeabilitas dan lag timenya serta dihitung tetapan kecepatan absorpsinya. 1. VI. DATA PENGAMATAN 1. Kurva Baku
a. +onsentrasi 6arutan 'aku :M yang dibuat E 1& mg01&& ml E 1&& ppm b. -erhitungan -egenceran 6arutan :M 1?. +et #olume larutan :M hasil pengenceran E 1& ml 1;. ntrasi
+onse 14. 'aku
Colume 6arutan :M
6arutan :M ibutuhkan 1. !& %&. ! ml
3ang
ppm %1.
9&
%%.
9 ml
ppm %!.
&
%9.
ml
ppm %.
?&
%?.
? ml
ppm %;.
;&
%4.
; ml
ppm %.
4&
!&.
4 ml
ppm !1. c. ata +ur#a 'aku :M !%.
+onsentrasir 6arutan !!.
:M !9. !& ppm !?. 9& ppm !4. & ppm 9&. ?& ppm 9%. ;& ppm 99. 4& ppm 9?. d. +ur#a 'aku :M
ansiG !. !;. !. 91. 9!. 9.
Absorb &,!! &,9% &,1! &,?! &,;&4 &,4%%
9;. 94. 2. Absr!s" Pa#a !H Asa$
a. ata Absorbansi dan +onsentrasi -er +elompok 9.
&. +elompok 1 !. -osi 9. eg
1. +elompok % . -osi ?. eg
tif 4.
.
?&.
?1.
?%.
?!.
?9.
?.
A
A
A
A
?;.
?4.
?.
;&.
;1.
;%.
;!.
;9.
&
%
&
%
&
%
&
%
;.
;?.
;;.
;4.
;.
4&.
41.
4%.
4!.
1
&
!
&
%
&
%
&
%
49.
4.
4?.
4;.
44.
4.
&.
1.
%.
1
&
!
&
%
&
%
&
%
!.
9.
.
?.
;.
4.
.
1&&.
1&1.
%
&
!
&
%
&
%
&
%
1&%.
1&!.
1&9.
1&.
1&?.
1&;.
1&4.
1&.
11&.
%
&
!
&
!
&
!
&
!
111.
11%.
11!.
119.
11.
11?.
11;.
114.
11.
!
&
9
&
!
&
!
&
!
=
??.
atif
tif
atif
1%&. b. Brafik Hubungan +onsentrasi 5bat 3ang itranspor 2ebagai /ungsi =aktu -er +elompok
1%1.
1%%. 1%!. 1%9. 1%. 1%?. 1%;. 1%4. 1%. c. ata Absorbansi dan +onsentrasi ata*ata 1!&. =
1!. 1!4. 1
1!1. 1!!.
onc -
osit if 1!?. % .& ? 1!. % 4.!
1!9. e 1!;. %%. 19&. %!.
191. 1 199. % 19;. % 1&. !
19%. ! %.4 ?; 19. ! !.; ! 194. ! ?.! % 11. 9 &.&
19!. %;. 19?. %. 19. !9. 1%. !;.
;% 1!. d. Brafik Hubungan +onsentrasi 5bat 3ang itranspor 2ebagai /ungsi ata* ata 19.
Kurva Asam 50.000 40.000 f(x) = 0.57x + 22.8 R² = 0.98
30.000 Konsentrasi 20.000 10.000 0
5 10 15 20 25 30 35 Waktu
1?. 1;.
Linar (Rata-rata Conc Positif) Rata-rata Conc !"atif
0.000
1.
Rata-rata Conc Positif
14. 1. 1?&. e. -ehitungan -m (-ermeabilitas" Membran 1?1. 1?%. 1?!. 1?9. 1?. 1??.
y E mI J b y E &.?4I J %%.; m E &.?4
1?4. 1?. 1;&. 1;1. 1;%.
umus -m E m 0 g -m E &.?40!!.!! -m E &.&1;1 cm0detik
+onsetrasi awal cairan mukosa (g" mg 0 1& ml E !!.!!! ppm
1?;.
f.
-erhitungan Leg Time 1;!. 1;9. 1;. 1;?. 1;;. 1;4. 1;.
IEt y E mI J b y E &.?4I J %%.; & E &.?4I J%%.; t E *9&.&? menit
%. Absr!s" Pa#a !H Basa
a. ata Absorbansi dan +onsentrasi -er +elompok 141. 149.
+elompok ! 14.
14%. 14?.
+elompok 9 14;.
14&.
ositi
egat
ositi
egat
=
f
if
f
if
14.
1&.
11.
1%.
1!.
19.
1.
1?.
A
A
A
A
14.
1.
%&&.
%&1.
%&%.
%&!.
%&9.
%&.
&
1
&
&
!
&
?
%&?.
%&;.
%&4.
%&.
%1&.
%11.
%1%.
%1!.
%19.
1
&
!
&
9
&
9
&
?
1;.
%1.
%1?.
%1;.
%14.
%1.
%%&.
%%1.
%%%.
%%!.
1
&
!
&
9
&
&
%%9.
%%.
%%?.
%%;.
%%4.
%%.
%!&.
%!1.
%!%.
%
&
!
&
!
&
9
&
!
%!!.
%!9.
%!.
%!?.
%!;.
%!4.
%!.
%9&.
%91.
%
&
!
&
!
&
!
&
!
%9%.
%9!.
%99.
%9.
%9?.
%9;.
%94.
%9.
%&.
!
&
%
&
%
&
!
&
%1. b. Brafik Hubungan +onsentrasi 5bat 3ang itranspor 2ebagai /ungsi =aktu -er +elompok %%.
Kurva Kelompok 3 80 #0 konsentrasi
Positif f(x) = - 1.1x + 59.39 R² = 0.91 f(x) = 0.21x + 2#.02 R² = 0.0#
40 20 0 0
5
10 15 20 25 30 35 Waktu
%!. %9. %.
Linar (Positif) !"atif Linar (!"atif)
%?. %;. %4. %. %?&. %?1. %?%. %?!. %?9. %?.
Kurva Kelompok 4 80 Positif
#0 Axis Title
f(x) = - 0.72x + #4.#7 R² ==0.29 f(x) - 0.39x + 47.4# R² = 0.29
40 20 0 0
5
10 15 20 25 30 35 Axis Title
%??. %?;. %?4. %?. %;&. %;1. %;%. %;!. %;9. %;. c. ata Absorbansi dan +onsentrasi ata*ata
Linar (Positif) !"atif Linar (!"atif)
%;?. %;;. =
ata*rata %;4. onc %4&.
%41.
-ositi
egat
f %4!.
if %49.
%;.9
?1.;%
%4.
! %4?.
9 %4;.
1
!.?;
%.;
%44.
! %4.
9 %&.
1
9!.1
94.!
%1.
%%.
9 %!.
%
!;.
!9.&?
%9.
%.
4 %?.
%
!.!
!?.;!
%;.
! %4.
%.
!
%4.1!
9%.%
9
%4%.
!&&. d. Brafik Hubungan +onsentrasi 5bat 3ang itranspor 2ebagai /ungsi ata* ata
!&1.
Kurva Basa Rata-rata Conc Positif 100.000 Konsentrasi
Linar (Rata-rata Conc Positif)
50.000
0.000 Rata-rata Conc !"atif 0
f(x) = - 0.09x + 3#.74 R² =Linar 0.02 (Rata-rata Conc !"atif) 5 10 15 20 25 30 35 Waktu
!&%. !&!. !&9. !&. !&?. !&;. !&4. !&. e. -ehitungan -m (-ermeabilitas" Membran !1&. !11. !1%. !1!. !19. !1. !1?. !1;. !14. !1.
y E mI J b y E &.&4?I J !?.;91 m E &.&4? +onsetrasi awal cairan mukosa (g" mg 0 1& ml E !!.!!! ppm umus -m E m 0 g -m E &.&4?0!!.!! -m E &.&&%? cm0detik
%2&.
f. -erhitungan 6eg :ime !%1. !%%. !%!. !%9. !%.
IEt y E mI J b y E &.&4?I J !?.;91 & E &.&4?I J!?.;91 t E *9%;.%%1 menit
%2'. VII.
PEMBAHASAN
!%;.
-ada praktikum kali ini, dilakukan pengujian absorpsi :M
secara in #itro dengan menggunakan metode usus terbalik. -engujian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pH terhadap absorpsi obat melalui saluran pencernaan secara in #itro. Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih jantan. :ikus putih biasa digunakan dalam percobaan laboratorium karena mudah dikembangbiakkan dan mudah dalam perawatannya, hewan ini juga memiliki struktur anatomi fisiologi yang hampir sama dengan manusia. 2ehingga hasil uji yang dicobakan pada tikus putih yang menyangkut struktur fisiologi anatomi dapat diaplikasikan pada manusia. !%4. 2ebelumnya, tikus percobaan dipuasakan dari makanan selama %&*%9 jam, tapi diberi minum air masak. :ujuan dari tikus dipuasakan agar tidak ada faktor makanan yang mengganggu saat dilakukan percobaan. :ikus dibunuh dengan eter sebagai obat bius yang diberikan
melalui
pernapasan.
+emudian
dibuka
perutnya
di
sepanjang linea mediana (linea mediana adalah garis yang melintas tepat ditengah tubuh dengan arah lintasan atas bawah0#ertikal" dan usus dikeluarkan. 8sus sepanjang 1 cm dibawah pilorus (pilorus adalah daerah atau bagian lambung bawah yang berhubungan dengan bagian atas duodenum0usus duabelas jari" dibuang dan %& cm dibawahnya dipotong untuk percobaan. 8sus dibagi dua bagian sama panjang, kemudian dibersihkan. 8jung anus dari potongan usus tersebut diikat dengan benang, kemudian dengan menggunakan pinset kecil usus tersebut dibalik secara perlahan agar usus tidak sobek, sehingga bagian mukosa terletak diluar. 8sus tikus yang telah didapatkan direndam dalam larutan al fisiologis &,@ yang bersifat isotonis agar tidak kering dan rusak. 8sus harus dibalik karena percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar absorpsi obat oleh filia bagian dalam usus pada perbedaan pH yang diatur sesuai pH lambung dan pH usus secara in vitro (menggunakan instrumen yang menyerupai bagian dalam tubuh". 2elain itu mukosa usus adalah bagian yang lipofil, sehingga diharapkan nantinya akan dapat diukur seberapa besar kadar zat aktif obat yang bersifat lipofil yang dapat diabsorpsi oleh mukosa usus.
!%.
-ada praktikum ini kita menggunakan
% :abung
raneK=illson untuk kontrol positif dan kontrol negatif. -ada kontrol positif campuran dapar ditambahkan zat aktif yang akan diuji (:M", dan pada kontrol negatif hanya berisi larutan dapar saja . +edalam tabung instrument pertama dimasukkan larutan dapar pH ;, yang telah dicampur :M mg melalui pipa A sebanyak ; ml menggunakan syringe sebagai kontrol positif dan pada tabung instrument kedua dimasukan larutan dapar pH ;, melalui pipa A sebanyak ; ml. Alasan dibuat kontrol positif dan kontrol negatif adalah agar kita dapat membandingkan seberapa banyak zat aktif yang terabsorpsi dan seberasa besar efek yang ditimbulkan jika tidak menggunakan zat aktif (berisi dapar saja". !!&. 2etelah itu, kantong usus yang sudah berisi cairan serosal ini dimasukkan ke dalam tabung yang sudah berisi cairan mukosal ; ml pada tabung pertama (yang mengandung bahan obat yaitu :M". +antong usus untuk kontrol negatif (tabung kedua" dilakukan dengan cara yang sama, tetapi dengan menggunakan cairan mukosal tanpa obat. 2elama percobaan berlangsung, seluruh bagian usus dijaga agar dapat terendam dalam cairan mukosal dan selalu dialiri gas oksigen dengan kecepatan yang diatur. 5ksigen diberikan agar sel*sel usus tetap hidup. !!1. 8jung usus yang lain diikat dengan benang dan dikaitkan ke ujung pipa , digunakan larutan al fisiologis yang isotonis karena menyerupai cairan tubuh tikus0 mamalia. 6arutan al fisiologis diambil dari usus setiap rentang waktu menit karena akan dihitung kadar :M yang terabsorpsi melalui filia usus dan masuk kedalam larutan untuk mengetahui absoprsi optimal dari :M pada perbedaan pengaturan pH yang disesuaikan kondisi dalam tubuh mamalia. !!%. +emudian percobaan dilanjutkan dengan menganalisis, persiapanya adalah dengan menyiapkan 1% tabung reaksi dan 1% #ial sebagai wadah yang digunakan untuk sampling dan untuk pengukuran spektrofotometer. 2ebelum melakukan sampling tiap menit, pada 1% tabung reaksi diisi larutan %ml 'a(5H"% dan %ml 6arutan Fn259 @, /ungsi barium hidroksida dan sengsulfat adalah untuk mengekstraksi :M dan memisahkan :M dari senyawa*senyawa lain yang mungkin
terikut, sehingga hanya :M yang akan dianalisis menggunakan spektrofotometri 8C. !!!. 2etelah itu pensamplingan larutan uji (berisi :M" diambil tiap , 1&, dan 1, %&, %, dan !& menit, cairan serosal diambil melalui kanula yang dimasukkan ke dalam #ial kemudian diisi lagi dengan 1,9 ml al &,@ b0#, begitupun untuk yang kontrol negatif. 2etaip kali sampling, lautan uji hasil sampling kemudiaan di masukan kedalam campuran larutan 'a(5H&% dan larutan Fn259. Melalui pensamplingan ini diperoleh 1% tabung reaksi (? tabung untuk kontrol positif dan ? tabung untuk kontrol negatif". ampuran larutan pada tabung reaksi tersebut disentrifugasi untuk memisahkan endapan dengan filtratnya. imana filtrat yang berupa cairan jernih tersebut yang mengandung :M. -ada saat sentrifugasi, campuran larutan tersebut dimasukkan kedalam tabung sentrifugasi lalu tabungnya ditempatkan kedalam alat sentrifugasi secara berseberangan dan dengan jumlah yang sama, setelah itu diatur kecepatan pemutarannya, yaitu !&&& -M ( Revolutions Per Minute" (angka !& dilayar dikali faktor pengali 1&&" selama % menit. Hasil sentrifugasi berupa larutan jernih di bagian atas dan endapan di bagian bawah. 'agian atas yang berupa larutan jernih diambil menggunakan pipet dan dimasukkan kedalam #ial sebelum dianalisis menggunakan 2pektrofotometer 8C. !!9. 2etelah di sentrifugasi, larutan*larutan yang telah dimasukan kedalam #ial kemudian dianalisis spektrofotometer 8C, dengan panjang gelombang %?,9 nm. Alasan memilih panjang gelombang maksimum adalah karena panjang gelombang maksimum memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar dan pada panjang gelombang maksimum, bentuk kur#a absorbansi terhadap konsentrasi memenuhi hukum Lambert-Beer . 2ebelum sampel diukur, alat spektrofotometer terlebih dahulu di* reference kedalam panjang gelombang yang sesuai menggunakan blanko yaitu blanko dari ;,9 pada waktu E & menit. 'erdasarkan data pengamatan, nilai absorbansi yang didapatkan sesuai dengan hukum Lambert Beer , yaitu konsentrasi yang baik itu berada di rentang absorbansi &,%*&,4 yang terdeteksi dengan spektro 8C.
!!.
ari data pengamatan terlihat bahwa data yang didapatkan
pada percobaan dengan pH 1,% yaitu &.&1;1 cm0detik dan nilai leg time *9&.&? menit untuk percobaan dengan pH ;, yaitu &.&&%? cm0detik dan leg time *9%;.%%1 menit. !!?. amun data yang dihasilkan pada pH 1,% lebih tinggi dibandingkan dengan pada pH ;,9 itu adalah benar dan sesuai dengan teori, yaitu bahwa suatu obat yang bersifat asam akan terabsorpsi optimum di pH asam (lambung" dan obat yang bersifat basa terabsorpsi optimum di pH basa(usus". -ada percobaan kali ini, senyawa obat yang digunakan adalah :M , dimana senyawa obat ini bersifat asam, sehingga obat ini akan terabsorpsi optimum di pH asam. apat dibandingkan dari daya absorpsi pH asam dan pH basa dilihat dari konsentrasi untuk pH asam lebih tinggi nilai konsentrasi :M yang terabsorpsi di banding :M yang terabsorpsi di basa. !!;. ilakukannya percobaan pada pH basa yaitu untuk menyamakan absorpsi pada pH usus. %%(. VIII.
KESIMPULAN
!!.
ari data pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa,
:M pada pH asam lebih optimal karena :M bersifat asam yang dapat larut optimal di pH asam. %)&. %)1.
!9%. !99.
DA*TAR PUSTAKA
!9!. Anne ollins Abrams, , M2. %&&. linical rug :herapy. 82. =olters +luwer Health, 6ippincott =illiams =ilkins. !9. epkes ). 1. Farmakope Indonesia I . $akarta. epartemen
!9?.
+esehatan. /amiliamedika.
%&1!.
:M0Aspirin.
:ersedia
di http00familiamedika.net0obat*keluarga0:M.htmlL.8l6**iy'3 diak !9;.
ses tanggal &? 5ktober %&1!N 6eeson, .., :.2. 6esson, dan A.A. -aparo. 1&. Buku !"ar #istologi.
!94.
$akarta. -enerbit 'uku +edokteran 7B. 2hargel, 6 and yu, A. '. . 144. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan . 2urabaya. Airlangga 8ni#ersity -ress.
!9.
2yukri, 2. %&&%. $IMI! %!&!R '. 'andung. -enerbit ):'. 350. =atson, .B., %&&;. !nalisis Farmasi. 7B. $akarta.