MODUL II
TEKNIK PENGUKURAN PERFORMANSI KERJA
(TIME STUDY, WORK SAMPLING & MOTION STUDY)
1.
2.
1. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan memahami cara atau penggunaan time study dan work
sampling .
2. Mampu untuk menentukan waktu baku berdasarkan time study dan work
sampling.
3. Mengetahui pengaruh waktu baku terhadap produktifitas pada suatu
stasiun kerja.
4. Mampu merancang/menganalisa metode kerja dengan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan.
5. Dapat menguraikan elemen-elemen gerakan yang terjadi pada suatu
kegiatan.
6. Dapat menganalisa gerakan-gerakan efektif dan tidak efektif dari
gerakan-gerakan Therblig.
2. Landasan Teori
Pada dasarnya teknik pengukuran waktu kerja dibagi dalam dua bagian :
1. Pengukuran waktu secara langsung, karena pengamat waktu berada di tempat
dimana objek pengukuran sedang diamati. Biasanya pengukuran dilakukan
dengan menggunakan :
a. Pengukuran waktu jam henti, denngan stop watch.
b. Pengukuran dengan menggunakan metoda sampling.
1. Pengukuran waktu secara tidak langsung, karena pengamat waktu tidak
berada di tempat dimana objek pengukuran sedang diamati.
a. Pengukuran dengan menggunakan data waktu baku.
b. Pengukuran dengan menggunakan data waktu gerakan.
2.2.1 Time Study
Time study adalah suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang
dibutuhkan oleh seorang operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pada
tingkat kecepatan kerja yang normal, serta lingkungan kerja yang terbaik
pada saat itu.
Manfaat dari pengukuran waktu :
1. Melakukan penjadwalan dan perencanaan kerja.
2. Menentukan besar ongkos produksi.
3. Menentukan jumlah atau kebutuhan operator.
Langkah- Langkah Sebelum Melakukan Time Study:
Sebelum melakukan pengukuran waktu dengan menggunakan metode time
study ada beberapa langkah yang harus dilakuakn yaitu:
1. Penentuan tujuan pengukuran
2. Melakukan penelitian pendahuluan
3. Memilih Operator
4. Menguraikan pekerjaan atas elemen pekerjaannya.
Dalam time study harus dilakukan perhitungan penyesuaian dan
kelonggaran. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengamati kewajaran operator
dalam bekerja pada saat dilakukan pengukuran waktu kerja.
Beberapa cara dalam menentukan faktor penyesuaian adalah :
a. Cara Presentase
Cara yang paling awal digunakan dalam melakukan penyesuaian.
b. Cara Shumand
Memberikan patokan - patokan penilian melalui kelas- kelas performance
kerja dimana setiap kerja memiliki nilai sendiri – sendiri.
c. Cara Westinghouse
Mengarah penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran/
ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja
dan konsistensi.
d. Cara Objectif
Cara yang memperhatikan 2 faktor yaitu factor kecepatan kerja dan
tingkat kesulitas pekerja.
e. Cara Beadux dan Sintesa.
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak
terhindarkan, Ketiganya ini merupakan hal-hal yang secara nyata
dibutuhkan oleh pekerja dan yang selama pengukuran tidak diamati,
diukur, dicatat maupun dihitung.
2.2.2 Work Sampling
Sampling pekerjaan sama dengan pengukuran waktu jam henti, merupakan
cara langsung karena dilakukan dengan melakukan pengukuran secara langsung
di tempat berjalannya pekerjaan. Bedanya dengan jam henti adalah bahwa pada
cara sampling pekerjaan pengamat tidak terus-menerus berada di tempat
pekerjaan melainkan mengamati ditempat pekerjaan hanya pada sesaat-sesaat
pada waktu yang ditentukan secara acak. Adapun kegunaan dari sampling
pekerjaan , yaitu:
1. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh
pekerja atau kelompok kerja.
2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di
pabrik.
3. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung.
4. Untuk memperkirakan bagi suatu pekerjaan.
2.2.3 Motion Study
Motion Study adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan
badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Diharapkan agar gerakan-
gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga
akan diperoleh penghematan waku kerja.
Pelopor teknik ini adalah Frank B. Gilbreth yang memulai kajiannya atas
kerjaan memasang batu bata. Dari studi ini, Gilbreth menarik kesimpulan
bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja, pekerjaan perlu distandarisasikan
kemudian dilatihkan kepada calon pekerja. Yang menjadi objek kajian ini
adalah gerakan tubuh manusia selama bekerja pada suatu lokasi, khususnya
gerakan tangannya.
Suatu pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi gerakan dasar, yang
biasa disebut dengan 17 gerakan dasar Therblig. 17 gerakan dasar Therblig
sebagai berikut :
1. Mencari (Search), gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi
objek yang bekerja dalam hal ini adalah mata.
2. Memilih (Select), gerakan dasar untuk menemukan suatu objek yang
tercampur, tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk
melakukan gerakan ini.
3. Memegang (Grasp), gerakan untuk memegang objek biasanya didahului dengan
gerakan menjangkau, dilanjutkan dengan gerakan membawa.
4. Menjangkau (Reach), gerakan tang berpindah tempat tanpa beban, baik
gerakan mendekati atau menjauhi objek.
5. Membawa (Move), merupakan gerak perpindahan tangan dimana tangan dalam
keadaan dibebani.
6. Memegang untuk memakai (Hold), gerakan memegang tanpa menggerakan objek
yang dipegang tersebut.
7. Melepas (Release), merupakan elemen gerak seorang pekerja melepaskan
objek yang dipegangnya.
8. Mengarahkan (Position), gerakan mengarahkan objek pada lokasi tertentu,
biasanya diawali dengan kegiatan mengangkut, diikuti oleh gerakan
merakit.
9. Mengarahkan sementara (Pre Position), merupakan elemen gerak mengarahkan
pada suatu tempat sementara.
10. Pemeriksaan (Inspect), pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui
apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
11. Perakitan (Assemble), gerakan menggabungkan satu objek dengan objek
lain sehingga menjadi satu kesatuan.
12. Lepas rakit (Disassembre), merupakan kebalikan dari gerakan perakitan
dimana dua objek dipisahkan dari satu kesatuan.
13. Memakai (Use), satu tangan atau keduanya dipakai untuk menggunakan
alat.
14. Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable Delay), kelambatan yang
diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan pengendalian
pekerjaan.
15. Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable delay), hal yang
ditimbulkan sepanjang oleh pekerjanya sendiri baik disengaja tau tidak
disengaja.
16. Merencana (Plan), operator berfikir untuk menentukan tindakan yang akan
diambil selanjutnya.
17. Istirahat untuk menghilangkan fatique Rest to Overcome fatique, waktu
untuk memulihkan kondisi badannya dari rasa fatique sebagai akibat kerja,
tidak hanya jenis pekerjaannya tetapi juga individu pekerjanya.
Klasifikasi gerakan Therblig :
"Gerakan utama "Gerakan pembantu "
"Merakit "Mencari "
"Lepas rakit "Mengarahkan "
"Memakai "Memilih "
"Gerakan penunjang "Gerakan elemen luar "
"Memegang "Merencanakan "
"Membawa "Kelambatan yang dapat dihindarkan "
"Menjangkau "Kelambatan yang tak terhindarkan "
"Melepaskan "Istirahat untuk menghilangkan "
" "fatique "
2.3 Langkah-langkah dalam melakukan perhitungan
2.3.1 Time Study
Pengukuran waktu secara langsung
1. Jam Henti (kondisi Normal dan kondisi Fatique)
"k "Sub Grup (n) " "
" "1 "2 "n " "
"1 " " " " "
"2 " " " " "
"3 " " " " "
"4 " " " " "
"k " " " " "
" " " " " "
Harga rata-rata sub group Standar Deviasi
Standar Deviasi rata-rata Sub Group
Test Keseragaman Data
α = 96 % = 0,96
BKA =
BKB =
Buat Plot Data !!!
Test Kecukupan Data
Jika N' < N maka data sudah cukup, sebaliknya bilan N' > N maka data masih
kurang sehigga perlu dilakukan pengumpulan data kembali.
Waktu Siklus Waktu Normal
Waktu Baku
Dimana :
k = jumlah pengamatan
n = jumlah subgroup
BKA = batas control atas
BKB = batas control bawah
P = P1 x P2
P1 = 1 + P1 (objective)
P2 = 1 + P2 (westinghouse)
Ketentuan :
1. P= Penyesuaian, metoda yang digunakan yaitu metoda westinghouse dan
objektif.
2. A = Allowance, terdiri dari tiga hal yaitu :
Untuk kebutuhan pribadi
2.3.2 Work Sampling
1. Buat Tabel Pengumpulan data
2. Buat Hasil Pengamatan
Rumus-rumus yang digunakan dalam work sampling :
1. % produktif =
2. Uji Keseragaman Data
Buat Plot Data!!!
3. Uji Kecukupan data
, dimana
4. Jumlah menit produktif = % produktif x jumlah menit pengamatan
5. Waktu diperlukan tiap pekerja =
6. Waktu Normal
Wn = Waktu diperlukan tiap pekerja x P
7. Waktu Baku
Wb = Wn + (Wn x A)
8. Jam pengamatan
Jam Mulai + (( Bilangan Random + NRP) x Panjangan Satuan waktu)menit
Ketentuan :
a. Banyak pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 hari
b. 1 hari pengamatan = 30 kali kunjungan (n)
c. Bilangan random ditentukan oleh masing-masing asisten
d. Jam kerja : 8 jam
Dimana : 08.00 – 16.00 (Waktu kerja)
e. NRP yang digunakan digit terakhir
f. Panjang satuan Waktu 5 menit.
2.3.3 Motion Study
Gambar 2.1 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri
Lakukan pemetaan tangan kiri dan tangan kanan terhadap tahapan proses
perakitan akan study kasus yang dibuat dengan ketentuan :
1. Tabel pengukuran waktu metoda yang digunakan adalah MTM-1.
2. Jarak dalam tabel menggunakan satuan inchi.
3. 1 inchi = 2.54 cm.
4. Jika jarak tidak terdapat dalam tabel maka lakukan interpolasi.
5. Waktu dalam tabel dalam satuan TMU (Time Measurement Unit).
6. 1 TMU = 0.00001 jam = 0.0006 menit.
7. Dalam peta tangan kiri tangan kanan satuan waktu yang digunakan dalam
detik.
-----------------------