ASUHAN KEPERAWATA KEPERAWATAN N MEDIKAL BEDAH BE DAH III DENGAN DIAGNOSA MIELOPA M IELOPATI TI
Disusun oleh : Tiara Dela
PONDOK PESANTREN KALIMOSODO AKADEMI KEPERAWA KEPERAWATAN TAN BAITUL HIKMAH BANDAR LAMPUNG 2!" 1
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah Ke#era$a%an Me&i'al Be&ah dengan judul “MIOLOPATI”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita,Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah S! memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Bandar "ampung,
#anuari $%&'
(enulis.
2
DA(TAR ISI HALAMAN )UDUL........................................................................................i KATA PENGANTAR...................................................................................... ii DA(TAR ISI...................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN................................................................................ ) *. "atar Belakang............................................................................. ) B. +umusan Masalah.......................................................................) . !ujuan (enulisan..........................................................................' D. Manfaat (enulisan........................................................................'
BAB II TIN)AUAN PUSTAKA ...................................................................... *. (engertian......................... ........................................................... B. tiologi......................................................................................... . (atofisiologi................................................................................../ D. !anda Dan 0ejala........................................................................./ . (emeriksaan Diagnostik...............................................................1 2. (enatalaksanaan..........................................................................1 0. 3onsep Dasar 3eperawatan.........................................................4
BAB III KESIMPULAN.................................................................................. &5 &. (enutup........................................................................................ &5 $. 3esimpulan.................................................................................. &5 5. saran............................................................................................ &5
DA(TAR PUSTAKA...................................................................................... &)
3
BAB I PENDAHULUAN
A* La%ar Bela+an, Mielopati seringkali disebabkan kompresi medulla spinalis akibat penyakit6penyakit degeneratif pada tulang belakang, tetapi tumor maupun massa juga dapat menyebabkan mielopati. !umor medulla spinalis per7alensinya
lebih sedikit dibandingkan tumor
intrakranial, dengan rasio &8). Sedangkan tumor primer di medulla spinalis sangat jarang, insidensinya hanya &,5 per &%%%%% populasi. !erutama ditemukan pada dewasa muda atau usia pertengahan dan jarang pada usia anak atau usia tua. Berbeda dengan tumor intrakranial, umumnya tumor spinal adalah jinak dan gejala yang timbul teruatama akibat efek penekanan pada medulla spinalis bukan akibat in7asi tumornya. 9leh karena itu sebagian tumor intraspinal dapat dilakukan tindakan eksisi sehingga deteksi dini adanya tumor dapat mencegah defisit neurologis yang lebih berat. edera medula spinalis adalah suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan seringkali oleh kecelakaan lalu lintas. *pabila cedera itu mengenai daerah "&6$ dan atau dibawahnya maka dapat mengakibatkan hilangnya fungsi motorik dan sensorik serta kehilangan fungsi defekasi dan berkemih. Data dari bagian rekam medik +umah Sakit 2atmawati didapatkan dalam ' bulan terakhir terhitung dari #anuari6#uni $%%5 angka kejadian untuk fraktur berjumlah &-' orang yang di dalamnya termasuk angka kejadian untuk cedera medela spinalis. (ada usia )'6an fraktur banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita karena olahraga, pekerjaan, dan kecelakaan motor. !api belakangan ini wanita lebih banyak dibandingkan pria karena faktor osteroporosis yang diasosiasikan dengan perubahan hormonal :manopause; klein yang mengalami cedera medula spinalis membutuhkan perhatian lebih diantaranya dalam pemenuhan kebutuhan sehari6hari dan dalam pemenuhan kebutuhan untuk mobilisasi. Selain itu klien juga berisiko mengalami cedera komplikasi cedera spinal seperti syok spinal, trombosis 7ena, gagal nafas, pneumonia dan hiperfleksia autonomik. Maka dari itu sebagai perawat perlu untuk dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan cedera medula spinalis denagan cara promotif, pre7entif, kuratif, dan rehabilitatif. B* Ru-usan Masalah &.
*pa pengertian mielopati<
$.
*pa etiologi dari mielopati<
5.
Bagaimana patofisiologi mielopati<
).
*pa saja tanda dan gejala mielopati< 4
'.
*pa saja jenis pemeriksaan diagnostik pada mielopati<
-.
Bagaimana penatalaksanaan pada mielopati<
/.
Bagaimana konsep dasar asuhan keperaatan pada pasien dengan mielopati<
Tu.uan Penulisan &. Mengetahui pengertian mielopati $. Mengetahui etiologi dari mielopati 5. Mengetahui patofisiologi mielopati ). Mengetahui tanda dan gejala mielopati '. Mengetahui apa jenis pemeriksaan diagnostik pada mielopati -. Mengetahui penatalaksanaan pada mielopati /. Mengetahui bagaimana konsep dasar asuhan keperaatan pada pasien dengan mielopati
5
BAB II TIN)AUAN PUSTAKA A* Pen,er%ian prosestoksik, nutrisional, metabolik dan nekrosis yang menyebabkan lesi pada Medula spinalis. :3apita selekta neurologi, edisi kedua, $%%4;. Mielopati mengacu pada defisit neurologis yang berhubungan dengan kerusakan pada sumsum tulang belakang. mielopati dapat terjadi sebagai akibat dari proses ekstradural, intradural, atau intramedulla. Secara umum, mielopati secara klinis dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan ada tidaknya trauma yang signifikan, dan ada atau tidak adanya rasa sakit. :"yn eiss, *dam . =saacson, $%&%;
Tin,+a%an Mieo#a%i8 &. 0rade % 8 melibatkan akar syaraf tidak disertai penyakit pada medulla spinal $. 0rade & 8 0ejala penyakit pada medulla spinalis tetapi tidak sulit berjalan 5. 0rade $ 8 3esulitan berjalan ringan tetapi tidak menghambat akti7itas sehari6hari ). 0rade 5 8 (erlu bantuan dalam berjalan '. 0rade ) 8 kemampuan berjalan dengan alat bantu -. 0rade ' 8 >anya di kursi roda atau berbaring
B* E%iolo,i Mielopati mungkin hasil dari karsinoma primer, inflamasi, proses infeksi, radiasi, >=?, meilitis atau perubahan gi@i atau neurodegenerati7e. (enyebab intradural mencakup kista, pasca traumatik progresif myelomalacic mielopati, dan neoplasma jinak :meningioma, arachnoid, kista,pidermoid;. :"yn eiss, *dam . =saacson, $%&%; Mielopati bisa disebabkan karena trauma pada spinal menyebabkan penururnan sensasi dan paralisis. !rauma dapat terjadi akibat 8 3ecelakaan, 9lahraga. 3ondisi degeneratif dapat menyebabkan gangguan ini dengan 7ariasi derajat kehilangan sensasi dan kemampuan mobilisasi dan koordinasi. (enyebab lainnya antara lain herniasi diskus yaitu 6
pengurangan diameter kanal tulang belakang dan kompresi sumsum tulang belakang , instabilitas spinal, kongenital stenosi dan lain6lain. Degenerasi akibat penuaan tulang belakang dan sistem peredaran darah juga menjadi penyebab mielopati. Selain itu masalah pada 7ertebra, sehingga diskus in7ertebral dapat menjadi kolaps, terbentuknya osteofit pada saluran saraf dan mengurangi luas kanalis spinalis yang ada dan meningkatkan permukaan penahan beban pada tulang dan kerena itu mengurangi kekuatan efektif yang ada. Selain pembentukan osteofit yang berlebihan, ligamentum tulang dapat menjadi kaku dan dapat menyebabkan kompresi langsung pada tulang belakang dan mengakibatkan mielopati. =skemia pada spinal mungkin juga memainkan peran dalam pengembangan mielopati. *liran darah pada spinalis yang kurang adekuat menyebabkan jaringan spinalis dan saraf tidak mendapat nutrisi yang cukup, sehingga ligamen yang menahan 7ertebra dapat menipis dan menekan saluran saraf serta terganggunya fungsi saraf. /* Pa%o0isiolo,i Dalam kondisi normal diskus merupakan penyerap getaran dan dapat menangani tekanan gra7itasi dan stress akibat pekerjaan sehari6hari. Seiring dengan bertambahnya usia maka diskus akan kehilangan konsistensi air dan akan berakibat berkurangnya kemampuan untuk menyerap goncangan.(erubahan pertama adalah munculnya anulus, penyembuhan anulus menimbulkan jaringan parut yang lebuh lemah dibanding jaringan normal. !rauma yang berulang dan adanya anulus menyebabkan terjadinya penurunan elastisitas diskus dan tidak dapat berfungsi efektif sebagai penyerap getaran. (erubahan terus6menerus pada diskus menyebabkan diskus kolaps, jarak in7ertebra menjadi sempit sehingga mempengaruhi persendian antar 7ertebra. Seiring dengan waktu pada 7ertebra terjadi proses penipisan dan perubahan osteoartritis, osteofit akan muncul pada 7ertebra ataupun persendian 7ertebra. 9steofit akan menyebabkan penekanan pada saraf dan akar saraf. 3ombinasi osteofit, diskus yang menggembung, penipisan ligamen, meningkatkan resiko terjepitnya saraf pada kanalis spinalis. D* Tan&a &an Ge.ala Mielopati biasanya berkembang secara diam dan perlahan serta mulai terjadi saat mulai menurunnya aktifitas sehingga sulit dideteksi. Mielopati sering kali disalahartikan sebagai masalah sendi, sebab mielopati menunjukan gejala mirip masalah sendi antara lain mulai
7
diketahui ketika seseorang mulai kesulitan dalam koordinasi, berjalan seperti naik turun pada tangga, nyeri daerah leher, kelemahan. !anda lainnya8 a. 3ikuk atau lemah tangan, dengan perasaan tebal dan kelemahan pada kaki dan tangan b. !inus otot kaki meningkat c. 3aku pada leher d. +eflek tendo dalam lutut dan pergelangan kaki meningkat e. (erasaan asimetris pada kaki dan lengan, mengakibatkan sensasi posisi pada lengan dan f.
kaki
menghilang sehingga sulit berjalan
3ehilangan kontrol pada sprinkter, akiabtnya urinasi menjadi sering dan dapat menjadi inkontinensia
g. (erubahan pada peristaltik usus E* Pe-eri+saan &ia,nos%i+ a. A6ray abnormal gerakanC tidak stabil bisa berupa foto polos 7ertebra *(ClateralCoblik b. ! scan otot polos dengan potongan6potongan dapat menunjukan osteofit yang berada di
dalam spinal colum
c. M+= dapat menunjukan jaringan lunak disekitar tulang :saraf, diskus; selain tulang d. M0 menge7aluasi jalur motorik dari saraf e. SS( :somatosensory e7oked potential; mengukur kemampuan sensorik saraf (* Pena%ala+sanaan *. !erapi konser7atif !erapi fisik 3ontrol nyeri =stirahat, positioning, kompres es, terapi panas ultrasound, traksi Blok saraf injeksi steroid pada epidural B. (embedahan "aminektomi Discectomy fusi orpectomy dan strut graft 8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN &.(engkajian &; *ktifitas daan istirahat8 !anda 8 3elumpuhan otot 3elemahan umum atau kelemahan otot =nkoordinasi 0aya berjalan kaku $; Sirkulasi !anda 8 >ipotensi, hipotensi postural, bradikardi, ekstremitas dingin dan pucat >ilangnya keringat pada daerah yang terkena 5; liminasi !anda 8 =nkontinensia urin dan fecal +etensi urin Distensi berhubungan dengan omentum :jaringan lemak yang terletak dalam rongga perut;,
peristaltic usus hilang
Melena, emesis berwarna seperti kopi, tanah :hematemesis; ); =ntegritas ego 0ejala 8 Menyangkal, tidak percaya, sedih, marah. !anda 8 !akut, cemas, gelisah, menarik diri '; Makanan atau cairan !anda 8
Mengalami distensi yang berhubungan dengan omentum :jaringan lemak yang
terletak dalam rongga perut;
(eristaltic usus hilang :ileus paralitik;
-;
>ygiene
!anda 8 dapat sangat ketergantungan dalam melakukan akti7itas sehari6hari khususnya dalam hygiene /;
Eeurosensorik
0ejala 8
3ebas, kesemutan, rasa terbakar,pada lengan atau kaki
(aralisis flaksid, atau spastisitas dapat terjadi saat syok spinal teratasi, bergantung
pada area spinal yang sakit 9
!anda 8
3elumpuhan, kesemutan :kejang dapat berkembang saat terjadi perubahan pada
syok spinal;
3ehilang tunos otot atau 7asomotor
3ehilangan atau asimetris termasuk tendon dalam
(erubahan reaksi pupil, ptosis, hilangnya keringat dari berbagai tubuh yang terkena
karena pengaruh saraf spinal. 1;
Eyeri C 3enyamanan
0ejala 8
Eyeri atau nyeri tekan otot
>iperestesia tepat di atas daerah trauma
!anda 8
Mengalami deformitas
(ostur dan nyeri tekan 7ertebral
4;
(ernafasan
0ejala 8 nafas pendek, kekurangan oksigen, sulit bernafas !anda 8 pernafasan dangkal atau labored, periode apnea, penurunan bunyi nafas, ronkhi, pucat, sianosis. &%; 3eamanan 0ejala 8 suhu yang berfluktuasi : suhu tubuh diambil dalam suhu kamar; &&; Seksualitas 0ejala 8 keinginan untuk berfungsi kembali normal !anda 8 impotensi, ereksi tidak terkendali :pripisme;, menstruasi tidak teratur &$; (enyuluhanC pembelajaran &5; +encana pemulangan 8
3lien akan memerlukan bantuan dalam tansfortasi, berbelanja, menyiapkan makanan,
perawatan diri, keuangan, pengobatan atau terapi, atau tugas sehari6hari di rumah
3lien akan membutuhkan perubahan susunan rumah, penempatan alat di tempat
rehabilitasi
2*
Dia,nosa Ke#era$a%an &an in%er1ensi
&;
+esiko tinggi cedera berhubungan dengan inkoordinasi, perubahan sensori
!ujuan 8 cedera tidak terjadi
=nter7ensi 8
6
=dentifikasi bentuk gangguan, inkoordinasi, spastic6ataFia
6
#elaskan pilihan alat bantu jalan tongkat, walker
6
+ujukC kolaborasi dengan fisioterapi 10
6
*njurkan klien untuk tidak menggunakan alas kaki yang licin
6
*njurkan pada keluarga untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari6
harinya
$;
(erubahan rasa nyaman :nyeri; berhubungan dengan tekanan pada saraf
!ujuan 8 Melaporkan perbaikan rasa nyaman
=nter7ensi 8
6
3aji keluhan nyeri dengan menggunakan skala nyeri, catat lokasi nyeri, lamanya,
serangannya, peningkatan nadi nafas cepat atau lambat, berkeringat dingin. 6
atur posisi sesuai kebutuhan klien untuk mengurangi nyeri
3urangi rangsangan. 6
Beri obat analgetik sesuai dengan program.
6
iptakan lingkungan yang nyaman termasuk tempat tidur.
Berikan sentuhan terapeutik , lakukan distraksi dan relaksasi
5;
0angguan eliminasi :inkontinentia urin, fecal berhubungan dengan menurunnya
kemampuan kontrol defekasiC miksi
!ujuan 8 klien tidak mengalami inkontinentia
=nter7ensi 8
3aji tingkat inkontinentia
3urangi resiko terjadinya inkontinentia, dengan cara8
o
"atihan bowelC bladder
o
Dekatkan pispotC urinal untuk pasien yang immobilisasi
o
7akuasi fecal :bila ada;
o
#ika inkontinentia tetap terjadi, kolaborasi dengan dokter untuk modifikasi bladderC bowel
training
);
Disfungsi seksual impotensi, menurunnya sensasi berhubungan dengan perubahan
motorik, sensorik
!ujuan 8 klien diharapkan dapat nenerima perubahan fungsi seksual
=nter7ensi 8
3aji tanda dan gejala disfungsi seksual
Bantu klien meningkatkan fungsi seksualnya dengan cara 8
o 2asilitasi pertemuan dengan pasangannya G fokuskan pembicaraan pada perasaan masing6masing serta diakusikan perubahan yang terjadi serta membantu mencari solusi yang tepat 11
o Diskusikan alternatif dalam memenuhi kebutuhan seksual bila memungkinkan pada impotensiC menurunnya sensasi o 3olaborasikan dengan seksual terapis untuk alternatif posisi yang memudahkan bagi yang mengalami paralisis
';
(erubahan konsep diri berhubungan dengan efek kondisi ketidakmampuan dalam
waktu lama pada gaya hidup , status peran
!ujuan 8
3lien aktif di interaksi sosial
3lien dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri atau dibantu oleh keluarga
=nter7ensi 8
3aji tanda dan gejala perubahan konsep diri
#elaskan makna perubahan yang dialami pada klien
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
Bantu klien untuk beradaptasi terhadap perubahan yang dialaminya
Beri dorongan klien untuk melakukan aktifitasnya dan melaksanakan peran yang biasa
dilakukan
BAB I PENUTUP
A* Kesi-#ulan
12
Mielopati adalah proses non inflamasi pada Medula spinalis misalnya yang disebabkan oleh proses toksik, nutrisional, metabolik dan nekrosis yang menyebabkan lesi pada Medula spinalis. Secara umum, mielopati secara klinis dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan ada tidaknya trauma yang signifikan, dan ada atau tidak adanya rasa sakit. Mielopati mungkin hasil dari karsinoma primer, inflamasi, proses infeksi, radiasi, >=?, meilitis atau perubahan gi@i atau neuro degenerati7e. Mielopati biasanya berkembang secara diam dan perlahan serta mulai terjadi saat mulai menurunnya aktifitas sehingga sulit dideteksi. Mielopati sering kali disalah artikan sebagai masalah sendi, sebab mielopati menunjukan gejala mirip masalah sendi. Diagnosa yang muncul ialah +esiko tinggi cedera berhubungan dengan inkoordinasi, perubahan sensori, (erubahan rasa nyaman :nyeri; berhubungan dengan tekanan pada saraf, 0angguan eliminasi :inkontinentia urin, fecal berhubungan dengan menurunnya kemampuan kontrol defekasiC miksi, Disfungsi seksual impotensi, menurunnya sensasi berhubungan dengan perubahan motorik, sensorik dan (erubahan konsep diri berhubungan dengan efek kondisi ketidakmampuan dalam waktu lama pada gaya hidup , status peran. B* Saran Sebagai perawat haruslah mengetahui tentang penyakit6penyakit seperti miolopati, penyebab
nya,
tanda
dan
gejala
sampai
ke
pengobatan
nya,
serta
dapat
mengaplikasikannya dalam praktek keperawatan.
DA(TAR PUSTAKA
13
0insberg, "ionel. $%%1. "ecture Eotes Eeurologi. #akarta 8 rlangga Mardjono, Mahar. $%%1. Eeurologi 3linis Dasar. #akarta 8 Dian +akyat MutaHHin, *rif. $%%1. *suhan 3eperawatan 3lien dengan 0angguan Sistem (ersarafan. #akarta 8 Salemba Medika eiss, "yn. Dkk. $%&%. 9Fford *merican >andbook of (hysical Medicine and +ehabilitation. orldwide Best6seller. =nsan *nk. Mielopati. $% Eo7ember $%&5 di &%8%$. httpCCmielopati.I@iaaiSFBw.htm.
14