teknik In-vitro
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR LATAR BELAKANG BELA KANG
Penelitian adalah Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah (Cooper & Emory, 199! " penelitian terse#ut dapat dilakukan di lapangan maupun di dalam la#oratorium" Penelitian lapang merupakan salah satu metode metode pengumpulan pengumpulan data data dalam dalam penelitian kualitatif yang yang tidak memerlukan pengetahuan memerlukan pengetahuan mendalam mendalam akan literatur yang yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti" Penelitian lapangan #iasa dilakukan untuk memutuskan ke arah mana penelitiannya #erdasarkan konteks" Sedangkan penelitian dalam la#oratorium adalah penelitian yang dilakukan di dalam la#oratorium dengan mengam#il sample dari penelitian lapang yang di#a$a dalam la#oratorium untuk di analisa" Penelitian dalam la#oratorium dise#ut penelitian in vitro" vitro" Penelit Penelitian ian secara secara in vitro vitro ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan meniru keadaan langsung yang #erada dalam lapang" %al ini dapat dilakukan dengan #ahan-#ahan dan alat-alat yang dapat diseting sedemikian rupa sehinggaa dapat menyerupai keadaan di lapangan" lapangan" %asil penelitian penelitian in vitro vitro mempunyai hasil yang mendekati akurat di#andingkan dengan penelitian di lapangan langsung ( in vivo !" vivo !" In vitro dapat vitro dapat memudahkan peneliti dalam menganalisa suatu sample yang tidak dapat dianalisa dianalisa dalam lapangan" lapangan" %al ini karena penelitian penelitian secara in vitro vitro menggunakan alat-alat yang memungkinkan peneliti dapat menganalisa secara keseluruhan sample yang ada" lat ' alat yang digunakan digunakan pun #iasanya #iasanya alat yang canggih dan dapat memudahkan memudahkan peneliti dalam meniliti sample"
B. RUMUSAN MASALAH
ari pemaparan diatas dapat dirumuskan se#agai #erikut ) 1" pa itu analisa in vitro * vitro * +" pa alat dan #ahan yang digunakan dalam analisa secara in vitro * vitro * " agaimana proses analisa in vitro dilakukan vitro dilakukan *
." pa kelemahan dan keunggulan analisa in vitro dengan analisa lain *
C. TUJUAN
Penulisan makalah ini #ertujuan untuk, se#agai #erikut ) 1" /ahasis$a dapat mengetahui apa itu analisa in vitro dengan prosedur yang #aik dan #enar" +"
/ahasis$a dapat mengerti alat-alat yang digunakan dalam analisa in 0itro dan dapat mengerti cara penggunaannya"
"
/ahasis$a dapat mengerti proses analisa secara in vitro dengan prosedur yang #enar dan dapat mengaplikasikannya pada analisa secara langsung"
."
/ahasis$a dapat mengetahui kele#ihan dan kekurangan analisa in vitro dengan analisa lainnya"
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
Pakan ternak merupakan komponen #iaya produksi ter#esar dalam suatu usaha peternakan" leh karena itu pengetahuan tentang pakan dan pem#eriannya perlu mendapat perhatian yang serius" 2ansum yang di#erikan kepada ternak harus diformulasikan dengan #aik dan semua #ahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum harus mendukung produksi yang optimal dan efisien sehingga usaha yang dilakukan dapat menjadi le#ih ekonomis"%al-hal yang #erkaitan dengan pem#erian pakan ternak adalah ke#utuhan nutrisi ternak, komposisi nutrisi #ahan pakan penyusun ransum dan #agaimana #e#erapa #ahan
dapat dikom#inasikan (penyusunan ransum standar! untuk mencukupi ke#utuhan ternak (Su#andriyo et al. +333!" Pencernaan pakan merupakan suatu rangkaian proses yang terjadi pada pakan selama #erada didalam saluran pencernaan sampai memungkinkan terjadinya suatu penyerapan" 4ntuk penentuan kecernaan dari suatu pakan maka harus diketahui terle#ih dahulu dua hal yang penting yaitu5 jumlah nutrien yang terdapat dalam pakan dan jumlah nutrien yang dapat dicerna yang dapat diketahui #ila pakan telah mengalami proses pencernaan (%anis, +31!" da #e#erapa teknik dalam analisa kecernaan pakan seperti teknik in 0i0o, in 0itro dan teknik in sacco" 6eknik in 0itro atau yang dikenal dengan dengan teknik mengukur daya secara la#oratoris adalah suatu teknik alternatif untuk memecahakan permasalahan yang terdapat pada teknik in 0i0o (Soe#arinoto dkk, 1993!" 7ecernaan meliputi kecernaan suatu #ahan pakan pada ternak non ruminansia dan untuk ternak ruminansia, tetapi analisa kecernaan dapat dilakukan hanya pada kecernaan untuk ruminansia" 7ecernaan suatu #ahan pakan untuk ternak ruminansia dapat dihitung secara akurat pada skala la#oratorium dengan perco#aan menggunakan cairan rumen dan pepsin (8akariah, +31+!" alam analisa kecernaan secara in 0itro dapat dipengaruhi #e#erapa hal yang harus diketahui" aktor yang mempengaruhi metode kecernaan in 0itro antara lain pencampuran pakan, cairan rumen, pengontrolan temperatur, 0ariasi $aktu dan metode analisis (8akariah, +31+!" lat yang digunakan dalam analisa ini adalah ta#ung in 0itro, ta#ung atau #otol kaca + ml, $ater#ath suhu : sampai .3;C untuk mensimulasi suhu di rumen, magnetic stirer, pengukur p%, termometer, termos, gas C+, penyaring, spuit untuk mengam#il cairan rumen, dan tim#angan digital (8akariah, +31+!" Prosedur kerja fermentasi in 0itro menggunakan modifikasi metode dua tingkat 6illey dan 6erry, proses in 0itro pada perco#aan ini dilakukan dua tahap, yaitu ) 6ahap proses pencernaan fermentatif dan 6ahap proses pencernaan secara hidrolisis (ndayani, +313!"
BAB III PEMBAHASAN
Pagan ternak merupakan komponen #iaya produksi ter#esar dalam suatu usaha peternakan" leh karena itu pengetahuan tentang pakan dan pem#eriannya perlu mendapat perhatian yang serius" 2ansum yang di#erikan kepada ternak harus diformulasikan dengan #aik dan semua #ahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum harus mendukung produksi yang optimal dan efisien sehingga usaha yang dilakukan dapat menjadi le#ih ekonomis" %al-hal yang #erkaitan dengan pem#erian pakan ternak adalah ke#utuhan nutrisi ternak, komposisi nutrisi #ahan pakan penyusun ransum dan #agaimana #e#erapa #ahan dapat dikom#inasikan (penyusunan ransum standar! untuk mencukupi ke#utuhan ternak (Su#andriyo et al. +333!" alam menyusun suatu formulasi pakan harus diperhatikan kandungan gi
secara la#oratoris adalah suatu teknik alternatif untuk memecahakan permasalahan yang terdapat pada teknik in 0i0o (Soe#arinoto dkk, 1993!"
3.1 Keern!!n "e!r! in vitro
6eknik ini adalah metode pengukuran kecernaan suatu #ahan pakan dengan menggunakan alat-alat la#oratorium untuk meniru kondisi rumen dan mengganti ternak se#enarnya di dalam rumennya" Prinsip pengukuran kecernaan secara in 0itro adalah suatu konsep yang praktis untuk meniru proses pencernaan yang terjadi di dalam rumen, a#omasum dan usus halus, yaitu) 1" Situasi anaero# +" Suhu 9 derajat celsius " Sali0a #uatan dari /c" ougalls ." Ph =,9->,3 " Pem#erian en
" 7eadaan gelap
Secara umum teknik in 0itro di #edakan menjadi tiga) A. Si"te# !$ir!n kontin%e
Pada sistem ini menggunakan alat chemostat yang dilengkapi alat pem#eri pakan dan pengeluran produk-produk akhir"e#erapa kondisi rumen he$an hidup yang dapat ditiru dalam chemostat ini adalah se#agai #erikut) 1"
7eadaan anaero#" %al ini dicapai dengan mengalirkan gas C+ kedalam fermentor"
+"
danya aliran terus-menerus larutan penyangga /c" ougalls( sali0a #uatan! kedalam fermentor"
"
Asi fermentor selalu dapat #ergerak karena digerakkan oleh pengaduk"
."
Chemostat merupakan sistem fermentasi ter#uka" engan demikian dapat menghitung secara kuantitatif proses mikro#ial tertentu" E0aluasi pakan terhadap akti0itas mikro#a di dalam rumen dapat di simulasi dengan #aik
apa#ila dilaksanakan pengontrolan yang ketat terhadap pasokan pakan, pem#uangan produk akhir,Ph, konsentrasi-konsentasi garam, potensial redoks, laju agitasi dan se#againya"
B. Si"te# tert%t%&
Sistem ini menggunakan ta#ung fermentasi( fermentor! yang diisi dengan #aha pakan tanpa pengeluaran produk-produk akhir, kecuali gas-gas terutama C+" nalisis ini dikem#angkan oleh B"/" 6illey dan 6erry pada tahun 19=" 6illey and 6erry mem#agi proses pencernaan ruminansia secara in 0itro dalam + fase) 1. '!"e &enern!!n (er#ent!ti(
ase fermentatif merupakan fase yang pertama" ahan makanan d fermentasikan secara anaero# dalam cairan rumen yang merupakan sum#er mikro#a rumen dan larutan #uffer yang merupakan sali0a #uatan, suhunya sekitar 9o C, kisaran Ph =,9->,3 selama .: jam" ). '!"e &enern!!n Hi*ro$iti".
Pada fase kedua ini merupakan pencernaan hidrolitis atau en
C. Si"te# k%$t%r #%rni
6eknik ini di perlukan untu memelajari pranan mikro#a rumen dalam meta#olisme se#enarnya"
3.). A$!t- !$!t %+i keern!!n In ,itro
lat yang digunakan dalam analisa ini adalah ta#ung in 0itro, ta#ung atau #otol kaca + ml, $ater#ath suhu : sampai .3;C untuk mensimulasi suhu di rumen, magnetic stirer, pengukur p%, termometer, termos, gas C+, penyaring, spuit untuk mengam#il cairan rumen, dan tim#angan digital (8akariah, +31+!" lat-alat terse#ut dapat dijelaskan fungsinya se#agai #erikut) 1" 6a#ung centrifuge 3 ml untuk menyimpan hasil sentrifuge +" 2ak ta#ung yang digunakan untuk menyimpan ta#ung #erisi sa mpel yang akan diuji" " Cruci#le gooch porcelain untuk menyaring sample ." 6empat Cruci#le untuk tempat ca$an crusi#le " ?a#uh dasar #ulat ( la#uh elenmeyer ! yang #erukuran liter =" Pipet digunakan untuk mengam#il sample
>" Penangas air atau $ater #ath untuk menampung sample setelah diinku#asi :" Ancu#ator untuk menampung ta#ung centrifuge yang #ersum#at karet 9" P% meter digunakan untuk mengukur p% pada sample 13" 6im#angan analitik digunakan untuk menim#ang sample 11" 0en pengering dan tanur digunakan untuk mengo0en sample 1+" @lass ' ool dan desikator se#agai pemanas pada saat proses destilasi 1" 6a#ung C + se#agai tempat penyimpan gas C + 1." Perangkat gelas #ecker, la#uh ukur digunakan untuk mengukur sample cair 1" 6hermometer digunakan untuk mengukr suhu agar sesuai dengan kondisi di rumen
3.3 Pro"e*%r An!$i"i" keern!!n in vitro
Prosedur dari analisia kecernaan secara in 0itro meliputi #e#erapa tahap, se#agai #erikut ) 1. Peni!&!n !ir!n r%#en "
Cairan rumen #isa diam#il dari kanula atau he$an #erfistula atau langsung dari rumah emotongan he$an(2P%!" i usahakan pengam#ilan dengan hati-hati sehingga lingkungan cairan rumen tidak #enyak #eru#ah dari aslinya" Setelah itu segera di #a$a ke la#oratorium, masukan kedalam #ejana toples #erstirer dan di alirkan gas C+" Pengadukan dan pengaliran gas C+ terus menerus dilakukan selama cairan rumen itu di perunakan" ). Peni!&!n "!#&e$ !n !k!n *i %+i.
Semua #ahan pakan yan aka di uji kecernaanya #aik hijauan, #utir-#utiran dan se#againya digiling dulu sampai halus #erdiameter 1 mm" 7emudian dimasukan kealm stoples platik atau #otol yang di #eri kode dan di tutup dengan rapat" 3. Ink%/!"i "!#&$e !n !k!n *i %+i *enn "!#&e$ "t!n*!r*
Prosedur kerja fermentasi in 0itro menggunakan modifikasi metode dua tingkat 6illey dan 6erry, proses in 0itro pada perco#aan ini dilakukan dua tahap, yaitu ) 6ahap proses pencernaan fermentatif dan 6ahap proses pencernaan secara hidrolisis (ndayani, +313!" 6ahapan-tahapan yang dilakukan meliputi) a" /enim#ang 3, gram sampel, kemudian di masukan ke dalam ta#ung sentrifuse lalu di panaskan dalam inku#atorD $ater#ath pada suhu 9-.1o C" #" Siapkan larutan #uffer . liter, tentukan p%nya sampai mencapai =,9(#ila terlalu tinggi, di #u#ling dengan gas C+ sampai +3 menit" Selanjutnya . liter larutan #uffer phospphat #ikar#onat dipanaskan dalam $ater#ath pada suhu :-9c
c" 1 liter cairan rume yang telah di aliri gas co+ di campur dengan . literlarutan #uffer ke dalam storage flask #erstirer sam#il da aliri gas co+" d" 3 ml larutan campuran cairan rumen dan #ufer di tam#ahakan ke dalam ta#ung sentrifuse yang sudah #erisi sampel dengan mengunakan alat penyemprot otomatis dan segera ditutup dengan sum#at karaet #er #unsen 0al0e dengan cepat sam#il di goyang kemudian di masukan kedalam $ater#ath :-9c" e" lanko di #uat dengan cara yang sama tetapi tanpa sampel yang di uji" f" .: jam kemudian akti0itas mikro#a di hentikan dengan cara menam#ahkan ml larutan a+ C(masing-masing ta#ung! g" raksi sampel yang tidak tererna di endapkan dengan menggunakansentrifuse dengan kecepatan putar +33 rpm selama 1 menit" h" Setelah 1 menit di sentrifuse, kemudian cairan supernatanya disaring denga hati-hati ke dalam kain nilon di #antu dengan alat pompa 0akum" i"
Sampai disini fase fermentatif di rumen di angap telah selesai dan di lanjutkan fase hidrolisis"
j"
Partikel yang masih menemel di kain nilon selanjutnya dialirkan kem#ali kedalam ta#ung sentrifuse dengan larutan %C?-PEPSA" iletakan kem#ali ke dalam $ater#ath tanpa di aliri gas C+(situasi aero#! tanpa penutup #unsen 0al0e"
k" Selama masa inku#asi .:jam pada fase kedua ini ta#ung sentrifuse di goyang + kali sekali" l"
Setelah .: jam sampel uji dalam ta#ung sentrifuse di sentrifuse dengan kecepatan +33 rpm seama 1 menit"
m" Selanjutnya endapan dalam ta#ung sentrufuse di saring dengan mengnakan kain nilon yang di #antu alat penaring pompa 0acum n" %asil residu yang terdapat dalam kain nilon d tuangkan kem#ali ke dalam ta#ung sentrifuse #ersama dengan aFuades sampai #rsih" o" Selanjutnya residu dan aFuades yang tetdapat dala ta#un sentrifuse di saring dengan menggunakan alat penyaring alumina termal yang se#elunya sudah dipanaskan dalan tanur 3oC selama 1, jam dan di tim#ang" 2esidu menempel pada ca$an penyaring p" Ca$an penyaring dan residu di keringkan pada alam hari pada suhu 13o C selanjutnya di tim#ang F" 7emudian di a#ukan pada tannur 3c selama 1,#jam lalu di tim#ang" Ca$anya juga ditim#ang lagi r" 7oefisien cerna #ahan organik dapat dihitung dengan rumus" 7C G 133 ( 1- (-C-! 1333
( -E! 7eterangan) G Sampel dalam 7 udara G erat cruci#le ditam#ah residu sesudah pengeringan ( gr! C G erat cruci#le H residu sesudah penga#uan(gr! G Sampel 7 untuk analisis dalam gramDkg 7 udara sampel E G Asi a#u dalam grDkg 7 udara sampel G lanko, kehilangan #erat pada penga#uan cruci#le H residu yang dikeringkan"
4ntuk le#ih jelasnya) 7C7 G 7 a$al- (7 residu - 7 #lanko! I 133J 7 a$al 7C G a$al- ( residu ' #lanko! I 133J a$al
3.0 Ke%nt%n!n *!n Ke$e#!!n !n!$i"i" IN ,ITR2
7euntungan An-Kitro ) apat dilakukan secara tepat dalam $aktu yang singkat dan #iaya yang ringan, karena jumlah sampel yang digunakan sedikit, kondisi mudah dikontrol dan dapat menge0aluasi le#ih dari satu macam kecernaan #ahan dalam $aktu yang sama"
7elemahan An 0itro) /emerlukan Persyaratan-persyaratan yang khusus" aik dari alat di la#oratorium dan #ahanD sampel" %asil kecernaan #ahan pakan le#ih akurat analisis in 0i0o"
62 P4S67
ndayani, B" +313" Evaluasi Kecernaan In Vitro Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Penggunaan Kulit Buah Jagung Amoniasi dalam Ransum Ternak a!i. Burnal Almiah AlmuAlmu Peternakan e#ruari, +313, Kol" LAAA, o" nggorodi, 2" 19:." Ilmu "akanan Ternak #mum. Bakarta ) P6 @ramedia Pustaka 4tama" %anis" +31" $a!oran Praktikum PB"T Penentuan %a&a 'erna !ada #nggas "onogastrik (A&am Broiler). rtikel Almiah http)DDc-11+33=+"#logspot"comD+31D3=Dpraktikum-penentuan-daya-cerna-unggas"html Soe#arinoto, Chu